IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH dalam
MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN di SMP
ISLAM DAAR EL’ARQAM KECAMATAN MAUK
KABUPATEN TANGERANG
TESIS
Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen
Pendidikan Islam sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan studi Strata Dua
untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
Oleh:
HANIFAH
NIM: 182520084
DAFTAR ISI
Judul .............................................................................................................. i
Abstrak .......................................................................................................... iii
Pernyataan Keaslian Tesis ........................................................................... ix
Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................ xi
Halaman Pengesahan Penguji ..................................................................... xiii
Pedoman Transliterasi ................................................................................. xv
Kata Pengantar ............................................................................................. xvii
Daftar Isi ....................................................................................................... xix
Daftar Gambar dan Ilustrasi ......................................................................xxi
Daftar Tabel .................................................................................................. xxiii
Daftar Lampiran .......................................................................................... xxv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 9
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
F. Sistematika Penelitian ............................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORI ....................... 11
A. Kepemimpinan Tranformasional .............................................. 11
1. Pengertian Kepemimpinan ................................................... 11
2. Fungsi Kepemimpinan
3. Pengertian Kepemimpinan Transformasional
4. Ciri Dominan Kepemimpinan Transformasional
5. Dimensi-dimensi Kepemimpinan Transformasional
6. Pola Kepemimpinan Transformasional
7. Gaya Kepemimpinan
8. Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan Islam
9. Kepemimpinan Transformasional dalam Persfektif Al-Qur’an
B. Mutu Pembelajaran ................................................................... 25
1. Pengertian Mutu Pembelajaran ............................................ 45
2. Bentuk-bentuk Pembelajaran yang Bermutu
3. Startegi Pembelajaran yang bermutu
4. Faktor-faktor yang dapat Meningkatkan Mutu Pembelajaran
5. Indikator Mutu Pembelajaran
6. Pentingnya Meningkatkan Mutu
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 71
D. Asumsi, paradigma, dan Kerangka Penelitian .......................... 73
D. Hipotesis................................................................................. 76
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 79
iv
xxi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
www. Kemendikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-pisa-indonesia-2018-akses-
makin-meluasi-saatnya-tingkatkan-kualitas.
4
Rerata RerataN.
No. Provinsi N. UKG No. Provinsi UKG
1 DI. Yogyakarta 6,702 18 Sulawesi Selatan 5,255
2 Jawa Tengah 6,330 19 Sumatra Utara 5,243
3 DKI Jakarta 6,258 20 Nusa tenggara Barat 5,238
4 Jawa Timur 6,075 21 Gorontalo 5,231
5 Bali 6,012 22 Jambi 5,225
6 Bangka Belitung 5,907 23 Sumatra Selatan 5,203
7 Jawa Barat 5,897 24 Kalimantan Tengah 5,178
8 Sumatra Baarat 5,837 25 Sulawesi Utara 5,165
9 Kepulauan Riau 5,817 26 Sulawesi Tenggara 5,114
10 Kalimantan 5,693 27 Nusa Tenggara Timur 5,034
Selatan
11 Banten 5,590 28 Sulawesi Barat 5,015
12 Kalimantan Timur 5,574 29 Sulawesi Tengah 5,013
13 Riau 5,521 30 Papua Barat 4,947
14 Bengkulu 5,413 31 Papua 4,909
15 Kalimantan Barat 5,399 32 Aceh 4,838
16 Lampung 5,398 33 Maluku 4,738
17 Kalimantan Utara 5,278 34 Maluku Utara 4,479
Rarata 5,427
5
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 14, Tahun 2005 , Tentang Guru Dan Dosen
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan penelitian ini
1. Masih rendahnya mutu hasil pembelajaran yang dapat
dilihat dari nilai hasil belajar siswa masih rendah
2. Banyak guru mengajar masih tidak efektif sehingga
membuat siswa ngantuk
3. Masih banyak guru melakukan pembelajaran tanpa
persiapan sehingga materi yang diajarkan tidak seusai
yang diajarkan
4. Masih banyak guru yang kesulitan menerapkan metode
mengajar yang efektif&sistem menyenangkan.
5. Masih banyak guru yang belom menguasai menejemen
kelas sehingga menimbulkan pembelajaran tidak
bermakna bagi peserta didik
6. Masih banyak kepala sekolah belom mampu
memerankan gaya kepemimpinan yang cocok dengan
guru dan bersifat otoriter
7. Kepala sekolah tampaknya belom memahami konsep
kepeimpinan yang modern, yang lebih mengedepankan
aspek musyawarah& bekerja secara berkolaboratif.
8. Kepala sekolah kurang mampu memotivasi guru dalam
meningkatkankualitas belajarnya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN TINJAUAN TEORI
A. Kepemimpinan Transformasional
1. Pengertian Kepemimpinan
Secara umum definisi kepemimpinan dapat
dirumuskan sebagai berikut. “kepemimpinan berarti
kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat mempengaruhi, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa
orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan
selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya
suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.3
Kepemimpinan adalah segenap kegiatan dalam usaha
mempengaruhi orang lain yang ada di lingkungannya pada
situasi tertentu agar orang lain melalui kerjasama mau bekerja
dengan penuh rasa tanggung jawab demi tercapainya tujuan
yang telah di tetapkan.4
Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan
dukungan di antara bawahan agar tujuan organisasi dapat
tercapai. Dengan kata lain, tugas pemimpin menjaga keutuhan
kerja sama karyawan yang bekerja di dalam organisasi.5
Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kualitas
kelompok. Kepemimpinan hanya terjadi dalam suatu
3
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010, cet. 3, h. 125.
4
U. Husna Asmara, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Ghalia
indonesia, 1982, h. 18.
5
Andrew J. Dubrin, The Complete Ideal’s Guides: Leadership, Jakarta: Prenada,
2009, h. 4.
10
6
Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta:
Kanisius, 1994, h.61.
7
11
8
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 41.
12
9
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 41.
13
10
Ibid., h. 16.
11
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan,. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 53.
12
Siswanto & Agus Sucipto, Teori dan Perilaku Organisasi Sebuah Tinjauan Integratif.
Malang: UIN-Malang Press, 2008, h 199.
13
Akif Khilmiyah, Kepemimpinan Transformasional Berkeadilan Gender: Konsep dan
Implementasi di Madrasah, (Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2015), h. 17.
14
14
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan,. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
h. 53.
15
16
Andrew J. Dubrin, The Complete Ideal’s Guides: Leadership, (Jakarta: Prenada, 2009),
h.143.
17
f. Mengejar kejayaan
Tindakan transformasional tertinggi adalah membuat
orang lain bersemangat untuk melakukan kerja keras demi
kebesaran dan kejayaan organisasi.17
Seorang pemimpin transformasional merupakan
pemimpin yang dapat membawa perubahan besar untuk
lembaga yang dipimpinnya, dengan perubahan yang diberikan
diberbagai aspek dalam lembaga yang dipimpinnya ini
diharapkan mampu membawa lembaga ini kearah yang lebih
baik lagi, dapat lebih maju lagi dari sebelumnya. Sehingga
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai
bahkan jika perlu dapat terlampaui dari tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
5. Dimensi-dimensi Kepemimpinan Transformasional
Menurut Leithwood et.all menjelaskan bahwa Pengembangan
kepemimpinan transformasional telah dilakukan dalam
berbagai dimensi sehingga dapat diukur dari beberapa
dimensi, yaitu: (1) penyelesaian masalah: memahami masalah,
dan menyelesaikan suatu masalah; (2) membantu
perkembangan kepemimpinan guru: sifat dasar dan persepsi
kepemipinan guru; (3) membangun komitmen guru untuk
perubahan: tujuan pribadi, keyakinan kecakapan, keyakinan
konteks, dan proses menggerakkan emosi; (4) menciptakan
suatu kondisi untuk pertumbuhan dalam pengetahuan dan
keterampilan professional guru: pengembangan kecakapan
guru secara individual; (5) kepemimpinan untuk pembelajaran
organisasi: pembelajaran tim/kelompok dan pembelajaran
madrasah secara keseluruhan; dan (6) memelihara
keseimbangan emosi: mencegah stress dan kematian guru.18
17
ibid
18
Akif Khilmiyah, Kepemimpinan Transformasional Berkeadilan Gender: Konsep dan
Implementasi di Madrasah, (Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2015), h. 17
19
19
Ibid, h.21.
20
20
Marshall Sashkin & Molly G. Sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan (
Jakarta: Erlangga, 2011), h. 76.
22
21
Arifin Tahir, Buku Ajar Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Deepublish, 2014, hal. 66.
23
22
Aspizain Chaniago, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Letera Ilmu Cendekia, 2017,
hal. 50.
23
Tobroni, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, Cet. Ke-1, 2014, hal.43-44.
24
24
Tobroni, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, hal. 44
25
3) Tipe Paternalistis/Maternalistik
4) Tipe Militeristik
5) Tipe Laissez Faire
6) Tipe Populistis
7) Tipe Administratif/Eksekutif
8) Tipe Demokratis
9) Tipe Transformasional
Untuk memperjelas dari kesembilan tipe di atas, maka penulis
perlu menjabarkan satu persatu pengertian dari masing-masing
gaya kepemimpinan di atas, di antaranya:
1) Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menunjukkan karakteristik seorang
pemimpin yang ingin menang sendiri tanpa memikirkan
anggotanya. Terutama perilakunya yang tidak baik dan kurang
menghargai harkat dan martabat mereka, contohnya yaitu
memperlakukan anggotanya seperti mesin dalam
melaksanakan tugasnya tanpa mengkaitkannya dengan
kepentingan dan kebutuhan para anggotanya. Gaya
kepemimpinan seperti ini sangat menuntut anggota untuk taat
atas apa yang diperintahkan dan penggunaan punishment.25
Tipe Otokratis ini, memiliki ciri-ciri antara lain: kekuasaan
secara absolut terpusat pada pimpinan, komunikasi umumnya
satu arah dari atasan ke bawahan, para bawahan tidak
diberikan kesempatan untuk memberikan saran, pendapat,
maupun pertimbangan.26
25
Sutarto Wijono, Kepemimpinan dalam Perspektif Organisasi, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018, hal. 39.
26
Agus Rusmana, dkk, The Future Of Organizational Communication In The
Industrial Era 4.0, Bandung: Media Akselerasi, 2019, hal. 412.
26
27
Apriyanto dan Iswadi, Pengantar Manajemen, Surabaya: CV. Jakad MediaPublishing,
2020, hal. 30
28
Stephen dan Timothy (Ratna Saraswati Penerjemah), Perilaku Organisasi, Jakarta:
Salemba Empat, 2017, hal. 260.
29
Farera Erlangga, dkk, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Paternalistik terhadap
Motivasi Kerja Pegawai Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang”, dalam Jurnal
Humanus, Vol. XII, No. 2, 2013, hal. 177.
27
30
Reimond Napitupulu, dkk, Dasar-dasar Ilmu Kepemimpinan Teori dan Aplikasi,
Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019, hal. 46.
28
31
Afifuddin, Administrasi Pendidikan, Bandung: Insan Mandiri, 2005, hal. 34
32
Leny Marliana, “Tipe-tipe Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan”, dalam Jurnal
Ta‟dib, Vol. XVIII, No. 02, November 2013
33
Sunarni, dkk, “Pemetaan Gaya dan Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah”, dalam
Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan, Tahun 26, No. 1, Mei
2017, hal. 26.
34
Silvia Aprilianti, dkk, “Gaya Kepemimpinan Lurah Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan”, dalam Jurnal Administrasi Publik, Vol. 3, No.1, 2015,
hal. 98
29
35
Apriyanto dan Iswadi, Pengantar Manajemen, hal. 31.
36
Amalia Rosanti dan Siti Nuzulia, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis
Atasan terhadap Disiplin Kerja Pegawai”, dalam Jurnal Psikologi, INTUISI 4, No. 1,
2012, hal. 3.
37
Peter G. Northouse, Kepemimpinan Teori dan Praktik, Jakarta: PT Indeks, Cet Ke-1,
2013, hal. 179.
30
bawahan untuk melakukan suatu hal yang lebih dari apa yang
diharapkan, dengan cara:38
a) Para anggota dapat ditingkatkan pemahamannya akan
kegunaan dan nilai dari tujuan yang rinci dan ideal,
b) Para anggota dibuat menjadi orang yang dapat
mengalahkan kepentingan pribadi demi kepentingan
kelompok atau organisasi, dan
c) Para anggota digerakkan untuk memenuhi kebutuhan
tingkatan yang lebih tinggi.
Pemahaman akan kegunaan dan nilai dari tujuan yang rinci dan
ideal harus diterapkan kepada para bawahan. Dengan kata lain,
para anggota harus memahami bahwa orientasi proses lebih
utama dibandingkan hanya sekedar sebuah hasil. Kemudian,
penekanan untuk mengalahkan kepentingan sendiri demi
kepentingan kelompok menjadi suatu hal yang sangat penting,
mengingat hubungan yang baik dan iklim kerja yang kondusif
menjadi perhatian utama dalam mengimplementasikan tipe
ini. Selanjutnya, mengingat kebutuhan para anggota tidak
hanya materi, maka seorang pimpinan harus mampu
membangkitkan semangat para anggota untuk memenuhi
kepentingan tingkatan yang lebih tinggi sesuai dengan
kapasitas mereka.
Dengan memperhatikan hal tersebut, kepemimpinan yang
sangat efektif untuk diterapkan pada penelitian ini yaitu gaya
kepemimpinan transformasional. Dimana gaya atau tipe
kepemimpinan tersebut mampu digunakan dengan baik pada
waktu yang tepat, dengan menggabungkan secara maksimal
antara kepuasan dan produktivitas kerja, terjadinya
pertumbuhan, dan pengembangan manusia. Dalam
Pendidikan, penggunaan daya kepemimpinan yang ada, dapat
memengaruhi perilaku kepemimpinan. Perilaku
38
Peter G. Northouse, Kepemimpinan Teori dan Praktik, hal. 180.
31
39
Imam Muslimin, Pemimpin Perubahan (Model kepemimpinan dalam transisi
perubahan kelembagaan), hal.7.
40
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: GAMA University
Press, 1993, hal. 78.
32
41
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, kesan, dan keserasian al-Qur‟an, Jakarta:
Lentera Hati, 2002, hal. 483.
42
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, Jilid 2, 2012,hal . 198.
34
43
Sayyid Quthb, Tafsir Fi-Zhilalil Qur‟an, Penerjemah M. Misbah dan Aunur Rafiq Shaleh
Tamhid, Jakarta: Robbani Press, Jilid 8, Cet. Ke-1, 2009, hal. 275-276
36
44
Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Mahalli dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar
As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Kairo: Daarul Hadits, hal. 189-190
37
45
Ridwan Abdullah Sani, Isda Pramuniati dan Anies Mucktiany, Penjaminan Mutu Sekolah,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 3.
38
46
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini. Implementasi
Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras,
2012), 45-46.
47
Zamroni, Meningkatkan Mutu Sekolah, (Jakarta: PSAP Muhamadiyah, 2007), 2.
39
48
Ridwan Abdullah Sani, Isda Pramuniati dan Anies Mucktiany,
Penjaminan Mutu Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 6.
49
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), 120
40
50
Dadang Suhardan, Supervisi Professional (Layanan Dalam Meningkatkan Mutu
Pengajaran
41
51
Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Wacana Prima, 2009)h .53-
57
42
52
Isjoni, Pembelajaran Visoner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar) 2007, h. 11-
25
44
53
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, DKK, Pembelajaran Akserelasi, (Jakarta:Prestasi
Pustaka,2011), h.15-17
46
54
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h, 109-111
55
Zamroni. Paradigma PendidikanMasa Depan. (Jogjakarta : Bigraf Publising, 2000)h. 148
47
56
Syaiful Sagala. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2010), h.320
57
Muhaimindkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana
66
59
Asep Sunarko and Sholeh Sholeh, “Peningkatan Mutu Manajemen
Pembelajaran Oleh Kepala Madrasah Di MTs Salafiyah Al Tarmasi,” Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ 6, no. 1 (2019): 37.
51
60
E. Junaedi Sastradiharja, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Supervisi
Instruksional, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah, dan Motivasi Berprestasi terhadap
Produktivitas Kerja Guru Di Sekolah SMP Negeri dan Swasta Kota Depok Jawa Barat,
Disertasi Institut PTIQ Jakarta, 2014.
52
62
Mudzakir, Hubungan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru
dengan Kinerja Guru di SD Islam Al-Azhar 8 Kembangan Jakarta dan SD Islam Al- Azhar
15 Pamulang Tangerang Selatan. Tesis, Jakarta: Institut PTIQ, 2013
53
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan kumpulan data, analisis data,
penafsiran data/informasi, dan kesimpulan serta
saran/rekomendasi. Kris mengemukakan bahwa metode
penelitian dapat disebut sebagai penolong untuk para peneliti
yang sedang mengumpulkan data dari sampel dan mencari
jalan keluar atas permasalahan tertentu. Sugiyono
mengemukakan bahwa dalam metode penelitian terdapat
empat kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu: Aturan
keilmuan merupakan kegiatan penelitian yang
pelaksanaannya berdasarkan pada khusus keilmuan, yakni
dilakukan secara masuk akal atau logis, empiris dan sistematis
(terstruktur). Logis yang memiliki arti bahwa kegiatan suatu
penelitian dilakukan dengan aturan yang masuk akal,
sehingga mudah dipahami dan mudah dinalar oleh manusia.
Empiris, yakni aturan yang dilakukan dalam penelitian
melalui pengamatan indera manusia, sehingga orang lain
dapat mengamati dan mengetahui aturan yang digunakan.
Sistematis (terstruktur), artinya melaksanakan suatu
penelitian pada saat prosesnya harus menggunakan berbagai
macam langkah yang bersifat logis. Walaupun berbagai
macam langkah penelitian antara metode kuantitatif, kualitatif
dan Research and Developement (R&D) berbeda, akan tetapi
seluruhnya sistematis (terstruktur).
A. Populasi dan Sampel
B. Sifat Data
C. Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
1. Variabel Penelitian
A. Menurut Salladin yang dikutip oleh Djunaidi dan Fauzan
menyatakan bahwa di dalam penelitian seorang peneliti harus
memiliki kemampuan untuk membedakan antara variabel
tergantung (dependent variable) di satu sisi, dengan variabel
bebas (independent variable), juga variabel antara (intervening
variable), variabel moderator (moderator variable), dan variabel
latar belakang mutlak (antecedent variable) di sisi lain.
Instrumen Data
54
63
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 10, h.89.
64
Rully Indrawan & Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama,
2014), h.68
55
65
Mahmud, op. cit., h. 100.
56
Tabel 1.1
Kisi-kisi Instrumen Observasi Tentang Implementasi
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran
66
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2005), Cet. 7, hlm.70.
57
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.67 Pada penelitian ini digunakan wawancara
secara mendalam dengan kepala sekolah, guru dan staf yang
merupakan sumber penelitian. Teknik wawancara ini
dimaksudkan untuk menggali data dan informasi tentang
implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah
di Smp Islam Daar El’Arqam, Kec. Mauk
67
Lexy J. Moleong, MA, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja RosdaKarya,
1997, Cet Ke-8, hlm.135
58
3. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik.68
Metode dokumentasi adalah sumber non manusia yang merupakan
sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi/kondisi sebenarnya
serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami
perubahan.
Pedoman dokumen digunakan untuk mengetahui data-data yang ada di
SMP Islam Daar El’Arqam Kec. Mauk. Data akan diperoleh melalui kajian
atau studi terhadap manual yang berisi kebijakan-kebijakan, prosedur-
prosedur yang diberlakukan, instruksi-instruksi serta arsip lainnya.
68
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. 8, h.221.
60
69
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2010, cet. 8, hlm 246-252.
61
Waktu Pelaksanaan
September 2020
Agustus 2020
Oktober 2020
No. Kegiatan
Juni 2020
Mei 2020
Juli 2020
1. Pengajuan Judul Tesis X
3. Penunjukkan pembimbing X
10. Penelitian X
Pengolahan Data Hasil
11. X
Penelitian
12. Penulisan Bab IV dan V X
E. Jadwal Penelitian
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Hasil Penelitian
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
63
64