POLICY BRIEF Policy Brief Badan Kepegawaian Negara
Nomor: 040-November 2020 ISSN: 2541-4267
URGENSI INTEGRASI APLIKASI PENYUSUNAN
KEBUTUHAN ASN
PENDAHULUAN jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk setiap
Penyusunan kebutuhan merupakan kegiatan jabatan akan tetapi juga harus didasarkan pada yang wajib dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah analisis terhadap rencana strategis dan visi misi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Instansi Pemerintah. Nomor 5 Tahun 2014 tentang Manajemen ASN, Menindaklanjuti aturan di atas, pemerintah berdasarkan aturan tersebut penyusunan kebutuhan membuat kebijakan memprioritaskan pemenuhan pegawai tidak sekedar mengidentifikasi berapa kebutuhan jabatan-jabatan teknis yang mendukung Ringkasan Eksekutif pencapaian rencana strategis dan pengembangan • Ketersediaan pegawai dalam instansi pemerintah potensi daerah sesuai tugas utama dari masing- akan berpengaruh pada kinerja instansi pemerintah masing unit kerja. Data pada Pusat Perencanaan itu sendiri, oleh karenanya dalam proses Kebutuhan ASN menunjukan bahwa lebih dari 90% penyusunan kebutuhan harus memperhatikan usul kebutuhan ASN Tahun 2019 yang disampaikan rencana strategis pada instansi pemerintah oleh Instansi Pemerintah kepada Menteri PANRB agar pegawai yang tersedia dan yang akan direkrut adalah pegawai yang dapat mendukung dan Kepala BKN adalah usul kebutuhan untuk pencapaian target kinerja instansi pemerintah. Jabatan Teknis. • Penggunaan aplikasi dalam proses penyusunan Usul Kebutuhan ASN kebutuhan pegawai diharapkan dapat memudahkan pengumpulan dan analisis data 100% sehingga informasi yang muncul dari pengolahan 80% data dapat secara efektif digunakan dalam 60% pembuatan kebijakan, aplikasi penyusunan 40% Teknis Administratif kebutuhan yang bersifat parsial pada gilirannya 20% akan menghambat proses penyusunan kebutuhan 0% secara umum sehingga diperlukan integrasi atas 2017 2018 2019
aplikasi yang sudah ada.
Sumber : Pusat Perencanaan Kebutuhan ASN BKN, 2020 Penulis : Adie Fauzan Pengarah : Haryomo DP Penanggungjawab : Hardianawati Pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah Redaktur : Ajib Rakhmawanto Wakil Redaktur : Haryanah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajamen PNS Penyunting/Editor : Katherin menyebutkan bahwa Penyusunan kebutuhan PNS Editor Bagian/Section Editor : Novi Savarianti Fahrani Ardy Firman Syah dilaksanakan menggunakan aplikasi yang bersifat Azmi Listya Anisah Diana Marifah elektronik, aturan tersebut mengandung makna Design Grafis : Santosa bahwa dalam proses penyusunan, penyampaian Sekretariat : Givan Permadi Hamid Munawan usul hingga penetapan kebutuhan dilaksanakan Mochammad Ervin Permana menggunakan sistem informasi. Penggunaan Alamat : Jl. Letjend Sutoyo No.12 Cililitan Jakarta Timur sistem informasi dalam penyusunan kebutuhan Telp : 021-80887011 e-mail : pengkajianpenelitianbkn@gmail.com tidak hanya ditujukan untuk memudahkan dalam
Pusat Pengkajian Manajemen ASN 1
Pusat Pengkajian Manajemen ASN Policy Brief pengolahan data kebutuhan akan tetapi juga harus aktivitas yaitu data matching (pencocokan data) menjadi sarana yang memudahkan bagi seluruh adalah membandingkan sekumpulan data untuk instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan mengidentifikasi kasus dengan parameter tertentu pegawai, menentukan jabatan dan unit kerja yang dan data mining (mengumpulkan data) adalah diusulkan untuk diberikan tambahan pegawai serta menganalisis data yang sudah ada pada sistem mengurangi penggunaan dokumen konvensional. operasional untuk menghasilkan informasi dan Pemanfaatan sistem informasi dalam penyu- kebijakan yang baru. sunan kebutuhan menjadi semakin relevan dengan Peran data dan informasi dalam kaitannya kondisi saat ini, mengingat pandemi Covid-19 dengan pengambilan keputusan menurut Marakas memaksa hampir seluruh kegiatan pemerintahan dan O’Brien (2013:74) terbagi atas 3 jenjang yaitu untuk dilaksanakan menggunakan media elektronik mendukung proses dan pelaksanaan tugas harian, karena adanya pembatasan untuk berinteraksi mendukung pembuatan keputusan dan mendukung secara langsung dan pengurangan penggunaan strategi kompetitif. Data yang terkumpul dalam dokumen dalam bentuk cetak. Namun demikian, sistem informasi akan menentukan efektivitas pemanfaatan sistem informasi ini masih belum pengambilan keputusan, artinya semakin baik dan maksimal sehingga masih banyak ditemui kendala lengkap data yang terkumpul maka akan semakin pada saat instansi pemerintah menyusun kebutuhan. efektif pula keputusan yang dapat diambil oleh pimpinan suatu lembaga pemerintahan. SISTEM INFORMASI INSTANSI PEMERINTAH APLIKASI PENYUSUNAN KEBUTUHAN ASN Kerangka dasar sistem informasi pemerintah Penggunaan sistem informasi dalam penyu- menurut Riany dkk (2004) harus berdasarkan sunan kebutuhan sudah mulai digunakan sejak lama, prinsip-prinsip sebagai berikut: dimulai dari pengolahan data kebutuhan pegawai 1. Reusability, yaitu membangun sistem yang yang diperoleh dari sistem aplikasi pelayanan bersifat fleksibel sehigga dapat digunakan oleh kepegawaian (SAPK) yang mulai digunakan sejak pemerintah pada berbagai tingkat. tahun 2008 sebagaimana diatur dalam Peraturan 2. Inform, yaitu membangun sistem yang Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 20 dapat memberikan informasi lengkap Tahun 2008 tentang Pedoman Pemanfaatan Sistem yang terstandardisasi mengenai lembaga Aplikasi Pelayanan Kepegawaian. Data kebutuhan pemerintahan maupun pemerintahan daerah pegawai yang terdapat dalam SAPK seperti jumlah untuk kepentingan luas. pegawai yang ada, jumlah pegawai yang akan 3. Accelerate, yaitu membangun sistem yang mencapai batas usia pensiun, dan struktur organisasi dapat menghemat waktu dalam alur transaksi pada setiap instansi pemerintah memudahkan atau proses kerja rutin. Badan Kepegawaian Negara dalam menyusun 4. Reduce, yaitu membangun sistem yang dapat pertimbangan teknis kebutuhan ASN. mengurangi biaya-baya yang tidak perlu Selanjutnya penggunaan sistem informasi dan meminimalkan kesalahan dalam proses dalam penyusunan kebutuhan dilaksanakan meng- transaksi. gunakan aplikasi e-Formasi, Menteri Pendayagunaan 5. Improve, yaitu membangun sistem yang dapat Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, surat Nomor: B-2156/M.PAN.RB/5/2014 tentang kalangan bisnis, dan lembaga pemerintah Penerapan Sistem e-Formasi memerintahkan kepada lainnya. seluruh instansi pemerintah untuk menyampaikan Sistem informasi dalam kerangka data profil instansi pemerintah melalui e-Formasi penyusunan kebutuhan pada prinsipnya dibuat dengan tujuan untuk mempercepat proses administrasi untuk memudahkan proses pengolahan data serta menjamin keakuratan data terkait dengan peta kebutuhan, pengolahan data dalam sistem jabatan, jumlah pegawai, posisi penempatan pegawai, informasi pemerintahan menurut Bellamy alokasi kekurangan dan kelebihan pegawai. Data (2005:121) memiliki kecenderungan kepada dua yang dihimpun dalam e-Formasi adalah Peta jabatan,
2 Pusat Pengkajian Manajemen ASN
Policy Brief Jumlah kebutuhan pegawai dalam jangka waktu 5 Kesehatan menjadi prioritas karena merupakan (lima) tahun, Jumlah riil pegawai pada setiap unit bagian dari pelayanan dasar yang wajib dipenuhi organisasi, Jumlah pegawai yang akan mencapai oleh pemerintah baik sarana maupun prasarananya, batas usia pensiun setiap tahunnya untuk (5) lima sedangkan pemenuhan untuk Tenaga Teknis akan tahun kedepan, dan Perkiraan kekurangan/kelebihan sangat bergantung pada visi misi, rencana strategis, pegawai pada setiap unit organisasi. program prioritas pemerintah, dan potensi daerah. Penyusunan kebutuhan tenaga pendidik Atas dasar hal tersebut, maka keberadaan dilakukan dengan memanfaatkan data pendidikan aplikasi penyusunan kebutuhan untuk mendukung yang dikelola melalui sistem aplikasi Data Pokok proses penghitungan kebutuhan Guru dan Tenaga Pendidikan (Dapodik), aturan yang menaungi Kesehatan sangat penting perannya. Ketersediaan penggunaan Dapodik dalam mengumpulkan data aplikasi penyusunan kebutuhan selama ini cukup pendidikan adalah Peraturan Menteri Pendidikan membantu dalam proses pengambilan kebijakan, dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 namun demikian aplikasi-aplikasi tersebut Tahun 2015 tentang Data Pokok Pendidikan. belum terintegrasi secara baik, sehingga dalam Berdasarkan aturan tersebut data satuan pendidikan, proses penyusunan kebutuhan secara nasional data pendidik dan tenaga kependidikan, serta data yang didalamnya memuat seluruh jabatan yang peserta didik perlu dilakukan pendataan yang dibutuhkan belum berjalan secara efektive dan meliputi pengumpulan, pengolahan dan penyajian efisien. Pada saat akan disusun kebijakan pemenuhan data. Tugas setiap satuan pendidikan untuk mengisi kebutuhan ASN, Kementerian dan lembaga terkait instrumen aplikasi pendataan Dapodik agar masih harus melaksanakan proses yang cukup dapat dilakukan pengolahan dan penyajian data memakan biaya dan waktu seperti bersurat kepada sesuai kebutuhan, termasuk didalamnya adalah instansi yang mengelola aplikasi penyusunan pemanfaatan data untuk menyusun kebutuhan kebutuhan masing-masing jabatan, melaksanakan tenaga pendidik. rapat koordinasi, hingga sinkronisasi data, setelah Perintah untuk melaksanakan penyusunan proses ini selesai dilanjutkan dengan pengolahan kebutuhan tenaga kesehatan secara tegas diatur data, analisis data, penelaahan informasi kemudian dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik pembuatan kebijakan. Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Permasalahan yang sering timbul dalam proses Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan di atas adalah pada saat dilakukan sinkronikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan, sesuai dengan data, masing-masing lembaga pemerintah yang aturan tersebut setiap fasilitas kesehatan wajib mengelola aplikasi penyusunan kebutuhan juga melaksanakan perhitungan kebutuhan SDM mengumpulkan data yang sama seperti data Kesehatan. Menindaklanjuti aturan tersebut eksisting pegawai. SAPK mengumpulkan data serta untuk memudahkan instansi pemerintah eksisting seluruh PNS yang ada pada instansi dalam menghitung kebutuhan SDM Kesehatan pemerintah melalui input data yang dilakukan oleh digunakan aplikasi Perencanaan Kebutuhan unit kerja yang bertugas dibidang pengelolaan SDMK (Renbut), sebuah aplikasi yang dapat pegawai, kemudian Dapodik mengumpulkan data menampilkan jumlah kebutuhan SDM Kesehatan eksisting Guru yang ada pada fasilitas pendidikan pada setiap instansi pemerintah, fasilitas kesehatan, melalui input data yang dilakukan oleh operator dan jabatan pada masing-masing jenjang. Dapodik pada masing-masing fasilitas pendidikan, keberadaan dua data ini pada saat dilakukan PEMANFAATAN APLIKASI PENYUSUNAN sinkronisasi biasanya terdapat perbedaan. KEBUTUHAN Proses pembuatan kebijakan yang cukup Kebijakan pemerintah terkait pemenuhan panjang dan adanya data yang tidak sinkron dapat kebutuhan pegawai setiap tahunnya paling disiasati dengan keberadaan sistem informasi tidak terbagi atas 3 (tiga) jenis jabatan yaitu yang dapat mengintegrasikan berbagai aplikasi Guru, Tenaga Kesehatan, dan Teknis Lainnya. penyusunan yang dimiliki oleh lembaga pemerintah, Pemenuhan kebutuhan untuk Guru dan Tenaga sehingga data yang dimiliki oleh masing-masing
Pusat Pengkajian Manajemen ASN 3
Policy Brief lembaga pemerintah dapat diolah dan disajikan mengintegrasikan data-data yang dibutuhkan dalam dalam bentuk data yang lebih komprehensif, penyusunan pertimbangan teknis kebutuhan ASN seragam dan tepat Sistem informasi penyusunan seperti data jumlah penduduk, luas wilayah, APBD, kebutuhan yang terintegrasi juga diharapkan dapat serta data tipe perangkat daerah.
KESIMPULAN 3. Melaksanakan kerja sama dengan Instansi
Penyusunan kebutuhan sebagai bagian Pemerintah yang memiliki data-data terkait dari manajemen kepegawaian telah dilaksanakan dengan penyusunan kebutuhan ASN; menggunakan sistem informasi, namun demikian 4. Mengintegrasikan aplikasi analisis jabatan belum terintegrasi secara baik karena dibangun dan analisis beban kerja yang dimiliki Instansi atas dasar kebutuhan masing-masing instansi Pemerintah dengan SIASN. pemerintah dan input data dilakukan oleh unit yang Dengan kebijakan-kebijakan tersebut di- berbeda-beda tanpa ada koordinasi yang baik satu harapkan dapat membawa perubahan diantaranya: sama lain, sehingga ketika dilakukan sinkronikasi 1. Data kebutuhan yang terintegrasi akan data ditemui perbedaan yang berujung pada menghasilkan single data, artinya tidak akan terhambatnya proses penyusunan kebutuhan secara ditemui lagi data yang berbeda antara satu nasional. Atas dasar kondisi tersebut diperlukan instansi pemerintah dengan lainnya. sistem informasi yang dapat mengintegrasikan aplikasi-aplikasi penyusunan kebutuhan yang 2. Penyusunan kebutuhan secara nasional dapat sudah ada, agar diperoleh data yang akurat dan dilakukan lebih efisien dan efektif. proses penyusunan kebijakan dapat dilaksanakan 3. Penambahan pegawai sesuai dengan lebih cepat. kebutuhan riil instansi pemerintah.
REKOMENDASI DAN IMPLIKASI DAFTAR PUSTAKA
KEBIJAKAN Bellamy, Christine., 2005, Public Management Berdasarkan pembahasan di atas ada beberapa and Governance, New York : Routledge kebijakan yang dapat direkomendasikan yaitu: O’Brien, James A. 2005, Introduction to 1. Membuat fitur dalam Sistem Informasi ASN Information System, International Edition. (SIASN) agar dapat mengintegrasikan data Singapore : McGraw Hill. yang dibutuhkan dalam proses penyusunan Riani, B., Melia, I., dan Ariyanto, W., 2004, kebutuhan; Pengembangan Prototipe Standardisasi 2. Melaksanakan kerja sama dengan Instansi Aplikasi E-Government untuk Instansi Pemerintah yang memiliki aplikasi penyusunan Pemerintah, Student Project, Jakarta: kebutuhan agar dapat diintegrasikan dengan Fakultas Ilmu Komputer Universitas SIASN; Indonesia