Anda di halaman 1dari 24

PREVALENSI PASIEN DIABETIK RETINOPATI DI

RUMAH SAKIT FAMILY MEDICAL CENTER


SENTUL JAWA BARAT 2015-2016
ADITYA WAHYU PRAMUDITA
102014251

Pembimbing Utama : dr. Michael Indra Lesmana,


Sp.M
Pembimbing Pendamping : dr. Johans
Hudyono,MS,.SpOK
Penguji : dr. Harpini E Sardewi, MS,Sp.OK
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Komplikasi Diabetes Diabetik Retinopati merupakan


Melitus komplikasi dari DM yang dapat
menyebabkan kebutaan

Kontrol glukosa darah secara intensif tidak


dapat mencegah terjadinya retinopati secara
sempurna, namun dapat mengurangi risiko
timbulnya retinopati diabetik dan
memburuknya retinopati diabetik yang sudah
ada
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana prevalensi dan karakteristik pasien Diabetik


Retinopati di Rumah Sakit Family Medical Center Sentul
Jawa Barat pada Tahun 2015-2016?
TUJUAN PENELITIAN

Tu j u a n U m u m : Tu j u a n K h u s u s :

Mengetahui Prevalensi Pasien Mengetahui karakteristik pasien


Diabetik Retinopati di Rumah retinopati diabetika di Rumah Sakit
Sakit Family Medical Center Family Medical Center Sentul Jawa Barat
Sentul Jawa Barat pada Tahun pada Tahun 2015-2016, berdasarkan jenis
2015-2016. kelamin, usia dan tekanan darah
Manfaat Penelitian
• Bagi Peneliti
• Dapat memperoleh informasi dan menambah pengetahuan tentang retinopati
diabetik pada penderita diabetes melitus.

• Bagi pemerintah
• Penunjang dalam memberikan perhatian lebih terhadap program kesehatan
khususnya tentang penanganan diabetes agar tidak menimbulkan komplikasi ke
retinopati diabetik

• Bagi Masyarakat
• Memberikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya penanganan akan
diabetes agar tidak sampai komplikasi menjadi retinopati diabetik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI

- Diabetik Retinopati Komplikasi dari diabetes melitus yang dapat menyebabkan kebutaan.
- Perkembangan retinopati berkaitan dengan hiperglikemia yang diawali oleh keberadaan
mikroaneurisma yaitu pelebaran sakular yang kecil dari arteriola retina. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya neovaskularisasi dan jaringan parut yang dapat menimbulkan
kebutaan dan disebut dengan retinopati.
Retinopati diabetik terjadi sebagai akibat lamanya menderita Diabetes Melitus. Patofisiologi
pada retinopati diabetik melibatkan lima proses yang terjadi yaitu14:
1. Pembentukan mikroaneurisma
2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
3. Penyumbatan pembuluh darah
4. Proliferasi pembuluh darah baru (neovaskular) dan jaringan fibrosa di retina
5. Kontraksi dari jaringan fibrosis kapiler dan jaringan vitreus.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Diabetik
Retinopati

1. Lama Menderita DM
2. Kontrol Glukosa
3. Kontrol Tekanan Darah
Lama menderita DM : Prevalensi retinopati diabetik pada tahun ke tiga
adalah 8%, 25% pada tahun ke lima, 60% pada tahun ke sepuluh, dan 80%
pada tahun ke lima belas

Kontrol gula darah: Meskipun kontrol glukosa darah secara intensif tidak dapat
mencegah terjadinya retinopati secara sempurna, namun dapat mengurangi risiko
timbulnya retinopati diabetik dan memburuknya retinopati diabetik yang sudah
ada.

Kontrol tekanan darah: Hipertensi adalah salah faktor risiko yang penting
dalam perkembangan dan / memburuknya retinopati diabetik. Peningkatan
tekanan darah menyebabkan stress endotel dengan pelepasan Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) yang mengubah autoregulasi retina,
mengakibatkan peningkatan tekanan perfusi
KERANGKA TEORI

HOST Environtmen

-Jenis Kelamin
- Penggunaan Obat obat DM
-Fasilitas pemeriksaan gula darah dan
-Usia tekanan darah

-Tekanan darah Agent


Diabetes
Melitus

Diabetik
Retinopati
Kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

 Jenis Kelamin
 Usia
 Tekanan Darah
Diabetes Melitus
 Usia anak
 Jenis kelamin anak

Diabetik
Retinopati
BAB III METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian
Desain Penelitian • Variabel bebas: Jenis kelamin, Usia,
Tekanan Darah
• Jenis penelitian yang dilakukan • Variabel terikat: Diabetik Retinopati
adalah bersifat deskriptif retrospektif
dengan menggunakan data rekam
medis Kriteria Inklusi & Eklusi

Tempat dan Waktu penelitian • Kriteria inklusi :


• Data semua pasien yang mengalami
• Waktu penelitian dilakukan pada kelainan retinopati diabetik
bulan Februari 2017 di Rumah Sakit
FMC Sentul Jawa Barat • Kriteria Ekslusi :
• Data pasien yang mengalami kelainan
Subyek retinopati diabetik yang kurang lengkap
• Subyek penelitian disini adalah
Pasien Diabetik Retinopati di Rumah Analisis Data
Sakit Family Medical Center Sentul
• Data diambil dari catatan rekam medik
Jawa Barat pada Tahun 2015-2016
pasien-pasien retinopati diabetik di unit
rekam medik RS FMC
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Diagram distribusi diabetik retinopati berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit FMC

Jenis kelamin dibagi 2 kategori laki-laki dan perempuan

JENIS KELAMIN

47%
20 orang
53%
23 orang

Laki-laki Perempuan
Dari hasil rekam medik, di dapatkan bahwa lebih banyak pasien laki-laki daripada
perempuan yang menderita diabetik retinopati di RS FMC pada tahun 2015-2016.

Hasil serupa didapatkan juga oleh Juniar Anugrah pada penelitiannya di RSUD dr. Soedarso
tahun 2010. Didapatkan laki-laki 58.97% dan perempuan 41.03%.

Menurut Chomi, tingginya distribusi pasien diabetik pada jenis kelamin laki-laki kemungkinan
disebabkan karena laki-laki dibandingkan dengan perempuan lebih jarang datang berkonsultasi
kepada dokter dan kalaupun mereka datang untuk berkonsultasi ke dokter, sangat sedikit
informasi yang mereka ceritakan tentang kondisi mereka Didapatkan hasil penelitiannya 29
pasien laki-laki dan 21 pasien perempuan.
Diagram distribusi diabetik retinopati berdasarkan usia di Rumah Sakit FMC

Usia dibagi 4 kategori ≤ 25 tahun, 26-45 tahun, 46-65 tahun dan >65 tahun

USIA
2%
1 orang
12%
5 orang 14%
6 orang

72%
31 orang

≤ 25 TAHUN 26-45 TAHUN 46-65 TAHUN >65 TAHUN


Dari hasil rekam medik, di dapatkan bahwa lebih banyak pada usia 46-65 tahun yang
menderita diabetik retinopati di RS FMC pada tahun 2015-2016.

Berdasarkan kelompok usia didapatkan hasil jumlah pasien retinopati terbanyak adalah pada
kelompok umur 46-65 tahun dengan jumlah sebanyak 31 orang (72%)

Tetapi berbeda dengan hasil penelitian dari Juniar Anugrah (2010) didapatkan jumlah terbanyak
pasien retinopati diabetik pada usia 60-69 tahun sebanyak 33,33%. .
100%
7.06%
Perbandingan dengan
10.26%
90% pengelompokanyang sama
80% 27.90%
33.33%
70%
60%
50% >70 tahun 60-69 tahun 50-59 tahun 40-49 tahun <40 tahun
41.80% 28.21%
40%
30%
20% 20.51%
18.60%
10%
4.65% 7.69%
0%
Aditya Januar
Diagram distribusi diabetik retinopati berdasarkan tekanan darah di Rumah Sakit FMC
Tekanan darah dibagi menjadi 4 kategori. Normal, Pre hipertensi, Hipertensi tahap 1 dan
Hipertensi tahap 2

TEKANAN DARAH

5%
16%

47%

33%

NORMAL < 120 / 80 PRE HIPERTENSI 120-139/ 80-89

HIPERTENSI TAHAP 1 140-159/90-99 HIPERTENSI TAHAP 2 ≥160 / > 100


Dari hasil rekam medik, di dapatkan bahwa lebih banyak pada usia 46-65 tahun yang
menderita diabetik retinopati di RS FMC pada tahun 2015-2016.

Berdasarkan tekanan darah, didapatkan bahwa pasien retinopati diabetik paling banyak
mengalami prehipertensi dan hipertensi tahap 1. Selain kontrol gula darah, pasien retinopati
diabetik harus kontol tekanan darah juga supaya tidak ada komplikasi lebih parah
KESIMPULAN

Hasil penelitian pada pasien retinopati diabetik di Rumah Sakit Family


Medical Center Sentul Jawa Barat pada Tahun 2015-2016 dapat diambil
kesimpulan bahwa:
Prevalensi Retinopati Diabetika di RS FMC adalah Pasien retinopati yang
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada pasien yang berjenis
kelamin perempuan dengan presentase peningkatan pada jenis kelamin laki-
laki lebih tinggi yaitu sebesar 53%. Kelompok umur terbanyak yang
mengalami retinopati adalah 46-65 tahun dengan jumlah 31 orang (72%).
Tekanan darah pasien penyakit diabetik retinopati sebanyak 2 pasien (5%)
memiliki tekanan darah yang normal, 20 pasien (47%) memiliki status
prehipertensi, 14 pasien (33%) memiliki hipertensi tahap 1 dan 7 (16%)
pasien memiliki hipertensi tahap 2. Apabila dilihat secara keseluruhan, maka
pasien penyakit diabetik retinopati yang terbanyak disertai pre hipertensi
sebanyak 20 pasien atau sebesar 47%.
SARAN

 
- Diharapkan kepada pasien juga untuk mengontrol asupan
makanan dan kebutuhan kalori yang diperlukan disertai dengan
berolahraga secara teratur. Selain itu perlu untuk mengontrol
kadar kolestrol agar dapat mencegah komplikasi lebih dini. Untuk
pasien dengan adanya riwayat diabetes melitus agar segera
berobat dan rutin mengontrol sehingga dapat mencegah terjadinya
retinopati.

- Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar


untuk mengetahui hubungan retinopati dengan faktor resiko lainnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai