Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Hipnodontik

Hipnodontik adalah salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang memadukan
antara pemberian sugesti dan komunikasi terapeutik yang bertujuan agar ketakutan untuk
pergi kedokter gigi dapat berkurang (Karina, 2013). Menurut Hatta (2011) hipnodontik
merupakan metode dalam pengobatan dan perawatan gigi yang digabungkan dengan ilmu
hypnosis. Metodenya yaitu metode relaksasi dimana dalam keadaan pasien yang sadar,
pasien tersebut menjalani pengobatan secara lancer dan tepat.

Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah salah satu komunikasi yang digunakan oleh
komunikan dan komunikator dalam rangka proses penyembuhan dengan melibatkan
pengaruh/ sugesti (Indrawati, 2003). Komunikasi seperti ini melibatkan komunikasi
verbal dan non verbal yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk mengutamakan
kebutuhan pasien/klien (Prabandari,2006). Dalam proses komunikasi terapeutik sering
melibatkan perasaan yang ikhlas dalam membantu pasien/klien dalam mencapai target
tertentu (Perry dan Porter,2005). Dalam proses komunikasi terapeutik, beberapa cara
yang dapat membantu yaitu pertahankan, tekan prasangka, ciptakan lingkugan yang
terapeutik, peka terhadap pesan nonverbal, dan menegakkan hubungan saling percaya
(Prabandari,2006).

Peran Komunikasi Terapeutik secara umum


Komunikasi terapeutik memiliki peran penting terutama dengan pasien anak-anak
yang memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap penanganan medis baik oleh dokter
maupun perawat. Cara komunikasi yang digunakan yaitu mengecilkan nada suara agar
pasien menjadi lebih cepat paham, untuk pasien anak perlu diberikan aktivitas yang ia
sukai, jaga jarak, kontak mata, dan sentuhan(Mundakir, 2005). Peran komunikasi
terapeutik lainnya yaitu agar pasien dapat menjadi puas terhadap penanganan medis yang
dilakukan oleh dokter maupun perawat (Wiyati,2008).

Peran komunikasi Terapeutik untuk meredakan nyeri di bidang kedokteran gigi


Dengan adanya komunikasi terapeutik, pasien akan terdorong untuk
mengekpresikan apa yang dirasakan tanpa perlu adanya tekanan dari pihak manapun.
Salah satu contohnya adalah ketika pasien tersebut merasakan nyeri pada bagian sekitar
mulut. Dengan adanya komunikasi terapeutik, pasien/klien dapat mengekspresikan apa
yang ia rasakan, didaerah bagian mulut mana yang merasakan nyeri, dll, dengan
membangun hubungan yang baik dengan pasien sehingga pasien dapat lebih terbuka
terhadap perasaannya, pasien lebih berfokus pada meneliti apa yang dirasakan secara
mendalam bersama dokter yang terkait dengan keluhannya, dan akhirnya pasein tersebut
dapat mendengar serta menerapkan hal apa yang perlu diperhatikan agar penyaktnya
tidak muncul kembali (Goldstein dalam Rahmat 2005).

DAFTAR PUSTAKA

Khotimah, N, dkk., 2012, Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan


Pelayanan Keperawatan Di Ruang Inayah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Grombong, STIKes Muhammadiyah Gombong

Maulana, H.D.J, 2009, Promosi Kesehatan, h 100-101, EGC, Jakarta


Putri, I., 2011, Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Pasien Anak dan Orangtua,
Universitas Diponegoro Semarang

Sulhan, H., Andini, W.N.T., 2012, Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Kepuasan
Pasien di Griya Terapi Adem Panas Ahus Suyanto, Uni

Anda mungkin juga menyukai