Oleh :
Meutia Komala Putri
Azizah
Fatimah Sahara Zamzami
Najla Asyura
Safira Fasya
DOSEN PEMBIMBING:
drg. Syahrial, Sp.Pros
Penjelasan:
Pada tahanan jaringan tinggi, keadaan mukosa bila tertekan bergerak, bila dicetak
secara muko statis, akan didapat model dengan bentuk mukosa yang pasif/tidak tertekan
secara fungsional.
Pada kasus bridge…..
1. Teknik Mukokompresi :
jaringan lunak mulut di bawah penekanan. Pencetakan dilakukan dengan
menggunakan bahan yang mempunyai viskositas tinggi, sehingga tekanan lebih
dibutuhkan ke arah mukosa di bawahnya.
2. Teknik Mukostatis :
jaringan lunak mulut berada dalam keadaan istirahat. Pencetakan yang demikian
dilakukan dengan menggunakan bahan yang mempunyai viskositas yang sangat
rendah, dimana hanya sejumlah kecil tekanan yang dibutuhkan, sehingga pada
keadaan ini sedikit atau tidak ada sama sekali terjadi pergerakan dari mukosa.
Bahan cetak elastomer terbagi 3 yaitu, polieter, polisulfid dan silikon dan ketiga jenis
elastomer tersebut tersedia dalam berbagai viskositas. Viskositas adalah kemampuan
masingmasing bahan untuk tidak mengalir. Rentangan Nilai Viskositas berbagai bahan cetak
elastomer terlihat pada tabel :
Polieter tersedia dalam tipe : heavy body, regular, dan light body. Polieter paling kaku
dibanding elastomer lainnya oleh karena itu cetakan polieter sukar dibuka. Polieter memiliki
ketahanan terhadap kekoyakan dan elastisitas yang adekuat. Stabilitas dimensinya sangat baik
pada kelembaban yang rendah, namun bahan cetak polieter bersifat hidrofilik dan menyerap
air pada keadaan kelembaban yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan distorsi. Waktu
pengadukan 30 – 45 detik, waktu kerja 2 – 3 menit dan waktu pengerasan 6 – 7 menit dan
biasanya digunakan untuk mahkota dan inlay. Contoh bahan cetak polieter adalah :
Impregum, Permadyne Ramitec dan polygel. Polisulfid tersedia dalam tipe : heavy body,
regular dan light body. Kekakuannya relatif rendah, ketahanan cetakan terhadap kekoyakan
baik. Elastisitasnya jauh dari ideal bahan ini dianggap sebagai bahan yang viskoelastis.
Stabilitas dimensi polisulfid adekuat tetapi pengisian tidak boleh ditunda. Keakuratan cetakan
dengan bahan cetak polisulfid baik, bila menggunakan sendok cetak khusus.
Hasil cetakan rahang atas dengan alginat dan rahang bawah dengan
impression compound
Teknik ini merupakan alternatif pertama pada kasus dengan ridge flabby. Pada kasus
ridge flabby memerlukan modifikasi yang cukup sederhana pada desain sendok cetak yang
memungkinkan operator untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi yang cukup pada landasan
gigi tiruan yang berlawanan dengan gaya tilting yang meningkat akibat jaringan yang mudah
bergerak ini. Teknik ini menggunakan sendok cetak perorangan yang dibuatkan window pada
daerah flabby. Daerah pendukung non-flabby dicetak dengan bahan zinc oxide eugenol,
kemudian daerah flabby dicetak dengan bahan cetak polyvynil siloxane. Hasil yang diperoleh
dari teknik ini adalah terjadi distorsi yang sangat minimal pada jaringan flabby sehingga
didapatkan model kerja yang baik untuk menghasilkan gigi tiruan penuh dengan kestabilan
optimal.
Setelah dilakukan pencetakan, cetakan dicor menjadi model studi dan dibuatkan
sendok cetak perorangan. Desain sendok cetak perorangan ini bervariasi, ada yang
menggunakan holes, wax relieves dan windows. Muthukumar mendesain sendok cetak
perorangan dengan menggunakan wax yang diletakkan pada papila insisivus dan mid-
palatine raphe, 3 lapis wax diletakkan pada area flabby dan 1 lapis untuk di area lainnya.
Sencok cetak dibuatkan dengan resin akrilik autopolimerisasi dan handle kecil dibuatkan di
bagian palatal. Kemudian sendok cetak dibuatkan perforasi di area flabby.
Desain sendok cetak perorangan yang dibuatkan window di area mukosa flabby pertama kali
dikemukakan oleh Watson. Singh et al, Chaturvedi et al dan Chittaranjan et al. membuat
sendok cetak perorangan dengan window dari bahan resin akrilik yang telah diberikan spacer
dan stopper.
Pencetakan akhir bertujuan untuk membuat master cast dan basis gigi tiruan. Ada
yang menggunakan bahan plaster of Paris dan ada juga yang menggunakan bahan light body
polyvinyl siloxane. Liddlelow mengemukakan teknik dengan dua bahan cetak yang terpisah,
yaitu plaster of Paris untuk mencetak mukosa flabby dan zinc oxide eugenol untuk mencetak
jaringan yang sehat pada sendok cetak perorangan. Osborne menyarankan teknik dengan
menggunakan dua sendok cetak dan bahan cetak secara terpisah, untuk mencetak jaringan
flabby dan jaringan normal secara terpisah, kemudian dihubungkan secara intraoral. Watson
mengemukakan teknik pencetakan window dengan sendok cetak perorangan yang dibuatkan
window di area mukosa flabby, pencetakan jaringan normal dengan menggunakan zinc oxide
eugenol dan pencetakan mukosa flabby dengan plaster of Paris. Lynch dan Allen
mengemukakan teknik dengan bahan compound dan zinc oxide eugenol. Muthukumar
mengemukakan teknik pencetakan dengan menggunakan bahan monophase untuk mencetak
daerah jaringan tidak flabby, dan daerah jaringan flabby dicetak dengan light body.
Kaira mengemukakan teknik pencetakan dengan dua kali pembuatan sendok cetak
perorangan, pada sendok cetak pertama dilakukan pencetakan menggunakan pasta zinc oxide
eugenol untuk mencetak jaringan tidak flabby, dan daerah jaringan flabby dicetak dengan
light body, kemudian cetakan dicor menjadi model dan dibuatkan sendok cetak kedua,
dilakukan pencetakan dengan bahan light body dan medium body.
Cetakan dengan ZOE Cetakan akhir dengan light dan
dan light body medium body
1. HIDROKOLOID
Hidrokoloid berasal dari kata hidro dan koloid. Koloid berasal dari kata kola yang
artinya lem dan kata oid yang artinya seperti, maka koloid adalah zat seperti lem dengan
keadaan antara larutan dan suspensi. Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dan 1
fasa. Koloid adalah campuran heterogen, terdiri dan 2 fasa yang sulit dibedakan. Fasa terlarut
tidak tampak secara mikroskopis,
ukurannya 1 - 200 nm.
Suspensi adalah campuran heterogen, terdiri dari 2 fasa yang jelas perbedaannya. Fasa
terlarut tampak secara mikroskopis. Koloid dengan media pelarutnya air, maka disebut
HIDROKOLOID. Koloid dapat berbentuk SOL atau GEL. Sol adalah materi berupa cairan
kental dan gel adalah materi dengan konsistensi seperti gelatin. Hidrokoloid dalam bentuk sol
disebut hidrosol dan dalam bentuk gel disebut hidrogel. Sol dapat diubah menjadi gel dengan
penggumpalan/aglomerasi molekul terlarut membentuk fibril atau rantai molekul dalam
bentuk jaringan. Fibril tersebut melingkupi bahan pelarut, misalnya air.
Komposisi
Komposisi utama agar agar adalah galaktosa sulfat yang apabila bertemu air akan
membentuk gel. Komposisinya adalah
Agar 14% : sebagai koloid
Borax 0,2% : memperkuat gel, memperlambat setting gips
Potasium sulfat 2% : mempercepat setting stone gips
Air 83,8% : media disperse pelarut
Manipulasi
Secara umum ada 3 tahapan, yaitu:
a. Persiapan bahan
Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol. Cara yang paling efektif
adalah dengan menggunakan air panas. Sebaiknya bahan dibiarkan dalam tempertur ini
selama 10 menit. Setelah dilelehkan, bahan dapat disimpan dalam keadaan sol sampai
waktunya diinjeksikan ke dalam preparasi kevitas atau diisikan ke sendok cetak.
Temperatur yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan cetak dengan kekentalan yang
lebih tinggi dan tidak mampu mereproduksi detail halus dengan tepat.
c. Membuat cetakan
Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan, bahan semprit diambil dari
kompartemen penyimpanan dan diaplikasikan pada kavitas yang direparasi. Mula-mula
diaplikasikan pada dasar preparasi, kemudian pada bagian lain yang belum tertutup.
Ujung semprit diletakkan di dekat gigi, dibawah permukaan bahan semprit untuk
mencegah gelembung udara. Begitu kavitas yang akan dipreparasi telah tertutup bahan
cetak, sendok cetak yang telah sempurna didinginkan siap untuk dimasukkan kedalam
rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan mengalirkan air dingin sekitar 18-21
derajat selama 3-5menit.
e. Kekentalan sol
Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan memanipulasi
bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar sendok cetak, terutama
saat mencetak rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga sulit
menembus semua detail gigi-geligi dan jaringan lunak.
f. Sifat Viskoelastik
Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu besarnya beban
berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam mulut dengan
cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau
diungkit akan menyebabkan terjadi distorsi.
Aplikasi
Material cetak agar dapat diguanakan untuk pencetakan dalam pembuatan gigi tiruan,
mahkota dan jembatan
B. ALGINAT
Bahan dasar material cetak alginat adalah asam alginate yang berasal dari rumput laut.
Beberapa atom hydrogen berasal dari gugus karboksil diganti oleh natrium, potassium, atau
ammonium. Senyawa tersebut larut dalam air.
Komposisi
Sodium alginat 18% : pembentuk hidrogel
Kalsium sulfat dihidrat 14% : penyedia ion kalsium
Sodium fosfat 2% : kontrol waktu kerja
Potasium sulfat 10% : setting model
Pengisi (tanah diatom) 56% : kontrol konsistensi
Sodium silikofluorida : kontrol Ph
Reaksi Setting
Bila material cetak alginat dicampur dengan air, maka sodium alginat, kalsium sulfat
dan natrium fosfat akan terurai/terion. Pada tahap pertama akan terjadi reaksi antara sodium
fosfat dan kalsium sulfat membentuk kalsium fosfat yang mengendap (reaksi 1). Reaksi ini
akan terjadi hingga sodium fosfat habis. Guna reaksi ini adalah untuk memperlambat
pembentukan gel (reaksi antara sodiumalginat dengankalsium sulfat) agar didapat waktu
kerja yang cukup.
Selanjutnya, sodium alginat akan bereaksi dengan kalsium sulfat membentuk kalsium
alginat yang tidak larut dalam air. alginat pada lapisan terluar yang bereaksi. Fibril gel saling
berikatan melalui ion kalsium. Setiap ion kalsium mengikat 2 gugus karboksil dan molekul
alginat/polisakarida yang berbeda.
Manipulasi
Material cetak alginat tersedia dalam kantung besar (untuk beberapa kali pencetakan)
atau sachet. Sebelum digunakan, material cetak agar homogen atau komponennya tersebar
merata. Perbandingan serbuk dengan air (Water- powder ratio , atau W/P ratio) diukur sesuai
petunjuk pabrik. Biasanya telah disediakan sendok ukur untuk serbuk dan gelas ukur untuk
aimya. Digunakan air dengan suhu ruang, bila air lebih panas dan suhu ruang akan
mempercepat reaksi, dan bila lebih dingin akan memperlambat reaksi.
Pengadukan air dan material cetak dilakukan dalam rubber bowl (mangkuk plastik)
dengan memakai spatula. Retensi alginat dengan sendok cetak dapat melalui pemakaian
sendok cetak berlubang atau bahan adesif (sticky wax atau metil selulosa). Cetakan alginat
harus dilepas dan secara cepat dan jaringan mulut agar elastisitasnya tetap baik. Setelah
dilepas, cetakan alginat sebaiknya dicuci dengan air untuk menghilangkan saliva, ditutup
dengan serbet basah unu=tuk mengurangi sineresis dan segera diisi gips.
2. ELASTOMER
Bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak elastik yang menyerupai karet. Bahan ini
dikelompokkan sebagai karet sintetik. Suatu pengerasan elastomer merupakan reaksi
polimerisasi yang terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil
ikatan, yang disebut sebagai reaksi polimerisasi.
A. POLYSULFIDE
Polysulfide merupakan bahan cetak elastomer yang juga dikenal dengan nama
marcaptan, thiokot, atau rubber base. Bahan ini mempunyai riwayat penggunaan paling lama
di kedokteran gigi dari semua jenis elastomer, akan tetapi sekarang relatif kurang populer
penggunaannya.
Komposisi : Terdiri dari pasta base dan katalis.
Pasta base
mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya yang cocok (seperti lithopone
dan titanium dioksida) untuk memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan
pembentuk sifat plastik (seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan
yang tepat bagi pasta, sulfur ± 0,5%.
Pasta katalis
Untuk meningkatkan reaksi yang disebut sebagai aselator reaksi mengandung
timah dioksid yang menghasilkan sifat warna cokelat gelap.
Keuntungan :
Waktu kerja lama
Tebukti akurat
Ketahanan robek tinggi
Sedikit hidrofibik
Harga tidak mahal
Waktu penyimpanan lama
Kerugian :
Memerlukan sendok cetak perseorangan
Harus diisi dengan stone secepatnya
Berpotensi terhadap distorsi yang nyata
Aroma mengganggu pasien
Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian
Hasil pengisian berikutnya kurang akurat
Sifat
Tabel 1. Tabel sifat-sifat bahan cetak elastomer
Cara manipulasi
Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang yang sama pada lembaran
kaca pengaduk. Pasta katalis mula- mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian
diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan.
Penggunaan bahan cetak polysulfide
Material cetak digunakan untuk pencetakan berbagai alat-alat kedokteran gigi.
Setiap alat memerlukan tingkat keakuratan yang berbeda- beda sehingga memerlukan
material cetak dengan persyaratan yang berbeda pula. Aplikasi material cetak dapat
dilihat pada Tabel II.
Katalis
- Derivat ester dari asam sulfonat aromatis
- Filler – Kolloidal Silika
- Plasticizer – glycoether atau phthalate
Keuntungan :
Waktu kerja dan pengerasan cepat
Terbukti akurat
Ketahanan sobek cukup
Kurang hidrofibik
Distorsi kurang
Waktu penyimpanan lama
Kerugian :
Cukup akurat jika dituangkan langsung
Kestabilan dimensi buruk
Bersih, tetapi rasa tidak enak
Keras, sehingga meliputi permukaan undecut
Sedikit lebih mahal
Dapat diisi ulang
Cara manipulasi :
Cara manipulasinya mirip dengan polysulfide dan silicon. Pasta base dan katalis yang
sama panjang diaduk dengan cepat (30-45 detik), karna working timenya sangat pendek.
Bahan ini sangat mudah dicampur. Hati-hati saat mencampur bahan, hindari kontak dengan
kulit dan mukosa karena bahan ini bereaksi dengan jaringan. Pencampuran dengan handheld
gun dapat mencampur dengan cepat dan tanpa terjadi bubles.
Penggunaan bahan cetak polyether
C. SILIKON
a. Silikon Adisi (polyvinyl siloxane)
Bahan cetak Polyvinyl siloxane adalah elastomer polimerisasi adisi silikon yang
diperkenalkan pada tahun 1970 sebagai sistem dua pasta yaitu pasta basis dan pasta katalis.
Sejak waktu bahan cetak ini diperkenalkan secara luas di pasaran. Bahan cetak ini
mempunyai perubahan dimensi yang rendah, setting time yang relatif pendek, tidak
menghasilkan by product pada reaksi polimerisasi, dan mempunyai stabilitas dimensi yang
baik. Polyvinyl siloxane digunakan pada pembuatan gigi tiruan cekat, tambalan, gigi tiruan
lepasan dan implan.
Komposisi Bahan Cetak Polyvinyl Siloxane
Polyvinyl siloxane merupakan bahan cetak yang terdiri atas pasta basis dan
katalis mengandung vinil silikon. Dimana bahan ini merupakan modifikasi dari
silikon kondensasi. Pasta basis mengandung polymethyl hydrogen siloxane, serta pre-
polimer siloxan lain. Pasta katalis mengandung divinyl polidimetil siloxane dan pre-
polimer siloxan lain. Bila pasta katalis mengandung aktivator garam platinum, berarti
pasta yang berlabel basis harus mengandung hibrid silikon. Bahan retarder mungkin
juga terdapat dalam pasta yang mengandung katalis platinum.
b. Silikon Kondensasi
Komposisi bahan
Bahan cetak silikon kondensasi dikemas sebagai pasta basis dan suatu pasta
katalis atau cairan dengan kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan
suatu cairan, silikon koloidal atau logam oksida ukuran mikro ditambahkan sebgai
pengisi untuk menbentuk suatu pasta. Silikon memiliki tingkat energi kohesif yang
rendah dan karena itu punya interaksi molekul yang lemah. Pengaruh bahan pengisi
terhadap kekuatan adalah hal yang penting, ukuran partikel harus dalam kisaran
optimal 5-10µm. Partikel yang lebih kecil cenderung berkumpul bersama-sama tapi
partikel yang lebih besar tidak berperan untuk memperkuat. Bahan dengan kekentalan
tinggi atau putty untuk mengatur pengerutan polimerisasi yang besar dari bahan cetak
silikon kondensasi. Bahan ini mengandung pengisis cukup banyak sehingga polimer
yang ada menjadi lebih sedikit dan pengerutan polimerisasinya juga lebih kecil.
Ekspansi termal keseluruhan lebih sedikit dibandingkan polimer karena partkel
pengisi memiliki koefisien ekspansi termal lebih kecil. Polimer ini tidak memilki
karakteristik warna. Kondensasi bahan pasta silikon dan putty dapat dibuat dalam
berbagai jenis warna. Merah muda, pastel, hijau dan ungu adalah warna yang sering
ditemukan.
Manipulasi
Silikon kondensasi dikemas dalam pasta basis dan cairan katalis atau reaktor.
Bahan putty dikemas sebagai pasta yang amat kental dan suatu caira aselerator. Untuk
menghasilkan bahan yang teraduk sempurna adalah tidak mudah ketika putty dan
cairan yang mengandung minyak dicampur. Dengan sistem manapun , teknik
pencampuran terbaik adalah meremas bahan tersebut dengan jari.
Elastisitas
Sifat elastis bahan silikon kondensasi lebih ideal dibandingkan polisulfid.
Bahan ini menunjukkan deformsi permanen minimal dan dapat kembali ke bentuk
semula dengan cepat bila diregangkan. Bahan ini tidak terlalu kaku sehingga tidak
sulit mengeluarkan dari undercut tanpa meyebabkan distorsi.
Rheologi
Bahan tersebut dapat memberikan respon elastik. Bahan ini cenderung
bereaksi sebagai suatu elastik bila diregangkan dengan cepat , jadi cetakan harus
dikeluarkan dengan cepat sehingga deformasi yang terjadi adalah elastik dan kembali
ke bentuk semula.
Stabilisasi Dimensi
Pengerutan polimerisasi yang berlebihan dari silikon kondensasi memerlukan
suatu modifikasi tehnik pembuatan cetakan supaya menghaslkan cetakan yang akurat.
Sebagai tambahan dari besarnya pengerutan ketika mengeras, ketidakstabilan dimensi
juga disebabkan oleh penguapan produk reaksi yaitu etil alkohol. Model yang paling
akurat diperoleh dengan mengisis cetakan dengan menggunakan gypsum stone
langsung setelah setelah cetakan dikeluarkan dari mulut.
Biokompatibilitas
Adanya kemungkinan tertinggalnya bahan yang robek pada sulkus gingiva.
Karena bahan silikon tidak radiopak, sulit dideteksi adanya robekan bahan cetak.
Seringkali peradangan gingiva menyertai adanya ”benda asing” diduga akibat iritasi
preparasi gigi atau sementasi restorasi.
Karakteristik
Kekentalan (viskositas) tinggi
Stabilitas dimensional cukup memuaskan, kurang dari 0,1% shrinkage terjadi
selama proses pengerasan
Reproduksi detail baik
Kelebihan
Stabilitas dimensional baik
Reproduksi detail baik
Permukaan cetakan dapat dimodifikasi dengan penambahan di area yang
kekurangan
Mudah dimanipulasi
Working time lama, sehingga border molding ketika relining gigi tiruan dapat
dilakukan
Kekurangan
Sensasi terbakar akibat eugenol
Menempel pada kulit dan instrumen, sukar dibersihkan
Kaku, sehingga bisa patah di area undercut
2. Impression compound
Impression compound adalah bahan cetak rigid, reversible yang ditentukan oleh
perubahan fisik berdasarkan kondisi ( suhu, kelembaban). Impression compound digunakan
untuk mencetak ridge tanpa gigi dan jaringan pendukungnya.
2. Stick
Komposisi
Sifat-sifat
Material cetak ini sangat kental maka bersifat mukokompresif sehingga
tidak dapat mencetak detil
Bila dingin kaku sehingga tidak dapat mencetak undercuts.
Stabiltas dimensi jelek dan konduktivitas panas rendah.
kerugian
Sulit untuk mencatat detail yang akurat
Jaringan lunak diberi tekanan karena pada saat mencetak dengan teknik
mukokompresi
Distorsi
Sulit umtuk menghilangkan undercut
Tidak memiliki rasa yang enak
Pasien bisa tidak nyaman karena kekakuannya
3. Impression Plaster
Impression plaster atau yang lebih dikenal dengan gips cetak merupakan bahan cetak
yang berbahan dasar dari gipsum. Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai
belahan dunia. Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara
kimiawi gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4. 2H2O) murni. Sekarang bahan cetak gips jarang digunakan sebagai bahan cetak
sejak bahan elastomer telah tersedia, karena gips cetak bersifat rigid dan lebih mudah patah.
Dalam kedokteran gigi bahan ini digunakan untuk membuat model studi dari rongga mulut
serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium
kedokteran gigi sebagai pembuatan protesa gigi. Gips ini harus disimpan dalam kantung
kedap udara karena akan menyerap air dari udara dan akan mempengaruhi waktu pengerasan.
Impression plaster digunakan untuk membuat cetakan akhir guna mendapatkan model kerja
dengan tekanan minimal. Sifat bahan ini tidak elastis, jadi tidak dapat digunakan bila ada
undercut. Diperlukan sendok cetak khusus dengan dibuat ruangan antara sendok cetak
dengan jaringan penyangganya, ini bertujuan agar ketebalan bahan cetaknya cukup.
Viskositas bahan cetak impression plaster rendah, sehingga dimungkinkan untuk mencetak
mukosa jaringan yang tidak boleh ditekan (pergerakan mukosa seminimal mungkin). Pada
pasien yang salivanya berlebihan, dengan bahan ini sukar untuk mendapatkan hasil cetakan
yang cermat di rahang bawah karena saliva akan bercampur dengan impression plaster.