Anda di halaman 1dari 4

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I MEMAHAMI PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL

KD. 3.10 Menganalisis perencanaan produksi massal


KD. 4.10 Membuat perencanaan produksi massal Keberhasilan suatu produk salah satunya diukur dari
minat konsumen terhadap produk tersebut.

Apabila suatu produk diminati oleh konsumen di semua kalangan, maka perusahaan / produsen akan
memproduksi produk secara massal. Pada Bab ini kita akan mempelajari mengenai perencanaan
produksi massal.

A. MEMAHAMI PRODUKSI MASSAL


1. Pengertian Produksi Massal

Produksi massal juga dikenal sebagai suatu aliran produksi yang dilakukan secara terus menerus
dengan kontinuitas yang tinggi dan tanpa henti. Menurut Amstrong dan Kotler (2009), Produksi Massal
atau Mass customization adalah kemampuan untuk menyediakan produk dalam skala massal yang
didesain secara individual dan dikomunikasikan untuk dipertemukan dengan kebutuhan setiap
pelanggan. Sistem produksi dilakukan dalam jumlah besar dari produk yang diminati oleh pasar,
termasuk ke dalam proses perakitan produk menjadi suatu produk yang siap untuk dijual. Produk yang
dihasilkan dalam proses produksi massal ini biasanya sejenis dan sama.

2. Sifat Produk Hasil Produksi Massal

a. Produk yang dihasilkan berjumlah besar Produk yang dihasilkan dari system produksi massal pasti
jumlahnya besar. Karena pembuatan barang dilakukan secara terus menerus dan berurutan, pola ini
tidak berubah untuk waktu tertentu bahkan seterusnya. Sifat inilah yang menjadi alasan mengapa
produksi massal disebut juga produksi terus menerus karena perusahaan tidak behenti melahirkan
produk dalam jumlah banyak.
b. Sistem produksi disesuaikan pada urutan Produk yang dihasilkan dibuat secara berurutan atau
disesuaikan dengan pola urutan. Artinya proses pengerjaan produk diawali dari bahan baku, hingga
bahan jadi. Menurut sifat ini, produk produksi massal dibuat dengan beralur maju. Tidak ada
percampuran sistem pembuatan, seperti memasukan barang jadi, lalu barang setengah jadi, lalu
kembali ke bahan baku lagi.
c. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak Dalam hal ini, fungsi tenaga kerja ditekan dan lebih
mengutamakan fungsi mesin. Karena alat ini yang membuat proses pembuatan produk lebih cepat.
Karena jika menggantungkan pada tenaga manusia hasilnya tidak akan maksimal.
d. Persediaan bahan pembuatan produk lebih sedikit Hal ini merupakan dampak dari pola pembuatan
produk yang lebih teratur dan berurutan, sehingga perhitungan kebutuhan bahan lebih jelas dan
terukur. Sehingga meminimalkan kesalahan. Kesalahan penghitungan disebabkan hanya karena tidak
ada stok bahan tidak terpakai.
e. Bahan-bahan dipindahkan menggunakan mesin Sistem produksi massal membutuhkan pembuatan
barang yang lebih cepat karena jika terlalu lambat, target pasar tidak akan maksimal. Sehingga
memerlukan mesin sebagai alat pengolah sehingga proses mengolah bahan baku hingga menjadi
bahan jadi bias lebih efisien.
f. Mesin pembuat produk bersifat khusus Karena semua proses pembuatan produk didominasi oleh
tenaga mesin maka kerja mesin tersebut harus bersifat khusus misalnya khusus peracik bahan baku,
khusus pengolah menjadi bahan setengah jadi, mesin pengemas produk dan lainnya. Oleh karena
itulah, mengapa system produksi massal lebih sering diterapkan oleh perusahaan besar dibanding
perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan modal pengadaan alatnya memerlukan banyak biaya.
3. Perencanaan Produksi Massal

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk
diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila 3 produk
gagal dalam pemasarannya. Dalam melakukan perencanaan produksi massal, diperlukan banyak
pertimbangan terutama agar produk yang direncanakan untuk dikembangkan atau diproduksi secara
massal dapat diterima dan akhirnya menghasilkan keuntungan. Hasil dari perencanaan produksi
adalah sebuah rencana produksi yang merupakan faktor penting bagi keberlangsungan suatu
perusahaan. Tanpa adanya rencana produksi yang baik maka tujuan perusahaan tidak akan dapat
dicapai dengan efektif dan efisien , sehingga faktor-faktor produksi yang ada akan digunakan dengan
boros.
Jika dilihat dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk yang dihasilkan dan dijual dapat menghasilkan
laba yang diperoleh dari penjualan produk. Dalam pengembangan suatu produk, terdapat 5 dimensi
spesifik yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pengembangan produk, yaitu :
a. Kualitas Produk Seberapa baik produk dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pasar dan menentukan
harga yang harus dibayar oleh pelanggan.
b. Biaya Produk Biaya untuk modal peralatan serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
c. Waktu Pengembangan Produk Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan prusahaan
dalam berkompetisi, menunjukkan daya tangkap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan
pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis
dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
d. Biaya Pengembangan Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang
penting dan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan usaha.
e. Kapasitas Pengembangan Kapasitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan
datang.
Menurut Enny Ariyani (2009), perencanaan produksi yang terdapat dalam suatu perusahaan dapat
dibedakan menurut jangka waktu yang tercakup, yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan produksi jangka pendek (perencanaan operasional) adalah penentuan kegiatan
produksi yang akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun mendatang atau kurang, dengan tujuan
untuk mengatur penggunaan tenaga kerja, persediaan bahan dan fasilitas produksi yang dimiliki
perusahaan pabrik. Oleh karena itu, perencanaan prodksi jangka pendek berhubungan dengan
pengaturan operasional produksi, sehingga disebut juga perencanaan operasional.
b. Perencanaan produksi jangka panjang adalah penetuan tingkat kegiatan produksi lebih dari satu
tahun, biasanya sampai dengan lima tahun mendatang, dengan tujuan untuk mengatur 4
pertambahan kapasitas peralatan atau mesin-mesin, ekspansi pabrik, dan pengembangan produk
(product developement).

Secara umum, tujuan dan fungsi perencanaan produksi adalah merencanakan dan mengendalikan
aliran material ke dalam, di dalam dan keluar pabrik, sehingga posisi keuntungan optimal yang
merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai.
Adapun tujuan perencanaan produksi menurut Hendra Kusuma (1999) adalah sebagai berikut :
a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dan waktu
b. Menetapkan jumlah saat pemesanan bahan baku dan komponen secara ekonomis dan terpadu
c. Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan serta
memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat, membandingkannya dengan rencana
persediaan dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.
d. Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin, serta tenaga kerja yang terperinci
sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.

B. RANCANGAN PRODUKSI MASSAL

Produksi Massal suatu produk akan sangat berhubungan dengan bangunan pabrik, peralatan
(equipment) dan perkakas (tools) juga langkah kerja serta perbaikan langkah tersebut dan yang
pastinya implementasi dan juga tahap pengendalian produksi. Dalam produksi massal suatu produk,
biasanya akan melewati tahapan sebagai berikut :
1. Market research dan Feasibility Study Market Reaserch; mengetahui selera pasar, apa yang
diingankan dan dibutuhkan konsumen
2. Brainstroming; pengumpulan ide mengenai barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen dan
sebagainya
3. Menentukan tujuan dan batasan produk; memperoleh spesifikasi komponen dan material yang
digunakan agar barang yang ditawarkan sesuai keinginan dan sepadan dengan biaya yang
dikeluarkan konsumen untuk membeli produk
4. Menggambar produk; dibuat agar mendapat gambaran mengenai produk jadi sehingga lebih mudah
dipahami
5. Review produk; mengevaluasi apakah ada kekurangan dan ada yang perlu dibenahi 6. Membuat
prototype/sample; membuat contoh produk yang akan dipasarkan
7. Uji coba; dilakukan untuk mengetahui apakah produk dapat diproduksi secara masala berdasarkan
sudut pandang konsumen
8. Produksi massal; memproduksi dalam jumlah besar dengan menerapkan control kualitas agar
konsumen tidak menerima barang yang rusak.
9. Garansi; layanan purna jual yang diberikan perusahaan agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu
ada kerusakan pada barang.

C. TAHAPAN PRODUKSI MASSAL


Dalam proses produksi, untuk menghasilkan produk yang berkualitas harus mempertimbangkan
berbagai faktor, meliputi :
1. Pasar yang baik di masa yang akan datang
2. Siklus hidup produk
3. Arus kas
4. Kemampuan organisasi

Adapun konsep produk dikembangkan dari sumber yang bervariasi, yang brasal dari dalam dan luar
perusahaan. Konsep yang dapat lolos pada tahap ide produk berproses secara terus menerus sampai
tahap penerapan dan dievaluasi agar meminimalkan kegagalan. Tahapan yang dilalui secara bertahap
dan dengan pengkajian terus menerus dslsm produksi suatu produk disebut sebagai Tahap
Perencanaan Produksi. Tahapan tersebut digambarkan dalam diagram dibawah ini :
Sumber :
Niatingakisah dan Yoga. 2020. Produk Kreatif dan Kewirausahaan Teknik Ketenagalistrikan (C3) Kelas
XII. PT. Kuantum Buku Sejahtera : Malang.
Linda Marwati DKK. 2019. Produk Kreatif dan Kewirausahaan C3 (Bidang Keahlian Teknologi
Informasi).
Mediatama : Surakarta. https://id.m.wikipedia.org>wiki>produksi-massal diakses 20 Juli 2020
https://ww.harmony.co.id>produksi-massal diakses 20 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai