A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik;
b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
c. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
e. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik;
f. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia;
g. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun 2020-2024;
h. Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Manajemen Data Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik;
i. Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Kerja Penyelenggara Satu Data
Indonesia Tingkat Pusat.
2. Gambaran Umum
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), sesuai dengan amanah Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, adalah koordinator nasional dalam
penerapan pengelolaan arsip sebagai identitas dan jati diri bangsa, dan memori.
Pengelolaan arsip oleh ANRI akan menghasilkan berbagai data yang perlu dilihat
hubungan dan kesinambungannya dalam tujuan untuk pembangunan kearsipan itu
sendiri dan pembangunan nasional secara umum. ANRI perlu melakukan pemetaan
atas data dan informasi yang diperlukan sehingga pertanggungjawaban atas kualitas
data dapat dilaksanakan dengan baik. Bukan hanya ANRI, melainkan juga pencipta
arsip tingkat pusat dan daerah, lembaga kearsipan daerah provinsi, lembaga
kearsipan daerah kabupaten/kota, dan lembaga kearsipan perguruan tinggi juga
perlu melakukan pemetaan tersebut, atau setidaknya tersedia referensinya.
Sesuai dengan amanah Peraturan Presiden No 95 Tahun 2018 tentang SPBE, setiap
instansi termasuk ANRI perlu mempersiapkan arsitektur data sebagai referensi yang
bisa digunakan setidaknya sampai 5 tahun ke depan.
Domain arsitektur data dan informasi disusun berdasarkan kebutuhan data yang
digunakan pada proses bisnis dan layanan di pemerintahan yang sudah
diklasifikasikan dalam referensi arsitektur data dan informasi. Domain arsitektur data
dan informasi digunakan untuk mengetahui data apa saja yang digunakan dalam
proses bisnis, ataupun layanan SPBE yang sifatnya berdiri sendiri, serta dengan
prinsip yang sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Satu Data Indonesia.
Adapun tujuannya adalah terciptanya pedoman pengelolaan data mulai dari penciptaan
arsip, pemanfaatannya, sampai ke distribusi hasil analitiknya di lingkungan ANRI dan
lembaga kearsipan lainnya.
Hendra Lastowo