Anda di halaman 1dari 6

Bedah Trabekulotomi Pada Glaukoma Primer

Tindakan operasi filtrasi untuk glaukoma dilakukan apabila terapi medikamentosa tidak
dapat mempertahankan TIO sehingga terjadi kerusakan saraf optik atau lapang pandang yang
lebih lanjut. Tujuan operasi filtrasi adalah untuk membentuk jalur baru (fistula) yang membuka
jalan bagi cairan akuous untuk keluar dari bilik mata depan melalui jalur baru di sklera menuju
daerah subkonjungtiva dan subtenon.2
Trabekulektomi merupakan suatu prosedur operasi filtrasi yang sering digunakan sebagai
tatalaksana glaukoma dengan membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal, sehingga
terbentuk akses langsung humor aqueous dari kamera anterior ke jaringan subkonjungtiva atau
orbita.2,3 Trabekulektomi merupakan prosedur yang dikenal dan mulai digunakan pada
pertengahan tahun 1960.4
Pada operasi ini, suatu potongan kecil dari trabecular meshwork yang tersumbat
dihilangkan untuk menciptakan suatu pembukaan dan suatu jalan kecil penyaringan yang baru
yang dibuat untuk cairan keluar dari mata. Untuk jalan pintas yang baru dibentuk tersebut, suatu
bleb penyaringan kecil diciptakan dari jaringan konjungtiva (conjunctival tissue). Konjungtiva
adalah penutup bening di atas putih mata. Filtering bleb adalah suatu area yang timbul seperti
bisul yang ditempatkan pada bagian atas mata dibawa kelopak atas. Sistem pengaliran baru ini
membuat cairan dapat meninggalkan mata, masuk ke bleb, dan kemudian masuk ke dalam
sirkulasi darah kapiler (capillary blood circulation) sehingga dapat menurunkan tekanan mata.
Berikut prosedur trabekulektomi:
1. Mula-mula dilakukan fiksasi bola mata dengan traksi muskulus rektus
superior.
2. Selanjutnya, dibuat flap konjungtiva sekitar 8-10mm dari limbus kornea di
daerah nasal atas.
Gambar 1 (A) Sayatan awal melalui konjungtiva; (B) Gambaran klinis yang
menunjukkan sayatan awal untuk pembuatan flap konjungtiva
3. Lakukan diseksi flap sklera ukuran kurang lebih 2-3mm secara radial dengan
lebar 3-4 mm. Diseksi dibuat kurang lebih setengah tebal sklera kemudian
dilanjutkan ke kornea sesuai lokasi trabekula. Flap sklera memberikan
resistensi dan membatasi aliran keluar aqueous, sehingga mengurangi
komplikasi yang berhubungan dengan hipotoni dini, seperti ruang anterior
datar, katarak, efusi koroid serosa dan pelepasan koroid hemoragik,
makulopati hipotonik, dan edema saraf optik.
Gambar 2 (A, B, C) Gambaran Klinis Pembuatan Flap Sklera. Persiapan
pembuatan flap sklera angan lebar 4 mm yang dibedah dengan pisau halus.
(D) Tampilan Akhir dari Flap Sklera
4. Setelah itu dilakukan trabekulektomi kurang lebih sebesar 2 mm x 2 mm yang
diikuti dengan iridektomi perifer.
5. Setelah selesai, flap sklera dan flap konjungtiva dijahit kembali dengan
benang nylon 10-0. Jika cairan akuos mengalir melalui flap sklera, maka akan
terbentuk bleb pada saat penutupan konjungtiva. Penjahitan tersebut harus
dibuat rapat dan kedap air yang merupakan prosedur penting pada bagian
terakhir.

Gambar 3 Flap Sklera yang ditutup dengan rapat sehingga drainase spontan
terjadi minimal. Penutupan dilakukan dengan menggunakan jahitan yang
dapat dilepas.
Gambar 4 Bleb yang Terbentuk Setelah Trabekulotomi.3
DAFTAR PUSTAKA
1. RI PD dan I (Pusdatin) KK. Situasi Glaukoma di Indonesia. 2019;
2. Gustianty E, Prahasta A, Rifada RM. Keberhasilan Operasi pada Trabekulektomi dengan
dan Tanpa Hidroksipropil Metilselulosa 2%.
3. Syuhar MN. Seorang Pria 66 Tahun dengan Glaukoma Akut Primer Sudut Tertutup.
Medula Unila. 2016;4(3):99–103.
4. Pristiawati N, Rahmi FL. Tingkat Keberhasilan Trabekulektomi & Faktor yang
Berpengaruh pada Keberhasilan Trabekulektomi di RS Dr. Kariadi Semarang. Ophtalmol
Indones. 2020;46(1):54–61.
5. Indonesia Opthalmology Meeting on World Glaucoma Day 2010. In: Understanding
Glaucoma : Blindness Prevention. Yogyakarta; 2010. p. 1–11.
6. Ilahi F. Maintaining Bleb After Trabekulektomi. In: Innovation in Ophthalmology
Practics. 2018.
7. Wirayudha A, Rahmi FL, Prihatningtias R, Maharani. Perbandingan Keberhasilan Terapi
Trabekulektomi pada Glaukoma Primer Sudut Terbuka dan Glaukoma Primer Sudut
Tertutup. J Kedokt Diponegoro. 2019;8(4):1105–13.

Anda mungkin juga menyukai