Anda di halaman 1dari 20

MODUL 2

PENYAKIT KARDIOVASKULER DAN GINJAL

SKENARIO 2
“STENOSIS ARTERI RENALIS”

Ny Susi (35 thn) datang ke drg dengan membawa surat rujukan dari dokter spesialis
jantung dan ternyata ia penderita “stenosis arteri renalis”. Ny Susi bercerita bahwa sudah lama
menderita penyakit tersebut dengan riwayat waktu kecil sering nyeri sendi yang berpindah -
pindah dan kadang bengkak. Untuk mencegah infeksi dokter memberikan suntikan penicillin
setiap bulan kepada Ny Susi.

Pada pemeriksaan intra oral ditemukan banyak kelainan pada gigi dan mulut Ny Susi
antara lain kalkulus supra dan sub gingival semua regio atas dan bawah, radiks gigi 15, 11, 26,
dan pulpitis gigi 36, 47, 45.

Drg mengajukan scalling dan ekstraksi gigi gangren karena mikroorganisme yang ada
akan menyebar ke jantung dan ginjal melalui sistim vaskuler. Namun Ny Susi takut karena
jantungnya sering berdebar – debar dan tensinya tinggi (170/80 mmHg), sudah beberapa kali
minum obat hipertensi tapi tidak turun – turun.

Bagaimana saudara menjelaskan kasus ini ?

Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefini-


sikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interprestasi

 Stenosis arteri renalis : Terdiri dari 3 kata yaitu stenosis berarti penyempitan,
arteri berarti pembuluh darah yang membawa darah
yang kaya akan oksigen, dan renalis yang berarti ginjal.
Jadi stenosis arteri renalis adalah penyempitandari
pembuluh darah yang membawa darah ke ginjal.
 Penicillin : Suatu zat yang mana dapat mengganggu pertumbuhan
atau bahkan mematikan bakteri secara alami dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri.
 Gigi gangren : Keadaan gigi dimana jaringan pulpanya sudah mati.
 Hipertensi : Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah
dalam arteri yang menghambat suplai oksigen dan
nutrisi jaringan juga terhambat. Tekanan darah normal
yaitu tekanan sistoliknya <140 mmHg dan tekanan
diastolnya <90 mmHg.
 Pulpitis : Suatu peradangan pulpa (bagian dalam gigi yang
mengandung saraf dan pembuluh dara) yang disebabkan
oleh karies, gigi fraktur dan lain lain.
 Ekstraksi gigi : Suatu tindakan pencabutan gigi dari soketnya pada
tulang alveolar dengan menggunakan alat – alat
ekstraksi (forceps).

Langkah 2. Menentukan masalah

1. Apa saja penyebab dari stenosis arteri renalis?


2. Apa saja gejala klinis dari stenosis arteri renalis?
3. Bagaimana penatalaksanaan dari stenosis arteri renalis?
4. Apa hubungan kelainan pada gigi dan mulut Ny Susi dengan stenosis arteri renalis?
5. Kenapa hipertensi Ny Susi tidak turun turun meskipun telah meminum obat?
6. Kenapa dokter memberikan suntikan penicillin setiap bulannya?
7. Bagaimana penatalaksaan dari hipertensi?

Langkah 3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan


menggunakan prior knowledge

1. Apa saja penyebab dari stenosis arteri renalis?


- Proses atherosklerosis (penyempitan dan pengerasan arteri) pada arteri ginjal atau
arteri renalis. Penyempitan terjadi ketika adanya plak (zat yang melekat yang terbuat dari
lemak, kolesterol, kalsium) yang menempel pada dinding arteri sehingga membuat sumbatan.
- Gangguan displasia fibromuskular, yaitu perkembangan atau pertumbuhan yang
terganggu pada sel-sel di dinding arteri renalis yang juga dapat menyempitkan pembuluh
darah. Penyempitan ini akan menyebabkan terstimulasinya enzim renin yang berguna untuk
mengatur tekanan darah di ginjal. Dimana apabila kelebihan enzim renin akan menyebabkan
tekanan darah menjadi kuat sehingga mampu melukai pembuluh darah arteri.

2. Apa saja gejala klinis dari stenosis arteri renalis?


Sebagian besar kasus stenosis arteri renalis tidak akan memberi gejala kecuali sudah
tahap lanjut atau keadaan yang parah. Tanda yang sering timbul adalah tekanan darah tinggi
(hipertensi) serta menurunnya fungsi ginjal yaitu kurangnya jumlah air kencing saat
berkemih, bengkak (terutama di kaki, betis, tangan, wajah), rasa keletihan, gatal, kulit kering,
sakit kepala, penurunan berat badan, kurangnya nafsu makan, mual, muntah, masalah tidur,
sulit berkonsentrasi, kulit menggelap, dan kram otot.

3. Bagaimana penatalaksanaan dari stenosis arteri renalis?


- Tujuan dari penatalaksanaan ini bukanlah penyembuhan total, karena penyakit ini
tidak bisa sembuh total melainkan untuk melancarkan sirkulasi.
- Percutaneous transluminal renal angiophaty (PTRA).
Yaitu berbentuk balon kateter yang dimasukkan melalui femoral artery di bawah
pengawasan radiologic guidance sampai pada tempat yang mengalami penyempitan.
Kemudian balon akan dipompa sehingga memperlebar ukuran lumen arteri. Tetapi kontra
indikasinya adalah jika arteri femurnya terdapat luka yang berbahaya maka akan
mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh yang lain.
- Menghilangkan kebiasaan buruk, seperti berhenti merokok dan tidak minum alcohol
- Pemberian obat antihipertensi
- Terapi nonfarmakologis, seperti menurunkan berat badan dan rajin berolah raga

4. Apa hubungan kelainan pada gigi dan mulut Ny Susi dengan stenosis arteri renalis?
Keadaan gigi Ny Susi sudah parah, sehingga dapat menimbukan infeksi yang mana akan
masuk melewati pembuluh darah. Bakteri tersebut akan menyebar ke arteri sehingga
mengeluarkan enzim yang membentuk endapan lemak, sehingga terbentuk lah plak yang
menyumbat arteri sehingga terjadilah penyumbatan arteri renalis.

5. Kenapa hipertensi Ny Susi tidak turun turun meskipun telah meminum obat?
Karena Ny Susi mengalami stenosis arteri renalis dimana terjadi penyempitan pembuluh
darah. Akibat dari penyempitan pembuluh darah dapat mengakibatkan terhambatnya oksigen
(iskemia) ke organ organ lain terutama ginjal, sehingga terjadilah organ infark yang mana
membuat sel sel ginjal menjadi nekrosis. Hal inilah yang dapat mengganggu kinerja ginjal
dalam mengolah obat. Selain itu, mungkin juga dikarenakan obat yang diminum Ny Susi
belum tepat atau bakterinya telah resisten.

6. Kenapa dokter memberikan suntikan penicillin setiap bulannya?


Gejala yang terjadi sewaktu Ny Susi kecil adalah nyeri sendi yang berpindah – pindah
dan kadang bengkak merupakan gejala dari demam rematik yang mana menyerang anak –
anak dan remaja. Demam rematik merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena infeksi
streptokcoccus grup A β-hemolitik. Untuk menyembuhkan infeksi streptococcus dan
pencegahan penyakit tersebut datang lagi, maka Ny Susi harus disuntik penicillin setiap
bulannya.

7. Bagaimana penatalaksaan dari hipertensi?


- Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
- Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak, dan seimbang, termasuk makan banyak
buah-buahan segar dan sayuran
- Menurunkan berat badan.
- Berhenti merokok
- Mengurangi konsumsi minuman keras atau beralkohol.
- Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain seperti cola, karena
meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan tekanan darah.
- Melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan manajemen stres.
- Pemberian obat antihipertensi 1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen


permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-
masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi

Keluhan pasien

Hipertensi Stenosis arteri renalis

Penyakit kardiovaskuler
Dirujuk ke drg

Pemeriksaan dan kelainan


oral pasien

Manifestasi oral dan


pertimbangan dental
penyakit

Liver Gastrointestinal Ginjal

Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit kardiovaskuler
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resiko medis dan pertimbangan dental
hipertensi dan penyakit kardiovaskuler
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit gastrointestinal dan
manifestasi oralnya
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit liver dan manifestasi
oralnya
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit ginjal dan manifestasi
oralnya

Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain

Langkah 7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit kardiovaskuler


Faktor penyakit kardiovaskular secara umum :
- Usia
Pria berusia 45 tahun dan wanita 55 tahun paling berisiko terserang penyakit
kardiovaskular. Sebab melalui sebuah penelitian, terbukti bahwa 83 persen orang yang
meninggal akibat serangan jantung koroner berusia 65 tahun ke atas.
- Masalah pria
Jika dibandingkan dengan wanita, pria lebih berisiko terkena serangan jantung dini
daripada wanita. Karena hormon seks yang bernama estrogen mempengaruhi peningkatan
kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik pada pria. Maka dari itu, mereka lebih
berisiko besar terserang penyakit kardiovaskular.
- Perokok
Rokok ternyata meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak empat kali
lipat, Sebab kandungan kimia dalam rokok merusak fungsi jantung dan pembuluh darah
tubuh.
- Kolesterol
Jika kolesterol dalam darah meningkat, maka risiko penyakit kardiovaskular pun ikut
meningkat. Sebab kolesterol memicu penggumpalan pembuluh darah dan menghambat
suplainya ke jantung.
- Tekanan darah tinggi
Darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras, sehingga mengakibatkan
penebalan dan kekakuan. Pada akhirnya, penderita hipertensi pun berisiko terserang stroke,
penyakit jantung, gagal ginjal, dan gagal jantung. Stres adalah salah satu penyebab tekanan
darah tinggi. Selain itu, makanan dan gaya hidup yang tidak sehat juga ikut mempengaruhi
tekanan darah seseorang.
- Gen
Faktor penyakit kardiovaskular yang tidak bisa dihindari adalah gen. Jadi jika Anda
memiliki orang tua atau saudara dekat yang mengidap penyakit jantung, Anda pun berisiko
terserang penyakit serupa.
- Obesitas
Penderita obesitas, terutama jika lemak menumpuk di bagian pinggang, juga berisiko
tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
- Diabetes
- Gaya hidup
Sibuknya aktivitas sehari-hari sering dijadikan alasan orang-orang untuk menghindari
olahraga. Padahal malas olahraga adalah faktor penyakit kardiovaskular.

Macam macam penyakit kardiovaskuler :

- Penyakit Jantung Koroner


Adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah dan bisa menyebabkan serangan
jantung. Hal ini diakibatkan oleh pembuluh arteri yang tersumbat sehingga menghambat
penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung. Penyakit Arteri Koroner / penyakit jantung
koroner (Coronary Artery Disease) ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul
di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan
besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah
bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner :
 Diet kaya lemak
 Merokok
 Malas berolah raga.

Resiko terjadinya penyakit arteri koroner bisa dikurangi dengan melakukan beberapa
tindakan :

 Berhenti merokok
 Menurunkan tekanan darah
 Mengurangi berat badan
 Melakukan olah raga.

- Stroke
Stroke terjadi akibat kurangnya aliran darah yang mengalir ke otak. Stroke termasuk
penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan
otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan
atau pecahnya pembuluh darah. Apabila oksigen sudah tidak bisa mensuplai jaringan otak
maka ini akan berakibat pada kematian. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu:
 Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis :
1. Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
2. Stroke Embolik : Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
 Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke
hemoragik ada 2 jenis :
1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
otak).
- Tekanan Darah Tinggi (Irama Jantung Abnormal)
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan
darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,
misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Hipertensi ada 2 :
 Hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
 Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati,
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1
dari setiap 200 penderita hipertensi.
- Serangan Jantung 
Serangan Jantung (infark miokardial) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba
terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung
(miokardium) mati karena kekurangan oksigen. Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu
sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke
suatu bagian dari jantung. terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih
dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Kemampuan memompa jantung
setelah suatu serangan jantung secara langsung berhubungan dengan luas dan lokasi
kerusakan jaringan (infark). Jika lebih dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan,
biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun
kerusakannya tidak luas, jantung tidak mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal
jantung atau syok.
- Nyeri Jantung (Angina)
Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan
tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen.
Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan
kekuatan denyut jantung). Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat
dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika arteri
menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan
jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri. Penyebab angina
adalah Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta),  Regurgitasi katup aorta (kebocoran
katup aorta),  Stenosis subaortik hipertrofik,  Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri
yang terjadi secara tiba-tiba), Anemia yang berat. Nyeri juga bisa dirasakan di :
 bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam
 punggung
 tenggorokan, rahang atau gigi
 lengan kanan (kadang-kadang)
- Penyakit Jantung Rematik.
Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena demam
rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Demam rematik biasanya terjadi akibat
infeksi streptococcus pada tenggorokan. Gejala utamanya adalah :
 nyeri persendian (artritis)
 nyeri dada atau palpitasi (jantung berdebar) karena karditis
 renjatan/kedutan diluar kesadaran (corea Sydenham)
 ruam kulit (eritema marginatum)
 benjolan kecil dibawah kulit (nodul).
- Penyakit Jantung Bawaan atau Kelainan Jantung Kongenital
Merupakan jenis penyakit jantung yang terjadi akibat kelainan jantung bawaan lahir ,
ini terjadi karena pembentukan jantung yang tidak sempurna selama didalam kandungan.
Penyebabnya :
 pengaruh genetika, Seorang ibu dengan Penyakit ini, beresiko besar anaknya juga
ikut terkena.
 paparan asap rokok selama kehamilan
 mengkonsumsi jenis obat-obatan tertentu seperti lithium dan obat anti kejang
selama kehamilan
 pengaruh dari diabetes melitus pada ibu hamil
 adanya infeksi selama kehamilan seperti rubella
 kelainan kromosom seperti syndrom down, sindrom turner
 kurang nya nutrisi selama kehamilan sehingga mempengaruhi perkembangan
janin
Kelainan jantung bawaan dapat berupa :

 kelainan dari sruktur jantung


 penyumbatan pada pembuluh darah dari jantung atau yang bermuara kejantung
anak
 kelainan katup jantung, cacat septum yaitu dinding yang memisahkan sisi kiri dan
kanan jantung
 adanya penyumbatan katub jantung dan prolaps pada katup mitral
 penyempitan katup aorta
 adanya lubang pada sekat antara katup-katup jantung anak
 adanya ketidak normalan konfigurasi jantung serta pembuluh darah

Penyakit jantung bawaan dibagi kedalam dua tipe besar :

 Penyakit jantung bawaan Sianotik 


Jenis ini merupakan jenis yang menunjukkan gejala kebiruan akibat kekurangan
pasokan oksigen keseluruh tubuh, kebiruan ini umumnya nampak pada kulit dan bagian
ujung anggota gerak maupun pada selaput lendir seperti pada mulut dan lidah.
 Penyakit jantung bawaan non-sianotik
Jenis non sianotik atau jenis yang menunjukkan kebiruan, namun gejala gagal
jantung yang biasanya terjadi meliputi sesak nafas yang berat, pembengkakan pada berbagai
organ seperti wajah, kaki, tangan, dan perut.
- Valvular heart disease (VHD)
adalah terjadinya kegagalan pada fungsi katup yang mana katup-katup jantung tidak
mampu membuka secara penuh, dikenal dengan istilah stenosis katup atau tidak mampu
menutup secara penuh dikenal dengan istilah  insufiensi atau regurgitasi katup. Penyakit ini
disebabkan karena katub jantung  tidak bekerjanya dengan baik dalam mengatur aliran darah
dari jantung menuju arteri pulmonal dan aorta dengan cara membuka dan menutup pada saat
jantung berkontraksi dan berelaksasi selama siklus jantung.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resiko medis dan pertimbangan dental
hipertensi dan penyakit kardiovaskuler
- Hipertensi arterial (Arterial Hypertension)
Dental Management :
 konsultasi dengan dokter sangat disarankan untuk mengetahui tingkat
pengontrolan hipertensi dan obat-obatan yang diresepkan saat itu.
 Pasien diinstruksikan untuk mengkonsumsi obat-obatan seperti biasa saat
perawatan gigi.
 Untuk perawatan gigi, tekanan darah pasien harus dicatat dan apabila nilai
tekanan darah tinggi, perlu dilakukan penundaan perawatan sampai tekanan
darah terkontrol.
 Apabila memungkinkan, perawatan dilakukan saat pagi hari.
 Resep obat anxiolytic dapat membantu bila diberikan pada pasien dengan rasa
cemas berlebihan agar tidak terjadi kenaikan tekanan darah (5-10 mg
diazepam pada malam hari sebelumnya dan 1-2 jam sebelum dilakukannya
perawatan gigi), sebelum perawatan gigi atau dengan sedasi nitrous oxide.
 Saat nilai tekanan darah pasien yang tidak baik, maka pasien harus dirujuk ke
dokter untuk dikontrol tekanan darahnya sebelum dilakukan perawatan gigi.
 Apabila ada perawatan gigi secara darurat, perawatan harus konservatif,
dengan penggunakan analgesik dan antibiotik saja.
 Tindakan harus ditunda sampai tekanan darah terkontrol.
 Beberapa obat-obatan NSAIDs seperti iburoprofen, indomethacin atau
naproxen dapat digunakan bersamaan dengan obat-obatan antihipertensi
seperti beta-blockers, diuretic dan ACEIs, namun menurunkan aksi
antihipertensinya.
 Secara normal, kedua tipe obat tersebut harus dikonsumsi lebih dari lima hari
sebelum dilakukannya perawatan gigi, namun NSAID sebaiknya tidak
diresepkan lebih dari lima hari.
- Penyakit kardiovaskuler
 Konsultasi dengan supervisor mengenai :
a. tipe penyakit jantung (angina atau infark)
b. tingkat keparahan
c. waktu terakhir perawatan jantung
d. komplikasi klinis
e. perawatan yang diterima oleh pasien.
 Pasien harus secara berkala mengkonsumsi obat-obat yang telah diresepkan
 Diberikan (5-10 mg diazepam malam sebelumnya dan 1-2 jam sebelum
dilakukannya perawatan yang berguna untuk menurunkan stress dan
kecemasan
 Kunjungan pasien harus dilakukan dengan cepat, jika siang hari (pasien sudah
merasa lelah dan tingkat stress menjadi meningkat)
 Teknik anestesi harus hati-hati agar tidak memasukkan cairan anestesi dalam
pembuluh darah yaitu dengan menggunakan dua karpul maksimal dengan
vasokonstriktor
 Tekanan darah dan monitor pulsioxymetric dibutuhkan sebelum dan saat
dilakukannya perawatan gigi.
 Bila pasien mengkonsumsi antikoagulan, harus dihentikan pada hari
dilakukannya perawatan gigi.
 Apabila pasien mendapat medikasi antiplatelet, maka perdarahan lokal harus
dikontrol.
 Hemostatik lokal yang dapat membantu untuk menghentikan perdarahan
diantaranya bone wax, sutures (jahitan), gelatin berasal dari binatang
(Gelfoam), selulosa regenerasi yang teroksidasi (regenerated oxidized
cellulose – Surgicel), kolagen, plasma kaya platelet (Platelet rich plasma),
thrombin (Thrombostat), Fibrin sealants (Tissucol), scalpel elektrik atau laser,
agen antifibrinolitik seperti asam traneksamik (Amchafibrin) atau epsilon-
aminocaproic acid (Caproamin).

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit gastrointestinal dan


manifestasi oralnya
Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan.
Penyakit Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus),
lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu
(traktus biliaris) dan pankreas.
Manifestasi klinis dan manifestasi oral gastrointestinal yaitu:
- Keluhan pada mulut, bau mulut yang tidak sedap, atau rasa tidak enak atau rasa pahit
pada mulut, rasa tidak enak pada mulut yang menetap biasanya disebabkan karena keluhan
psikhis.
- Anoreksia, keluhan nafsu makan menurun dapat ditemukan pada semua penyakit,
termasuk juga penyakit saluran makan.
- Disfagia, merupakan keluhan yang disebabkan kelainan pada esofagus, yaitu
timbulnya kesulitan pada waktu menelan makanan atau cairan. Kesulitan menelan terjadi
baik pada bentuk makanan padat maupun cairan, terutama bila terjadi refluks nasa, berarti
adanya kelainan saraf (neuromuscular disorder). Kesulitan meneruskan makanan dari mulut
kedalam lambung biasanya disebabkan oleh kelainan dalam tenggorokan biasanya infeksi
atau tumor dioropharynx, larynx, spasme dari oto cricopharynx.
- Nausea, beberapa rangsangan yang dapat menimbulkan rasa mual, rasa mual
diantaranya adalah: rasa nyeri dalam perut, rangsangan labirin, daya ingat yang tidak
menyenangkan.
- Vomitus, timbulnya muntah - muntah sebagai akibat karena kontraksi yang kuat dari
antrum dan pilorus dan timbulnya anti peristaltik yang kuat pada antrum dengan disertai
relaksasi dari otot - otot spinghter kardia, disusul melebarnya esofagus dan menutupnya
glotis.
- Nyeri tekan, kekakuan, demam, massa yang dapat diraba, bising usus berubah,
perdarahan gastrointestinal, defisit nutrisional, ikterus dan tanda disfungsi hepar.

Macam macam penyakit gastrointestinal :


- GE (Gastro Enteritis)
Atau yang biasa disebut diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja
yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang
meningkat. Penyebab utama :
 Virus : Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll
 Bakteri : Staphylococcus aureus, Salmonella, Shigella, dll
 Parasit : Entamoeba Histolitica, Balantidium Coli, dll.

Penyebab lainnya adalah toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang
berlangsung lama, kemoterapi, pengurangan atau penghambatan ion-ion, perangsangan dan
sekresi aktif ion-ion pada usus (Secretory diarrhea), terdapatnya zat yang sukar diabsorbsi
atau cairan dengan tekanan osmotik yang tinggi pada usus (obat pencahar/ laksansia), dan
perubahan pergerakan dinding usus.

- Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada lapisan perut, dan telah menyebabkan banyak
kemungkinan. Penyebab utama adalah konsumsi alkohol berlebihan atau penggunaan jangka
panjang obat anti-inflammatory drugs (juga dikenal sebagai NSAIDs) seperti aspirin atau
ibuprofen. Kadang-kadang gastritis berkembang setelah pembedahan besar, luka trauma, luka
bakar, atau infeksi berat Gastritis terbagi 2 :
 Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan
meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.
2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi
hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi
mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan
sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri.
 Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Tanda
dan gejala :
1. Nyeri pada ulu hati
2. Biasanya disertai kram pada perut
3. Lesu, mual, muntah
4. Rasa penuh pada perut walaupun belum makan
5. Nafsu makan cenderung turun sehingga tubuh cenderung kurus

- Pembesaran Limpa
Limpa adalah organ yang terletak di kuadran kiri atas perut tepat di bawah diafragma
dan dilindungi oleh tulang rusuk kiri bawah. Limpa berfungsi menyaring darah dan
menghilangkan sel-sel darah merah tua dan rusak, bakteri, dan partikel lainnya saat mereka
melewati labirin pembuluh darah di dalam limpa. Limpa menghasilkan limfosit, sejenis sel
darah putih yang menghasilkan antibody dan membantu sistem kekebalan tubuh. Limpa akan
mengalami pembesaran jika diminta untuk melakukan pekerjaan berlebihan ketika
menyaring atau manufaktur sel darah, jika ada aliran darah normal untuk itu, atau jika
diserang sel-sel abnormal. Secara umum penyebab-penyebab pembesaran limpa adalah
sebagai berikut.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit liver dan manifestasi
oralnya
- Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar. Dimana juga
merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis
virus , antara lain :
 Virus Hepatitis A ( HAV )
 Virus Hepatitis B ( HBV )
 Virus Hepatitis C ( HCV )
 Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
 Virus Hepatitis E ( HEV )
 Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri , tetapi jenis ini
jarang ada.
Penyebab hepatitis meliputi infeksi virus, obat-obatan, bahan kimia, dan racun, serta
reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.

Tanda dan gejala :


- Gejala hepatitis A
Individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam,
hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat.
Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya
yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
- Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam,
sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita
hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan
kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
- Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak
menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun
beberapa gejala yang samar diantaranya adalah lelah, hilang selera makan, sakit perut, urin
menjadi gelap dan kulit atau mata menjadi kuning yang disebut “jaundice” (jarang terjadi).
Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan
normal.
- Sirosis hati
Sirosis hati merupakan penyakit dari efek lanjutan dari hepatitis B dan hepatitis C
yang sangat kronis. Penyakit ini pun menyebabkan fungsi hati terganggu karenanya
banyaknya jaringan ikat yang ada di dalam hati. Secara medis, penyakit ini tidak dapat
disembuhkan. Hanya saja jika dilakukan pengobatan, pengobatan tersebut hanya untuk
mengobatai komplikasi yang terjadi akibat penyakit tersebut, seperti mata kuning, perut
membesar, muntah, koma hematikum serta berak darah.
- Hemochromatosis
Penyakit pada hati selanjutnya adalah hemochromatosis. Penyakit ini merupakan
penyakit yang bersifat keturunan atau genetik. Seseorang yang mengidap penyakit ini akan
mengalami kelainan metabolisme dimana adanya pengendapan besi yang berlebihan dalam
hati.
- Kanker hati
Kanker hati merupakan penyakit lanjutan dari efek hepatitis B, hepatitis C juga
hemochromatosis. Jenis kanker hati yang paling banyak terjadi adalah HCC (hepaticular
carcinoma). Sama halnya dengan sirosis, kanker hati juga tidak dapat diobati. Salah satu cara
pengobatan paling efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan cara melakukan kemoterapi.
Akan tetapi cara ini pun tidak banyak menolong penderita kanker hati itu sendiri.
- Kolestasis dan jaundice
Penyakit ini akan terjadi jika hati gagal untuk memproduksi atau mengeluarkan cairan
empedu dalam tubuh. Jika hal ini terjadi maka akan terjadi pula kegagalan dalam penyerapan
lemak, vitamin (A.D,E,K) pada usus. Tak hanya itu saja, penyakit ini juga menyebabkan
penumpukan bilirubin, asam empedu serta kolesterol di hati. Penyakit ini pun memiliki gejala
atau tanda seperti kulit penderita menjadi kuning, warna feses terang dan urine berwarna
gelap.

Manifestasi oral penyakit liver :


 Penyakit gangguan fungsi hati mengakibatkan bau badan dan mulut yang tidak
sedap.
 Pembengkakan gingival akibat terapi obat
 Xerostomia
 Kesulitan berbicara
 Hilang rasa
 Infeksi candidiasis
 Stomatitis

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit ginjal dan manifestasi
oralnya
- Gagal ginjal
adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal.
Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka
dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit gagal ginjal lebih sering
dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum lanjut usia . Gagal ginjal dibagi
menjadi dua bagian besar :
 gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF)
Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi
ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.
 gagal ginjal kronik (chronic renal failure = CRF)
Pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan.
Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-
tahun sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease).

Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :


 Penyebab prerenal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini dapat
disebabkan oleh :
a. hipovolemia (volume darah yang kurang),  misalnya karena perdarahan
yang hebat.
b. Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-muntah, diare,
berkeringat banyak dan demam.
c. Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.
d. Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan pengeluaran cairan
berlebihan berupa urin.
e. Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh
darah ginjal.
 Penyebab renal, yakni :
a. Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga
menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.
b. Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal
c. Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga menyebabkan serat
otot yang rusak menyumbat sistem filtrasi ginjal. Hal ini bisa terjadi karena
trauma atau luka bakar yang hebat.
 Penyebab postrenal, di mana aliran urin dari ginjal terganggu.
a. Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian
dari saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing.
b. Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.

Penyebab gagal ginjal kronik antara lain:

 Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dan


menyebabkan nefropati diabetikum
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
 Peradangan dan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis), misalnya karena
penyakit lupus atau pasca infeksi.
 Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal memiliki kista
multipel.
 Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau penggunaan obat yang
bersifat toksik terhadap ginjal.
 Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis)
menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi
rusak (iskemia). 
 Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar, keganasan prostat.
 Infeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis, infeksi ginjal kronis, dan berbagai
macam keganasan pada ginjal.

- Batu ginjal
Merupakan suatu kondisi terbentuknya material keras yang menyerupai batu di dalam
ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang dipisahkan
ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu. Endapan batu di dalam
ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari.
Berdasarkan jenis-jenis batu ginjal, kondisi ini dapat dibagi menjadi empat jenis
utama, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.

Gejala batu ginjal :


 Nyeri yang parah pada sisi tubuh atau punggung, di bawah pinggul
 Nyeri yang menyebar ke bagian bawah tubuh dan pangkal paha
 Nyeri pada saat buang air kecil
 Urin berwarna pink, merah atau coklat
 Mual dan muntah
 Sering buang air kecil
 Demam dan menggigil saat infeksi terjadi

Faktor risiko yang dapat meningkatkan batu ginjal terjadi antara lain:
 Memiliki seseorang dalam keluarga dengan kasus batu ginjal
 Mereka yang berusia 40 tahun keatas, meskipun batu ginjal dapat terjadi pada usia
berapapun
 Laki-laki lebih cenderung mengalami batu ginjal
 Dehidrasi
 Makanan tertentu yang tinggi protein, tinggi sodium dan gula dapat meningkatkan
risiko beberapa jenis batu ginjal
 Obesitas
 Memiliki penyakit atau operasi pada saluran pencernaan
 Kondisi medis lain, antara lain renal tubular acidosis, cystinuria,
hyperparathyroidism dan infeksi saluran urin tertentu

- Manifestasi penyakit ginjal kronis pada rongga mulut, yaitu :


 Oral Malodor / Bau Mulut Tak Sedap
Gejala yang paling sering muncul dan paling awal terjadi apabila ginjal gagal
berfungsi adalah oral malodor atau timbulnya rasa kecap logam akibat alterasi sensasi
pengecapan, terutama pada pagi hari. Rasa kecap logam ini berupa bau ammonia, dan kondisi
ini sering dialami oleh penderita yang menjalani hemodialisis. Uremic fetor atau ammoniacal
odor ini terjadi karena konsentrasi urea yang tinggi dalam rongga mulut, dan pecah menjadi
ammonia pada penderita dengan gejala uremia.
 Serostomia
Serostomia adalah kondisi mulut kering. Pada penderita ginjal kronis dan
penderita yang menjalani hemodialisis, gejala ini sangat sering dan signifikan. Hal ini sering
terjadi sebagai hasil dari manifestasi beberapa faktor seperti inflamasi kimia, dehidrasi,
pernafasan melalui mulut (Kussmaul’s respiration) dan keterlibatan langsung kelenjar
salivarius, restriksi konsumsi cairan, dan efek samping dari obat. Serostomia cenderung
menambah kerentanan penderita terhadap karies dan inflamasi gusi, kandidiasis, serta
menyebabkan kesulitan berbicara, penurunan retensi gigi palsu, kesulitan mastikasi, disfagia,
dan gangguan penciuman.
 Plak, Kalkulus dan Karies.
Terdapat berbagai teori yang menentang hubungan antara efek dari penyakit
ginjal kronis terhadap pembentukan plak dan kalkulus. Dalam satu penelitian, serostomia
akan meningkatkan predisposisi penderita terhadap karies karena retensi produk urea serta
pengaliran dan produksi saliva yang sedikit. Proses dialisis dapat memperburukkan kondisi
rongga mulut di mana jumlah kalkulus meningkat, dan banyaknya dijumpai lesi karies.
Deposit kalkulus dapat bertambah akibat dari hemodialisis.
 Pembesaran Gusi
Pembesaran gusi skunder akibat penggunaan obat adalah manifestasi oral pada
penyakit ginjal yang paling sering dilaporkan. Hal ini dapat diakibatkan oleh cyclosporine
dan/atau calcium channel blockers. Prinsipnya mempengaruhi papila interdental labia,
walaupun kadang dapat menjali lebih luas, yaitu dengan melibatkan tepi gusi dan lidah serta
permukaan palatum.
DAFTAR PUSTAKA
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Menaggulangi, Mencegah & Mengobati Penyakit Hati
(Liver) Edisi 1. Pustaka Obor Populer. Jakarta.
Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K MS,
Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. IV ed. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 2006. p. 570 - 3.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8140

Anda mungkin juga menyukai