Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Pendidikan Sebagai Hak dan Kewajiban Semua Warga Negara”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu: Sobrul Laeli, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
1. Andini Amalia S (H.2010038)
2. Dewi Kusuma W (H.2010095)
3. Syifa Fauzia (H.2010282)

KELAS 3A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan
Sebagai Hak dan Kewajiban Semua Warga Negara” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Dengan
membuat tugas ini, kami berharap mampu untuk lebih memahami tentang materi ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sobrul Laeli, M.Pd.I. selaku dosen
mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian
makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi banyak orang, terutama bagi kami
sendiri.

Bogor, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Hak dan Kewajiban ...................................................................................... 2
B. Konsep Pendidikan .................................................................................................... 3
C. Hak Warga Negara Mendapat Pendidikan................................................................. 4
D. Demokrasi Pendidikan .............................................................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia membutuhkan pengetahuan, dan untuk mendukung pengetahuannya
tentu dengan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan
dan perkembangan suatu negara, Oleh sebab itu, hak mendapatkan pendidikan bagi
masyarakat dan warga negara, tentu kini sudah harus dapat diterima bagi seluruh
lapisan dan kalangan masyarakat.
Namun, apakah seluruh masyarakat sudah mendapatkan hak mendapatkan
pendidikan sebagai warga negara? Apakah hak dan kewajibannya sudah tepenuhi
dalam mendapatkan pendidikan? Karena pada faktanya, meskipun pendidikan
merupakan hak bagi warga negara, masih banyak warga negara belum tidak terpenuhi
hak nya khususnya dalam mendapatkan pendidikan. Masih banyak warga negara yang
tidak mendapatkan pendidikan / tidak bisa bersekolah karena berbagai faktor, salah
satunya faktor ekonomi. Mengapa demikian? Itu akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep hak dan kewajiban?
2. Apa konsep pendidikan?
3. Apakah hak warga negara mendapatkan pendidikan?
4. Bagaimana demokrasi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu konsep hak dan kewajiban.
2. Untuk mengetahui apa itu konsep pendidikan.
3. Untuk mengetahui bahwa mendapatkan pendidikan merupakan hak warga negara.
4. Untuk mengetahui bagaimana demokrasi pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Hak dan Kewajiban


Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah
ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak
memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, memiliki, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-
undang, aturan, dsb). Kekuasaan yang benar atas sesuatu menuntut sesuatu, derajat
atau martabat. Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggung jawaban atas kewajiban.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap suatu keharusan / kewajiban
yang wajib untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna
mendapatkan hak yang pantas. Kewajiban pada umumnya mengarahkan pada suatu
keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota
warga negara guna mendapat pengakuan akan hak dan pelaksanaan kewajiban
tersebut. 
Hak dan kewajiban merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Hak
dan kewajiban ini saling terkait satu sama lain, sehingga dalam praktik harus
dijalankan dengan seimbang. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara imbang,
maka akan terjadi suatu ketimpangan dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Hak dan Kewajiban Warga Negara


Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya. Pasal ini
mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Selain itu, hak dan
kewajiban warga negara telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan
30, yaitu:
1. Pasal 26 ayat 1 Yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

2
2. Pasal 27 ayat 1 Menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
3. Pasal 27 ayat 2 menetapkan tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
4. Pasal 28 menetapkan kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang
5. Pasal 30 ayat 1 menetapkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam pembelaan negara.
Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi hak asasi manusia
memiliki kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk
memperoleh pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 persamaan setiap
hak warga negara untuk mendapatkan pengajaran dijamin berdasarkan pasal 28C ayat
1 yang berbunyi: Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya.

B. Konsep Pendidikan
1. Pengertian pendidikan 
Langeveld memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah usaha
mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang tertuju kepada
kedewasaan anak didik atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup
mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Menurut Dewey konsep pendidikan mengandung pengertian sebagai
suatu proses pengalaman, karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan
berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia.
Menurut UU sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, nampak bahwa
apa yang didefinisikan oleh para ahli pada dasarnya tidak terdapat perbedaan
yang mendasar, hal tersebut Nampak bahwa para ahli selalu mengungkapkan

3
unsur kemandirian (meskipun dalam istilah lain yang berbeda) sebagai tujuan
proses pendidikan.

C. Hak Warga Negara Mendapat Pendidikan


Kemajuan sebuah bangsa pada umumnya ditentukan oleh bangsa itu dalam
mendayagunakan sumber manusia melalui pergumulannya mengembangkan ilmu
pengetahuan. Kaitannya dengan hal ini, maka setiap individu sangat perlu untuk
mendapatkan pendidikan. Ditinjau dari konteks teoritis, pendidikan merupakan sarana
untuk menyalurkan pengetahuan, pendidikan adalah hak anak-anak, pendidikan
adalah hak kaum perempuan.
Seluruh dunia telah sepakat bahwa pendidikan harus mendapatkan tempat
yang setinggi-tingginya dalam setiap program - program pembangunan di Negara
manapun. Deklarasi universal tentang hak asasi pada tahun 1948 telah menempatkan
hak memperoleh pendidikan menjadi salah satu prioritas.
Hak atas pendidikan itu sendiri adalah hak asasi manusia dan merupakan suatu
sarana yang mutlak diperlukan untuk mewujudkan hak-hak lain. Penyelesaian suatu
program pendidikan yang sudah ditetapkan dengan memuaskan merupakan pra-syarat
yang sangat penting untuk akses mendapatkan pekerjaan, sehingga pendidikan dilihat
sebagai gerbang menuju keberhasilan. Kesejahteraan yang kuat dapat dilihat antara
hak atas pendidikan dan pengembangan penghormatan martabat manusia. Hak
mendapatkan pendidikan bisa dilihat dari tinjauan Epistemiologi dan Aksiologi.
1. Tinjauan Epistemologi Hak Mendapatkan Pendidikan
Epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan
dasardasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas
pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu, secara sederhana
dapat diartikan sebagai landasan dalam mencapai suatu pengetahuan.
AL-Qur’an sebagai konstitusi dan sumber normatif filsafat pendidikan Islam
yang pertama ini merupakan hudan, atau petunjuk bagi kehidupan manusia
meskipun al-Qur’an bukan kitab pendidikan, tetapi sejatinya didalam ayat-ayatnya
terkandung istilah-istilah berkenaan dengan pendidikan. Misalnya 5 ayat pertama
dalam surat al-Alaq dengan jelas mengandung unsur pendidikan. Di dalam ayat-
ayat ini tertera istilah iqra (bacalah), allama (mengajarkan), al-Qalam (pena/alat
tulis), dan ya’lam (mengetahui). Kalau dipahami secara lebih mendalam, istilah-

4
istilah seperti baca, mengajar, pena, dan mengetahui erat sekali hubungannya
dengan pendidikan.
Allah dalam konsep filsafat pendidikan Islam merupakan “pendidik yang
maha agung”, yang bukan hanya mendidik manusia melainkan juga makhluk
seluruhnya. Oleh karena itu Al-Qur’an tentang pendidikan bersifat menyeluruh
dan terpadu, mengandung perkembangan dan perubahan. Filsafat al-Qur’an
mengandung perkembangan dan perubahan, maksudnya mengajak manusia untuk
meningkat kearah yang lebih baik dan sempurna.
Selain itu juga, salah satu misi sentral Nabi Muhammad SAW adalah
meningkatan kualitas SDM yang utuh tidak hanya secara jasmaniah tetapi juga
batiniah atau rohaniah. Nabi Muhammad SAW diutus untuk mengembangkan
kualitas kehidupan manusia, mensucikan moral, etika, akhlak dan membekali
mereka dengan bekal-bekal yang diperlukan dalam menjalani kehidupan dunia
dan akhirat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hak mendapatkan pendidikan bagi
setiap individu harus menyuluruh dan efesien sesuai dengan tujuan dan orientasi
pendidikan Islam yaitu mencerdaskan setiap individu dengan memegang nilai-
nilai ilahiah (Qur’ani) dan sekaligus sebagai pedoman dalam membentuk genarasi
emas, yang kreatif, inovatif, kompetetif, dan berdedikasi dalam setiap langkah dan
sikap (insan kamil).
2. Tinjauan Aksiologi Hak Mendapatkan Pendidikan
Aksiologi yaitu teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Terdapat 2 hal yang menjadi aspek aksiologi dari hak
mendapatkan pendidikan yaitu :
a. Hak Warga Negara Memperoleh Pendidikan
Dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 tertulis bahwa setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan, wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya, Negara juga mempriorotaskan anggaran
pendidikan sekurangkurangnya 20 persen dari APBN dan APBD.
Tetapi faktanya, kita bisa melihat saat ini betapa susahnya rakyat ingin
sekolah, banyak masyarakat yang tidak mampu menyekolahkan anaknya
karena faktor ekonomi yang tidak mendukung. Pendidikan yang seharusnya di
dapatkan dengan mudah karena sudah dijamin oleh undang-undang, tapi pada

5
kenyataannya pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena
pendidikan menjadi harga yang sangat mahal yang harus dibayar oleh rakyat.
Selain itu, pendidikan di Indonesia juga terjadi kesenjangan antara
daerah perkotaan dengan daerah pedesaan. Semakin terpencil suatu daerah
maka semakin minim perhatian pemerintah terhadap pendidikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hak warga dalam
mendapatkan pendidikan di Indonesia masih terjadi kesenjangan yang sangat
besar.
b. Hak Pemerintah dalam Menyelenggarakan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan dasar merupakan tanggung jawab
bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Pendanaan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah dan masyarakat.
Pada dasarnya, pendidikan adalah unsur terpenting di dalam sebuah
negara. Karena dari pendidikan, lahir sumber daya manusia yang handal. Oleh
karena itu jika pendidikan di dalam suatu negara tidak dikelola dengan baik
bahkan diabaikan, maka sudah dapat dipastikan anak bangsa yang lahir
sebagai penerus untuk membangun negara akan menjadi seorang yang tak
berdaya tergerus oleh jaman, dan akan berdampak pada kelangsungan hidup
suatu negara.
Hanya saja, pendidikan yang diimpikan oleh semua kalangan
masyarakat hanyalah menjadi mimpi karena begitu besar dan kompleks
permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya
adalah masih banyak anak Indonesia yang tidak bisa menikmati atau
melanjutkan pendidikannya. Jumlah anak putus sekolah dan berpendidikan
rendah di Indonesia masih tinggi.
Inilah kenyataan yang ada di Indonesia, kalau kita lihat dari realita
yang ada saat ini sungguh sangat miris, karena walaupun sudah ada undang-
undang yang mengatur tentang hak asasi manusia khususnya hak mendapatkan
pendidikan, tetapi undang-undang tersebut sampai sekarang belum bisa
dilaksanakan secara maksimal saat ini. Bisa dilihat banyak sekali sekolah yang
roboh dan tidak layak huni, angka putus sekolah juga semakin meningkat, dan
biaya pendidikan juga semakin tinggi.

6
D. Demokrasi Pendidikan
Seperti yang dituliskan dalam Undang Undang dasar 45 menyatakan bahwa
Demokrasi Pendidikan diartikan sebagai hak setiap warga Negara atas kesempatan
yang seluas-luasnya untuk menikmati Pendidikan, yang sesuai dengan bunyi
pernyataan Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat (1) yaitu‚ Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
Demokrasi Pendidikan bukan hanya sekedar prosedur , tetapi juga nilai-nilai
pengakuan dalam kehormatan dan martabat manusia. Sebagaimana yang diamanatkan
oleh Undang – Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi bahwa setiap warga
Negara berhak mendapatkan Pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa
yang mencakupi orang tua, masyarakat, dan pemerintah memiliki kewajiban dalam
bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Jadi
dapat dikatakan bahwa Demokrasi Pendidikan merupakan pandangan hidup yang
mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidikan dan anak didik, serta juga
dengan pengelola pendidikan.

Prinsip-Prinsip Demokrasi Pendidikan


Pada setiap pelaksanaan suatu pendidikan terdapat beberapa permasalahan
yang berkaitan langsung dengan kewajiban dan hak manusia, permasalahan tersebut
di antaranya adalah:
1) Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.
2) Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan.
3) Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat dipahami bahwa ide-ide dan nilai
demokrasi pendidikan sangat dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat, dan jenis
masyarakat dimana mereka berada. Karena dalam kenyataannya pengembangan
demokrasi pendidikan itu sendiri akan dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan
masyarakat. Sedangkan demokrasi dalam proses pendidikan dapat diarahkan kepada
pembawaan kultur dan norma keadaban. Paolo Freire menyatakan bahwa untuk
mencapai demokrasi pendidikan perlu diciptakan kebebasaan interaksi antara pendidik
dan peserta didiknya dalam proses belajar dikelas. Jadi demokrasi pendidikan akan

7
mendorong tumbuhnya iklim egalitarian (kesetaraan atau kesamaan derajat dalam
kebersamaan) antara pendidik dan peserta didik.
Apabila hal tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi pendidikan
yang telah diungkapkan, maka terdapat beberapa hal penting yang harus diketahui dan
diperhatikan, diantaranya :
1) Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara
dengan cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem
politik yang ada.
2) Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik.
3) Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam demokrasi pendidikan hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan nilai leluhurnya.
2) Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermanfaat
dan berbudi pekerti luhur.
3) Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk
memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan
kemampuan pribadinya dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
merugikan orang lain.

Demokrasi Pendidikan di Indonesia


Pengakuan terhadap hak asasi setiap individu untuk menuntut pendidikan pada
dasarnya telah mendapatkan pengakuan secara legal seperti yang diamanatkan pada
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2. Pada dasarnya bangsa Indonesia
telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikan sejak
diproklamasikannya kemerdekaan hingga masa pembangunan sekarang ini. Hal
tersebut telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesi, yaitu
seperti berikut :
1) Pasal 31 UUD 1945
a. Ayat (1): tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
b. Ayat (2): pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

8
2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
a. Pasal 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
b. Pasal 3
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
c. Pasal 4
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
d. Pasal 5
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.

3) UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan . Menurut UU ini,


demokrasi pendidikan cukup banyak dibicarakan terutama yang berkaitan
dengan hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan. Seperti
yang tercantum Pasal 6, yaitu “Setiap warga Negara berhak atas
kesempatan yang seluas luasnya untuk mengikuti pendidikan agar
memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-
kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
tamatan pendidikan dasar.”
Dari uraian di atas dapat disimpukan bahwa pelaksanaan demokrasi
pendidikan sebagai hak dan kewajiban warga negara tidak hanya terbatas pada
9
pemberian kesempatan belajar, tetapi juga melingkupi fasilitas pendidikan sesuai
dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dibutuhkan masyarakat dengan tetap
beroriantasi pada peningkatan mutu. Dengan begitu, semua lapisan masyarakat
melalui lembaga-lembaga sosial dan keagamaan akan mendapatkan kesempatan
pendidikan dengan merata.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah
ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.
Kemajuan sebuah bangsa pada umumnya ditentukan oleh bangsa itu dalam
mendayagunakan sumber manusia melalui pergumulannya mengembangkan ilmu
pengetahuan. Kaitannya dengan hal ini, maka setiap individu sangat perlu untuk
mendapatkan pendidikan. Deklarasi universal tentang hak asasi pada tahun 1948 telah
menempatkan hak memperoleh pendidikan menjadi salah satu prioritas. Hak atas
pendidikan itu sendiri adalah hak asasi manusia dan merupakan suatu sarana yang
mutlak diperlukan untuk mewujudkan hak-hak lain.
Seperti yang dituliskan dalam Undang Undang dasar 45 menyatakan bahwa
Demokrasi Pendidikan diartikan sebagai hak setiap warga Negara atas kesempatan
yang seluas-luasnya untuk menikmati Pendidikan, yang sesuai dengan bunyi
pernyataan Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat (1).
Pelaksanaan demokrasi pendidikan sebagai hak dan kewajiban warga negara
tidak hanya terbatas pada pemberian kesempatan belajar, tetapi juga melingkupi
fasilitas pendidikan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dibutuhkan
masyarakat dengan tetap beroriantasi pada peningkatan mutu. Dengan begitu, semua
lapisan masyarakat melalui lembaga-lembaga sosial dan keagamaan akan
mendapatkan kesempatan pendidikan dengan merata.
B. Saran
Melihat betapa pentingnya hak mendapatkan pendidikan, maka pemerintah
seharusnya memberikan anggaran terhadap setiap warga Negara sesuai dengan APBN
dan APBD yang sudah ditetapkan untuk biaya pendidikan baik proses dan
operasionalnya. Sehingga, kewajiban atas hak mendapatkan pendidikan ini tentu
dapat dijalankan dengan maksimal, apabila pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
masyarakat bersinergi yakni dengan tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan
warga negara meningkatkan, sumber daya manusia melalui pendidikan yang
menyeluruh.

11
DAFTAR PUSTAKA

DAULAY, M. R. (2017). Demokrasi Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan


Islam. FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 3(1), 91-110.
Media, Berita. 2021. “ Hak dan kewajiban warga negara Indonesia dengan UUD 1945 ”
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732, diakses pada 11
November 2021.
Setiyadi, A. C. (2010). Konsep Demokrasi Pendidikan Menurut John Dewey. At-Ta'dib, 5(1).
Sugini, A. (2019). Demokrasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam (Doctoral
dissertation, UIN SMH BANTEN.
Suriansyah, Ahmad. 2011. “Landasan pendidikan “. Banjarmasin. Comdes.
UU RI Nomor 20 tahun 2013, Standar Nasional Pendidikan Serta Wajib Belajar (Bandung:
Citra Umbara 2016), 2-7.
UU RI  Nomor 2 tahun 1989, Sistem Pendidikan Nasional.
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU2-1989Sisdiknas.pdf. Diakses pada 10 November
2021.
Wikipedia. 2021.“Hak “. https://id.wikipedia.org/wiki/Hak, diakses pada 11 November
2021. 
Hadi, S. (2017). Hak Mendapatkan Pendidikan Tinjauan Epistimologi dan Aksiologi Filsafat
Pendidikan Islam. Palapa, 5(2), 78-91.

12

Anda mungkin juga menyukai