Anda di halaman 1dari 25

REKONSTRUKSI

TELINGA

KONSTRUKSI TOTAL PADA TELINGA


MIKROTIA
Pertimbangan Pembedahan dan Keterbatasannya
Kerangka aloplastik masih belum bisa diterima secara luas dan
rekonstruksi total aurikula tidak cukup dilakukan dengan kartilago aurikula
unilateral. Hingga saat ini, kartilago costa autogen masih menjadi
jaringan yang paling baik digunakan untuk menyokong kerangka telinga.
karena kulit retroaurikular-mastoid yang melapisi kerangka buatan lebih
tebal dibanding normal, sedangkan kulit aurikula anterolateral yang
lembut, keduanya seolah membuat kerangka yang dibuat menjadi kasar.
Oleh karena itu, ahli bedah plastik bertujuan mencapai hasil yang akurat,
yakni membuat telinga tiruan yang mudah diterima dengan ukuran yang
tepat, posisi yang tepat, dan memiliki orientasi yang tepat dengan
struktur lain dari wajah.

Konsultasi Preoperatif
Selama konsultasi awal, perkiraan pembedahan dan hal
psikologis lainnya, khususnya tujuan dan hasil akhir
rekonstruksi, didiskusikan bersama pasien dan keluarga.
Selama konsultasi, keterbatasan pembedahan perlu dijelaskan
dan ditekankan pada pasien dan keluarga.
Pada akhirnya, risiko dan komplikasi yang mungkin muncul
akibat pembedahan haruslah didiskusikan mendalam,
termasuk pneumotoraks, hilangnya graft kartilago sekunder
karena infeksi, nekrosis skin flap, dan hematoma.

Perencanaan dan Persiapan


Pada konsultasi pasien yang kedua, dilakukan pengambilan
foto preoperasi, dan pola radiografi dari telinga kontralateral,
yaitu telinga yang normal (Gambar 1). Pola tersebut dibalik,
lalu dibuat pola kerangka baru untuk telinga yang baru.
Setelah sterilisasi, pola tersebut digunakan sepanjang operasi
bedah.
Lokasi rekonstruksi telinga sebelumnya ditentukan oleh
catatan lapisan pola berkebalikan dan kemudian dibandingkan
panjangnya dari sisi frontal dengan kebalikannya dari telinga
normal (Gambar 2B). Dari sisi tersebut, perlu diingat bahwa
aksis telinga terletak paralel dengan hidung2 (Gambar 2A).
Selanjutnya, dilakukan pencatatan jarak antara kantus lateral
dengan akar heliks telinga yang normal.

Rekonstruksi Tahap Pertama


Mayoritas fondasi tahap pertama memperbaiki mikrotia ialah membuat
dan memasang kerangka kartilago telinga.
Dengan menanam cangkok kartilago sebagai fondasi tahap pertama
operasi, akan meningkatkan elastisitas dan sirkulasi dari kantung kulit
asli.
Biasanya, rekonstruksi tahap pertama memerlukan pencangkokan
kerangka pendukung, yang menggunakan beragam material autogen,
allogen, xenogenik, dan alloplastik.
Hingga saat ini, kartilago autogen telah membuahkan hasil yang paling
nyata, tahan lama, dengan komplikasi yang lebih sedikit. Terlebih lagi,
kartilago costa menjadi bagian yang paling penting dalam menyusun
kerangka telinga total. Meskipun kartilago konkhal telinga kontralateral
juga pernah digunakan dengan tujuan yang sama, kartilago konkhal
sebaiknya digunakan untuk mengganti kartilago telinga yang mengalami
defek parsial saja, yang membutuhkan lebih sedikit jaringan pengganti.

Pengambilan Kartilago Costa


Kartilago costa diambil bersama-sama dari sisi kontralateral
telinga yang akan direkonstruksi, sehingga memanfaatkan
konfigurasi costa yang alami (Gambar 3A).
Rima heliks dibentuk dengan kosta fluktuantes pertama
(Gambar 3C, D). Eksisi kartilago ini memudahkan akses regio
sinkondrotik costa 6 dan 7, yang menghasilkan blok yang
tepat untuk membentuk kerangka. Diseksi ekstraperikondrial
dilakukan untuk memperoleh spesimen yang tidak mudah
rusak.

Pembuatan Kerangka
Tujuan nyata dari ahli bedah ialah untuk membuat kerangka
dengan tepi yang berlebih dan kompleks antiheliks yang detil
dan tampak nyata (Gambar 4). Hal ini bisa dicapai
menggunakan pisau skalpel dan alat pahat dari kayu yang
melingkar. Untuk meminimalisir kerusakan kondrositik,
hindarilah menggunakan kekuatan penuh selama memahat.

Implantasi Kerangka
Kantung kutaneus dibentuk menggunakan teknik metikulasi untuk menghasilkan suplai
vaskularisasi yang cukup untuk melapisi kerangka.
Melalui insisi kecil di anterior vestibulum aurikula (Gambar 4), bentuklah flap tipis menggunakan
irisan tajam, hati-hati agar tidak mengenai pleksus vaskuler subdermal. irislah kulit dari sisa
kartilago asing yang berbenjol-benjol, potong, dan kemudian buang. Pada akhirnya, kantung
selesai dengan mengiris 1 sampai 2 cm pada perifer dari tepian kerangka (Gambar 5A).
Pemasangan kerangka pada kantung kutaneus menyebabkan kurangnya elastisitas kulit yang
terbentuk saat sisa kartilago asing dibuang (Gambar 5B). Prinsip insisi anterior dan relaksasi
kulit sentrifugal ini diperkenalkan oleh Tanzer yang menerangkan kegunaan kulit tak berambut
untuk mikrotia.
Tanzer yang pertama kali menyarankan penggunaan jahitan bolster untuk menghubungkan flap
kulit yang melapisi kerangka. Hal ini lebih aman, dan dengan menggunakan suction, secara
simultan mencegah berkumpulnya cairan dan meminimalisasi risiko terjadinya nekrosis pada
flap sepanjang tepi heliks.
Untuk menghubungkan flap menggunakan suction, biasanya digunakan kateter silikon atau
saluran berlubang yang dibuat dari kateter infus dengan jarum yang dimasukkan ke tabung
vakum tertutup karet (Gambar 5E), tabung diletakkan pada rak untuk dilakukan pengamatan
adakah perubahan kualitas dan kuantitas drainase. Meskipun dilakukan pembalutan yang bisa
menyesuaikan diri dengan terbentuknya telinga baru (Gambar 5D), tekanan yang terlalu keras
harus dihindari. Proses penyambungan kulit dan hemostasis bisa berlangsung karena drainase
dari suction.3,5

Manajemen Postoperatif
untuk menemukan risiko tanda infeksi dan kurangnya vaskularisasi. Infeksi
biasanya diawali dengan gejala nyeri aurikular tanpa demam, namun terdapat
edema dan eritema lokal, fluktuasi, drainase, atau gabungan dari keempat
gejala tersebut
Segera setelah muncul kecurigaan infeksi, dilakukan drainase di bawah flap,
dan dilakukan pemberian antibiotik drip intravena. Terapi kausatif dilakukan
setelah dilakukan tes sensitivitas kuman melalui kultur, namun sebelumnya
tetap dilakukan pemberian antibiotik drip intravena sebagai terapi sistemik
Nekrosis flap kulit terjadi akibat tekanan berlebih pada kantung dengan ukuran
yang tidak tepat, jahitan bolster yang terlalu ketat, atau rusaknya vaskularisasi
subdermal selama irisan flap. Komplikasi ini dicegah dengan teknik metikulasi.
Setelah sembuh, tidak diperlukan perawatan khusus pada rekonstruksi telinga
menggunakan jaringan autolog. Untuk mencengah memipihnya rima heliks,
pasien diedukasi agar tidur pada sisi yang berlawanan. Bantal yang lembut
digunakan untuk melindungi telinga selama tidur.
Setelah 2 hingga 3 minggu postoperasi, pasien dapat kembali beraktivitas,
aktivitas olahraga harus ditunda lagi 3 minggu hingga luka di dada sembuh.

Konstruksi Aurikula Tahap Lain


Rotasi Lobulus
Transposisi lobulus telinga sebaiknya dilakukan sebagai
prosedur sekunder, karena lebih mudah menentukan
penempatan lobus telinga dan untuk menyambung lobulus
dengan posisi yang tepat berdasarkan kerangka yang sudah
dibuat. Meskipun penulis telah melakukan transposisi lobulus
secara simultan bersama dengan implantasi kartilago
cangkokan, transposisi lobulus sekunder tampaknya lebih
aman untuk dilakukan dan hasilnya lebih akurat.3
Rotasi dan reposisi lobulus ini dilakukan dengan transposisi Zplasty , di bawah flap triangular (Gambar 6).

Konstruksi Tragus dan Definisi Konkhal


Pembuatan tragus, penggalian konkhal, dan pembuatan
saluran tiruan dapat dilakukan dalam satu operasi. Hal ini
dilakukan dengan menempatkan cangkok komposit
kondrokutan tipis berbentuk elips di bawah insisi J pada regio
konkhal (Gambar 7). Cabang utama J diletakkan pada batas
tragus posterior; kait J merepresentasikan incissura
intertragus (Gambar 7B). Jaringan lunak asing dipotong di
bawah flap tragus supaya konkhal lebih dalam, regio yang
digali ini menjadi meatus buatan setelah tragus terbentuk
(Gambar 7C).

Pelepasan Daerah Aurikula Posterior


Elevasi aurikula dengan cangkok kulit dilakukan untuk
menghilangkan kesan palsu dengan membentuk telinga dengan
sulkus. Prosedur ini tidak memperhitungkan kerangka yang sudah
jadi dengan kedalaman yang kurang.
Batas aurikula posterior dibuat dengan memisahkan telinga dari
kepala dan melapisi permukaannya dengan cangkok kulit yang
tebal. Prosedur ini tidak akan dilakukan sampai edema menghilang
dan sampai detil aurikula sudah terbentuk sempurna. Pada titik ini,
dibuat insisi beberapa milimeter di belakang rima, berhati-hatilah
agar tidak mengenai lapisan jaringan penghubung pada kerangka
kartilago (Gambar 8). Setelah itu, tarik kulit retroaurikular ke sulkus
yang baru saja terbentuk sehingga cangkok hanya dibutuhkan pada
sisi bawah telinga (Gambar 8C, D). Untuk melindungi hasil
cangkokan, jahitan dibuat cukup panjang dan diikat secara bolster
(Gambar 8F).

REKONSTRUKSI TELINGA TOTAL


PADA KELAINAN YANG DIDAPAT
Kurangnya lapisan penutup kulit lebih besar dibandingkan mikrotia, sebagaimana meatus yang terbentuk
malah menghalangi kegunaan insisi anterior, dan kulit tambahan yang biasanya muncul setelah dilakukan
membuang kartilago mikrotik, menjadi tidak terbentuk. Faktor ini bersama-sama menyebabkan masalah
garis rambut yang telah dijelaskan sebelumnya. Jika kulit yang ada bisa digunakan, kantung kutaneus bisa
berkembang dengan dilakukan insisi di atas, di bawah, atau di atas dan di bawah lokasi aurikula. Jika
jaringan lokal sudah mengalami skar yang berat dan menghambat ahli bedah untuk membuat kantung
kulit yang cukup, perlu dilakukan penambahan dengan lapisan flap fascial.5,6
Sebelum menggunakan flap fascial temporoparietal,5,23 kehilangan telinga didapat dan rekonstruksi
sekunder dilakukan dengan pertama melakukan eksisi luka, cangkok kulit pada area defek, dan kemudian
menunggu cangkok menjadi dewasa sebelum menanam kerangka kartilago baru.20,32
Metode tersebut sering kali dilakukan atas persetujuan bahwa jaringan kulit cangkokan memiliki elastisitas
terbatas sebagai kantung kutaneus, meski demikian, kerangka yang detil tidak bisa dicapai tanpa tekanan
yang signifikan.3 Flap fascial menjadi dilema pelapisan kukit, sebagaimana flap miokutan yang bermasalah
pada rekonstruksi payudara; karena fascia temporoparietal memiliki ketipisan yang berlebihan, sedangkan
jaringan vaskularisasi memerlukan penampang yang cukup tebal supaya menghasilkan kerangka kartilago
yang baik.5
Saat arteri dan vena temporalis superfisial tidak lagi paten, flap menjadi semakin lebar, termasuk juga
pembuluh darah postaurikular. Untuk pengamanan tambahan, dapat dilakukan penggabungan dengan
dengan arteri temporalis media, sehingga menyelamatkan fascia otot pada kerangka.

Pengaturan Garis Rambut


Garis rambut merupakan masalah yang paling sulit diatasi pada
rekonstruksi tulang. Meskipun gulungan kulit kepala dan cangkokan
kulit menghasilkan kulit tanpa rambut,14 lapisan ini memiliki elastisitas
yang kurang dibandingkan kulit aslinya. Di samping itu, lebih baik
dilakukan implantasi kerangka terlebih dulu, baru dilakukan eradikasi
rambut yang diinginkan. Pencabutan rambut dapat dilakukan dengan
elektrolisis maupun dengan mengganti kulit folikuler dengan cangkok.
Sebelum menempatkan kerangka, jika diperkirakan akan terbentuk
kantung yang sempit dan garis rambut yang menutupi setengah
telinga yang baru, maka flap fascial primer perlu dipertimbangkan.4
Flap fascial serupa dengan dua operasi dalam satu, karena harus
melakukan pemasangan kerangka dan mengatasi rendahnya garis
rambut. Terlebih, flap fascial menguntungkan bila ternyata kulit yang
dibutuhkan kurang.5

PROSTHESA AURIKULA
Prosthesa aurikula dibutuhkan jika pembedahan rekonstruksi
tidak bisa dilakukan atau merupakan kontraindikasi, Pada
mayoritas kasus, penggunaan prosthesa aurikula tidak terlalu
bermakna pada anak-anak, namun sangat bermakna pada
kelompok dengan usia lebih tua yang sedang menjalani
pembedahan kanker ablasif.
Menghindari eksisi awal pada lobulus mikrotia atau jaringan
sisa lain untuk menambah luas permukaan penggunaan
prosthesa, merupakan langkah yang bijaksana.

TRAUMA AURIKULAR AKUT


Otohematoma
Kecelakaan olahraga yang sering terjadi ialah otohematoma,
yang harus diterapi secara agresif untuk menghindari
rekurensi multiple.35 Aspirasi jarum hampir selalu diikuti
dengan terkumpulnya cairan rekuren, sehingga insisi kecil
bisa dilakukan untung mengevakuasi hematoma. Kemudian
dilakukan jahitan matras horizontal (nilon 4-0) pada sisi lain
aurikula yang dipertahankan 7 10 hari yang melintang
telinga (Gambar 9).

Telinga Teramputasi
alternative lain kulit posteromedial dibuang dari bagian yang
teramputasi, dan kartilago kemudian dilubangi seperti jendela,
akan meningkatkan permukaan vascular resipien dari telinga yang
dipasang kembali. Kulit auricular anterolateral kemudian diberi
nutrisi melalui fenestrasi kartilago melalui kontak langsung
dengan kumpulan vascular yang disipakan ketika flap
retroaurikular dinaikkan.
untuk menghilangkan kulit telinga yang teramputasi dan
menutupinya dengan kartilago yang dipisahkan dari tulang segera
dengan flap fascial dan cangkok kulit.Karena seringnya hasil yang
buruk dengan kartilago yang difilet yang telah disimpan secara
subkutan, penulis menyarankan untuk menggunakan teknik
fenestrasi Baudet pada awalnya dan untuk menyimpan fascia
untuk rekonstruksi sekunder apabila usaha tersebut gagal.

Luka Bakar Aurikular Akut


Memiliki karakter antara lain nyeri tekan, eritema, hangat, dan indurasi,
kondritis terjadi sering biasanya antara minggu ketiga dan kelima paska
trauma bakar. Komplikasi berat ini sebagian dihindari melalui manajemen
luka suara, dimana termasuk yang telah disebutkan hindari tekanan dan
gesekan, pembersihan menggunakan sabun dan air,41 dan penggunaan
liberal dari antibiotik topical .41 Dengan eksisi tangensial awal atau
dermabrasi dari jaringan yang terpengaruh dan cangkok kulit, insidensi dari
infeksi dapat diturunkan, dan penyembuhan luka yang cepat difasilitasi.
Namun, sekali kondritis didiagnosis, langkah agresif harus diambil untuk
mengeradikasi infeksi dan mencegah deformitas berat ikutan.Pemberian
perlahan larutan antibiotik lokal dikombinasi dengan kompres hangat dapat
memberikan obat yang diharapkan,40 tetapi apabila terapi ini gagal, insisi,
drainase, dan kondrektomi adekuat harus dilakukan. Ketika yang cara
terakhir diperlukan, insisi direncanakan bijaksana untuk dapat dilakukan
rekonstruksi nantinya, dan kartilago helical disimpan bila memungkinkan

REKONSTRUKSI DARI DEFEK PARSIAL YANG DIDAPAT


Pemanfaatan dari Jaringan Residual
Ketika mengelola trauma aurikular akut, penaksiran ulang secara teliti dari jaringan dan
perawatan luka yang benar dapat memfasilitasi tugas rekonstruktif ke depannya. Demikian
juga, pemanfaatan yang inovatif dari jaringan residual lokal di dalam deformitas paska trauma
dapat mempengaruhi kesederhanaan rekonstruksi dan berkontribusi pada hasil menyenangkan.

Dukungan Struktural
Kartilago Konka Kontralateral
Variasi dari jaringan dapat ditemukan untuk menyediakan dukungan struktural yang dibutuhkan untuk
rekonstruksi aurikular. Walaupun kuantitas dari kartilago yang dibutuhkan untuk fabrikasi total
kerangka telinga mengharuskan penggunaan dari kartilago kosta,3,17 jarang salah satu untuk
mengerjakan jaringan ini di dalam rekonstruksi telinga parsial dan kecil. Karena hal ini sering
dimungkinkan untuk memanfaatkan sebuah cangkok kartilago aurikular, yang dapat didapatkan
kebanyakan dari konka kontralateral dalam kondisi anestesi lokal, koreksi dari kehilangan sebagian
kurang ekstensif dibandingkan prosedur untuk mengkoreksi kehilangan aurikula total.Kartilago
aurikular, yang dipakai sebagai cangkok ortotopik di dalam rekonstruksi telinga, lebih baik dari
kartilago kostal dalam kelembutan, fleksibilitas, dan dukungan yang tipis.27,31
Cangkok kartilago konkal bisa didapatkan melalui insisi posteromedial, atau melalui pendekatan
anterolateral, dimana itu yang sering penulis gunakan.28 Teknik terakhir, dilakukan melalui insisi
beberapa millimeter di dalam dinding konkal posterior kontur garis crus inferior, merupakan metode
sederhana untuk mendapatkan cangkok kartilago yang presisi dengan pemeriksaan visual langsung
(Gambar 10B).

Kartilago Konkal Ipsilateral


Untuk rekonstruksi parsial tertentu, lebih menguntungkan untuk meletakkan sebuah cangkok konkal
ipsilateral dibandingkan kontralateral.Namun, ini sangat penting bahwa antiheliks yang utuh dapat
dipresentasikan untuk memperbolehkan pembuangan dari cangkok kartilago konkal ipsilateral tanpa
kolaps yang mengikuti dan deformitas lebih lanjut dari telinga.
Cangkok kartilago konkal ipsilateral terutama menguntungkan ketika flap retroaurikular dinaikkan untuk
memperbaiki defek mayor di dalam rim heliks (Gambar 11). Elevasi dari flap menyediakan bukaan
kartilago konkal yang dibutuhkan tanpa diperlukannya insisi tambahan; dan pembuangan dari cangkok
kartilago ini akan diikuti penurunan telinga mendekati daerah mastoid. Efek yang terjadi, hal itu akan
memproduksi pertambahan dalam panjang, dan oleh karenanya dapat melakukan flap untuk menutupi
cangkok kartilago setelah disambung dengan rim (Gambar 11B, C) dan mengeliminasi kebutuhan dari
cangkok kulit di dalam kumpulan flap milik donor.
Selain itu, konka ipsilateral biasa kadang kadang dipakai sebagai flap komposit dari kulit dan kartilago
(Gamabr 13H).Inovasi teknis ini, diluncurkan oleh Davis,48 aplikatif untuk defek pada sepertiga atas
dari aurikula; sekali lagi, hal ini dapat dilakukan hanya ketika pendukunh antiheliks tetap utuh.

Cangkok Komposit Kondrokutaneus


Pada kondisi tertentu, cangkok komposit dapat secara efektif menyediakan jaringan pendukung yang
dibutuhkan untuk rekonstruksi.42 Kesuksesan dari cangkok seperti ini dapat ditingkatkan lebih lagi
dengan membuang bagian kulit dan kartilago posteromedial, demikian bagian yang dikonversi dari
baji menuju sebuah cangkok kulit ketebalan penuh yang sudah siap dengan vaskularisasi melalui flap
lanjutan resipien digerakkan dari kulit retroaurikular yang lepas disambungkan ke defek (Gambar 12).
Fondasi dari kartilago heliks disimpan di dalam cangkok untuk menjaga kontur dan dukungan (Gambar
12C).

Defek Daerah Spesifik


Kanalis Auditori Eksternal
Hal ini lebih ada efikasi untuk mecegah stenosis kanalis dibandingkan
untuk dihadapi dengan mengobatinya pada saat sudah terjadi.43
Pengaturan ulang dari jaringan yang rusak berat secara hati hati
diikuti insersi dari sebuah cetakan akrilik mencegah stenosis,
menyediakan pasien untuk mempertahankan alat obturator tetap
terpasang untuk kurang lebih 6 bulan.
Stenosis paling baik diobati melalui cangkok ketebalan penuh secara
hati hati yang diaplikasikan di atas cetakan akrilik, menyediakan
resipien kumpulan vascular yang baik yang bisa dipersiapkan.Kadang
kadang, multipel Z-plasties dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan
anyaman dari lubang, dan pada saat itu flap lokal dibutuhkan untuk
menggariskan kanalis dan melepas kontraktur.

Rim Heliks
Kehilangan rim heliks yang didapat dapat bervariasi dari defek kecil hingga besar.45 Penyebab utama,
biasanya dihasilkan dari eksisi tumor atau trauma minor, paling baik ditutup dengan melanjutkan heliks
dari kedua arah, seperti yang dideskripsikan oleh Antia dan Buch.44 Kesuksesan dari teknik menarik ini
bergantung pertama pada pembebasan seluruh heliks dari scapha melalui insisi di dalam sulkus helikalis
yang meluas melalui kartilago tetapi tidak melalui kulit pda permukaan belakang telinga.Kedua, kulit
aurikular posteromedial dikikis, melakukan disseksi heliks hanya superfisial ke arah perikondrium sampai
seluruh heliks menggantung sebagai komponen kondrokutaneus dari kulit yang mudah digerakkan
(Gambar 13A).Panjang ekstra dapat diperoleh melalui pendekatan V-Y dari krus heliks (Gambar 13B), dan
mengejutkan defek luas dapat ditutup tanpa adanya tegangan (Gambar 12F, G).
Walaupun awalnya dijelaskan untuk defek sepertiga atas aurikular 44 (Gambar 13A, B), teknik ini bahkan
lebih efektif untuk defek sepertiga tengah (Gambar 12E, G), dan sama aplikatifnya untuk memperbaiki
daun telinga yang hilang (Gambar 14E-H).
Rekonstruksi dari defek heliks besar membutuhkan prosedur lebih mutakhir yang membentuk rim yang
hilang menggunakan cangkok kartilago aurikular yang ditutupi oleh flap yang berdekatan, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya (Gambar 11). Walaupun perkembangan dari flap jaringan lunak lokal telah
digunakan untuk menyediakan kontur heliks, flap ini sering menderita hasil jangka panjang yang
mengecewakan apabila tidak ada fondasi dari akrtilago yang digabungkan dalam perbaikan.
Metode mutakhir lainnya dari rekonstruksi heliks adalah penggunaan selang berkaliber tipis, yang dapat
secara sukses membuat rim heliks yang realistis dan baik ketika teknik yang teliti dimanfaatkan di dalam
sambungan dengan pemilihan kasus selektif (Gambar 15). Luka bakar kecil sering menghancurkan rim
heliks namun tetap meninggalkan kulit sulkus aurikulosefalik utuh, dan menyedian tempat terbaik untuk
konstruksi saluran,46 dan meminimalisir migrasi selang, risiko kegagalan, dan deformitas sekunder.

Defek Aurikula Sepertiga Atas


Defek sepertiga dapat direkonstruksi melalui 5 metode utama. Biasnaya, kehilangan
minor dapat dibungkus ke dalam rim dan diperbaiki baik melalui pengembangan heliks,
seperti penjelasan sebelumnya (Gambar 13A, B), atau melalui flap preaurikular dengan
akses mudah dan dipersiapkan (Gambar 13C, D). Kehilangan sebagian dari sepertiga
atas diperbaiki dengan flap banner, seperti yang dijelaskan oleh Crikelair.47 Flap ini,
berdasarkan posisi anterior superior di dalam sulkus aurikulosefalik (Gambar 13E, F),
dipakai di dalam sambungan dengan cangkok kartilago kecil untuk memastikan hasil
jangka panjang yang baik.
Kehilangan banyak di dalam sepertiga atas kebanyakan secara sukses direkonstruksi
dengan cangkok kartilago konkal kontralateral, seperti yang telah dijelaskan pada 1995
oleh Adams (Gambar 10).26 Ketika memanfaatkan teknik ini, sangat penting bahwa
cangkok kartilago dipermanenkan ke sisa sisa kartilaginosa dari akar heliks melalui
penjahitan yang diletakkan melalui insisi kecil pada titik ini. Langkah ini mencegah
cangkok kartilago dari pergeseran: dan memastikan kontinuitas heliks.
Apabila kulit yang ada tidak menarik untuk teknik di atas, seluruh konka dapat diputar
ke atas sebagai flap komposit kondrokutaneus pada pedikulus anterior kecil dari krus
heliks, seperti dijelaskan sebelumnya.48 Secara teknik, hal itu merupakan prosedur
yang dibutuhkan dan terhambat pada individual segera apabila terdapat konka yang
besar (Gambar 13G, H)

Defek Aurikula Sepertiga Tengah


Defek aurikula sepertiga tengah banyak biasanya diperbaiki dengan cangkok
kartilago yang dapat melalui baik memasukkan melalui prosedur saluran
Converse,9 atau ditutupi dengan flap kulit berdekatan (Gambar 11). Biasanya,
kondisi mempengaruhi cangkok komposit yang khusus disiapkan, seperti
dijelaskan sebelumnya (Gambar 12). Tumor aurikula sepertiga tengah dapat
dieksisi dan ditutup baik dengan reseksi baju dengan aksesoris segitiga
(Gambar 12H) atau pengembangan heliks, seperti dijelaskan sebelumnya
(Gambar 12E-G)

Defek Aurikula Sepertiga Bawah


Kehilangan sepertiga bawah yang mencakup lebih dibandingkan jaringan
daun telinga merupakan tantangan kompleks khusus dan harus termasuk
cangkok kartilago untuk penyediaan fondasi. Preaux telah menjelaskan
sebuah teknik impresif untuk memperbaiki defek sepertiga bawah melalui
flap ganda superior itu sendiri. Pada pengalaman penulis, bagaimanapun
juga, kontur dan fondasi yang dibuat dan diatur dengan risiko rendah melalui
secara primer memasukkan cangkok kartilago konkal kontralateral subkutan
di dalam tempat rekonstruksi yang diinginkan.29

Deformitas Daun Telinga Didapat


Celah traumatik dan keloid yang dihasilkan dari tindik telinga merupakan defek
didapat yang sering terjadi pada daun telinga.Celah daun telinga, biasanya
disebabkan oleh ekstraksi dramatic dari anting - anting, dapat diperbaiki melalui
cara flap sambungan milik Pardue, yang dapat digulung ke dalam puncak dari baji
perbaikan, kemudian mengatur jalur sepanjang kulit. Terakhir diperbolehkan
penggunaan anting anting lebih lanjut (Gambar 16).Hal ini lebih mudah, namun,
untuk memperbaik robekan dan memperbaiki telinga beberapa minggu kemudian.
Kejadian lain yang sering setiap hari adalah keloid daun telinga, yang telah diobati
sebelumnya, dengan derajat kesuksesan bervariasi, melalui injeksi steroid dan
radiasi. Karena didapatkan bukti kuat bahwa tekanan memainkan peran penting
dalam terapi keloid, tekanan ringan pada alat anting anting mungkin dapat
menjadi percobaan yang patut dicoba dalam mengurangi kekambuhan paska
eksisi dari keloid daun telingan..
Teknik efektif untuk rekonstruksi actual dari lobus telinga telah dijelaskan.49,50
Sebelum menjalani teknik teknik tersebut, disarankan untuk secara hati hati
menilai sisa jaringan lokal dan mengaplikasikan perbaikan sederhana (Gambar
14A,D) atau mengerjalan prinsip pengembangan heliks jadi untuk menggerakkan
jaringan yang ada ke bawah (Gambar 14A-H)

Anda mungkin juga menyukai