Makalah Kel 6 Askeb
Makalah Kel 6 Askeb
KELOMPOK 6
PRODI : S1 KEBIDANAN A
ANGGOTA :
- Tamara Komalasari
- Wardah Ramadhani
- Winnary
Tahun 2021/2022
1. PEREMPUAN DAN KARIR MENURUT PERSPEKTIF ISLAM DAN PSIKOLOGI
Sesungguhnya sangat luas peranan perempuan dalam pembinaan kesejahteraan
hidup, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Perempuan selalu identik dengan
keindahan, kelembutan, dan kelemahan. Sifat-sifat tersebut terlihat dari bentuk fisik, gerak
dan suaranya, jikalau perempuan itu baik, maka tentunya ia akan menjadi ibu yang mampu
mendidik anak-anaknya dengan baik pula dan rumah tangganya akan menjadi tenteram dan
damai, kemudian perempuan juga dianggap mampu melahirkan generasi baru yang terdidik
baik secara intelektual dan moral tentu akan memperkokoh tegaknya sebuah negara.
Bahkan oleh Rasulullaah Saw. diperingatkan bahwa tegak atau rubuhnya suatu bangsa
ditentukan oleh perempuannya, apabila perempuan baik, maka akan selamatlah negara itu,
dan apabila perempuan tidak baik akan hancurlah negara tersebut.
Dari ini, menjadi perempuan adalah sebuah kebanggaan. Perempuan merupakan ibu
kehidupan. Dari rahim perempuan, kehidupan juga dilahirkan, kehidupan diperjuangkan, dan
kehidupan mendapatkan hakekat dan martabat.
Ciri fisik lain yang membedakan antara perempuan dengan lakilaki adalah fakta bahwa
perempuan mengalami haidh, dapat hamil, melahirkan, dan menyusui dengan Air Susu Ibu
(ASI). Meskipun demikian, tidak semua perempuan mengalami haidh, dapat hamil,
melahirkan, dan menyusui. Oleh karena itu, hamil, melahirkan dan menyusui bukanlah tugas
perempuan, melainkan potensi yang dimiliki oleh sejumlah perempuan, sementara sejumlah
perempuan lain yang tidak memiliki potensi tersebut tetap dipandang sebagai perempuan
yang “normal’ dalam batas tertentu, dan tetap berbeda secara fisiologis dan biologis dengan
laki-laki umumnya.
B. Bias dalam Psikologi Perempuan
Pertama, psikologis perempuan dipandang dependen, berwatak mengasuh, dan
merawat. Pandangan tersebut mengandung bias karena sulit dibuktikan kebenarannya, sebab
dalam realitas kehidupan cukup banyak laki-laki yang berwatak pengasuh, dan cukup banyak
perempuan yang mandiri, tidak seperti yang dicitrakan secara baku dan kaku (Eagly, 1978).
Keenam, psikologis perempuan yang mudah terpengaruh dan mudah dibujuk untuk
mengubah keyakinannya.
Ketujuh, psikologis perempuan lebih sensitif terhadap perilaku non verbal. Berdasarkan
observasi, perempuan memiliki kemampuan dalam mengekspresikan dan memahami pesan-
pesan non verbal.
Kesembilan, psikologis perempuan itu pasif dalam masalah seks dan hanya menjadi
objek seks laki-laki.
Mencermati potensi perempuan demikian dapat di pahami bahwa perempuan dengan segala
keterbatassannya memiliki potensi yang besar dalam persoalan toleransi karna memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam konteks sosial budaya kaum perempuan memiliki
andil yang besar, berbagai peran yang di lakoni perempuan telah membentuknya menjadi pribadi yang
khas, peran yang di lakoninya tidak terbatas sebagai ibu, tetapi juga sebagai makhluk sosial yang juga
terlibat pada sektor publik.
Dalam pengamatan kartini kartono, wanita merupakan person yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa
dunianya tanpa komunikasi dan partisipasi dalam kehidupan sehari-hari.
Transformasi sosial masyarakat yang terjadi dewasa ini menuntut wanita tidak lagi tersekat dalam
peran domistik akan tetapi eksistensinya kini telah mulai diakui sebagai pihak yang memiliki
sumberdaya dalam pembangunan. Kaum perempuan kini tadak lagi bisa disebut sebagai teman di
belakang tetapi sebagai mitra sejajar laki-laki untuk saling mengisi dalam pembangunan masyarakat.
Tingkat pendidikan dan kesehatan perempuan yang setara dengan laki-laki mendorong partisipasi
mereka meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
5. PEREMPUAN DALAM KAJIAN PERSPEKTIF EKONOMI
Pada fenomena yang diangkat dalam “Sinetron Dunia Terbalik” yang tayang setiap hari pada
salah satu stasiun televisi swasta tanah air menyiratkan paling tidak dua kesimpulan dalam
kaitan antara perempuan dan ekonomi yaitu :
1) Perempuan atau ibu bisa mengambil peran pada sektor publik dalam hal ini peran sebagai
pencari nafkah ( yang dalam kontruksi gender budaya indonesia secara umum merupakan
tugas laki-laki / ayah )
2) Perempuan kurang mendapat akses yang memadai terhadap sumber sumber ekonomi di
dalam negeri sehingga harus menjadi tenaga kerja wanita ( TKW ) di luar negeri.
Dari fenomena diatas, bahwa peran perempuan menjadi cukup besar bagi pertahanan
ekonomi dan mengatasi mesalah kemiskinan. Perempaun bekerja di sektor publik adalah
tuntutan sebuah zaman, walaupun kenyataan menunjukan bahwa tugas atau peranan
perempuan dalam kehidupan keluarga semakin bertambah atau berkembang lebih luas
terutama karena tuntutan keadaan.
Potensi perempuan dalam kegiatan ekonomi khususnya pembangunan ekonomi sangat penting dan
perempuan bisa menjadi aktor strategis di dalam pembangunan, tidak hanya pembangunan di desa
desa tetapi juga pembangunan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat
indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera