Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM INTEGUMEN
Dosen : Ns. Sugiyono M.Kep
KELOMPOK 11
Abiyyu Faqih 20194005
Asvin Rahayu 201940010
Definisi Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan
sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau
lingkungan eksternal).Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa
Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-
organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam
manusia dari kontak luar.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Sistem integumen merupakan sistem organ yang membedakan, memisahkan,


dan menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Sistem integumen
mampu memperbaiki dirinya sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak
terlalu parah (self-repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Lapisan kulit
dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis dan subkutis (hipodermis)
(Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).
STRUKTUR KULIT
LAPISAN EPIDERMIS

Lapisan paling atas dari kulit, tidak mengandung pembuluh darah dan
syaraf. Sel mendapat makanan melalui proses difusi dari jaringan
dibawahnya. Bagian terluar terdiri dari stratum korneum, stratum
lusidum, stratum granolusum, stratum spinosum, dan stratum basale.
LAPISAN DERMIS

Ini adalah lapisan di bawah epidermis yang memegang berbagai fungsi.


Pada lapisan ini, terdapat berbagai komponen seperti akar rambut
(folikel), tepi saraf, pembuluh darah, dan kelenjar keringat.

a.   Pars papilare, bagian yang menonjol ke epidermis. Berisi ujung


serabut saraf dan pembuluh darah yang menyokong dan memberi
nutrisi pada epidermis.

b.  Pars retikulare, bagian bawah yang menonjol ke arah subkutis.


Terdiri atas serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
LAPISAN
HIPODERMIS

Merupakan lapisan terdalam kulit manusia yang terdiri atas sel-sel


lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan pembuluh getah bening.
Dari beberapa kandungan ini, fungsi lapisan hipodermis adalah: -
Penahan terhadap benturan ke organ tubuh bagian dalam.
FUNGSI KULIT

  Fungsi proteksi Fungsi absorpsi Fungsi ekskresi


Sifat permiabel-selektif, kulit Kelenjar kulit mengeluarkan sisa
Melindungi tubuh dari trauma, menyerap bahan-bahan tertentu metabolisme dalam bentuk sebum
benteng pertahanan terhadap seperti gas dan zat yang larut dan keringat. Sebum dan keringat
gangguan kimiawi bakteri, virus, dalam lemak,sedangkan air dan dapat merangsang pertumbuhan
dan jamur. elektrolit sukar masuk melalui kulit. bakteri pada permukaan kulit.

   Fungsi pengaturan
Fungsi persepsi
suhu tubuh
Kemampuan vasokonstriksi pada
Kulit mengandung ujung ujung saraf suhu dingin sehingga
sensorik di dermis dan subkutis meningkatkan suhu tubuh,
yang peka terhadap rangsangan kemampuan vasodilatasi pada suhu
panas , dingin, rabaan,dan tekanan. panas sehingga menurunkan suhu,
serta kemampuan termorigulasi
melalui evaporasi atau berkeringat.
LANJUTAN

Fungsi pembentukan pigmen


Sel pembentuk pigmen di sebut melanosit. Dengan
bantuan sinar matahari dan beberapa enzim dalam tubuh,
melanosit akan di ubah menjadi melonosom, selanjutnya
di ubah lagi menjadi melanin. Jumlah melanin inilah yang
akan menentukan warna kulit seseorang.

Fungsi pembentukan vitamin D

Dihidroksi kolestrol dapat terjadi dengan


pertolongan sinar matahari sehingga terbentuk
vitamin D.
GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
Efek Psikologis Masalah Kulit Masalah Utama Kulit
Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit ini. Di antaranya adalah faktor
Apabila kulit mengalami kelainan atau timbul kebersihan, daya tahan tubuh (imunitas),
penyakit pada kulit, akan terjadi perubahan kebiasaan, atau  perilaku sehari-hari
penampilan. Perubahan penampilan tersebut dapat (makanan, pergaulan, atau pola hubungan)
menimbulkan reaksi psikologis. Sebagian besar seksual, faktor fisik, bahan kimia,
klien dengan masalah kulit memiliki perasaan yang mikrobiologi, serta faktor lingkungan. Banyak
lebih sensitive sehingga timbul perasaan kurang klien dengan masalah penyakit kulit lebih
dihargai, rendah diri, dianggap jijik dan perasaan senang berobat jalan dan dirawat dirumah,
dikucilkan. Ketika hal itu terjadi, perawat tidak boleh karena merasa tdak bermasalah secara klinis,
memperlihatkan gerakan nonverbal maupun verbal dan baru mau menjalani perawatan dirumah
yang negative. sakit jika kondisi penyakitnya sudah parah
PENCEGAHAN GANGGUAN KULIT
 1. Mempertahankan kulit sehat. 2. Menghindari bahan penyebab
penyakit kulit:
Hindari penggunaan sabun, deterjen, atau bahan
allergen yang dapat menimbulkan iritasi. Menghindari bahan-bahan yang merusak kulit
pada kebanyakan orang. Contohnya sinar
Pertahankan kulit cukup hidrasi, gunakan krim pada matahari yang terik, sebaiknya gunakan payung
daerah yang kering, dan jangan terus-menerus untuk melindungi kulit.
menggunakan tatarias yang tebal.
Mencegah bahan spesifik yang diketahui
Cegah menggaruk kulit yang keras dan kasar. merusak kulit atau menimbulkan alergi untuk
orang tertentu (mis, bahan-bahan kosmetik).

Keringkan daerah yang selalu lembab.


Gunakan krim tabir surya.
Pakai pakaian yang longgar dan dapat menyerap
keringat pada hari-hari yang panas.
LANJUTAN
Observasi perubahan kulit: Hindari terapi sendiri
Jangan gunakan resep lama pada
Amati kulit secara keseluruhan dan
cedera kulit baru atau lesi yang lain,
sering. Gunakan cermin
serta jangan gunakan obat yang
untuk  melihat seluruh tubuh.
tidak diketahui secara pasti
kegunaannya.
Catat dan konsultasikan perubahan
warna, ukuran, dan keadaan cedera Segera dapatkan nasihat medis atau
kulit yang sudah ada. kunjungi tempat pelayanan
kesehatan bila terjadi gangguan kulit
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Biopsi kulit
Mengambil contoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi. Apabila jaringan yang diambil cukup dalam, kita
perlu menggunakan anestesi local. Digunakan untuk menentukan ada keganasan atau infeksi yang
disebabkan oleh bakteri dan jamur.
2. Uji kultur dan sensitivitas
Untuk mengetahui adanya virus, bakteri, atau jamur pada kulit yang diduga mengalami kelainan. Uji ini
juga digunakan untuk mengetahui mikroorganisme tersebut resisten terhadap obat-obatan tertentu.
3. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Mempersiapkan lingkungan pemeriksaan dengan pencahayaan khusus sesuai dengan kasus yang dihadapi.
Hindari ruangan pemeriksaan yang menggunakan lampu berwarna-warni karena hal ini akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan
4. Uji temple
Dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi untuk mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya
dengan faktor imunologis, juga untuk mengidentifikasi respon alerginya. Misalnya, untuk membedakan
apakah klien menderita dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan
PATOFLOW
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM INTEGUMEN

A. Pengkajian
1. Anamnesis
-       Tanggal dan waktu pengkajian
-       Biodata: nama, umur (penting mengetahui angka prevelensi), jenis kelamin, pekerjaan (pada beberapa kasus penyakit
kulit, banyak terkait dengan factor pekerjaan, [misalnya, dermatitis kontak alergi]).
-       Riwayat kesehatan: meliputi masalah kesehatan sekarang, riwayat penyakit dahulu, status kesehatan keluarga, dan
status perkembangan.
Menurut Bursaids (1998), disamping menggali keluhan-keluhan diatas, anamnesis harus menyelidiki 7 ciri lesi kulit yang
membantu anda membuat diagnosis, yaitu :
1.    Lokasi anatomis, tempat lesi pertama kali timbul, jika perlu digambar.
2.    Gejala dan riwayat penyakit yang berhubungan.
3.    Urutan waktu perkembangan perubahan kulit atau gejala sistemik yang berkaitan.
4.    Perkembangan lesi atau perubahan lesi sejak timbul pertama kali.
5.    Waktu terjadinya lesi, atau kondisi seperti apa yang menyebabkan lesi.
6.    Riwayat pemaparan bahan kimia dan pemakaian obat-obatan.
7.    Efek terpapar sinar matahari.
LANJUTAN
-       Riwayat pengobatan atau terpapar zat: obat apa saja yang pernah dikonsumsi atau pernahkah klien terpapar faktor-faktor yang tidak
lazim. Terkena zat-zat kimia atau bahan iritan lain, memakai sabun mandi baru, minyak wangi atau kosmetik yang baru, terpapar sinar
matahari.
-       Riwayat pekerjaan atau aktifitas sehari-hari: bagaimana pola tidur klien, lingkungan kerja klien untuk mengetahui apakah klien
berkontak dengan bahan-bahan iritan, gaya hidup klien (suka begadang, minum-minuman keras, olah raga atau rekreasi, pola kebersihan
diri klien).
-       Riwayat psikososial: Stress yang berkepanjangan
2. Pemeriksaan Kulit
-       Perubahan menyeluruh
Kaji ciri kulit secara keseluruhan. Informasi tentang kesehatan umum klien dapat diperoleh dengan memeriksa turgor, tekstur, dan warna
kulit. Turgor kulit umumnya mencerminkan status dehidrasi. Tekstur kulit pada perubahan menyeluruh perlu dikaji, karena tekstur kulit
dapat berubah-ubah di bawah pengaruh banyak variabel.
Pada teknik palpasi, gunakan ujung jari untuk merasakan permukaan kulit dan kelembapannya. Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk
menentukan keadaan teksturnya. Secara normal, tekstur kulit halus, lembut dan lentur pada anak dan orang dewasa. Kulit telapak tangan
dan kaki lebih tebal, sedangkan kulit pada penis paling tipis. Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan atau lengan bawah
lalu lepaskan. Perhatikan seberapa mudah kulit kembali seperti semula. Normalnya, kulit segera kembali ke posisi awal .
-       Perubahan setempat
Mula-mula, lakukan pemeriksaan secara sepintas ke seluruh tubuh. Selanjutnya, anjurkan klien untuk membuka pakaiannya dan amati
seluruh tubuh klien dari atas kebawah, kemudian lakukan pemeriksaan yang lebih teliti dan evaluasi distribusi, susunan, dan jenis lesi kulit.
Pemeriksaan kulit yang harus dilakukan
1.      Lakukan pemeriksaan kulit secara menyeluruh, periksa tekstur, elastisitas, warna dan turgor kulit.
2.      Jika terdapat lesi, amati jenis lesi, lokasi, distribusi, ukuran, dan bagaimana permukaan serta tepi lesi.
3.      Periksa bagaimana permukaan kulit yang ada disekitar lesi. Apakah ada kemerahan? Jika ada apakah local atau
menyeluruh?
4.      Amati apakah timbul lesi akibat garukan klien.
5.      Apakah ada perubahan temperature pada daerah lesi baik panas maupun dingin?
6.      Jika terdapat sekret pada daerah lesi, perhatikan karekteristik, warna, viskositas, maupun jumlahnya.
7.      Apabila diperlukan data penunjang, konsultasikan untuk melakukan pemeriksaan kulit lain sesuai dengan ketentuan
dan catat hasilnya
Data objektif yang mungkin ditemukan
1.      Terjadi perubahan warna kulit, turgor, elastisitas, kelembapan, kebersihan, dan bau.
2.      Terdapat lesi primer misalnya macula, papula, vesikula, pustule, bula, nodula, atau urtikaria.
3.      Terdapat lesi sekunder, misalnya krusta, skuama/sisik, fisura, erosi, atau lkus.
4.      Ditemukannya tanda-tanda radang (rubor/kemerahan, dolor/nyeri, kalor/panas, tumor/benjolan dan
fungsieolesa/perubahan bentuk).
5.      Dari pemeriksaan penunjang (kultur kulit, biopsy, uji alergi atau pemeriksaan darah) didapatkan kelainan.
Keluhan :
1.      Mengeluh kulit gatal, nyeri, kemerahan, berminyak, kering, kasar, tidak rata, terkelupas, lepuh, panas, dingin,
perubahan warna kulit dan timbul borok.
2.      Adanya riwayat alergi, kontak dengan bahan-bahan tertentu (kosmetik, sabun, obat, tanaman, bahan kimia)
3.      Riwayat keluarga atau tetangga dengan penyakit kulit.
4.      Adanya perubahan pola kebiasaan sehari-hari.
5.      Ditemukan data psikologis yang berkaitan dengan masalah kulit (rasa malu, dikucilkan orang lain, harga diri rendah,
takut tidak sembuh, dan cemas).
LANJUTAN
-       Ruam kulit
Untuk mempelajari ilmu penyakit kulit, mutlak diperlukan pengetahuan tentang ruam kulit atau ilmu yang mempelajari lesi
kulit. Ruam kulit dapat berubah pada waktu berlangsungnya penyakit.
Ruam primer adalah kelainan yang pertama timbul, berbentuk macula, papula, plak, nodula, vesikula, bula, pustule,
irtika, dan tumor.
Ruam sekunder adalah kelainan berbentuk skuama, krusta, fisura, erosion, ekskoriasio, ulkus, dan parut.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan masalh integument adalah :
1.    Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, gangguan kekebalan tubuh, atau infeksi.
2.    Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan proses peradangan, terbukanya ujung-ujung saraf kulit, atau tidak
adekuatnya pengetahuan tentang pelaksanaan nyeri.
3.    Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan anatomi kulit atau bentuk tubuh.

C. Rencana Keperawatan
Tujuan keperawatan secara umum adalah sebagai berikut.
1.    Kulit menjadi normal kembali.
2.    Berkurangnya rasa nyeri atau gatal
3.    Terlindungnya kulit dari trauma.
4.    Tidak terjadi infeksi
5.    Konsep diri positif
6.    Tidak terjadi penularan
7.    Kebutuhan istirahat tidur dapat terpenuhi.
Dalam pengobatan penyakit kulit cukup banyak digunakan obat-obat topical. Macam dan jenis-jenis obat topical ini
banyak sekali, diantaranya saleb dan bedak, minyak, gel, krem, solusi, atau astringen. Perawat perlu mempelajari
sifat dan jenis, obat-obat topical ini karena dalam proses perawatan kulit, perawat banyak memegang peranan, baik
pada tahap promotif, preventif, kuratif, maupun pada tahap rehabilitative. Pada penggunaan obat-obatan topical,
jagan oleskan obat terlalu tebal karena dapat menyebabkan iritasi bahan kimia dan akan menghambat proses
penyembuhan.

Karekteristik dari beberapa bahan topical :


1.      Salep ialah bahan aktif yang dicampur dengan bahan dasar vaselin atau lanonin.
2.      Krim ialah bahan aktif yang dicampur dengan bahan dasar emulsi.
3.      Bedak ialah bahan aktif yang dicampur dengan bahan dasar talcum atau talek.
4.      Gel ialah bahan dasar yang banyak dipakai untuk dicampur dengan bebagai bahan aktif atau hanya untuk
pelicin.
5.      Solusio ialah satu sediaan topical dengan bahan dasar “air”.
KESIMPULAN
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasika terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian
sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,  bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat (keringat atau lendir). lendir). Pengkajian keperawatan
pada sistem integumen, yang perlu kita kaji mulai dari yang  pertama, identitas pasien,
kemudian riwayat kesehatan yang terdiri dari - keluhan keluhan utama, riwayat kesehatan
masa lalu, riwayat pengobatan, alergi, riwayat kesehatan keluarga dan pola hidup.
Kemudian selanjutnya melakukan pemeriksaan fisik terutama di kulit yang terdiri dari -
warna, moisture, temperature, tekstur, turgor, edema, odor, lesi. Selain kulit, juga
dilakukan pengkajian pada rambut dan kuku. yang terakhir  adalah pemeriksaan
diagnostic yang ostic yang terdiri dari terdiri dari prosedur operatif seperti biopsy seperti
biopsy, lalu yang kedua adalah teknik diagnostic terapi.
Many thanks!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


WASSALAMUALAIKUM
icons by Flaticon, and infographics & WR. WB
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai