Anda di halaman 1dari 44

MACAM-MACAM

KONSTRUKSI KAYU

KONSTRUKSI
BANGUNAN

Drs. Budi
Jatnika

Githa
Rahmawati
1. KONSTRUKSI PINTU & JENDELA

 Konstruksi pintu dan jendela dibagi menjadi dua,


yaitu kusen dan daun pintu & jendela.
 Fungsi dari konstruksi pintu dan jendela adalah
sebagai penghubung antar ruangan yang dipisahkan
dinding bersangkutan.
 KUSEN
• Pengertian dan Fungsi: salah satu bagian dari konstruksi
bangunan yang berfunsi untuk membentuk hubungan, baik
antara sebuah dinding pasangan bata, beton ataupun kayu
dengan pintu atau jendela.
• Jenis-jenis kusen:
- berdasarkan fungsinya dapat dibedakan antara : kusen
pintu dan kusen jendela
- berdasarkan lokasinya dapat dibedakan antara : kusen
dalam dan kusen luar, yang terutama dipengaruhi oleh
iklim setempat
- berdasarkan bahan yang digunakan dapat dibedakan
antara : kusen kayu, kusen logam dan kusen beton
A. KONSTRUKSI PINTU
1. Daun Pintu
 Pengertian dan Fungsi: Daun pintu berfungsi untuk
penutup/pemisah ruang yang movable tidak statis dan dapat
dibuka atau ditutup bahkan bila perlu untuk keamanan dapat
pula dikunci atau pengertian lain dari Daun pintu adalah
Berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia ataupun
barang.
 Tinggi Kusen Pintu: Tinggi pintu ditentukan berdasarkan tinggi
orang normal 1 ,60 m ditambah tinggi bebas 0,40 m sampai
dengan 0,60 m.
 Lebar Kusen Pintu
- Kamar Mandi/WC : 0,60 – 0,70 m
- Kamar Tidur : 0,80 m
- Pintu utama : 1 ,00 – 1 ,20 m
- Pintu utama kantor : sampai 3,00 m
- Garasi atau Gudang : Tinggi kendaraan ditambah 0,40
s/d 0,60 m. Tinggi minimum 2,50 m. Lebar minimum
3,00 m
- Bangunan Monumental: dengan menggunakan skala
monumental, disesuaikan dengan proporsi
bangunannya
 Ukuran Kayu: Ukuran kayu yang sering dipergunakan untuk
kusen : 6/12, 8/12, 8/14,10/15, dsb. Untuk daun pintu dan
panil menggunakan ukuran 3/10, 3/12, 3/30, 4/30, 2/20 .
 Jenis Kayu yang Digunakan: Kayu yang dipergunakan untuk
pembuat kusen maupun daun harus memenuhi persyaratan
teknis diantaranya adalah : kadar lengas rendah, awet,
kembang susutnya kecil, tidak banyak mata kayunya, mudah
dikerjakan. Untuk kayu yang akan ditampilkan secara natural
harus memiliki serat dan tekstur yang baik.
2. Jenis-jenis Pintu
• Pintu sorong (slide a door) yang membukanya didorong
horisontal ke kiri/kanan atau vertikal ke sisi atas, daun -daun
pintu ini ditempatkan pada belakang rangka atau pada
alat/rel, bagian jendela dapat dibuka penuh.
• Pintu lipat, yang membukanya dengan cara didorong dan
melipat di kanan/kiri, daun -daun pintu diletakan/digantung
pada alat/rel, bagian pintu dapat dibuka ± 90%.
• Pintu Gulung (roll a door), yang membukanya dengan cara
digulung di atas, daun-daun pintu digulung pada alat, bagian
pintu dapat dibuka penuh.
• Pintu sayap tunggal/ganda, daun pintu digatung pada sisi
dalam/luar rangka dengan alat/engsel. Pintu ini dibedakan
menjadi pintu kiri/pintu kanan.
 BAGIAN-BAGIAN DARI PINTU

• Angker : besi 3/8’” panjang 20 cm, kait


ujung 5 – 10 cm untuk memperkokoh
kedudukan kusen pada tembok .
• Sponning : tempat menempel daun pintu
pada kusen, ber fungsi juga sebagai
penutup celah, dalam 1 -1 ,5 cm, lebar 3 -4
cm menyesuaikan ketebalan daun.
• Sponning kapur : menciptakan daya ikat
antara kusen dengan tembok , lebar
dibuat 3-6 cm, kedalaman 1 -2 cm.
• Sponning plesteran : penutup celah susut
kayu dan celah antara kusen dengan
tembok berukuran 1x1 cm.
• Kupingan : Untuk memperkokoh
kedudukan dan ikatan kusen dengan
tembok bagian atas. Ukuran panjang 10 -
15 cm
• Duk/Neut : Campuran beton pada bagian
bawah kusen berbatasan dengan muka
lantai, mencegah masuknya air kedalam
kayu kusen.
B. KONSTRUKSI JENDELA
1. Daun Jendela
• Fungsi: sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan juga
sebagai tempat berlangsungnya proses pertukaran udara pada
suatu bangunan.
• Tinggi Ukuran Daun Jendela: Tinggi ambang atas jendela
dibuat sama dengan tinggi ambang atas pintu agar tampak
serasi. Tinggi ambang bawah dari kusen jendela disesuaikan
fungsi ruang. Untuk ruang tidur : 0,80 m s/d 1,20 m dari
lantai. Untuk ruang tamu, keluarga : 0,20 m s/d 0,40m agar
ruangan memperoleh penerangan sebanyak-banyaknya.
2. Jenis-jenis Jendela
Berikut ini adalah jenis -jenis utama bekerjanya jendela yaitu:
• Jendela gantung ganda, mempunyai daun -daun jendela yang
didorong secara vertikal. Daun -daun jendela ini ditempatkan
pada alur depan rangka atau pada alat/rel. Bagian jendela
dapat dibuka ± 50%.
• Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung
pada ambang atas/bawah atau pada tiang. Daun -daun jendela
ini ditempatkan pada engsel depan/belakang. Bagian jendela
dapat dibuka penuh.
2. HUBUNGAN SAMBUNGAN KAYU

a. Sambungan Kayu Tipe Bibir Lurus


Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang
disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang
kayu yang panjang. Jenis sambungan bibir lurus ini biasanya
digunakan untuk penyambungan kayu pada arah memanjang
(biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi
bangunan).
b. Sambungan Kayu Tipe Takikan Lurus
Type sambungan takikan lurus ini biasa digunakan pada balok
kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat
gambat berikut.
c. Sambungan Kayu Tipe Bibir Miring
Type sambungan bibir miring ini biasa digunakan pada balok
kayu dengan arah memanjang. Sambungan bibir miring
digunakan untuk menyambung gording pada jarak 2,5 -3,50 m
dipikul oleh kuda-kuda. Sambungan ini harus ditempatkan pada
peralihan momen positif ke momen negatif sebesar = Q. Maka
penempatan sambungan pada jarak 1/7 -1/9 dari kuda-kuda.
d. Sambungan Kayu Tipe Bibir Lurus Berkait
Type sambungan bibir lurus berkait ini biasa digunakan pada
balok kayu dengan arah memanjang. Sambungan kait lurus ini
digunakan bila akan ada gaya tarik yang timbul. Gaya tarik
diterima oleh bidang kait tegak sebesar:
L x 1/5t x σTk
Dimana : σTk = tegangan tekan yang diizinkan pada
kayu/serat kayu dan oleh bidang geser
mendatar sebesar 1/5t x 1 1/4t x σg
Σg = tegangan geser yang diizinkan pada kayu
L = Lebar Kayu Balok
HUBUNGAN & SAMBUNGAN KAYU

a. Sambungan Menyudut
Hubungan kedua kayu tersebut selain dapat dilakukan dengan
takikan ½ kayu dapat pula menggunakan hubungan pen dan
lubang. Pen dibuat 1/3 tebal kayu dan lubang pen lebarnya
dibuat ½ tebal kayu yang disambungkan. Sambungan menyudut
dapat dilakukan dengan:
• Sambungan Takikan Lurus
• Sambungan Lubang dan Pen Tertutup

• Sambungan Lubang dan Pen Terbuka


• Sambungan Ekor Burung

• Sambungan Pen dan Lubang dengan Spat Pen


• Sambungan Klip dengan Satu Sisi Verstek
2. Sambungan Melebar
Sambungan melebar dapat dilakukan dengan :
• Sambungan alur dan lidah lepas
• Sambungan alur dan lidah
3. Sambungan Memanjang
Sambungan memanjang dapat dilakukan dengan :
• Sambungan bibir lurus

• Sambungan bibir lurus berkait


• Sambungan bersusun dengan gigi

• Sambungan bersusun
dengan schei
• Sambungan dengan pengunci atas bawah

• Sambungan dengan pengunci


dibawah
• Sambungan dengan pengunci di samping
• Sambungan takik lurus rangkap
3. KONSTUKSI ATAP

Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, yang meli ndungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik .

• Faktor Penentu Kemiringan dan Bentuk Atap


Pada konstruksi kuda-kuda (terutama yang berkonstruksi kayu)
kemiringan dipengaruhi prinsip kondusif sebagai berikut:
- Dal am menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap
kasau, masing-masi ng kasau dan bal ok kuda-kuda membentuk suatu
segitiga . Makin besar sudut α , makin mudah beban atap disalurkan . Oleh
karena itu, kemiringan α ter sebut tidak boleh < 30°.

- Pada konstruksi atap peran (gordi ng) tanpa takikan terdapat tiang yang
menumpu peran, sedangkan kasau (usuk) hanya menerima beban
lendutan. Oleh karena itu tidak ada ketentuan sudut kemiringan minimal .

- Kemiringan atap dipengaruhi oleh sambungan dan celah pelapis atap .


Semakin banyak celah berar ti semakin kecil ukuran elemen bahan pelapis
atap, maka harus dibuat semakin curam agar air huj an dapat mengalir
dengan cepat.

- Kemiringan atap juga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim setempat.


• Elemen-elemen Atap
1. Kuda-kuda, terdiri dari kuda penopang (iga -iga) yang
menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda -kuda yang
berfungsi sebagai penahan gaya tarik serta tiang tengah
(ander) yang mendukung balok bubungan (molo) dan
menerima gaya tekan.
2. Gording (peran), sebagai penyangga kasau (usuk) terletak
pada kuda penopang dibutuhkan jika jarak antara bantalan
dan bubungan > 2,0 m.
3. Kasau (usuk), melintang diatas balok dinding (bantalan),
peran dan bubungan serta berfungsi sebagai penyangga
reng.
4. Reng, merupakan bilah yang melintang diatas kasau dan
berfungsi sebagai tempat mengaitkan genting.
5. Ring Balok (balok dinding), diletakkan di bagian puncak
dinding dan berfungsi sebagai pendukung balok kuda -kuda.
6. Lisplank tirisan, terbuat dari papan tegak yang dipasang
pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau .
7. Lisplank ujung gevel, dibuat dari papan tegak yang dipasang
sepanjang ujung gevel mengikuti kemiringan atap sebagai
pelindung gording dan reng .
8. Rangka batang, adalah konstruksi rangka yang terletak
pada sebuah bidang dan saling dihubungkan dengan sendi
pada ujungnya, sehingga membentuk suatu bagian -bagian
yang terdiri dari segitiga-segitiga.
9. Pelapis Atap, merupakan lapisan kedap air.
10. Penutup Atap, merupakan lapisan kedap air terakhir.
4. KONSTRUKSI DINDING KAYU

Konstruksi dinding kayu dapat dibagi atas konstruksi batang


tersusun (log construction) dan konstruksi dinding rangka (pole
construction).
a. Konstruksi Batang Tersusun
Konstruksi batang tersusun merupakan cara kuno membuat
dinding dari batang kayu utuh yang disusun secara berbaring.
Pada sudut-sudut kayu bulat ditakik sedemikian rupa sehingga
batang kayu satu dinding posisinya tergeser setengah gamang.
Menurut dalamnya takikan tersebut, terdapat celah diantara
tiap-tiap batang atau mentup rapat.
b. Konstruksi Dinding Rangka
Penggunaan konstruksi rangka menghemat kayu dibandingkan
dengan konstruksi batang tersusun dan pengisian rangka dapat
dilakukan dengan berbagai cara (kulit pohon, anyaman bambu,
tanah liat, dsb. Yang lebih menghemat kayu.
c. Dinding Rangka Tersusun
Konstruksi dinding angka tersusun merupakan konstruksi yang
disusun setingkat demi setingkat. Konstruksi rangka tersusun
dipasang secara terbuka (dengan pengisian rangka dinding)
atau dilapisi dengan papan.konstruksi rangka tersusun
mnerima dan menyalurkan semua gaya vertikal (beban gedung,
beban berguna) dan horizontal (tekanan angin, beban gempa
bumi).
d. Dinding rangka terusan
Dinding rangka terusan dari kayu, berdasarkan pengalaman
tradisional dan pikiran struktural, dapat digolongkan menjadi :
• Tiang dan balok tunggal
Pada sistem tiang tersusun, balok tunggal berfungsi sebagai
palang, dan tonjlan (sistem Konsol) tidak mungkin dibuat,
sedangkan balok terusan dengan tiang diantaranya lebih
memungkinkan.
• Tiang Pengapit dan balok tunggal
Tiang pengapit memungkinkan balok terusan yang menonjol
(berkonsol). Tiang pengapit terdiri dari dua balok yang ditakik,
mengapit balok terusan, atau dari dua papan pengapit dan
tiang pengisi. Dua-duanya membutuhkan baut pengikat.
• Balok pengapit dan tiang tunggal
Tiang pengapit memungkinkan balok terusan yang menonjol
(berkonsol). Tiang pengapit terdiri dari dua balok yang ditakik,
mengapit balok terusan, atau dari dua papan pengapit dan
tiang pengisi. Dua-duanya membutuhkan baut pengikat .
• Balok pengapit dan tiang tunggal
Balok pengapit memungkinkan tiang terusan dan balok tetap
menonjol (berkonsol). Penggunaan papan pengapit sebagai
peran dan balok lantai penghemat penggunaan kayu.
e. Dinding Rangka Papan
Kestabilan terjamin oleh lapisan multipleks (setebal > 18 mm)
atau papan (setebal > 20 mm) yang dipaku secara diagonal.
Ukuran papan untuk rangka dinding biasanya:
40/100, 40/120 mm untuk tiang dan 40/150, 40/180 mm
untuk balok, 50/100, 50/120 mm untuk tiang, atau 60/100,
60/120 mm untuk tiang dan 60/150, 60/180 mm untuk balok.
f. Dinding Rangka Papan Prefab
Konstruksi gedung rangka papan prefab tidak terbatas pada
bagian dinding dinding saja, melainkan juga dapat disusun
pada bagian atap, bagian pelat lantai, dsb.
5. KONSTRUKSI PLAFOND

• Pada pemasangan langit -langit harus diperhatikan peraturan


bangunan nasional yang menentukan tinggi ruang minimal
sekurang-kurangnya 2,40 m pada perumahan, dengan
pengecualian dalam hal langit -langit/kasau miring maka pada
> 50 % luas ruang tinggi ruang harus > 2,40 m. Tinggi ruang
cuci dan kamar mandi diperbolehkan > 2,10 m.
• Konstruksi langit-langit terdiri dari dua bagian, yaitu
konstruksi rangka dasar langit -langit atau rangka
penggantung dan lapisan penutup langit -langit.
• Konstruksi Rangka Dasar Langit -langit
Penutup langit-langit tersebut adalah tripleks 4 atau 6 mm,
pelat semen berserat ±5 mm, pelat serat kayu 12 mm,
gipskarton 12 mm, papan serat kayu semen 15 atau 20 mm,
yang dipotong sesuai konstruksi rangka dasar dan dapat dipaku
dibawah kasau atau konstruksi pelat dari kayu .
• Konstruksi Rangka Penggantung Langit -langit
Konstruksi rangka penggantung biasanya dibuat dari balok
berukuran 5x7 cm yang dipasang berselang -seling sesuai
dengan bentuk dan ukuran bahan penutup langit -langit.
6. PEMASANGAN LANTAI KAYU

Pilihan penutup lantai tidak hanya tergantung pada


petimbangan teknis tersebut, melainkan juga dipengaruhi oleh
keindahan (warna), kenyamanan (tekstur) dan keamanan (licin)
serta kemampuan merendam suara (bising) dan cahaya (silau ).
• Lantai Papan Kayu
Konstruksi lantai kayu yang paling sederhana adalah papan -
papan yang langsung dipasang dan dipaku diatas sloof atau
balok loteng. Ukuran papan yang digunakan adalah tebal
minimal 20 mm, lebar 90 – 140 mm.
• Parket Kayu Kepala, Parket Papan dan Parket Bingkai
Parket kayu kepala biasanya digunakan sebagai lantai bengkel
dan pabrik sehingga tempat kerja sehat untuk kaki para
pekerja. Parket kayu kepala dengan tebal 6 – 10 cm berukuran
8x8 – 8x20 cm ditanam dalam aspal di atas lantai beton
dengan bagian kepala kayu pada permukaan lantai.
Parket papan dan parket bingkai dibuat dari kayu masif setebal
19 – 23 mm dengan alur 6 mm sekelilingnya. Parket ini dapat
dipaku pada lantai dasar atau dilem satu sama lain jika
berenang di atas pelat serat kayu setebal 18 mm sebagai
peredam suara.
7. PEMASANGAN KUSEN PINTU &
JENDELA
A. Pemasangan Kusen
• Kusen Pintu
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut dalam
manajemen proyek:
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
2. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap
as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
3. Pasang angker pada kusen secukupnya.
4. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2
meter dari tinggi bouwplank .
5. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting -unting.
6. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
7. Pasang patok untuk diikat ber sama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
8. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada
tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya.
• Kusen Jendela
Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut dalam
manajemen proyek:
1. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan
mudah dijangkau.
2. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as
bouwplank.
3. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela .
4. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank.
5. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut.
6. Pasang kusen jendela sampai betul -betul tegak dengan
pertolongan unting-unting.
7. Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat.
8. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada
keadaan yang benar.
9. Bersihkan tempat sekelilingnya
B. P e m a s a n g a n D a un P i n t u
1. U ku r l e b a r d a n t i n g g i ku s e n p i n t u.
2. U ku r l e b a r d a n t i n g g i d a u n p i n t u.
3. Ket a m d a n p o to n g d a u n p i n t u ( b i l a te r l a l u l e b a r d a n te r l a l u t i n g g i ) .
4. M a s u k ka n / p a s a n g d a u n p i n t u p a d a ku s e n nya , s te l s a m p a i m a s u k d e n g a n
to l e r a n s i ke l o n g g a r a n 3 – 5 m m , b a i k ke a r a h l e b a r m a u p un ke a r a h t i n g g i .
5. L e p a s ka n d a u n p i n t u, p a s a n g / t a n am e n g s e l d a u n p i n t u p a d a t i a n g d a u n p i n t u
( s i s i te b a l ) d e n g a n j a r a k d a r i s i s i b a g i a n b aw a h 3 0 c m , d a n d a r i s i s i b a g i a n a t a s
2 5 c m ( u n t u k p i n t u d e n g a n 2 e n g s e l ) , d a n p a d a b a g i a n te n g a h ( u n t u k p i n t u
dengan 3 engsel)
6. M a s u k ka n / p a s a n g l a g i d a u n p i n t u p a d a ku s e n nya , s te l s a m p a i b a i k
ke d u d uka n nya , ke m u d i a n b e r i t a n d a p a d a t i a n g ku s e n p i n t u te m p a t e n g s e l ya n g
s e s u a i d e n g a n e n g s e l p a d a d a u n p i n t u.
7. L e p a s ka n s e b e l a h b a g i a n e n g s e l p a d a d a u n p i n t u d e n g a n c a r a m e l e p a s p e n nya ,
ke m u d i a n p a s a n g / t a n am p a d a t i a n g ku s e n
8. P a s a n g ke m b a l i d a u n p i n t u p a d a ku s e n nya d e n g a n m e m a s a n g ka n e n g s e l nya ,
ke m u d i a n m a s u k ka n p e n nya s a m p a i p a s , s e h i n g g a te r p a s a n g l a h d a u n p i n t u p a d a
ku s e n p i n t unya .
9. C o b a d a u n p i n t u d e n g a n c a r a m e m b uka d a n m e n u t up .
1 0 . B i l a m a s i h d i a n g g a p ku r a n g p a s , l e p a s ka n d a u n p i n t u d e n g a n c a r a m e l e p a s ka n
pen.
1 1 . S te l l a g i s a m p a i d a u n p i n t u d a p a t m e m b uka d a n m e n u t up d e n g a n b a i k , r a t a d a n
l u r us d e n g a n ku s e n .
C. Pe m as angan D a un J e n de la
1. Ukur l e ba r da n t i n g gi kus e n j e n dela .
2. Ukur l e ba r da n t i n g gi da un j e n dela.
3. Ket a m da n poto n g da un j e n dela ( bi l a te rl a lu l e ba r da n te rl a l u t i n g gi).
4. M a s uk kan/pa sang da un j e n de la pa da kus e n nya, s te l s a m pai m a suk de n g an
to l e ransi ke l ongga ran 3 – 5 m m , ba i k ke a ra h l e ba r m a upun ke a ra h t i n g gi.
5 . Le pa s kan da un j e n dela , pa s a n g/t anam e n g sel da un j e n dela pa da t i a n g da un
j e n dela ( s isi te ba l ) de n g a n j a ra k da ri s i si ba g i an bawa h 15 - 20 cm da ri
ba g i an te pi ( un t uk put a ra n h o ri z ont al) a t a u e n g sel di t a n a m pa da ba g i a n
a m ba n g a t a s da un j e n dela de n g a n j a ra k 1 5 - 2 0 c m da ri ba g i an te pi ( un t uk
put a ra n ve r t i kal).
6 . M a s uk kan/pa sang l a g i da un j e n dela pa da kus e nnya, s te l s a m pai ba i k
ke duduka n nya, ke m udia n be ri t a n da pa da t i a n g/amba ng a t a s j e n dela
te m pa t e n g sel ya n g s e suai de n g a n e n g sel pa da da un j e n dela.
7 . Le pa s kan s e be lah ba g i an e n g sel pa da da un j e n dela de n g a n ca ra m e l epas
pe n nya , ke m udi an pa s a n g/t anam pa da t i a n g /ambang a t a s kus e n
8 . Pa s a ng ke m bali da un j e n dela pa da kus e nnya de n g a n m e m asangkan
e n g selnya, ke m udia n m a s uk kan pe n nya s a mpa i pa s , s e h ingga te rpa s a n gla h
da un j e n dela pa da kus e n j e n de lanya.
9 . Co ba da un j e n dela de n g a n c a ra m e m buka da n m e n ut up.
1 0 . B i l a m a sih di a n g gap kura n g pa s , l e pa skan da un j e n dela de n g an c a ra
m e l epaskan pe n .
1 1 . Ste l l a g i s a m pai da un j e n dela da pa t m e m buka da n m e n ut up de n g a n ba i k ,
ra t a da n l urus de n g an kus e n .

Anda mungkin juga menyukai