TELINGA
Konsultasi Preoperatif
Selama konsultasi awal, perkiraan pembedahan dan hal
psikologis lainnya, khususnya tujuan dan hasil akhir
rekonstruksi, didiskusikan bersama pasien dan keluarga.
Selama konsultasi, keterbatasan pembedahan perlu dijelaskan
dan ditekankan pada pasien dan keluarga.
Pada akhirnya, risiko dan komplikasi yang mungkin muncul
akibat pembedahan haruslah didiskusikan mendalam,
termasuk pneumotoraks, hilangnya graft kartilago sekunder
karena infeksi, nekrosis skin flap, dan hematoma.
Pembuatan Kerangka
Tujuan nyata dari ahli bedah ialah untuk membuat kerangka
dengan tepi yang berlebih dan kompleks antiheliks yang detil
dan tampak nyata (Gambar 4). Hal ini bisa dicapai
menggunakan pisau skalpel dan alat pahat dari kayu yang
melingkar. Untuk meminimalisir kerusakan kondrositik,
hindarilah menggunakan kekuatan penuh selama memahat.
Implantasi Kerangka
Kantung kutaneus dibentuk menggunakan teknik metikulasi untuk menghasilkan suplai
vaskularisasi yang cukup untuk melapisi kerangka.
Melalui insisi kecil di anterior vestibulum aurikula (Gambar 4), bentuklah flap tipis menggunakan
irisan tajam, hati-hati agar tidak mengenai pleksus vaskuler subdermal. irislah kulit dari sisa
kartilago asing yang berbenjol-benjol, potong, dan kemudian buang. Pada akhirnya, kantung
selesai dengan mengiris 1 sampai 2 cm pada perifer dari tepian kerangka (Gambar 5A).
Pemasangan kerangka pada kantung kutaneus menyebabkan kurangnya elastisitas kulit yang
terbentuk saat sisa kartilago asing dibuang (Gambar 5B). Prinsip insisi anterior dan relaksasi
kulit sentrifugal ini diperkenalkan oleh Tanzer yang menerangkan kegunaan kulit tak berambut
untuk mikrotia.
Tanzer yang pertama kali menyarankan penggunaan jahitan bolster untuk menghubungkan flap
kulit yang melapisi kerangka. Hal ini lebih aman, dan dengan menggunakan suction, secara
simultan mencegah berkumpulnya cairan dan meminimalisasi risiko terjadinya nekrosis pada
flap sepanjang tepi heliks.
Untuk menghubungkan flap menggunakan suction, biasanya digunakan kateter silikon atau
saluran berlubang yang dibuat dari kateter infus dengan jarum yang dimasukkan ke tabung
vakum tertutup karet (Gambar 5E), tabung diletakkan pada rak untuk dilakukan pengamatan
adakah perubahan kualitas dan kuantitas drainase. Meskipun dilakukan pembalutan yang bisa
menyesuaikan diri dengan terbentuknya telinga baru (Gambar 5D), tekanan yang terlalu keras
harus dihindari. Proses penyambungan kulit dan hemostasis bisa berlangsung karena drainase
dari suction.3,5
Manajemen Postoperatif
untuk menemukan risiko tanda infeksi dan kurangnya vaskularisasi. Infeksi
biasanya diawali dengan gejala nyeri aurikular tanpa demam, namun terdapat
edema dan eritema lokal, fluktuasi, drainase, atau gabungan dari keempat
gejala tersebut
Segera setelah muncul kecurigaan infeksi, dilakukan drainase di bawah flap,
dan dilakukan pemberian antibiotik drip intravena. Terapi kausatif dilakukan
setelah dilakukan tes sensitivitas kuman melalui kultur, namun sebelumnya
tetap dilakukan pemberian antibiotik drip intravena sebagai terapi sistemik
Nekrosis flap kulit terjadi akibat tekanan berlebih pada kantung dengan ukuran
yang tidak tepat, jahitan bolster yang terlalu ketat, atau rusaknya vaskularisasi
subdermal selama irisan flap. Komplikasi ini dicegah dengan teknik metikulasi.
Setelah sembuh, tidak diperlukan perawatan khusus pada rekonstruksi telinga
menggunakan jaringan autolog. Untuk mencengah memipihnya rima heliks,
pasien diedukasi agar tidur pada sisi yang berlawanan. Bantal yang lembut
digunakan untuk melindungi telinga selama tidur.
Setelah 2 hingga 3 minggu postoperasi, pasien dapat kembali beraktivitas,
aktivitas olahraga harus ditunda lagi 3 minggu hingga luka di dada sembuh.
PROSTHESA AURIKULA
Prosthesa aurikula dibutuhkan jika pembedahan rekonstruksi
tidak bisa dilakukan atau merupakan kontraindikasi, Pada
mayoritas kasus, penggunaan prosthesa aurikula tidak terlalu
bermakna pada anak-anak, namun sangat bermakna pada
kelompok dengan usia lebih tua yang sedang menjalani
pembedahan kanker ablasif.
Menghindari eksisi awal pada lobulus mikrotia atau jaringan
sisa lain untuk menambah luas permukaan penggunaan
prosthesa, merupakan langkah yang bijaksana.
Telinga Teramputasi
alternative lain kulit posteromedial dibuang dari bagian yang
teramputasi, dan kartilago kemudian dilubangi seperti jendela,
akan meningkatkan permukaan vascular resipien dari telinga yang
dipasang kembali. Kulit auricular anterolateral kemudian diberi
nutrisi melalui fenestrasi kartilago melalui kontak langsung
dengan kumpulan vascular yang disipakan ketika flap
retroaurikular dinaikkan.
untuk menghilangkan kulit telinga yang teramputasi dan
menutupinya dengan kartilago yang dipisahkan dari tulang segera
dengan flap fascial dan cangkok kulit.Karena seringnya hasil yang
buruk dengan kartilago yang difilet yang telah disimpan secara
subkutan, penulis menyarankan untuk menggunakan teknik
fenestrasi Baudet pada awalnya dan untuk menyimpan fascia
untuk rekonstruksi sekunder apabila usaha tersebut gagal.
Dukungan Struktural
Kartilago Konka Kontralateral
Variasi dari jaringan dapat ditemukan untuk menyediakan dukungan struktural yang dibutuhkan untuk
rekonstruksi aurikular. Walaupun kuantitas dari kartilago yang dibutuhkan untuk fabrikasi total
kerangka telinga mengharuskan penggunaan dari kartilago kosta,3,17 jarang salah satu untuk
mengerjakan jaringan ini di dalam rekonstruksi telinga parsial dan kecil. Karena hal ini sering
dimungkinkan untuk memanfaatkan sebuah cangkok kartilago aurikular, yang dapat didapatkan
kebanyakan dari konka kontralateral dalam kondisi anestesi lokal, koreksi dari kehilangan sebagian
kurang ekstensif dibandingkan prosedur untuk mengkoreksi kehilangan aurikula total.Kartilago
aurikular, yang dipakai sebagai cangkok ortotopik di dalam rekonstruksi telinga, lebih baik dari
kartilago kostal dalam kelembutan, fleksibilitas, dan dukungan yang tipis.27,31
Cangkok kartilago konkal bisa didapatkan melalui insisi posteromedial, atau melalui pendekatan
anterolateral, dimana itu yang sering penulis gunakan.28 Teknik terakhir, dilakukan melalui insisi
beberapa millimeter di dalam dinding konkal posterior kontur garis crus inferior, merupakan metode
sederhana untuk mendapatkan cangkok kartilago yang presisi dengan pemeriksaan visual langsung
(Gambar 10B).
Rim Heliks
Kehilangan rim heliks yang didapat dapat bervariasi dari defek kecil hingga besar.45 Penyebab utama,
biasanya dihasilkan dari eksisi tumor atau trauma minor, paling baik ditutup dengan melanjutkan heliks
dari kedua arah, seperti yang dideskripsikan oleh Antia dan Buch.44 Kesuksesan dari teknik menarik ini
bergantung pertama pada pembebasan seluruh heliks dari scapha melalui insisi di dalam sulkus helikalis
yang meluas melalui kartilago tetapi tidak melalui kulit pda permukaan belakang telinga.Kedua, kulit
aurikular posteromedial dikikis, melakukan disseksi heliks hanya superfisial ke arah perikondrium sampai
seluruh heliks menggantung sebagai komponen kondrokutaneus dari kulit yang mudah digerakkan
(Gambar 13A).Panjang ekstra dapat diperoleh melalui pendekatan V-Y dari krus heliks (Gambar 13B), dan
mengejutkan defek luas dapat ditutup tanpa adanya tegangan (Gambar 12F, G).
Walaupun awalnya dijelaskan untuk defek sepertiga atas aurikular 44 (Gambar 13A, B), teknik ini bahkan
lebih efektif untuk defek sepertiga tengah (Gambar 12E, G), dan sama aplikatifnya untuk memperbaiki
daun telinga yang hilang (Gambar 14E-H).
Rekonstruksi dari defek heliks besar membutuhkan prosedur lebih mutakhir yang membentuk rim yang
hilang menggunakan cangkok kartilago aurikular yang ditutupi oleh flap yang berdekatan, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya (Gambar 11). Walaupun perkembangan dari flap jaringan lunak lokal telah
digunakan untuk menyediakan kontur heliks, flap ini sering menderita hasil jangka panjang yang
mengecewakan apabila tidak ada fondasi dari akrtilago yang digabungkan dalam perbaikan.
Metode mutakhir lainnya dari rekonstruksi heliks adalah penggunaan selang berkaliber tipis, yang dapat
secara sukses membuat rim heliks yang realistis dan baik ketika teknik yang teliti dimanfaatkan di dalam
sambungan dengan pemilihan kasus selektif (Gambar 15). Luka bakar kecil sering menghancurkan rim
heliks namun tetap meninggalkan kulit sulkus aurikulosefalik utuh, dan menyedian tempat terbaik untuk
konstruksi saluran,46 dan meminimalisir migrasi selang, risiko kegagalan, dan deformitas sekunder.