DAFTAR PUSTAKA
Winardi, Pengantar tentang Teori Sistem dan Analisis Sistem, Bandung, Penerbit Alumni,
1986.
Suroso, P.C., Perekonomian Idnoensia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994.
Grossman, Gregoary, Economic Systems, New Jersey, Prentice Hall, Inc., 1967.
Sudarsono, Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, jakarta, 1983.
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, PT. Raja Grafindo.
Mubyarto, Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, LP3E, Jakarta.
Salim, Emil, “Sistem Ekonomi Pancasila”, (Kompas, 30 Juni 1966). Dalam redaksi Harian
Kompas, Penyunting, Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia, PT. Penerbit Gramedia, Jakarta,
1982.
Djojohadikusumo, Soemitro, Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila, IKPN-RI, Jakarta,
1985
Muljana, B.S., Pembangunan Ekonomi dan Tingkat Kemajuan Ekonomi Indonesia, Penerbit FE-
UI, Jakarta, 1983.
Nasution, Anwar, “Aspek Ekonomi Anggaran Belanja Negara Setelah Kenaikan Migas”, dalam
Anwar Nasutioan, Ed., Peluang dan Tantangan Pembangunan Sampai 1989, Penerbit Sinar
Harapan, Jakarta, 1985
Sumber: http://cakzainul.blogspot.com/2012/02/konsep-sistem-ekonomi.html
1. TEORI SISTEM
Menurut Dumairy (1996) sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan.
Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang
ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam
kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi
(formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan
perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih
atau diterima atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan
berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku, dan etika
masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan
pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
Menurut Sheridan (1998) dalam publikasinya mengenai sistem-sistem ekonomi yang ada
di Asia mengatakan bahwa Economic system refers to the way people perform economic
activities in their search for personal happiness. Dalam kata lain, sistem ekonomi adalah cara
manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan
pribadinya.
Sanusi (2000) menguraikan : sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri atas
sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, sosial politik, ide-ide) yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem….produksi, distribusi,
konsumsi yang merupakan problem dasar setiap perekonomian.
Sumber: http://desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-sistem-ekonomi.html
BAB III
APLIKASI TEORI DAN KELAYAKAN
3.1 SISTEM EKONOMI PANCASILA
Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional, Sistem ekonomi komando, Sistem
ekonomi pasar, maupun Sistem ekonomi campuran. Sisten ekonomi yang diterapkan di
Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi
maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi. Demokrasi Ekonomi berarti bahwa
kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah hasil
pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara
pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat
guna meningkatkan keejahteraan masyarakat.
Salah satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, daya kreasi setiap warga
negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Negara
sangat mengakui setiap upaya dan usaha warga negaranya dalam membangun perekonomian.
Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita karena bersifat
kontradiktif dngan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Sistem ”Free Fight Liberalism”, yang menumbuhkan eksploitau manusia dan bangsa lain;
b) Sistem “Etatisme”, negara sagat dominan serta mematikan potensi dan daya kresi unit-unit
ekonomi di luar sektor negara
c) Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu keompok dalam bentuk monopoli yang mergikan
masyarakat.
d) Landasan perekonomian Indonesia adalah pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD 1945 hasil
Amendemen, yang berbunyi sebagau berikut :
e) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan;
f) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara;
g) Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
h) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Selain tercantum dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, demokrasi ekonomi tercantum
dalam Tap MPRS No. XXII/MPRS/1996 sebagai cta-cita sosial dengan ciri-cirinya. Selanjutnya,
setiap Tap MPR tentang GBHN mencantumakn demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan
pembangunan dengan ciri-ciri posiif yang selalu harus dipupuk dan dikembangkan. Ciri-ciri
positif diuraikan dalam poin-poin berikut :
a) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan;
b) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara;
c) Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
d) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e) Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang layak;
f) Hak milik perseorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
masyarakat;
g) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan salam batas-batas yang
tidak merugikan kepentngan umum;
h) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara dgunakan dengan pemufakatan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat;
i) Fakir miskin dan anak-anka terlantar dipelihara oleh negara.
Pemikiran tokoh- tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :
1) Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)
Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai perumus
pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa
Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi
liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan
kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di
Indonesia harus berasakan kekeluargaan
2) Pemikiran Wipolo
Pemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38
UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23 september 1955.menurut Wilopo, pasal
33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP juga menolak sector swasta
yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-kapitalistik
3) Pemikiran Wijoyo Nitisastro
Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo. Menurut
Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector
swasta.
4) Pemikiran Mubyarto
Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga sosialis. Salah
satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang manusia. Dalam
sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional yang memiliki
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.
5) Pemikiran Emil Salim
Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar dengan
perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah tercapai keseimbangan antara
sistem komando dengan sistem pasar. “lazimnya suatu sistem ekonomi bergantung erat dengan
paham-ideologi yang dianut suatu negara”.Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di
hadapan School of Advanced International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949,
menegaskan bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia adalah suatu macam ekonomi
campuran. Lapangan-lapangan usaha tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh
pemerintah, sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.
SISTEM EKONOMI KERAKYATAN
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.
Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh
rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa
saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan
Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang
ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus
mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah
ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local dalam mempertahan
kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun
temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sisten antara lain
pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan
disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua kegiatan
ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya
ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan
ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak
mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli
ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara berkembang
termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan yang
telah membawa kesuksesan di negara-negara kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan
kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan
tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di
lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu.
Bahkan di kebanyakan negara negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi
semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap
konsep pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap
merupakan pertimbangan prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan
nasional yang berintikan pada manusia pelakunya.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak
pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi
kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata
lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun
kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE
UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi yang
berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh – sungguh
pada ekonomi rakyat Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai
ekonomi jejaring ( network ) yang menghubung – hubungkan sentra – sentra inovasi, produksi
dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk
terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era
globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang paling
canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan
dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari
paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian
Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai
faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan
efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat,
yakni berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi
rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam
bentuk yang sering disebut dengan pembeli .
Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya berhenti pada
tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi kerakyatan harus segera diangkat
kepermukaan. Secara garis besar ada lima agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera
diperjuangkan. Kelima agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan
menjadi titik masuk ( entry point) bagi terselenggarakannya system ekonomi kerakyatan dalam
jangka panjang.
Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya; Penghapusan monopoli melalui
penyelenggaraan mekanisme ; persaingan yang berkeadilan ( fair competition) ; Peningkatan
alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.; Penguasaan dan
redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap ; Pembaharuan UU Koperasi dan
pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai bidang usaha dan kegiatan.
Yang perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi kerakyatan
tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada paradigma fondasi. Artinya,
peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada dominasi pemerintah pusat, modal asing dan
perusahaan konglomerasi, melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang
berkeadilan, usaha pertanian rakyat sera peran koperasi sejati, yang diharapkan mampu berperan
sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan yang memberdayakan
ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan
oleh semua untuk semua dan dibawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang seorang. Maka
kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus
memberi manfaat pada mereka yang paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah
pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang
paling miskin dan tertinggal.
Yang menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat Kabupaten sampai ke
tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan alat control birokrasi terhadap
masyarakat. Tidak mungkin ekonomi kerakyatan di wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan
politik di tingkat Distrik. Dengan demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat juga tidak
terlepas dari kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk itu mesti tercipta iklim politik yang
kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik bisadimulai
dengan pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar yang inklusif dan partisiporis di
tingkat Distrik untuk menjadi partner dan penekan birokrasi kampung dan Distrik agar
memenuhi kebutuhan pembangunan rakyat.
Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia.
Keadilan merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus.
Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar
Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34.
Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etik dan moral luhur, yang menempatkan
rakyat pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai ummat yang
dimuliakan Tuhan, yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan
bergotong-royong.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam kehidupan ekonomi sehari-hari, terdapat beberapa permasalahan yang mendasar dan
harus dicarikan jalan keluarnya atau solusinya. Solusi yang ada untuk mengatasi hal ini, kita
membutuhkan sistem ekonomi yang tepat dan sesuai dengan kondisi permasalahan ekonomi
yang ada.Masalah ekonomi yang ditemui akan selalu berbeda dan berkembang di tiap waktu
nya.Oleh sebab itulah diperlukan pengembangan dalam hal ilmu ekonomi, agar masalah
ekonomi yang ada senantiasa diimbangi oleh pemecahannya yang berupa sistem ekonomi.
Keterkaitan erat antara masalah ekonomi dan sistem ekonomi inilah sehingga kegiatan
ekonomi dapat benar-benar berjalan.Karena keduanya ini memiliki peranan yang sangat besar
dan penting dalam ruang lingkup ekonomi.Jika saja tidak seimbang, maka dikhawatirkan akan
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan seperti misalnya krisis atau kemiskinan dalam masyarakat.
SARAN
1. Disarankan kita sebagai generasi masa depan membangun sistem ekonomi yang sesuai,
stabil, dan konstan.
2. Perlunya penyuluhan-penyuluhan pengaplikasian sistem ekonomi kepada masyarakat kurang
mampu agar mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan supaya tetap bertahan dikala
sistem ekonomi yang dipakai mengalami masa kemerosotan atau bahkan kegagalan.Juga
dipersiapkan dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi.
3. Peningkatan kualitas pendidikan diperkirakan akan menciptakan generasi penerus yang
cerdas dan matang dalam menghadapi masalah ekonomi dan juga dalam mempersiapkan
sistem ekonomi baru.
4. Keterlibatan hukum dalam masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi dapat
mengefektifkan beberapa hal.Sehingga dengan adanya aturan dalam masyarakat akan
memudahkan pemerintah adatu masyarakat itu sendiri dalam melakukan kegiatan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
http://darvanws-babel.blogspot.com/2012/04/masalah-pokok-ekonomi-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://jangan-takutmiskin.blogspot.com/2012/03/masalah-pokok-ekonomi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/masalah-masalah-pokok-perekonomian-indonesia/
Tim Penyusun HKMJ, LKS Ekonomi X SMA Semester I.Solo: CV Haka MJ
Sumber: https://autorisasiekonomi.blogspot.com/2017/06/makalah-sistem-ekonomi.html
Dumairy (1996) mendefinisikan sistem ekonomi kapitalis dilihat dari terminologi teori
ekonomi mikro. Menurutnya sistem ekonomi kapitalis merupakan Suatu sistem ekonomi yang
mnyadarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar, prinsip laissez fair (persaingan bebas),
meyakini kemampuan “ the invisible hand” , dalam menuju efisiensi ekonomi. Mekanisme pasar
(kekuatan permintaan dan penawaran) yang akan menentukan secara efisien ketiga pokok
pesoalan ekonomi (apa yang harus di produksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa di
produksi).
Negara-negara yang menganut sistem ini antar lain, USA, Argentina, Brazil, Perancis,
jerman, Yunani, Korea Selatan, Thailand, Australia, Afrika Selatan dan sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
A. Pemilikan Harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara
keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak
diperbolehkan.
b. Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis)
bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap
individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
c. Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum
buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak
kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih menggefektifkan
praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur
kehidupan rakyat, maka keberlangsungan sistem sosialis ini tidak akan berlaku ideal
sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.
Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah sebagai berikut:
1. Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman,
pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu
mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada
dalam pengawasan Negara.
2. Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara
produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam
produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
3. Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh
akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perbedaan antarsistem ekonomi satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-cirinya sebagai
berikut :
1. Kebebasan konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
2. Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
3. Peraturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4. Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5. Peraturan atas keuntungan usaha yang diperoleh
6. Pengaturan motivasi usaha
7. Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
8. Penentuan pertumbuhan
9. Pengendalian stabilitas ekonomi
10. Pengambilan keputusan
11. Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Secara umum ada 3 macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia ini, yakni: sistem
ekonomi liberal/kapitalis; sistem ekonomi sosialis; dan sistem ekonomi campuran, yakni sistem
ekonomi yang tidak 100 % kapitalis dan tidak 100 % sosialis, atau sistem ekonomi yang
mengandung elemen-elemen dari sistem ekonomi kapitalis maupun sistem ekonomi sosialis.
Tiga sistem ekonomi di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Perkembangan jaman yang terus melaju pesat melahirkan sistem-sistem ekonomi baru yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern. Peran agama juga turut meramaikan konsep
sistem ekonomi dunia dan bisa menjadi solusi dari berbagapi permasalahan ekonomi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Tulus T.H Tambunan, 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Galia Indonesia
Shadily, Hasan (ed) (1980) Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Winardi, (1987) Pengantar Ekonomi Moneter, Buku-1, Bandung: Tarsito.
http://putriagustia.blogspot.com/2011/02/sistem-ekonomi-menurut-para-ahli.html
http://wianalaraswati.blogspot.com/2011/03/definisi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi.html
Sumber: http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-sistem-ekonomi.html
B. Perumusan Masalah
1. Apa itu System Ekonomi?
2. Apa saja jenis-jenis system ekonomi serta perbandingannya dengan jenis system ekonomi
lainnya?
3. Apa saja Ciri-Ciri jenis system ekonomi serta kelebihan dan kekurangannya?
4. Faktor apa saja yang dapat memengaruhi system ekonomi?
5. Apa itu Sistem Ekonomi Pancasila dan Sistem Ekonomi Kemasyarakatan?
6. Bagaimana perjalanan Sistem Ekonomi saat ini?
C. Tujuan Penelitian
1. Memberikan gambaran mengenai system ekonomi secara universal dan system ekonomi yang
digunakan Indonesia;
2. Memperbaharui wawasan dan pemahaman mengenai system ekonomi yang berlangsung saat
ini;
3. Menumbuhkan Karakter disiplin dan kerjasama dalam ber-Kelompok sebagai penunjang
keberhasilan Pembuatan makalah ini;
4. Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Sistem Ekonomi Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya ilmiah yang berjudul system ekonomi, secara teoritis dan praktis
bagi mahasiswa, pemerhati dan penulis serta lembaga adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa memiliki referensi teori dari pendekatan pemecahan masalah
untuk meningkatkan pemahaman tentang Sistem Ekonomi secara benar berdasarkan sumber
yang ada.
2. Manfaat bagi Pemerhati dan Penulis
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam penulisan makalah system
ekonomi serta menjadi bahan perbaikan untuk penyusunan makalah selanjutnya.
3. Manfaat bagi Lembaga
Memiliki dokumen makalah ilmiah hasil karya mahasiswa-nya, sehingga dapat
digunakan untuk penunjang pembelajaran di kelas.
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem ekonomi ialah sebagai suatu kumpulan dari mekanisme dan lembaga dalam
pengambilan keputusan serta pelaksanaan keputusan itu untuk mengatur produksi, pendapatan,
konsumsi didalam suatu Negara dengan tujuan mensejahterakan rakyat, namun dengan menaati
aturan main berekonomi yang bersumber pada prinsip etika dan ideology bangsa. Dalam system
ekonomi terdapat pola pengaturan, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi dalam upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sistem ekonomi memiliki ciri-ciri tertentu, salah satunya adalah penentuan pertumbuhan
ekonomi dan pengaturan keuntungan usaha yang diperoleh. Faktor yang mempengaruhinya
adalah falsafah dan ideologinya, termasuk dari cara rakyatnya mengemukakan teori di masa lalu
dan sekarang sebagai upaya perwujudan cita-cita nasional.sedangkan Sistem ekonomi yang
digunakan Indonesia ialah system ekonomi pancasila yang berdansarkan landasan, filsafah dan
pandangan hidup bangsa Indonesia, serta lebih mirip dengan system ekonomi campuran jika
digolongkan kedalan tiga jenis system ekonomi umum.
B. Saran
1. Kepada dosen pengampu agar memberikan waktu pengerjaan yang lebih lama dalam waktu
pengerjaannya sehingga hasilnya akan lebih maksimal lagi;
2. Untuk mahasiswa lainnya tetap berkreasi dalam penulisan makalah ilmiah selanjutnya dan
jangan takut jika kita berbuat salah.
DAFTAR PUSTAKA
Sagir, H.Soeharsono & Para Sahabat, Kapita Selekta Ekonomi Indonesia, Jakarta: Kencana,
2009. Ed.1, 660 hlm.
Sumber: https://dasalukman21.blogspot.com/2017/01/contoh-makalah-sistem-ekonomi.html