Anda di halaman 1dari 3

RESUME BAHAN DISKUSI PERKULIAHAN

Nama : Muhamad Daffa Fikriyal


NIM : 2210380
Prodi : Pendidikan Khusus
Kelas : 2B

Pertemuan :5
Hari/tanggal : 6 Maret 2023
Materi : Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Sumber Bacaan :
Jenis
N
(Buku/Artikel/ Judul Penulis Link sumber
o
Media Massa)
1 Artikel Jurnal SEJARAH Kurniana, N., Karnandi, https://
PERUMUSAN K. T., & Bustomi, M. Y. ejurnal.politeknikpratama.ac.id/
PANCASILA index.php/Lencana/article/view/865
PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
2 Buku Pendidikan Paristiyanti https://sipejar.um.ac.id/
Pancasila Untuk Nurwardani,Hestu Yoga pluginfile.php/1122744/
Perguruan Tinggi Saksama,Arqom mod_resource/content/1/materi
Kuswanjono,Misnal %20p3.pdf
Munir,Rizal
Mustansyir,Encep
Syarief Nurdin,Edi
Mulyono,Sanityas Jukti
Prawatyani,Aan
Almaidah Anwar,
Evawany,Fajar
Priyautama,Ary
Festanto
3
4

Resume (Kombinasi uraian, gambar, tabel, diagram, peta konsep)

A. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat

 Pancasila sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag) nilai-nilai filosofis yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum yang berlaku di
Indonesia. Artinya, nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus
mendasari seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Sastrapratedja menegaskan bahwa fungsi utama Pancasila menjadi dasar negara dan dapat
disebut dasar filsafat adalah dasar filsafat hidup kenegaraan atau ideologi negara. Pancasila
adalah dasar politik yang mengatur dan mengarahkan segala kegiatan yang berkaitan dengan
hidup kenegaraan, seperti perundang-undangan, pemerintahan, perekonomian nasional,
hidup berbangsa, hubungan warga negara dengan negara, dan hubungan antarsesama warga
negara, serta usaha-usaha untuk menciptakan kesejateraan bersama. Oleh karena itu,
Pancasila harus menjadi operasional dalam penentuan kebijakan-kebijakan dalam bidang-
bidang tersebut di atas dan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa
dan negara (Sastrapratedja, 2001: 1).
 Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti praktis. Artinya, Pancasila memiliki
peran dan membimbing dalam kehidupan sehari-hari dan dalam sikap, perilaku, dan tindakan
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara, di mana pun bangsa Indonesia
berada.(Muchji et al., 2007)
 Pancasila sebagai sistem filsafat pada dasarnya merupakan body of knowledge. Dalam
kehidupan sehari-hari, Pancasila menjadi pedoman atau landasan bagi manusia Indonesia
untuk memandang alam semesta, realitas kemanusiaan, sosial, kebangsaan dan kebangsaan
serta makna hidup, dan juga menjadi landasan bagi manusia untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. kehidupan.(Sutono & Purwosaputro,
2019)
 Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila adalah falsafah negara yang lahir sebagai ideologi
kolektif (common ideal). dari seluruh Indonesia. Disebut falsafah karena Pancasila merupakan
hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers bangsa Indonesia dan
kemudian disajikan dalam “sistem” yang tepat. Sedangkan menurut Notonagoro, filsafat
pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu tentang hakikat pancasila.
(Rowland, 2013)

Urgensi
1. Agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila
sebagai prinsip-prinsip politik.
2. Agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam bidang-bidang yang
menyangkut hidup bernegara.
3. Agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
4. Agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan
kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, serta memberikan perspektif pemecahan
terhadap permasalahan nasional (Sastrapratedja, 2001: 3).

Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan
mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut
sehingga menjadi operasional dalam penyelenggaraan negara; agar dapat membuka dialog dengan berbagai
perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi
terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai