NIM : 102014251
E-mail : aditya.wahyu.pramudita@gmail.com
PENDAHULUAN
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk
kedalam tubuh manusia akan mem engaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA (BNP
Jabar, 2010). Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya
(NAPZA) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan
Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan
upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner,
multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.
Rumusan Masalah
Laki laki 25 tahun luka memar karena kecelakaan lalulintas dengan kondisi gaduh gelisah
1
BAB II PEMBAHASAN
Zat Adiktif
Pengertian Zat Adiktif Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya
dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang
panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang
berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa
sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berdasarkan Bahan
1. Natural Diambil dari tanaman, seperti: ganja, candu, kokaina, jamur, kaktus,
tembakau, kopi, pinang, dan sirih
2. Sintetis Dibuat dari bahan kimia farmasi atau dicampur dengan bahan alamiah,
seperti: amphetamin, kodein, dan lem.
Berdasarkan Efek Kerja
1. Merangsang Sistem Syaraf Pusat Yaitu jenis NAPZA yang mampu memacu kerja
jantung, memompa paru-paru dengan lebih giat dan mengaktifkan berbagai
hormone transmitter di dalam otak sehingga menyebabkan rasa segar dan
bersemangat.
2. Menekan Sistem Syaraf Pusat Yaitu jenis NAPZA yang mampu memperlambat
jantung dan denyut nadi, memperlambat kerja paru-paru dan mengurangi
transmitter pada otak sehingga menyebabkan rasa mengantuk atau rasa tenang
3. Mengacaukan Sistem Syaraf Pusat (Halusinasi) Yaitu jenis NAPZA yang mampu
mempengaruhi kerja susunan saraf pusat, otak dan tulang belakang, sehingga
mampu menyebabkan halusinasi, melihat dan merasakan realitas palsu.
2
Berdasarkan Cara Penggunaan
1. Dimasukan dalam mulut/diminum (Oral)
2. Disuntikan ke dalam tubuh (Injeksi)
3. Diletakan di dalam luka (biasanya luka sayatan yang sengaja dibuat)
4. Dihisap (sniffed)/dihirup (inhaled) 5) Dimasukan melalui anus (Insersi anal)
Berdasarkan Bentuk
1. Cairan
2. Pasta
3. Pil/kapsul
4. Kristal/blok
5. Bubuk
6. Gas
7. Lapisan kertas (impregnated paper)
3
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok
dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Dampak Zat Adiktif dan Psikotropika Zat adiktif dan psikotropika memiliki beberapa
dampak penggunaan oleh manusia yang dapat dibagi menjadi 3,yaitu dampak
kesehatan,dampak sosial,dan dampak ekonomi.
1. Dampak kesehatan Dampak kesehatan akibat penggunaan zat adiktif dan
psikotropika.
a. Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini
mengandung racun yang berbahaya.
b. Mengakibatkan kanker.
c. Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
d. Penurunan daya ingat.
e. kerusakan hati/kanker hati
f. menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
g. Menimbulkan semangat.
h. Merasa waktu berjalan lambat.
i. Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
j. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
k. Menimbulkan euphoria.
l. Mual,muntah,sulit buang air besar.
m.Kebingungan (konfusi).
n. Berkeringat.
o. Pingsan dan jantung berdebar-debar.
p. Gelisah dan berubah suasana hati.
q. Denyut nadi melambat.
r. Tekanan darah menurun.
s. Otot-otot menjadi lemah.
t. Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
u. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
v. Banyak bicara.
w.Gangguan kebiasaan tidur.
4
x. Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
y. Tekanan darah meningkat.
Pemeriksaan Fisik
Periksa luka:
Trauma tumpul
Trauma ini biasanya mengenai bagian kapitis yang diakibatkan karena
benturan kepala dengan stir mobil
Trauma tajam
Trauma ini biasanya disebabkan karena adanya pecahan kaca yang
mengenai tubuh korban
Pemeriksaan mental
Gangguan mental organik merupakan gangguan-ganguan yang dikaitkan dengan disfungsi
otak secara temporer atau permanen. Oeh karena itu, ganguan mental organik disebut juga
organic brain syndromes, yang dikelompokkan dalam 7 tipe (Choca, 1980), yaitu :
Gambaran umum gangguan mental organik (Rathus & Nevid, 1991) yaitu :
1. Penurunan fungsi intelektual dan memori
2. Gangguan dalam bahasa (language) dan berbicara (speak)
3. Disorientasi waktu, ruang, dan orang
4. Gangguan motorik
5. Gangguan dalam pembuatan keputusan tindakan
6. Ketidakstabilan perasaan dan emosi
5
7. Perubahan kepribadian
Sulit untuk melakukan diagnosa yang tepat pada perilaku abnormal yang disebabkan oleh
faktor organik. Kerusakan otak mengakibatkan simptom-simptom yang bervariasi,
tergantung pada faktor lokasi dan luasnya area kerusakan, dan adanya kemampuan penderita
dalam mengatasinya, serta adanya dukungan sosial (social support).
Kerusakan pada struktur terntu atau bagian yang mempunyai fungsi tertentu, dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tersebut. Misal, bila yang mendapat gangguan kerusakan
adalah area bicara motoris, maka individu tersebut akan mengalami kesulitan untuk berbicara
(secara motorik).
Kerusakan pada area otak yang sama, tidak selalu mengakibatkan pola simptom yang
sama; mungkin dikarenakan terjadinya perubahan minor pada tempat terjadinya kerusakan;
mungkin karena faktor psikologis yang berinteraksi dengan faktor organik. Dengan
mengetahui luas dan lokasi kerusakan pada otak dapat membantu menentukan range dan
beratnya kerusakan. Makin meluasnya kerusakan otak, makin luas pula kerusakan pada
fungsinya.
Diagnosis dini dari simptom-simptom yang terjadi, memungkinkan beberapa
gangguan kondisi organik dapat segera diobati atau dipulihkan, dengan menggunakan
treatment yang tepat. Misal, treatment yang tepat untuk tumor otak adalah dengan
pembedahan/operasi, bukan dengan psikoterapi.
Pada umumnya, gangguan mental organik disebabkan oleh kerusakan atau trauma
otak, penyakit (disease), ketidakseimbangan nutrisi.
Gambaran utama dari gangguan mental organik yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif
Meliputi gangguan daya ingat (memory), daya pikir (intelect), daya belajar (learning)
2. Gangguan sensorium
Misalnya, gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention)
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang :
· persepsi (halusinasi)
· isi pikiran (waham/delusi)
· suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, dan cemas)
(PPDGJ-III, 1999)
Efek trauma kapitis biasanya dapat menimbulkan GMO (Gangguan Mental Organik)
6
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan golongan.Setiap
penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan mendapat dampak bagi kehidupan dan
kesehatan.Untuk kesehatan tubuh,penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan merusak
beberapa fungsi organ dan mempengaruhi lancarnya kegiatan system organ.Untuk
kehidupan,berdampak pada sosial dan ekonomi.Sedangkan untuk produsen,pengguna,dan
pengedar zat adiktif dan psikotropika akan mendapat sanksi hukum sesuai dengan hukum
yang berlaku.Untuk di negara kita akan diberi sanksi yang sudah diatur dalam undang-
undang dan peraturan hukum Negara Republik Indonesia.
B. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat digunakan untuk menghindari zat adiktif dan psikotropika
antara lain :
1. Hindari para pengguna zat ini supaya kita tidak terpengaruh untuk menggunakannya.
2. Selalu berpikir positif meskipun dalam keadaan yang genting atau pada saat mengalami
kegagalan dan putus asa.
3. Jangan pernah berpikir bahwa menggunakan zat adiktif dan psikotropika adalah salah satu
jalan keluar dari masalah supaya masalah dapat terselesaikan,padahal itu merupakan jalan
buntu dan akan memberikan masalah.
4. Gunakan motto hidup yang positif.
5. Berpikir untuk mencapai masa depan yang cemerlang.
6. Jalani hidup dengan hal-hal yang positif dan menyenangkan.
7. Selesaikan masalah dengan hati yang tenang dan pikiran yang dingin agar tidak mengarah
pada arah yang negatif.
8. Ikuti seminar atau penyuluhan mengenai zat adiktif dan psikotropika.
9. Terapkan hidup untuk menjauhi zat adiktif dan psikotropika.
10. Gunakan waktu kosong untuk hal-hal positif. \
DAFTAR PUSTAKA
1. Dian N.F.2008.Rumus Kimia Kantong Kimia SMP.Yogyakarta:Penerbit Pustaka
Widyatama.
2. Sarwono. Sarlito.2013.Psikologi Remaja. Jakarta:Rajawali Pers.
7
3. Susanti, Dini. 2008. Pelajaran IPS-Geografi. Bandung: Yrama Widya.Brooks/Cole;
2010.
4. Choca, James, 1980, Manual for Clinical Psychology Practicums, New York:
Brunner/Mazel.Inc.
5. Duke, Marshall P., dan Nowicki, Stephen, Jr., 1986, Abnormal Psychology, New
York: CBS College Publishing
6. Kartono, 1989, Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual, Bandung: Mandar
Maju
7. Maslim, Rusdi, 1999, Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan ringkas dari PPDGJ-III,
Jakarta
8. Mulyani, Sri Martaniah, 1999, Psikologi Abnormal, Yogyakarta
9. Ramali, A., dan Pamoentjak, 1987. Kamus Kedokteran, Jakarta: Djambatan
10. Rathus, A. Spencer, dan Nevid, S. Jeffrey, 1991, Abnormal Psychologi, New
Jersey.Euglewood Cliffs.