Disusun Oleh:
1. Andini Amalia S (H.2010038)
2. Dewi Kusuma W (H.2010095)
3. Syifa Fauzia (H.2010282)
KELAS 3A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan
Sebagai Hak dan Kewajiban Semua Warga Negara” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Dengan
membuat tugas ini, kami berharap mampu untuk lebih memahami tentang materi ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sobrul Laeli, M.Pd.I. selaku dosen
mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian
makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi banyak orang, terutama bagi kami
sendiri.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Hak dan Kewajiban ...................................................................................... 2
B. Konsep Pendidikan .................................................................................................... 3
C. Hak Warga Negara Mendapat Pendidikan................................................................. 4
D. Demokrasi Pendidikan .............................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep hak dan kewajiban?
2. Apa konsep pendidikan?
3. Apakah hak warga negara mendapatkan pendidikan?
4. Bagaimana demokrasi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu konsep hak dan kewajiban.
2. Untuk mengetahui apa itu konsep pendidikan.
3. Untuk mengetahui bahwa mendapatkan pendidikan merupakan hak warga negara.
4. Untuk mengetahui bagaimana demokrasi pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Pasal 27 ayat 1 Menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
3. Pasal 27 ayat 2 menetapkan tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
4. Pasal 28 menetapkan kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang
5. Pasal 30 ayat 1 menetapkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam pembelaan negara.
Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi hak asasi manusia
memiliki kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk
memperoleh pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 persamaan setiap
hak warga negara untuk mendapatkan pengajaran dijamin berdasarkan pasal 28C ayat
1 yang berbunyi: Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya.
B. Konsep Pendidikan
1. Pengertian pendidikan
Langeveld memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah usaha
mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang tertuju kepada
kedewasaan anak didik atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup
mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Menurut Dewey konsep pendidikan mengandung pengertian sebagai
suatu proses pengalaman, karena kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan
berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia.
Menurut UU sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, nampak bahwa
apa yang didefinisikan oleh para ahli pada dasarnya tidak terdapat perbedaan
yang mendasar, hal tersebut Nampak bahwa para ahli selalu mengungkapkan
3
unsur kemandirian (meskipun dalam istilah lain yang berbeda) sebagai tujuan
proses pendidikan.
4
istilah seperti baca, mengajar, pena, dan mengetahui erat sekali hubungannya
dengan pendidikan.
Allah dalam konsep filsafat pendidikan Islam merupakan “pendidik yang
maha agung”, yang bukan hanya mendidik manusia melainkan juga makhluk
seluruhnya. Oleh karena itu Al-Qur’an tentang pendidikan bersifat menyeluruh
dan terpadu, mengandung perkembangan dan perubahan. Filsafat al-Qur’an
mengandung perkembangan dan perubahan, maksudnya mengajak manusia untuk
meningkat kearah yang lebih baik dan sempurna.
Selain itu juga, salah satu misi sentral Nabi Muhammad SAW adalah
meningkatan kualitas SDM yang utuh tidak hanya secara jasmaniah tetapi juga
batiniah atau rohaniah. Nabi Muhammad SAW diutus untuk mengembangkan
kualitas kehidupan manusia, mensucikan moral, etika, akhlak dan membekali
mereka dengan bekal-bekal yang diperlukan dalam menjalani kehidupan dunia
dan akhirat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hak mendapatkan pendidikan bagi
setiap individu harus menyuluruh dan efesien sesuai dengan tujuan dan orientasi
pendidikan Islam yaitu mencerdaskan setiap individu dengan memegang nilai-
nilai ilahiah (Qur’ani) dan sekaligus sebagai pedoman dalam membentuk genarasi
emas, yang kreatif, inovatif, kompetetif, dan berdedikasi dalam setiap langkah dan
sikap (insan kamil).
2. Tinjauan Aksiologi Hak Mendapatkan Pendidikan
Aksiologi yaitu teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Terdapat 2 hal yang menjadi aspek aksiologi dari hak
mendapatkan pendidikan yaitu :
a. Hak Warga Negara Memperoleh Pendidikan
Dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 tertulis bahwa setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan, wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya, Negara juga mempriorotaskan anggaran
pendidikan sekurangkurangnya 20 persen dari APBN dan APBD.
Tetapi faktanya, kita bisa melihat saat ini betapa susahnya rakyat ingin
sekolah, banyak masyarakat yang tidak mampu menyekolahkan anaknya
karena faktor ekonomi yang tidak mendukung. Pendidikan yang seharusnya di
dapatkan dengan mudah karena sudah dijamin oleh undang-undang, tapi pada
5
kenyataannya pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena
pendidikan menjadi harga yang sangat mahal yang harus dibayar oleh rakyat.
Selain itu, pendidikan di Indonesia juga terjadi kesenjangan antara
daerah perkotaan dengan daerah pedesaan. Semakin terpencil suatu daerah
maka semakin minim perhatian pemerintah terhadap pendidikan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hak warga dalam
mendapatkan pendidikan di Indonesia masih terjadi kesenjangan yang sangat
besar.
b. Hak Pemerintah dalam Menyelenggarakan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan dasar merupakan tanggung jawab
bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Pendanaan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah dan masyarakat.
Pada dasarnya, pendidikan adalah unsur terpenting di dalam sebuah
negara. Karena dari pendidikan, lahir sumber daya manusia yang handal. Oleh
karena itu jika pendidikan di dalam suatu negara tidak dikelola dengan baik
bahkan diabaikan, maka sudah dapat dipastikan anak bangsa yang lahir
sebagai penerus untuk membangun negara akan menjadi seorang yang tak
berdaya tergerus oleh jaman, dan akan berdampak pada kelangsungan hidup
suatu negara.
Hanya saja, pendidikan yang diimpikan oleh semua kalangan
masyarakat hanyalah menjadi mimpi karena begitu besar dan kompleks
permasalahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya
adalah masih banyak anak Indonesia yang tidak bisa menikmati atau
melanjutkan pendidikannya. Jumlah anak putus sekolah dan berpendidikan
rendah di Indonesia masih tinggi.
Inilah kenyataan yang ada di Indonesia, kalau kita lihat dari realita
yang ada saat ini sungguh sangat miris, karena walaupun sudah ada undang-
undang yang mengatur tentang hak asasi manusia khususnya hak mendapatkan
pendidikan, tetapi undang-undang tersebut sampai sekarang belum bisa
dilaksanakan secara maksimal saat ini. Bisa dilihat banyak sekali sekolah yang
roboh dan tidak layak huni, angka putus sekolah juga semakin meningkat, dan
biaya pendidikan juga semakin tinggi.
6
D. Demokrasi Pendidikan
Seperti yang dituliskan dalam Undang Undang dasar 45 menyatakan bahwa
Demokrasi Pendidikan diartikan sebagai hak setiap warga Negara atas kesempatan
yang seluas-luasnya untuk menikmati Pendidikan, yang sesuai dengan bunyi
pernyataan Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat (1) yaitu‚ Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
Demokrasi Pendidikan bukan hanya sekedar prosedur , tetapi juga nilai-nilai
pengakuan dalam kehormatan dan martabat manusia. Sebagaimana yang diamanatkan
oleh Undang – Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang berbunyi bahwa setiap warga
Negara berhak mendapatkan Pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa
yang mencakupi orang tua, masyarakat, dan pemerintah memiliki kewajiban dalam
bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Jadi
dapat dikatakan bahwa Demokrasi Pendidikan merupakan pandangan hidup yang
mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidikan dan anak didik, serta juga
dengan pengelola pendidikan.
7
mendorong tumbuhnya iklim egalitarian (kesetaraan atau kesamaan derajat dalam
kebersamaan) antara pendidik dan peserta didik.
Apabila hal tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi pendidikan
yang telah diungkapkan, maka terdapat beberapa hal penting yang harus diketahui dan
diperhatikan, diantaranya :
1) Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara
dengan cara adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem
politik yang ada.
2) Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik.
3) Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam demokrasi pendidikan hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan nilai leluhurnya.
2) Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermanfaat
dan berbudi pekerti luhur.
3) Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk
memperoleh pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan
kemampuan pribadinya dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
merugikan orang lain.
8
2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
a. Pasal 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
b. Pasal 3
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
c. Pasal 4
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
d. Pasal 5
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah
ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.
Kemajuan sebuah bangsa pada umumnya ditentukan oleh bangsa itu dalam
mendayagunakan sumber manusia melalui pergumulannya mengembangkan ilmu
pengetahuan. Kaitannya dengan hal ini, maka setiap individu sangat perlu untuk
mendapatkan pendidikan. Deklarasi universal tentang hak asasi pada tahun 1948 telah
menempatkan hak memperoleh pendidikan menjadi salah satu prioritas. Hak atas
pendidikan itu sendiri adalah hak asasi manusia dan merupakan suatu sarana yang
mutlak diperlukan untuk mewujudkan hak-hak lain.
Seperti yang dituliskan dalam Undang Undang dasar 45 menyatakan bahwa
Demokrasi Pendidikan diartikan sebagai hak setiap warga Negara atas kesempatan
yang seluas-luasnya untuk menikmati Pendidikan, yang sesuai dengan bunyi
pernyataan Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat (1).
Pelaksanaan demokrasi pendidikan sebagai hak dan kewajiban warga negara
tidak hanya terbatas pada pemberian kesempatan belajar, tetapi juga melingkupi
fasilitas pendidikan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dibutuhkan
masyarakat dengan tetap beroriantasi pada peningkatan mutu. Dengan begitu, semua
lapisan masyarakat melalui lembaga-lembaga sosial dan keagamaan akan
mendapatkan kesempatan pendidikan dengan merata.
B. Saran
Melihat betapa pentingnya hak mendapatkan pendidikan, maka pemerintah
seharusnya memberikan anggaran terhadap setiap warga Negara sesuai dengan APBN
dan APBD yang sudah ditetapkan untuk biaya pendidikan baik proses dan
operasionalnya. Sehingga, kewajiban atas hak mendapatkan pendidikan ini tentu
dapat dijalankan dengan maksimal, apabila pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
masyarakat bersinergi yakni dengan tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan
warga negara meningkatkan, sumber daya manusia melalui pendidikan yang
menyeluruh.
11
DAFTAR PUSTAKA
12