Anda di halaman 1dari 30

Tubuh Terasa Lemas dan Lelah

Karena Kelelahan Otot

Nama : Aditya Wahyu P


NIM : 102014251

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Skenario 5
Seorang perempuan berumur 34 tahun datang
ke puskesmas dengan keluhan lemas dan
lelah pada sekujur tubuhnya sejak 1 minggu
yang lalu. Perempuan tersebut adalah
seorang pedagang kue keliling. Dari
anamnesa diketahui bahwa ia sudah
beberapa kali mengalami keadaan seperti ini.
Identifikasi Istilah

Tidak ada
Rumusan Masalah

Seorang pedagang kue keliling mengalami


lemas dan Lelah pada sekujur tubuh
Mind Map

Kelelahan
otot

Mekanism
Mekanisme Glikolisis
kerja otot

Aerob Anaerob
Hipotesis

Perempuan penjual kue keliling 34 tahun


mengeluh lemas dan lelah karena terjadi
penimbunan asam laktat.
Pengertian Otot

 Otot adalah jaringan yang sel-selnya tersusun


memanjang dan memiliki kemampuan untuk
menimbulkan tegangan searah dengan
sumbu memanjang.
 Itulah sebabnya otot dapat memanjang
(relaksasi) dan memendek (kontraksi).
 Tetapi jika otot terus berkontraksi tanpa
diikuti relaksasi maka akan menyebabkan
kelelahan otot.
Karakteristik Otot

a. Kontrabilitas yaitu kemampuan otot untuk


memendek ketika otot berkontraksi
b. Ekstensibilitas yaitu kemampuan otot untuk
memanjang ketika otot berelaksasi
c. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk
kembali ke bentuk awalnya setelah
berelaksasi maupun berkontraksi.
Otot lurik
(rangka)
 Berbentuk selindris (panjang)

 Mempunyai banyak inti sel (multinukleus)

 Inti sel berada di tepi (perifer)

 Sistem kerja dibawah kesadaran (volunter)

 Dapat bekerja keras dan cepat

 Mudah lelah

 Tidak bisa kerja terus-menerus

 Melekat pada rangka tubuh

 Mempunyai ribuan serabut yang membentuk jaringan otot yang mana

tersusun rapi
MEKANISME KERJA OTOT

KONTRAKSI & RELAKSASI

Kerja otot tidak lepas dari peran syaraf


Otot dipersyarafi oleh 2 serat saraf

Saraf motorik Saraf sensorik


membawa impuls dari saraf pusat yang membawa impuls dari otot
menuju ke serat otot menuju ke saraf pusat
Mekanisme Otot
RELAKSASI OTOT

Secara sederhana

Apabila ATP pada kepala miosin telah habis sehingga


miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin

pengaktifan pompa kalsium  jumlah kalsium turun


ion kalsium kembali ke dalam plasma  tidak
lagi berikatan dengan troponin dan tropomiosin 
aktin dan miosin kembali berpisah  otot kembali
memanjang  relaksasi
Glikolisis
Aerob
 1. Glikolisis
 2. Dekarboksilasi oksidatif
 Asam piruvat di hidolisis menjadi asetil koa
 3. Siklus krebs
 terjadi di dalam mitokondria. Selama reaksi dilepaskan 3 molekul CO2, 3
NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP. Reaksi ini terjadi dua kali karena pada glikolisis,
glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat. Jadi siklus krebs
menghasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.
 4. Transfer elektron
 Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Pada sistem
transfer elektron, NADH dan FADH2 masing-masing menghasilkan rata-rata
3 ATP dan 2 ATP. Sebanyak 2 NADH hasil glikolisis dan 2 NADH hasil
dekarboksilasi oksidatif masing-masing menghasilkan 6 ATP. Sementara itu,
6 NADH dan 2 FADH2 hasil siklus krebs masing-masing menghasilkan 18 ATP
dan 4 ATP.
Anaerob

 Glikolisis anaerobik terjadi di sitoplasma ketika


sel kekurangan oksigen lingkungan atau tidak
memiliki mitokondria. Dalam hal ini, NADH
dioksidasi menjadi NAD + dalam sitosol dengan
mengubah piruvat menjadi laktat. Glikolisis
anaerobik menghasilkan (2 laktat + 2 ATP + 2
H2O + 2 H+) dari satu molekul glukosa. Berbeda
dengan glikolisis aerobik, glikolisis anaerob
menghasilkan laktat, yang mengurangi pH dan
menginaktivasi enzim.
METABOLISME KERJA OTOT

1. Glikolisis aerob (menggunakan O2)

36 ATP
2. Glikolisis anaerob (tidak menggunakan O2)

2 ATP
Siklus Krebs

 Siklus Krebs: 1 asetil KoA + 1 asam


oksaloasetat → 1 asam sitrat + 3 NADH + 1
FADH2 + 1 ATP
 Karena 1 glukosa menghasilkan 2 asam
piruvat dan 2 asam piruvat menghasilkan 2
asetil-KoA, maka dari tahap siklus Krebs:
 2 asetil KoA + 2 asam oksaloasetat → 2 asam
sitrat + 6 NADH + 2 FADH2 + 2 ATP
Tingkat Aktifitas
Tingkat Jenis Aktivitas Kebutuhan Energi/Hari
Aktivitas (kalori)

Sangat  Ringan Tidur, baring, duduk, menulis, BMR + 30 % BMR


mengetik

Ringan Menyapu, menjahit, mencuci BMR + 50 % BMR


piring, menghias ruangan

Sedang Mencangkul, menyabit rumput BMR + 75 % BMR

Berat Menggergaji pohon dengan BMR + 100 % BMR


gergaji tangan

Berat Mendaki gunung, menarik beca BMR + 125 % BMR


Sekali
Faktor penyebab kelelahan otot

• Waktu istirahat otot yang kurang

• Kontraksi yang terus-menerus

• Kontraksi yang meningkat

• Kontraksi yang berlangsung dalam waktu lama

• Asam laktat yang meningkat

• Sumber energi yang berkurang

• Kerja enzim yang berkurang


EKSTREMITAS INFERIOR
Otot-otot Dorsal Profundus Pangkal Paha dan Paha, sisi kanan

• M. Gluteus maximus
• M. Piriformis
• M. Gemellus superior
• M. Obturatorius internus
• M. Biceps femoris, caput longum
• M. Semitendinosus
• M. Semimembranosus
• M. Adductor magnus
• M. Gluteus medius
• M. Gluteus minimus
• M. Gemellus inferior
• M. Obturatorius externus
• M. Quadratus femoris
• M. Iliopsosas
• M. Adductor minimus
• M. Vastus lateralis
• M. Biceps femoris, caput longum
• M. Biceps femoris, caput breve
• M. Gastrocnemius, caput laterale
Otot-otot di Regio Articulatio
Genus; sisi kanan
 M. Vastus medialis
 M. Sartorius
 M. Semitendinosus
 M. Semimembranosus
 M. Gracilis
 M. Gastrocnemius
 M. Adductor magnus
 M. Vastus lateralis
 M. Biceps femoris, caput breve
 M. Biceps femoris, caput longum
 M. Plantaris
 M. Gastrocnemuis, caput mediale
 M. Gastrocnemius, caput laterale
Otot-otot Ventral dan Lateral
Tungkai dan Kaki, sisi kanan
 M. Fibularis (peroneus) longus

 M. Tibialis anterior

 M. Extensor digitorum longus

 M. Fibularis (peroneus) brevis

 M. Extensor hallucis longus, tendo

 M. Fibularis (peroneus) tertius, tendo

 M. Gastrocnemius

 M. Soleus

 M. Tibialis anterior, tendo

 M. Evtensor hallucis brevis


Otot-otot Tungkai dan Kaki,
sisi kanan
 M. Biceps femoris
 M. Gastrocnemius
 M. Soleus
 M. Fibularis (peroneus) brevis
 M. Fibularis (peroneus) longus, tendo
 M. Fibularis (peroneus) brevis, tendo
 M. Quadriceps femoris
 M. Vastus lateralis
 Lig. Patellae
 M. Fibularis (peroneus) longus
 M. Tibialis anterior
 M. Extensor digitorum longus
 M. Tibialis anterior, tendo
 M. Extensor hallucis longus
 M. Extensor hallucis brevis
 M. Extensor digitorum longus, tendo
 M. Fibularis (peroneus) tertius, tendo
 M. Extensor digitorum brevis
Otot-otot Dorsum Pedis, sisi
kanan
 M. Extensor hallucis longus

 M. Extensor digitorum longus

 M. Fibularis (peroneus) brevis, tendo

 M. Extensor digitorum longus, tendo

 M. Abductor digiti minimi

 M. Tibialis anterior, tendo

 M. Extensor hallucis longus, tendo

 M. Extensor hallucis brevis


Otot-otot Plantar, sisi kanan

 Mm. Lumbricales pedis I-IV

 M. Adductor hallucis, caput


transversum
 M. Interosseus plantaris III

 M. Adductor digiti minimi

 M. Flexor digiti minimi brevis

 M. Flexor hallucis longus, tendo

 M. Flexxor hallucis brevis

 M. Abductor hallucis
Kesimpulan
Penyebab kelelahan adalah terjadinya
penimbunan asam laktat sehingga perempuan
tersebut harus banyak beristirahat supaya
tubuhnya kembali stabil. Jadi hipotesis diterima.
Sekian
&
Terima Kasih


Anda mungkin juga menyukai