Anda di halaman 1dari 4

Civil Apparatus

Policy Brief
POLICY BRIEF
BKN
Badan Kepegawaian Negara

Nomor: 041-Februari 2021 ISSN: 2541-4267

KEBIJAKAN SATU DATA APARATUR SIPIL NEGARA


UNTUK MEWUJUDKAN INTEROPERABILITAS

PENDAHULUAN SPBE. Sistem pemerintahan berbasis elektronik


Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun diharapkan dapat mewujudkan tata kelola
2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis pemerintahan yang bersih, efektif, transparan
Elektronik (SPBE) menyebutkan definisi SPBE dan akuntabel serta pelayanan publik yang
adalah penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas dan terpercaya. Penyelenggaraan SPBE
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan berdasarkan prinsip efektivitas,
untuk mem-berikan layanan kepada pengguna kepeterpaduan, kesinambungan, efisiensi, akunta-
bilitas, interoperabilitas dan keamanan.
Ringkasan Eksekutif Tata kelola SPBE tidak terlepas dari
• Sistem pemerintahan berbasis elektronik atau pengelolaan data dan informasi yang dimiliki
SPBE sesuai dengan amanat PERPRES 95 tahun oleh Instansi Pemerintah dan/atau yang diperoleh
2018 harus diterapkan oleh seluruh Instansi dari masyarakat, pelaku usaha dan/atau pihak
dalam rangka peningkatan pelayanan publik. lain. Selaras dengan Peraturan Presiden Nomor
• Satu Data Indonesia bertujuan untuk peningkatan 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (SDI)
keterbukaan data yang mendukung perencanaan dijelaskan bahwa SDI merupakan kebijakan
kebijakan dan peraturan perundang-undangan. tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan
• Permasalahan kualitas data ASN baik dari data yang akurat, mutakhir, terpadu dan dapat
perbedaan jumlah data dan anomali data ASN dipertanggung jawabkan, serta mudah diakses dan
di Instansi Pemerintah disebabkan karena belum dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi
terdapat standarisasi tata kelola data ASN yang Daerah melalui pemenuhan Standar Data, Metadata,
menjadi referensi untuk pengelolaan data ASN. Interoperabilitas Data dan menggunakan Kode
• Penyelenggaraan Satu Data ASN dapat Referensi dan Data Induk. Penyelenggaraan SDI
menjawab permasalahan data serta meningkatkan bertujuan untuk memberikan acuan perencanaan,
kualitas data ASN diawali dengan perumusan pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian
kebijakan dan peraturan Satu Data ASN. pembangunan, peningkatan ketersediaan data,
Penulis : Elin Cahyaningsih keterbukaan dan transparansi data serta sistem
Penanggungjawab : Agus Sutiadi statistik nasional yang mendukung perencanaan
Redaktur : Ajib Rakhmawanto
kebijakan dan peraturan perundang-undangan.
Editor : Haryanah
Editor Bagian : Ardy Firman Syah Selaras dengan definisi serta tujuan SPBE
Azmi Listya Anisah serta tujuan Satu Data Indonesia diatas, Data ASN
Diana Marifah merupakan salah satu komponen dasar dalam
Design Grafis/Section Editor : Santosa
implementasi SPBE dan Satu Data Indonesia
Sekretariat : Givan Permadi
Alamat : Jl. Mayor Jenderal Sutoyo No.12
khususnya dalam layanan umum kepegawaian.
Cililitan - Jakarta Timur Data Aparatur Sipil Negara adalah data tentang
Telp : 021-80887011 Aparatur Sipil Negara, yang terdokumentasi dengan
e-mail : pengkajianpenelitianbkn@gmail.com
modifikasi terstruktur sebagai bahan untuk menarik

Pusat Pengkajian Manajemen ASN 1


Pusat Pengkajian Manajemen ASN
Policy Brief
suatu keputusan/kebijakan Aparatur Sipil Negara. konsistensi data dan kemudahan akses data
Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014 dan PP dalam bentuk elektronik. Walidata merupakan
11 Tahun 2017 bahwa pengelolaan data ASN dalam unit pada Instansi yang melaksanakan kegiatan
rangka untuk menjamin efisiensi, efektivitas dan pengumpulan, pemeriksaan dan pengelolaan
akurasi dalam pengambilan keputusan berkaitan Data yang disampaikan oleh produsen data serta
dengan manajemen ASN maka data tersebut dikelola menyebarluaskan data. Sedangkan produsen
oleh Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN data adalah unit yang menghasilkan data sesuai
memuat seluruh informasi Data Pegawai ASN yang kewenangan dan ketentuan peraturan perundangan.
terdiri dari: Penentuan kode referensi dan Data Induk
a. Data riwayat hidup; dilakukan oleh pembina data berdasarkan masukan
b. Riwayat pendidikan formal dan non formal; dari walidata dan dibahas dalam forum satu data
c. Riwayat jabatan dan kepangkatan; Indonesia. Pengusulan standar data, metadata,
d. Riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda kode referensi/data induk dilakukan oleh walidata
kehormatan; Instansi dan ditetapkan bersama dengan Pembina
e. Riwayat pengalaman berorganisasi; Data dan Forum Satu Data Indonesia.
f. Riwayat gaji; Dalam rangka penerapan prinsip satu data
g. Riwayat pendidikan dan pelatihan; Indonesia tersebut maka diperlukan perumusan
h. Daftar penilaian prestasi kerja; peraturan serta kebijakan dan review prosedur baku
i. Surat keputusan; dan pengelolaan data ASN sehingga dapat terwujud
j. Kompetensi standarisasi dan tata kelola satu data ASN.
Data tersebut dikelola sehingga dapat
disajikan dalam bentuk profil ASN yang berisikan PERMASALAHAN KUALITAS DATA ASN
data diri serta data riwayat ASN. Permasalahan kualitas data ASN yang belum
Tujuan manajemen data dalam SPBE berikut akurat dan terkini masih menjadi isu yang harus
menajemen arsitektur data berdasarkan Permen diselesaikan, beberapa penyebab permasalahan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor tersebut antara lain adalah sumber daya manusia
16 Tahun 2020 juga selaras dengan tujuan SDI yang dimiliki oleh instansi K/L/D terbatas
yaitu menjamin terwujudnya data yang akurat, sehingga tidak dapat melakukan pemutakhiran
mutakhir, terintegrasi, dan dapat diakses sebagai data ASN secara cepat, selain itu masih banyak
dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan ASN yang kurang peduli terhadap datanya masing-
penendalian pembangunan nasional. Manajemen masing sehingga mereka tidak merasa perlu untuk
data SPBE terdiri dari proses pengelolaan arsitektur memutakhirkan datanya dan ada pula yang memang
data, data induk dan data referensi, basis data dan tidak mengetahui bagaimana cara memutakhirkan
kualitas data. data tersebut.
Sedangkan, dari sisi organisasi ternyata
DEFINISI DAN PRINSIP SATU DATA manajemen pengelolaan data belum terselenggara
INDONESIA dengan baik dari tahap perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan monev, selain itu proses tersebut
Prinsip satu data Indonesia berdasarkan masih dilakukan secara parsial belum terintegrasi.
Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 adalah Adapun dari sisi peraturan/kebijakan belum ada
pemenuhan standar data, metadata, interoperabilitas aturan standar tentang manajemen data ASN
data dan kode referensi dan/atau Data Induk. serta standarisasi data ASN dan yang terakhir
Standar data adalah standar yang mendasari data dari sisi teknologi masih banyak kesenjangan
tertentu yang dihasilkan oleh produsen data yang antara kebutuhan dukungan TIK dengan realita
terdiri dari konsep, definisi, klasifikasi, ukuran ketersediaan infrastruktur, sistem/aplikasi di
dan satuan. Metadata harus mengikuti struktur Instansi Pemerintah.
dan format baku yang ditetapkan oleh pembina Pada tahun 2020, dilaksanakan beberapa
data Pusat. Interoperabilitas data menjaga proses identifikasi permasalahan kualitas data

2 Pusat Pengkajian Manajemen ASN


Policy Brief
ASN dalam rangka pengukuran keakuratan data Instansi sejumlah 625 instansi atau hampir seluruh
ASN. Kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan instansi memiliki data PNS anomali. Sehingga dari
survey data ASN berdasarkan kriteria data jumlah hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
PNS, golongan, pendidikan, eselon, SKP dan kualitas data ASN masing sangat rendah.
Jabatan didapatkan hasil sebagai berikut:
STANDARISASI DATABASE PNS
Peraturan Kepala BKN Nomor 14 Tahun
2011 Peraturan Kepala BKN Nomor 14 Tahun
2011 mengatur tentang pedoman pengembangan
database Pegawai Negari Sipil menjelaskan bahwa
dalam rangka mendukung pelaksanaan manajemen
kepegawaian nasional maka ditetapkan satu
database PNS dengan standarisasi data dalam format
dan menggunaan klasifikasi data tabel referensi.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan tentang:
a. Prosedur penggunaan SAPK
b. Standarisasi database
c. Prosedur peremajaan data
Gambar 1. Hasil Survey Data ASN d. Prosedur penyimpanan dan pemeliharaan data
e. Penyajian data dan informasi
Gambar 1 menjelaskan tentang hasil survey Standarisasi data elektronik terdiri dari data
data ASN bahwa 30,45% Instansi memiliki kepegawaian, tabel referensi kepegawaian, tabel
persentase keselarasan data jumlah PNS kurang dari data historis kepegawaian dan data kompetensi
60% atau dapat dikatakan bahwa hampir setengah jabatan PNS. Pembagian peremajaan data
dari data PNS Instansi tidak selaras dengan data dilingkungan BKN pusat, Kantor Regional dan
BKN. Selanjutnya dilakukan analisis anomali data Instansi K/L/D. Penyajian data dan Informasi
ASN berdasarkan kriteria status kepegawaian, unit dalam bentuk statistik periodik dan permintaan data
organisasi, jabatan ganda, jenis jabatan, golongan lainnya. Seiring dengan perkembangan layanan
dan pendidikan. Hasil analisis survey data dari 578 manajemen kepegawaian, peningkatan kebutuhan
Instansi (K/L/D) yang melakukan survey dan hasil data ASN serta diseminasi dan pemanfaatan
analisis anomali data dari 626 Instansi data ASN saat ini, terdapat beberapa pengayaan
data serta kebutuhan data ASN dalam rangka
membangun profil data ASN berbasis Merit.
Standarisasi data, metadata dan tabel
referensi mengalami perkembangan yang sangat
pesat tidak terkecuali penambahan layanan
terintegrasi yang mendorong kebutuhan akan
referensi data bagipakai dengan Instansi lain. Hal
ini mendorong peningkatan kualitas data ASN dan
interoperabilitas data ASN. Peningkatan kebutuhan
penyajian data serta pemanfaatan data ASN yang
akurat dan terkini tidak hanya terbatas pada data
Gambar 2. Hasil Anomali Data ASN statistik, akan tetapi data dalam bentuk penyajian
yang ringkas dan informatif seperti dashboard dan/
Gambar 2 menjelaskan hasil analisis anomali atau portal satu data. Selain itu pengaturan terkait
data dengan jumlah instansi yang memiliki anomali kerjasama pemanfaatan data ASN yang marak
data rata-rata sejumlah 50.000 NIP per instansi berkembang saat ini perlu disusun standar prosedur
adalah sejumlah 618 instansi atau 98% dari total serta kebijakan dan peraturan terkait data ASN.

Pusat Pengkajian Manajemen ASN 3


Policy Brief
KONSEPSI SATU DATA APARATUR SIPIL ASN bertugas membantu Pembina Data Statistik
NEGARA dalam melakukan pembinaan terhadap Produsen
Satu Data Aparatur Sipil Negara merupakan Data ASN sesuai dengan ketentuan Peraturan
kebijakan tata kelola data ASN yang dihasilkan Perundangan yang berlaku. Perumusan kebijakan
oleh Instansi Pusat dan Instansi Daerah serta dan penyelengaraan Satu Data ASN dilakukan oleh
BKN dalam mendukung manajemen ASN. Ruang Sekretariat Satu Data ASN berkoordinasi dengan
lingkup satu data ASN meliputi prinsip satu data, Pembina Data, Sekretariat Satu Data Indonesia dan
penyelenggaraan satu data, jenis, standar data Forum Satu Data Indonesia.
dan metadata, pengelolaan data, diseminasi serta
pembinaan, monitoring dan evaluasi. Dalam PENUTUP
penyelenggaraannya satu data ASN dilakukan Berdasarkan hasil analisis diatas, untuk
oleh Produsen Data ASN, Walidata ASN dan meningkatkan kualitas data ASN dalam rangka
Sekretariat Satu Data ASN. Manajemen data mewujudkan interoperabilitas data ASN
menurut DAMA merupakan pengembangan dan diperlukan regulasi terkait Satu Data ASN serta
pelaksanaan arsitektur, kebijakan, penerapan aturan dan kebijakan pendukung lainnya dalam
prosedur pengelolaan data organisasi, sehingga tata rangka perecepatan kualitas data ASN serta
kelola data merupakan pelaksanaan kewenangan pencapaian Satu Data ASN sebagai rujukan data
dan kontrol dari tahapan perencanaan, pelaksanaan ASN Nasional sehingga dapat dibagipakaikan
dan pemantauan data organisasi. oleh seluruh Instansi K/l/D serta stakeholder
Atas dasar hal tersebut diatas maka sesuai dengan Prinsip Satu Data Indonesia.
penyelenggaraan satu data ASN harus dilakukan
sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia, sehingga REKOMENDASI KEBIJAKAN
diperlukan peraturan terkait Satu Data ASN yang BKN melakukan percepatan kualitas data ASN
berisikan tentang tata kelola data ASN, manajemen melalui program Satu Data ASN meningkatkan
Data ASN dan Arsitektur Data ASN yang selaras keakuratan data ASN
dengan tujuan Satu Data Indonesia. Peraturan
tersebut akan menjelaskan standar data ASN, Diperlukan upaya untuk menyusun Regulasi
metadata ASN, interoperabilitas data ASN, Kode tentang Satu Data ASN yang meliputi tata kelola,
Referensi ASN, Data Induk ASN, Data Prioritas, manajemen, arsitektur data ASN
serta Data Transaksi ASN. Hal lain yang tidak
kalah pentingnya adalah penyusunan Peraturan BKN menetapkan Walidata ASN, Produsen
tentang Produsen data ASN baik dari internal Data ASN, Sekretariat Satu Data ASN untuk
Badan Kepegawaian Negara maupun dari Instansi mendukung pencapaian program Satu Data
K/L/D yang mendukung layanan manajemen ASN.
Selain itu, Produsen data referensi yang menjadi
rujukan dalam pelaksanaan layanan manajemen DAFTAR PUSTAKA
kepegawaian juga harus ditunjuk dengan seksama Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
sesuai dengan fungsi masing-masing dalam layanan Aparatur Sipil Negara;
manajemen ASN. Peraturan terkait penunjukan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
walidata ASN sebagai unit pengelola dan diseminasi tentang Manajemen PNS;
data ASN juga sangat penting, dan yang tidak kalah Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang
pentingnya adalah Peraturan tentang penetapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik;
Sekretariat Satu data ASN di BKN sebagai Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019
pengarah, pelaksana, pengawas rencana aksi satu tentang Satu Data Indonesia;
data ASN. Dalam pelaksanaannya Produsen Data Perka BKN Nomor 14 Tahun 2018 tentang
ASN dapat memberikan masukan kepada Walidata Pedoman Pengembangan Database PNS
ASN terkait standar data, metadata, arsitektur data DAMA-DMBOK Data Management Body of
dan interoperabilitas data ASN. Adapun, walidata Knoweldge (2nd Edition).2017

4 Pusat Pengkajian Manajemen ASN

Anda mungkin juga menyukai