Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

(K A K)

KONTRAKTUAL

TRANSFORMASI DIGITAL
BASIS DATA TATA RUANG

TAHUN ANGGARAN 2023

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KAK/TOR PER KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN
TRANSFORMASI DIGITAL BASIS DATA TATA RUANG

Kementerian Negara/ : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan


Lembaga Pertanahan Nasional
Unit Eselon II : Sekretariat Direktorat Jenderal Tata Ruang
Program : Program Dukungan Manajemen
Sasaran Program : 1. Terwujudnya Tata kelola Kelembagaan yang
Kompetifif dan Berstandar Kepemerintahan
yang Baik Dari Aspek Manajemen Operasional
2. Terwujudnya Tata Kelola Kelembagaan yang
Kompetitif dan Berstandar Kepemerintahan
yang Baik Dari Aspek Pengendalian Internal

Kegiatan : Dukungan Manajemen


Sasaran Kegiatan : Terlaksananya Kegiatan dan Program Direktorat
Jenderal Tata Ruang
Indikator Kinerja : 1. Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
Kegiatan Elektronik (SPBE)
2. Nilai Penguatan Perundang-Undangan
3. Presentase Terpenuhinya Layanan
Perkantoran

Klasifikasi Rincian : Layanan Dukungan Manajemen Internal


Output
Rincian Output : Layanan Data dan Informasi
Indikator RO : Jumlah Layanan Sistem Informasi/ Basis Data
Volume RO : 1
Satuan RO : Layanan

I. LATAR BELAKANG

A. DASAR HUKUM
Dasar hukum kegiatan ini meliputi:
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja;
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
menyatakan bahwa wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan
penataan ruang meliputi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan
terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang
kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
Undang Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Informasi Geospasial
adalah data spasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan

1
keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan ruang kebumian
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
No. 14 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan
Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan
Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota

B. GAMBARAN UMUM
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah wajib menyusun dan menyediakan RTR yang telah
ditetapkan dalam bentuk digital dan sesuai standar yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. Penyusunan RTR dilakukan melalui lima tahapan
yang didasarkan pada kaidah-kaidah pemetaan dan perencanaan dengan
asas konsistensi, keselarasan, dan keterpaduan antara data spasial,
album peta dengan dokumen peraturan perundang-undangan. Hal ini
dimaksudkan agar penyelenggaraan penataan ruang lebih komprehensif
serta dapat diterapkan secara efektif dan efisien pada pengembangan
sistem informasi dan komunikasi penataan ruang melalui penyediaan
basis data dan informasi bidang penataan ruang.
Penyediaan basis data dan informasi tata ruang akan digunakan
dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui investasi
berbasis resiko dalam online single submission (OSS), dimana terdapat
target penyeseesaian 2000 Rencana Detail Tata Ruang secara nasional.
Pada prosesnya, penyusunan Rencana Detail Tata Ruang mengalami
beberapa kendala, seperti lemahnya sumber daya masyarakat, kurang
tersedianya data tematik, kurangnya kuatnya struktur kelembagaan,
dan dinaminsnya politik di daerah, yang dapat dikurang atau ditiadakan
melalui pembuatan standar Penyusunan Rencana Tata Ruang.
Penyusunan dan operasionalisasi Rencana Tata Ruang saat ini telah
didukung dengan basis data yang terpadu, dapat
dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dibagipakaikan, terintegrasi,
dan berkelanjutan, sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertahanan Nasional No. 14 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penyusunan Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota. Meskipun telah dibuatnya dokumen standar,
kemampuan dalam pemahaman standar basis data masih menjadi

2
kendala di daerah, dikarenakan keterbatasan sumber daya masyarakat
yang berkualitas di daerah.
Oleh sebab itu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang berinisiatif
membuat terobosan dalam hal terkait penyusunan media digital yang
terpadu, sistematis, mudah dipahami, serta interaktif dalam rangka
mempermudah masyarakat umum baik dari kalangan pemerintah,
akademisi, dan pemangku kepentingan dalam memahami Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional yang telah
dibuat, terutama Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertahanan Nasional No. 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan
Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota

II. MANFAAT, TUJUAN, SASARAN, KELUARAN, DAN RUANG LINGKUP

A. MANFAAT
Diharapkan dengan adanya transformasi digital basis data tata ruang
dapat memberikan manfaat untuk memperbaiki tata kelola dan alternatif
dalam penyediaan data peta tata ruang. Sehingga memudahkan dalam
berbagi pakai dan pengembangan lebih lanjut dari data peta rencana tata
ruang.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mentransformasi Layanan Digital
Informasi Tata Ruang yang sebelumnya disusun dalam bentuk
geodatabase (.gdb) untuk ditransformasikan dalam bentuk Database
Management System (DBMS). Tujuan dari pekerjaan ini adalah
menciptakan media digital yang terpadu, sistematis, mudah dipahami,
dan interaktif. Serta menjadi alternatif penyediaan data rencana tata
ruang melalui sistem open source yang mudah untuk diolah dan
mengoptimalkan sistem berbagi pakai data dengan berbagai pihak untuk
mengurangi beban server.

C. SASARAN
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah :
1) Terwujudnya Layanan Digital Informasi Tata Ruang untuk data peta
RDTR yang sebelumnya disimpan dalam format geodatabase (.gdb)
menjadi Database Management System (DBMS).
2) Terwujudnya data peta RDTR berbasis DBMS yang dalam
pengembangannya dapat dilakukan secara open source sehingga

3
memberikan kemudahan dalam berbagi pakai data dan
pengembangan lebih lanjut.

D. Keluaran
Adapun keluaran dari kegiatan ini adalah data peta, peraturan zonasi,
ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, dan ketentuan tata bangunan
dalam dokumen RDTR berbasis DBMS.

E. Ruang Lingkup
Adapun Ruang lingkup kegiatan ini, meliputi:
1) Melakukan kordinasi terkait teknis dan muatan dalam percancangan
Database Management System (DBMS);
2) Melakukan kajian tranformasi digital basis data tata ruang;
3) Merancang Database Management System (DBMS);
4) Membuat Database Management System (DBMS);
5) Melakukan pengembangan modul/fitur pencarian data;
6) Melakukan pengembangan fitur manajemen data dan services;
7) Melakukan pengembangan fitur reporting;
8) Mengkonversi data RDTR dan DBPZ yang telah terintegrasi dalam
sistem OSS; dan
9) Menyusun laporan kegiatan.

III. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

A. Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan


Transformasi digital basis data tata ruang dilakukan melalui beberapa
tahapan sehingga terwujudnya peta rencana tata ruang yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Untuk menghasilkan capaian tersebut,
maka dilakukan studi pemahaman terhadap alur pikir dari awal hingga
akhir. Adapun pendekatan studi yang akan digunakan, dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1) PEMAHAMAN LATAR BELAKANG, yaitu pemahaman terhadap kondisi


saat ini yang melandasi diselenggarakannya kegiatan ini. Dengan
melihat kondisi eksisting saat ini, yaitu:
Penyelenggaraan pembangunan informasi geospasial di
Indonesia khususnya pada bidang tata ruang;
Kondisi peta tata ruang yang masih perlu ditingkatkan;
Kebutuhan penyusun peta tata ruang sebagai dasar
pengendalian pemanfaatan ruang dalam
penataan/pengembangan wilayah, meliputi indikasi arahan

4
peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi;
Kondisi sumber daya masyarakat dan kelembagaan di daerah;
Kondisi service data tata ruang;
Kondisi dan beban server di tata ruang; dan
Kebutuhan informasi data tata ruang di kementerian dan
lembaga lain.

2) PENDEKATAN SUBSTANSIAL, yaitu pemahaman substansi secara


umum, melalui kajian pustaka, literatur, dan teoritis terhadap
beberapa substansi seperti:
Pemahaman mengenai informasi geospasial dan kartografi;
Pemahaman Konsep Rencana Tata Ruang yang terintegrasi
antara Pola Ruang, Struktur Ruang, dan sub-BWP Prioritas;
Pemahaman mengenai media digital;
Pemahaman terkait basis data dan manajemen data; dan
Pemahaman terkait server dan pengembangan aplikasi.

3) PENDEKATAN YURIDIS, yaitu kajian substansi secara luas untuk


mendapatkan gambaran besar dari konteks kajian melalui tinjauan
peraturan perundang-undangan, kebijakan dan inisiatif baru, seperti:
Amanat Perundangan Tentang Penataan Ruang;
Amanat Perundangan Tentang Penyelenggaraan Informasi
Geospasial;
Amanat Menteri Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; dan
Amanat Menteri Tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan
Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota.

4) PENDEKATAN ANALISIS, yaitu analisis substansi secara tajam untuk


memfokuskan kajian sesuai kemampuan sumber daya yang dimiliki
melalui analisis berbagai aspek terkait, seperti:
Pemahaman Rencana Detail Tata Ruang;
Pemahaman Informasi Geospasial Tata Ruang, Penyusunan,
dan Penyajian Peta; dan
Pemahaman beban tranformasi data RDTR berbasis DBMS.

5) PENDEKATAN KONSENSUS, yaitu penyepakatan substansi pokok


bersama stakeholders terkait melalui pembahasan dan kesepakatan,
dengan:

5
Forum Group Discussion (FGD) di Jakarta dengan paket Fullday
yang melibatkan 30 (tiga puluh) orang peserta dan 2 (dua) orang
Narasumber/Pembahasan (Pejabat Eselon III) yang
dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali
Pelaporan di Jakarta yang melibatkan 50 (lima puluh) peserta
sebanyak 4 (empat) kali

B. Metodologi
Alur Pemikiran
1) Diagram Alir Seluruh Pekerjaan
Proses paket pekerjaan transformasi digital basis data tata ruang
terdapat pada Gambar 1 yang menjelaskan tahapan dari input
hingga output dengan diawali dari proses pengumpulan basis
data, data dan informasi, dan dokumen legal Rencana Detail Tata
Ruang. Dilanjutkan dengan proses untuk merancang, membuat,
dan mengembangkan DBMS dengan nama Simpul Data Tata
Ruang.

DBMS adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk


mengelola, menyimpan, dan mengorganisir data dalam suatu
database. DBMS digunakan untuk menyediakan akses yang
efisien dan aman ke data, serta untuk memfasilitasi pengolahan
data seperti pencarian, pemfilteran, dan pembaruan.
DBMS biasanya terdiri dari tiga komponen utama yaitu:

1. Basis Data (Database) yang berisi koleksi data yang diorganisir


secara logis dan terstruktur. Basis data dapat berisi satu atau
beberapa tabel, dan setiap tabel terdiri dari beberapa kolom
atau field.
2. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) adalah program yang
bertanggung jawab untuk mengelola data dan mengendalikan
akses ke data. DBMS ini juga menyediakan fungsi-fungsi seperti
pembuatan, pembacaan, penulisan, dan penghapusan data,
serta menjalankan permintaan pengguna terhadap data.
3. Aplikasi Pengguna adalah program yang digunakan untuk
mengakses dan memanipulasi data dalam basis data melalui
antarmuka pengguna. Aplikasi pengguna ini dapat berupa
program yang dibuat sendiri oleh pengguna atau perangkat
lunak yang sudah tersedia di pasaran, dalam kegitan ini
berbentuk aplikasi berbasis DBMS dengan nama Simpul Data
Tata Ruang.

6
DBMS dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk bisnis,
pendidikan, keuangan, dan lain-lain. Dalam aplikasi bisnis,
DBMS digunakan untuk mengelola data pelanggan, data produk,
dan data transaksi, sedangkan dalam aplikasi pendidikan, DBMS
digunakan untuk mengelola data mahasiswa, data kurikulum,
dan data penilaian. Sementara untuk kegiatan ini, data RDTR
berbasis DBMS difungsikan sebagai alternatif penyediaan data
rencana tata ruang melalui sistem open-source yang mudah untuk
diolah dan mengoptimalkan sistem berbagi pakai data dengan
berbagai pihak untuk mengurangi beban server.

INPUT PROSES OUTPUT

1. Basis Data RDTR  1. Melakukan kajian  Database berbasis 


Kabupaten/Kota  tranformasi digital basis  DBMS
yang sudah  data tata ruang 
dilegalkan;  2. Merancang DBMS 
2. Data dan Informasi  3. Membuat DBMS 
Peta RDTR  4. Pengembangan 
Kabupaten/Kota  modul/fitur pencarian 
yang sudah  data 
dilegalkan;  5. Pengembangan fitur 
3. Dokumen Perda atau  manajemen data dan 
Perkada Rencana  services 
Tata Ruang  6. Pengembangan fitur 
reporting 
7. Forum Group
Discussion (FGD) 

Gambar 1. Diagram alir seluruh pekerjaan (Input, Proses, Output)

2) Kebutuhan Data
a. Geodatabase/shapefile Peta Rencana Detail Tata Ruang;
b. Dokumen Perda/Perkada Rencana Detail Tata Ruang;
c. Data dan informasi peta Rencana Detail Tata Ruang; dan
d. Data Peraturan Zonasi Rencana Detail Tata Ruang.

3) Kebutuhan Analisis
Analisis penyelesaian masalah:

Pemahaman Rencana Detail Tata Ruang;


Pemahaman Informasi Geospasial Tata Ruang, Penyusunan,
dan Penyajian Peta; dan

7
Pemahaman terhadap transformasi data RDTR dalam format
digital berbasis DBMS
4) Keluaran Yang Dihasilkan
Adapun keluaran dari kegiatan ini data peta, peraturan zonasi,
ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, dan ketentuan tata
bangunan dalam dokumen RDTR berbasis DBMS.

5) Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut:
� � Persiapan :
Kerangka rencana kerja/pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama 6 (enam) bulan sesuai dengan
arahan kerangka acuan.
Rapat persiapan penyusunan media layanan
Transformasi Digital.
� � Pelaksanaan :
Kajian Transformasi Digital Basis Data Tata Ruang.
Perancangan DBMS.
Pembuatan DBMS.
Pengembangan Fitur Pencarian Data.
Pengembangan Fitur Manajemen Data dan Services.
Pengembangan Fitur Reporting.
Forum Group Discussion (FGD)
� � Pelaporan
Laporan Pendahuluan.
Laporan Bulanan.
Laporan Antara.
Ringkasan Eksekutif
Laporan Akhir

6) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilakukan setiap bulan dalam setahun terinci pada Tabel
1 yang terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pelaporan. Muatan dalam setiap tahapan berbeda-beda
tergantung dari sasaran setiap bulan yang akan dicapai.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan
NO Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 TAHAP PERSIAPAN:

8
Bulan
NO Kegiatan
1 2 3 4 5 6

Persiapan kegiatan pelaksanaan transformasi


digital basis data tata ruang
2 TAHAP PELAKSANAAN:
a. Kajian Transformasi Digital Basis Data Tata
Ruang
b. Perancangan DBMS
c. Pembuatan DBMS
d. Pengembangan Fitur Pencarian Data
e. Pengembangan Fitur Manajemen Data dan
Services
f. Pengembangan Fitur Reporting

g. Forum Group Discussion (FGD)


3 TAHAP PELAPORAN :
Laporan Bulanan
Laporan Pendahuluan
Laporan Antara
Ringkasan Eksekutif
Laporan Akhir

C. TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, dibutuhkan 2 Tenaga Ahli
Profesional [1 Tenaga Ahli Profesional Geodesi/Geografi (Ketua Tim), dan
1 Tenaga Ahli Profesional Database], dan 3 Tenaga Ahli Sub Profesional
(1 Tenaga Ahli Sub Profesional Database, dan 2 Tenaga Ahli Sub
Profesional Sistem Informasi Geografi] dengan kompetensi sebagai
berikut:
Jumlah Jumlah
Posisi Kualifikasi
Orang Bulan

Tenaga Ahli � Dengan kriteria: pendidikan sekurang- 1 Orang 6 Bln


Profesional kurangnya sarjana teknik
Geodesi/ Geodesi/Geografi, dengan pengalaman
Geografi profesional di bidang GIS dan
(Ketua Tim) diutamakan yang mempunyai
pengalaman aplikasi database untuk

9
Jumlah Jumlah
Posisi Kualifikasi
Orang Bulan

web-GIS, sekurang-kurangnya 5
Tahun.
� Lingkup Pekerjaan Ketua Tim adalah
sebagai berikut:

a. Mengkoordinir seluruh kegiatan


anggota tim
b. Menyusun konsep pengembangan
DBMS
c. Menyusun konsep pengembangan
modul pencarian data, manajemen
data, dan reporting
d. Melakukan monitoring dan evaluasi
proyek
e. Merumuskan konsep rencana
pengelolaan database
Tenaga Ahli � Dengan kriteria: pendidikan sekurang- 1 Orang 6 Bln
Profesional kurangnya sarjana Teknik
Database Informatika/Sistem Informasi, dengan
pengalaman profesional di bidang
DBMS dan diutamakan yang
mempunyai pengalaman mengolah BIG
Data, SQL, PostgreSQL, sekurang-
kurangnya 3 Tahun.
� Lingkup Pekerjaan Tenaga Ahli
Database adalah sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi database


a. Membuat core modul DBMS
b. Membuat laporan
Tenaga Ahli � Dengan kriteria: pendidikan sekurang- 1 Orang 6 Bln
Sub kurangnya sarjana Teknik
Profesional Informatika/Sistem Informasi, dengan
Database pengalaman profesional di bidang
DBMS dan diutamakan yang
mempunyai pengalaman mengolah Big
Data, SQL, PostgreSQL, sekurang-
kurangnya 2 tahun.

10
Jumlah Jumlah
Posisi Kualifikasi
Orang Bulan

� Lingkup Pekerjaan Tenaga Ahli


Database adalah sebagai berikut:

a. Membantu tenaga ahli database


c. Membuat core modul DBMS
d. Membuat laporan
Tenaga Ahli � Dengan kriteria: pendidikan sekurang- 2 Orang 5 Bln
Sub kurangnya sarjana teknik
Profesional Geodesi/Geografi, dengan pengalaman
Sistem profesional di bidang GIS dan
Informasi diutamakan yang mempunyai
Geografi pengalaman aplikasi database untuk
web-GIS, sekurang-kurangnya 2 tahun.
� Lingkup Pekerjaan Tenaga Ahli Sistem
Informasi Geografi adalah sebagai
berikut:

a. Melakukan koordinasi data spasial


dengan tenaga ahli dan pengguna
b. Menyusun data spasial yang akan
dikembangkan dalam DMBS
c. Membuat laporan

D. PELAPORAN
Pelaporan pekerjaan ini terdiri atas:
1. Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat report progress pelaksanaan pekerjaan
selama satu bulan dan rencana kegiatan bulan berikutnya serta
dilengkapi dengan dokumen pendukung. Laporan ini yang
diserahkan sebanyak 4 (empat) eksemplar.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat uraian pelaksanaan persiapan,
rencana dan jadwal kerja; produk akhir kegiatan; ruang lingkup; dan
jadwal penyelenggaraan maupun koordinasi. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak pekerjaan
dimulai sebanyak 4 (empat) eksemplar buku laporan.
3. Laporan Antara
Laporan Antara memuat kemajuan pelaksanaan kegiatan, realisasi
rencana dan jadwal kerja; gambaran produk akhir kegiatan; ruang
lingkup; dan realisasi pelaksanaan jadwal penyelenggaraan maupun

11
koordinasi. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 4
(empat) bulan sejak pekerjaan dimulai sebanyak 4 (empat) eksemplar
buku laporan.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat seluruh hasil pelaksanaan kegiatan yang
diminta dalam Kerangka Acuan Kegiatan ini. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum masa
kontrak selesai sebanyak 4 (empat) eksemplar buku laporan.
5. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif memuat ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan
yang diminta dalam Kerangka Acuan Kegiatan ini. Ringkasan
Eksekutif harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum masa kontrak selesai sebanyak 8 (delapan) eksemplar buku
laporan.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Kegiatan ini dibiayai sumber pendanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara pada Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tata Ruang
Tahun Anggaran 2023 dengan alokasi dana sebesar Rp600.000.000,-
(Enam Ratus Juta Rupiah) sudah termasuk PPN yang dilaksanakan
secara kontraktual.

Menyetujui, Jakarta, 18 April 2023


Pejabat Pembuat Komitmen Mengetahui,
Kegiatan Dukungan Manajemen Sekretaris Direktorat Jenderal Tata Ruang
(Ditjen 1-TR)

Hendro Pratikno, S.Si, MT Farid Hidayat, S.T., M.T


NIP. 197512292008121002 NIP. 197106241997031002

12
Dokumen ini sah dan telah ditandatangani secara elektronik melalui e-Office ATR/BPN. Untuk memastikan
keasliannya, silakan pindai Kode QR menggunakan fitur 'Validasi Surat' pada aplikasi Sentuh Tanahku
v 1.04

Anda mungkin juga menyukai