Anda di halaman 1dari 109

KAJIAN PEMASARAN EKSPOR RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni)


PADA PERUSAHAN YANG ADA
DI KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR (KIMA)

SKRIPSI

DINA ANBIANI
L241 13 001

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii 
 

KAJIAN PEMASARAN EKSPOR RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni)


PADA PERUSAHAN YANG ADA
DI KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR (KIMA)

SKRIPSI

OLEH:

DINA ANBIANI
L 241 13 001

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
Pada Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan
Departemen Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
iii 
 
iv 
 

RIWAYAT HIDUP

DINA ANBIANI dilahirkan pada tanggal 28 Mei 1995 di

Jakarta, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

Subo Karsono dan Diana Burhamin. Penulis memulai

pendidikan di MI Fatahillah pada tahun 2001 dan lulus

tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP


 
Budi Mulia Tangerang dan lulus tahun 2010. Selanjutnya

melanjutkan pendidikan di SMA Budi Mulia Tangerang dan berhasil lulus pada

tahun 2013 sebagai siswi Jurusan IPA. Pada tahun 2013 di terima sebagai

mahasiswi Universitas Hasanuddin Makassar, Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, melalui jalur SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten untuk mata kuliah

Ekonomi Produksi, Manajemen Industri Perikanan. Dan menjadi pengurus unit

kegiatan mahasiswa Perikanan Sepakbola Universitas Hasanuddin Periode

2016-2017. Dan ikut berpastisipasi sebagai Lasion Officer pada kegiatan Pekan

Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) tahun 2017.



 

ABSTRAK

DINA AMBIANI. L24113001. Pemasaran Ekspor Rumput Laut (Eucheuma


Cottoni) Pada Perusahan Yang Ada Di Kawasan Industri Makassar (Kima). Di
bawah bimbingan Sutinah Made sebagai pembimbing utama dan Chasyim
Hasani, sebagai pembimbing anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui alur pemasaran ekspor
rumput laut (Eucheuma cottonii) dan mengetahui prosedur ekspor rumput laut
(Eucheuma cottoni) yang ada di Kawasan Industri Makassar (KIMA), serta
mengetahui keuntungan pemasaran ekspor rumput laut (Eucheuma cottonii)
pada beberapa negara tujuan ekspor. Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis survey yang dilaksanakan pada bulan September sampai November 2017
di Kawasan Industri Makassar (KIMA) Kota Makassar. Analisis data yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan melihat bentuk alur pemasaran dan
prosedur ekspor di kaji dengan mengidentifikasi berapa banyak tahapan serta
prosedur yang yang terlibat dalam proses mengekspor rumput laut (Eucheuma
cottoni).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 saluran pemasaran yang
ada dalam perdagangan export rumput laut dengan melibatkan petani, pedagang
pengumpul, perusahaan besar, serta perusahaan pengekspor. Keuntungan
pemasaran ekspor berdasarkan negara tujuan ekspor, dimana pada perusahaan
X keuntungan terbesar terdapat di negara China dengan jumlah Keuntungan
sebesar $1.034.223 dalam satu kali mengekspor dengan jumlah penjualan 1200
Ton Rumput laut. Sedangkan pada Perusahaan Y keuntungan tersebesar negara
tujuan China yang di peroleh $769.245 dengan jumlah ekspor 800 Ton. Negara
China merupakan Negara tujuan yg paling banyak di ekspor di Sulawesi.

Kata Kunci : Pemasaran, Ekspor, Rumput Laut


vi 
 

ABTRACT

DINA AMBIANI. L24113001. Export Market of Seaweed (Eucheuma Cottoni) in


Center Of Makassar Industrial Area. Guided by Sutinah Made (Supervisor) and
Chasyim Hasani (Co Supervisor).
This study aims to determine the market flow exports and find out the
export procedure for seaweed (Eucheuma Cottoni) in the Center Of Makassar
Industrial Area and know the profit of exports market of seaweed in several
export destination countries. The type of research used the type of survey
conducted from September to November 2017 in the Center Of Makassar
Industrial Area of Makassar City. Data analysis used was descriptive qualitative,
by look at the form of market flow and export procedures in the study by identify
how many stages and procedures were involved in the process of export
seaweed (Eucheuma cottoni).
The result show there are 2 market channels that exist in the seaweed
export trade involving farmers, collector traders, large companies, and exporting
companies. Profit of export market based on export destination countries, where
in company X the biggest profits were found in China with a total profit of $
1,034,223 in one export with the total sales of 1200 tons of seaweed. Whereas
for Company Y the biggest profits from the destination countries of China were
obtained at $ 769,245 with the total export of 800 tons. The country of China was
the most exported destination in Sulawesi.

Keyword : Marketing, Export, Seaweed


vii 
 

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT, pemilik segala kesempurnaan, pemilik segala ilmu dan kekuatan yang tak

terbatas, yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, ketenangan, dan karunia

selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Kajian

Pemasaran Ekspor Rumput Laut (Eucheuma cottonii) pada Beberapa

Perusahaan Di Kawasan Industri Makassar (KIMA) yang merupakan salah

satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Sosial

Ekonomi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin.

Dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis menyadari ada begitu

banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan yang sangat berharga yang telah

diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu melalui skripsi ini

penulis menghaturkan penghormatan yang setinggi-tingginya dan terima kasih

sebesar-sebesarnya kepada orang tua yang telah dengan sabar mendoakan,

menjaga dan mendukung apa yang penulis lakukan selama ini. Dan bantuan dari

pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut

menyumbangkan pikiran, tenaga, dan inspirasi bagi penulis. Dan segala ikhlas

dan tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ayahanda Subo Karsono dan Ibunda Diana Burhamin selaku orang tua

yang tanpa henti-hentinya memanjatkan doa dan memberikan dukungan

baik materi maupun moril,serta Kakak Ervina Angarani dan Adik Yoga
viii 
 

Kodrat Pangestu tercinta yang senantiasa mendukung dan memberi

semangat kepada penulis.

2. Ibu Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanaan, Universitas Hasanuddin.

3. selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Dr. Ir. Gunarto Latama, M.Sc selaku ketua Jurusan Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

5. Bapak Dr. Andi Adrie Arief, S.Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosial

Ekonomi Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin sekaligus penguji yang telah memberikan saran-saran kepada

penulis untuk skripsi ini.

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Sutinah Made, M.Si selaku Pembimbing utama yang telah

banyak membimbing, membantu serta memberikan saran dan kritikan

kepada penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian dengan baik dan

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak M. Chasyim Hasani, S.Pi, M.Si selaku pembimbing kedua sekaligus

Pembimbing Akademik (PA) yang telah banyak membimbing, membantu

serta memberikan saran dan kritikan kepada penulis sehingga dapat

melaksanakan penelitian dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Hamzah, S.Pi, M.Si dan Ibu Dr. Sri Suro Adhawati, S.E, M.Si

serta Ibu Dr. Sitti Fakhriyyah, S.Pi, M.Si selaku penguji yang telah

memberikan pengetahuan baru dan masukan saran dan kritik yang sangat

membangun.

9. Bapak Mahmud, SE selaku Manager Purchasing PT. Rika Rayhan Mandiri

yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat

melakukan penelitian pada perusahaan tersebut sekaligus sebagai


ix 
 

Pembimbing Lapangan yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan

penulis demi kesempurnaan dan penyelesaian skripsi ini.

10. Bapak Indrawianto selaku manufactur Seawead SRC PT. Wahyu Pradana

Binamulia yang telah berkenan untuk menerima dan membantu serta

bekerjasama dengan penulis dalam setiap kegiatan selama penelitian.

11. Kepada Muh. Dalvi Mustafa, S.Pi., M.Sc yang telah membantu saya dan

mendukung saya dalam menyusun skripsi saya.

12. Seluruh teman yang ada di SOSIAL EKONOMI PERIKANAN #13

(Revolus13) yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, terima kasih

tetap memberikan semangat, kesabaran, dan bantuannya kepada penulis.

13. Kepada sahabat-sahabat saya tercinta, Alvia Dina Amsari, Hasrianti,

Muhlisa Tulawaliah, Hardyanti, Sandra Suldirah, Rachel Lea S,

Nurindah Pratiwi, Nurmaida, Asyari, Arfah. Terimakasih banyak telah

memberikan motivasi serta waktu berharga yang telah di lalui bersama

penulis dari tahun 2013 susah senan telah kita lewati sampai

terselesaikannya skripsi ini. Kalian teman adalah rasa saudara bagi penulis.

14. Seluruh teman dan senior yang ada di UKM Sepak Bola Unhas, yang selalu

menghibur penulis disaat lelah dan selalu menjadi tempat untuk tertawa

bersama, kalian adalah keluarga cemara penulis.

Makassar, 14 Agustus 2018

Dina Anbiani

 

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR.................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

B. Tujuan dan Kegunaan ............................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Rumput Laut ................................................ 5

B. Ekspor ........................................................................................ 8

C. Pemasaran Ekspor..................................................................... 10

D. Keuntungan ............................................................................... 27

E. Kerangka Fikir ........................................................................... 29

F. Penelitian Terdahulu .................................................................. 30

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 32

B. Jenis Penelitian .......................................................................... 32


xi 
 

C. Metode Pengambilan Sampel .................................................... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33

E. Sumber Data .............................................................................. 33

F. Analisis Data............................................................................... 34

G. Konsep Operasional ................................................................. 35

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kawasan Industri Makassar ........................ 36

B. Sejarah Berdirinya Perusahaan ................................................ 36

C. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 38

D. Struktur Jabatan Perusahaan .................................................. 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Desktiptif Alur Pemasaran Ekspor Rumput Laut ....................... 46

B. Tujuan Negara Ekspor ............................................................. 49

C. Alokasi Pembiayaan Pemasaran Ekspor ................................... 53

D. Keuntungan Ekspor ................................................................... 60

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan................................................................................ 63

B. Saran ......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii 
 

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Produksi Rumput Laut Indonesia ....................................................... 7

2. Faktor Penghambat Ekspor................................................................. 15

3. Sepuluh Negara Eskpor Utama Tahun 2013-2017 ........... 49

4. 5 Negara Tujuan Ekspor Utama Perusahaan X .................................. 50

5. 5 Negara Tujuan Ekspor Utama Perusahaan Y ................................. 51

6. Rincian Pembiayaan Pemasaraan Ekspor Perusahaan X ................. 52

7. Rincian Pembiayaan Pemasaraan Ekspor Perusahaan Y .................. 53

8. Total Penerimaan Ekspor Perusahaan X ........................................... 59

9. Keuntungan Ekspor Perusahaan X .................................................... 59

10. Total Penerimaan Ekspor Perusahaan Y ............................................ 60

11. Keuntungan Ekspor Perusahaan Y ..................................................... 60


xiii 
 

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Rumput Laut Kering (Eucheuma cottonii) ........................................... 6

2. Determinan Perilaku Ekspor................................................................ 11

3. Kerangka fikir .................................................................................... 29

4. Struktur jabatan Perusahaan X .......................................................... 39

5. Struktur jabatan Perusahaan Y ........................................................... 40

6. Model Pemasaran Ekspor ....................................................... 45

7. Bagan Alur Proses Produksi ..............................................................

8. Grafik Volume Ekspor Perusahaan X .................................................. 49

9. Grafik Volume Ekspor Perusahaan Y .................................................. 51

10. Prosedur Karantina Rumput Laut ....................................................... 57


xiv 
 

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1. Peta Lokasi .......................................................................................67

2. Kuisioner ......................................................................................... 68

3. Daftar Nama Perusahaan Di Kawasan Industri Makassar .............. 72

4. Biaya Karantina Rumput laut ........................................................... 76

5. Data Ekspor Rumput Laut di Provinsi SulSel ...................................78

6. Nama dan Asal Daerah Supplier Rumput Laut ............................... 79

7. Total pengeluaran ........................................................................... 80

8. Total Penerimaan ............................................................................ 81

9. Pendapatan Ekspor .......................................................................... 82

10. Contoh Purchase Order ...................................................................83

11. Daftar Nama perusahaan di Dinas Kelautan dan Perikanan ............85

12. Standar Nasional Rumput laut ........................................................ 89



 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumput laut merupakan salah satu komoditi budidaya laut yang potensial

karena mudah dibudidayakan dan mempunyai prospek pasar yang baik serta

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Rumput laut merupakan salah

satu komoditi perdagangan internasional yang telah di ekspor lebih dari 35

negara disamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Potensi budidaya

rumput laut di Indonesia terdapat di 15 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua

(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012).

Perairan Indonesia merupakan perairan tropika yang kaya akan sumber

daya plasma nutfah rumput laut (menurut ekspedisi oleh Van Bosse 1899-1900

mencapai 555 jenis), membuat komoditas rumput laut menjadi salah satu hasil

laut yang diunggulkan dan dikembangkan secara luas, tersebar di seluruh

wilayah perairan Indonesia (mencapai 384,73 ribu ha) dengan target produksi

pada tahun 2014 sebesar 10 juta ton. Berdasarkan data di samping, tahun 2010

produksi tertinggi ditempati oleh Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah

833.327 ton, kemudian diikuti oleh Provinsi Sulawesi Selatan (750.134 ton),

Nusa Tenggara Timur (596.348 ton), Jawa Timur (383.580 ton) dan Nusa

Tenggara Barat (152.534 ton).

Potensi rumput laut indonesia yang angat menjanjikan dan dapat menjadi

komoditi yang bisa berperan dalam pergerakan kemajuan ekonomi nasional.

Terbukti, indonesia menjadi salah satu produsen terbesar rumput laut jenis

Eucheuma cotonii dan menguasai 50% pangsa pasar dunia untuk mememenuhi

permintaan pasar ekspor dari industri kosmetik dan farmasi. Namun demikian,

 

produk yang diekspor 80% masih dalam bentuk bahan mentah (raw material)

yaitu berupa rumput laut kering (Hikmah, 2013).

Bicara peluang terhadap pasar perdagangan rumput laut dunia, indonesia

berada pada posisi yang mempunyai peluang besar dalam memasok kebutuhan

bahan baku rumput laut. Sebagai gambaran pada tahun 2010 peluang

kebutuhan rumput laut Eucheuma cotonii dunia mencapai 274.100 ton, dimana

indonesia mempunyai peluang memberikan kontribusi ekspor sebesar 80.000 ton

atau sekitar 29,19%, sedangkan peluang kebutuhan dunia akan rumput laut jenis

Gracilariasp mencapai 116.000 ton, dimana indonesia mempunyai peluang

kontribusi sebesar 57.500 ton atau sekitar 49,67% (Cocon, 2012 dalam jurnal

Hikmah, 2013).

Permintaan rumput laut meningkat sejalan dengan adanya peningkatan

jumlah penduduk dan pertumbuhan industry berbasis rumput laut, serta

kecendrungan masyarakat dunia untuk kembali pada produk-produk hasil alam.

(Anggadiredja et.al,2006:26) memperkirakan pasar dunia produk olahan rumput

laut meningkat sekitar 10% setiap tahun untuk keragian semirefine (SRC), agar,

dan alganiat untuk industri (industrial grade). Adapun alginate untuk makanan

(food grade) meningkat sebesar 7,5% dan karaginan refine sebesar lima persen.

Selain itu, Anggadiredja et.al (2006:39) juga mengestimasi kebutuhan bahan

baku rumput laut penghasil karaginan pada tahun 2010 sebesar 322.500 ton

yang terdiri dari Euchema sp. sebesar 274.100 ton dan jenis selain Eucheuma

sp. Sebesar 48.400 ton. Asumsi yang digunakan untuk mengestimasi kebutuhan

pasar tersebut adalah 25 persen karaginan diekstrak dari bahan baku Eucheuma

sp dalam skala industri dan 15 persen dari kebutuhan bahan baku karaginan

diperoleh dari jenis rumput laut selain Eucheuma sp. Selain itu, asumsi yang

digunakan juga berdasarkan perkiraan kebutuhan pasar dunia produk olahan

rumput laut, khususnya karaginan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar



 

rumput laut dunia masih sangat besar, baik untuk pasar bahan baku mentah (raw

seaweeds) ataupun untuk produk olahannya. Indonesia dengan potensi besar

seharusnya dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk peningkatan

penerimaan dan devisa negara yang lebih besar.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan penghasil dan pengekspor rumput

laut terbesar, sehingga sangat besar peluang bagi provinsi lain untuk menjual

hasil budidaya rumput lautnya yang kemudian diolah dan diekspor ke berbagai

negara lain melalui perusahaan rumput laut yang ada di Provinsi Sulawesi

Selatan. Kawasan industri makassar (KIMA) merupakan sentral industri yang ada

di indonesia bagian timur, dimana terdapat kompleks industri maupun

pergudangan, KIMA menaungi perusahan-perusahaan yang mengelola dan

mengekspor khusus rumput laut. Salah satu perusahaan yang mengelola dan

memasarkan hasil rumput laut melalu perdagangan ekspor yaitu PT. X.

Perusahaan ini membeli Rumput laut kering seperti eucheuma cottonii (

kekeringan 35-37% ) gracillaria (16% + / -2) Zargasum kadar air 18% lebar

daun 75% , dan Spinosum kadar air 35%. Perkembangan pemasaran rumput

laut di berbagai daerah di Sulawesi memperlihatkan peningkatan yang cukup

pesat, namun dalam realitanya seringkali masih menghadapi masalah yang

berhubungan dengan pemasarannya yang melibatkan faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai jual khususnya untuk produk yang akan diekspor ke

beberapa negara.

Dengan melihat uraian diatas mengenai potensi rumput laut yang sangat

memiliki prospek dalam dunia usaha dan besarnya potensi rumput laut yang ada

di Sulawesi Selatan yang menjadi sumber pendapatan, sehingga perlu dilakukan

penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang memadai untuk

mengetahui pemasaran dan prosedur ekspor rumput laut jenis (Eucheuma

cottonii) yang berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA). maka penulis



 

bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Pemasaran

Ekspor Rumput Laut (Eucheuma cottonii) pada Perusahaan yang ada di

Kawasan Industri Makassar (KIMA)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana alur pemasaran ekspor rumput laut (Eucheuma cottonii) yang ada

di Kawasan Industri Makassar (KIMA) ?

2. Bagaimana prosedur ekspor rumput laut (Eucheuma cottonii) yang ada di

Kawasan Industri Makassar (KIMA) ?

3. Bagaimana keuntungan berdasarkan Pemasaran ekspor rumput

laut(Eucheuma cottonii) pada negara tujuan ekspor?

C. Tujuan Penlitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui alur pemasaran ekspor rumput laut (Eucheuma cottonii)

yang ada di Kawasan Industri Makassar (KIMA).

2. Untuk mengetahui prosedur ekspor rumput laut (Eucheuma cottoni) yang ada

di Kawasan Industri Makassar (KIMA).

3. Untuk mengetahui keuntungan pemasaran ekspor rumput laut (Eucheuma

cottonii) pada beberapa negara tujuan ekspor.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam menentukan

kebijakan terkait pemasaran ekspor rumput laut di Indonesia terutama di

Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Kegunaan akademik, dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan yang

mengkaji ekspor rumput laut (Eucheuma cottoni) .



 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput Laut

Rumput laut merupakan salah satu komoditi budidaya laut yang potensial

karena mudah dibudidayakan dan mempunyai prospek pasar yang baik serta

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Rumput laut merupakan salah

satu komoditi perdagangan internasional yang telah di ekspor lebih dari 35

negara disamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Potensi budidaya

rumput laut di Indonesia terdapat di 15 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua

(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012).

Sulawesi Selatan merupakan provinsi penyumbang terbesar produksi

rumput laut nasional. Peningkatan produksi tercapai karena lahan yang luas

untuk pengembangan rumput laut di daerah ini, yakni 250 ribu hektare.

Berdasarkan laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan (2014)

produksi rumput laut nasional mencapai 1.728.475 ton basah pada tahun 2013

lalu atau setara 172.847,5 ton kering. Sementara produksi rumput laut Sulawesi

Selatan telah mencapai 670.740 ton basah atau setara dengan 63.074 ton kering

(36,5%). Usaha untuk meningkatkan produksi rumput laut sangat memungkinkan

dapat dicapai, karena daerah Sulawesi Selatan dinilai memiliki potensi

sumberdaya perikanan pantai yang cukup besar, teknologi budidaya dan pasca

panen mudah dilaksanakan serta tidak membutuhkan modal yang besar.

Klasifikasi rumput laut yang bernilai ekonomi tinggi di Indonesia dikelo

mpokkan menjadi lima yaitu Eucheuma, Hypnea, Glacilaria, Gelidium,

dan Sargassum. Dari kelima jenis rumput laut tersebut yang paling potensial

 

adalah Eucheuma, yakni Eucheuma cottoni dan Eucheuma spinossum.

Eucheuma cottoni dan Eucheuma spinossum inerupakan rurnput laut yang

secara luas diperdagangkan, baik untuk keperluan bahan baku industri di dalam

maupun untuk ekspor. Klasifikasi Eucheuma menurut adalah sebagai berikut :

Taksonomi Eucheuma sebagai berikut :

Gambar 1. Rumput Laut (Eucheuma cottoni).

Divisio : Rhodophyta

Phyllum : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Family : Solierisceace

Genus : Eucheuma

Species : Eucheuma cottonii

Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial(besi, iodin,

aluminium, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor, silicon,

strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium dan unsur-unsur

lainnya yang dapat dilacak), protein, tepung, gula, dan vitamin A, D, C.

Tumbuhan ini bernilai ekonomis tinggi karena penggunaannya yang

sangat luas dalam pemanfataan rumput laut mulai dari berbagai bahan makanan

bagi manusia; sebagai bahan obat-obatan (anticoagulant, antibiotics,

antihehmethes, antihypertensive agent, pengurang kolesterol, dilatory agent);



 

sebagai bahan pakan organisme di laut; sebagai pupuk tanaman dan penyubur

tanah; sebagi pengemas transportasi yang sangat baiak untuk lobster dan daur

hidup (khususnya jenis Ascophyllum dan focus), sebagai stabilizer larutan dan

lain-lain. Pada saat ini industri rumput laut sudah sangat berkembang dan

spectrum penggunannya sangat luas. Produk turunan dari rumput laut digunakan

mulai dari industri tekstil, kertas, cat, kosmetik, bahan laboratorium, pasta gigi, es

krim dan lain-lain (Anggadiredja, dkk, 2006).

Dengan kondisi keunggulan rumput laut sendiri, dan pemanfaatannya

diseluruh dunia, produksi rumput laut di Indonesia setiap tahunnya meningkat

berikut data produksi rumput laut Indonesia bisa dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1. Produksi Rumput Laut Indonesia satuan (ton)


Produksi Rumput Perubahan
Tahun
Laut (peningkatan)
2008 2.145.060 -
2009 2.963.556 818.496
2010 3.915.017 951.461
2011 5.170.201 1.255.184
2012 6.514.854 1.344.653
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012

Pada Tabel 1 di atas produksi rumput laut Indonesia setiap tahunnya

mengalami pertambahan jumlah produksi. Perubahan peningkatan produksi

rumput laut Indonesia tersebut dikarenakan Direktorat Jenderal Perikanan

Budidaya terus mendorong pengembangan budidaya rumput laut, Kondisi

tersebut juga didukung oleh mudahnya tanaman rumput laut untuk di

budidayakan. Selain itu, rumput laut sudah menjadi komoditas budidaya di

seluruh provinsi di Indonesia, sentra-sentra produksi dapat ditemukan di daerah

Sulawesi selatan, Sulawesi tengah, dan Sulawesi tenggara. Produksi rumput laut

yang meningkat harus diikuti dengan kualitas rumput laut Indonesia yang dapat

masuk ke dalam kulaifikasi rumput laut dunia. Keunggulan rumput laut Indonesia

 

sebagaimana dirilis oleh menteri perdagangan keunggulannya didukung oleh

kualitas dan luas lahan indikatifyang dimiliki rumput laut Indonesia.

B. Ekspor

Ekspor merupakan strategi yang paling sering dijumpai dalam memasuki

pasar internasional. Terutama untuk entri pertama kali. Tak jarang motivasi

ekspor karena permintaan tak terduga, misalnya ada pesanan dari pembeli

tertentu di luar negeri atau ada pelanggan domestik yang berekspansi ke pasar

internasional dan memesan prosuk untuk keperluan operasi internasionalnya.

Permintaan-permintaan semacam ini mendorong perusahaan untuk

mempertimbangkan pasar internasional dan menelaah potensi pertumbuhannya.

Namun, tak jarang dijumpai pula perusahaan yang secra agresif melakukan

ekspor sebagai entri pendahuluan, kemudian berkembang dengan melalkukan

operasi bisnis berbasis diljuar negeri. Dalam berbagai pembeli di seluruh dunia

(misalnya, pasar pesawat ruang angkasa), maka produksi lebih baik

dikonsentrasikan di satu atau hanya beberapa lokasi untuk kemudian diekspor

kepasar lainnya. Contohnya, boeing yang mngkonsentrasikan produksinya di

pusat di Seattle, Washington.

Ekspor dapat diorganisasikan berdasarakan berbagai cara, tergantung

jumlah dan tipe perantaranya. Seperti halnya dalam perdagangan grosir, agen

ekspor-impor bervariasu menurut rangkaian fungsi yang dijalankan. Beberapa di

antaranya (seperti perusahan manajemen ekspor) berkaitan dengan ekspor.

Sementara yang sangat terspesialisasi dan hanya menangani beberapa aspek

seperti, pengiriman, penagihan, atau mengurus administrasi produk dari pabean.

Kegiatan ekspor-impor adalah kegiatan perdagangan baik barang

maupun jasa dari satu negara ke negara yang lain, ekspor adalahkegiatan

mengeluarkan barang dan atau jasa dari daerah pabeanIndonesia ke daerah

pabean negara lain. Yang dimaksud dengan Daerah kepabeanan Indonesia



 

adalah wilayah RI yang meliputiwilayah darat, peairan, dan ruang udara

diatasnya, serta tempat –tempat tertentu di zona Ekonomi Eksklusif dan

landasan kontinen(UU nomor 17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU nomor

10 Tahun1995 tentang Kepabeanan).

Ekspor merupakan proses transportasi barang atau komoditas dari suatu

negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan

skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah,

modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya.

Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi. Kegiatan ekspor adalah sistem

perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri

keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan

total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk

diantara barangbarang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu (Amir

MS, 2006)

1. Tujuan Ekspor

Adapun tujuan dari ekspor adalah sebagai berikut (Sarjiyanto,SE , 2012) :

a. Meningkatkan laba perusahaan

Dengan melakukan kegiatan ekspor maka tentunya akanmenambah

volume penjualan sehingga hal ini akan berpengaruhterhadap peningkatan laba.

b. Membuka pasar baru di luar negeri

Kegiatan ekspor selain akan meningkatkan volumepenjualan juga akan

membuka pasar baru yang lebih luas di luarnegeri karena akan terjalin

kerjasama antara produsen dankonsumen.

c. Meningkatkan kelebihan kapasitas terpasang

Ekspor merupakan sarana untuk menambah kapasitasvolume penjualan

yang terencana di dalam sebuah perusahaan,dengan melakukan kegiatan


10 
 

ekspor produsen semakin banyakdalam menambah jumlah produksinya,

sehingga membuatbanyaknya permintaan yang akan menambah jumlah volume

penjualan.

d. Membiasakan diri bersaing di dalam pasar internasional

Dengan perdagangan di luar negeri para produsen di harapmampu

membiasakan diri bersaing di pasar internasional yangbegitu ketat.

C. Pemasaran Ekspor

Ekspor merupakan made of entry yang memiliki tingkat risiko dan

komitmen paling kecil. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika ekspor paling

banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang berkecimbung dalam

pemasaran global. Dalam bab ini akan dikupas sejumlah isu penting, diantaranya

manfaat ekonomik dan nonekonomik ekspor, teori proses pengembangan

ekspor, faktor pendorong pemasaran ekspor, jenis dan sumber informasi

pemasaran ekspor, dan praktik pemasaran ekspor yang sukses selain itu,

determinan dan ukuran kinerja ekspor juga akan dibahas tersendiri. Di bagian

akhir akan di bahas accidental exporter yang merupakan trend sendiri dalam

pemasaran ekspor.

Secara umum, Amerika Serikat, Jerman dan Jepang masih mendominasi

perdagangan dunia, baik dalam ekspor maupun impor. Yang menarik adalah

RRC yang semakin menanjak dalam aktivitas ekspor maupun impor dengan

pertumbuhan yang sensasional (7%-8%). Posisi indonesia masih cukup jauh di

belakang negara-negara berkembang lainnya, seperti Malaysia, Meksiko, dan

Thailand dalam hal ekspor maupun impor. Secara umum, transaksi ekspor impor

indonesia mengalami penurunan (8%-9%) selama tahun 2001. Ini mungkin

menunjukkan belum pulihnya ekonomi indonesia selama berlangsungnya krisis

ekonomi Asia dan akibat perubahan iklim politik dan keamanan tanah air pada

periode bersangkutan.
11 
 

1. Faktor Pendorong Pemasaran Ekspor

Kemampuan ekspor suatu negara telah di ketahui memiliki pengaruh

yang positif terhadap perekonomian negara bersangkutan, termasuk juga

perusahaan yang telah melakukannya. Kendati demikian, masih banyak

perusahaan yang ragu dan enggan melakukan ekspor. Secra umum ada dua

jenis hambatan yang membuat perusahaan enggan melakukan ekspor. Pertama,

kurangnya insentif pada skala makro dan kurangnya kebijakan nasional yang

berpihak pada ekspor. Kedua, kendala yang berasal dari dalam perusahaan

sendiri, yaitu sikap para pemimpin dan manajer perusahaan terhadap ekspor,

dimana ekspor tidak menjadi prioritas. Kurangnya pemahaman terhadap

pemasaran ekspor, sikap yang acuh tak acuh (indifference) terhadap ekspor,

kurangnya keinginan untuk memberikan komitmen sumberdaya perusahaan

terhadap ekspor dan berbagai masalah internal lainnya diyakini merupakan

penyebabnya (Gregorius, dkk, 2004).

Cavusgil dan Nevin dalam Gregorius (2004) mengemukakan empat

kelompok besar faktor yang merupakan penentu perusahaan untuk terlibat dalam

aktivitas pemasaran ekspor :

a) Keunggulan perusahaan (differential film advantage) yang berasal dari

karakteristik produk, pasar, orientasi teknologi, dan sumbrdaya perusahaan.

Misalnya, produk dengan harga bersaing, produk dengan teknologi superior,

dan penggunaanteknologi canggih dalam berproduksi. “Keunggulan unik

semacam ini dinamakan “attention avokers” yang menjadikan ekspor sebagai

strategi yang layak bagi perusahaan.

b) Tingkat aspirasi manajemen untuk mencapai berbagai tujuan bisnis, seperti

pertumbuhan, laba, dan perkembangan pasar. Berbagai penentu dari

perilaku yang berani mengambil risiko.


12 
 

c) Ekspetansi manajemen terhadap pengaruh ekspor atas pencapaian tujuan

bisnis. Ekspektasi ini ditunjukkan oleh seberapa tinggi tingkat pengetahuan

para pengambil keputusan dan presepsi terhadap masa depan yang

ditimbulkan oleh kegiatan ekspor. Seringkali para pengambil keputusan

membentuk opini dan ekspetaksitentang keuntungan dan risiko ekspor

berdasarkan pengalaman mereka dari pengalaman perusahaan di masa lalu.

Pengaruh lingkungan, seperti unsolicited orders dari pembeli asing dan

fluktuasi kurs mata uang asing, juga tercemin dalam kegiatan manajemen

untuk melakukan ekspor.

d) Komitmen perusahaan untuk melakukan ekspor. Keinginan secara umum

untuk memberikan komitmen sumberdaya perusahaanuntuk mendorongekspor

merupakan hal penting, terutama karena banyak aktivitas ekspor mrupakan hal

penting, terutama karena banyak aktivitas ekspor merupakan hal yang bau bagi

perusahaan dan melibatkan banyak sumberdaya finansial maupun manajerial,

misalnya mengumpulkan informasi tentang pasar asing, penilaian terhadap

potensi pasar asing pembuatan kebijakan pemasaran ekspor, dan perencanaan

pemasaran.

Faktor-faktor yang diidentifikasi oleh Cavusgil dan Nevin dalam Gregorius

(2004) ini tercemin dalam rerangka konseptual yang tersaji dalam Gambar 1.

Keunggulan  Tingkat komitmen 
perusahaan  Terhadap pemasaran 
ekspor 

Perilaku pemasaran 
ekspor 

Aspirasi manajemen  Ekspektasi maanjemen 
Terhadap pencapaian  Pada pengaruh ekspor 
Tujian bisnis  Terhadap tujuan bisnis 
13 
 

Sumber : Cavusgil & Nevin dalam Gregorius (2004).

Gambar 2. Determinan perilaku ekspor

2. Jenis dan Sumber Informasi Pemasaran ekspor

Ekspor merupakan metode yang paling sering digunakan perusahaan

untuk memasuki pasar luar negeri. Hal ini karena ada dua faktor utama,

Pertama, ekspor membutuhkan sumberdaya yang minimum, namun

memberikan fleksibilitas operasional cukup besar bagi perusahaan. Kedua,

ekspor memberikan manfaat besar terhadap kondisi keunagan, pemasaran, dan

teknologi bagi perusahaan.

Akan tetapi, memasuki pasar luar negeri kerap kali melibatkan risiko,

terutama yang berasal dari keterbatasan atau ketiadaan pengetahuan maupun

familiaritas terhadap lingkungan bisnis asing yang heterogen dan cepat berubah

(Czinkota & Ronkainen, dalam Gregorius, 2004). Selama tahap praekspor,

informasi sangat membutuhkan para manajer untuk mengevaluasi tingka daya

tarik pasar asing dan untuk memutuskan apakah perusahaan akan masuk ke

pasar asing tersebut atau tidak. Secara garis besar, kebutuhan informasi ini

dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, dari jenis informasi yang dibutuhkan

perusahaan sebelum memasuki pasar asing. Kedua, sumber dari informasi yang

di butuhkan.

Berdasarkan studi terhadap 80 perusahaan manufaktur di cyprus,

leonideo, dan adam/flow roow ( 1999 ) memukakan bahwa informasi tentang

konsumen d=luar negeri adalah jenis informasi yang terpenting. Ini menandai

pentingnya prilaku konsumen didalm aktivitas ekspor. Jenis informasi penting

adalah informasi tentang produk ( terutama yang berhubungan dengan standar

dan spesifikasi yang diharuskan oelh peraturan asing ). Ketiga, informasi tentang

preferensi pasar yang cukup erat hubungannya dengan konsumen dan


14 
 

produknya. Keempat, masalah harga, seperti syarat pembayaran, metode

pembayaran, dan harga ekspor juga signifikan.

Mengenai sumber informasi tentang ekspor, kedua peneliti tersebut

menemukan bahwa konsumen diluar negeri adalah sumber informasi yang

terpenting buat eksportir. Kedua dan ketiga terpentimg adalah kontak personal

dan kunjngan manajemen keluar negeri untuk mendapatkan informasi langsung

(Gregorius dkk, 2004).

3. Faktor Penghambat Pemasaran Ekspor

Metode paling populer yang digunakan oleh perusahaan untuk memasuki

pasar internasional adalah ekspor karena metode ini melibatkan risiko bisnis

kecil, membuuhkan komitmen sumberdaya yang kecil, serta memberikan

fleksibilitas dan keleluasan untuk bergerak. Namun, ada banyak pula faktor-

faktor sikap, struktual, prosedural, dan operasional yang menghambayt

perusahaan untuk memulai, melakukan dan mempertahankan aktivitas ekspor.

Selain itu, ada juga faktor penghambat penting lainnya yang membuat aktivitas

ekspor menjadi sulit dan kurang efektif, baik itu pada tingkat pembuat keputusan,

maupun lingkungan.

Yang menjadi perhatian para peneliti di bidang ini adalah peranan faktor

penghambat dalam memulai ekspor, terutama pada tahap pra-ekspor, karena

ketidakmampuan untuk mengatasikendala-kendala pada tahap awal ini sering

membuat perusahaan bersikap pasif terhadap bisnis di luar negeri

memnyebabkan kegagalan dalam aktivitas eskpor selanjutnya, dan bahkan

membuat perusahaan mengundurkan diri dari kegiatan ekspor. Berdasarkan

sudut pandang noneksportir, faktor-faktor penghambat ekspor bisa di

klasifikasikan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut :


15 
 

Tabel 2. Faktor Penghambat Ekspor


Internal Eksternal

Dosmetik  Staf ekspor yang  Kesulitan menangani


terbatas/tidak terlatih urusan
 Kapasitas produksi dokumentasi/prosedur
terbatas  Kurangnya bantuan dan
 Personel manajemen insentif dari pemerintah
dan waktu yang
terbatas
 Informasi untuk
mencari/menganalisa
pasar asing terbatas
Asing  Standar/spesifikasi  Kebiasan dan sikap
produk yang berbeda di konsumen asing yang
luar negeri berbeda
 Lambatnya/sulitnya  Sulit memahami
menagij pembayaran praktek bisnis luar
dari luar negeri negeri
 Sulit mencari  Masalah bahasa dan
representatif yang komunikasi
sesuai  Adanya biaya tarif dan
 Risiko/biaya yang nontarif yang tinggi
besar dengan menjual  Persaingan ketat di
di luar negeri pasar luar negeri
 Tidak mampu  Kurs nilai tukar yang
menawarkan harga terlalu
bersaing di luar negeri berfluktuasi/merigukan
 Tidak mampu  Peraturan/hukum asing
menyediakan yang merugikan
technical/after sales
service
 Terbatasnya saluran
distribusi di luar negeri
 Kesulitan
transportasi/tingginya
biaya
pengapalan/pengiriman
Sumber : Leonidou dalam Gregorius (2004).

Sementara itu, di dalam penelitian terhadap 112 perusahaan noneksportir di

Cyprus, Leonidou dalam Gregorius (2004) menyimpulkan enam faktor terpenting

yang menghambat noneksportir untuk memulai kegiatan ekspor, yaitu :

1) Persaingan yang ketat di pasar saing, baik dari pesaing domestik maupun

pesaing asing.

2) Tidak mampu menawarkan harga yang bersaing di luar negeri.


16 
 

3) Informasi untuk mencari/menganalisis pasar asing terbatas.

4) Personel manajemen dan waktu yang terbatas.

5) Risiko/biaya yang besar dengan menjual di luar negeri.

6) Kurangnya bantuan dan insentif dari pemerintah.

4. Perdagangan Inetrnasional

Perdagangan dunia telah mengalami ekspansi besar-besaran selama

tigadekade terakhir ini. Perubahan teknologi dan komunikasi, keuangan dunia

dansistem perdagangan yang lebih terbuka kini telah mendorong

peningkatanpendapatan negara-negara di berbagai kawasan. Beberapa negara

yang telahsukses menggunakan pasar dunia sebagai landasan mereka untuk

pembangunanekonomi sedangkan negara yang lainnya kemajuan ekonominya

terhambat karenamengabaikan dukungan perdagangan dan pengaruh dari luar

negeri. Dalam duadekade terakhir ini hampir seluruh negara sepakat bahwa

mereka harusmendapatkan keuntungan dari meningkatnya globalisasi sebagai

suatu cara untukmenaikkan pertumbuhan ekonomi domestik secara optimal.

Indonesia memiliki ekonomi yang relatif terbuka. Menurut Fane (1996),

Feridhanusetyawan dan Pangestu (2003), liberalisasi di Indonesia telah dimulai

sejak tahun 1980 dan modernisasi sistem pajak sekitar tahun 1983 dan 1985.

Hal ini dilakukan karena Indonesia merupakan anggota dari AFTA (Asian Free

TradeArea), APEC ( Asia Pasific Economic Cooperation), dan WTO (World

TradeOrganization) sehingga perdagangan internasional menjadi sangat penting

bagi perekonomian Indonesia. Disamping itu, Hamdy Hady (2004) juga

mengungkapkan bahwa perdagangan internasional menjadi semakin penting

karena adanya pengaruh globalisasi ekonomi dunia. Adapun ciri atau

karakteristik tersebut diantaranya:

1. Keterbukaan ekonomi terutama dengan adanya liberalisasi pasar dan arus

uang serta transfer teknologi secara internasional.


17 
 

2. Keterkaitan dan ketergantungan ekonomi, keuangan, perdagangan dan

industri antarnegara atau perusahaan yang ditunjukkan oleh adanya

kecenderungan integrasi ekonomi regional.

3. Persaingan yang semakin kuat antarnegara ataupun perusahaan untuk

meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas yang optimal.

Menurut Amir (2003), beberapa faktor yang menyebabkan suatu komoditi

mempunyai keunggulan tertentu diantaranya adalah faktor alam, faktor biaya

produksi dan faktor teknologi. Di samping itu, Sukinto dalam Amir (2003) juga

mengungkapkan manfaat dari perdagangan internasional diantaranya dapat

memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri, memperoleh

keuntungan dari spesialisasi, memperluas pasar dan menambah keuntungan

serta transfer teknologi modern.

Aktivitas perdagangan internasional (ekspor dan impor barang dan jasa)

terjadi jika suatu negara cenderung mengekspor barang-barang yang biaya

produksi di dalam negeri relatif lebih rendah dibandingkan dengan barang yang

sama di luar negeri. Sebaliknya, suatu negara akan mengimpor barang-barang

yang biaya produksi di dalam negerinya relatif lebih mahal dibandingkan

denganbarang yang sama di luar negeri. Sehingga selisih antara penawaran dan

permintaan domestik (excess supply) dapat diartikan sebagai penawaran ekspor

sedangkan penawaran impor yaitu adanya kelebihan permintaan domesrik di

negara pengimpor (excess demand).

5. Kebijakan Pemasaran Ekspor

Perusahaan yang berkecimpung di berbagai pasar internasional,

umumnya menghadapi pilihan strategi yang berbeda-beda di tiap-tiap negara

yang dimasuki. Posisi kompetitif perusahaan di pasar luar negeri yang diperoleh

pada waktu tertentu biasanya secara langsung mempengaruhi kemampuan

perusahaan bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar,


18 
 

yang pada gilirannya berdampak pada pencapaian tujuan korporat. Apabila

perusahaan yang belum memiliki kemampuan seperti itu, maka perusahaan

tersebut harus mengembangkan posisi kompetitif yang mampu memberikan

kemampuan yang diharapkan itu. Posisi perusahaan saat ini di pasar luar negeri

akan menentukan berbagai alternatif posisi yang tersedia dan pilihan strategi

yang relevan dengan posisi tersebut. Dengan kata lain, pilihan strategi

pemasaran kompetitif internasional akan sangat bergantung pada posisi

perusahaan dalam industri yang dimasuki pada waktu tertentu. Bab ini akan

mengupas berbagai dimensi kompetitif berkenaan dengan posisi perusahaan

dalam industri dan pilihan strategi yang tersedia.

a) Dokumen-dokumen Ekpsor

Adapun yang termasuk dalam dokumen-dokumen ekspor adalah sebagai

berikut (Amir M.S, 2004) :

1) Packing list

Packing list merupakan dokumen yang di dalamnyamenjelaskan tentang

isi barang-barang yang telah di bungkus ataudipak dalam peti atau kardus dan

juga berisi jenis bahanpembungkus/ pengepak serta cara pengepakannya yang

berfungsimempermudah pemeriksaan bea cukai

2) Invoice

Invoice merupakan dokumen perincian nota tentang keteranganbarang-

barang yang di jual serta harga dari barang-barang tersebut,kemudian di

tunjukkan kepada pembeli dan alamatnya sesuaidengan L/C

3) Letter of credit (L/C)

Letter of credit merupakan dokumen yang diterbitkan olehbank devisa

atas permintaan importir kepada eksportir untukmenarik uang sesuai yang

tercantum dalam L/C tersebut, dan jugamerupakan bukti pembayaran atas

taransaksi yang di lakukan oleheksportir dan importir


19 
 

4) Shipping instruction (SI)

Shipping instruction merupakan dokumen yang dikeluarkanoleh shipper

(eksportir) kepada Karier (maskapai pengangkutan)sebagai perintah untuk

mengapalkan barang

5) Bill of Lading

Bill of Lading merupakan dokumen yang di keluarkan olehpihak pelayaran

yeng merupakan tanda terima penyerahaan barangbahwa barang telah di muat

di atas kapal

6) Air waybill

Air waybill merupakan dokumen yang dikeluarkan olehmaskapai

penerbangan bukti bahwa barang telah di terima olehmaskapai penerbangan

yang di kirim melalui udara untuk orangdan dalam alamat yang ada, fungsi air

waybill sama dengan bill oflading hanya saja air waybilluntuk tnansportasi udara

7) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Pemberitahuan Ekspor Barang merupakan dokumen pabeanyang di

gunakan untuk pemberitahuan ekspor yang ditulis oleheksportir dan di ajukan

kepada bea cukai sebagai syarat melakukanekspor

8) Certificate of origin (COO)

Certificate of origin (COO) atau surat keterangan asal (SKA)merupakan

dokumen yang menyebutkan negara asal suatu barangtersebut di produksi yang

diterbitkan oleh pemerintah yaitu kantorwilayah departemen perdagangan dan

perindustrian .

b) Pihak-pihak yang Terlibat dalam Ekpsor-Impor

Para pelaksana dalam perdagangan internasional, dalam arti kata

pelaksana ekspor-impor dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok sebagai berikut

(Amir M.S.2004) :

1. Kelompok Indentor
20 
 

Telah dikemukakan bahwa bilamana kebutuhan atas suatu barang belum

dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, maka terpaksa diimpor dari luar

negeri. Diantara barang-barang kebutuhan itu ada yang diimpor untuk konsumsi

sendiri dan adakalanya untuk dijual kembali. Perlu dikemukakan bahwa tidak

semua peminat barang impor melaksanakan impornya sendiri langsung dari luar

negeri, tapi malah sebagian besar pelaksanaan impor itu mereka serahkan pada

perusahaan yang sudah biasa mengimpor jenis barang yang dibutuhkan itu.

Tegasnya adalah bahwa para peminat ini menempatkan pesanan kepada

importir yang sudah biasa. Para indentor ini pada umumnya terdiri dari :

a. Para pemakai langsung.

Kontraktor minyak dari Amerika sudah biasa memesan makanan dan

minuman kaleng langsung dari negaranya, yang dimpor untuk kebutuhan

konsumsi tenaga asing yang bekerja di Indonesia. Begitu pula pabrik-pabrik yang

memesan suku cadang yang dibutuhkan ke luar negeri.

b. Para Pedagang

Pengusaha toko maupun supermarket-supermarket di kota-kota besar

termasuk juga para grosir, biasanya melakukan indent (pemesanan).

c. Pengusaha perkebunan, industriawan, instansi pemerintah.

Kebanyakan para pengusaha industri dan perkebunan serta instansi

pemerintah dalam memenuhi kebutuhan barang impor, biasanya menempatka

n indentpada para importir, mengadakan kontrak pengadaan barang impor, ata

upun menunjuk importir sebagai handle impor mereka. Dalam menyusun da

n menandatangani kontrak indent antara indentor dan importir, kedua belah

pihak sebaikna

sangat berhati-hati. Dalam praktek tidak jarang kontrak kontrak indent membawa

kericuhan, dan bahkan seringkali dijadikan alat manipulasi impor, baik oleh

indentor maupun oleh importir.


21 
 

2. Kelompok Importir

Dalam Perdagangan Internasional, importir memikul tanggung jawab

kontraktual atas terlaksananya dengan baik barang yang diimpor. Hal ini berarti

importir memikul resiko atas segala sesuatu mengenai barang yang diimpor baik

resiko kerugian, kerusakan, keterlambatan dari barang yang dipesan, termasuk

resiko penipuan dan manipulasi. Karena sebaiknya importir berhati-hati dalam

menyusun kontrak dalam menilai indentor dan pensuplai serta dalam mengambil

tindakan pengamanan atas resiko kerugian seperti dalam penentuan persyaratan

,dpasuransi, pengangkutan superyor, dalam penentuan persyaratan asuransi,

pengangkutan superyor, dalam penentu jasa transportasi, angkutan, dan lain

sebagainya.

Tanggung jawab importir semacam ini tidak harus untuk barang-barang

yang diimpor sebagai mata dagangnya sendiri, tapi termasuk juga barang-barang

yang diimpor atas dasar indent, maupun barang-barang atas dasar penunjukkan

sebagai handling imporer, kecuali dengan tegas didalam kontrak, sebagain

tanggung jawabnya, atau memang tanggung jawabnya itu telah dilimpahkan

kepada badan usaha lain. Pelimpahan ini misalnya kerusakan dan kerugian

dilimpahkan pada maskapai asuransi. Para Importir ini umumnya terdiri dari :

a. Pengusaha Impor

Pengusaha impor, atau lazim disebut dengan Impor-Merchant adalah

badan usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk TAPPI (Tanda

Pengenal Pengakuan Importir) untuk mengimpor barang yang khusus disebut

dalam izin tersebut, dan tidak berlaku untuk barang lain diluar yang disebut

dalam TAPPI tersebut.

 Approved Importer (Approved Traders)

Yang dimaksud dengan Approved Importer atau lebih dikenal dengan

istilah Approved Trader, sesungguhnya hanyalah pengusaha impor biasa yang


22 
 

secara khusus diistimewakan oleh pemerintah dan Departemen perdagangan

untuk mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu pula yang dipandang

perlu oleh pemerintah. Approved importers ini misalnya importir cengkeh, importir

bahan baku plastik, importir gandum dan lain-lain.

 Importir terbatas

Untuk memudahkan perusahan-perusahaan yang didirikan dalam rangka

UU-PMA/PMDN maka pemerintah telah memberikan izin khusus pada

perusahtaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) untuk mengimpor mesin-mesin dan bahan baku yang

diperlukannya sendiri (bukan untuk diperdagangkan) izin ini diberikan dalam

bentuk APIT (Angka Pengenal Importir Terbatas) yang dikeluarkan BKPM

(Badan Koordinasi Penanaman Modal) atas nama Menteri Perdagangan.

 Importir Umum

Perusahaan impor yang khusus mengimpor aneka mata dagang dapat

memperoleh kedudukan sebagai importir umum atau lazim disebut General

Importir. Perusahaan yang biasanya memperoleh status sebagai importir umum

ini kebanyakan hanyalah persero niaga atau perusahaan dagang Negara yang

lazirn juga disebut sebagai Trading House atau Wisma Dagang yang mengimpor

harang-barang mulai dari barang kelontong sampai instalasi lengkap suatu

pabrik.

 Agent Importers

Perusahaan Asing yang berminat memasarkan hasil produksinya di

Indonesia seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai kantor

perwakilan atau menunjuk suatu Agen Tunggal yang akan mengimpor hasil

produknya ke Indonesia. Alat-alat besar dan kenderaan bermotor serta barang

elektrik, elektronik dan komputer umumnya mempunyai Sole Agent Importers

yang bertugas mengimpor mesin dan suku cadangnya dari negara asalnya. Ad.
23 
 

3. Kelompok Promosi

Sebagaimana dimaklumi dewasa ini masalah perdagangan luar negeri

sudah merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari masalah ekonomi

nasional seluruhnya. Karenanya masalah impor maupun ekspor tidak lagi

terbatas menjadi masalah importir maupun eksportir, tapi telah menjadi masalah

pemerintah masyarakat umumnya.

Merosotnya devisa dari minyak bumi telah memaksa kita berpaling

kembali pada sumber devisa non migas yang terdiri dari komoditi tradisional,

hasil industri dan pariwisata yang memerlukan penjajakan, rintisan dan promosi

di luar negeri. Penjajakan, rintisan dan promosi ini tidak saja dilakukan para

eksportir tetapi juga badan-badan khusus serta merta oleh perintah sendiri.

4. Kelompok Eksportir

Kalau Importir dengan kata lain disebut pembeli (buyer) maka eksportir

lazim pula disebut sebagai penjual (seller) ataupun juga sebagai pensuplai

(pemasok) atau supplier Antara kedua kelompok inilah sesungguhnya terjadi

ikatan kontrak perdagangan internasional. Kedua kelompok inilah, importir dan

eksportir yang merupakan pelaku utama perdagangan internasional. Para

Eksportir ini pada umumnya terdiri dari :

a. Produsen – Eksportir

Para produsen yang sebagian hasil produksinya memang diperuntukkan

untuk pasar luar negeri, yang ekspornya diurus sendiri oleh produsen yang

bersangkutan. Produsen semacam ini lazim disebut sebagai produsen eksportir.

b. Confirming House

Banyak perusahaan asing mendirikan kantor cabangnya atau bekerja

sama dengan warga setempat mendirikan anak perusahaan (sister company)

atau subsidiary company didalam negeri. Kantor cabang atau anak perusahaan

yang semacam ini bekerja atas perintah dan untuk kepentingan kantor induknya
24 
 

atau untuk kepentingan konsumen di negera asalnya dengan memperoleh komisi

ataupun keuntungan. Badan usaha semacam ini disebut dengan Confirming

House, atau Export Commission House ataupun Export Indent House.

c. Pedagang Ekspor (Export – Merchant)

Pedagang Ekspor atau lazim disebut dengan Export Merchant adalah

badan usaha yang diberi izin pemerintah dalam bentuk surat pengakuan

Eksportir dan diberi Kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan

melaksanakan Ekspor komoditi yang dicantumkan dalam Surat Pengakuan itu.

Bila Confirming House bekerja atas perintah dan untuk kepentingan konsumen

yaitu Kantor Induknya sendiri yang ada diluar negeri, maka Export – Merchant

lebih banyak bekerja untuk dan atas kepentingan produsen dalam negeri yang

diwakilinya.

d. Agen Ekspor (Export – Agent)

Bilamana hubungan antara Export – Merchant dengan produsen, tidak

hanya sebagai rekanan biasa, tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan

perjanjian keagenan, maka dalam hal ini Export – Merchant itu juga disebut

sebagai Export – Agent.

e. Wisma Dagang (Trade House)

Bila suatu perusahaan atau eksportir dapat mengembangkan ekspornya

tidak lagi terbatas pada suatu atau dua komoditi, tapi sudah aneka komoditi

maka eksportir demikian mendapat status sebagai General Exporters atau

Eksportir umum. Di Negara yang maju dan yang menerapkan prinsip spesialisasi

antara sektor produksi industri dagang seperti korea dan jepang, maka

perusahaan ekspor yang mampu mengekspor minimum 5 (lima) jenis komoditi

dalam nilai valuta tertentu diberikan fasilitas dan status sebagai general

exporters. Perusahaan yang mempunyai status general exporters dan sekaligus

juga mempunyai status general importers inilah yang lazim disebut dengan
25 
 

Trading House atau Wisma Dagang, jadi Wisma Dagang adalah suatu

perusahaan ekspor – impor yang besar yang dapat mengimpor dan mengekspor

aneka komoditi dan mempunyai jaringan pemasaran dan kantor perwakilan di

pusat-pusat perdagangan dunia, dan memperoleh fasilitas tertentu dari

pemerintah baik dalam bentuk fasilitas Perbankan maupun dalam bidang

Perpajakan.

5. Kelompok Pendukung.

Seperti telah diuraikan Eksportir dan Importir merupakan pelaksana

utama dalam perdagangan internasional, namun disamping itu terdapat pula

badan usaha lain yang mempunyai peranan yang besar pula dalam menunjang

serta menjamin kelancaran pelaksanaan ekspor maupun impor itu secara

keseluruhannya. Diantara kelompok-kelompok pendukung ini terdapat :

a. Bank-Bank Devisa

Bank Devisa merupakan kelompok pendukung yang memberikan jasa

perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun uang muka jaminan L/C

impor. Disamping itu bank devisa juga sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan

pembukuan L/C impor, penerimaan L/C ekspor, penyampaian dokumen

pengapalan maupun dalam negosiasi dokumen pengapalan itu. Bank juga

sangat berguna sebagai peneliti keaslian dokumen pengapalan dan dalam

verifikasi jenis dan isi masing-masing dokumen pengapalan.

b. Badan Usaha

Transportasi dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan

perombakan dalam bidang angkutan baik di darat laut maupun udara, khususnya

dengan munculnya perpetikemasan, maka muncul usaha jasa baru dalam

transportasi yang lazim dikenal dengan nama Freight Forwarder atau forwarding

agent. Tugas feight fowarder ini lebih luas dari tugas EMKL, EMKU, atau EMKA

(Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara/Kereta Api) yang kita kenal tugas ini dapat
26 
 

meliputi mulai dari pengumpulan muatan, menyelenggarakan pengepakan

sampai membukukan muatan aneka wahana yang biasa diperdagangkan.

c. Maskapai Pelayaran

Perusahaan pelayaran masih memegang hegemoni dalam bidang

angkutan internasional sekalipun angkutan melalui udara dan darat cukup

berkembang pula baik dalam jasa angkutan penumpang maupun barang.

Hambatan dalam bidang angkutan ini akan sangat mempengaruhi perdagangan

internasional.

d. Maskapai Asuransi

Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tak mungkin dipukul

sendiri oleh para eksportir maupun importir. Dalam hal ini maskapai asuransi

memegang peranan yang tidak dapat diabaikan dalam merumuskan persyaratan

kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin resiko yang terkecil

dalam tiap transaksi itu.

e. Kantor Perwakilan / Kedutaan,

Selain untuk membantu promosi, kantor Kedutaan diluar negeri dapat

pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti Consuler – Invoice yang berfungsi

mengecek dan mensahkan pengapalan suatu barang dan negara tertentu.

f. Surveyor.

Sebagaimana dimaklumi pada umumnya eksportir dan importir berada

dalam jarang yang berjauhan dalam arti geografis sehingga bonafiditas dan

integritas masing-masing kurang dapat diketahui. Karena itu diperlukan pihak

ketiga yang netral dan objektif dapat memberikan kesaksian atau mutu, jenis,

kuantum, keaslian, kondisi harga dan tarif bea dari komoditi atau produk yang

diperdagangkan. Dalam hal ini dapat dijalankan oleh badan usaha / juru periksa

atau juru timbang yang disumpah dalam perdagangan internasional. Dewasa ini

dapat dilihat bahwa juru periksa ini tidak saja penting mengecek bonfiditas
27 
 

eksportir maupun importir bahkan pemerintah telah memanfaatkan pula juru

periksa ini untuk mengamankan bea masuk impor maupun Sertifikat. Ekspor

dengan diperlakukannya ketentuan LKP (Laporan Kebenaran Pemeriksaan)

untuk ekspor maupun impor.

g. Pabean

Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebaga penjaga gawang lalu

lintas komoditi internasional, disamping mengamankan pemasukan keuangan

negara bagi kepentingan APBN juga membantu eksportir dan importir dalam

memperlancar arus barang dan penumpang dan tidak sebaliknya.

D. Keuntungan

Setiap lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran mempunyai tujuan

untuk memperoleh keuntungan. Besar-kecilnya keuntungan yang diambil oleh

tiap lembaga pemasaran akan berpengaruh pada harga di tingkat eceran.

Disebutkan bahwa keuntungan pemasaran ditentukan oleh harga jual di tingkat

lembaga pemasaran dan biaya-biaya pemasaran. Dengan kata lain,

keuntunganpemasaran merupakan selisih antara harga jual dengan seluruh

biayapemasaran di tingkat lembaga pemasaran. Semakin rendah biaya

pemasaranakan mengakibatkan semakin besar keuntunganyang diperoleh

lembaga pemasaran (dengan asumsi harga jual tetap atau semakin tinggi).

Penerimaan usaha adalah perkalian antara produksi rumput laut yang

diperoleh dengan harga jual rumput laut (Soeharno, 2007). Total penerimaan

dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Y x Py

Dimana:

TR = Total Penerimaan

Py = Harga Jual

Y = Jumlah Produksi
28 
 

Keuntungan yaitu selisih dari penerimaan (Total Revenue, TR) dan biaya

total(Total Cost, TC). dapat dirumuskan sebagai berikut:

π = TR – TC, (Soeharno, 2007)

Dimana:

Π = Pendapatan

TR = Total Penerimaan (total revenue)

TC = Total Biaya Pemasaran Ekspor Rumput Laut (total cost

Keuntungan maksimunm terjadi pada saat penerimaan (total revenue)

dikurangi dengan biaya total ( total cost ) terbesar. Penerimaan total adalah

perkalian antar tingkat harga dengan jumlah output yang dijual. Sedangkan biaya

total adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output

tersebut.

Keuntungan adalah selisih antara harga yang dibayarkan kepada penjual

pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir (margin) setelah dikurangi

dengan biaya pemasaran (Soeharno, 2007).

Laba merupakan sisa lebih dari hasil penjualan dikurangi dengan harga

pokok barang yang dijual dan biaya-biaya lainnya. Untuk mencapai laba yang

besar, maka manajemen dapat melakukan langkah-langkah seperti menekan

biaya penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai

dengan laba yang dikehendaki dan meningkatkan volume penjualan sebesar

mungkin (Soeharno, 2007)

E. Kerangka Berfikir

Untuk lebih memudahkan dalam proses penganalisaan permasalahan

yang telah dikemukakan sehingga diperoleh kesimpulan yang pasti diperlukan

sebuah kerangka pemikiran. Adapaun skema kerangka pemikiran tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut :


29 
 

Potensi Rumput Laut (Eucheuma cottoni) 

KIMA :   1). Perusahaan X 
  2). Perusahaan Y  

EKSPOR 

Alur Pemasaran  Prosedur Ekspor  Keuntungan 

Kajian Pemasaran Ekspor


Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir

F. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai ekspor rumput laut di indonesia. Adapun

sebagai berikut :

Penulis Judul Hasil


Jumria (2017) Kajian Pemasaran saluran pemasaran rumput laut
Rumput Laut pada dua perusahaan terdiri atas
(Eucheuma Cottonii) saluran pemasaran tingkat satu
Dari Maluku Ke dan saluran pemasaran tingkat
Beberapa dua. Margin pemasaran rumput
Perusahaan Rumput laut pada PT.X adalah Rp 3.000,-
Laut /kg, dengan total keuntungan
Di Kawasan Industri pemasaran pada saluran 1
Makassar (Kima) sebesar Rp 5.065/kg. Margin
pemasaran pada PT.Y adalah Rp
2.500 dengan total keuntungan
pada saluran 2 sebesar Rp
3.610/kg. Terjadi efisiensi
pemasaran rumput laut pada dua
saluran pemasaran di Kawasan
Industri Makassar (KIMA).
Nurmaena (2017) Analisis Pola Pola kemitraan yang terjadi
Kemitraan Pedagang antara PT. Rika dan PT. Rapid
Rumput Laut dengan pedagang pengumpul di
(Eucheuma Cottonii) Kalimantan adalah pola kemitraan
30 
 

dari Kalimantan ke Inti Plasma, pola kemitraan


Perusahaan PT. Rika dagang umum dan pola
Rayhan Mandiri dan kemitraan sub kontrak
PT. Rapid Niaga
Internasional di Kota
Makassar
Amalia Risman (2007) Analisis faktor-faktor Faktor-faktor yang berpengaruh
yang mempengaruhi nyata terhadap perkembangan
ekspor rumput laut di ekspor rumput laut indonesia ke
indonesia negara hongkong adalah variabel
harga ekspor rumput laut,
sedangkan produksi, nilai tukar
dan volume ekspor tahun
sebelumnya tidak berpengaruh
nyata. Penelitian ini
menggunakan analisis data
SWOT.
Mark Majus Rajagukguk Analisis daya saing Faktor – faktor yang
(2009) ekspor produk rumput mempengaruhi daya saing
laut indonesia di indonesia di pasar internasional
pasar internasional seperti negara tujuan ekspor(Q),
harga ekspor rumput laut (PX),
nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara pengimpor (NT),
GDP perkapita negara
pengimpor(GDP), dan juga
volume produksi rumput laut
indonesia (PR) berdasarkan
hipotesis awal.
Aditya Wirawan (2008) Model Permintaan Permintaan impor eumput laut
Rumput Laut Jepang dari evaluasi yang telah
Indonesia Di Jepang dilakukan dapat dijelaskan oleh
peubah-peubah yang digunakan
dalam model regeresi semi log,
yaitu peubah harga rata-rata
produk rumput laut Indonesia di
Jepang (Prji), Nilai tukar yen
terhadap rupiah Erji), Ekspor
rumput laut dari negara pesaing
(Mje), dan pendapatan nasional
Jepang (GDP). Permintaan
rumput laut dapat dijelaskan oleh
variabel dalam model sebesar
76,1 persen, sedangkan variabel
di luar model dapat menjelaskan
23,9 persen.
Sitti Faridah (2016) Analisis Kinerja dan Keunggulan komparatif komoditas
Daya Saing Ekspor rumput laut dianalisis
Produk Rumput Laut menggunakan teori Berlian
di Pasar Internasional Porter. Hasil analisis tersebut
adalah komponen utama yang
tidak saling mempengaruhi lebih
dominan dibandingkan dengan
hubungan antar komponen utama
saling mempengaruhi. Terdapat
dua hubungan yang saling
mendukung antar komponen
utama yaitu hubungan antara
kondisi faktor persaingan, struktur
dan strategi; hubungan antara
pesaing, struktur dan strategi
perusahaan dengan industri
terkait den pendukung. Serta
adanya peran pemerintah
31 
 

terhadap komponenen utama


seperti kondisi faktor; pesaing,
struktur dan strategi perusahaan;
dan kondisi permintaan. Peran
dan strategi perusahaan; kondisi
faktor; serta industri terkait dan
pendukung.

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini mengenai

ekspor yang menganalisis mengenai pemasaran ekspor baik negara tujuan

ekspor, alur pemasaran, prosedur ekspor, dokumen ekspor, biaya pemasaran

ekspor, dan melihat keuntungan pasar ekspor dari pembiayaan pemasaran

ekspor berdasarkan negara tujuan ekspor.

   
32 
 

BAB III

METEDOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November

tahun 2017 di Kawasan Industri Makassar (KIMA) tepatnya di Kecamatan Biring

Kanaya Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi dipilih secara

Porposive sampling (secara sengaja) karena KIMA merupakan Kawasan industri

yang terdapat beberapa perusahaan yang mengekspor rumput laut yang dikirim

keberbagai negara.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis survey dengan mengambil

sampel dari sebagian populasi yang mengambarkan harga, volume ekspor,

negara tujuan ekspor, prosedur ekspor, alur pemasaran, tingkat keuntungan

pasar ekspor.

C. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah secara sengaja atau

Purposive Sampling. Dimana dapat di katakan bahwa Purposive Sampling

Merupakan teknik pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang diperlukan atau dapat dikatakan secara sengaja sesuai

persyaratan (sifat, karakteristik, kriteria).

Teknik Purposive Sampling (teknik yang bertujuan) digunakan apabila

anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya.

Keuntungan menggunakan metode ini adalah cepat dan mudah serta relevan

dengan tujuan penelitiannya.


33 
 

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pengekspor rumput laut

yang berada di kawasan industri Makassar (KIMA) yang memasarkan atau

menjual hasil produknya ke luar indonesia atau mengekspor rumput laut.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

skunder antara lain:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengamatan di

lapangan. Data primer diperoleh melalui kuisioner dan wawancara terhadap

informan mengenai masalah dan tujuan dari penelitian ini. Dengan teknik ini

diharapakan data primer yang didapatkan berupa informasi mengenai faktor-

faktor pemasaran ekspor rumput laut yang ada di perusahaan tersebut.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, catatan, dan penelitian

atau dokumen-dokumen yang dikumpulkan untuk mendukung data primer.

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data yang bersumber dari

instansi terkait yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan dan Badan Pusat Statistik. Data sekunder yang akan dikumpulkan

meliputi data keadaan fisik daerah, keadaan ekspor rumput laut dan pelaku

ekspor, keadaan perusahaan, serta data lain yang relevan dengan tujuan

penelitian.

E. Teknik Pengambilan Data

Data hasil penelitian diperoleh dengan tahapan sebagai berikut:

1. Observasi lapangan untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian

2. Kuesioner (angket)

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan seperangkat pertannyaan tertulis kepada respoden untuk

dijawab. Data yang diambil menggunakan angket adalah data kualitatif yang

kemudian dikuantitatifkan dengan menggunakan skala likert.


34 
 

3. Wawancara

Dalam penelitian wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam

(indepth interview). wawancara mendalam merupakan teknik mengumpulkan

data atau informasi dengan cara bertatap muka, diskusi dan tanya jawab

dengan informan.

4. Studi pustaka yaitu mengumpulkan data dengan studi dokumentasi,

membaca literatur atau hasil hasil penelitian yang dianggap relevan dengan

tema penelitian.

D. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, ada beberapa

metodeguna pencapaian hasil yang diinginkan. Adapun metode analisis data

yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 menggunakan analisis data

deskriptif kualitatif, Kualitatif merupakan metode penelitian yang menekankan

pada aspek suatu pemahaman secarah mendalam terhadap suatu masalah,

untuk menekankan pada aspek alur pemasaran serta prosedur ekspor rumput

laut (Eucheuma cottoni), bentuk alur pemasaran dan prosedur ekspor di kaji

dengan mengidentifikasi berapa banyak tahapan serta prosedur yang yang

terlibat dalam proses mengekspor rumput laut (Eucheuma cottoni).

Untuk menjawab rumusan masalah ketiga menggunakan analisis

kuantitafi untuk mengetahui bagaimana keuntungan pasar ekspor berdasarkan

negara tujuan ekspor. Adapun rumus perhitungan yang digunakan untuk

menghitung Keuntungan Perusahaan Total penerimaan dapat dirumuskan

sebagai berikut:
35 
 

TR = P x Q

Dimana:

TR = Total Penerimaan

P = Harga Jual Rumput Laut ($)

Q = Jumlah Produksi (Ton)

Keuntungan yaitu selisih dari penerimaan (Total Revenue, TR) dan biaya

total(Total Cost, TC). Pendapatan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut:

Π = TR – TC, 

Dimana:

Π = Pendapatan

TR = Total Penerimaan (total revenue)

TC = Total Biaya Pemasaran Ekspor (total cost)

F. Konsep Operasional

1. Rumput Laut (Eucheuma cotonii) merupakan salah satu komoditi budidaya

laut yang potensial karena mudah dibudidayakan dan mempunyai prospek

pasar yang baik serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

2. Ekspor merupakan proses transportasi barang atau komoditas dari suatu

negara ke negara lain.

3. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada

konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

4. Keuntungan merupakan laba yang di peroleh perusahaan atas penjualan

suatu produk. 
36 
 

VI. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Geografis

Keadaan Biringkanaya merupakan salah satu dari 14 Kecamatan di Kota

Makassar dengan luas wilayah 48,22 km2. Kecamatan ini bebatasan dengan

Kecamatan Ujung Tanah di sebelah utara, Kecamatan Tallo di sebelah timur,

Kecamatan Makassar di seblah selatan dan di sebelah barat berbataasan

dengan Kecamatan Ujung Pandang. Kecamatan Biringkanaya merupakan

daerah bukan pantai dengan topografi ketinggian antara permukaan laut.

Kecamatan Biringkanaya terdiri 7 kelurahan Paccerakkang, Kelurahan Daya,

Kelurahan Pai, Kelurahan Sudiang Raya, Kelurahan Sudiang, Kelurahan

Bulurokeng dan Kelurahan Untia. Menurut jaraknya, letak masing-masing

kelurahan ke ibu kota kecamatan berkisar antara 1-2 km.

Kelurahan Daya merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

Kecamatan Biringkanaya sebalah utara Kota Makassar. Jarak antara Kelurahan

Daya dengan pusat Kota Makassar adalah ± 15 km. Luas Keselurhan Daya

mencapai 623 Ha dengan topografi wilayah daratan rendah dengan kemiringan

tanah 1,5 derajat. Terhadap pemukiman, kawasan pertokoan serta pusat industri.

Kelurahan Daya secara administrasi di batasi oleh :

Sebelah utara : Keluraha Pai, Sudiang Kecamatan Biringkanaya

Sebelah selatan : Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea

Sebelah timur : Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya

Sebelah barat : Kelurahan Bira, Bulurokeng

B. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Berdasarkan akte Pendirian Perusahaan X merupakan perusahaan

industri yang bergerak dibidang eksportir rumput laut kering.Perusahaan

berlokasi di Jalan Kima IV.Kav.P-3a, Kawasan Industri Makassar, Kelurahan


37 
 

Parangloe, Kecamatan Tamalanrea dengan status lahan dan bangunan milik

sendiri. Pada awalanya pemilik perusahaan, Bapak Abdul Fattah Maskur

memulai bisnisnya pada tahun 2001 dengan mendirikan perusahaan jual beli

rumput laut dengan nama UD. X begitu banyak suka dan duka yang di alami

yang pemilik perusahaan, jatuh bangun dan pada akhirnya tahun 2010 statusnya

usahanya meningkat menjadi perseoran terbatas dengan nama PT. X.

Sejak berdirinya Perusahaan X, sang pemilik perusahaan yaitu, Abdul

Fattah Maskur yang dikenal sebagai pak Fattah konsisten dengan komunitas

yang ia perdagangkan, yaitu rumput laut. Rumput laut yang di kumpulkan pak

Fattah kini menembus beberapa benua yaitu, Eropa, Amerika, Filiphina,

Singapura, Yaman, Denmark, Seaman. Permintaan terhadap rumput laut

ternyata cukup tinggi, sehingga banyak cara yang harus disiapkan Pak Fattah

untuk memastikan persediaan bahan baku atau rumput laut itu sendiri tetap

mencukupi. Sebagai saksinya adalah gudang milik Pak Fattah yang berlokasi di

Jl. Kima, Makassar.Gudang sekaligus pusat operasi perusahaan memiliki 5.000

ton, dan Selama ini untuk memenuhi pasar buyer, Pak Fattah harus senantiasa

menjaga stok minimal rumput laut sekitar 1.500 ton di gudangnya.

Jenis persuratan yang di miliki Perusahaan X, yaitu :

1. Status Kepemilikan, No. C – 345.HT.03,01 – th. 2006

2. Surat Izin Usaha Pedagangan (SIUP),No. 503/730/SIUPB-B/10-KPAP

3. Surat Izin Mendirikan Bangunan, No. 503/0402/IMB/13/KPAP

4. Surat Izin Gangguan, No. 503/0835/IG-B/10/KPAP

5. Perpajakan, NPWP No. 03.079. 872.2-805.000 atas nama PT. X.

Perusahaan Y adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

perikanan yang didirikan pada tahun 1989 oleh Bapak Herman Santosa yang

juga merupakan direktur utama pada perusahaan ini dengan akte pendirian No.

37 Tanggal 7 April 1989 dengan akte notaris Sikkerimoa, SH. Perusahaan ini
38 
 

terletak di Kawasan Industri Makassar dan memiliki dua pabrik di lokasi yang

sama. Pabrik pertama terletak di Kima 1 Kawasan Industri Makassar.Sedangkan

pabrik kedua di terletak di Kima 10 Kawasan Industri Makassar.Perusahaan ini

mengekspor produk-produk perikanan seperti udang, rumput laut, hingga telur

ikan terbang.

Pada dasarnya Perusahaan Y didirikan dengan tujuan untuk melakukan

pengelolaan terhadap sumber perikanan. Pengelolaan yang di maksud adalah

suatu usaha untuk memberikan nilai tambah pada produk perikanan sehingga

kontribusi pada peningkatan perekonomian di Sulawesi Selatan khususnya di

Kota Makassar yang bergerak di bidang perikanan.

C. Visi dan Misi Perusahaan

Visi suatu perusahaan merupakan suatu konsep yang mengarahkan ke

tujuan perusahaan.Sebelum menjalankan dan menggembangkan usaha, banyak

perusahaan yang menetapkan visinya terlebih dahulu. Adapun visi perusahaan

yang ingin dicapai oleh Perusahaan X, adalah ”Menjadi Perusahaan Ekspor

Rumput Laut yang Berkualitas dan Mampu Bersaing di Pasar

Internasional”.

Visi dan Misi organisasi akan mendorong alokasi seluruh sumberdaya

yang ada pada suatu organisasi, sehingga visi dan misi tersebut harus

mempunyai misi yang jelas dan terarah pada suatu tujuan organisasi dan

sasaran yang ingin di capai. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa

yang di lakukan dan bagaimana melakukannya (Irfan, 2007). Adapun Misi dari

Perusahaan X, yaitu :

1. Memiliki tim yang berkualitas dan professional yang tinggi

2. Mampu mempertahankan standar pelayanan tertinggi di perusahaan

3. Meningkatkan pemeriksaan dan control kualitas yang diterapkan dalam

setiap tahap proses pengolahan rumput laut.


39 
 

4. Meningkatkan kepercayaan bahwa setiap pelanggan adalah mitra bisnis

jangka panjang dan perusahaan mampu memenuhi semua persyaratan

dengan cepat dan professional.

Sedangkan, Visi perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan Y, adalah

“Melakukan Pengelolaan Terhadap Sumberdaya Perikanan”.Sedangkan misi

yang dimiliki perusahaan ini adalah berperan dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pengelolaan produk perikanan. Adapun tujuan dari

perusahaan ini adalah :

1. Melakukan pengelolaan terhadap produk perikanan

2. Memberikan nilai pada produk perikanan

3. Meningkatkan nilai ekspor dan memperluas jaringan pemasaran

4. Membuka lapangan kerja

5. Memberikan kontribusi pada peningkatan perekonomian di Sulawesi Selatan.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi di perusahaan Perusahaan X sangatlah penting

karena merupakan suatu system fungsi pelaku kegiatan perusahaan yang

memegang peranan penting.Dalam menetapkan struktur organisasi perusahaan

harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan yang jelas dan tegas, sehingga

wewenang dan tanggung jawab dari tiap bagian yang ada dalam lingkup

perusahaan tersebut menjadi jelas.

Setiap personil dalam suatu organiasi perusahaan memiliki batas-batas

wewenang, tugas serta tanggung jawab yang dapat di lakukan dalam organisasi

perusahaan.Batas-batas tersebut jelas terlihat pada gambar dibawah struktur

organisasi perushaan dan dipertegas uraian tugas masing-masing.


40 
 

Adapun bagan struktur organisasi perusahaan Perusahan X, adalah

sebagai berikut :

DIREKTUR
ABDUL FATTAH MASKUR

 MARKETING KEUANGAN PRODUKSI PENGADAAN B. BAKU


FIANTI PRATIWI SUARDI HALIJAH MAHMUD
 

  EKSPOR ACCOUNTING PENERIMAAN BARANG


JAMIL SUBIROWO SABIRIN
 

  PENIMBANGAN BARANG
MUCHTAR
 

  PENGERINGAN BARANG
ANWAR
 

 
PENGEPRESAN
  NASRULLAH

 
PENGEMASAN/LABEL
  RUKIYAH  

Gambar4 . Jabatan Struktur Organisasi Perusahaan X.

Adapun bagan struktur organisasi yang ada di Perusahaan Y, adalah

sebagai berikut :
41 
 

 
Direktur Utama

Direktur Eksekutif Direktur Eksekutif 
Periknan (Fish Frozen)  Rumput Laut(Seaweed) 

Manajer  Manajer  Manajer  Manajer  Manajer  Manajer 


Produksi  HRD  Pemasaran Produksi HRD  Pemasaran

Kepala Bagian  Karyawan  Kepala Bagian 


Bagian Proses 
Pemasaran  Pemasaran 
Produksi

Kepala  Kepala Bagian  Kepala  Kepala 


Bagian  Keuangan dan  Bagian  Bagian 
Personalia  Administrasi  Personalia  Keuangan 

Gambar 5.Struktur Organisasi di Perusahaan Y.

Berdasarkan gambar di atas dapat di ketahui dari strutur jabatan pada

Adapun masing-masing fungsi dari struktur organisasi diatas, sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Berfungsi sebagai pemimpin untuk mencapai tujuan, serta bertanggung

jawab untuk merencanakan pelaksanaan kegiatan sehari-hari yang menyangkut

masalah intern pada tingkat kuasa dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas

atau kegiatan sehari-hari Direktur, serta mengambil keputusan-keputusan besar

yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan.

2. Manajer Produksi
42 
 

Wewenang dari manajer produksi yaitu bertanggungjawab atas peningkatan

ataupun penurunan jumlah produksi, membuat inovasi baru dalam proses

produksi, dan memberikan saran dan nasihat serta berkoordinasi dengan

bawahannya.

3. Manajer HRD atau Admin

Tugas dari manajer HRD dan admin yaitu melakukan persiapan dan

seleksi tenaga kerja, berperan dalam pengembangan dan evaluasi karyawan,

memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai, mengelola hubungan

anatara manejemn dengan karyawan, bertindak sebagai perantara birokrasi,

akademisi dan masyarakat dengan internal perusahaan.

4. Manajer Pemasaran

Wewenang dari manajer pemasaran adalah berwenang memberikan

usulan dan strategi pemasaran, meningkatkan volume pemasaran, bertanggung

jawab dalam hal menjalin hubungan dengan jaringan pemasaran.

5. Pengadaan

Tugasnya Mengkoordinasi perumusan sistem pengadaan barang di

lapangan,,Mengelola persediaan bahan baku, Menyiapkan laporan kegiatan

pembelian divisi secara benar dan tepat.

6. Ekspor

Bekerja sama dengan kepala bagian production planning and control

(PPC) dalam penyusunan rencana dan jadwal produksi, Bertanggung jawab atas

surat yang terkait dengan perjalan ekspor,Bertanggung jawab terhadap masalah

palayaran dan dukumen surat ke luar negeri.

7. Acoounting

Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secarah

periodik (bulanan atau tahunan), Menyusun dan membuat anggaran pendapatan


43 
 

perusahaan secarah periodik (bulanan atau tahunan), Menyusun dan membuat

surat-surat yang berhubungan dengan perbankan.

8. Penerimaan barang

Bertanggung jawab mencatat barang yang masuk di gudang, Bertugas

untuk mengecek barang yang tidak sesuai dengan standard yang ditetapkan.

9. Penimbangan barang

Bertanggung jawab terhadap penimbangan barang yang masuk,

Mengecek alat timbanagan setiap saat.

10. Pengeringan barang

Bertanggung jawab terhadap kekeringan barang yang sudah dikeringkan

di gudang dan Mengecek kualitas terhadap barang yang sudah dikeringkan.

11. Pengepresan

Mengecek masin setiap saat akan digunakan dan Menjaga

keseimbangan dan mengatur bahan yang diolah oleh mesin.

12. Pengemasan / Label

Bertanggung jawab terhadap kemasan pada karung yang akan

digunakan dan Menulis deskripsi terhadap barang yang akan dikirim untuk

kostumer.
44 
 

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rumput laut merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya

yang bernilai ekonomis tinggi dengan peluang pasar yang luas, baik nasional

maupun orientasi ekspor. Komoditi rumput laut yang dapat dibudidayakan secara

masal sehingga menjadi salah satu komoditas strategis dalam program

revitalisasi perikanan yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia.Indonesia termasuk sebagai salah satu produsen terbesar

dunia, dan bahkan menduduki posisi ketiga produsen dunia berdasarkan data

dari FAO. Indonesia sudah mampu memproduksi sebesar 1,733,705 ton yang

sebelumnya hanya 156,872 ton.Adapun tingkat produksi Indonesia semakin

memperbaiki posisi Indonesia sebagai produsen rumput laut dunia, juga

berdampak positif terhadap peningkatan ekspor rumput laut Indonesia di pasar

dunia.

Pada tahun 2016 berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan

produksi rumput laut di seluruh daerah Indonesia mencapai 11.000.000 ton yang

menyebabkan Indonesia sebagai Negara produksi tertinggi Rumput laut di Dunia.

Hal ini didukung dengan masih besarnya lahan siap pakai yang dapat

mendukung produksi rumput laut di Indonesia. Rumput laut sebagai salah satu

perwakilan komoditi dari bidang perikanan selain Tuna dan Udang merupakan

salah satu andalan dalam penyumbang devisa Negara dari sektor ekspor. Pada

tahun 2016 rumput laut menyumbang sebesar 121.500 ton atau setara dengan

USD 80 juta dari bahan baku rumput laut, sedangkan pada olahan rumput laut,

menghasilkan 4.000 ton atau sama dengan USD 25,4 juta.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu penyumbang terbesar

komoditi rumput laut dimana berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan (2017) , pada tahun 2016 jumlah produksi komoditi
45 
 

rumput laut Nasional sebesar 11.269.342 ton dan sumbangan komoditi rumput

laut yang berasal dari Sulawesi Selatan adalah sebesar 3.409.048,20 ton atau

sebesar 30,25% dari total produksi seluruh Provinsi Di Indonesia. Kemampuan

Provinsi Sulawesi Selatan dalam meningkatkan produksi rumput laut tidak

terlepas dari kebijakan pemerintah yang mampu memberikan intensif dan

penambahan keterampilan serta pengetahuan kepada petani rumput laut

yangberada di Sulawesi Selatan melalui bantuan langsung dalam bentuk

kelompok pembudidaya rumput laut.

Kota Makassar merupakan sentral industri perdagangan ekspor di

Sulawesi selatan dimana salah satu komoditinya adalah rumput

laut.Perkembangan perdagangan ekspor rumput laut juga memberi pengaruh

terhadap berdirinya perusahaan perusahaan rumput laut yang bergerak di bidang

Dried Seaweed. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan, di Kota Makassar terdapat 17 perusahaan yang bergerak di

bidang Dried Seaweed. Kota Makassar itu sendiri sebagai pintu gerbang menuju

perdagangan internasional salah satunya Kawasan Industri Makassar (KIMA)

yang merupakan terdapat beberapa perusahaan atau pergudangan yang berada

dalam KIMA.Tingkat infrasuktur yang mendukung di Kota Makassar

menyebabkan adanya kemudahan dalam kegiatan pemasaran rumput laut baik

yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional.Dengan adanya hal ini maka

menciptakan peluang yang besar dalam kegiatan pemasaran rumput laut

terutamanya kegiatan pemasaran ekspor rumput laut. Komoditi rumput laut

sebagai salah satu produk unggulan ekspor dari komoditi perikanan selain tuna

dan lobster memberikan peluang pemasaran rumput laut yang besar khususnya

di Kota Makassar.
46 
 

A. Deskriptif Alur Pemasaran Ekspor Rumput Laut di Kawasan Industri


Makassar

Dalam kegiatan ekspor rumput laut di Kota Makassarterdiri dari beberapa

tahap untuk mampu memenuhi kebutuhan standarisasi perdagangan

internasional komoditi rumput laut. Perdagangan internasional komoditi rumput

laut bukan hanya melihat dari tingkat kuantiti saja tetapi juga lebih

mengutamakan kualitas rumput laut tersebut, hal ini menyebabkan khususnya di

Kota Makassar melibatkan beberapa Stage holder atau lembaga yang baik itu

instansi pemerintahan maupun instansi swasta yang mampu memenuhi

standarisasi produk rumput laut tersebut.Berikut gambaran model alur

pemasaran ekspor rumput laut.

MODEL PEMASARAN EKSPOR RUMPUT 

Gambar 6. Model Pemasaran Ekspor Rumput Laut Secara Umum

Berdasarkan model pemasaran yang ada di perusahaan Model alur

pemasaran dapat di uraikan sebagai berikut:

1) Petani Rumput Laut merupakan rantai pemasaran pertama, dimana hasil

panen rumput laut dari petani di jual ke pedagang pengumpul, adapun asal

bahan baku yang di beli perusahaan X berasal dari sekitar Sulawesi,

Kalimatan, Maluku.
47 
 

Pada Perusahan Y yang memiliki mitra bisnis ke petani rumput langsung

sehingga untuk masalah bahan baku tanpa melalui supplier mengambil ru,put

laut yang berasal dari Maluku, NTT, Nunukan, dan sekitar Sulawesi.

2) Pedagang pengumpul peran dari pedangang pengumpul sebagai supplier

atau perantara dari perusahaan X yang ingin membeli rumput laut untuk

kegiatan perdagangannya. Sedangkan Perusahaan Y telah memiliki mitra

suplier rumput laut yang berasal dari Kalimantan, Maluku, NTT, dan sekitar

Sulawesi. Perusahaan X adalah perusahaan eksportir Dried Seaweed,

sebagai eksportir dalam memenuhi permintaan pasar internasional terkait

permintaan rumput laut perusahaan X pun biasa memberikan bantuan kepada

petani rumput laut untuk modal budidaya rumput laut yang hasilnya harus di

jual ke perusahaan X. Sedangkan Perusahaan Y telah memiliki mitra suplier

rumput laut yang berasal dari Kalimantan, Maluku, NTT, dan sekitar Sulawesi.

3) Perusahaan atau eksportir rumput laut merupakan perantara terakhir sebelum

rumput laut di ekspor, seperti perusahaan X yang mengkespor rumput laut

dalam bentuk kering atau Dried seaweed, perusahaan X menjual rumput laut

dengan harga sekitar $800-1200/Ton, dan dalam 1 bulan perusahaan X

mampu mengekspor hingga 2000 Ton ke berbagai manca Negara.

Sedangkan pada Perusahaan Y mengekspor rumput laut dalam bentuk

keranginan atau tepung biasanya di manfaat kan untuk menjadi bahan

industry seperti kosmetik, obat-obatan, marble, dan sebagainya adapun harga

yang dijual sekitar $900-1500/Ton.

4) Negara tujuan ekspor rumput laut meliputi terbanyak berada di Negara asia

seperti, China, Jepang, Korea, Philipina, Vietnam, Hongkong, Chili, dan juga

beberapa Negara di eropa seperti Amerika Selatan, Denmark, Chili, Spanyol,

Brazil dan sebagainya. Masing-masing Negara memiliki kriteria terhadap


48 
 

rumput laut yang diinginkan sehingga itu yang membedakan harga jual dan

volume ekspor.

B. Prosedur Ekspor

Prosedur adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang

berhubungan satu sama lainnya dan prosedur –prosedur yang berkaitan

melaksanakan dan memudahakan kegiatan uatama dari suatu organisasi

menurut Kamaruddin dan Ali (dalam Necel, 2014;1 ). Prosedur ekspor

merupakan suatu rangkaian yang menunjukkan tata cara atau pedoman dalam

kegiatan mengekspor barang, dan dapat di lihat bagaimana prosedur ekspor

suatu barang seperti gambar di bawah ini :

Gambar 7. Prosedur Ekspor

Untuk memulai kegiatan ekspor, perusahaan X dan Perusahaan Y buyers

sebelum melakukan ekspor ada beberapa tahap yang harus di lakukan

perusahaan sebgai berikut :

1. Purchase Order

Sebelum melakukan ekspor perusahaan X dan perusahaan Y harus

menentukan negara tujuan mana target pemasarannya setalah di dapat

perusahaan akan membuka PO (Purchases Order) dimana perusahaan mencari


49 
 

pembeli, apabila telah mendapatkan buyers perusahaan X dan Perusahaan Y

akan membuat Trade Contract atau perjanjian kontrak antara perusahaan dan

pembei, adapun isi Trade Contract sebagai berikut :

a. Trade Contract

Setelah mendapatkan buyers perusahaan segera membuat trade contract

atau perjanjian kontrak dagang, hal yang ada di dalam Trade Contract itu sendiri

biasanya mengenai beberapa hal antara lain :

1) Kriteria bahan baku yang di inginkan buyer (Jenis rumput laut)

2) Kesepakatan harga yang di buat antara buyer dan eksportir, biasanya

menggunakan mata uang US Dolar. Harga Rumput laut berkisar antara US

1.500/Ton – US 2500/Ton.

3) Kualitas kadar air yang di minta buyer, biasanya antara 35%, 37%, 40% tapi

pada umumnya buyer meminta rumput laut dengan kadar air 35%.

4) Sumber rumput laut, berdasarkan kualitas rumput laut terbaik berasal dari

NTT atau Nusa Tenggara Timur namun rumput laut yang berasal dari NTT

kuantitas atau jumlahnya sedikit, sedangkan jumlah terbanyak rumput laut

yang berasal dari Kalimantan. Berhubung perusahaan X merupakan eksportir

dalam partai besar perusahaan dominan mengambil rumput laut dari

Kalimantan dan Sekitarnya.

5) Kadar kotoran pada rumput laut, biasanya antara 3 – 5%.

6) Packaging, dimana perusahaan X mempunyai 2 pilihan dalam packagingnya

yaitu di packing dengan menggunakan karung dan menggunakan mesin

press. Sedangkan pada Perusahaan Y memakai Packaging dengan

menggunakan mesin press.

7) Sistem pembelian dan sistem membayaran menurut (Amir, MS. 2004) antara

lain:
50 
 

- FOB atau Free On Board yaitu sistem pembelian barang dimana semua

biaya pengiriman atau freight, asuransi dan harga barang di bayarkan

setelah kapal samapai atau di pelabuhan bongkar.

- CIF atau Cost Insurance & Freight adalah sistem pembelian barang

dimana biaya pengiriman, asuransi dan harga barang di bayarkan

sebelum kapal berangkat/ di pelabuhan muat dan merupakan dasar untuk

perhitungan bea masuk (duty & tax).

- C & F merupakan sistem pembelian barang dimana biaya pengiriman dan

harga di bayarkan di pelabuhan muat namun asuransi menjadi

tanggungan penerima barang.

Sistem pembayaran, dimana sistem pembayaran yang di terapkan

perusahaan X ada 2 yaitu Freight Prepaid, sistem pembayaran biaya pengiriman

di pelabuhan muat. Sedangkan Freight Collect, sistem pembayaran biaya

pengiriman barang di pelabuhan bongkar.

b. Dokumen Ekspor

Dalam kegiatan ekspor perusahaan memerlukan kelengkapan berkas atau

dokumen guna mengeekspor produknya dimana setiap pengurusan dokumen

terdapat beban biaya administrasi setiap dokumen berdasarkan antara lain:

a) Impoice / Packing List

Merupakan dokumen yang di dalamnyamenjelaskan tentang isi barang-

barang yang telah di bungkus ataudipak dalam peti atau kardus dan juga berisi

jenis bahanpembungkus atau pengepak serta cara pengepakannya yang

berfungsimempermudah pemeriksaan bea cukai.

Pada perusahaan X dalam kegiatan ekspornya memakai 2 jenis macam

packaging yaitu, packaging secara menggunakan mesin press dan mengunakan

Karung saja semua tergantung kesepakatan yang ada di Trade Contract antara

pihak perusahaan X dengan pihak buyer.


51 
 

Sedangkan pada perusahaan Y yang perusahaannya bergerak dalam

bidang pengelolaan rumput laut memakai packaging menggunakan mesin press.

b) Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Dokumen pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan

ekspor barang. PEB dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan

software PEB secara online. Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke

Kantor Bea dan Cukai dengan menggunakan PEB ini. PEB diajukan untuk

memperoleh respon Persetujuan Ekspor (PE). Barulah kemudian PE digunakan

sebagai surat jalan untuk memasukkan barang ekspor ke kawasan pabean/

kawasan dalam pengawasan bea cukai yang dipersiapkan untuk ekspor.

PEB merupakan dokumen yang wajib di miliki semua eksportir sebelum

melakukan kegiatan ekspor.Baik perusahaan X maupun perusahaan Y tidak

akan bisa mengekspor produknya tanpa ada PEB ini karna merupakan surat

jalan untuk memasuki perdagangan internasional (Direktorat Jendral Bea Cukai

KEMENU).

c) Bill Of Lading (BL)

Dokumen pengapalan yang paling penting karena mempunyai sifat

jaminan atau pengamanan. Asli B/L menunjukkan hak pemilikan atas barang-

barang dan tanpa B/L seseorang atau pihak lain yang ditunjuk tidak dapat

menerima barang-barang yang disebutkan di dalam B/L.

Dalam pelaksanaannya saat ini, proses pengiriman barang melibatkan

pihak ketiga sebagai Intermediary. Pihak ketiga sangat membantu dalam proses

pengiriman barang lintas kota/negara, walaupun sebenarnya pihak ketiga seperti

freight forwarder, custom broker dan stevedore tidak terlibat dalam kontrak

pengiriman barang (contract of carriage).

Jadi perusahaan X yang akan mengirim rumput laut harus memiliki

dokumen BL sebagai tanda kepemilikian barang tersebut, pihak pertama adalah


52 
 

perusahaan X pihak kedua adalah buyer yang mempunyai yang bertanggung

jawab setelah barang sampai di negara tujuan sedangkan pihak ketiga yang

terlibat dalam proses pengiriman barang ekspor ini adalah pihak expedisi,

perusahan X memakai jasa expedisi dalam mengirim rumput laut yaitu expedisi

SITC Indonesia.

Sedangkan pada perusahaan Y hampir sama dengan perusahaan Y

dimana dia memakai jasa expedisi dalam mengirim rumput laut yang sudah di

olah ke negara tujuan ekspor.

d) Surat Keterangan Asal dari Perdagangan (SKA)

Adalah surat keterangan yang membuktikan bahwa barang yang di

Ekspor berasal, dihasilkan atau diolah di Indonesia.SKA ini dipergunakan

sebagai penyerta barang yang di Ekspor dari wilayah Hukum RI. Adapun Jenis

SKA sesuai dengan kebutuhan kegiatan ekspor menurut (Direktort Jendral Bea

dan Cukai KEMENU) antara lain :

SKA Perferensi :

 Form A, Generalized System of Preference (GSP) untuk ke negara

tujuan Eropa, USA, Canada dst.

 Form D, ASEAN Trade In Goods Agreement/ASEAN Industrial

Cooperation Scheme Certificate of Origin (ATIGA)

 From E, AEAN CHINA Free Trade Area Preferential Tariff (ACFTA).

 Form AK, ASEAN KOREA Free Trade Area Preferential Tariff (AKFTA).

 Form GSTP, Global System of Trade Preference Certificate of Origin.

Untuk ekspor ke lebih 40 negara Asia, USA dll;

 Form IJEPA, Agreement Between The RI and Japan for An Economic

Partnership untuk ekspor khusus tujuan Jepang; dst.

SKA Non – Preferensi :


53 
 

 Form B, Republic of Indonesia of Trade Certificate of Orgin.

 Form AJ, The Agreement on Comprehensive Economic Partnership

Among Member States of the Associantion o Southeast Asian Nation and

Japan Certificate of Origin (AJCEP).

 CO for Import of Agriculture Product into ECC.

Perusahaan X memakai SKA yang berfungsi sebagai pernyataan asal

barang, Yaitu Surat Keterangan yang hanya dipergunakan sebagai pernyataan

bahwa barang tersebut berasal, dihasilkan atau diolah di Indonesia.Jadi SKA

yang di pakai Perusahan X adalah SKA non Preferensi Product into ECC, Form

B. Dan juga SKA Preferensi seperti; Form A, From E,Form IJEPA, dan From D.

Sedangkan Perusahaan Y yang merupakan Trade Seafood Industry

dalam Proses Ekspor SKA yang di gunakan SKA Preference seperti; Form A,

Form GSTP,Form D, Form AK, Form IJEPA. Dan SKA Non-Preferensi seperti;

Form B, Form AJ, Product into ECC.

c. Proses Produksi

Setelah membuat kesepakatan trade contract, perusahaan memproduksi

atau menyiapkan rumput laut yang akan di ekspor. Proses produksi yang ada di

perusahaan X dapat di gambarkan dalam bagan alur proses produksi seperti

berikut :
54 
 

Alur Proses Produksi

Pengemasan
  Penerimaan bahan baku

Rumput Laut Kering

Penimbangan Penimbangan

Pengeringan

Pernyortiran Penimbangan Penyortiran

Pengepresan

Pengemasan & Pelabelan

Penyimpanan

Pemuatan

Gambar 8. Bagan Alur Proses Produksi di Perusahaan X

B. Tujuan Negara Ekspor Rumput Laut (Eucheuma cottoni)

Negara tujuan ekspor komoditi rumput laut di KotaMakassar pada periode

tahun 2013-2017 mengalami perkembangan. Pada tahun 2013 terdiri dari 20

negara tujuan ekspor rumput laut, tahun 2014 dan 2015 terdiri dari 26 negara

tujuan ekspor rumput laut, serta pada tahun 2016 dan 2017 berkembang kembali

menjadi 29 negara. Berikut ini merupakan sepuluh negara tujuan ekspor komoditi

rumput laut Sulsel terbesar, yaitu : Australia, Chili, China, Denmark, Hongkong,

Jerman, Francis, Philipina, Spanyol, dan Taiwan yang dapat di lihat pada tabel

berikut :
55 
 

Tabel 3. Sepuluh Negara Tujuan Ekspor Utama Komoditi Rumput Laut


Berdasarkan Volume Tahun 2013-2017
Volume Ekspor Rumput Laut (Ton) 
NegaraTujuan
2013 2014 2015 2016  2017
Australia  237.000 366.000 234.000 205.000  30.500
Chili  780.000 1.956.000 1.234.138 2.103.600  542.050
Hongkong  1.948.441 1.651.740 4.999.299 1.234.138  1.231.216
Denmark  431.300 707.659 1.650.422 1.903.600  77.280
China  5.283.384 3.403.380 2.893.348 10.039.250  6.306.081
Jerman  231.000 231.000 352.000 188.000  46.200
Perancis  1.304.400 1.571.000 2.595.253 728.000  257.500
Philipina  2.521.240 3.545.278 3.922.929 5398395  1.770.163
Spanyol  1.549.000 2.552.040 2.590.000 1.871.855  1.323.839
Taiwan  486.473 460.617 235.300 206.739  20.319
Sumber: Disperindag, 2018

Berdasarkan tabel, menunjukkan negara-negara yang memiliki

permintaan terhadap rumput laut salah satunya di impor dari Sulawesi

Selatan.Tingginya tingkat permintaan rumput laut di dunia di sebabkan adanya

kebutuhan industri dalam negeri baik untuk industri makanan, komestik, dan

farmasi.

Perusahaan X telah memiliki mitra pembeli di berbagai negara sampai

saat berjumlah 14 negara. Tabel berikut mengenai 5 negara utama tujuan ekspor

di perusahaan X.

Tabel 4. Lima Negara Tujuan Ekspor Utama Perusahaan X pada Tahun 2015-
2017
Volume Ekspor (Ton)
Negara Tujuan
2015 2016 2017
Amerika Serikat  12.668 9.033 11.384
Denmark  5.410 8.455 6.593
China  28.199 30.316 33.645
Philipina  6.952 4.721 8.766
Spanyol  8.921 6.913 6.178

TOTAL 62.150 59.438 66.566

Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.


56 
 

Berdasarkan tabel diatas jumlah permintaan ekspor rumput laut mulai dari

negara China kemudian Philipina, Denmark, Amerika Serikat, dan Spanyol.China

merupakan negara yang industrinya banyak memanfaatkan rumput laut untuk

berbagai produk.

40.000
35.000
30.000
VOLUME (TON)

25.000
20.000
2015
15.000
2016
10.000
5.000 2017
0
Amerika Denmark China Philipina Spanyol
Serikat
NEGARA TUJUAN EKSPOR

Gambar 8. Grafik Volume (Ton) Ekspor Rumput Laut pada Perusahaan X

Di lihat dari tabel diatas volume ekspor rumput laut yang ada di

perusahaan rumput laut pada Negara China lah Volume ekspor terbanyak

diantara negara lain tetapi terjadi naik turun volume penjualan pada tahun 2015-

2017, dimana volume ekspor terendah pada tahun 2015 dan volume ekspor

tertinggi pada tahun 2016 kemudian di tahun 2017 mengalami penuruan volume

ekspor kenegara China.

Perusahaan Y yang telah memiliki pasar ekspor seperti negara Eropa,

Jepang, Amerika serikat, China, Korea, Negara Bekas Uni Soviet, Pakistan,

Belanda, Australia dan sebagainya. Berikut adalah tabel uraian Volume ekspor

rumput laut (Eucheuma cottoni) di Perusahaan Y :


57 
 

Tabel 5. Volume Ekspor (Ton) Perusahaan Y pada Tahun 2015-2017


Volume Ekspor (Ton)
Negara Tujuan
2015 2016 2017
Eropa  6.213 3.968 8.803
Jepang  4.502 7.049 5.519
Amerika Serikat  3.862 5.432 4.560
China  10.621 8.720 5.762
Korea  1.943 3.864 3.169

TOTAL 27.141 29.033 27.813


Sumber: Data Primer yang di olah, 2018.

Dapat di ketahui dari tabel diatas bahwa volume ekspor terbanyak

dengan tujuan negara china, kemudian neraga Eropa, Jepang, Amerika Serikat

dan Negara bekas Uni Soviet.

12.000

10.000
VOLUME (TON)

8.000

6.000
2015

4.000 2016
2017
2.000

0
Eropa Jepang Amerika China Korea
Serikat
NEGARA TUJUAN EKSPOR

Gambar 9. Grafik Volume Ekspor (Ton) di Perusahaan Y Tahun 2015-2017

Pada Grafik diatas dapat dilihat bahwa peningkatan yang tertinggi dari

negara china pada tahun 2015 sedangkan volume ekspor yang terendah dengan

negara tujuan ekspor Negara Korea pada tahun 2015.

C. Alokasi Pembiayaan Ekspor Rumput Laut

Pelakasanaan kegiatan ekspor rumput laut bukan hanya mampu

memberikan penghasilan yang tinggi bagi perusahaan tetapi pada sisi lain
58 
 

perusahaan tersebut memerlukan pengeluaran atau modal yang besar mulai dari

hulu sampai hilir kegiatan produksi dan kegiatan penjualan atau

pemasaran..Kebutuhan biaya yang besar terhadap kegiatan perdagangan ekspor

merupakan akumulasi dari sistem perdagangan ekspor yang memiliki aturan

serta kebijakan yang ketat. Berikut rincian daftar biaya yang di gunakan

perusahaan X dalam kegiatan perdagangan ekspor rumput laut yang tersaji pada

tabel berikut :

Tabel 6. Rincian Biaya Pemasaran Ekspor Rumput Laut di Perusahaan X


Besar Biaya ($/Ton)
Jenis biaya
Philipina Denmark Amerika China Spanyol

Biaya Dokumen Ekspor 12.3 13.3 14.5 12.2 12.5


Biaya Karantina 14.7 15.2 15.8 15.6 14.9
Biaya Sewa Kontainer 61.0 66.1 65.2 61.0 64.2
Biaya Buruh Isi Kontainer 8.8 8.8 8.8 8.8 8.0
Biaya Timbangan Kontainer 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Biaya Tarik Kontainer ke Pelabuhan 6.8 6.8 6.8 6.8 6.0
Total 110.6 117.2 118.1 111.4 112.6
Sumber: Berdasarkan Data Perusahaan X yang di telah Olah, 2018.

Dapat di ketahui dari tabe rincian biaya pemasaran ekspor rumput laut di

Perusahaan X terdiri dari biaya dokumen ekspor, karantina, sewa kontainer,

buruh isi kontainer, timbangan kontainer, dan biaya tarik kontainer ke pelabuhan.

Tabel 7. Rincian Biaya Pemasaran Ekspor Rumput laut di Perusahaan Y


Besar Biaya ($/Ton)
Jenis biaya
Eropa Jepang Amerika China Korea
Biaya Dokumen Ekspor 12.3 13.3 15.0 12.4 13.2
Biaya Karantina 15.1 15.0 16.3 15.0 15.0
Biaya Sewa Kontainer 68.3 65.4 70.0 64.5 64.3
Biaya Buruh Isi Kontainer 8.6 8.6 8.6 8.8  8.0
Biaya Timbangan Kontainer 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2
Biaya Tarik Kontainer ke Pelabuhan 6.8 6.8 6.8 6.8 6.6
Total 118.3 116.3 123.9 114.7 114.3

Sumber : Berdasarkan Data Perusahaan yang telah di Olah, 2018.

Biaya-biaya yang di maksud dalam kegiatan penjualan dalam tingkat

ekspor berdasarkan (Amir, MS. 2004)meliputi:


59 
 

1. Biaya Sewa Kontainer

Kontainer atau peti kemas merupakan suatu kemasan yang dirancang

khusus dengan ukuran tertentu yang dapat dipakai berulangkali, dan bisa untuk

menyimpan sekaligus mengangkut muatan yang ada di dalamnya. Filosofi dari

KONTAINER adalah muatan bisa “dibungkus” dalam peti – peti dengan ukuran

yang sama sehingga semua moda transportasi kargo (kapal laut, truk, kereta api)

bisa mengangkutnya secara cepat, aman, dan efisien (Amir, MS. 2004).

Kontainer dapat digunakan untuk proses impor maupun ekspor barang di

Indonesia. Kontainer yang digunakan dalam pengangkutan kargo memiliki

berbagai ukuran, namun secara umum yang sering dipakai adalah :

 20′ (20 feet), kapasitas angkut kurang lebih 33 CBM dan 20 ton

 40′ (40 feet), kapasitas angkut kurang lebih 60 CBM dan 27 ton

 40′ High Cube (40 feet HC), kapasitas angkut kurang lebih 76 CBM dan

29 ton

 45′ High Cube (45 feet HC), kapasitas angkut kurang lebih 86 CBM dan

30 ton

Perusahaan X menyewa kontainer dengan 2 macam kontainer seperti;

400 feet dengan muatan ± 26 Ton, sedangkan kontainer dengan 200 feet bisa

memuat rumput laut hingga ± 20 Ton. Perusahaan X pengirim rumput laut

sebanyak 200 Ton/minggu.

Perusahaan Y menyewa kontainer dengan jenis kontainer 45 feet yang

bisa memuat hingga ± 30 ton, dan biasanya juga di bantu dengan kontainer yang

40 dan 20 feet.

2. Biaya Buruh Isi Kontainer

Biaya buruh atau upah buruh untuk membantu proses bongkar muat

barang di kontainer dimana peran buruh mengangkut rumput laut menuju

kontainer lalu dibawa ke pelabuhan. Sistem upah yang di pakai perusahaan X


60 
 

dalam membayar buruh kontainer Rp. 6.000.000 untuk satu kontainer biasanya

buruh yang berkerja 4-6 orang jadi hitungannya Rp. 6.000.000/Rp.24.000= Rp.

250/5 orang= Rp.50.

Sedangkan perusahaan Y biaya buruh isi kontainernya sebanyak

Rp.5.000.000 dengan jumlah buruh sekitar 5-8 orang untuk satu kontainer 45

feet, dimana Rp.5000.000/Rp.12.000/kg= Rp. 400/8 orang = Rp. 50.

3. Biaya Tarik Kontainer ke Pelabuhan

Dalam proses pengiriman rumput laut yang memakan waktu 3 minggu

sampai sebulan masa pengiriman membuat banyak kontainer yang tertahan di

pelabuhan sehingga menjadi beban biaya tarik kontainer ke pelabuhan bea

cukai. Jasa pengelolaan container memberi tarif untuk kontainer 20 feet sebesar

US$95 sedangkan 40 feet sebesar US$145.

D. Keuntungan Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan

Keuntungan pemasaran merupakan selisih antara harga jual dengan

seluruh biaya pemasaran. Semakin rendah biaya pemasaran akan

mengakibatkan semakin besar keuntungan yang diperoleh.

Penerimaan usaha adalah perkalian antara Total Penjualan yang

diperoleh dengan harga jual rumput laut (Rahim dan Hastuti, 2007). Untuk lebih

jelas total penerimaan yang di dapat perusahaan X dan Y seperti berikut:

1. Perusahaan X

Tabel 8.Total Penerimaan Ekspor Rumput Laut Berdasarkan Negara Tujuan di


Perusahaan X
Negara Tujuan Total Penjualan (TON) Harga ($/ton) Total Penerimaan
Philipina 200 900 $180.000
Denmark 200 1000 $200.000

Amerika 300 1050 $315.000

China 1200 900 $1.080.000


Spanyol 100 1000 $100.000
TOTAL 2000 4850 $1.875.000
Sumber: Data Primer yang di Olah, 2018
61 
 

Berdasarkan Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa dalam

satu kali ekspor ke negara tujuan total penerimaan seluruhnya yang diperoleh

perusahaan X sebesar Rp $1.875.000. dengan total penerimaan terbanyak

ekspor dengan negara tujuan China, dan yang terendah dari negara Denmark.

Dan harga jual rumput laut bervariasi dari harga $ 900 - $ 1050. 

Tabel 9.Keuntungan Pemasaran Ekspor Rumput Laut Berdasarkan Negara


Tujuan di Perusahaan X
Negara Tujuan Total Penerimaan Biaya Keuntungan
Philipina $ 180,000 $ 22,120 $ 157,880
Denmark $ 200,000 $ 23,440 $ 176,560
Amerika $ 315,000 $ 35,400 $ 279,600
China $ 1,080,000 $ 133,680 $ 946,320
Spanyol $ 100,000 $ 11,260 $ 88,740
TOTAL $ 1,875,000 $ 225,900 $ 1,649,100
Sumber: Data Primer yang di Olah, 2018

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat di ketahui keuntungan pemasaran

ekspor rumput laut berdasarkan negara tujuan ekspor terbanyak berasal dari

negara China. Dengan Total penerimaan yang diperoleh sebanyak $ 1,875,000,

dengan Total biaya pemasaran $225,900 dan total keuntungan yang di dapat

perusahaan X sebesar $1,649,100.

2. Perusahaan Y

Tabel 10.Total Penerimaan Ekspor Rumput Laut Berdasarkan Negara Tujuan di


Perusahaan Y
Negara Tujuan Total Penjualan (TON) Harga ($/ton) Total Penerimaan
Eropa 400 1500 $600.000
Jepang 300 1500 $450.000
Amerika 100 1000 $100.000
China 800 1000 $800.000
Korea 200 900 $180.000
TOTAL 1800 5900 $2.130.000
Sumber: Data Primer yang di Olah, 2018

Berdasarkan Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa dalam

satu kali ekspor ke negara tujuan total penerimaan seluruhnya yang diperoleh
62 
 

perusahaan Y sebesar $2.130.000. dengan total penerimaan terbanyak ekspor

dengan negara tujuan China sebanyak $800.000, dan yang terendah dari negara

$100.000. Dan harga jual rumput laut bervariasi dari harga $ 900 - $ 1500. 

Tabel 11.Keuntungan Pemasaran Ekspor Rumput Laut Berdasarkan Negara


Tujuan di Perusahaan Y
Negara Tujuan Total Penerimaan Biaya Keuntungan
Eropa $600,000 $ 47,320 $552,680.00
Jepang $450,000 $ 34,890 $415,110.00
Amerika $100,000 $ 12,390 $87,610.00
China $800,000 $ 91,760 $708,240.00
Korea $180,000 $ 22,860 $157,140.00
TOTAL $2,130,000 $209,220 $1,920,780
Sumber: Data Primer yang di Olah, 2018

Berdasarkan tabel 11 diatas dapat di ketahui keuntungan pemasaran

ekspor rumput laut Perusahaan Y berdasarkan negara tujuan ekspor terbanyak

berasal dari negara China. Dengan Total penerimaan yang diperoleh sebanyak

$2.130.000, dengan Total biaya pemasaran $209,220dan total keuntungan yang

di dapat perusahaan Y sebesar $1,920,780.


63 
 

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

1. Alur pemasaran ekspor rumput laut meliputi :

a) Petani – Pedagang Pengumpul – Suplier – Perusahaan X – Ekspor :

(Philipina, Denmark, Amerika, China, dan Spanyol).

b) Petani – Suplier – Perusahaan Y – Ekspor : (Eropa, Jepang, Amerika,

China, Korea).

2. Untuk Prosedur Ekspor Perusahaan X dan Perusahaan Y dapat di uraikan

seperti;

Membuka PO(Purchase Order), membuat Trade Contract, kelengkapan

dokumen ekspor, proses produksi Rumput Laut,Quality Control, Packaging,

proses pengiriman. Dokumen yang sangat di perlukan dalam kegiatan

ekspor rumput laut adalah Surat Keterangan Asal dari Perdagangan

(SKA),Bill Of Lading (BL), Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), dan

Impoice / Packing List.

3. Keuntungan pemasaran ekspor berdasarkan negara tujuan ekspor, dimana

pada perusahaan X keuntungan terbesar terdapat di negara China dengan

jumlah Keuntungan sebesar $ 946,320 dalam jumlah ekspor 1200 Ton

Rumput laut sehingga di ketahui Rasio keuntungan yang di dapat

perusahaan X dari Negara China sebanyak 7,1% . Sedangkan pada

Perusahaan Y keuntungan tersebesar negara tujuan China yang di peroleh $

$ 708,240 dengan jumlah ekspor 800 Ton sehingga diketahui 7,7% yang di

dapat Perusahaan Y Negara China. Negara China merupakan Negara tujuan

yg paling banyak di ekspor di Sulawesi karena Negara China memiliki banyak


64 
 

industry yang menfaatkan rumput laut sebagai bahan tambahan baik dari

dried seaweed maupun karaginan rumput laut.

B. Saran

Adapun Saran yang bisa penulis berikan sebagai berikut :

1. Perusahan-perusahaan lebih memperhatikan dan dapat mengelola faktor-

faktor produksi, dengan tujuan untuk meminimalkan penggunaan biaya dan

dengan hasil produksi yang lebih tinggi, sehingga akan mendapatkan.

Memperluas jaringan ekspor sehingga bisa membantu perekomian baik

petani, pekerja, perusahaan, maupun negara Indonesia itu sendiri.

2. Untuk menghasilkan rumput laut yang berkualitas baik, maka perusahaan

harus memperhatikan kriteria-kriteria rumput laut pada saat pembelian bahan

baku.
65 
 

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.S. 2004. Strategi Memasuki Pasar Ekspor. PPM. Jakarta.

Amir, M.S. 2006. Prosedur Ekspor Impor. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Anggadiredja, J.T,. A. Zatnika, H. Purwoto dan Sri Istini. 2006. Rumput Laut
(Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Komoditas Perikanan
Potensial) ; Seri Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anggadireja, J.T., Zatnika, A., Purwato, H., Istini. S. 2009. Rumput Laut. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Angipora, Marius, P 2012. Dasar-dasar pemasaran dan pemasaran jasa. Edisi


kedua. PT. Raja Grafindo . Jakarta.

BBKIPM, 2017. Prosedur Karantina Rumput Laut. Balai Besar Karantina Ikan
dan Pengendalian Mutu Kota Makassar.

Daniel, M 2015. Pengantar Ekonomi Perikanan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Direktorat Jendral Bea Dan Cukai Kementerian Keuangan http://www.beacukai.g


o.id/ekspor. 
 
DISPERINDAG Sul – Sel. 2017. Laporan Statistik Ekspor Rumput Laut Sulawesi
Selatan Tahun 2013 – 2017. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Sulawesi Selatan.

DKP Sul- Sel. 2012.Laporan Statistik Perikanan Sulawesi Selatan Tahun


2012.Dinas Periakanan dan Kelautan Provensi Selawesi Selatan.

Gregorius, Dkk. 2004. Pemasaran Global : Internasional dan Internetiasi, Andi.


Yogyakarta.

Hafsah, 2011.Rumput Laut Eucheuma Cottonii spp. Direrektorat Jenderal


Perikanan Budidaya, Dapertemen Kelautan dan Perikanan.Jakarta .40
hal.

Irfan, Muhammad. 2007. Teknik Perumusan Visi dan Misi di Lingkungan


Departemen Agama.Sekretariat Jendral Biro Organisasi dan Talaksana.

Jumria, 2017. Kajian Pemasaran Rumput Laut (Eucheuma cottoni) dari Maluku
ke Kawasan Industri Makassar (KIMA) [Skripsi]. Universitas Hasanuddin
Makassar.

Kementrian kelautan dan Perikanan . 2012. DKP Dorong Rumput Laut Sebagai
Sumber Pangan dan Energi. Siaran Pers. Jakarta: Kementrian Kelautan
dan Periakanan..

Mahmmud. Dan Wisnu 2017. Manajemen Pemasaran. Di PT. Rika Rayhan


Mndiri Pada Kawasan Industri Makassar.Makassar.
66 
 

Made S, Hamzah 2013 ,StudiJaringan Pemasaran Produk Hasil Perikanan dari


Taman Nasional Laut Takabonerte (ketua) (Coremap LIPI-PSTK Unhas)
2002 – 2003.
Nurmaena, 2017. Analisis Pola Kemitraan Pedagang Rumput Laut (Eucheuma
cottoni) Pada PT. Rika Rayhan Mandiri dan PT. Rapid Niaga di Kota
Makassar [Skripsi]. Universitas Hasanuddin Makassar.

RegionalInvestment. 2014.Potensi budidaya rumput laut di sulawesi Selatan 24


Februari 2015). Universitas Hasanuddin

Soeharno, 2007. Teori Mikro Ekonomi. Andi Offset. Yogyakarta.

Soekartawi 2010 saluran pemasaran (Konsep dan Strategi Analisis


Kuantatif).BPEF. Jakarta.
67 
 
68 
 

Lampiran 1: Peta Lokasi Penelitian

PERUSAHAAN X
PERUSAHAAN Y

DINA ANBIANI 
L241 13 001 

Lampiran 2 : Kuisioner Penelitian


69 
 

QUISIONER PENELITIAN

(Kajian Pemasaran Ekspor Rumput Laut (Eucheuma cottonii) pada


perusahaan ada di Kawasan Industri Makassar (KIMA))

Oleh : Dina Anbiani /Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas


Hasanuddin

A. Identitas Responden

1. Nama :......................................................................................
2. Umur :......................................................................................
3. Pendidikan :......................................................................................
4. Agama :......................................................................................
5. Status Perkawinan
a. Menikah
b. Belum Menikah
6. Pekerjaan :...................................................................................................
7. Lama Bekerja
:…………………………………………………………………..
8. Jumlah Tanggungan :.................................................................................
9. Pendapatan:.................................................................................................

B. Indikator Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi rumput laut yang akan di ekspor.
 Jenis rumput laut yang sering di ekspor ?
1. Eucheuma cottonii
2. Gracillaria sp.
3. Eucheuma spinossum
Penjelasan:........................................................................................................
 Berasal dari mana komoditi rumput laut yang di ambil perusahaan ?
1. Sulawesi
2. Kalimantan
Penjelasan:..........................................................................................................
 Berapa harga rumput laut yang di ambil dari pengumpul?
……………….…../kg
Penjelasan:..........................................................................................................
 Kendala apa saja yang sering di alami dalam pengadaan bahan baku
(Rumput Laut)?
Penjelasan:..........................................................................................................
.........
70 
 

 Bagaimana standar dalam penanganan penyimpanan bahan baku ?


Penjelasan:..........................................................................................................
.........………………………………………………………………………
 Pada bulan berapakh puncak pembelian rumput laut yang tertinggi? Dan
apa penyebabnya sehingga pada bulan itu dikatakan tinggi?
Penjelasan
:……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………..
 Pada bulan berapakh puncak pembelian rumput laut yang terrendah? Dan
apa penyebabnya sehingga pada bulan itu dikatakan rendah?
Penjelasan
:……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………..
 Berapa banyak jumlah pembelian dalam satu kali pengiriman ?
Penjelasan
:……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………..
 Berapa kali mengirim dalam satu minggu, bulan, tahun ?
Penjelasan
:……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………..
 Berapa standar kandar air rumput laut pada saat ?
1. Penyimpanan :……………………………………
2. Pengemasan :…………………………………….
3. Pengiriman :……………………………………..
Penjelasan:..........................................................................................................
2. Bagaimana proses mengekspor rumput laut.
 Ke Negara mana permintaan rumput laut yang paling banyak?
Tabel. 1 Tujuan Negara Ekspor Rumput Laut
Tujuan Negara Jumlah Eskpor Keterangan
(Kg/Ton)

Penjelasan:..........................................................................................................

 Dokumen apa saja yang harus di lengkapi dalam mengekspor rumput


laut?

Tabel 2. Dokumen atau persyaratan dalam mengekspor


Penjelasan:..........................................................................................................
 Berapa harga rumput laut di jualkan ?
1. Asia :……………………………/kg atau ……………./ton
2. Eropa :……………………………/kg atau ……………./ton
3. ………………………………………………………………….
71 
 

Penjelasan:..........................................................................................................
 Berapa biaya yang di keluarkan dalam mengekspor rumput laut?
Tabel. 3 biaya pengeluaran dalam mengekspor rumput laut
Tujuan Negara Jenis Biaya Jumlah Harga(Rp)

Penjelasan:..........................................................................................................
 Rumput laut yang akan di ekspor dalam bentuk mentah atau sudah di olah?
Penjelasan:
……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………
 Apakah ada kendala pada saat pemasaran?
Jelaskan……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
 Berapa kali mengekspor dalam satu minggu, bulan, tahun ?
Penjelasan:..........................................................................................................
...........………………………………………………………………………
 Berapa banyak tenaga kerja yang di butuhkan dalam proses ekspor hingga
pengiriman?
Penjelasan
:..................................................................................................................
……………………………………………………………………………………
 Apakah dalam gudang penyimpanan rumput laut di gabung dengan
komoditi lain /bahan lain?
1. Ya
2. Tidak
Penjelasan
:…………………………………………………………………………..
 Berapa lama waktu penyimpanan rumput laut dalam gudang?
1. Kurang dari 1 bulan
2. Lebih dari 3 bulan
3. 1-3 bulan
4. …………….
Penjelasan
:…………………………………………………………………………
 Apakah perusahaan memiliki transportasi pendukung dalam mengekspor
rumput laut?
1. Ya
2. Tidak
72 
 

Penjelasan
:………………………………………………………………………….
 Tahap-tahap apa saja yang di lakukan pada saat proses pengiriman rumput
laut ke Negara tujuan?
Penjelasan
:………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
 Apakah ada kendala-kendala yang dialami pada saat pengiriman rumput
laut ke Negara-negara tujuan?
Penjelasan
:……………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………
 Negara mana yang paling banyak menghasilkan keuntungan untuk
perusahaan?
Penjelasan:
……………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………
……..
73 
Lampiran  3 :
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN DALAM KAWASAN INDUSTRI MAKASSAR
NO NO. NAMA LUAS KAV JENIS USAHA/ ALAMAT
STATUS KET
KAV. URUT PERUSAHAAN (M²) PRODUKSI KODE KAVLING
Ades alfindo Putra
164 1 Setia 10.372,95 Kemasan Air Minum Jl. Kima 10/A-2a Non Fas BM
52 2 ADM Cocoa 20.000,00 Coklat Jl. Kima 8/BB-1 Non Fas SP
Jl. Kima 8/Kav. SS-
175 3 Aftech Adiperkasa 10.643,41 Kemasan Plastik 23b Non Fas BM
57 4 Agung Jaya 10.000,00 Wood Working Jl.kima 6/G-4c Non Fas SP

132 5 Alamui Logistik 20.000,00 Gudang Jl.Kima.17/BB-2,3 Non Fas BM


Jl. Kima Raya 2/L-
60 6 Alfa Megah Indah 3.431,62 Karet Busa 6a Non Fas SP
Jl. Kima 16/Kav. DD-
178 7 Aluminium Perkasa 10.017,53 Industri Alumunium 7 Non Fas SP
Ammana Gappa Menara/Gdng
76 8 Sulawesi 1.000,00 Peralatan Jl. Kima 9/L-11a Non Fas SP
98 9 Aneka Beton Prima 2.490,00 Beton Jl. Kima 8 Non Fas SP
8 10 Aneka Boga Makmur 16.070,00 Makanan Ringan Jl. Kima 10/A-2b Non Fas SP
12 11 Aneka Sari Pangan 7.425,00 Makanan Snack Jl. Kima 4/K-10 Non Fas SP
Anugerah Cemerlang
169 12 Indo. 5.544,73 Pupuk Organik Jl.KIMA 8/SS-23 Non Fas SP
Anugrah Cemerlang
167 13 Indonesia 1.000,00 Pupuk Irganik Jl. Kima 8/UU-4 Non Fas SP
Anugrah Pharmindo
72 14 Lestari 7.800,00 Industri Farmasi Jl. Kima 10/T-1a Non Fas SP
Jl. Kima Raya 1/D-
82 15 Aqua Mas Indah 4.695,75 Es Balok 2a Non Fas SP
124 16 Astra Internasional 9.644,00 Gudang Spare Parts Jl. Kima 4/K-8 PMDN SP
121 17 Avia Avian 9.555,27 Pengolahan Cat Jl. Kima Raya 2/L-4 Non Fas SP
Baderah Rapid Industri Kancing Jl. Kima 16/Kav.BB -
134 18 Lambau 4.191,00 Kerang 6 Non Fas SP
155 19 Barawaja 8.657,00 Bahan Bangunan Jl.Kima 15 Non Fas BM
147 20 Ben Nibion 8.938,52 Kopi Jl. Kima 10/B-1a Non fas BM
56 21 Berdikari, PT. 26.080,34 Furniture Rotan Jl. Kima 10/A-4 Non Fas BM
114 22 Bintang Miraya 6.000,00 Gudang Jl.Kima 13 Non Fas BM
143 23 BNB Internasional 3.515,00 Industri Kancing Jl. Kima 8 Non Fas SPI
Jl. Kima Raya 2/N-
27 24 Bogatama Marinusa 3.500,00 Cold Storage 4b1 Non Fas SP
112 25 Bosowa Plastindo 1.000,00 Gudang Semen Jl. Kima Raya 2/J-4b Non Fas SPI

34 26 Buah Mimpi 4.050,00 Cold Strorage Jl.Kima 17/DD-9 Non Fas SP


Jl. Kima 17 /
186 27 Cahayadi Peter Phie 12.068,83 Gudang Kav.DD-8 Non Fas BM
Cahaya Anugrah Makanan/Kacang
9 28 Sentosa 7.453,00 Telur Jl. Kima 8/AA-5 Non Fas SP
90 29 Calvindo Felix 4.071,77 Styrofoam Industrial Jl. Kima 9/L-7a PMDN SP
43 30 Cargill Indonesia 18.224,83 Coklat Jl. Kima 9/L-7b PMA SP
46 31 Cargill Indonesia 22.992,00 Coklat Jl. Kima Raya 2/L-5 PMA BM
122 32 Centra Nusa Insan 4.044,00 Gudang Jl. Kima 4 Non Fas SPI
Jl. Kima Raya 2/L-
22 33 Central Windu Sejati 11.067,00 Cold Storage 6b Non Fas BM
Charoen Pockphand
185 34 Ind. 50.400,00 Pakan Ternak Jl. Kima 17/DD-11 Non Fas SP
36 35 Chenwoo Fishery 3.167,00 Hasil Laut Jl. Kima 4/K-9a Non Fas SP
Jl. Kima 19/Kavling
182 36 Cherry, Bpk. 4.000,00 Roti EE-2 Non Fas SP
130 37 Cipta Karya Makmur 1.011,00 Gudang Jl. Kima 10/ Non Fas SM
29 38 Cipta Nuansa Magello 4.802,00 Cold Storage Jl.Kima 3/K-4b Non Fas SP

107 39 Cipta Perkasa sejati 5.180,00 Alat berat Jl.Kima 3/K-3a Non Fas BM
74 
 

Citra Kartini Mulia


7 40 Nusantara 3.989,35 Kerupuk Jl. Kima 10/A-1a2 Non Fas SP
Citra Sekarwangi Agro Pengolahan Biji
146 41 Persada 19.512,11 Mente Jl. Kima 7/R-2 Non fas SPI
Citra Asah
Intra,/Cahaya
159 42 Cemerlang 10.392,54 Kertas Gosok Jl. Kima 6/I-3 Non Fas SP
Daiwa Agung
141 43 internasional 11.613,34 Kancing Jl. Kima 13/L-9a PMA SP
Jl.Kima Raya
136 44 Daya Energi/Paulus 4.056,00 Gudang 1/Kav.KT-2 Non Fas BM
Dharma Agung
91 45 Pakindo 4.000,00 Gabus Putih Jl. Kima 4/Q-1a Non Fas BM
Diamond /Sukanda
19 46 Djaya 4.975,86 Cold Strorage Jl.KIMA.10/B-2a Non Fas SP
11 47 Didi Kencana Abadi 4.722,00 Pembakaran roti Jl. Kima 4/P-2b Non Fas SPI
163 48 Duta Niaga Jumantara 5.107,89 Advertising Jl.Kima.10 Non fas SP
44 49 Effem Indonesia 24.109,00 Coklat Jl. Kima 10/A-6 PMA SP
Engkakotama Era
103 50 Mandiri 4.224,96 Vulkanisir Jl. Kima 10/A-1b Non Fas SPI
73 51 Enseval Putera Mega 6.000,00 Obat-obatan Jl. Kima 8 Non Fas SP
Menara/Gdng
77 52 Exelcomindo 1.309,00 Peralatan Jl. Kima 9/L-11c Non Fas SP
Distributor
13 53 Fajar Lestari abadi 6.877,50 Prod.Coklat Jl. Kima 4 Non Fas SP
92 54 Fakta Bersama 3.000,00 Plastik Jl. Kima 4/Q-1b Non Fas BM
Jl. Kima Raya 1/B-
65 55 Fortuna Maju Abadi 4.043,00 Spring Bed/Foam 4b Non Fas SP
Fortuna Makassar
67 56 Maju Abd 5.403,36 Furniture Jl.Kima.4/M-1a Non Fas BM
Jl. Kima 19/Kav.EE-
181 57 Frans Tansil 2.912,00 Gudang 18 Non Fas BM

158 58 Gas Alam Sulawesi 10.000,00 Gas Jl.Kima 16/BB-4 Non Fas BM
58 59 Gatradima Wood 15.391,13 Moulding Jl. Kima 13/L-9b Non fas BM
Jl. Kima Raya 2/S-
100 60 Glasindo Utama 3.810,59 Fiber 1a Non Fas SPI
Jl. Kima Raya 2/N-
71 61 Hanura Sejahtera 10.000,00 Moulding 2a Non Fas SP
104 62 Haripin Utama 11.932,95 Workshoop Jl.Kima Raya 1/C-5 PMDN SP
Jl. Kima 17/Kav. DD
177 63 Hengky Gosal 6.637,55 Pengolahan Kayu - 2a Non Fas SM
105 64 Hexindo Adi Perkasa 5.581,00 Workshop Alat Berat Jl. Kima 3/K-1a PMA SP

135 65 Ida Santoso 7.497,00 Gudang Jl.Kima 16/Kav.BB-5 Non Fas BM


89 66 Indobrush Utama 6.650,03 Plastik Jl. Kima 10/C-2b Non Fas SP
Indofood Sukses
3 67 Makmur 29.818,67 Mie Instant Jl. Kima 10/A-3 Non Fas SP
2 68 Indolezat Rasa murni 34.316,31 Biskuit Jl. Kima Raya 2/D-3 Non Fas SPI

78 69 Indosat, Tbk. 2.266,00 Telekomunikasi Jl.Kima 13/Lx-a,b Non Fas SP


Intermark, PT. / PT.
137 70 Konimex 4.547,00 Gudang Jl.Kima 10/Kav.T-1e Non Fas BM
85 71 Inti Mas 6.000,00 Minyak Kelapa Jl. Kima 5/E-3b Non Fas SP
Jl. Kima Raya 1/B-
160 72 Intim Sentra Utama 10.000,00 Pipa PVC 4a PMDN SPI
61 73 Jaya Perkasa 6.565,00 Pengolahan kayu Jl. Kima Raya 2/M-5 Non Fas SP
Jl. Kima Raya 2/L-
15 74 Jita Central Food 3.399,77 Sirup Jita 3b Non Fas SPI
113 75 Johan 6.000,00 Gudang Jl. Kima 8 Non Fas BM
Karya Meranti Jl. Kima 8/Kav. AA-
174 76 Utama/Bpk.Jhony 2.275,00 Pengolahan Kayu 3a Non Fas SP
Kayu Meridian Jl. Kima 4/N-1a & N-
69 77 Indotama 20.576,00 Kayu 2b PMA SP
Kayu Taysui
64 78 Indstri/Kamadjaya 11.938,00 Pengolahan kayu Jl. Kima 4/Q-2a PMA SP
25 79 Kelola Mina Laut/KBT 11.080,00 Cold Storage Jl. Kima 4/K-2a Non Fas SP
75 
 

Kemasan Cipta Kemasan dan


93 80 Nusantara 5.000,00 Karton Jl. Kima Raya 2/S-7 Non Fas SP
84 81 Ketupat Mas 14.926,54 Minyak Goreng Jl. Kima 10/B-3 Non fas SP
Jl. Kima Raya 2/N-
150 82 Kopi Jaya Corpora 6.174,00 Kopi 3a,b Non Fas SP
87 83 Kuasa Rindo Raya 4.256,59 Karung Plastik Jl. Kima Raya 1/C-1 PMDN BM
Jl. Kima 14/Kav. DD-
180 84 Lambang Jaya Abadi 4.216,48 Pavin Block 14 Non Fas SPI
Industri Kancing
133 85 Lambau Sena Mandiri 3.392,00 Kerang Jl.Kima 8/Kav.AA-19 Non Fas SP

33 86 Ligo 4.042,00 cold Storage JL.KIMA 10/T-1f1 Non Fas BM


Mahameru Mitra Jl. Kima Raya 1/Kav.
176 87 Makmur 7.800,00 Gudang S-7b Non Fas BM
152 88 Mahameru 20.098,00 Business Center Jl.Kima Raya 2 Non Fas SM
Jl.Kima Raya 2/S-
184 89 Mahameru 1.222,00 Business Center 8a1 Non Fas SM
51 90 Maju Bersama Cocoa 12.000,00 Coklat Jl. Kima 8/SS-21 Non Fas SP
Jl. Kima 8/Kavling
183 91 Maju Bersama CM 2.147,00 Coklat SS-23c Non Fas BM

171 92 Makassar Mega Prima 3.846,39 Cold Storage Jl. Kima 10/T-2a1 Non Fas BM
66 93 Makassar Mega Prima 6.073,00 Foam/Karet busa Jl. Kima 10/A-1a1 Non Fas SP

131 94 Makassar Putra Prima 59.259,30 Pergudangan Jl.KIMA 8 Non Fas BM


41 95 Mandai Prima Sejati 12.060,14 Pengolahan Coklat Jl. Kima Raya 2/L-8 PMDN BM
30 96 Mandiri Inti Perkasa 3.214,00 Cold Storage Jl. Kima 3/K-4a Non Fas SP
Malino Mutaira Jl. Kima Raya 1/C-
96 97 Cemerlang 7.532,07 Pavin Blok/Genteng 6b PMDN SPI

32 98 Mega Pratama Indo. 7.050,00 cold Storage Jl.Kima.8/SS-23a PMDN BM

70 99 Meridian Indotama 15.907,00 Pengolahan Kayu Jl. Kima 3/N-4c Non Fas SP
Mina Celebes Jl. Kima Raya 1/T-
149 100 Bersaudara/Mahameru 7.800,00 Agrobisnis 1b Non Fas BM
81 101 Mina Lestari Mulia Hati 5.298,00 Es Balok Jl. Kima 7/R-4c Non Fas SP
26 102 Mina Samudera 4.510,00 Cold Storage Jl. Kima 5/E-3a Non Fas SP
Jl. Kima Raya 1/D-
21 103 Mitra Kartika Sejati 12.445,21 Cold Storage 1b PMA SP
Multi Monodon Jl. Kima Raya 1/D-
20 104 Indonesia 12.000,00 Cold Storage 2b Non Fas SP
39 105 Multi Sari Fisindo 8.829,65 Cold Storage Jl. Kima 12/SS-12 Non Fas SP
Jl.Kima 14/Kav.SS-
172 106 Multisari Makassar 9.394,27 Cold Storage 3a Non Fas SP
123 107 New Era Footwear 5.126,00 Distributor Alas Kaki Jl.Kima 3/N-4b2 Non Fas SPI
14 108 Niagatama Inti Mulia 18.156,00 Mie Instan Jl. Kima 8/AA-7/9 Non Fas SP
Nojorono Tobacco Jl.Kima Raya 2/N-
126 109 Indonesia 5.162,12 Distributor 4a1 Non Fas BM
Jl.Kima Raya 2/N-
128 110 Nojorono Tobacco 3.733,00 Distributor 4a2 Non Fas BM
Nusadwipa Citra
23 111 Tunggal 2.054,32 Fillet Ikan Jl. Kima 7/J-4a1 Non Fas SP
86 112 Nusantara Polytama 11.777,00 Kemasan Plastik Jl. Kima Raya 1/B-6 Non Fas SPI
88 113 Pasatu 7.948,12 Karet Busa Jl. Kima 10/C-3b Non Fas SP

138 114 PDR Prop.Sul-Sel 9.062,31 Pusat Distribusi Jl. Kima 8/Kav.UU-7 Non Fas SM

139 115 PDR Prop.Sul-Sel 6.060,61 Pusat Distribusi Jl.Kima. 8/UU-8 PMDN SM
140 116 PDR Prop.Sul-Sel 7.407,00 Pusat Distribusi Jl. Kima 8/UU-5 PMDN SM
Pelayaran Nusantara
162 117 Meratus 13.264,74 Pabrik Container Jl. Kima 10/C-1 Non fas BM
Penegak Panji
151 118 Nusantara 4.494,00 Hasil Bumi Jl. Kima 10/T-1e PMA BM
Perusahaan Listrik
166 119 Negara 7.815,00 Instalasi Listrik Jl.Kima Raya 2 BUMN SP
Pratama Indocont Jl. Kima 19/Kavling
186 120 Celebes 3.000,00 Gypsum EE-2a Non Fas BM
76 
 

Prima Aditiya
118 121 Gemilang 2.275,00 Gudang Jl. Kima 8 Non Fas BM
Jl. Kima 16/Kav. BB-
170 122 Prima Aditya Gemilang 6.081,81 Gudang 7 Non Fas BM
Prima Bahari Inti
31 123 Lestari 2.394,00 Cold Storage Jl. Kima 12/K-5c Non Fas SP
Prima Logistik Jl.Kima Raya 2/N-
129 124 Distribusi Utama 4.150,00 Distributor 4a3 Non Fas SP
Polwood F. I. / Citra
55 125 Serayu 32.100,75 Pengolahan Kayu Jl. Kima 6/G-1,2 PMDN SPI
Purna Karya
97 126 Manunggal 6.000,00 Concrete Beton Jl. Kima 8/S-9 Non Fas SP
Jl. Kima Raya 2/L-
62 127 Puskud Hasanuddin 11.042,52 Rotan Polish 2a Non Fas SPI
Pyramid Megah Sakti,
1 128 PT. 10.834,25 Biskuit & Roti Jl. Kima 5/E-1 Non Fas SP
117 129 Rajawali Hiyoto 2.855,00 Gudang Cat Jl. Kima 10/T-1c Non Fas SP
Jl.Kima 10/T-1d & T-
140a 130 Rajawali Hiyoto 2.855,00 Gudang 1d1 Non Fas SP
10 131 Ratnasari 3.945,00 Distribusi Susu Jl. Kima 10/T-2a Non Fas SP
Ricky, Bpk./Ilyana
173 132 Limoa 10.000,00 Cold Storage Jl.Kima 8/Kav.AA-15 Non Fas BM
Jl.kima 4 kav.P3A
3a 133 Rika Rayhan Mandiri 3.200,00 Dried Seaweed Makassar Non Fas SP
154a 134 Roda Mas Baja Inti 49.749,00 Bahan Bangunan Jl.Kima Raya 2/R-1 PMDN SP
Jl.Kima Raya 2/R-2
154b 135 Roda Mas Baja Inti 66.103,00 Bahan Bangunan & R-3 PMDN BM
116 136 Ronny 3.000,00 Gudang Jl. Kima 8 Non Fas BM
Rotan
54 137 Sulawesi/Polepare 34.236,34 Furniture Rotan Jl. Kima 6/G-3 PMDN SPI
153 138 Sama Maju Prima 65.992,06 Business Centre Jl. Kima 10 Non Fas BM
157 139 Samator Group 11.012,01 Pengolahan Gas Jl.Kima 3/N-1b1 Non Fas BM
83 140 Sampurna Sputnik 9.129,32 Minyak Goreng Jl. Kima 5/E-2 Non Fas SP
Jl. Kima 16/Kav. FF-
179 141 Sang Tunas 2.500,00 Gudang Aluminium 22 Non Fas BM

127 142 Sari Hasil Utama 10.045,00 Gudang Jl.Kima.8/AA-11 Non Fas. BM
Sari Sehat Sejati
42 143 (Ex.Supreme) 17.817,66 Coklat Jl.Kima 10/A-5b Non fas SPI
79 144 Satelit Indah 5.232,42 Es Balok Jl. Kima 10/A-1c Non fas SP
Satelit Palapa
75 145 Indonesia 1.200,00 Telekomunikasi Jl.Kima13/L-X PMA SP
161 146 Sehati/Wonokoyo 6.000,00 Hot Dipgalvanized Jl. Kima 10/C-3a Non fas SPI
145 147 Sejarah Inti Nusantara 10.201,86 Kopi Jl. Kima Raya 2/H-3 Non fas SP
63 148 Sekishin Farina Wood 20.904,20 Industri Kayu Jl. Kima 6/I-1,2 PMA SP
Pengolahan Biji
144 149 Setia jita Pratama 11.606,81 Mente Jl. Kima 6/F-1 PMDN SPI
148 150 Setia Unggul Mandiri 11.938,00 Pabrik Kopi Jl. Kima 4- 5/P-1,2a PMDN SP
142 151 Shell Raya 2.000,00 Indistri Kancing Jl. Kima 15/R-4a PMA SP
120 152 Simon 3.527,00 Gudang Elektronik Jl. Kima 4/Q-1c Non Fas BM
6 153 Sinarek Putra 9.456,32 Kecap/Saus Jl. Kima 10/B-2b Non Fas SP
Singvlar Furniture
59 154 Indonesia 13.863,64 Furniture Jl. Kima Raya 1/B-5 PMA SP
17 155 Sittomas Mulia Sakti 5.539,20 Cold Storage Jl. Kima 7/J-2 Non fas SP

35 156 Sitto Lestari 9.506,00 Cold Storage Jl.Kima 17/DD-9 Non Fas SP
Pengeringan Biji
45 157 Socomex Indonesia 10.880,00 Coklat Jl. Kima 10/A-5a PMA SP
16 158 South Suco 19.599,00 Cold Storage Jl. Kima 6/G-4a,4b PMDN SP
Starindo Omega
108 159 Lestari/Sugianto 4.003,20 Workshoop Jl. Kima 3/K-2b Non Fas SP
119 160 Sugiron Citra 3.322,00 Gudang Hasil Bumi Jl.Kima 3 Non Fas SM
Sukses Tedmon, Jl.Kima Raya 2/N-
101 161 PT./Bpk.Ferry 5.233,00 Gudang Fiber 4a3 Non Fas SP
49 162 Sula Kasamira 3.645,00 Coklat Jl. Kima 10/B-1b Non Fas SM
77 
 

50 163 Sulkomas/Olam 31.873,00 Pengolahan Coklat Jl. Kima 4/K-6 & K-7 Non Fas SP
4 164 Sumber Baru 1.641,61 Cold Storage Jl. Kima 7/J-3a Non fas SPI
JL. Kima Raya 2/L-
18 165 Sumber Baru 5.645,94 Kecap/Saus 3a Non Fas SP
111 166 Sumber Murni 5.957,00 Kulit Ular Jl. Kima 4/K-9a Non Fas SP
110 167 Sun Jin Industries 9.975,00 Pengolaha Kulit Jl. Kima 15/R-4d,4e PMA SPI
Jl. Kima Raya 2/H-
68 168 S.N.T.C 22.425,93 Ebony Art 1,2 PMA SP
28 169 Taeho Bumi Abadi 3.724,00 Cold Storage Jl. Kima 4/K-4b PMA SP
106 170 Taspi Co 11.509,00 Workshop Jl.Kima 3/K-1b Non Fas SP
102 171 Tifunindo Raya 11.338,40 Vulkanisir Jl. Kima Raya 2/C-4 Non fas SP
Tiga Saudara
47 172 Indonusa 6.935,00 Pangolahan Coklat Jl. Kima 4/M-3 Non Fas SP
Tirta Abadi Anugrah
115 173 Cipta 4.189,00 Es Batu Jl. Kima Raya 2/Kav. Non Fas SP
37 174 Tjan Erica Indri 5.325,40 Cold Storage Jl. Kima 14/SS-16 Non Fas BM
24 175 Toyomas Mulia Sejati 4.700,00 Cold Storage Jl. Kima 4/P-3b Non Fas SP
109 176 TRD 4.969,00 Workshoop Jl. Kima 3 Non Fas SM
80 177 Trijaya Sakti Indonesia 7.049,10 Es Balok Jl. Kima 10/C-2a Non fas SP
Tunggal Agung
165 178 Sejahtera 2.844,44 Pakan Ternak Jl. Kima 7/J-3b Non Fas SPI

53 179 Unicom Cacao 5.946,00 Pengolahan Coklat Jl.Kima 3/Kav.N-1c1 PMA BM


48 180 Unicom Makmur 6.918,00 Pengolahan Coklat Jl. Kima 4/M-3 PMA SP
Usaha Telkom x Jl, Kima Raya 2/L-
74 181 Sulawesi 4.000,00 Telepon 2b BUMN SP
Jl. Kima Raya 2/S-
99 182 Varia Usaha Beton 14.892,11 Beton 1b,S-2 PMDN SP
Wahyu Aquahaus Konstruksi
94 183 Indonesia 10.800,00 Styrofoam Jl.Kima 10/T-2b Non Fas SP
Wahyu Pradana cold storage &
40 184 Binamulia 11.189,20 Seaweed Jl. Kima Raya 10 Non fas SP
168 185 Wijaya Glass Art 2.901,00 Glass Jl. Kima 10/T-3C2 Non Fas SP
Jl. Kima Raya 2/S-
95 186 Wijaya Karya 33.796,86 Beton 4,5,6 BUMN SP
Jl. Kima Raya 1/D-
5 187 Wiman Sejahtera 16.675,00 Laksa dan Kerupuk 1a Non fas SP

125 188 Wira Eka Pratama 3.614,00 Distributor Jl.Kima 3/K-3c Non Fas SP
Stasiun Pengisian
156 189 Yudhaguna Sari Tirta 14.612,89 LNG Jl. Kima 10/T-3b PMDN SP
78 
 

Lampiran 4. Biaya Karantina Rumput Laut di Balai Besar Karantina Ikan dan
Pengendalian Mutu

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF


JASA PEMERIKSAAN KESEHATAN MEDIA
PEMBAWA DAN PENYAKIT IKAN
A. Pemeriksaan Klinis
Rumput Laut dan tumbuh-tumbuhan
9:00 air (Algae)(Rumput laut dan tumbuh-
tumbuhan lain yang hidup di ait)
1:00 Segar Per Kg Rp. 5.00
2:00 Kering Per Kg Rp. 15.00
Bahan asal rumput laut
3:00 (tepung/carangenan dan Per Kg Rp. 20.00
ekstrak lainnya)
4:00 Tanaman air Per Batang/Pcs Rp. 3.00
10:00 Benda Lain :
1:00 Bahan Patogenik
a. Bentuk Padat Per gr Rp. 10.00
b. Cell Line Per ampul Rp. 30,000.00
c. Vaksin Per ml Rp. 25,000.00
d. Serum Per ml Rp. 25,000.00
Bentuk Larutan /
e. Per ml Rp. 100.00
Cairan
2:00 Bahan Biologik
a. Bentuk Padat Per gr Rp. 10.00
Bentuk Larutan /
b. Per ml Rp. 100.00
Cairan
3:00 Makanan Ikan
a. Makanan Buatan Per Kg Rp. 5.00
Makanan Alami
b. Per Kg Rp. 300.00
bentuk Kista
Makanan Alami
c. Per liter Rp. 500.00
bentuk Larutan
Makanan Alami
d. Per Kg Rp. 5.00
bentuk Hidup
Makanan Alami
e. Per Kg Rp. 5.00
bentuk Beku
Makanan Alami
f. Per Kg Rp. 10.00
bentuk Kering
Bahan Pembuat Makanan
4:00
Ikan
Bentuk Padat /
a. Per Kg Rp. 5.00
tepung / pasta
Bentuk Larutan /
b.
Minyak
Minyak Hati
1:00 Per Kg Rp. 500.00
Ikan
2:00 Minyak Ikan Per Kg Rp. 250.00
Sarana / bahan
5:00
pengendalian hayati
Bentuk Padat /
a. Per Kg Rp. 30.00
tepung
b. Bentuk Larutan Per Liter Rp. 100.00
Biarkan Organisme dan
6:00
Vektor
Bentuk Larutan /
a. Per Liter Rp. 100.00
Cairan
B. Pemeriksaan Secara Laboratoris
1:00 Metode Konvensional
79 
 

1:00 Hama Perpemeriksaan Rp. 4,000.00


2:00 Parasit Perpemeriksaan Rp. 4,000.00
3:00 Jamur Perpemeriksaan Rp. 4,000.00
4:00 Bakteri Perpemeriksaan Rp. 25,400.00
2:00 Metode Histologi Perpemeriksaan Rp. 60,000.00
3:00 Metode Immunocyto / Histokimia
1:00 In Vivo Perpenyakit Rp. 100,000.00
2:00 In Vitro Perpenyakit Rp. 150,000.00
4:00 Metode Biologi Molekuler Perpenyakit Rp. 150,000.00
5:00 Metode Serologi (ELISA) Perpenyakit Rp. 100,000.00
JASA PENGASINGAN DAN / ATAU PENAHANAN Per3hari/m3 Rp. 15,000.00
MEDIA PEMBAWA
JASA PENGAMATAN Rp. 100,000.00

JASA PENGAMATAN Rp. 100,000.00

JASA PERLAKUAN Rp. 100,000.00


(Tidak termasuk biaya obat atau desinfektan)
JASA PENERBITAN SERTIFIKAT KESEHATAN
A. Sertifikat Kesehatan Ikan Persertifikat Rp. . 1,500.00
B. Sertifikat Pelepasan Persertifikat Rp. . 1,500.00
80 
 

Lampiran 6. Nama dan Asal Daerah Pedagang Pengumpul Pemasok


Rumput Laut.

Perusahaan X Tahun 2017


Nama Jumlah
Pedagang Asal Bahan Baku
No Pengumpul Daerah (Kg)
1 Hj. Ros Nunukan 5.460.150
2 Bp. Nur Nunukan 1.260150
3 Leman Nunukan 86.492
4 Asis Nunukan 932.245
5 H. Sibali Tarakan 7.134592
6 Sawal Tarakan 89.577
7 Mahmud Tarakan 395.450
8 H. Baso Kabaena 120.671
9 Rahman Tinanggea 462.909
10 Amran Mawasangka 220.878
11 A. syamsul Bone 45.537
12 H. Azis Bone 1.779.450
13 Mugirah Bone 157.793
Jumlah 18.145.984

Perusahaan Y 2017
Nama Jumlah
Pedagang Asal Bahan Baku
No Pengumpul Daerah (Kg)
1 Joko Nunukan 130.672
2 Asar Nunukan 45.589
3 Eko Prabowo Nunukan 7.234.492
4 Hilham Mamolo 9.32.245
5 H. Ssa Mansapa 220.878
6 Yudi Tanjung 89.765
7 H. Abdullah Nunukan 462.890
Jumlah 8.699.930
81 
 

Lampiran 7. Fluktusi Harga Rumput Laut

Harga Pembelian Rumput Laut (Rp/Kg) 
Perusahaan 
Terendah Tertinggi Saat Survei  Rata‐Rata 
Perusahaan X  5000 25000 11000‐19000    
Perusahaan Y  7000 28000 11000‐22000    

Harga Produk Rumput Laut Indonesia 
Perusahaan  Produk   ($/Kg) 
Saat Ini  Minimum 
Perusahaan X  Dried Seaweed  $ 16‐19  $16  
Perusahaan Y Pure SRC  $ 21‐22   $19  
Sumber : hasil survei tahun 2017
82 
 

Lampiran 8. Total Pengeluaran pemasaran Ekspor Rumput Laut

Perusahaan X

Negara Tujuan Total Biaya ($/ton) JumlahEkspor Total Pengeluaran


Philipina $ 51,85 200 $10.630
Denmark $ 47,03 200 $9.407
Amerika $ 38,18 300 $11.444
China $ 38,18 1200 $45.777
Spanyol $ 41,85 100 $4.185
TOTAL $ 217,09 2000 $81.443

Perusahaan Y
Negara Tujuan Total Biaya ($/ton) Jumlah Ekspor Total Pengeluaran
Eropa $ 43,90 400 $17.570
Jepang $ 51,80 300 $15.555
Amerika $ 41,60 100 $4.162

China $ 38,44 800 $30.755

Korea $ 39,62 200 $7.925


TOTAL $215 1800 $75.967

Keterangan :

Total Pengeluaran = Total Biaya X Jumlah Ekspor

 Philipina = $51,85 X 200 (Ton)


= $10.630

 Eropa = $43,90 X 400 (Ton)


= $17.570

NB :

Total Biaya di dapat dari Rincian Pembiayaan pemasaran Ekspor, di ubah


ke satuan $/TON.
83 
 

Lampiran 9. Total Penerimaan Pemasaran Ekspor

Total Penerimaan
Perusahaan X
Negara Tujuan Total Penjualan (TON) Harga ($/ton) Total Penerimaan
Philipina 200 900 $180.000
Denmark 200 1000 $200.000
  Amerika 300 1050 $315.000

China 1200 900 $1.080.000


Spanyol 100 1000 $100.000
TOTAL 2000 4850 $1.875.000

Perusahaan Y
Negara Tujuan Total Penjualan (TON) Harga ($/ton) Total Penerimaan
Eropa 400 1500 $600.000
Jepang 300 1500 $450.000
Amerika 100 1000 $100.000
China 800 1000 $800.000
Korea 200 900 $180.000
TOTAL 1800 5900 $2.130.000

Keterangan :

TC = P x Q
Dimana TC = Total Penerimaan
P = Harga Jual Rumput Laut ( US$/TON)
Q = Jumlah Ekspor

 Philipina = 200 X 900 = $180.000


 Eropa = 400 X 1500 = $600.000
84 
 

Lampiran 10. Pendapatan Ekspor berdasarkan Pemasaran Negara Tujuan

Perusahaan X

Negara Tujuan Total Penerimaan Biaya Pemasaran ($) Keuntungan


Philipina $180.000 $10.730 $169.270
Denmark $200.000 $9.407 $190.593
Amerika $315.000 $11.444 $303.556
China $1.080.000 $45.777 $1.034.223
Spanyol $100.000 $4.185 $95.815
TOTAL $1.875.000 $81.543 $1.793.457

Perusahaan Y

Negara Tujuan Total Penerimaan Biaya Pemasaran ($) Keuntungan


Eropa $600.000 $17.570 $582.430
Jepang $450.000 $15.555 $434.445
Amerika $100.000 $4.162 $95.838
China $800.000 $30.755 $769.245
Korea $180.000 $7.925 $172.075
TOTAL $2.130.000 $75.967 $2.054.033

Keterangan :

Pd = TC – TR
Dimana PD = Pendapatan
TC = Total Penerimaan
TR = Total Biaya (Biaya Pemasaran)

 Philipina = $180.000 - $10.730 = $169.270

 Eropa = $600.000 X $17.570 = $582.430


85 
 

Lampiran 11. Contoh Purchase Order


86 
 
87 
 
88 
 

Lampiran 12 : SKA (Surat Keterangan Asal) Rumput laut dari KKP


89 
 

Lampiran 13 : Daftar Nama perusahaan di Dinas Kelautan dan Perikanan

 
90 
 

 
91 
 

 
92 
 

Lampiran 14 : Standar Nasional

Perusahaan X
Ukuran PT. Rika Rayhan Ket
SNI Standar Mandiri
Kadar Air 35 - 38 35% - 38% Tercapai
Benda Asing Maksimal 5 3% - 5% Tercapai

Perusahaan Y
PT. Wahyu
Ukuran Pradana Ket
SNI Standar Binamulia
Kadar Air 35 - 37 35% - 38% Tercapai
Benda Asing Maksimal 5 3% - 5% Tercapai
93 
 

Lampiran 15 : Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Lokasi pencemuran Rumput Laut PT. Rika

Gambar 2. Rumput laut basa

Gambar 3 proses pembongkaran di gudang PT. Wahyu Pradana Binamulia


94 
 

Gambar 4. Wawancara dengan Staf PT. Rika Rayhan Mandiri

Gambar 5. Wawancara dengan staf PT. Wahyu Pradana BinaMul


95 
 

MATRIKS PERBAIKAN SKRIPSI


PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

Nama : Dina Anbiani


Nim : L241 13 001
No. Nama Dosen Saran Perbaikan Ket. TTD
1. Dr. Sitti  Penyebutan nama asli Hal.36
Fakhriyyah, S.Pi., Perusahaan Hal.65
M.Si  Tambah daftar pustaka terkait
skripsi atau penelitian yang sama Hal.76
 lampirkan data supplier
2. Dr. Hamzah, S.Pi,  Data sekunder dari perusahaan Hal. 55
M.Si  Data satuan Rp/kg dari PT X dan Hal. 58
PT Y Hal. 82
 Lampirkan data dokumen ekspor
3. Dr. Sri Suro  Penjelasan gambar 6. Model Hal. 46
Adhawati, SE., Pemasaran Ekspor Rumput Laut
M.Si  Kesimpulan :tambahkan rasio Hal. 63
keuntungan

4. Prof. Dr.Ir. sutinah  Lampirkan Rincian semua volume Hal. 75


Made, M.Si ekpsor
 Lampirkan harga bahan baku Hal.78
5. M. Chasyim  Peta lokasi penelitian Hal. 68
Hasani, S.Pi, M.Si

Ketua Program Studi,

Dr. Andi Adri Arief, S.Pi.,


M.Si
NIP. 19704222005011001

Anda mungkin juga menyukai