Anda di halaman 1dari 7

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan dan penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2017 di

Rumah Sakit Family Medical Center Sentul Jawa Barat pada Tahun 2015-2016.

Karakteristik reponden yang diteliti meliputi pasien diabetes, jenis kelamin,

rentang umur, tipe retinopati diabetik. Hasil analisis karakteristik responden

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

4.1 Hasil

Gambaran Pasien Penyakit Diabetik retinopati

1. Pasien Penyakit Diabetik Retinopati Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan pasien

penyakit diabetik retinopati berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut

(lihat tabel 4.1):

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pasien Penyakit Diabetik
retinopati Berdasarkan Jenis Kelamin
Frekuensi
Jenis Kelamin
Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 23 53%
Perempuan 20 47%
Total 43 100%

Berdasarkan jumlah dan persentase pada tabel 4.1 diatas

menyatakan bahwa pasien yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat dilihat dan diketahui dari

jumlah data rekam medis yang dimana data pasien yang berobat dengan

diagnosis retinopati diabetik yang terbanyak adalah laki-laki.


22

2. Pasien Penyakit Diabetik Retinopati Berdasarkan Usia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan pasien

penyakit diabetik retinopati berdasarkan usia sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pasien Penyakit Diabetik
Retinopati Berdasarkan Usia
Frekuensi
Umur
Jumlah Persentase (%)
≤ 25 TAHUN 1 2%
26-45 TAHUN 6 14%
46-65 TAHUN 31 72%
>65 TAHUN 5 12%
Total 43 100%

Untuk distribusi pasien diabetic retinopati di Rumah Sakit

Family Medical Center Sentul Jawa Barat berdasarkan tabel 4.2 diatas

diketahui kelompok usia < 25 tahun terdapat 1 pasien atau 2%,

kelompok usia 26-45 tahun terdapat 6 pasien atau 14%, kelompok Usia

46-65 tahun terdapat 31 pasien atau 72%, kelompok Usia > 65 tahun

terdapat 5 pasien atau 12%.

Dari gambaran ini, didapatkan kelompok usia tertinggi yakni

kelompok usia 46-65 tahun terdapat 31 pasien atau 72%.

3. Pasien Penyakit Diabetik Retinopati Berdasarkan Tekanan Darah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan pasien

penyakit diabetik retinopati berdasarkan tekanan darah sebagai berikut:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pasien Penyakit Diabetik
retinopati Berdasarkan Tekanan Darah
Frekuensi
Tekanan Darah
Jumlah Persentase (%)
NORMAL < 120 / 80 2 5%
23

PRE HIPERTENSI
120-139/ 80-89 20 47%

HIPERTENSI
TAHAP 1
140-159/90-99 14 33%

HIPERTENSI
TAHAP 2
≥160 / > 100 7 16%

Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan tampilan

tekanan darah pasien Pasien Penyakit Diabetik retinopati menunjukkan,

sebanyak 2 pasien (5%) memiliki tekanan darah yang normal, 20 pasien

(47%) memiliki status prehipertensi, 14 pasien (33%) memiliki

hipertensi tahap 1 dan 7 (16%) pasien memiliki hipertensi tahap 2.

Apabila dilihat secara keseluruhan, maka pasien penyakit diabetik

retinopati yang memiliki status pre hipertensi sebanyak 20 pasien atau

sebesar 47%.

4.2 Pembahasan

Dari hasil rekam medik, di dapatkan bahwa lebih banyak pasien laki-

laki daripada perempuan yang menderita diabetik retinopati di RS FMC

pada tahun 2015-2016. Hal ini berbeda dengan penelitian Sugiyanto di RS

Kariadi Semarang yang mendapatkan distribusi pasien diabetik berdasarkan

jenis kelamin sebanyak laki-laki 42% dan perempuan 58%.24 Witanto dkk

mendapatkan gambaran distribusi pasien diabetik di RS Immanuel Bandung

sebanyak 37% laki-laki dan 63% perempuan.25

Menurut Chomi dkk, tingginya distribusi pasien diabetik pada jenis

kelamin laki-laki kemungkinan disebabkan karena laki-laki dibandingkan


24

dengan perempuan lebih jarang datang berkonsultasi kepada dokter dan

kalaupun mereka datang untuk berkonsultasi ke dokter, sangat sedikit

informasi yang mereka ceritakan tentang kondisi mereka.26

Hasil yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa

pasien pasien retinopati diabetik lebih banyak pada laki-laki dengan jumlah

29 orang (58,97%) sedangkan pada perempuan hanya berjumlah 21 orang

(41,03%). Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan Juniar

Anugrah (2010),30 dimana didapatkan pasien laki-laki memiliki sebaran

lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Tetapi data ini tidak dapat

menjelaskan hubungan antara retinopati diabetik dengan jenis kelamin

dikarenakan ketidaksesuaian antara teori dan hasil penelitian ini

kemungkinan dipengaruhi oleh kurang representatifnya jumlah sampel yang

diambil.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Ilary (2014)31 dan Venesia

Pengan (2014),29 dimana hasil penelitian yang didapatkan pasien yang

berjenis kelamin perempuan lebih banyak terkena retinopati diabetik

dibandingkan dengan pasien laki-laki. Pernah dikatakan bahwa hormon

estrogen berpengaruh pada DM, dimana wanita DM memiliki

kecenderungan retinopati lebih tinggi daripada pria. Tingginya angka

retinopati pada wanita dikaitkan dengan tingginya angka kegemukan pada

wanita terkait genetik dan pola hidup yang merupakan faktor resiko DM.

Hormon estrogen merupakan hormon seks dominan pada wanita, kadar

hormon estrogen yang tinggi dapat menurunkan leptin yang berperan dalam

penekan napsu makan di hipotalamus, akibatnya asupan makanan tidak


25

terkontrol, sehingga dapat menyebabkan penumpukan jaringan lemak

berlebih disertai tingginya kadar gula darah akibat terjadinya penurunan

sensitifitas jaringan perifer terhadap insulin. Namun terdapat perbedaan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anugrah45 dimana didapatkan

pasien laki-laki memiliki sebaran lebih banyak dibandingkan dengan

perempuan.

Berdasarkan kelompok usia didapatkan hasil jumlah pasien

retinopati terbanyak adalah pada kelompok umur 46-65 tahun dengan

jumlah sebanyak 31 orang (72%). Hasil ini tidak berbeda dengan hasil

penelitian dari Tiara Ilary (2014)31 dimana pasien terbanyak adalah pada

rentang usia 46-65 tahun. Tetapi berbeda dengan hasil penelitian dari Juniar

Anugrah (2010)30 didapatkan jumlah terbanyak pasien retinopati diabetik

pada usia 60-69 tahun sebanyak 33,33%. Dari beberapa teori yang ada

retinopati diabetik terjadi karena lamanya memiliki riwayat diabetes melitus.

Terkait dengan usia 46-65 tahun yang lebih banyak mengalami retinopati

diabetik dikarenakan semakin meningkatnya umur maka intoleransi

terhadap glukosa juga meningkat sehingga orang dengan riwayat diabetes

melitus yang lama pada usia >45 lebih banyak mengalami retinopati

diabetik.

Berdasarkan tekanan darah, didapatkan bahwa pasien retinopati

diabetik paling banyak mengalami prehipertensi dan hipertensi tahap 1.

Selain kontrol gula darah, pasien retinopati diabetik harus kontol tekanan

darah juga supaya tidak ada komplikasi lebih parah


26

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian pada pasien retinopati diabetik di Rumah Sakit

Family Medical Center Sentul Jawa Barat pada Tahun 2015-2016 dapat

diambil kesimpulan bahwa:

Prevalensi Retinopati Diabetika di RS FMC adalah Pasien

retinopati yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada pasien

yang berjenis kelamin perempuan dengan presentase peningkatan pada

jenis kelamin laki-laki lebih tinggi yaitu sebesar 53%. Kelompok umur

terbanyak yang mengalami retinopati adalah 46-65 tahun dengan jumlah

31 orang (72%). Tekanan darah pasien penyakit diabetik retinopati

sebanyak 2 pasien (5%) memiliki tekanan darah yang normal, 20 pasien

(47%) memiliki status prehipertensi, 14 pasien (33%) memiliki hipertensi

tahap 1 dan 7 (16%) pasien memiliki hipertensi tahap 2. Apabila dilihat

secara keseluruhan, maka pasien penyakit diabetik retinopati yang

terbanyak disertai pre hipertensi sebanyak 20 pasien atau sebesar 47%.

5.2. Saran

1. Diharapkan kepada pasien juga untuk mengontrol asupan makanan dan

kebutuhan kalori yang diperlukan disertai dengan berolahraga secara

teratur. Selain itu perlu untuk mengontrol kadar kolestrol agar dapat
27

mencegah komplikasi lebih dini. Untuk pasien dengan adanya riwayat

diabetes melitus agar segera berobat dan rutin mengontrol sehingga

dapat mencegah terjadinya retinopati.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar

untuk mengetahui hubungan retinopati dengan faktor resiko lainnya.

Anda mungkin juga menyukai