Anda di halaman 1dari 4

Modul Katarak R. 3. 02 (Selasa, 26 Oktober 2010) 1. Alterasi yang menyebabkan visual disturbance a. Lens transparansi b. Lens akomodasi c.

Lens dislokasi

2. Perubahan fisiologi dan biokim a. Fisiologis Ketidakseimbangan air dan elektrolit. Lensa tidak terhidarasi dengan baik dan tidak mengandung level potasium dan as amino yang lebih tinggi dibanding sekitarnya. Mengandung sodium lebih tinggi dari sekitarnya. Dan mengandung Cl- lebih tinggi dari sekitar. b. Biokim Meningkatnya protein yang tidak larut air Hiperglikemi menyebabkan metabolisme meningkat sehingga tekanan osmotik naik sehingga air tertarik dan lensa menjadi swelling dan keruh.

3. Bagaimana cara mendiagnosis katarak Anamnesa o o o Menurunnya visual akuisiti Tidak nyeri photophobia

Pemeriksaan fisik o Evaluasi segmen anterior (kelopak,konjungtiva, kornea, anterior chamber, iris, dan pupil)

4. Kapan harus mengadakan opersi katarak Ketika katarak menurunkan penglihatan sampai ke level dimana aktivitas sehari2 pasien terganggu dan pasien menginginkan tindakan operasi untuk meningkatkan kembali

5.

penglihatannya. Operasi bisa juga dilakukan karena komplikasi yg menyertai seprti glaucoma sekunder. Indikasi tindakan operasi pada katarak adl: Gangguan penglihatan karena katarak menyebabkan penurunan kemampuan pasien untuk melakukan kegiatan yang perlu atau ingin dilakukannya. (mengemudi, membaca, kepentingan pekerjaan) , yg dapat disertai dengan gejala2 berikut: Penurunan penglihatan bertambah parah karena glare atau dim illumination Pasien mengeluh mononuclear diplopia atau polyopia visual disparity ada diantara dua mata. Indikasi lainnya: Lens-induced disease : phacomorphic glaucoma, phacolytic glaucoma, dan lens induced disease lainnya Penyakit mata concominant yg membutuhkan media yg bersih : menyingkirkan katarak diperlukan untuk mendiagnosa penyakit mata yg lain seperti retinopati diabetic. Jelaskan perbedaan utama teknik bedah ICCE : dilakukan incisi yg lebar pada daerah limbus (10mm). Kemudian seluruh lensa diambil termasuk kapsulnya. Prosedur ini membutuhkan incise yg sangat luas dan dapat menyebabkan risiko tinggi kehilangan vitreous dan komplikasi postoperative. ECCE : incise dilakukan pada batas corneo-scleral (daerah limbus) selebar 8-10mm. Kemudian dilakukan anterior capsulotomy, lalu nucleus diambil dari capsular bag. Cortex yg tersisa dihilangkan dengan irigasi dan aspirasi. Prosedur ini memerlukan incise luas, terkadang memerlukan beberapa sutura untuk menutup lukanya. Modifikasi prosedur ini memerlukan incise yg lebih kecil (6-8mm) melalui sclera tunnel yang dapat sembuh sendiri tanpa sutura atau dengan sedikit sutura. Phacoemulsification syrgery : incise dilakukan pada daerah perifer kornea selebar 2-3mm. Kemudian dilakukan capsulotomy ultrasonic probe mengemulsikan nucleus yg keras menyingkirkan material lensa dengan alat suction. Prosedur ini menjaga kedalaman normal dari anterior chamber. Incisi bisa menutup tanpa sutura.

6. Apa yang harus dilihat ketika evaluasi post surgical cataract Setelah operasi, pasien harus dievaluasi pada hari pertama, kemudian di follow up dengan observasi mingguan sampai sutura-suturanya pulih. Evaluasi -> komplain pasien, visual acuity, anterior segment condition, tanda inflamasi, tekanan intraokular, wound healing

7. Sebutkan beberapa alat optik untuk rehabilitasi pada pasien katarak setelah operasi a. Kacamata sementara b. Pelindung logam c. Lensa kontak d. Lensa afakik

e. Lensa intraokuler

Block IX : The Nervous System-Psychiatry- Eye-Ent Module : Cataract Course Period : Academic Year 2010 2011 5th Semester

Name :
Amalia Tri Utami Ayu Yesi Agustina Dicky Stevano Z. Lian Maulian Agung Indra Andina Savitri Anggie Sasmita Bayu Primahatmaja Bunga P. O. Elisma Swardini (Ketua) Gunna Hutomo Hamimillah Hannan Kukuh Prasetyo (Sekretaris) Linda O. S. C Nadia Devianca Nadina Zerlinda M. Nastiti Ayu P. Neshya Ruriana P. Novelita M.

Faculty of Medicine Brawijaya University 2010

Anda mungkin juga menyukai