Anda di halaman 1dari 40

RABU, 29 FEBRUARI 2012

“KONSEP SISTEM EKONOMI”

A. KONSEP SISTEM EKONOMI


1. Pengertian Sistem dan Sistem Ekonomi
                  Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang dapat
diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Beberapa definisi tentang
sistem antara lain :
 Suatu sistem adalah seperangkat komponen, yang saling berhubungan satu samalain, yang
memiliki batas yang menseleksi baik macamnya maupun banyaknya input yang masuk dan
output yang keluar dari sistem tersebut.
 Sistem tersusun dari seperangkat komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk
mencapai semua tujuan dari keseluruhan sistem tersebut.
 Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah kumulan dari elemen-elemenn atau
komponen-komonen dimana beberapa dari komponen tersebut saling berhubungan secara
tetap dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa ciri dari sebuah sistem dirumuskan antara lain sebagai berikut :
 Walaupun sistem itu mempunyai batas, akan tetapi sistem itu bersifat terbuka, dalam arti
bertinteraksi juga dengan lingkungannya.
 Setiap sistem tidak hanya sekedar kumpulan berbagai bagian, unsur atau komponen,
melainkan merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu, bersifat “wholism”.
 Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses mengubah masukan menjadi
keluaran. (dikutip dai Amirin dalam Suroso, 1994).
Dari beberapa definisi dan ciri-ciri sebuah sistem dapat disimpulkan, bahwa setiap sistem
sekurang-kurangnya terdiri dari lima unsur: elemen sistem, fungsi elemen, hubungan antar
elemen, pranata (institusi) ekonomi, tujuan sistem ekonomi. Secara singkat dan umum dapat
dikatakan bahwa sistem ekonomi mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam
usaha memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran.
2. Unsur-unsur Sistem Ekonomi
Elemen-elemen dalam Sistem Ekonomi antara lain :
a. Unit-unit ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah dan
lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
b. Pelaku-pelaku ekonomi seperti konsumen, produsen, buruh, invstor dan pejabat-pejabat yang
terkait.
c. Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) Dan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya
Kapital (SDK), Sumber Daya Teknologi (SDT).
3. Fungsi Elemen Sistem Ekonomi
Masing-masing elemen (unit-unit ekonomi, pelaku-pelaku ekonomi) mempunyai fungsi-
fungsi tertentu yang harus dijalankan selama berlangsungnya proses kegiatan ekonomi, seperti
fungsi-fungsi produksi, konsumsi, distribusi, investasi, regulasi. Bagaimana hasil dari kegiatan
ekonomi sanat tergantung bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi tersebut menjalankann
fungsinya. Dalam perjalanan fungsinya, setiap elemen bisa fungsional, bisa non fungsional atau
disfungsional.
4. Hubungan antar Elemen Sistem Ekonomi
Unit-unit ekonomi, pelaku-pekaku ekonomi, SDA dan SDM saling berhubungan satu sama
lain dalam suatu pola hubungan tertentu, sehingga menimbulkan proses kegiatan ekonomi. Pola-
pola hubungan tergantung dari sifat hubungan antar elemen, sebab hubungan-hubungan itu ada
yang bersifat interelasi, interaksi dan interdependensi serta  hubungan fungsional, kausal.
Dengan demikian proses kegiatan ekonomi bisa berlangsung secara efisien, tidak efisien atau
produktif, kurang produktif, karena perbedaan dalam menjalankan fungsi elemen dan pola
hubungan elemen.
5. Pranata (Institusi) Ekonomi
Karena adanya hubungan antar elemen maka timbul produk kegiatan ekonomi, yang
berlangsung secara berulang-ulang dan teratur menurut pola tertentu, sebab ada mekanisme
(prosedur) yang mengaturnya. Mekanisme atau prosedur (aturan main) yang mengendalikan
proses kegiatan ekonomi itu disebut institusi ekonomi yang terdiri dari :
a. Norma hidup, seperti norma agama, adat-istiadat, tradisi, etika profesi.
b. Peraturan hidup, seperti konstitusi (UUD), undang-undang, peraturan pemerintah (PP),
Peraturan Darah (Perda), Keputusan Presiden (Keppres), Surat Keputusan/ Surat Edaran
Pejabat Resmi, Perjanjian-perjanjian Bilateral/ Internasional.
c. Paham Hidup, seperti pandangan hidup, cra hidup, ideologi. (Grossman, Gregoary, 1967).
6. Tujuan Sistem Ekonomi
Tujuan sistem ekonomi suatu bangsa atau suatu negara pada umumnya meliputi empat
tugas pokok:
 Menentukan apa, berapa banyak dan bagaimana produk-produk dan jasa-jasa yang
dibutuhkan akan dihasilkan.
 Mengalokasikan produk nasional bruto (PNB) untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi
masyarakat, penggantian stok modal, investasi.
 Mendistribusikan pendapatan nasional (PN), diantara anggota masyarakat : sebagai upah/
gaji, keuntungan perusahaan, bunga dan sewa.
 Memelihara dan meningkatkann hubungan ekonomi dengan luar negeri. (Grossman,
Gregoary, 1967).

B. PENDEKATAN MELALUI SISTEM EKONOMI


1. Beberapa Pendekatan dalam Ilmu Ekonomi
Istilah “sistem” dapat dipergunakan dalam pengertian bermacam-macam sesuai dengan
lingkup persoalan yang dihadapi, diantaranya adalah: Istilah “sistem” yang dipergunakan dalam
arti metode atau tata cara untuk memahami sesuatu persoalan atau sesuatu pekerjaan. Contohnya
sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul dalam pengajaran.
Istilah “sistem” yang menunjukkan adanya sekumpulan (himpunan) gagasan-gagasan (ide);
yang mengandung prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, hukum-hukum, yang tersusun
terorganisasikan dalam satu kesatuan yang logik. Contohnya seperti sistemm demokrasi liberal,
sistem ekonomi kapitalis. 
Istilah sistem (sistem ekonomi) di sini dipergunakan dalam pengertian yang pertama.
Istilah sistem ekonomi yang tersusun dari lima unsur sebagaimana diuraikan di atas digunakan
sebagai konsep pendekatan, sebagai salah satuu alat analisis dalam memahami persoalan
ekonomi, khususnya memahami persoalan ekonomi Indonesia.
Selama ini kita telah terbiasa memahami persoalan-persoalan ekonomi dengan pendekatan
Teori Ekonomi Mikro, Teori Ekonomi Makro, Teori Keuangan dan lain-lain. Umumnya kita
belum biasa menggunakan pendekatan sistem (system approach) untuk memahami dan
memecahkan persoalan-persoalan ekonomi.
Tujuan dari pengajaran teori pada umumnya dan teori ekonomi mikro, teori ekonomi
makro pada khususnya, yaitu inter alia, menunjukkan cara-cara untukmenangkap dan
menyederhanakan serta memecahkan permasalahan yang dihadapi secara sistematis. Untuk
maksud ini disamping perlu uraian tentang konsep-konsep guna mencari hubungan sebab-akibat
(causal) atau interdependensi antara semua unsur-unsur yang terkandung dalam konsep itu
secara verbal, dipergunakan pula alat-alat analisa grafis dan matematis (Sudarsono, 1983).
2. Kelebihan Pendekatan Sistem Ekonomi
Beberapa dengan pendekatan teori ekonomi yang melihat persoalan-persoalan ekonomi
secara “terkotak-kotak” maka pendekatan sistem ekonomi melihat persoalan ekonomi secara
utuh, sistem ekonomi dipandang sebagai suatu totalitas. Dengan demikian setiap persoalan
ekonomi yang kita hadapi, kita lihat secara menyeluruh – dilihat dari kelima unsur sistem
ekonomi – sehingga seluruh fakta yang berkaitan dengan persoalan tersebut bisa terungkap
secara lengkap.
Salah satu konsep pokok dalam teori sistem adalah : “Keseluruhan bukan hanya jumlah
dari pada bagian-bagian”, (jadi keseluruhan bisa melebihi jumlah dari bagian-bagian). Karena itu
penerapan cara pendekatan sistem bisa membantu kita mencapai suatu efek sinergistik
(synergistic effect), dimana tindakan-tindakannnnn berbagai bagian yang berbeda dalam sistem
itu  yang dipersatukan, menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari
pada bagian-bagian yang beraneka ragam itu.

C. PERBANDINGAN SISTEM-SISTEM EKONOMI


Ada dua cara penggolongan penggolongan sistem ekonomi. Pertama berdasarkan yang
mengatur  mekanisme: a) Sistem ekonomi tradisional, b) sistem ekonomi pasar, c) sistem
ekonomi komando/terpimpin. Kedua bedasarkan yang mengatur kepemilikan aset: a) sistem
ekonomi kapitalis, b) sistem ekonomi sosialis, c) sistem ekonomi campuran (Grossman, Gregory,
1967).
1. Sistem Ekonomi Kapitalis (Kapitalisme)
a. Ciri-ciri Kapitalisme :
- Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
   Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
   Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
- Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang    mengatur
perekonomian menjadi efisien.
   Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
- Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann
(keuntungan) sendiri.
Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut
hedonisme).
b. Kebaikan-kebaikan Kapitalisme
 Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
 Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal
yang terbaik dirinya.
 Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan
lebih kecil.
c. Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
 Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
monopolistik.
 Sistsem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-
faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
d. Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku.
Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini: a) adanya spesialisasi, b) adanya produksi
massa, c) adanya perusahaan berskala besar, d) adanya perkembangan penelitian.
2. Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)
a. Ciri-ciri Sosialisme
 Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
- Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu
fiksi belaka.
- Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
 Peran pemerintah sangat kuat
- Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
pengawasan.
- Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
 Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
- Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme
(masyarakat sosialis)
- Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis).
b. Kelemahan-kelemahan Sosialisme
.       Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi
Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta, tapi tidak pernah terjadi revolusi sosial.
 Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan
Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan
perekonomian akan mandeg.
 Tidak ada insentive untuk kerja keras
Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun,
ekonomi mundur.
 Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi
 Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann mekanisme
yang mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme.
3. Sosialisme tidak sama dengan komunisme
- Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.
- Komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat (The Six Major Historical
Stages): primitive communism slaery feudalism, capitalism, sosialism dan full
communism (Grossman, Gregoary, 1967).
3. Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)
(1) Ciri-ciri Ekonomi Campuran
a) Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
Ada kegiatan ekonomi yang dilakukan pribadi (swasta) dan sebagian lagi (yang
menyangkut hidup orang banyak) dikelola oleh negara/ pemerintah.
b) Interaksi ekonomi terjadi di pasar
Tapi di sana sini ada campur tangan pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
c) Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan
Tetapi gerak-geriknya diawasi oleh pemerintah agar tidak mengarah saling merugikan
(mencegah konsentrasi ekonomi/ monopoli).
d) Campur Tangan Pemerintah: 
Ada yang sifatnya keras, ada yang lunak . Keras : sifat menyeluruh, merencanakan,
melaksanakan, mengawasi. Lunak : melakukan perencanaan melalui mekanisme pasar untuk
menjamin pemerataan dan keadilan.
e) Alasan perlunya campur tangan pemerintah
 Mencegah perusahaan-perusahaan besar turut mempengaruhi kebijaksanaan politik dan
ekonomi
 Mencegah organisasi buruh (gabungan) menekan pengusaha dalam menentukan harga
barang
Di Indonesia Peran dan Campur Tangan Pemerintah Indonesia didasarkan atas :
a)      Amanat Konstitusi (pembukaan UUD 1945) : memajukan kesejahteraan umum, memajukan
kecerdasan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 
b)      Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2, menyelenggarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat memalui
antara lain:
 Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting
 Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
 Penyediaan lapangan kerja. (Undang-Undang Dasar 1945).
(2) Sistem Ekonomi Pancasila (SEP)
1. Rumusan Mubyarto
a)      Perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral
b)      Ada kehendak masyarkaat untuk mewujudkan pemerataan sosial ekonomi
c)      Nasionalisme selalu menjiawi kebijaksanaan ekonomi
d)     Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional
e)      Ada keseimbangan antara sentralisme dan desentralisme dalam kebijaksanaan ekonomi.
SEP tidak liberal-kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik. Meskipun demikian
sistem pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian (Mubyarto, 1988).
2.  Rumusan Emil Salim (mengacu pada Pancasila dan UUD 1945)
a) Sistem Ekonomi yang khas Indonesia sebaiknya berpegang pada pokok- pokok pikiran
yang tercantum dalam Pancasila
b) Dari Pancasila, sila keadilan sosial yang paling relevan untuk ekonomii.
Sila keadilan sosial mengandung dua makna:
- Prinsip pembagian pendapatan yang adil
- Prinsip demokrasi ekonomi
c) Pembagian pendapatann masa penjajahan tidak adil, karena ekonomi berlangsung
berdasarkan free fight liberalisme
d) Prinsip demokrasi ekonomi ditegaskan (diatur) dalam UUD 1945 pada pasal-pasal 23, 27,
33, 34.
3) Prinsip Dasar dalam Ekonomi Pancasila
a. Landasan Filosofis : PANCASILA
b. Landasan Konstitusional : UUD – 1945
(1) Prinsip-prinsip Demokrasi Ekonomi
a) Pasal 23  : Menegaskan hak-hak DPR untuk  :
 Menyetujui/ menolak RAPBN dengan UU
 Menetapkan pajak dengan UU
 Menetapkan macam dan nilai Mata uang dengan UU
- Memeriksa pertanggung jawaban keuangan negara (laporan BPK) dengan UU.
b) Pasal 27  : Menegaskan bahwa tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak
c) Pasal 34 : Faktir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
d) Pasal 33 : Antara lain menegaskan, bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan azas kekeluargaan
(2) Landasan Operasional : GBHN
a. Demokrasi pancasila dan demokrasi ekonomi
b. Konsep “Tingal Landas” : dari ajaran WW. Rostow (the Stages of Economic Growth) :
 Tahap “traditional society” (tradisonal statis
 Tahap “precondition for take-off” (Masa transisi)
 Tahap “take-off” (lepas landas: disyaratkan antara lain tingkat investasi lebih 10% PN)
 Tahap “the drive to maturity” (Economi sudah matang/dewasa)
 Tahap “The age of high mass consumption” (konsumsi massa yang melimpah).
c. Trilogi Pembangunan
 Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
 Pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan
 Stabilitas nasional yang mantap
d. Pembangunan Jangka pNajng dan Pembangunan Lima Tahun
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
 Anggaran berimbang = defisit anggaran ditutup dengan nilai lawan
 Struktur APBN diformulasikan (sektor domestic dan foreign)
G=R
G = Df + Dd
R = Rf + Rd
Gf + Gd = Rf + Rd
Gd - Rd = Rf – Gf
Dimana :
G                   = goverment expenditure
R                   = government revenue
Gf                  = foreign government expenditure
Gd                  = domestic government expenditure
Rf                   = foreign government revenue
Rd                  = domestic government revenue
Gd – Rd          = defisit anggaran domestic, ditutup
Rf – Gf           = surplus anggaran foreign

DAFTAR PUSTAKA
Winardi,  Pengantar tentang Teori Sistem dan Analisis Sistem, Bandung, Penerbit   Alumni,
1986.
Suroso, P.C., Perekonomian Idnoensia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994.
Grossman, Gregoary, Economic Systems, New Jersey, Prentice Hall, Inc., 1967.
Sudarsono, Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, jakarta, 1983.
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, PT. Raja Grafindo.
Mubyarto, Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, LP3E, Jakarta.
Salim, Emil, “Sistem Ekonomi Pancasila”, (Kompas, 30 Juni 1966). Dalam redaksi Harian
Kompas, Penyunting, Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia, PT. Penerbit Gramedia, Jakarta,
1982.
Djojohadikusumo, Soemitro, Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila, IKPN-RI, Jakarta,
1985
Muljana, B.S., Pembangunan Ekonomi dan Tingkat Kemajuan Ekonomi Indonesia, Penerbit FE-
UI, Jakarta, 1983.
Nasution, Anwar, “Aspek Ekonomi Anggaran Belanja Negara Setelah Kenaikan Migas”, dalam
Anwar Nasutioan, Ed., Peluang dan Tantangan Pembangunan Sampai 1989, Penerbit Sinar
Harapan, Jakarta, 1985

Sumber: http://cakzainul.blogspot.com/2012/02/konsep-sistem-ekonomi.html

“KONSEP DASAR SISTEM EKONOMI”


April 28, 2012

1.   TEORI SISTEM
Menurut Dumairy (1996) sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan.
Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang
ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam
kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi
(formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan
perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih
atau diterima atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan
berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku, dan etika
masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan
pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
Menurut Sheridan (1998) dalam publikasinya mengenai sistem-sistem ekonomi yang ada
di Asia mengatakan bahwa Economic system refers to the way people perform economic
activities in their search for personal happiness. Dalam kata lain, sistem ekonomi adalah cara
manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan
pribadinya.
Sanusi (2000) menguraikan : sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri atas
sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, sosial politik, ide-ide) yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem….produksi, distribusi,
konsumsi yang merupakan problem dasar setiap perekonomian.

Sanusi juga mengutip pengertian dari sistem ekonomi dari Lemhannas sebagai berikut :


Sistem ekonomi merupakan cabang dari ilmu ekonomi. Adapun sistem diartikan sebagai
suatu totalitas terpadu yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan, saling
terkait, saling mempengaruhi dan saling tergantung menuju tujuan bersama tertentu.
Dengan demikian sistem ekonomi dapat diartikan sebagai susunan organisasi ekonomi
yang mantap dan teratur. Dalam sistem ekonomi itu dibahas persoalan pengambilan
keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalan
ekonomi masyarakat tersebut dalam mewujudkan tujuan nasional. 

2.   CIRI-CIRI SISTEM EKONOMI


Perbedaan antara sistem ekonomi satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-cirinya sebagai
berikut :
 Kebebasan konsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan.
 Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja.
 Pengaturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi.
 Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
 Pengaturan atas keuntungan usaha yang diperoleh.
 Pengaturan motivasi usaha.
 Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi.
 Penentuan pertumbuhan ekonomi
 Pengendalian stabilitas ekonomi.
 Pengambilan keputusan.
 Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan.

       3.   ELEMEN-ELEMEN SISTEM EKONOMI


Ada 7 elemen penting dalam sistem ekonomi, yakni :
 Lembaga-lembaga/pranata-pranata ekonomi,
 Sumber daya ekonomi,
 Faktor-faktor produksi,
 Lingkungan ekonomi,
 Organisasi dan manajemen,
 Motivasi dan prilaku pengambilan keputusan atau pemain dalam sistem itu 
 Proses pengambilan keputusan.
     
4.   KEKUATAN YANG SISTEM EKONOMI
Sekarang timbul pertanyaan adalah apa yang membuat suatu negara memiliki/menerapkan
suatu sistem ekonomi tertentu yang berbeda dengan sistem ekonomi yang dianut oleh negara
lain? Menurut Sanusi setiap sistem ekonomi dipengaruhi oleh sejumlah kekuatan, di antaranya
adalah : 
 Sumber-sumber sejarah, kultur/tradisi, cita-cita, keinginan-keinginan dan sikap
masyarakat;
 SDA, termasuk iklim;
 Filsafat, yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat;
 Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu atau sekarang, mengenai
bagaimana cara mencapai cita-cita/keinginan-keinginan serta tujuan-tujuan/sasaran-sasaran
yang dipilih;
 Trials dan errors atau uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam usaha mencari alat-
alat ekonomi

Sumber: http://desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-sistem-ekonomi.html

“MAKALAH SISTEM EKONOMI”


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan bahwa ilmu ekonomi sangat berguna dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Demikian ilmu pengatahuan menempatkan kedudukannya sejajar dengan
ilmu lain. Peranan pemerintah dalam perekonomian negara di bagi menjadi 2, yaitu jangka
panjang dan jangka pendek. Dimana pada jangka panjang pemerintah harus menghantarkan
masyarakat kepada kemakmuran, kesejahteraan lahir dan batin, serta harus menghadapi masalah
jangka panjang seperti masalah pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam jangka pendek
pemerintah di tuntut untuk selalu dapat membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif
mendukung semua pihak. Sedangkan dipihak lain masih harus menghadapi masalah-masalah
ekonomi jangka pendek yang terkenal dengan istilah ‘tiga penyakit pokok ekonomi. Dan
sesungguhnya keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang tidak terlepas dari kemampuan
menangani masalah-masalah ekonomi jangka pendek ini.
Sistem Ekonomi sangat berpengaruh besar pada keberhasilan pemerintah dalam
mencapai misi memakmurkan dan mensejahterakan perekonomian masyarakatnya.Bahkan tidak
hanya pemerintah, pihak swasta pun menggunakan sistem ekonomi demi tercapainya
kemakmuran dan kesejahteraan baik untuk diri sendiri ataupun pihak-pihak lainnya.
Dengan adanya keterkaitan ini maka masalah ekonomi dan sistem ekonomi dapat
mempengaruhi kegiatan ekonomi.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja permasalahan pokok ekonomi?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi?
3. Apa sajakah macam-macam sistem ekonomi?
4. Bagaimana sistem ekonomi di Indonesia?
TUJUAN PENULISAN
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap para rekan-rekan segenerasi penerus bangsa
dapat peka dan mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan terjadi pada masalah
ekonomi yang akan terus berkembang. Dengan kepekaan inilah maka perkembangan masalah
ekonomi di setiap waktunya dapat teranalisa. Sehingga di masa yang akan datang diharapkan
para generasi baru dapat menciptakan sistem perekonomian yang sesuai dengan harapan dan juga
sesuai dengan keadaan yang ada.
 
BAB II
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN POKOK EKONOMI
Permasalahan pokok ekonomi dibagi dua menjadi masalah ekonomi klasik dan masalah
ekonomi modern.
A. Permasalahan Ekonomi Modern
1. Menentukan barang dan jasa yang harus diproduksi (what to produce)
Karena sumber daya terbatas sementara kebutuhan tidak terbatas, maka tidak semua
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat  dapat diproduksi. Suatu masyarakat ekonomi
harus menentukan barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi, barang dan jasa mana yang
akan diprioritaskan, barang dan jasa apa yang akan diproduksi kemudian, serta barang dan
jasa apa yang tidak dapat diproduksi. Ini merupakan masalah bagaimana mengalokasikan
sumber daya yang ada (sumber daya alam, manusia, dan modal) ke dalam berbagai sektor
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
2. Menentukan cara barang diproduksi (how to produce)
Metode produksi atau teknologi mana yang akan digunakan ? Di sini, diperlukan
penggunaan metode produksi atau teknologi yang paling efisien, artinya yang dapat
menghasilkan suatu barang dan jasa dengan pengorbanan (atau biaya) yang paling rendah.
Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun,
masih banyak faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan
manajerial, iklim, kemampuan finansial, dan sikap mental.
3. Menentukan untuk siapa barang-barang diproduksi  (to whom) ,
Salah ekonomi tentang bagaimana hasil produksi dibagikan adalah masalah tentang
keadilan dan pemerataan distribusi. Bagaimana memberi balas jasa atas warga yang bekerja
lebih banyak daripada yang lainnya.Masalah distribusi juga terkat dengan pertanyaan
bagaimana memberi jaminan kepada sebagian warga yang mendapatkan hasil produksi di
dalam ekonomi, sekalipun tidak ikut berproduksi seperti anak-anak sekolah dan orang tua
jompo. Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep
keadilan masyarakat yang bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap
individu berhak mendapatkan barang dan jasa secara adil dalam jumlah yang sama, tetapi bagi
masyarakat utilitarian yang dimaksud dengan  adil adalah pembagian barang atau jasa sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.

B. Masalah Ekonomi Klasik


Pada tahun 1870 berkembang teori ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam Smith. para
penganut teori tersebut mengemukakan bahwa permasalahan ekonomi merupakan satu kesatuan
proses yang terdiri dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi. kesejahteraan/kemakmuran
masyarakat dipengaruhi oleh :
1. Masalah Pokok Ekonomi
a. Konsumsi, setiap kebutuhan manusia atau masyarakat didesak oleh kebutuhan-kebutuhan
atau keinginannya dalam menentukan jenis barang-barang dan jasa yang hendak
digunakan atau dikonsumsi.
b. Produksi, masalah produksi berkaitan erat dengan produk (barang dan jasa) apa yang
akan diproduksi, untuk siapa barang tersebut diproduksi, menggunakan berapa tenaga
kerja. Dalam kegiatan produksi, tidak terlepas dari cara penggunaan bahan mentah,
peralatan (modal), tenaga kerja, dan teknologi yang menentukan kapasitas produksi atau
kemampuan memproduksi barang dan jasa.
c. Distribusi, msalah distribusi adalah bagaimana menyalurkan barang dan jasa dari
produsen sampai ke konsumen serta saluran distribusi apa yang akan digunakan. misalnya
lewat distributor, agen, atau saluran lainnya.
d. Pertumbuhan, masalah pertumbuhan ekonomi menyangkut bertambahnya pendapatan
nasional, di antaranya bertambahnya pendapatan/ masyarakat. Pertumbuhan juga
berkaitan erat dengan kelangsungan hidup manusia. Pokok masalahnya adalah bagaimana
kehidupan ekonomi berjalan terus menerus dengan sumber daya alam yang semakin
berkurang, sementara pertambahan penduduk dan kebutuhan masyarakat terus meningkat.

2. Masalah Ekonomi Lokal Dan Masalah Ekonomi Global


a. Masalah Ekonomi Lokal
Masalah ekonomi dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang yang dianalisis
berdasarkan pendekatan letak geografis, menimbulkan konsep ekonomi regional (regional
econimics) atau ekonomi lokal yang menyelidiki tata ruang sumber-sumber yang langka
serta hubungannya dengan pengaruh terhadap lokasi berbagai macam usaha kegiatan baik
ekonomi maupun social. Ilmu ekonomi ini berguna karena dapat memberikan petunjuk
mengenai arah kebijakan dan manfaat dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi
lokal atau dapat dikelompokkan menjadi dua permasalahan yaitu sebagai berikut:
1) Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi
Masalah ini berhubungan dengan bagaimana mengatur perekonomian dari
waktu ke waktu (bulan, triwulan, semester, dan tahun). Ada tiga permasalahan yang
sering muncul, yaitu:
a. Inflasi berhubungan dengan masalah kestabilan harga- harga barang dan jasa.
b. Pengangguran atau kesempatan kerja.
c. Ketidakstabilan neraca pembayaran suatu Negara.
2) Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi
Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan ekonomi yaitu bagaimana
mengendalikan perekonomian supaya terjadi keseimbangan antara pertumbuhan
penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi.
Masalah jangka panjang juga mengatur untuk dapat menghindari masaJah ekonomi
tersebut dalam waktu yang lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, dua puluh
tahun, dan seterusnya)
Masalah ekonomi jangka pendek, misalnya inflasi atau kenaikan tingkat harga
umum secara terus menerus, sebagai akibat keadaan jumlah uang yang beredar lebih
banyak dibandingkan dengan mengatur jumlah barang, dapat diatasi dengan
mengatur jumlah uang yang beredar. Mengurangi jumlah uang yang beredar dapat
dilakukan dengan menaikkan tingkat suku bunga bank, dengan harapan orang yang
meminjam berkurang dan yang menabung meningkat, sehingga jumlah uang yang
beredar berkurang. Disamping itu, juga dapat ditempuh dengan cara pemerintah
menjual surat- surat berharga, misalnya setifikat Bank Indonesia, kepada masyarakat
dengan harapan uang yang beredar di masyarakat dapat di tarik oleh bank. Untuk
mengatasi inflasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Kebijakan uang ketat (tight money policy) contoh: Politik diskonto (menaikkan
dan menurunkan tingkat bunga), pasar terbuka (kebijakan pemerintah melalui
bank sentral untuk menjual surat- surat berharga berupa SBI), meningkatkan kas
rasio yaitu perbandingan antara modal dengan dana pinjaman, kredit selektif
(kebijaksanaan bank sentral untuk memperketat pemberian kredit).
b) Kebijakan fiskal yaitu menentukan tarif pajak yang tingi dengan harapan pajak
yang ditarik pemerintah banyak, sehingga uang yang beredar sedikit. Dapat pula
dengan anggaran surplus yaitu penerimaan pemerintah lebih banyak dibandingkan
pengeluarannya.
c) Kebijaksanaan bidang produksi yaitu dengan cara mempertinggi jumlah produksi,
membeli subsidi kepada produse, sehingga produksi lebih produktif untuk
menghasilkan jumlah produksi lebih banyak. Pemerintah dapat pula mendorong
pengusaha untuk menanamkan modalnya (invenstasi) baru.
d) Kebijaksanaan perdagangan interaksional yaitu dengan cara menurunkan biaya
impor, dengan harapan barang dan jasa yang beredar di masyarakat dalam negeri
melimpah.
e) Kebijaksanaan bidang harga yaitu kebijaksanaan pemerintah dalam menetapkan
harga maksimum bagi barang dan jasa.
Ketidakstabilan neraca pembayaran atau difisit surplus neraca pembayaran
merupakan masalah ekonomi suatu Negara. Pengertian neraca pembayaran adalah
catatan transaksi- transaksi internasional.
Defisit neraca pembayaran tidak berarti buruk dalam jangka pendek sebab, hal ini
merupakan kondisi aliran modal ke luar lebih banyak dibandingkan modal yang masuk.
Masalah ini dapat diselesaikan dengan meningkatkan penerimaan ekspor yang lebih
besar dibandingkan kewajiban membayar impor, akan tetapi dalam jangka panjang
merupakan masalah. Begitu pula sebaliknya, apabila neraca pembayaran surplus
berkepanjangan tidak baik, neraca pembayaran akan baik apabiia dibeianjakan. Devisa
yang terakumulasi hanya akan mendorong tingkat harga umum naik.
b. Masalah Ekonomi Global
Akhir- akhir ini mungkin kalian sering mendengar kata global atau globalisasi.
Secara sederhana, kata globalisasi mengandung pengertian menyatunya negara- negara di
dunia menjadi negara yang sangat besar. Globalisasi terjadi akibat berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi komunikasi dan sarana transportasi, sehingga batas- batas
negar menjadi kurang berarti secara ekonomi. Pengaruh globalisasi dapat kalian rasakan
dari segi budaya musik yang didengarkan remaja Singapura, Jepang. Amerika, bahakan
negara-negar di Afrika. Begitu pula jenis mode pakaian, dan makanan yang hampir sama
di berbagai negara. Masalah ini dialami pula di bidang ekonomi, yang dikenal dengan
globalisasi ekonomi; mengandung pengertian semakin menyatunya kegiatan ekonomi
antara negara di dunia. Berbagai contoh dapat kalian lihat terciptanya globalisasi
ekonomi. diantaranya sebagai berikut.
1) Bidang Produksi
Dewasa ini kalian akan sering mengalami kesulitan dalam menentukan dimana
produk tersebut dibuat. Misalnya untuk produk pakaian yang dibuat di Perancis, kapasnya
dari Cina, kainnya dibuat di Indonesia, kancingnya dari Itali, benangnya dari Amerika,
dirancang dan dibuat di Perancis. Dengan keadaan seperti itu, dapatkah produk tersebut
buatan Perancis?
Masalah serupa dapat kalian temukan pada industri- industri mobil, elektronik,
computer, pesawat terbang, dan sebagainya. Hal itu terjadi karena sangat jarang suatu
negara yang dapat memproduksi suatu barang dari hulu sampai hilir. Di samping itu,
penggunaan bahan dari negara lain juga dilakukan dengan alas an efisiensi; apabila salah
satu bahan diproduksi sendiri biayanya terlalu mahal.
2) Bidang Tenaga Kerja
Mungkin kalian sering mendengar bahwa di Jakarta banyak terdapat orang asing
bekerja pada suatu kantor atau banyak tenaga i kerja kita yang bekerja di luar negeri. Hal
ini dapat saja terjadi, dan sekarang menjadi wajar, karena siapa pun apabial ada
kesempatan dan memenuhi syarat maka ia dapat bekerja dimana pun. Misalnya sebuah
perusahaan di Indonesia memperkerjakan orang Philipina karena kemampuannya
berbahasa Inggris, atau memperkerjakan orang Jepang karena etos kerjanya yang tinggi.
3) Bidang modal
Globalisasi ekonomi memudahkan pengusaha mendapatkan modal untuk
memperluas perusahaannya. Misalnya perusahaan tambak ikan di Indonesia memerlukan
modal untuk memperluas tambaknya, dapat saja meminjam modal dari Hongkong, karena
tingkat bunga di Indonesia dianggap terlalu mahal.
Masalah ekonomi global semakin kompleks seiring dengan dorongan perdagangan
bebas. Negara berkembangan semakin ketinggalan dalam banyak hal; misalnya masuknya
barang- barang negara maju mudah (tanpa proteksi), akan menimbulkan ketergantungan,
kualitas sumber daya manusia yang ketinggalan, produk- produk dalam negeri yang tidak
laku karena kualitas, dan harga produk luar yang lebih baik.
Bagaimana akibat dari masalah ekonomi global dan perdagangan bebas itu terhadap
masalah ekonomi nasional? Jawabannya dapat beraneka ragam. Salah satunya adalah
pereknomonian nasional kalah dalam bersaing. Oleh karena itu, agar tidak ketinggalan,
harus memenangkan persaingan. Ada tiga cara untuk memenangkan persaingan
yaitu:
a) Meningkatkan efisiensi, yaitu dengan cara melakukan penghematan di segala
bidangdan sector kegiatan ekonomi; misalnya menghilangkan biaya yang tidak perlu
(efisiensi ekonomis), dan pengalokasian sumber daya yang terbaik (efisiensi teknis)
b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu meningkatkan kemampuan.
keterampilan, etos kerja yang tinggi, ulet. dan tidak mudah menyerah. Berbagai cara
dapat dilakukan. seperti melalui pendidikan. pemagangan, latihan kerja. dan lain- lain.
c) Mengadakan progam penelitian dan pengembangan (research and development) atau
litbang. Dengan tujuan untuk: perbaikan, penyesuaian ide- ide serta pengembangan
yang berakhir dengan suatu produk yan lebih bermanfaat. Penelitian dan
pengembangan berkaitan erat dengan penemuan (invention) yang mencakup penemuan
metode- metode baru, teknik- teknik produksi baru, dan produk- produk baru, serta
pembahanian (innovation) yaitu membawa penemuan baru ke masyarakat (pasar).
Perekonomian yang efisien akan mampu memproduksi barang dengan kualitas yang
tinggi dana harga yang murah, sedangkan sumberdaya yang berkualitas dan penelitian
yang baik akan memungkinkan perekonomian untuk menghasilkan produk-produk
yang berkualitas dan kemungkinan lebih murah.

PENGERTIAN SISTEM EKONOMI


Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu, yang di dalamnya
terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri. Suatu
sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta
perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah
sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem
kemasyarakatan dapat berupa makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem
kehidupan atau kumpulan fakta, dan untuk sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-
subjek tersebut. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek
(objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi,
serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi. Kaidah
atau norma yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar manusia.
Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari aturan–
aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam
perekonomian. Sedangkan menurut Gilarso ( 1992:486 ) sistem ekonomi adalah keseluruhan
cara untuk mengordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank,
dan sebagaiannya) dalam menjaankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,
investasi, dan sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan
kekacauan dapat dihindari. Lalu menurut McEachren, sistem ekonomi dapat diartikan sebagai
seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk
siapa barang dan jasa diproduksi.

MACAM-MACAM SISTEM EKONOMI


Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang yang
sesuai dengan situasi kondisi serta ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi
tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat atau komando, sistem
ekonomi pasar dan sitem ekonomi campuran.
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat
zaman dahulu. Dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai sosial, kebudayaan, dan kebiasaan
masyarakat setempat sangat berpengaruh kuat. Dalam bidang produksi, biasanya mereka hanya
memproduksi untuk diri sendiri saja. Oleh karena itu, sistem ekonomi tradisional ini sangat
sederhana sehingga tidak lagi bisa menjawab permasalahan ekonomi yang semakin berkembang.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional, sebagai berikut:
a. Aturan yang dipakai adalah aturan tradisi, adat istiadat, dan kebiasaan;
b. Kehidupan masyarakatnya sangat sederhana;
c. Kehidupan gotong-royong dan kekeluargaan sangat dominan;
d. Teknologi produksi yang digunakan masih sangat sederhana;
e. Modal yang digunakan sedikit;
f. Transaksi jual beli dilakukan dengan cara barter;
g. Kegiatan produksi sepenuhnya bergantung pada alam dan tenaga kerja;
h. Hasil produksi terbatas hanya untuk keluarga atau kelompoknya saja.
2. Sistem Ekonomi Terpusat atau Komando
Sistem ekonomi komando sering juga disebut sebagai sistem ekonomi sosialis atau terpusat.
Sistem ekonomi komando merupakan sistem ekonomi yang menghendaki pengaturan
perekonomian dilakukan oleh pemerintah secara terpusat. Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi
ini peranan pemerintah dalam berbagai kegiatan ekonomi sangat dominan.
Tokoh yang memopulerkan sistem ekonomi komando adalah Karl Marx. Ia adalah seorang
ahli filsafat berkebangsaan Jerman. Bukunya yang terkenal berjudul Das Capital. Dalam sistem
ekonomi komando, semua kegiatan ekonomi diatur dan direncanakan oleh pemerintah. Pihak
swasta tidak memiliki kewenangan dalam kegiatan perekonomian. Semua permasalahan
perekonomian yang meliputi what, how, dan for whom semuanya dipecahkan melalui
perencanaan pemerintah pusat sehingga semua alat produksi dikuasai oleh pemerintah. Sistem
ekonomi komando banyak dianut oleh negara-negara di Eropa Timur dan Cina.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri Sistem Ekonomi Terpusat adalah
sebagai berikut:
a. Semua permasalahan ekonomi dipecahkan oleh pemerintah pusat;
b. Kegiatan ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi diatur oleh negara;
c. Semua alat produksi dikuasai oleh negara sehingga kepemilikan oleh individu atau pihak
swasta tidak diakui.
Sistem ekonomi sosialis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki oleh
sistem ekonomi ini, diantaranya :
a. Tingkat inflasi dan pengangguran dapat ditangani dengan baik , sebab perekonomian di
kendalikan oleh pemerintah pusat;
b. Kegiatan produksi dan distribusi dapat dilaksanakan dengan mudah, sebab pemerintah
memiliki seluruh sumber daya dan faktor-faktor produksi;
c. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
Kelemahan Sistem Ekonomi Terpusat, diantaranya sebagai berikut :
a. Menghambat kreativitas masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian sebab kegiatan
perekonomian telah diatur dan ditentukan oleh pemerintah pusat;
b. Terjadinya monopoli yang merugikan masyarakat;
c. Terjadinya ketidaksesuaian barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, yang disebabkan oleh
sulitnya pemerintah daam menghitung semua kebutuhan masyarakat.
Contoh negara yang dapat dikatakan mendekati sistem ekonomi komando adalah Kuba,
Rusia, Korea Utara, dan RRC, walaupun RRC saat ini mulai meninggalkan sistem ekonomi
komando dalam perekonomiannya.
3. Sistem Ekonomi Pasar
Dalam beberapa buku sumber, istilah sistem ekonomi pasar disebut juga sebagai laissez-
faire. Kata laissez-faire berasal dari bahasa Perancis yang artinya “biarlah mereka melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan mereka”. Selain di istilahkan laissez-faire, Sistem ekonomi pasar
disebut sebagai sistem ekonomi kapitalis. Istilah ini muncul dikarenakan dalam sistem ekonomi
kapitalis berlaku “Free Fight Liberalisme” (sistem persaingan bebas), artinya siapa yang
memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal secara efektif dan efisien akan dapat
memenangkan pertarungan dalam bisnis. Paham yang mengagungkan kekuatan modal sebagai
syarat dalam memenangkan pertarungan ekonomi disebut Kapitalisme. Tokoh yang
memopulerkan sistem ekonomi pasar adalah Adam Smith. Bukunya yang terkenal berjudul An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation. Adam Smith menyatakan bahwa
“perekonomian akan berjalan dengan baik apabila pengaturannya diserahkan kepada mekanisme
pasar atau mekanisme harga”. Teori ini kemudian dikenal dengan sebutan The Invisible Hands.
Sistem ekonomi pasar merupakan suatu tata cara pengaturan kehidupan pereekonomian yang
didasarkan kepada Mekanisme pasar yaitu interaksi antara permintaan dan penawaran suatu
barang yang kegiatannya tergantung pada kekuatan modal yang dimiliki oleh setiap individu.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pasar, di antaranya sebagai berikut:
a. Setiap individu memiliki kebebasan untuk memiliki faktor-faktor produksi;
b. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar;
c. Peranan modal dalam perekonomian sangat menentukan bagi setiap individu untuk menguasai
sumber-sumber ekonomi sehingga dapat menciptakan efisiensi;
d. Peranan pemerintah dalam perekonomian sangat kecil;
e. Hak milik atas alat-alat produksi dan distribusi merupakan hak milik perseorangan yang
dilindungi sepenuhnya oleh negara;
f. Setiap kegiatan ekonomi didasarkan atas pencarian keuntungan;
g. Kegiatan perekonomian selalu berdasarkan keadaan pasar.
Sistem ekonomi pasar memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki oleh
sistem ekonomi ini, diantaranya :
a. Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam penyelenggaraan perekonomian, sebab
masyarakat diberi kebebasan dalam menentukan kegiatan perekonomian;
b. Kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik, sebab terjadinya persaingan yang ketat;
c. Efisiensi dan efektivitas penggunaan faktor-faktor produksi dapat tercapau dengan baik, sebab
tindakan ekonomi yang dilakukan didasarkan kepada motif pencrian keuntungan yang
sebesar-besarnya.
Kelemahan sistem ekonomi pasar, diantaranya sebagai berikut:
a. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan dikarenakan prinsip yang belaku adalah free fight
liberalism, dimana kunci untuk memenangkan persaingan adalah modal;
b. Tidak tertutup kemungkinan munculnya monopoli yang merugikan masyarakat;
c. Terapat kesenjangan yang besar antara pemilik modal dan golongan pekerja sehingga yang
kaya lebih kaya dan yang miskin bertambah miskin.
Contoh negara yang sistem ekonominya mendekati sistem ekonomi pasar adalah Amerika
Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya seperti Perancis, Kanada, Albania, Armenia, Austria,
Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia,
Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia,
Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro,
Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom. Negara
penganut paham liberal lainnya adalah Andorra, Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan
Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino. Juga beberapa negara di kawasan Asia seperti
Hongkong , Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura , India, Iran, Israel,
Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand dan Turki. Sistem ekonomi liberal terbilang
masih baru di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di
Mesir, Senegal dan Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah dipahami oleh
negara Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D’Ivoire, Equatorial Guinea,
Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia
dan Zimbabwe.
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan suatu tata cara kehidupan perekonomian yang
dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah, tetapi masyarakat masih mempunyai kebebasan yang
cukup luas untuk menentukan kegiatan-kegiana ekonomi yang ingin mereka jalankan.
Sistem ekonomi campuran sering kali disebut sebagai perpaduan antara sistem ekonomi
pasar dan sistem ekonomi komando, maksudnya pemeintah dan masyarakat atau pihak swasta
bekerja sama dalam memecahkan masalah ekonomi sehingga perekonomian tidak lepas kendali.
Kegiatan perekonomian pada sistem ini diserahkan kepada kekuatan pasar.
Sistem ekonomi campuran terlahir sebagai konsekuensi logis atas upaya untuk menghapus
kekurangan-kekurangan pada sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi terpusat. Pemikiran
selanjutnya mengenai sistem ekonomi campuran didasarkan pada fakta di lapangan yaitu tidak
ada satu negara yang menerapkan sistem ekonomi pasar atau sistem ekonomi komando secara
murni. Atau sebaiknya, di suatu negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pemerintah masih
turut mengendaikan beberapa sektor yang di anggap menguasai hajat hidup orang banyak.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Campuran, di antaranya sebagai berikut:
a. Hak milik individu atas faktor-faktor produksi diakui, tetapi ada pembatasan dari pemerintah;
b. Kebebasan bagi individu untuk berusaha tetap ada sehingga setiap individu memiliki hak
untuk mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya;
c. Kepentingan umum lebih diutamakan;
d. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian hanya menyangkut faktor-faktor yang
menguasai hajat hidup orang banyak.
e. Pelaku ekonomi terdiri atas individu, pemerintah dan swasta.

BAB III
APLIKASI TEORI DAN KELAYAKAN
3.1  SISTEM EKONOMI PANCASILA
Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional, Sistem ekonomi komando, Sistem
ekonomi pasar, maupun Sistem ekonomi campuran. Sisten ekonomi yang diterapkan di
Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi
maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi. Demokrasi Ekonomi berarti bahwa
kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah hasil
pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara
pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat
guna meningkatkan keejahteraan masyarakat.
Salah satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, daya kreasi setiap warga
negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Negara
sangat mengakui setiap upaya dan usaha warga negaranya dalam membangun perekonomian.
Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita karena bersifat
kontradiktif dngan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
a)      Sistem ”Free Fight Liberalism”, yang menumbuhkan eksploitau manusia dan bangsa lain;
b)      Sistem “Etatisme”, negara sagat dominan serta mematikan potensi dan daya kresi unit-unit
ekonomi di luar sektor negara
c)      Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu keompok dalam bentuk monopoli yang mergikan
masyarakat.
d)      Landasan perekonomian Indonesia adalah pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD 1945 hasil
Amendemen, yang berbunyi sebagau berikut :
e)      Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan;
f)       Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara;
g)      Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
h)      Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Selain tercantum dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, demokrasi ekonomi tercantum
dalam Tap MPRS No. XXII/MPRS/1996 sebagai cta-cita sosial dengan ciri-cirinya. Selanjutnya,
setiap Tap MPR tentang GBHN mencantumakn demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan
pembangunan dengan ciri-ciri posiif yang selalu harus dipupuk dan dikembangkan. Ciri-ciri
positif diuraikan dalam poin-poin berikut :
a)      Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan;
b)      Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara;
c)      Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
d)      Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e)      Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang layak;
f)       Hak milik perseorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
masyarakat;
g)      Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan salam batas-batas yang
tidak merugikan kepentngan umum;
h)      Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara dgunakan dengan pemufakatan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat;
i)        Fakir miskin dan anak-anka terlantar dipelihara oleh negara.
Pemikiran tokoh- tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :
1)      Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)
Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai perumus
pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa
Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi
liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan
kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di
Indonesia harus berasakan kekeluargaan
2)      Pemikiran Wipolo
Pemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38
UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23 september 1955.menurut Wilopo, pasal
33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP juga menolak sector swasta
yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-kapitalistik
3)      Pemikiran Wijoyo Nitisastro
Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo. Menurut
Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector
swasta.
4)      Pemikiran Mubyarto
Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga sosialis. Salah
satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang manusia. Dalam
sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional yang memiliki
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.
5)      Pemikiran Emil Salim
Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar dengan
perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah tercapai keseimbangan antara
sistem komando dengan sistem pasar. “lazimnya suatu sistem ekonomi bergantung erat dengan
paham-ideologi yang dianut suatu negara”.Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di
hadapan School of Advanced International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949,
menegaskan bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia adalah suatu macam ekonomi
campuran. Lapangan-lapangan usaha tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh
pemerintah, sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.
 
SISTEM EKONOMI KERAKYATAN
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.
Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh
rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa
saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan
Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang
ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus
mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah
ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local dalam mempertahan
kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun
temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sisten antara lain
pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan
disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua kegiatan
ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya
ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan
ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak
mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli
ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara berkembang
termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan yang
telah membawa kesuksesan di negara-negara kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan
kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan
tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di
lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu.
Bahkan di kebanyakan negara negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi
semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap
konsep pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap
merupakan pertimbangan prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan
nasional yang berintikan pada manusia pelakunya.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak
pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi
kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata
lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun
kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE
UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi yang
berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh – sungguh
pada ekonomi rakyat Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai
ekonomi jejaring ( network ) yang menghubung – hubungkan sentra – sentra inovasi, produksi
dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk
terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era
globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang paling
canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan
dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari
paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian
Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai
faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan
efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat,
yakni berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi
rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam
bentuk yang sering disebut dengan pembeli .
Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya berhenti pada
tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi kerakyatan harus segera diangkat
kepermukaan. Secara garis besar ada lima agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera
diperjuangkan. Kelima agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan
menjadi titik masuk ( entry point) bagi terselenggarakannya system ekonomi kerakyatan dalam
jangka panjang.
Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya; Penghapusan monopoli melalui
penyelenggaraan mekanisme ; persaingan yang berkeadilan ( fair competition) ; Peningkatan
alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.; Penguasaan dan
redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap ; Pembaharuan UU Koperasi dan
pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai bidang usaha dan kegiatan.
Yang perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi kerakyatan
tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada paradigma fondasi. Artinya,
peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada dominasi pemerintah pusat, modal asing dan
perusahaan konglomerasi, melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang
berkeadilan, usaha pertanian rakyat sera peran koperasi sejati, yang diharapkan mampu berperan
sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan yang memberdayakan
ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan
oleh semua untuk semua dan dibawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang seorang. Maka
kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus
memberi manfaat pada mereka yang paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah
pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang
paling miskin dan tertinggal.
Yang menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat Kabupaten sampai ke
tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan alat control birokrasi terhadap
masyarakat. Tidak mungkin ekonomi kerakyatan di wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan
politik di tingkat Distrik. Dengan demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat juga tidak
terlepas dari kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk itu mesti tercipta iklim politik yang
kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik bisadimulai
dengan pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar yang inklusif dan partisiporis di
tingkat Distrik untuk menjadi partner dan penekan birokrasi kampung dan Distrik agar
memenuhi kebutuhan pembangunan rakyat.

SISTEM YANG MENGUTAMAKAN KEADILAN


Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang
berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan
materialisme); Kemanusiaan yang adil dan Beradab (tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi);
Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, Asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-
demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat dan hajat
hidup orang banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat
yang utama bukan kemakmuran orang-seorang).

Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia.
Keadilan merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus.

Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia yang berdasar
Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27 (ayat 2) dan 34.

Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir Demokrasi Ekonomi (kemudian


menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978, 1983, 1988), yang meliputi penegasan berlakunya
Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat 2), 23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal UUDS tentang
hak milik yang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993
butir-butir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsur Pasal 18 UUD 1945. Dalam GBHN
1998 dan GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi dan diperkirakan
dikembalikan ke dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.

Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etik dan moral luhur, yang menempatkan
rakyat pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat sebagai ummat yang
dimuliakan Tuhan, yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan
bergotong-royong.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam kehidupan ekonomi sehari-hari, terdapat beberapa permasalahan yang mendasar dan
harus dicarikan jalan keluarnya atau solusinya. Solusi yang ada untuk mengatasi hal ini, kita
membutuhkan sistem ekonomi yang tepat dan sesuai dengan kondisi permasalahan ekonomi
yang ada.Masalah ekonomi yang ditemui akan selalu berbeda dan berkembang di tiap waktu
nya.Oleh sebab itulah diperlukan pengembangan dalam hal ilmu ekonomi, agar masalah
ekonomi yang ada senantiasa diimbangi oleh pemecahannya yang berupa sistem ekonomi.
Keterkaitan erat antara masalah ekonomi dan sistem ekonomi inilah sehingga kegiatan
ekonomi dapat benar-benar berjalan.Karena keduanya ini memiliki peranan yang sangat besar
dan penting dalam ruang lingkup ekonomi.Jika saja tidak seimbang, maka dikhawatirkan akan
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan seperti misalnya krisis atau kemiskinan dalam masyarakat.

SARAN
1. Disarankan kita sebagai generasi masa depan membangun sistem ekonomi yang sesuai,
stabil, dan konstan.
2. Perlunya penyuluhan-penyuluhan pengaplikasian sistem ekonomi kepada masyarakat kurang
mampu agar mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan supaya tetap bertahan dikala
sistem ekonomi yang dipakai mengalami masa kemerosotan atau bahkan kegagalan.Juga
dipersiapkan dalam menghadapi masalah-masalah ekonomi.
3. Peningkatan kualitas pendidikan diperkirakan akan menciptakan generasi penerus yang
cerdas dan matang dalam menghadapi masalah ekonomi dan juga dalam mempersiapkan
sistem ekonomi baru.
4. Keterlibatan hukum dalam masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi dapat
mengefektifkan beberapa hal.Sehingga dengan adanya aturan dalam masyarakat akan
memudahkan pemerintah adatu masyarakat itu sendiri dalam melakukan kegiatan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
http://darvanws-babel.blogspot.com/2012/04/masalah-pokok-ekonomi-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://jangan-takutmiskin.blogspot.com/2012/03/masalah-pokok-ekonomi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/masalah-masalah-pokok-perekonomian-indonesia/
Tim Penyusun HKMJ, LKS Ekonomi X SMA Semester I.Solo: CV Haka MJ

 Sumber: https://autorisasiekonomi.blogspot.com/2017/06/makalah-sistem-ekonomi.html

Sabtu, 15 Februari 2014


“MAKALAH SISTEM EKONOMI”
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sistem Ekonomi


A.      Dumairy (1996)
            Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi
antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem
ekonomi terdiri atas unsure-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai
objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan
berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal
maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan
perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih
atau diteriama atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan
berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku dan etika
masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan
pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
B.     Gilarso (1992)
           Sistem ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku masyarakat (para
konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam menjaankan kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan
yang teratur dan dinamis dan kekacauanpun dapat dihindari.
C.       McEachern
            Sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk
menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
D.      Edgar.F.Huse, dan James L. Bowdict
            Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling
berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu
bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
E.       John.Mc.Manama
            Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi
yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
            Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari aturan–
aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam
perekonomian. Sistem ekonomi juga didefinisikan sebagai sistem yang mengatur mekanisme
suatu wilayah dan memiliki batas kewenangan yang bersifat terbuka guna mencapai
kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

II.2 Sistem Ekonomi Liberal/Kapitalis


Sistem ekonomi liberal kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan
faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara tujuan
utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba. Sistem perekonomian/tata
ekonomi liberal/kapitalis merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan kepada
setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual
barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal/kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas. Ciri-
ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
1.      Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
2.      Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
3.      Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi
dan masyarakat pekerja (buruh).
4.      Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
5.      Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
6.      Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
7.      Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
Sistem ekonomi liberal kapitalis selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan,
antara lain:
a. Keuntungan:
 Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi, karena masyarakat
tidak perlu lagi menunggu perintah dari pemerintah.
 Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
 Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
 Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar
masyarakat.
 Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari
keuntungan.
b.    Kelemahan:
 Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
 Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
 Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
 Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya
oleh individu.
 Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
Ada lima institusi pokok yang membangun sitem ekonomi liberal kapitalis, yakni : 
a. Hak kepemilikan.
Sebagian besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi liberal kapitalis adalah hak
kepemilikan swasta/individu (private/individual property), sehingga individu dalam masyarakat
liberal kapitalis lebih terpacu untuk produktif.
b. Keuntungan.
Keuntungan (profit) selain memuaskan nafsu untuk menimbun kekayaan produktif, juga
merupakan bagian dari ekspresi diri, karena itu keuntungan dipercaya dapat memotivasi manusia
untuk bekerja keras dan produktif.
c. Konsumerisme.
Konsumerisme sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu falsafah hidup yang
mengajarkan untuk mencapai kepuasan sebesar-besarnya selama hidup di dunia.  Tetapi dalam
arti positif, konsumerisme adalah gaya hidup yang sangat menekankan pentingnya kualitas
barang dan jasa yang digunakan. Sebab tujuan akhir dari penggunaan barang dan jasa adalah
meningkatkan nilai kegunaan (utilitas) kehidupan. Sehingga masyarakat liberal kapitalis terkenal
sebagai penghasil barang dan jasa yang berkualitas.
d. Kompetisi.
Melalui kompetisi akan tersaring individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang
mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan menguntungkan produsen maupun konsumen, atau
baik yang membutuhkan (demander) maupun yang menawarkan (supplier).
e. Harga.
Harga merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan jasa semakin mahal berarti barang
dan jasa tersebut semakin langka. Bagi produsen, gejala naiknya harga merupakan sinyal untuk
menambah produksi agar keuntungan meningkat.
Dalam Sanusi, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana kekayaan
yang produktif terutama yang dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk
dijual. Adapun tujuan pemilikan secara pribadi yakni untuk memperoleh suatu keuntungan/laba
yang cukup besar dari hasil menggunakan kekayaan yang produktif. Jelas sekali dan motif
mencari keuntungan/ laba, bersama-sama dengan lembaga warisan serta dipupuk oleh hukum
perjanjian sebagai system kapitalisme yang besar.
Ada enam (6) hal yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yakni sebagai
berikut.
1.      Hak milik pribadi
Dalam sistem ekonomi kapitalis alat-alat produksi atau sumber daya ekonomi, seperti SDA,
modal, dan tenaga kerja, dimiliki oleh individu dan lembaga-lembaga swasta.
2.      Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih
Dalam sistem ekonomi kapitalis, yang dimaksud dengan kebebasan beruasah adalah
kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif.
Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan memilih adalah sistem ekonomi kapitalis
adalah menyangkut kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaha untuk memperoleh
sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang dipilihnya sendiri untuk dijual
dengan tujuan mencari keuntungan yang maksimum. Kebebasan memilih juga mencakup
kebebasan pekerja untuk memilih setiap jenis pekerjaan yang dikehendakinya. Kebebasan
memilih juga termasuk dalam kebebasan membuat berbagai perjanjian.
3.      Motif kepentingan sendiri
Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi
kepentingan/keuntungaan diri sendiri.
4.      Persaingan
Sistem persaingan bebas merupakan salah satu lembaga penting dari sistem ekonomi
kapitalis. Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembei maupun penguasha,
dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas bersaing dipasar dengan
kekuatan masing-masing. Setiap pelaku ekonomi swasta bebas memasuki dan meninggalkan
pasar.
5.      Harga di tentukan oleh mekanisme pasar
Segala keputusan yang diambil oleh pengusaha (penjual) dan kosumen (pembeli) dilakukan
melalui sistem pasar. Dalam perkataan lain, tingkat harga dan jumlah produksi  yang terjual
ditentukan sepenuhnya oleh kekuataan permintaan dan penawaran.
6.      Perana tebatas pemerintah
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah masih mempunyai peran yang dapat membatasi
berbagai kebebasan individu, misalnya mengeluarkan peraturan-peraturan yang melarang
praktik-praktik monopoli yang sifatnya non-alamiah dan melindungi hak-hak konsumen
pekerja.

Dumairy (1996) mendefinisikan sistem ekonomi kapitalis dilihat dari terminologi teori
ekonomi mikro. Menurutnya sistem ekonomi kapitalis merupakan Suatu sistem ekonomi yang
mnyadarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar, prinsip laissez fair (persaingan bebas),
meyakini kemampuan “ the invisible hand” , dalam menuju efisiensi ekonomi. Mekanisme pasar
(kekuatan permintaan dan penawaran) yang akan menentukan secara efisien ketiga pokok
pesoalan ekonomi (apa yang harus di produksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa di
produksi).
Negara-negara yang menganut sistem ini antar lain, USA, Argentina, Brazil, Perancis,
jerman, Yunani, Korea Selatan, Thailand, Australia, Afrika Selatan dan sebagainya.

II.3 Sistem Ekonomi Sosialis


Seperti yang dijelaskan di Dumairy (1996), sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari
sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui
perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar menyebabkannya tidak
mungkin bekerja secara efisien; oleh karena itu pemerintah atau Negara harus turut aktif bermain
dalam perekonomian. Satu hal yang terpenting untuk dicatat berkenaan dengan system ekonomi
sosialis adalah bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting
peranan kapital.
Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam dua subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis
dari Marxis, dan sistem ekonomi sosialis demokrat. Sistem ekonomi sosialis dari Marxis disebut
juga sistem ekonomi komando dimana seluruh unit ekonomi, baik sebagai produsen, konsumen
maupun pekerja, tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara sendiri-sendiri yang
menyimpang dari komando ototritas tetinggi, yakni partai. Dalam sistem ekonomi sosialis ini,
seperti yang dianut dulu oleh Uni Soviet dan Negara-negara komunis di Eropa Timur, atau
mmilih di terapkan hingga sekarang di Korea Utara dan mungkin hingga tingkat tertentu di
Cuba, partai menentukan secara rinci arah serta sasaran yang harus dicapai dan yang harus
dilaksanakan oleh setiap unit ekonomi dalam pengadaan baik dalam pengadaan baik barang-
barang untuk sosial (social goods) maupun untuk pribadi (private goods). Unit-unit ekonomi
sepenuhnya tunduk pada komando dari otoritas tertinggi tanpa ikut campur sedikitpun  juga
didalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan dan sasaran yang akan
di capai. Dalam perkataan lain, dalam sistem ekonomi sosialis dari Marxis ruangan gerak bagi
para pelaku-pelaku ekonomi untuk mengambil inisiatif sendiri dapat dikatakan tidak sama sekali.
Dalam sistem ekonomi sosialis demokrat, seperi yang dianut oleh banyak Negara di
Eropa Besar (terutama Jerman), dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh
berkurang. Dalam sistem ini, di satu pihak, ada kebebasan individu sperti dalam sistem ekonomi
kapitalis, misalnya produsen bebas memilih jenis dan beberapa banyak produksi yang akan
dibuat; konsumen bebas memilih barang mana yang dikehendaki; dan pekerja bebas menentukan
jenis peerjaan apa saja yang diinginkannya. Namun, dipihak lain, berbeda dngan sistem eonomi
kapitalis, dalam sistem ekonomi kapitalis sosialisme demokrat, peran pemerintah lebih besar.
Misalnya di Negara-negara sosialis demokrat di Eropa Barat ada ketentuan ketentuan mengenai
upah minimum dan penetapanan harga minimum atau maksimum, serta ada kebijaksanaan
perlindungan usaha konsumen, dan pekerja (Tambunan, 2006b).
Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan
individu dengan kemerataan sosial, jadi bukan pasar bebas yang liberal dan juga bukan paham
ekonomi monetaris yang tidak menghendaki investasi pemerintah dalam bentu apapun. Menurut
Mubyarto (2000), berdasarkan pengalaman di Jerman, ada 6 kriteria ekonomi sosialisme
demokrat atau sistem ekonomi pasar social (SEPS), yaitu sebagai berikut.
1.      Ada kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaan perlindungan usaha. Persaingan di
antara perusahaan-perusahaan kecil maupun menengah harus dikembangkan.
2.      Prinsip-prinsip kemeerataan social menjdi tekad warga masyarakat.
3.      Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi
4.      Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang
terkait dengan pembangunan ekonomi
5.      Kebijaksanaan structural
6.      Konformitas pasar dan persaingan
Perbedaan lainnya yang sangat nyata antara sistem ekonomi sosialisme demokrat atau
SEPS dengan sistem ekonomi kapitalis adalah pada aspek sosialnya. Seperti yang dapat dikutip
dalam Mubyarto (2000), ada dua aspek social yang sangat penting dari SEPS, yakni peningkatan
standar hidup kelompok berpendapatan terendah dan perlindungan terhadap semua warga
masyarakat dari kesulitan hidup dan masalah-masalah social lain sebagai akibat dari risiko-risiko
kesulitan hidup. Selanjutnya, seperti yang dijelaskan dalam Mubyarto (2000), pembagian
pendapatan yang adil dalam SEPS dijaga dengan cara memberi perhatian pada : tingkat dan
pertumbuhan upah, sistem perpajakan, stabilitas harga, persamaan peluang ( bekerja dan
berusaha) bagi semua warga masyarakat; dan adanya asuransi sosial minimal, yakni asuransi
pengangguran, hari tua, kesehatan dan kecelakaan (Tambunan, 2000b)
Sistem Ekonomi sosialis juga diartikan sebagai sistem ekonomi yang seluruh kegiatan
ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Sistem
ekonomi sosialis tidak sama dengan sistem ekonomi komunis, sosialisme merupakan tahap
persiapan ke komunisme. Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama,
filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan
sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kam kapitalis atau kam
borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl
Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek
kemasyarakatan.
Menurut Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam kehidupan, maka upaya
revolusioner harus dilakuakan untuk menghancurkan kapitalisme, alat-alat produksi harus
dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat. Kritik Marx atas kapitalisme ini
diimplementasikan oelh Lenin dalam bentuk institusi Negara. Pada awal mulanya Lenin
mengutarakan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mensosialisasikan paham baru kepada
masyarakat Rusia setelah jatuhnya pemerintahan lama antara lain : Pertama, menggunakan
propaganda bahwa komunisme adalah partai rakyat. Kedua, adanya infiltrasi organisasi-
organisasi masyarakat, dan Ketiga, kekerasan, hal itu dilakukan untuk mengembangkan idiologi
Lenin dalam masyarakat yang harus dimerdekakan dari penindasan pasar Rusia.

Adapun ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah sebagai berikut:


 Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
a.       Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
b.      Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.

 Peran pemerintah sangat kuat


a.       Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
b.      Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
 Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
a.       Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat
sosialis)
b.      Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat
kapitalis).

Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
A. Pemilikan Harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara
keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak
diperbolehkan.
b. Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis)
bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap
individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
c. Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum
buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak
kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih menggefektifkan
praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur
kehidupan rakyat, maka keberlangsungan sistem sosialis ini tidak akan berlaku ideal
sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.
Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah sebagai berikut:
1. Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman,
pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu
mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada
dalam pengawasan Negara.
2. Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara
produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam
produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
3. Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh
akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.

Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut :


1. Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan
kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan
sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oelh
pemerintah, oelh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat
harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
2. Membatasi kebebasan
Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan
individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini
menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
A. Mengabaikan pendidikan moral
Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara
pendidika moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan
menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi

            Inti dari sistem sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin


tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan
individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial. Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis antara lain, Korea
Utara, Kuba,  Vietnam, RRC (sudah mulai mengendur).

II.4 Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem
ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Seperti telah dikatakan sebelumnya, sekarang ini
tidak ada satupun (terkecuali di Korea Utara) Negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis
atau kapitalis 100 %. Jadi, sistem ini merupakan “campuran” antara kedua sistem ekonomi
tersebut diatas, dengan berbagai variansi kadar dominasinya (Tambunan, 2000b).
Sanusi (2000) menjelaskan sistem ekonomi campuran sebagai berikut:  Dalam sistem
ekonomi campuran dimana kekuasaan dan kebebasan berjalan secara kebersamaan walau dalam
kadar yang berbeda-beda. Ada sistem ekonomi campuran yang mendekati sistm kapitalis
/liberalis karena kadar kebasan yang relatif besar atau presentase dari sistem kapitalisnya sangat
besar. Adapula sistem ekonomi campuran yang mendekati ekonomi soosialis dimana peran
kekuasaan pemerintah relative besar terutama dalam menjalankan berbagai kebijakan  ekonomi,
moneter/fiscal dan lain-lain. Di dalam sistem ekonomi campuran adanya campur tangan
pemerintahterutama untuk mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi, mencegah adanya
konsentrasi yang terlalu besar di tangan satu orang atau kelompok swasta, juga untuk melakukan
stabilisasi perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu golongan ekonomi lemah (hal 57).
Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem
sosialis. Perpaduan ini mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian. Jadi, dapat
diartikan sebagai jalan tengah antara peran mutlak negara dan peran menonjol individu. Jalan
tengah ini disesuaikan dengan keadaan saat perpaduan itu terjadi sehingga peran situasi dan
lingkungan sangat memberi warna pada sistem campuran tersebut. Sistem ekonomi campuran
banyak dianut oleh negara berkembang. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Campuran
 Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak pemerintah dan pihak swasta.
 Transaksi ekonomi terjadi di pasar dan ada campur tangan dari pemerintah.
·         Ada persaingan serta masih ada kontrol dari pemerintah.
·         Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan golongan
·         Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu sesuai dengan
kemampuannya.
·         Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
·         Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan di
bidang ekonomi.
·         Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang
ditetapkan pemerintah.
·         Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan
umum.
·         Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
·         Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Dengan demikian, dalam sistem perekonomian campuran ada bidang-bidang yang
ditangani swasta dan ada bidang-bidang yang ditangani pemerintah. Sama halnya dengan sistem
ekonomi lainnya, sistem ekonomi campuran juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan
tetapi, kelebihan dan kekurangannya tergantung kepada setiap negara dalam mengatur sistem
ekonominya tersebut.
Kelemahan Sistem Ekonomi Campuran:
 Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakunkan oleh
pemerintah dan swasta.
 Sulit menentukan batas antara sumber - sumber produksi yang dapat dikuasai oleh swasta
dan pemerintah.
 Beban pemerintah berat dari pada beban swasta
Sistem ekonomi campuran merupakan panduan dari dua bentuk sistem ekonomi sosialisme
dan kapitalisme. Proses penyatuan ini dilakukan untuk menyerap elemen-elemen yang positif
dan dinamis dari kedua sistem ekonomi tersebut. Sistem ini merupakan gabungan dari kekuatan
dari dua sistem ekonomi tersebut.
à Sejarah Sistem Ekonomi Campuran
Sejarah pertentangan yang keras dan bahkan tidak harmonis dari kapitalisme dan
sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk mencari bangun ekonomi dengan ciri dasar
yang merupakan gabungan unsur-unsur terbaik dari keduanya. Sebenarnya, sistem ekonomi ini
dapat saja menghilangkan konotasi perpaduan antara dua sistem ekonomi tersebut karena sistem
ekonomi campuran memiliki ciri khasnya tersendiri.
Sistem ekonomi campuran menggerakkan elemen-elemen dinamis yang sebelumnya
memang dimiliki tiap-tiap sistem ekonomi. Sebenarnya, kedua bentuk sistem ekonomi tersebut
telah menuju ke arah sistem campuran karena masing-masing berusaha membuang kelemahan-
kelemahannya sehingga tersisa unsur-unsur yang dinamis dan positif.
Seperti yang dikatakan Hegel bahwa perkembangan sebuah pemikiran akan mencapai
suatu bentuk terbaik melalui proses dialektik menuju suatu sintesa (teori dialektika). Proses ini
merupakan perpanduan dari thesa dengan antithesa dalam keharmonisan dan menuju ke arah
kedinamisan.
Negara yang sedang berkembang beranggapan akan mampu mengejar ketertinggalannya
dengan banyak tidak mencontoh bentuk ekstrem sistem ekonomi tersebut, tetapi menyerap
unsur-unsur dinamis dari keduanya. Salah satu pemikiran Hegel ini menarik untuk disimak
sebagai dasar pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif dari
sistem yang bertentangan.
Bila hal itu terjadi, kedua sistem ekonomi tersebut memiliki kelemahan mendasar
sehingga cara terbaik, yaitu menggabungkannya untuk mengejar ketertinggalan negara-negara
yang sedang berkembang. Fenomena dialektik sebagai suatu teori ini ditemukan oleh kelompok
idealisme dan mengalami masa puncaknya dalam pemikiran filosofi Hegel.
Dialektik pernah diajukan oleh Immanuel Kant sebagai suatu logika dari penalaran
terhadap alam dan fenomena dunia untuk memberikan pengesahan yang transenden. Kemudian,
Hegel menginterpretasikan dialektik sebagai operasionalisasi dari penalaran, tanpa kaitan dengan
hal yang transeden. Hal ini memberikan kenyataan lebih benar dan lebih mendalam dibanding
pemikiran analitis kontradiksi sebagai hasil dari perpaduan ide-ide yang dapat dicapai melalui
cara sintesa untuk menghasilkan pengetahuan lebih benar.
Proses sintesa yang meningkat menjadi alasan utama terwujudnya sistem ekonomi
campuran yang merupakan perpaduan dari sistem kapitalisme dan Marxisme. Hal ini tidak
seperti Karl Marx yang mengadopsi dialektik sebagai pembenturan kelas di dalam sejarah yang
selalu saling berhadapan.
Motif mencari keuntungan adalah unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan
produksi. Akan tetapi, bukan segalanya sebagaimana ditekankan dalam sistem ekonomi
kapitalisme. Tanpa motif keuntungan, tidak akan ada usaha dan pertumbuhan ekonomi akan
terhampat jika motif ditekan dan dimatikan seperti di negara komunis. Sistem ekonomi
campuran tetap berbasis pada prinsip pasar yang terkendali oleh aturan pemerintah

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Perbedaan antarsistem ekonomi satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-cirinya sebagai
berikut :
1. Kebebasan konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
2. Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
3. Peraturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4. Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5. Peraturan atas keuntungan usaha yang diperoleh
6. Pengaturan motivasi usaha
7. Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
8. Penentuan  pertumbuhan
9. Pengendalian stabilitas ekonomi
10. Pengambilan keputusan
11. Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Secara umum ada 3 macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia ini, yakni: sistem
ekonomi liberal/kapitalis; sistem ekonomi sosialis; dan sistem ekonomi campuran, yakni sistem
ekonomi yang tidak 100 % kapitalis dan tidak 100 % sosialis, atau sistem ekonomi yang
mengandung elemen-elemen dari sistem ekonomi kapitalis maupun sistem ekonomi sosialis.
Tiga sistem ekonomi di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Perkembangan jaman yang terus melaju pesat melahirkan sistem-sistem ekonomi baru yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern. Peran agama juga turut meramaikan konsep
sistem ekonomi dunia dan bisa menjadi solusi dari berbagapi permasalahan ekonomi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Tulus T.H Tambunan, 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Galia Indonesia
Shadily, Hasan (ed) (1980) Ensiklopedia Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Winardi, (1987) Pengantar Ekonomi Moneter, Buku-1, Bandung: Tarsito.
http://putriagustia.blogspot.com/2011/02/sistem-ekonomi-menurut-para-ahli.html
http://wianalaraswati.blogspot.com/2011/03/definisi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi.html

Sumber: http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-sistem-ekonomi.html

“CONTOH MAKALAH SISTEM EKONOMI”


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah


            Ekonomi sudah barang tentu menjadi aktivitas manusia dalam pemenuhan kebutuhan
hidup. Dalam prosesnya tentu menggunakan system ekonomi terntentu, terutama dalam lingkup
wilayah seperti Negara. Peran system ekonomi sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan
hidup umat manusia, Mengapa? Karena ekonomi di atur oleh suatu system yang dikehendaki
oleh si pelaku ekonomi agar terlaksana ekonomi yang makmur, tertata, dan pemanfaatan sumber
daya yang maksimal ditinjau dari aspek masing-masing.
            Sistem Ekonomi di Indonesia ialah menggunakan system ekonomi Pancasila, artinya
system ekonomi yang berlandaskan asas kekeluargaan dan kepentingan bersama serta individual.
System ekonomi ini selaras dengan landasan, falsafah, dan pandangan bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila.
            Oleh karena itu, Penulis mengangkat Tema Sistem Ekonomi  baik system ekonomi secara
universal atau system ekonomi indonesia itu sendiri yang mencakup secara keseluruhan agar
memberikan pemahaman yang benar mengenai system ekonomi dewasa ini.

B.     Perumusan Masalah
1. Apa itu System Ekonomi?
2. Apa saja jenis-jenis system ekonomi serta perbandingannya dengan jenis system ekonomi
lainnya?
3. Apa saja Ciri-Ciri jenis system ekonomi serta kelebihan dan kekurangannya?
4. Faktor apa saja yang dapat memengaruhi system ekonomi?
5. Apa itu Sistem Ekonomi Pancasila dan Sistem Ekonomi Kemasyarakatan?
6. Bagaimana perjalanan Sistem Ekonomi saat ini?

C.     Tujuan Penelitian
1. Memberikan gambaran mengenai system ekonomi secara universal dan system ekonomi yang
digunakan Indonesia;
2. Memperbaharui wawasan dan pemahaman mengenai system ekonomi yang berlangsung saat
ini;
3. Menumbuhkan Karakter disiplin dan kerjasama dalam ber-Kelompok sebagai penunjang
keberhasilan Pembuatan makalah ini;
4. Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Sistem Ekonomi Indonesia.

D.     Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya ilmiah yang berjudul system ekonomi,  secara teoritis dan praktis
bagi mahasiswa, pemerhati dan penulis serta lembaga adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa  memiliki referensi teori dari pendekatan pemecahan masalah
untuk meningkatkan pemahaman tentang Sistem Ekonomi secara benar berdasarkan sumber
yang ada.
2. Manfaat bagi Pemerhati dan Penulis
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam penulisan makalah system
ekonomi serta menjadi bahan perbaikan untuk penyusunan makalah selanjutnya.
3. Manfaat bagi Lembaga
Memiliki dokumen makalah ilmiah hasil karya mahasiswa-nya, sehingga dapat
digunakan untuk penunjang pembelajaran di kelas.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Sistem Ekonomi


Sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi segala aktivitas
ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta berdasarkan
prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran atau kesejahteraan.
Menurut Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk
mengoordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan
sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan
sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat
dihindari.

B. Jenis-Jenis Sistem Ekonomi


1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan
ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun dengan
mengandalkan faktor produksi apa adanya.
a.       Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional
 Belum adanya pembagian kerja yang jelas.
 Ketergantungan pada sektor pertanian/agraris.
 Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis.
 Teknologi produksi sederhana.
b.      Kebaikan sistem ekonomi tradisonal
 Menimbulkan rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan masing-masing individu dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Pertukaran secara barter dilandasi rasa kejujuran daripada mencari keuntungan.
c.       Keburukan sistem ekonomi tradisional
 Pola pikir masyarakat secara umum yang masih statis.
 Hasil produksi terbatas sebab hanya menggantungkan faktor produksi alam dan tenaga
kerja secara apa adanya.
2. Sistem Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis)
Sistem ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan
paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui
pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota masyarakat.
Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur
(bekas negara Uni Soviet).
a.       Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat
 Kegiatan perekonomian dari produksi, distribusi, dan konsumsi serta harga ditetapkan
pemerintah dengan peraturan negara.
 Hak milik perorangan atau swasta tidak diakui, sehingga kebebasan individu dalam
berusaha tidak ada.
 Alat-alat produksi dikuasai oleh negara.
b.      Kebaikan sistem ekonomi terpusat
 Pemerintah lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian.
 Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan ekonomi.
 Kemakmuran masyarakat merata.
 Perencanaan pembangunan lebih cepat direalisasikan.
c.       Keburukan sistem ekonomi terpusat
 Adanya pemasungan daya kreasi masyarakat sehingga hampir semua inisiatif, inovasi
diprakarsai oleh pemerintah.
 Adanya pasar gelap yang diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu ketat oleh
pemerintah.
 Anggota masyarakat tidak dijamin untuk memilih dan menentukan jenis pekerjaan
serta memilih barang konsumsi yang dikehendaki.
 Pemerintah bersifat paternalistis, artinya apa yang telah diatur/ditetapkan oleh
pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.
3. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis)
Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang
seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari
pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem ekonomi
liberal pada tahun 1950-an.
a.       Ciri-ciri sistem ekonomi liberal
 Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan tindakantindakan
ekonomi.
 Diakuinya kebebasan memiliki barang modal (barang kapital).
 Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari keuntungan
sendiri.
b.      Kebaikan sistem ekonomi liberal
 Adanya persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.
 Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga mendorong
kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
 Produksi didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.
 Pengakuan hak milik oleh negara mendorong semangat usaha masyarakat.
c.       Keburukan sistem ekonomi liberal
 Adanya praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan pihak yang lemah.
 Persaingan tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
 Timbulnya praktik yang tidak jujur yang didasari mengejar keuntungan yang sebesar-
besarnya, sehingga kepentingan umum dikesampingkan.
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah
memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi,
tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan
menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya
ekonomi.
a.       Ciri-ciri sistem ekonomi campuran
 Adanya pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
 Mekanisme kegiatan ekonomi yang terjadi di pasar adalah campur tangan pemerintah
dengan berbagai kebijakan ekonomi.
 Hak milik perorangan diakui tetapi penggunaannya tidak boleh merugikan
kepentingan umum.
b.      Kebaikan sistem ekonomi campuran
 Sektor ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah lebih bertujuan untuk kepentingan
masayarakat.
 Hak individu/swasta diakui dengan jelas.
 Harga lebih mudah untuk dikendalikan.
c.       Keburukan sistem ekonomi campuran
 Peranan pemerintah lebih berat dibandingkan dengan swasta.
 Timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintah karena banyak
sektor-sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak pemerintah sedangkan sedikit
sekali pengawasannya.
5. Sistem Ekonomi Pancasila
Sistem ekonomi yang dianut negara Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila. Sistem
ekonomi Pancasila adalah salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, yang di
dalamnya terkandung makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan
berdasarkan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan
untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Ciri pokok sistem ekonomi Pancasila terdapat pada UUD 1945 Pasal 33, dan GBHN Bab
III B No.14. Berikut ini ciri-ciri pokok sistem ekonomi Pancasila.
a.       Pasal 33 Setelah Amandemen 2002
 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

B. GBHN Bab III B No. 14


Pembangunan ekonomi yang didasarkan kepada demokrasi ekonomi menentukan bahwa
masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karenanya maka
pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan
ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha; sebaliknya dunia
usaha perlu memberikan tanggapan terhadap pengarahan dan bimbingan serta penciptaan iklim
tersebut dengan kegiatan yang nyata.

C. Perbandingan Sistem Ekonomi


System ekonomi yang menjadi arus system ekonomi ada tiga jenis, yaitu kapitalis, sosialis
dan campuran. Berikut beberapa perbandingan jenis-jenis system ekonomi berdasar sumber
dari Soeharsono Sagir :
Sistem Ekonomi Sistem Ekonomi Sistem Ekonomi
No Aspek
Kapitalis (SEKA) Campuran (SEC) Sosialis (SES)
1. Motivasi Kepentingan pribadi Pribadi dan umum Kepentingan umum
Mekanisme pasar Pasar dan campur Centralized
2. Sarana penggerak tangan pemerintah planning atau
komando terpusat
Perorangan dan private Perorangan dan Pemerintah
Pemilikan factor
3. interest kepentingan
produksi
masyarakat
Mutlak dan dominan Intervetensi Kecil, hampir tidak
4. Peran swasta
Pemerintah ada
Minimal dalam sarana & Terbatas dan selektif Dominan disemua
prasarana bidang
5. Peran pemerintah peradilan, public
utilities, dan pertahanan
keamanan
6. System nilai Ego dan individualisme Individualism dalam  Kolektivitas
naungan Negara
kesejahteraan
Kemakmuran, survival Kemakmuran lewat Kemakmuran
7. Tujuan ekonomi of the fittest pengaturan melalui mekanisme
pemerintah dictator

BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
Sistem ekonomi ialah sebagai suatu kumpulan dari mekanisme dan lembaga dalam
pengambilan keputusan serta pelaksanaan keputusan itu untuk mengatur produksi, pendapatan,
konsumsi didalam suatu Negara dengan tujuan mensejahterakan rakyat, namun dengan menaati
aturan main berekonomi yang bersumber pada prinsip etika dan ideology bangsa. Dalam system
ekonomi terdapat pola pengaturan, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi dalam upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sistem ekonomi memiliki ciri-ciri tertentu, salah satunya adalah penentuan pertumbuhan 
ekonomi dan pengaturan keuntungan usaha yang diperoleh. Faktor yang mempengaruhinya
adalah falsafah dan ideologinya, termasuk dari cara rakyatnya mengemukakan teori di masa lalu
dan sekarang sebagai upaya perwujudan cita-cita nasional.sedangkan Sistem ekonomi yang
digunakan Indonesia ialah system ekonomi pancasila yang berdansarkan landasan, filsafah dan
pandangan hidup bangsa Indonesia, serta lebih mirip dengan system ekonomi campuran jika
digolongkan kedalan tiga jenis system ekonomi umum.

B.     Saran
1. Kepada dosen pengampu agar memberikan waktu pengerjaan yang lebih lama dalam waktu
pengerjaannya sehingga hasilnya akan lebih maksimal lagi;
2. Untuk mahasiswa lainnya tetap berkreasi dalam penulisan makalah ilmiah selanjutnya dan
jangan takut jika kita berbuat salah.

DAFTAR PUSTAKA
Sagir, H.Soeharsono & Para Sahabat, Kapita Selekta Ekonomi Indonesia, Jakarta: Kencana,
2009. Ed.1, 660 hlm.
Sumber: https://dasalukman21.blogspot.com/2017/01/contoh-makalah-sistem-ekonomi.html

Anda mungkin juga menyukai