Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 0 Nomor 0 Tahun 2018 Halaman:

000-000
e-ISSN: 2580-9806 

PEMBENTUKAN KARAKTER QUR’ANI PADA ANAK INKLUSI


DI SDIT NURUL FIKRI SELONG

Frikasih
Manajemen Inovasi, Pasca Sarjana, UTS, rikautun@gmail.com

Abstrak
Pendidikan untuk pembentukan karakter pada anak menjadi kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi agar anak bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi
sesama. Landasan agam menjadi hal yang prinsip dalam melakukan pendidikan
berkarakater. Permendikbud nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusi menjadi
acuan pemerintah dalam menjalankan tugas mendidikan anak bangsa menjamin
kesempatan bagi siswa berkelainan dan berkebutuhan khusus untuk mendapatkan
layanan pendidikan. Sekolah Dasar Islam Terpadu sebagai sekolah yang berbasis
dakwah Islam memiliki visi “Mewujudkan Genarasi Islam yang Berkualitas”
melaksanakan pendidikan inklusi bagi anak-anak lamban belajar dengan pendampingan
guru yang berkompetensi berusaha mewujudkan visi sekolah dengan penekanan pada
karakter qurani dengan melakukan proses manajemen pada program dan kegiatan
pembelajaran.Tulisan ini meneliti apa saja yang sudah dilakukan pihak sekolah dan guru
dalam mencapai tujan tersebut.

Kata Kunci: pendidikan, karakter qurani, inklusi, manajemen

Abstract
Education for character building in children is a basic need that must be met so that
children can become human beings who have noble character and are beneficial to
others. The basis of religion is the principle in carrying out character education.
Permendikbud number 70 of 2009 concerning inclusive education is the government's
reference in carrying out the task of educating the nation's children to ensure
opportunities for students with disabilities and special needs to obtain educational
services. Integrated Islamic Elementary School as a school based on Islamic da'wah has a
vision of "Creating a Quality Islamic Generation" implementing inclusive education for
slow learners with the assistance of competent teachers trying to realize the school's
vision with an emphasis on the character of the Qur'an by carrying out management
processes on programs and activities This paper examines what has been done by
schools and teachers in achieving these goals.

Keywords: education, quranic character, inclusion, management

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

1
Pembentukan Karakter Qurani pada Anak Inklusi di SDIT Nurul Fikri Selong
Nama Penulis Frikasih

Sebagai makhluk sosial yang dilahirkan dengan keterbatasan pengetahuan maka


manusia membutuhkan proses pendidikan sebagai kebutuhan dasar untuk menjamin
keberlangsungan hidupnya (Kadir, dkk, 2012:62).
Salah satu fungsi pendidikan adalah membentuk watak dan karakter bangsa serta
mengembangkan kemampuan yang dimilki setiap warganya dalam rangka mencerdaskan
anak bangsa. Membangun karakter bukanlah tugas yang mudah karena diperlukan
dukungan dari semua pihak, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Warga bangsa yang berkarakter baik, memiliki kekuatan moral yang mampu
menghindarkan diri dari masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Salah satu landasan yang sangat penting dikenalkan pada proses pendidikan adalah
landasan agama yang kuat pada anak. Dengan adanya landasan agama yang kuat maka
akan mempermudah penanaman nilai-nilai sosial yang berguna untuk menghindarkan
anak dari penyimpangan moral. Ir. Soekarno yang merupakan Presiden RI pertama
berulang-ulang menegaskan “agama merupakan unsur mutlak dalam National and
Character Building”(Sumahamijaya dalam Majid dan Dian, 2013:61).
Dalam keyakinan agama Islam, memiliki akhlak atau karakter yang baik dapat
diperoleh melalui proses mempelajari agama Islam dengan baik. Hal ini sesuai dengan
sabda Rasulullah SAW “ Sesungguhnya aku ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia” (HR. Muslim).
Dalam membantu pemerintah mewujudkan generasi berkarakter melalui
optimalisasi peran institusi pendidikan saat ini banyak berdiri lembaga-lembaga
pendidikan swasta yang menawarkan kurikulum dengan berbasis karakter Islami kepada
masyarakat yang beragama Islam. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam yang
menginginkan lahirnya generasi umat yang memahami ajaran agama dengan benar
sehingga mampu mencontoh Nabi Muhammad SAW sebagai sosok panutan yang
berkarakter dan berakhlak mulia.
Proses pendidikan dengan tujuan membentuk manusia beriman dan bertaqwa
dengan karakter qurani menjadi tujuan umum yang distandarkan pada Sekolah Islam
Terpadu sebagai lembaga pendidikan berbasis dakwah, hal ini selaras dengan UUD 1945
pasal 31 ayat (3) yang berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan, ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mercerdakan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.
Dalam rangka memberi kesempatan yang sama bagi semua anak sebagai peserta
didik untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan

2
Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 0 Nomor 0 Tahun 2018 Halaman:
000-000
e-ISSN: 2580-9806 

kemampuannya maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


(Permendiknas ) nomor 70 tahun 2009. Permendikbud ini mengatur tentang pendidikan
inklusi, yaitu pendidikan untuk anak-anak berkelainan seperti tunanetra, tunarungu,
tunawicara, tungrahita, tunadksa, tunalaras, berkesulitan belajar, lamban belajar, autis,
memilki gangguan motorik, dan kelainan lainnya. Pendidikan inklusi dapat dilakukan
baik oleh sekolah negeri maupun sekolah swasta sebagai mitra pemerintah dalam proses
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Seperti yang dituturkan oleh Kepala Sekolah, ustaz Ahmad Faizar, S.Pd, bahwa
SDIT Nurul Fikri Selong adalah salah satu sekolah swasta yang menyelenggarakan
pendidikan inklusi bagi siswa berkebutuhan khusus, dengan kategori lamban belajar dan
berkesulitan belajar. Sekolah ini juga menjadi anggota Jaringan Sekolah Islam Terpadu
(JSIT) Indonesia dan memiliki visi “ Mewujudkan Generasi Berkaratek Islami yang
Berkualitas”. Sekolah ini memiliki keunggulan pada pembelajaran al Quran dengan motto
belajarnya yaitu Fasih dan Santun, motto ini menggambarkan tujuan yang ingin dicapai
dari anak-anak didik yaitu mampu membaca al quran dengan benar dan memiliki sikap
santun sebagai hasil belajar.
Pembentukan karakter Qur’ani ini dalam diri anak inklusi merupan suatu tantangan
tersendiri di sekolah. Hal ini mengingat kebutuhan anak inklusi dalam belajar tidak
dapat disamakan dengan anak-anak normal pada umumnya sehingga terdapat sejumlah hal
yang menjadi perhatian dalam proses pendidikan dan pembelajaran siswa inklusi.
Pada tahun Pembelajaran 2021/2022, SDIT Nurul Fikri Selong memiliki 3 orang
siswa inklusi. Secara prinsip , penanaman karakter Qur’ani dlakukan bersamaan dengan
proses pembelajaran. Namun dalam prakteknya diperlukan pola dan strategi khusus yang
memerlukan pendalam lebih lanjut. Manajemen dalam proses pembentukkan karakter
qurani pada anak inklusi menjadi fokus pada penelitian ini.

2. Hasil Kajian Pustaka


1. Pendidikan Karakter Qur’ani
(Menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan,
yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang berfikir,
bersikap, dan bertindak. Nilai-nilai luhur sebagai pondasi karakter bangsa yang
dimiliki oleh bangsa indonesia antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja

3
Pembentukan Karakter Qurani pada Anak Inklusi di SDIT Nurul Fikri Selong
Nama Penulis Frikasih

keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Dalam kacamata Islam, secara historis pendidikan karakter merupakan misi
utama para nabi. Muhammad Rasulullah sejak dari awal tugasnya memiliki suatu
pernyataan yang unik, bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan karakter
(akhlak). Manifesto Muhammad Rasulullah ini mengindikasikan bahwa
pembentukan karakter merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhnya cara
beragama yang dapat men-ciptakan peradaban.
Pendidikan karakter merupakan sebuah proses yang terencana untuk
membentuk, mengarahkan, dan membimbing perilaku peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dan
di dalam norma tersebut terdapat sistem nilai, yang mana jika kita tarik dalam
konteks Islam, maka sistem nilai tersebut adalah ajaran al-Qur’an dan Hadist. Pola
sikap dan tindakan yang dihasilkan dari sistem nilai mencakup hubungan dengan
Allah Swt, sesama manusia, dan dengan alam (Basuki, 2010:9).

2. Pendidikan Anak Inklusi/Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus adalah anak yangmengalami kesulitan dalam belajar
(Thompsn, 2010:2). Abdullah (2013:1) mengkategorikan anak berkebutuhan khusus
meliputi anak yang memiliki kelainan dalam aspek fisik, anak yang memiliki kelainan
dalam aspek mental dan anak yang memiliki kelaianan dalam aspek mental.
Berbagai kelainan yang dimilki oleh anak berkebutuhan tersebut yang tidak lain
membuatnya mengalami kesulitan dalam belajar. Berdasarkan pemaparan tentang anak
berkebutuhan khusus tersebut, pemerintah Indonesia mengembangakan pendidikan
inklusi dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi disebutkan bahwa
pendidikan inklusi adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran
dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kustawan (2013:16) menyebutkan tujuan
daripendidikan inklusi adalah menjamin anak berkebutuhan khusus mendapatkan
kesempatan dan akses yang sama dalam layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya

4
Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 0 Nomor 0 Tahun 2018 Halaman:
000-000
e-ISSN: 2580-9806 

Chamidah (2010:68) memaparkan perencanaan yang harus diperhatikan oleh


sekolah penyelenggara pendidikan inklusi untuk anak berkebutuhan kesehatan khusus
yaitu: riwayat kesehatan anak, perencanaan perawatan kesehatan, komunikasi tim,
kehadiran anak di sekolah, dan lingkungan sekolah.

METODE
Untuk mencapai tujuan penulisan makalah ini, penulis melakukan riset dengan
menggabungkan literature research dan field research. Beberapa literature yang referensial
terkait pendidikan inklusi dan hasil-hasil riset perlu ditelaah dan dijadikan rujukan dalam
penulisan makalah ini. Pada tataran field research, penulis melakukan riset di SDIT Nurul Fikri
Selong dengan menggunakan subjek berupa guru (yang menangani atau bersentuhan dengan
anak didik inklusi) dan anak didik inklusi. Guru yang terlibat berjumlah 2 orang sedangkan
jumlah anak inklusi adalah 3 anak. Riset dilakukan selama 2 pekan, menggunakan instrument
lembar observasi, wawancara terbatas, dan kepustakaan.
Data-data dianalisis dengan metode kualitatif dengan menautkan data-data tersebut
pada teori yang sesuai, dibandingkan pula dengan hasil-hasil penelitian peneliti lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil penelitian dan wawancara dengan guru pendamping siswa inklusi, ustazah
Laily, S.Pd, dapat diketahui Pelaksanaan program pendidikan karakter Qur’ani di SDIT Nurul
Fikri Selong dilakukan melalui beberapa tahap dan kegiatan. Berikut penulis paparkan terkait
kegiatan yang ada di sekolah.
a. Kegiatan Terprogram
Kegiatan terprogram merupakan kegiatan yang sudah terjadwal yang mana dalam
pelaksanaannya terlebih dahulu diawali dengan adanya perencanaan atau program dari guru
inklusi dalam kegiatan pembelajaran (perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan,
satuan kegiatan harian) di sekolah.
Dalam penangnan anak-anak inklusi, SDIT Nurul Fikri melaksanakan pembelajaran
dengan memperhatikan segi kebutuhan khusus anak-anak tersebut. Di sekolah ini guru tidak
hanya berusaha memenuhi standar kompetensi yang diamanatkan oleh kurikulum nasional,
tetapi juga dengan harapan untuk mengarahkan siswa-siswi, apalagi anak-anak inklusi, agar
mampu memahami nilai-nilai dari kegiatan belajar mereka di sekolah. Seperti halnya
kegiatan field trip,outing class, renang, Jum’at Berbagi, Jum’at bersih, yang memang

5
Pembentukan Karakter Qurani pada Anak Inklusi di SDIT Nurul Fikri Selong
Nama Penulis Frikasih

merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran program sekolah yang sejatinya tidak
didapatkan hanya di lingkungan sekolah.
Anak-anak inklusi mendapatkan perhatian yang lebih dari para guru, juga guru
diberikan keluasan dalam memberikan perhatian dalam setiap proses pembelajaran.
b. Kegiatan Sehari-hari atau kegiatan rutin
Sejatinya pendidikan karakter dapat dilakukan sejak manusia belum dilahirkan, dan
karakter dapat dikembangkan sejak bayi dilahirkan atau bahkan lebih awal sebelum itu
yakni saat pre-natal. Karena pada tahun pertama kehidupan bayi, telah berkembang
kemampuan untuk memahami orang lain. Bayi pada masa tersebut telah dapat
mengembangkan rasa empati secara sederhana, kemampuan empati inilah yang menjadi
modal pengembangan karakter yang pertama.
Untuk mencapai kematangan moral dan agama anak, penting dikembangkan model
pendidikan melalui kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh seluruh siswa yaitu
dengan memulai kegiatan belajar di sekolah dimulai pada jam 07.15 wib pagi dengan
adanya penyambutan oleh guru-guru di depan kelas, kemudian siswa masuk kelas dengan
menyimpan tas, mengganti sepatu dengan sandal, kemudian dilanjutkan kegiatan ekstra
kurikuler bagi yang mengikuti kegiatan tersebut sampai pada jam 07.45 wib. Setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan klasikal untuk berbaris bersama dan berdo’a sekaligus
pembacaan ikrar, muroja’ah hafalan Al-Qur’an, dan sholat dhuha berjamaah. Kegiatan ini
rutin dilaksanakan di sekolah bahkan sudah menjadi ciri khas dan budaya sekolah. Kegiatan
Pra-KBM, yaitu kegiatan yang dilaksanakan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar di
kelas, kegiatan tersebut di antaranya:
1) Pembacaan ikrar dan do’a bersama
2) Muroja’ah Hafalan Al-Qur’an
3) Sholat Dhuha Berjamaah
c. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan wadah dan kegiatan bagi siswa guna untuk
mengasah dan menyalurkan bakat mereka. Pelaksaan kegiatan ekstra kurikuler bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan siswa baik kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Selain itu untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya
pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Tujuan kegiatan ini
memberikan gambaran bagaimana karakter siswa dapat dibangun secara baik. Kegiatan ini
juga memberikan fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai

6
Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 0 Nomor 0 Tahun 2018 Halaman:
000-000
e-ISSN: 2580-9806 

potensi, bakat, dan minat. Dan ekskul juga memiliki fungsi sosial yakni untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa.
d. Membaca Kegiatan Spontan
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan justru tidak dengan terprogram,
dengan kata lain pembiasaan atau kegiatan yang dilaksanakan secara insidental pada situasi-
situasi tertentu (bisa perilaku baik maupun perilaku buruk) dengan cara para siswa diberi
kebebasan penuh untuk mengemukakan atau mengekspresikan tanggapan perasaan,
penilaian, dan pandangannya terhadap suatu hal yang dijelaskan guru, khususnya nilai
karakter. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pikirannya tanpa ragu dan rasa
takut, pembiasaan yang berupa kegiatan spontan untuk mengembangkan karakter di sekolah.
seperti halnya:
1) Memberikan hadiah, bisa berupa materi (barang, kebendaan), maupun non materi (seperti
pujian, senyuman, ucapan selamat, dan sebagainya) terhadap perilaku yang ditampilkan
oleh siswa pada situasi tertentu.
2) Memberikan hukuman atau teguran dan nasihat terhadap peserta didik yang melakukan
perilaku kurang baik.
3) Mengucapkan istighfar ketika menemui siswa melakukan kesalahan.
4) Merapikan dan membersihkan barang pribadi seperti botol minum, sajadah, sandal,
sepatu, kotak makan, tas, dan sebagainya.
5) Cara meminta tolong yang baik kepada teman dan guru.
6) Cara mengendalikan emosi, dan menghargai orang lain.
7) Berbagi bekal makanan dengan teman.
8) Cara menegur teman ketika melakukan kesalahan, melanggar peraturan, dan lain
sebagainya.
e. Keteladanan Guru
Keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling
ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak baik secara moral, spiritual,
karakter, dan sosial. Sebab, seorang pendidik merupakan contoh yang ideal dalam
pandangan anak, mulai dari penampilan, tingkah laku, tutur kata, akhlak, dan sopan
santunnya. Dalam pelaksanaanya, guru-guru di SDIT Nurul Fikri Selong memberikan
keteladanan kepada siswa-siswi dengan senantiasa membiasakan saling senyum dan sapa,
mengucapkan salam tatkala bertemu, senantiasa meminta maaf jika bersalah, dan saling
menghargai satu sama lain. Keteladanan guru dalam berbagai aktivitas mendukung

7
Pembentukan Karakter Qurani pada Anak Inklusi di SDIT Nurul Fikri Selong
Nama Penulis Frikasih

keberhasilan penerapan nilai-nilai karakter yang mana secara otomatis akan menjadi teladan
dan panutan bagi peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhasana yang
menjelaskan bahwa nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa perlu didukung oleh lingkungan
yang memberikan teladan.
f. Teguran
Teguran yang diberikan guru SDIT Nurul Fikri Selong dalam menerapkan kedisiplinan dan
karakter siswa salah satunya melalui teguran dengan cara menasehati siswa salah satunya
jika ada siswa yang sedang berselisih paham, dimulai dengan mencari akar masalah dengan
mencoba mendengarkan klarifikasi dari masing-masing siswa, kemudian mencoba
menganalisis bersama masalahnya guna mengasah cara berfikir siswa dalam memecahkan
masalah dan mencari solusi, jika sudah ditemukan solusi dan masalahnya, maka guru
mendamaikan dan menesahati siswa tersebut. Hal ini sengaja dilakukan dengan harapan
siswa dapat memahami kesalahannya dan di kemudian hari mereka tidak akan
mengulanginya lagi.
g. Pembinaan dan Pelatihan
Guru Dalam pelaksanaannya, SDIT Nurul Fikri Selong telah memenuhi prosedur perekrutan
sumber daya manusia sebagai tenaga pendidik. Tahapan-tahapan yang dilalui dalam
perekrutan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga pendidik di sekolah adalah sebagai
berikut: perencanaan, tes dan seleksi, penerimaan, pembinaan, pengembangan, dan
kepemimpinan yang intensif serta penilaian yang kontinyu.
h. Pengkondisian Lingkungan Pengkondisian lingkungan merupakan penyediaan saran fisik, di
SDIT Nurul Fikri Selong terdapat beberapa gambar slogan/hadits dan do’a yang ditempel
berkaitan dengan pendidikan karakter Qur’ani, tujuannya agar siswa melihatnya setiap hari
dan selalu ingat pentingnya nilai karakter yang diterapkan. Begitu juga dengan penyediaan
tempat sampah, rak sepatu, rak tas, yang diletakkan di setiap kelas masingmasing. Banyak
sekali gambar-gambar bijak untuk ditempelkan dan dijadikan slogan di setiap ruangan kelas,
ataupun di lorong sekolah. Tidak hanya itu, pengkondisian lingkungan juga bisa melalui
nyanyian lagu-lagu Islami, Do’a harian, lagu-lagu sesuai tema pembelajaran, dan sejenisnya.
i. Program Pembiasaan
Pendidikan Karakter Pembiasaan pendidikan karakter di SDIT Nurul Fikri Selong sangatlah
kental, hal ini sejalan dengan dengan visi dan misi yang ada di sekolah tersebut, dan
kemudian pembiasaan karakter ditanamkan oleh guru-guru dan para stakholder. Dalam hal
ini siswa melakukan berbagai kegiatan di lingkungan sekolah, dari mulai masuk sampai

8
Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 0 Nomor 0 Tahun 2018 Halaman:
000-000
e-ISSN: 2580-9806 

pulang dari sekolah. Peran guru sangatlah berpengaruh pada siswa, karena pembiasaan dan
pengawasan dilakukan secara langsung oleh guru-guru sekolah.

PENUTUP
Kesimpulan
Upaya implementasi model pendidikan karakter Qur’ani khususnya pada anak-anak inklusi di
SDIT Nurul Fikri, dilakukan dengan berbagai bentuk dan pendekatan sehingga tampak terorganisir
dan terlaksana dengan baik.
1) Pelaksanaan pembiasaan pendidikan karakter di SDIT Nurul Fikri Selong sudah berjalan cukup
baik. Hal ini terbukti dari pelaksanaannya yang dilakukan secara benar, sesuai dengan prinsip-
prinsip psikologi perkembangan anak berkebutuhan khusus / inklusi. Pilar-pilar karakter Qur’ani
yang dikembangkan di SDIT Nurul Fikri Selong di antaranya: Beriman (religius), Amanah
(jujur), Tata (disiplin), Peduli lingkungan dan sosial, Komunikatif, Mandiri, dan Cinta tanah air.
Dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter di SDIT Nurul Fikri Selong, baik kepala sekolah,
guru, serta seluruh stakholder telah berupaya memberikan keteladanan, teguruan, kedisiplinan,
nasehat, serta pengarahan kepada siswa dengan harapan agar siswa mampu menyerap dan
memahami nilai-nilai karakter yang sekolah tanamkan utamanya untuk perubahan karakter yang
lebih baik dalam diri siswa meskipun tanpa siswa sadari.
2) SDIT Nurul Fikri Selong merupakan lembaga yang memiliki potensi cukup bagus untuk
mengembangkan pendidikan karakter di lingkungan sekolah, termasuk dalam konteks
penanaman karakter qur’ani pada diri anak-anak inklusi, di antaranya: memiliki misi untuk
menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang berkarakter Qur’ani, tempat yang strategis,
memiliki dukungan yang penuh dari orang tua, para guru yang memiliki komitmen untuk
menjalankan misi sekolah, serta memiliki kegiatan yang sudah menjadi ciri khas dan budaya
sekolah. Adapun hambatan atau kendala yang dialami sekolah dalam melakukan pembiasaan
pendidikan karakter di SDIT Nurul Fikri Selong di antaranya: hambatan komunikasi antar guru
dan kepada siswa, keterbatasan waktu, hambatan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana
prasarana, dan peran orang tua dalam pendidikan. Mengingat SDIT Nurul Fikri Selong termasuk
sekolah yang memiliki visi dan misi dalam penyelenggaraan pendidikan karakter, karenanya
sekolah harus lebih ekstra dalam melaksanakan pendidikan karakter tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Kesuma, Dharma. Dkk, Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik Sekolah). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011.

9
Pembentukan Karakter Qurani pada Anak Inklusi di SDIT Nurul Fikri Selong
Nama Penulis Frikasih

Amin, Maswardi M. Pendidikan Karakter Anak Bangsa Edisi 2. Yogyakarta: Calpus, 2015, cet. I.

Eldeeb, Ibrahim. Be A Living Qur’an: Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-ayat AlQur’an dalam
Kehidupan Sehari-hari. Ciputat: Lentera Hati, 2009.

Fitri, Agus Zaenul. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012.

Hamid, Abdulloh. Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren (Pelajar dan Santri dalam Era IT dan
Cyber Culture). Surabaya: Imtiyaz, 2017.

Hasan, Alwi. dkk. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI UMY, 2011.

Jamarudin, Ade. “Membangun Pendidikan Karakter Bangsa Menurut Al-Qur’an” dalam https://uin-
suska.ac.id/2019/03/25/membangun-pendidikankarakter-bangsa-menurut-all-quran/.html.
Diakses Pada 8 Desember 2021 pada pukul 22.00 wib.

Majid, Abdul, dan Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.

Nurdin, Muslim. dkk. Moral dan Kognisi Islam: Buku Teks Agama Islam untuk Perguruan Tinggi
Umum. Bandung: Alfabeta, 2001

Octavia, Lanny. dkk, Pendidikan Karakter berbasis Tradisi Pesantren. Jakarta: Rumah Kitab, 2014.

Samani, Muchlas. dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.

Shihab, Muhammad Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta:
Lentera Hati, 2002.

Sukmadinata, Nana Syaodi. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya: 2005.
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum Learning. Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Penerbit Kaifa.

Sujimat, D. Agus. 2000. Penulisan karya ilmiah. Makalah disampaikan pada pelatihan penelitian
bagi guru SLTP Negeri di Kabupaten Sidoarjo tanggal 19 Oktober 2000 (Tidak diterbitkan).
MKKS SLTP Negeri Kabupaten Sidoarjo

Suparno. 2000. Langkah-langkah Penulisan Artikel Ilmiah dalamSaukah, Ali dan Waseso, M.G.
2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM Press.

UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal, Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Surabaya.

Wahab, Abdul dan Lestari, Lies Amin. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga
University Press.

10
Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 0 Nomor 0 Tahun 2018 Halaman:
000-000
e-ISSN: 2580-9806 

Winardi, Gunawan. 2002. Panduan Mempersiapkan Tulisan Ilmiah. Bandung: Akatiga.

11

Anda mungkin juga menyukai