MANAJEMEN PERUSAHAAN
Penulis:
Gunartin, S.E., M.M.
ISBN: 978–602–50986-0-4
Editor:
Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd.
Penyunting:
Ubaid Al Faruq, S.Pd., M.Pd.
Penerbit:
UNPAM PRESS
Redaksi:
Jl. Surya Kencana No. 1
Pamulang – Tangerang Selatan
Telp. 021 7412566
Fax. 021 74709855
Email: unpampress@unpam.ac.id
i
LEMBAR IDENTITAS ARSIP MODUL
ii
MODUL MATA KULIAH MANAJEMEN PERUSAHAAN
iii
KATA PENGANTAR
Buku ajar Manajemen Perusahaan ini terdiri atas 18 materi, disusun dengan
tujuan: Pertama, untuk membantu para mahasiswa ekonomi memahami konsep
dasar manajemen perusahaan. Kedua, memberikan bekal kepada mahasiswa akan
pentingnya manajemen dalam perusahaan terkait dengan fungsi-fungsi manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Akhir kata, penulis sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga tersusunnya buku ajar ini, semoga
mendatangkan kebaikan dan manfaat dunia dan akhirat.
Gunartin, SE, MM
iv
DAFTAR ISI
Judul……………………………………………………………………… (i)
Deskripsi Mata Kuliah…………………………………………………… (ii)
RPS Mata Kuliah………………………………………………………… (iii)
Kata Pengantar…………………………………………………………... (iv)
Daftar Isi………………………………………………………………… (v)
Daftar Tabel……………………………………………………………… (viii)
Daftar Gambar…………………………………………………………… (ix)
v
D. Daftar Pustaka……………………………………………………….. (74)
vi
D. Daftar Pustaka………………………………………………………... (164)
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
MATERI 1
HAKIKAT MANAJEMEN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Hakikat Manajemen, dengan
demikian diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Hakikat Manajemen
2. Memahami Pengertian dan Konsep Dasar Manajemen
3. Memahami Fungsi dan Tujuan Manajemen
B. URAIAN MATERI
1.1 Hakikat Manajemen
1
2. Semua tipe organisasi
Organisasi butuh manajemen untuk mengatur organisasinya agar tujuan
organisasi dapat dicapai.
3. Semua tipe kegiatan
Setiap kegiatan juga akan berjalan lancar, efektif dan efisien apabila
dilakukan pengaturan yang baik.
2
manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Secara etimologi manajemen ialah
ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dalam sebuah organisasi.
Manajemen adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dengan
demikian menurut beberapa pendapat menjelaskan manajemen sebagai berikut.
1) Malayu S. P. Hasibuan Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Sudarwan dan Yunan Danim, mengemukakan bahwa, Manajemen sebagai
sebuah proses yang khas, yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain untuk
mencapai tujuan tertentu.
3) Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh Purwanto, yang
mengartikan manajemen merupakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang-orang pelaksana. Jadi, dalam hal ini kegiatan dalam
manajemen terutama adalah mengelola orang-orangnya sebagai pelaksana.
4) Henry L. Sisk Management is the coordination of all resources through the
processes of planning, organizing, directing, and controlling in order to
attain stated objectives. (Manajemen adalah Pengkoordinasian dari semua
sumber-sumber melalui proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pemberian bimbingan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan). Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip-prinsip
manajemen.
5) Sedangkan Husaini Usman menyimpulkan, esensi pengertian manajemen
dapat dipandang, baik sebagai proses (fungsi) maupun sebagai tugas (task).
Hal ini senada dengan pendapat Maurice R. Hecht: management is an
3
activity, and if you start by looking at little pieces here and there, you can
destroy the understanding of the whole. Artinya, manajemen adalah sebuah
aktivitas, dan jika kamu mulai melihat kepada potongan-potongan sedikit di
sana-sini, kamu dapat merusakkan pengertian itu keseluruhannya
6) Menurut Robbins dan Coulter, manajemen adalah mengkoordinasi dan
mengawasi kegiatan orang lain sehingga kegiatan mereka selesai dengan
efisien dan efektif.
7) Menurut Manullang, istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu
pertama, manajemen sebagai suatu proses, kedua, manajemen sebagai
kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, dan ketiga
manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu. Pengertian
manajemen yang pertama serta kenyataan bahwa manajemen adalah ilmu
sekaligus seni, maka manajemen itu dapat didefinisikan sebagai seni dan
ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan
pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
8) Menurut Daft dan Marcic manajemen adalah efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan mengendalikan sumber daya organisasi.
4
3. Disiplin
Disiplin adalah kesediaan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jenis
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan rencana,
peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari
seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian).
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh
seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama
(satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).
Mengacu dari beberapa pengertian, manajemen juga merupakan proses
pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Dengan demikian berarti dalam
manajemen terdapat minimal 4 (empat) ciri, yaitu:
1) Ada kegiatan yang dilakukan
2) Ada tujuan yang hendak dicapai
3) Ada pemimpin (atasan)
4) Ada yang dipimpin (bawahan)
Manajemen bagi setiap organisasi merupakan unsur pokok yang harus
dijalankan oleh setiap pimpinan organisasi. Para pimpinan tersebut bertindak
sebagai manajer sehingga harus menggunakan sumber daya organisasi,
keuangan, peralatan dan informasi serta sumber daya manusia dalam mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber daya manusia
merupakan sumber daya terpenting bagi setiap organisasi.
Tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan (state goals)
mengandung arti bahwa para pemimpin/manajer organisasi akan berupaya
untuk mencapai berbagai hasil akhir (tujuan), tentu saja harus unik bagi
masing-masing organisasi (manajemen sebagai seni). Secara prinsip dapat
dilihat bahwa pada kenyataannya manajemen merupakan kombinasi ilmu dan
seni dan tidak dalam proporsi yang tetap, tetapi dalam proporsi yang
bermacam-macam. Konsep manajemen merupakan suatu konsep yang
5
mencerminkan adanya kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus
menerus dalam organisasi.
1.3 Fungsi dan Tujuan Manajemen
Fungsi manajemen adalah proses tahapan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Pandangan yang berbeda dari para ahli
mengenai rumusan fungsi manajemen, di sini penulis mengambil pandangan
dari seorang ahli bernama George R.Terry. Dalam bukunya “Principles of
Management” George R. Terry merumuskan fungsi-fungsi manajemen dengan
singkatan POAC, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sesuatu yang direncanakan tentang susatu yang
ingin dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar
tentang apa menjadi tujuan. Perencanaan merupakan persiapan untuk
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan, berupa rumusan tentang
“apa, bagaimana, oleh siapa dan untuk siapa suatu kegiatan dilaksanakan.
Persiapan tesebut dapat berupa tindakan administrasi atas tindakan
selanjutnya.
Sebagai contoh, dalam sistem pembangunan di Indonesia, tugas
perencanaan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bapenas),
yang merupakan himpunan dari perencanaan sektor pemerintah yang paling
kecil. Setiap organisasi biasanya selalu membuat perencanaan untuk
lancarnya perputaran roda organisasi. Demikan hal dengan individu,
hendaknya membiasakan diri untuk membuat/menentukan rencana agar
kegiatan jelas dan terarah.
a. Membuat Perencanaan.
Untuk membuat suatu perencanaan yang baik, ada dua pertanyaan yang
harus dijawab, yaitu “Apa dan Bagaimana“(What and How). Pertanyaan
“what” menunjukkan maksud dari pembuatan perencanaan, tegasnya
menjawab tentang tujuan apa yang hendak dicapai. Kalau sudah
terjawab maka dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan “How”, yaitu
bagaimana cara terbaik yang digunakan demi tercapainya tujuan.
6
Jawaban pertanyaan “how” dapat merupakan cara, metode/sistem serta
teknik yang digunakan. Persoalan perencanaan belum selesai, karena
harus berhadapan dengan pertanyaan: Why, Where, When dan Who.
Pertanyaan why menunjukkan mengapa atau apa sebabnya perencanaan
dibuat, pertanyaan where menunjukkan dimana kegiatan akan
dilaksanakan, pertanyaan when kapan rencana tersebut akan
dilaksanakan dan pertanyaan who yang menunjukkan siapa yang akan
melaksanakan.
b. Sifat Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik harus bersifat:
Rasional artinya perencanaan dibuat berdasarkan pemikiran dan
perhitungan yang logis.
Lentur/fleksibel artinya perencanaan tersebut bersifat luwes, dapat
dilaksanakan dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun (tentunya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi)
Kontinyu artinya perencanaan harus rutin dibuat dan ditinjau
kembali guna perbaikan pada pelaksanaan di masa yang akan datang
dan disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi
masyarakat, pemerintah dan negara
c. Kegagalan Perencanaan
Kegagalan perencanaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
Perencanaan kurang matang
Wewenang yang kurang jelas/tegas sehingga salah komunikasi
Kurangnya anggaran
Pelaksanaan kurang optimal
Tidak ada dukungan moral dari masyarakat
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran melalui penentuan
aktivitas, pengelompokan, penugasan kelompok, pendelegasian wewenang,
pengkoordinasian hubungan antar wewenang serta informasi baik secara
7
vertikal maupun horizontal, yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi.
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Organisasi sebagai alat manajemen
Organisasi sebagai alat manajemen, artinya organisasi sebagai
wadah/tempat manajemen sehingga memberikan bentuk bagi
manajemen yang memungkinkan manajemen dapat bergerak. Organisasi
sebagai alat organisasi dalam arti statis (tetap/tidak bergerak).
b. Organisasi sebagai fungsi manajemen
Organisasi sebagai fungsi adalah organisasi dalam arti dinamis, yaitu
organisasi yuang memberikan memungkingkan tempat manajemen dapat
bergerak dalam batas-batas tertentu
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan adalah suatu fungsi melakukan kegiatan sesuai
perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan juga mempunyai arti
penggerak, yaitu menggerakan fungsi-fungsi manajemen yang lain, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, juga menggerakan agar semua
elemen dalam organisasi melakukan tugasnya dengan penuh tanggung
jawab.
4. Pengendalian/Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui
apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sesuai
dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan.
Pengawasan dimaksudkan untuk meminalisir kesalahan, penyimpangan,
atau ketidak sesuaian dengan rencana yang telah ditetapkan dan tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan pengawasan juga sebagai pengendali agar hasil
pelaksanaan suatu kegiatan berjalan efektif dan efisien sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan. Menurut Mc. Farland pengawasan harus
berpedoman pada hal-hal sebagai berikut:
8
Rencana yang telah ditentukan
Perintah terhadap pelaksanaan pekerjaan
Tujuan
Kebijakan-kebijakan
Macam Pengawasan:
1) Pengawasan Internal
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh iim pengawas dari dalam
perusahaan. Tim pengawas ini bertugas mengumpulkan data dan
informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk melihat dan menilai
perkembangan dalam pelaksanaan kegiatan, yang selanjutnya sebagai
dasar pengambilan keputusan.
2) Pengawasan Ekstenal
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh Tim pengawas dari luar
perusahaan. Contoh Konsultan Pengawas, Akuntan Publik dan
sebagainya
3) Pengawasan Preventif
Adalah pengawasan yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan
untuk untuk mencegah terjadinya kesalahan.
Adapun dalam pengawasan preventif yang dilakukan adalah:
Menentukan peraturan-peraturan yang berlaku yang
berhubungandengan sistem prosedur, hubungan dan tata kerjanya.
Membuat pedoman/manual sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan.
9
Menentukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Mengorganisasikan segala macam kegiatan, penempatan pegawai
dan pembagian pekerjaan.
Menentukan sistem koordinasi, pelaporan dan pemeriksaan.
Memberikan sanksi-sanksi terhadap pejabat yang menyimpang dari
peraturan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4) Pengawasan Represif
Adalah pengawasan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan
pekerjaan, untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar
hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam
pengawasan anggaran disebut post- audit).
Metode Pengawasan:
10
Prinsip Pengawasan, antara lain:
1) Berorientasi pada tujuan organisasi
2) Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum
dari pada kepentingan pribadi
3) Pengawasan harus berorientasi pada kebenaran menurut peraturan yang
berlaku dan kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan dan
berorientasi pada tujuan (manfaat) dalam pelaksanaan pekerjaan.
4) Pengawasan harus menjamin hasil guna dan daya guna.
5) Pengawasan harus berdasarkan standar yang objektif, teliti dan tepat.
6) Pengawasan harus terus menerus.
7) Hasil peengawasan harus dapat memberikan umpan balik (feed back)
terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam perencanaan dan
kebijaksanaan di masa yang akan datang.
C. TUGAS MANDIRI
1. Mengapa manajemen disebut sebagai seni? dan seberapa penting ilmu
manajemen dalam suatu organisasi/perusahaan!
2. Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan, seberapa penting peran
perencanaan dalam suatu kegiatan perusahaan! Jabarkan alasan kalian
3. Ilustrasikan dengan bahasa sendiri, apa yang terjadi jika salah fungsi
manajemen tidak dilaksanakan secara optimal dalam sebuah perusahaan!
4. Analisislah seberapa pentingkah peran dari pengawas internal perusahaan.
5. Meskipun sudah pengawas internal dalam perusahaan, terkadang masih
diperlukan pengawas eksternal. Jabarkan!
11
D. DAFTAR PUSTAKA
John M. Echols dan Hasan Shadaly, 1992. Kamus Bahasa Inggris Indonesia,
Jakarta: PT. Gramedia.
Malayu SP. Hasibuan, 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: CV.
Haji Masagung
12
MATERI 2
LINGKUNGAN ORGANISASI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Lingkungan Organisasi, dengan
demikian diharapkan Anda harus mampu:
1. Memahami pengertian lingkungan organisasi
2. Memahami cara mengelola organisasi
3. Memahami faktor – faktor yang mempengaruhi lingkungan organisasi
4. Memahami hubungan lingkungan dan organisasi
B. URAIAN MATERI
2.1 Lingkungan Organisasi
Istilah lingkungan merupakan terjemahan dari istilah "environment",
yang secara sosiologis dapat memiliki arti segala sesuatu yang mendorong dan
mempengaruhi tingkah laku individu atau kelompok. Dalam hal ini lingkungan
dapat berupa lingkungan phisik maupun lingkungan non phisik (misalnya
kondisi sosial atau kultural masyarakat). Hubungan timbal balik antara
organisasi dan lingkungan dimana organisasi itu berada berlangsung secara
terus menerus meskipun dengan tingkat saling pengaruh yang bervariasi.
Perubahan organisasi senantiasa terjadi sebagai akibat dari berubahnya kondisi
lingkungan dimana organisasi itu berada. Jadi, organisasi senantiasa
melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya dan sebaliknya,
lingkungan juga mendapatkan pengaruh dari organisasi. Maka dari itu
sebaiknya lingkungan dan organisasi bersinergi agar dapat berkembang
bersama.
Kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta
pengambilan keputusan. Seorang manajer tidak hanya memperhatikan
lingkungan usahanya (intern), namun juga harus bisa mengendalikan
lingkungan di luar perusahaan (ekstern). Untuk mencapai tujuan, organisasi
harus memperhatikan lingkungan ekstern yang terjadi, agar memahami yang
dibutuhkan konsumen. Oleh karena itu manajer harus memperhatikan unsur
dan kekuatan lingkungan ekstern di setiap kegiatan manajemen. Suatu
13
organisasi akan berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya dalam rangka
mencapai tujuan
Organisasi yang bisa bertahan adalah organisasi yang bisa menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungannya, kerena lingkungan merupakan kekuatan
yang mempengaruhi, baik langsung maupun tidak, terhadap kinerja organisasi.
Kelangsungan hidup organisasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan
organisasi dalam mengelola pengaruh lingkungan ini.
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang
penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan
proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai
pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan tugas-tugas
dari perusahaan. Nitisemito (2006) mendefinisikan lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas. Lingkungan kerja yang baik yaitu apabila
karyawan dapat melaksanakan kegiatannya secara maksimal, sehat, aman dan
nyaman.
Menurut Sihombing (2004) bahwa lingkungan kerja adalah faktor di luar
manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini
mencakup peralatan kerja, suhu di tempat kerja, kesesakan dan kepadatan,
kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja
yang terbentuk di instansi antara atasan dan bawahan serta antara sesama
karyawan. Menurut Sedarmayanti (2009) mendefinisikan lingkungan kerja
adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
Menurut Nitisemito (2002), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan misalnya kebersihan, keamanan, musik dan sebagainya.
Dalam menciptakan lingkungan kerja agar dapat menunjang aktifitas
organisasi maka diperlukan pengaturan lingkungan kerja seperti udara, cahaya
dan warna.
14
2.2 Cara Mengelola Organisasi.
15
dan dapat menyikapinya dengan bijaksana. Dapat disimpulkan beberapa tahap
yang harus di lakukan untuk membangun suatu organisasi.
1. Adanya loyalitas,
2. Pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuannya
3. Bersama memelihara organisasi dengan baik
Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien, terdapat dua
prinsip yang harus diperhatikan agar pengelolaan organisasi berhasil, yaitu:
1. Prinsip pengelolaan/manajemen yaitu prinsip bagaimana memimpin orang.
2. Prinsip organisasi yaitu mengorganisasikan kegiatan yang menyangkut
orang-orang yang dipimpin
Banyak para ahli yang mencoba untuk memformulasikan bagaimana
prinsip - prinsip dasar yang harus dilakukan organisasi dapat berjalan sesuai
dengan keinginan. Diantara prinsip-prinsip tersebut yang masih diterapkan
sampai sekarang adalah yang diungkapkan oleh Hendry Fayol. Menurut Fayol
tidak diperlukan aturan yang kaku dalam kegiatan kerja, karena kelayakan
dalam suatu prinsip pada situasi tertentu merupakan seni (Art) dari manajemen.
Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen ialah sebagai berikut:
1. Pembagian Kerja (Division of Work)
Pekerjaan sebaiknya dibagi sampai elemen paling kecil untuk memperoleh
keunggulan dari spesialisasi.
2. Keseimbangan Wewenang dan Tanggungjawab (Authortty and
Responsibihty)
Setiap pegawai tetap (reguler employee) sebaiknya diberi delegasi
wewenang untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab penugasan
pekerjaan.
3. Disiplin Karyawan (Discipline)
Karyawan sebaiknya mematuhi perjanjian yang ada, yang sudah disepakati.
Manajer berlaku tegas bagi siapa saja yang melanggar disiplin dengan
memberi sanksi.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Karyawan sebaiknya menerima perintah dari/dan bertanggung jawab hanya
kepada satu atasan.
16
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Aktivitas dikondisikan yang memiliki tujuan sama
6. Mendahulukan Kepentingan umum (Interest To The Common Goal)
Kepentingan organisasi lebih diutamakan diatas kepentingan individu.
7. Pembayaran Gaji (Remuneretion)
Pembayaran gaji yang adil, pembayaran seharusnya didasarkan pada
pencapaian sasaran penugasan pekerjaan.
8. Sentralisasi (Centralization)
Wewenang seharusnya didelegasikan seimbang dengan tanggung jawab.
9. Rantai Skalar (The Hierarchy)
Sebuah rantai perintah yang tidak terputus-putus seharusnya ada melalui
semua pengarahan dan aliran komrmilasi.
10. Perintah (Order)
Pekerjaan seharusnya didefinisikan dengan jelas sehingga pegawai tetap
memahami perintah tersebut.
11. Kesamaan Perlakuan (Equity)
Peraturam dan perjanjian yang dibuat harus diselenggarakan secara terbuka.
12. Stabilitas Personalia (Stability of Staff)
Tingkat perputaran tenaga kerja (labor turnover) tidak merugikan
organisasi.
13. Inisiatif (Initiative)
Karyawan sebaiknya didorong untuk berani membuat keputusan didalam
batas wewenang yang dideligasikan kepadanya.
14. Semangat Korp (Esprit de corps)
Karyawan sebaiknya didorong untuk mendefinisikan kepentingannya
dengan kepentingan organisasi, dengan demikian mencapai kesatuan
kekuatan yang tercermin dari “persatuan adalah kekuatan organisasi”.
2.3 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Lingkungan Organisasi
17
lingkungan eksternal dan lingkungan internal (Anton, 2011). Menurut Sukriah
(2009), lingkungan umum pada lingkungan organisasi merupakan kondisi
eksternal yang luas yang dapat mempengaruhi organisasi serta berpengaruh
secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi. Menurut Astuti (2011),
lingkungan eksternal makro meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi
ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi
global yang mungkin mempengaruhi organisasi. Perubahan lingkungan umum
biasanya tidak mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusus,
namun demikian manajer harus memperhatikannya ketika merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.
Secara garis besar, lingkungan organisasi terdiri dari dua yaitu:
1. Lingkungan Internal
Yaitu tempat manajer bekerja yang mencakup budaya perusahaan, teknologi
produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik. Menurut Margaretta (2012),
lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan yang ada dalam
organisasi dan memiliki sifat yang dapat dikontrol oleh manajemen. Yang
termasuk lingkungan internal:
a) Budaya
Budaya diartikan sebagai sekumpulan nilai, keyakinan, pemahaman, dan
norma pokok yang dibagi bersamaan oleh anggota suatu organisasi.
b) Karyawan
SDM adalah salah satu faktor penting dalam penunjang keberhasilan
organisasi. Oleh karena itu proses rekrutmen yang ketat, adanya
pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan karyawan adalah penting
agar tercapai peningkatan kualitas SDM untuk kemajuan perusahaan.
Peningkatan kualitas karyawan juga bertujuan peningkatan motivasi
kerja karyawan. Jika motivasi menurun, dapat menimbulkan keinginan
pindah kerja atau perputaran karyawan / turn over. Hal ini dapat
merugikan perusahaan karena kesinambungan proses pekerjaan sedikit
banyak terganggu karena harus melatih karyawan baru.
18
c) Pemegang Saham
Adalah orang yang memiliki saham perusahaan sehingga mempunyai
hak atas pengambilan keputusan melalui rapat umum pemegang saham.
d) Dewan Direksi
Adalah pihak yang bertanggungjawab menentukan tujuan organisasi,
menentukan strategi mencapai tujuan, dan lain-lain
2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah stakeholder di luar perusahaan yang
mempengaruhi operasi perusahaan baik langsung maupun tak langsung.
Lingkungan ini agak sulit dikendalikan oleh manajer termasuk dalam
pengambilan keputusan.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Lingkungan eksternal mikro
adalah unsur-unsur yang berpengaruh langsung terhadap organisasi,
yang terdiri dari pesaing (competitors), penyedia (suppliers), langganan
(customers), lembaga keuangan (financial institutions), pasar tenaga
kerja (labour supply), dan perwakilan-perwakilan pemerintah.
a) Pesaing
Persaingan yang dihadapi akan membantu organisasi mengetahui
posisi persaingannya sehingga organisasi mampu mengoptimalkan
memahami arena, sifat, kekuatan dan kelemahan pesaing.
b) Pemasok
Adalah pihak penyedia bahan baku atau input untuk organisasi yang
akan menghasilkan jasa atau produk sebagai output
c) Serikat pekerja
Adalah elemen yang berfungsi menampung aspirasi para
karyawan. Adanya serikast pekerja membuat posisi tawar karyawan
terhadap perusahaan semakin kuat.
19
d) Pelanggan (konsumen)
Situasi pasar sangat mempegaruhi perusahaan dalam menyusun
strategi, kebijaksanaan dan taktik pemasaran. Untuk mengarahkan
kegiatan pemasaran, perusahaan harus menganalisis profil pelanggan
pada masa sekarang dan masa yang akan datang serta kondisi pasar.
Perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan berkembang
bila dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
e) Pasar Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan mitra strategis perusahaan, dengan memiliki
tenaga kerja yang trampil perusahaan dapat melaksanakan aktifitas
perusahaan dengan efisien dan mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan perusahan lain. Oleh karena itu perusahaan harus mampu
merekrut dan mempertahankan tanaga kerja yang terampil.
f) Lembaga Keuangan
Untuk memperbesar usahanya perusahaan perlu tambahan modal dari
pihak lain yaitu lembaga keuangan seperti perbankan, perusahaan
investasi, asuransi dan pasar modal.
g) Suplier
Untuk memproduksi barang/jasa perusahaan sangat memerlukan
peran suplier yaitu penyedia bahan baku, bahan penolong, energi,
peralatan dan input lain yang mendukung proses produksi.
h) Instansi Pemerintah
Kebijakakan instansi pemerintah sangat berpengaruh terhadap
aktifitas perusahaan dalam banyak hal, seperti peraturan, syarat
berdirinya perusahaan, perizinan, perpajakan, pemberian pinjaman
dari bank pemerintah dan pembatasan terhadap perusahaan untuk
melindungi masyarakat dan lingkungan.
2) Lingkungan eksternal makro
Adalah lingkungan eksternal yang tidak langsung berpengaruh
terhadap perusahaan. Lingkungan ini merupakan kekuatan yang berada
di luar jangkauan dan opersi perusahaan. Yang termasuk lingkungan
20
eksternal makro antara lain tekonologi, teknologi, politik, social dan
dimensi internasional.
a) Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi akan memberikan manfaat pada perusahaan
untuk meningkatkan produktifitas perusahaan dan menemukan
produk baru, mengetahui pengembangan produk pesaing sehingga
perusahaan mampu menciptakan pasar tersendiri (blue ocean
strategy).
b) Variabel Ekonomi
Tingkat inflasi, masalah pengangguran, tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional, keadaan neraca pembayaran, kondisi pasar
saham serta fluktuasi kurs valuta asing dan suku bunga, secara umum
adalah beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi praktik
manajemen dalam aktivitas bisnis. Terdapat hubungan timbal balik
antara keadaan perekonomian dan aktivitas bisnis. Kestabilan dan
pertumbuhan ekonomi akan mendorong perkembangan dunia usaha,
dan sebaliknya perkembangan dunia usaha akan mewujudkan
kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.
c) Lingkungan Sosial dan Budaya
Perusahaan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya
dimana dia beroperasi karena lingkungan sosial dan budaya
merupakan pedoman hidup masyarakat. Pengaruh pedoman hidup
bersifat relatif tergatung pada masing-masing daerah. Misalnya, di
suatu daerah ada pembatasan pekerjaan bagi wanita, tapi di daerah lain
kesetaraan gender dalam pekerjaan harus diutamakan.
d) Globalisasi
Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi
organisasi bisnis. Manajer dari perusahaan besar maupun kecil yang
ada di dalam negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah
pesaing sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan
bagian dari lingkungan eksternal.
21
e) Kondisi demografi
Mencakup kebiasaan yang berlaku dalam karakteristik fisik dari
populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi
geografis, pendapatan, konsumsi keluarga. Perubahan pada
karakteristik ini dapat berpengaruh pada kebijakan manajemen
perusahaan dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengontrol organisasi bisnisnya.
2.4 Hubungan Lingkungan dan Organisasi
Salah satu konsep yang dapat digunakan untuk melihat hubungan timbal
balik antara organisasi dengan lingkungan organisasi ini adalah kapasitas
lingkungan. Kapasitas lingkungan menunjuk pada ketersediaan sumber daya,
melimpah atau langka. Kapasitas lingkungan juga menunjukan tingkat
pemanfaatan sumber daya.
Lingkungan dengan kelangkaan sumber daya akan mendorong terjadinya
persaingan yang kuat, karena harus menggunakan sumber daya secara efektif
dan efisien. Yang harus dilakukan oleh organisasi pada lingkungan yang langka
sumber daya, antara lain:
a. Relokasi, yaitu pindah ke tempat yang kaya sumber daya dengan segala
konsekuensi.
b. Beradaptasi, yaitu menyesuaikan dengan segala keterbatasan yang ada,
misal dengan lebih efisien dalam penggunaan sumber daya.
Setiap organisasi memiliki tingkat ketahanan berbeda dalam menghadapi
tekanan lingkungan yang ada. Organisasi yang memiliki tingkat
ketergantungan tinggi pada lingkungan maka tingkat ketahanannya terhadap
tekanan lingkungan umumnya rendah. Sebaliknya, pada organisasi yang
memiliki tingkat ketergantungan pada lingkungan yang rendah, maka tingkat
ketahanan organisasi terhadap tekanan organisasi umumnya lebih kuat.
Tekanan dari lingkungan memiliki dimensi ganda, karena berbagai kondisi
lingkungan secara parsial ataupun universal mengarah pada organisasi dan
berlangsung terus menerus.
22
Integrasi (penggabungan)
Integrasi merupakan cara menciptakan hubungan yang paling baik,
karena dapat menghilangkan ketergantungan organisasi terhadap
elemen-elemen lingkungannya.
Joint Venture (uasaha patungan)
Usaha patungan merupakan ikatan formal dengan organisasi lainnya
dimana modal dan resiko ditanggung bersama oleh organisasi terkait.
Kooptasi dan interlocking Directoorates.
Kooptasi adalah mengadopsi seseorang yang dianggap penting dari
lingkungan, masuk menjadi anggota organisasi. Contoh kooptasi adalah
banyak pejabat pemerintah yang duduk sebagai komisaris perusahaan
swasta. Interlocking directorate pada dasarnya sama dengan kooptasi.
Seseorang yang mempunyai kedudukan penting pada beberapa
organisasi lain diadopsi oleh suatu organisasi, sehingga orang tersebut
bisa menjadi saluran komunikasi antar organisasi.
Pengangkatan Eksekutif
Salah satu cara untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan
lingkungan. Seseorang yang memiliki kedudukan penting/berpengaruh
dalam lingkngan, diadopsi oleh organisasi.
Iklan dan hubungan Masyarakat
Cara tradisional untuk mengembangkan hubungan baik dengan
lingkungan yaitu melalui iklan, dengan tujuan untuk mempengaruhi
selera konsumen. Hubungan dengan masyarakat mengupayakan agar
organisasi memiliki gambaran tertentu di mata konsumen dan pemerintah
b. Mengendalikan lingkungan agar tidak berbahaya:
Mengubah bidang kegiatan
Organisasi dapat mengubah bidang kegiatan untuk medapatkan suasana
lingkungan yang lebih baik dan persaingan yang tidak berat.
Kegiatan politik
Melalui kegiatan politik, organisasi seringkali bisa mempengaruhi
bentuk peraturan pemerintah, sehingga tidak berbahaya bagi organisasi,
dengan melakukan lobbying dengan pihak legislatif. Atau melalui
23
himpunan pengusaha yang sengaja mengikuti suatu aliran politik tertentu
agar dapat memperoleh prioritas sebagai rekanan pemerintah.
Asosiasi pengusaha sejenis
Agar usaha untuk mempengaruhi lingkungan dapat mudah dilaksanakan
oleh suatu organisasi, dapat melalui asoiasi pengusaha sejenis yang
merupakan persatuan dari beberapa organisasi yang bertujuan sama,
sehingga mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi lingkungan.
Hubungan lingkungan dan organisasi dapat dillihat melalui model
James D. Thomson yaitu, tingkat perubahan dan tingkat homogenitas.
a) Tingkat perubahan yaitu stabilitas suatu lingkungan yang diukur dengan
skala tingkat perubahan stabil dan perubahan dinamis.
b) Tingkat homogenitas yaitu melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan
yang diukur dengan skala homogenitas sederhana dan homogenitas
kompleks.
Model berdasarkan James D. Thomson masing-masing matriks
memiliki tingkat ketidakpastian yang berbeda-beda tergantung pada situasi
dan kondisi tingkat homogenitas dan perubahan lingkungan yang
dihadapinya. Ketidakpastian tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan.
Ketidakpastian tinggi jika organisasi menghadapi perubahan lingkungan
yang cepat dan elemen homogenitas yang tinggi. Ketidakpastian moderat
jika organisasi menghadapi kombinasi perubahan yang dinamis dengan
elemen lingkungan yang sederhana. Semakin besar ketidakpastian
lingkungan yang dihadapi organisasi, maka semakin lingkungan itu
membatasi pilihan-pilihan dan kebebasan para manajer. Strategi untuk
menghadapi perubahan lingkungan dan ketidakpastian adalah melakukan
penyesuaian terhadap perubahan lingkungan, melakukan pemantauan
lingkungan.
c. Ketidakpastian lingkungan
Ketidakpastian lingkungan mengharuskan manajer mempelajari
perubahan lingkungan dan langkah penyesuaian atas perubahan. Elemen dari
ketidakpastian lingkungan adalah ketidakpastian dan
kompleksitas. Ketidakpastian adalah kondisi di mana pimpinan perusahaan
24
tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kondisi
lingkungannya. Sedangkan kompleksitas adalah keragaman atau banyaknya
elemen eksternal yang mempengaruhi organisasi. Keragaman tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Ketidakpastian rendah
Elemen lingkungan sedikit, elemen lingkungan berubah perlahan.
b) Ketidakpastian agak rendah
Elemen lingkungan berjumlah besar, elemen lingkungan berubah
perlahan.
c) Ketidakpastian agak tinggi
Elemen lingkungan berjumlah sedikit, elemen lingkungan berubah
dinamis.
d) Ketidakpastian tinggi Elemen lingkungan berjumlah besar, elemen
lingkungan berubah dinamis.
d. Lingkungan dan kompleksitas
Ketidakpastian lingkungan berkaitan dengan kompleksitas artinya
ketidakpastian lingkungan yang tinggi cenderung mengakibatkan
kompleksitas yang lebih besar. Agar dapat menghadapi lingkungan yang
lebih dinamis dan kompleks organisasi menjadi lebih diferensiasi. Organsiasi
yang menghadapi ketidakpastian lingkungan perlu memantau lingkungan
secara lebih ketat dibandingkan lingkungan yang stabil. Biasanya hal tersebut
dilaksanakan dengan menciptakan unit-unit diferensiasi. Sama halnya
lingkungan yang kompleks mengharuskan organsasi tersebut membentengi
dirinya dengan sejumlah department dan spesialis yang lebih besar.
25
f. Lingkungan dan Sentralisasi
Kompleks lingkungannya, maka makin didesentralisasi pula strukturnya.
Perbedaan dalam lingkungan ditanggapi melalui desentralisasi, jika
tanggapan tersebut dibutuhkan bagi sub-sub lingkungan yang berbeda,
organisasi tersebut akan menciptakan sub-sub unit yang didesentralisasi
untuk menghadapinya.
g. Tekstur Lingkungan
Berdasarkan derajat komplesitas dan ketenangan, menurut Emery dan Trist
dalam Dadang dan Sylvana (2007), ada 4 tekstur lingkungan, yaitu:
a) Lingkungan tenang acak
Lingkungan paling sederhana, karena perubahan secara perlahan dan
bersifat acak. Misalnya toko sepatu, tas.
b) Lingkungan tenang mengelompok
Termasuk lingkungan cukup stabil, namun lebih kompleks dibanding
lingkungan sebelumnya. Misalnya industri perkayuan. Cenderung stabil,
namun jika terkena dampak isu perusakan lingkungan, dapat
memngganggu kelangsungan usaha perusahaan.
c) Lingkungan terganggu bereaksi
Perubahan tidak bersifat acak, tapi mengikuti pola tertentu. Misal, motor
Honda dengan Yamaha saling bereaksi memunculkan produk terbaru.
d) Lingkungan kacau
Memiliki kompleksitas tinggi, dengan perubahan sangat dinamis dan
saling berkaitan. Globalisasi, dan perkembangan teknologi, berperan
dalam hal ini. Misalnya industri telekomunikasi yang berkembang sangat
pesat.
26
C. LATIHAN DAN SOAL
1. Analisislah seberapa penting lingkungan organisasi bagi suatu
organisasi/perusahaan.
2. Mengapa dengan mengelola organisasi dengan baik, maka tujuan
perusahaan lebih mudah tercapai? Berikan analog kalian
3. Apakah lingkungan eksternal sekarang ini bisa dikendalikan oleh sebuah
perusahaan?
4. Jabarkan bagaimana perusahaan menyikapi ketidakpastian lingkungan.
5. Berikan 3 Trik bagaimana cara mengendalikan lingkungan agar tidak
membahayakan perusahaan
D. DAFTAR PUSTAKA
27
MATERI 3
MANAJEMEN DAN PERKEMBANGANNYA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Manajemen dan
Perkembangannya, dengan demikian diharapkan mampu:
1. Memahami Perkembangan Teori Manajemen
B. URAIAN MATERI
Pengertian dan definisi tentang manajemen sudah diantaranya sudah
dibahas pada materi sebelumnya. Tentunya pendapat para ahli tentang
pengertian manajemen telah disesuaikan dengan perkembangan manajemen itu
sendiri. Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang masing-masing
berusaha membantu para manajer untuk memahami dan memimpin
perusahaannya serta mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam
perusahaan. Tiga aliran tersebut adalah:
28
Tokoh-tokoh lain dalam aliran klasik, antara lain:
1) Frederich W. Taylor (1856-1915)
Frederich W. Taylor adalah tokoh peletak prinsip manajemen ilmiah,
dengan percobaan gerak dan waktu. Dengan efisiensi gerak dapat
meningkatkan produktivitas, sehingga dapat ditentukan standar minimal
produksi atas dasar keahlian rata-rata pekerja. Dengan ditentukannya
standar minimal produksi dapat diterapkan sistem upah dengan bonus
bagi pekerja yang dapat melampaui standar minimal produksi, manfaat
lain dengan sistem upah ini dapat memperbaiki metode kerja karyawan.
Empat prinsip dasar teori Frederich W. Taylor, yaitu:
a. Dengan perkembangan manajemen ilmiah dapat ditentukannya
metode terbaik dalam menjalankan tugas;
b. Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, sehingga setiap karyawan
dapat diberi tanggung jawab atas tugas yang sesuai dengan
keterampilannya;
c. Pengembangan dan pendidikan karyawan dengan cara ilmiah;
d. Hubungan/kerjasama yang erat antara manajemen dan karyawan.
2) Henry L. Gantt (1861-1919)
Henry L.Gantt memperkenalkan system bagar (chart system), yang
memuat jadwal kegiatan produksi karyawan, disebut siatem Gantt Chart.
3) Frank B dan Lilian M. Gilberth (1868-1924 / 1878-1972)
Pasangan ini bekerja sama mempelajari aspek kelelahan dan gerak.
Pengurangan gerak dapat menyebabkan pengurangan kelelahan.
29
d. Manajemen ilmiah yang menekankan pentingnya rancangan kerja
mendorong manajer mencari cara terbaik untuk pelaksanaan tugas.
e. Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional
dalam memecahkan masalah, tetapi menunjukkan jalan ke arah
profesionalisasi dari manajemen.
30
Dari ekperimen ini diperoleh hasil yaitu dari konsep manusia yang
rasional bahwa manusia yang hanya dapat dimotivasi dengan pemenuhan
ekonomi, diganti dengan konsep pemenuhan sosial melalui hubungan
kerja.
3. Aliran Ilmu Manajemen (Management Science School)
Aliran ini mengembangkan prosedur penelitian operasional (Operasional
Research) dalam menghadapi masalah perusahaan. Prosedur yang
digunakan dimulai dari analisis masalah sampai dengan usulan kegiatan
untuk mengatasi masalah tersebut.
Kelebihan aliran Ilmu Manajemen:
a. Prinsip aliran ini diterapkan dalam pemecahan masalah pada perusahaan
besar.
b. Teknik-teknik manajemen ilmiah digunakan pada berbagai kegiatan,
seperti penyusunan anggaran, arus uang, jadwal produksi,
pengembangan produk, perencanaan tenaga kerja dan lain-lain.
c. Mencoba memecahkan masalah dengan cara meninjaunya dari berbagai
ilmu (interdisipliner).
d. Memecahkan masalah secara matematis.
31
Beberapa istilah dan sumbangan yang digunakan dalam pendekatan
sistem, yaitu:
a. Subsistem, yaitu bagian yang membentuk keseluruhan sistem. Setiap
sistem menjadi subsistem dari kesatuan yang lebih besar.
b. Sinergi, yaitu bagian terpisah dalam sebuah perusahaan yang saling
bekerja sama dan berhubungan serta menghasilkan kerja yang lebih
besar.
c. Sistem terbuka, yaitu sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar.
d. Sistem tertutup, yaitu sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan
luar.
e. Arus, yaitu perubahan seluruh masukan (informasi, bahan dan enegi)
yang berasal dari lingkungan melalui suatu proses untuk menghasilkan
keluaran (barang dan jasa).
f. Umpan balik, merupakan kunci pengawasan terhadap sistem, dengan
adanya umpan balik, maka dapat dilakukan perbaikan apabila ada
kesalahan dalam pelaksanaannya
5. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini menggunakan metode yang efektif untuk mengatasi
permasalahan dalam situasi tertentu yang tidak dapat diterapkan dalam
situasi lain. Tugas manajer adalah mengidentifikasi teknik mana yang
digunakan dalam situasi dan waktu yang tepat dalam membantu pencapaian
tujuan. Suatu langkah yang paling tepat untuk mengatasi masalah dalam
pendekatan kontingensi adalah bergantung pada situasi yang dihadapi oleh
manajemen, karena pada kenyataannya bahwa situasi, aksi dan hasil adalah
faktor yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu sama lainnya.
32
1. Aliran Perilaku Organisasi
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih
lebih dikenal sebagai pendekatan/aliran perilaku. Dengan menggunakan
ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi dan dengan
metode penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih terkenal
sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations theorists”.
Diantaranya yang terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc. Gregor
dorongan.
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi:
1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara
ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus
dengan pertimbangan secara hati-hati.
3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap
tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
33
lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan menentukan pendapat yang
paling baik.
34
model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhanakan menjadi
model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan
formula yang sulit dimengerti, tetapi model tersebut bermaksud
menyederhanakan dunia nyata yang sangat kompleks. Dengan model
matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan diberi perhatian
ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau
simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer.
Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan psikologi
manusia dalam perusahaan. Meskipun demikian potensi model kuantitatif
belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih
lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih
berarti
Munculnya aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana
matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah
yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat,
sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Team” dan setelah
perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah yang memerlukan
“OR Team” ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih
diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern. Pengembangan
model dalam memecahkan masalah manajemen yang kompleks. Adanya
bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih
berdasar rasional kepada paramanajer dalam membuat putusan-putusannya.
Teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam
berbagai kegiatan penting, seperti halnya penganggaran modal, manajemen
cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi,
perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Aliran ini juga memiliki
kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia.
35
Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah sosial individu seperti
motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya
sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif
sehingga para manajer merasa tidak terlibat dengan penggunaan teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
D. DAFTAR PUSTAKA
36
MATERI 4
PERENCANAAN STRATEGI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Perencanaan Strategi dengan
harapan mahasiswa mampu:
1. Memahami pengertian perencanaan
2. Memahami tujuan perencanaan
3. Memahami jenis dan fungsi perencanaan
4. Memahami perencanaan strategi
B. URAIAN MATERI
1.1 Pengertian Perencanaan
37
Rencana dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1) Berdasarkan cakupanya
a. Rencana strategis, adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan
organisasi/perusahaan.
b. Rencana operasional, adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari
anggota organisasi.
2) Berdasarkan jangka waktunya
a. Rencana jangka panjang, umumnya didefinisikan sebagai rencana
dengan jangka waktu tiga tahun.
b. Rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu
tahun.
c. Rencana jangka menengah (intermediate time frame), yaitu rencana yang
jangka waktunya berada di antara keduanya
3) Berdasarkan kekhususannya
a. Rencana direksional yaitu rencana yang hanya memberikan guidelines
secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh
karyawannya "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu
apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini
sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi.
b. Rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-
cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh
karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan
perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi
biaya, dan lain-lain.
4) Berdasasarkan kegunaannya
a. Single use plan, yaitu suatu rencana yang hanya dipakai sekali saja. Jadi
apabila tujuan yang diinginkan telah tercapai, kemudian rencana
dibubarkan atau tidak dipergunakan.
b. Standing plan, yaitu suatu rencana yang dapat dipakai berulang kali.
38
5) Berdasarkan segi bentuknya
a. Rencana fisik, adalah rencana yang memuat secara garis besar dari pada
suatu kebijaksanaan.
b. Rencana kerja, yaitu suatu rencana yang memuat deskipsi secara detail
dari suatu kebijaksanaan. Rencana ini biasanya dibuat mengikuti rencana
pisik, dengan tujuan untuk memberi penjelasan secara terperinci dari
rencana pisik. Karena tujuan dan sifatnya itulah untuk rencana jenis ini
lazim disebut pula dengan "detail plan".
39
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen
karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan
anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh
karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai sebelum melakukan proses perencanaan
40
maka dalam dunia militer dikenal idiom :”Jika kamu gagal merencanakan,
maka kamu merencanakan kegagalan”
Melalui perencanaan yang baik, enam pertanyaan pokok dalam setiap
aktifitas untuk mencapai tujuan akan terjawab. Keenam pertanyaan tersebut
yang dikenal dengan (4W &2 H) adalah sebagai berikut :
1. What needs to be accomplished? (Apa yang harus dikerjakan?)
2. When is the deadline? (Kapan harus dilaksanakan dan diselesaikan?
3. Where will this be done? (Dimana tempat pelaksanaannya?)
4. Who will be responsible for it? (Siapa penanggungjawabnya?)
5. How will it get done? (Bagaimana cara melaksanakannya?)
6. How much time, energy, and resources are required to accomplish this goal.
( (Berapa banyak waktu, tenaga dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk
mecapai tujuan)
Perencanaan memberikan manfaat yang sangat besar dalam pencapaian
tujuan, diantaranya adalah:
1. Memberikan arah tindakan pada organisasi. Tanpa rencana yang memiliki
tujuan sebuah organisasi tidak akan tercapai.
2. Memfokuskan perhatian pada sasaran-sasaran dan hasil-hasil yang hendak
dicapai. Rencana membantu baik manajer dan maupun karyawan untuk
memusatkan perhatian mereka pada sebuah gambaran besar yang disebut
rencana.
3. Menetapkan dasar bagi kerjasama tim. Sebuah rencana mengintegrasikan
berbagai bagian/unit dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang sama.
4. Membantu mengantisipasi permasalahan dengan memperhitungkan situasi
dan perubahan lingkungan yang akan terjadi
5. Rencana juga memberikan arahan dalam pembuatan keputusan. Keputusan
selalu berorientasi ke masa depan, jika manajemen tidak memiliki rencana
untuk masa depan maka keputusan keputusan yang dibuatpun hanya sedikit
yang dapat berorientasi ke masa depan.
6. Merupakan prasyarat bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen yang
lain. Melalui perencanaan, manajemen akan mengetahui pengorganisasian
41
apa yang harus ditangani, karyawan apa dan bagaimana yang dibutuhkan,
bagaimana memimpin, memotivasi karyawan, dst.
42
c) Memberikan peluang terhadap pengembangan koordinasi dalam organisasi,
sehingga jelas siapa tugasnya apa. Semua subsistem yang ada dengan aneka
ragam tujuan dapat ditata dan dikoordinasi sehingga satu sama lain saling
menunjang dan membantu sekaligus tidak saling menghalangi.
43
Program : rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar
Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan
lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program
2) Rencana tetap, dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara
teratur selama suatu periode waktu tertentu
Kebijakan: rencana tetap yang merinci respons umum organisasi
terhadap suatu masalah atau situasi tertentu
Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-
langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan
tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan
44
d. Perencanaan situasional
Merupakan perencanaan yang memasukkan alternatif perencanaan yang
berbedaatau ssebagai perencanaan cadangan, apabila rencana A tidak
berhasil karena adanya sebab-sebab tertentu maka rencana B dapat
dilaksanakan.
Hambatan perencanaan
a. Kurang pengetahuan tentang organisasi;
b. Kurang pengetahuan tentang lingkungan;
c. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif;
d. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang;
e. Biaya;
f. Takut gagal;
g. Kurang percaya diri;
h. Ketidak sediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.
i. Cara mengatasi masalah
45
manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka
bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan (Kerzner , 2001)
Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi
agar mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,
manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses
perencanaan strategis/strategic planning (Brown, 2005). Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah
senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi (Skinner, 1969).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen
perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff,
1965; Anthony, 1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980),
menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup
serangkaian proses dari inovasi dan mengubah perusahaan, sehingga apabila
strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah
kegagalan.
46
2. Melakukan perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara
jelas
3. Perencanaan strategis memungkinkan manajer mempersiapkan diri
terhadap kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya
Berikut adalah ciri-ciri perencanaan strategis, antara lain sebagai berikut:
1. Wawasan waktu, strategis menggambarkan kegiatan dengan cakrawala
jangka panjang atau pandangan yang jauh ke depan, yaitu waktu untuk
melaksanakan dan melihat hasilnya.
2. Dampak, pengaruh strategis akan sangat berarti pada hasil akhirnya.
3. Memfokuskan pada kegiatan yang terpilih mengharuskan pemusatan
pemanfaatan sumber daya yang ada.
4. Pola keputusan, strategis mensyaratkan sederetan keputusan tertentu perlu
diambil sepanjang waktu dengan pola yang konsisten.
5. Peresapan, strategis mencakup kegiatan yang luas mulai alokasi sumber
daya sampai kegiatan operasional perusahaan.
47
5. Identifikasi kesempatan strategis. Kesempatan strategis merupakan gap
antara situasi apabila organisasi menggunakan tujuan dan strategi yang
dirumuskan dalam proses penentuan tujuan dengan situasi apabila
organisasi menggunakan strategi sekarang ini (tanpa perubahan).
Kesempatan strategis muncul apabila organisasi menetapkan tujuan baru
yang lebih sulit, atau apabila ada persaingan yang ketat dan mengakibatkan
organisasi tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
6. Pengambilan keputusan strategis organisasi dapat mengembangkan
sejumlah altrnatif strategis untuk memanfaatkan kesempatan strategis.
7. Pelaksanaan strategi perencanaan strategi harus dijalankan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
8. Evaluasi dan pengendalian strategis manajer harus selalu mengevaluasi
pelaksanaan rencana strategis. Pengendalian strategis merupakan
pengendalian terhadap pelaksanaan rencana strategis.
48
C. LATIHAN dan SOAL
1. Mengapa perencanaan itu menjadi bagian penting bagi suatu perusahaan?
jabarkan
2. Mengapa dalam melakukan suatu kegiatan usaha/bisnis perlu perencanaan
strategis?
3. Analisislah faktor-faktor yang menjadi hambatan sebuah perencanaan?
4. Apakah yang anda ketahui tentang analisis SWOT? jabarkan
5. Jabarkan keunggulan analisis SWOT sehingga masih sering diterapkan
sampai sekarang
D. DAFTAR PUSTAKA
Agus Sabardi, Pengantar Manajemen, UPP AMP YKPN
Handoko Hani T, Manajemen, Edisi 2, FE UGM, Yogyakarta
H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, Bumi Aksara, Bandung
H. Kusnadi, Pengantar Manajemen (Konseptual & Perilaku), Unibraw Malang
49
MATERI 5
PENGORGANISASIAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan Pengorganisasian, dengan demikian
diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Pengorganisasian
2. Memahami Proses Pengorganisasian
3. Memahami Desain Organisasi
B. URAIAN MATERI
1.1 Memahami Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah merupakan salah satu fungsi manajemen
setelah perencanaan (planning). Pengorganisasian adalah suatu proses untuk
merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi
tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi
dapat dicapai dengan efisien.
Pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber yang ada
dalam organisasi, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke
arah tercapainnya suatu tujuan. Sebab itu fungsi pengorganisasian sama
pentingnya dengan fungsi perencanaan. Pemahaman tentang pengorganisasian
sebagai salah satu fungsi manajemen akan memberikan kejelasan bahwa proses
pengaturan di dalam organisasi tidak optimal, tanpa aktuasi bimbingan kepada
sumber daya yang ada dalam suatu organisasi.
Pengorganisasian (Organizing) adalah langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai kegiatan seperti ruangan kerja
adiministrasi, ruangan labotarium, serta penetapan tugas dan wewenang,
pendelegasian wewenang dan sebagainya dalam rangka mencapai tujuan.
50
Berikut ini beberapa definisi tentang pengorganisasian.
1. Stoner dan Walker (1986), pengorganisasian merupakan proses aktivitas
kerja disusun dan dialihkan pada sumber tenaga untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Jaafar Muhammad (1992), pengorganisasian adalah penyusunan sumber
organisasi dalam bentuk kesatuan dengan cara yang berkesan agar tujuan
dan objektif organisasi yang dirancang dapat dicapai.
3. Gatewood, Taylor, dan Farell, pengorganisasian adalah aktivitas yang
terlibat dalam suatu struktur organisasi yang sesuai, memberi tugas kepada
pekerja serta membentuk hubungan yang berguna di antara pekerja dan
tugas-tugas.
4. Certo (1997), fokus pertama pengorganisasian adalah menentukan aktivitas
yang akan dilakukan oleh sumber daya manusia dalam organisasi dan
bagaimana SDM tersebut dapat diselaraskan atau digabungkan dengan cara
yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengoragisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang
dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses
penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian
kerja. Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian.
Istilah tersebut dapat digunkan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini:
1) Cara manajemen merancang struktur formal penggunaan efektif sumber
daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2) Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi
wewenang untuk mengawasi anggota kelompok
3) Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas dan para karyawan.
4) Bagaimana manajer membagi lebih lanjut tugas yang harus dilaksanakan
dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan
untuk mengerjakan tugas tersebut.
51
Manfaat pengorganisasian adalah dibentuknya suatu organisasi yang
mempersatukan bermacam-macam tugas dan fungsi yang ditetapkan mananjer.
Juga merupakan pola yang menunjukan ketertiban dalam hubungan kerja,
pengaturan yang sifatnya wajar, dan serasi. Susunan organisasi yang demikian
merupakan kerangka organisasi (organisasi bentuk statis). Pengorganisasian
merupakan langkah dan alat bagi orang yang berada didalamnya untuk bekerja
dan berhasil mencapai tujuan (organisasi bentuk dinamis).
52
Unsur-unsur pengorganisasian, sebagai berikut:
1. Spesialisasi Pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan adalah kegiatan membagi pekerjaan sesuai kebutuhan
organisasi dengan jumlah dan keahlian tenaga kerja sesuai kebutuhan pula,
sehingga karyawan hanya mengerjakan pekerjaan tertentu sesuai bidang dan
bagiannya. Spesialisasi pekerjaan dibutuhkan bagi pekerjaan besar yang
membutuhkan banyak keahlian dan saling terkait agar efisien. Namun
spesialisasi pekerjaan rutin dan tidak banyak membutuhkan pemikiran
seringkali menimbulkan kejenuhan sehingga perlu adanya rotasi kerja.
2. Rantai Komando
Rantai Komando adalah garis kewenangan yang digambar tak terputus dan
mengikat seluruh individu dalam organisasi yang menunjukkan siapa
bertanggung jawab pada siapa. Dalam Rantai komando juga perlu
diperhatikan adanya prinsip-prinsip:
a) Kesatuan perintah, yang menjamin bahwa setiap karyawan hanya wajib
mematuhi perintah dari atasan langsungnya. Prinsip ini diperlukan agar
karyawan tidak mengalami konflik permintaan atau kepentingan dari
berbagai atasan atau supervisor.
b) Jenjang organisasi yang menunjukkan tingkat satuan organisasi yang di
dalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang, serta kedudukannya
dalam keseluruhan organisasi. Jenjang organisasi bisa menjadi sangat
tinggi manakala organisasi membesar sehingga menjadi kurang efisien
karena jenjang pembuatan keputusan semakin panjang, jenjang manajer
semakin banyak, kontak antar pribadi dari atasan ke karyawan terbawah
bahkan ke pelanggan nyaris tidak ada. Untuk mengatasi hal ini biasanya
organisasi membelah diri menurut fungsinya.
3. Kewenangan
Kewenangan adalah hak formal dan sah dari seorang manajer untuk
membuat keputusan, memberikan perintah dan mengalokasikan
sumberdaya bagi kepentingan organisasi. Kewenangan ini tercantum dalam
diskripsi pekerjaan dan harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
53
1) Berdasarkan posisi dalam organisasi, siapapun haruslah mendapatkan
kewenangan yang sama jika ia menduduki posisi tersebut.
2) Diterima oleh bawahan untuk membuat keputusan berdasarkan hak sah
organisasional
3) Kewenangan mengalir ke bawah sesuai jenjang hierarchi vertikal, bahwa
posisi yang lebih tinggi memiliki kewenangan yang lebih besar.
54
akan mengerjakan sesuai dengan perintah, tidak memiliki inisiatif dan rasa
memiliki. Namun untuk mendelegasikan sebagian wewenang, ada beberapa
hal yang pelu diperhatikan sebagai berikut:
a) Menyesuaikan antara tugas yang akan didelegasikan dengan
karyawan/tim yang akan menerimanya dari segi kemampuan, keahlian
dan sikap.
b) Organisasikan pekerjaan yang akan didelegasikan (apa yang harus
dilakukan, bagaimana melaksanakannya, kapan harus selesai, keahlian
apa yang dibutuhkan) dan komunikasikan dengan jelas pada bawahan.
c) Memberikan penugasan kerja secara jelas dan spesifik, sehingga
karyawan tahu bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas pekerjaan
tersebut.
d) Memberikan kewenangan yang cukup untuk melaksanakan tugas khusus
tersebut. Artinya, tidak berlebihan sehingga menjadi sewenang-wenang
tanpa sepengetahuan sang manajer, dan juga tidak terlalu terbatas
sehingga menyulitkan pelaksanaan pekerjaan.
e) Pastikan agar mereka menerima bagian tanggung-jawab atas
penyelesaian pekerjaan tersebut sebagai bagian logis dari kesediaan
menerima wewenang, serta bagaimana mekanisme pertanggungan-
jawabnya. Perlu diingat bahwa tanggung-jawab terbesar tetap berada di
tangan manajer atau supervisor/atasan langsung.
5. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat
dipimpin dengan baik oleh seorang manajer. Jumlah tersebut sangat relatif,
bisa luas dan sempit tergantung pada kebutuhan pekerjaan yang
dilaksanakan dan kebutuhan organisasi yang bersangkutan, atau setidaknya
dari faktor-faktor berikut ini:
a) Subjektif (kecakapan dan keahlian, pengalaman, kesehatan, umur, bakat,
kepemimpinan seseorang, kepribadian, kedudukan sosial, dan lain-lain),
b) Objektif (faktor di luar diri, faktor lingkungan: jenis pekerjaan, waktu
penyelesaian pekerjaan, kestabilan organisasi, jarak antara pengawas dan
bawahan, banyak/sedikit pekerjaan pada bawahan/atasan).
55
c) Apakah sifat organisasi tersebut tersentralisassi atau terdesentralisasi.
Jika tersentralisasi maka rentang kendali akan sangat luas sebab
kekuasaan lebih terpusat.
56
satu, dibagi sedemikian rupa hingga habis terbagi dalam suborganisasi,
kemudian suborganisasi dibagi lagi sehingga tiap orang dapat beban
pekerjaan sesuai kehendak organisasi.
2. Tempat Kerja
Pekerjaan yang hendak dilaksanakan perlu tempat kerja, yang meliputi alat
dan ruang kerja fisik untuk melaksankan pekerjaan. Misalnya, tempat/ruang
pelaksanaan kerja, bahan, mesin, penerangan, bangku, perlengkapan
kantor/buku petunjuk, kartu, formulir dan sebagainya. Tempat kerja tersebut
diperlukan dalam rangka pengorganisasian, serta diperinci dengan jelas,
bagi tiap kelompok pekerjaan dan orang yang terlihat didalamnya.
3. Hubungan Kerja
Hubungan antara orang dan pekerjaan serta tempat kerja merupakan satu
kesatuan yang penting dalam rangka pengorganisasian. Misalnya, hubungan
antara unit organisasi dengan organisasi lainnya, karyawan satu dengan
karyawan yang lain, dan ruang kerja satu dengan yang lain, juga
menyangkut hubungan wewenang atas pekerjaan satu dengan pekerjaan
lainnya
4. Orang (SDM)
Penugasan, penempatan orang dalam organisasi mempunyai arti penting
disamping hal-hal yang disebutkan diatas, dalam pengorganisasian,
hendaknya setiap orang punya tempat yang sesuai. Dengan pekerjaan dan
tempat kerja yang jelas (termasuk tugas, wewenang, dan tanggung jawab)
hubungan kerja dapat diarahkan dalam hubungan kerja yang serasi dan
harmonis dalam mencapai tujuan organisasi.
57
kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur organisasi
merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi.
Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat
mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
Desain organisasi adalah proses pembuatan keputusan yang dilakukan
oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi
organisasi. Desain organisasi menekankan dan mempertimbangkan kontruksi
dan mengubah struktur organisasi. Pendapat Robbins (1994), mengkontruksi
dan mengubah sebuah organisasi sama seperti membangun atau memperbarui
sebuah rumah. Perancang kemudian menciptakan rencana untuk mencapai
tujuan.
Pada umumnya orang menganggap struktur sama dengan desain
organisasi. Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses perkembangan
hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi
struktur merupakan hasil dari proses desain. Proses desain merupakan kegiatan
yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer. Apapun hasil dari proses
desain tersebut, para perancang desain organisasi harus merancang sebuah
organisasi yang dapat membuat organisasi tersebut bertahan hidup. Selain itu
pemilihan desain organisasi tersebut akan menentukan besar kecilnya
organisasi.
Robbins dan Judge (2008:215) menyatakan, “ada enam elemen kunci
yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur
organisasi yaitu; spesialisasi/pembagian kerja, departementalisasi, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, dan formalisasi.
Berikut penjelasannya:
1. Spesialisasi/Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah perincian dan pengelompokan aktivitas/kegiatan
sejenis untuk dilaksanakan oleh satuan/pejabat tertentu. Pembagian kerja ini
sangat penting karena bidang pekerjaan bersifat luas, sedang setiap orang
mempunyai kecakapan, kemampuan, pembawaan dan interest yang
berbeda. Dalam pembagian kerja harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
58
a. Setiap pejabat diberi daftar rincian tugas yang jelas.
b. Tugas dapat bervariasi namun satu sama lain tetap berkaitan. Beban tugas
dibuat semerata mungkin, sehingga tercipta keadilan, kepuasan dan
kegairahan kerja.
c. Pembebanan tugas harus sesuai dengan pembawaan, kecakapan, dan
kemampuan penerima tugas.
2. Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses pembagian aktivitas pekerjaan dan
pengelompokan kegiatan, sehingga kegiatan sejenis dan saling berhubungan
dapat dikerjakan oleh satuan organisasi yang sama. Lima bentuk utama
departementalisasi adalah departementalisasi fungsi, produk, geografis,
pelanggan, dan proses.
a) Departementalisasi fungsi, yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan fungsi yang dijalankan
b) Departementalisasi produk, yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan jenis produk dan jasa yang dihasilkan.
c) Departementalisasi geografis, yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan wilayah kerja.
d) Departementalisasi pelanggan yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan karakter pelayanan (masalah dan kebutuhan) pelanggan.
e) Departementalisasi proses yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan urutan langkah-langkah pengerjaan suatu produk
departemenisasi produk.
3. Rantai Komando
Rantai komando juga menyangkut wewenang dan kesatuan perintah
a. Wewenang (authority) mengacu pada hak-hak yang melekat pada posisi
manajerial untuk memberi perintah dan untuk dipatuhi.
b. Kesatuan perintah mengacu pada gagasan bahwa seorang bawahan hanya
memiliki satu atasan dimana ia menerima perintah dan bertanggung
jawab.
59
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah batas jumlah bawahan yang dapat dipimpin dan
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
5. Sentralisasi
Sentralisasi mengacu pada tingkat sejauh mana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada satu titik di dalam organisasi. Sebuah perusahaan
yang menekankan sentralisasi, akan tetap mempertahankan pengambilan
keputusan pada manajer puncak. Sebuah perusahaan yang menekankan
desentralisasi, apabila pengambilan keputusan diserahkan kepada para
manajer yang lebih rendah yaitu yang paling dekat dengan suatu tindakan.
6. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada sejauh mana pekerjaan dalam organisasi
dibakukan. Formalisasi tinggi, bila pemangku pekerjaan memiliki sedikit
kebebasan untuk memilih apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan dan
bagaimanana caranya. Cirinya, ada diskripsi tugas yang jelas, beragam
aturan organisasi secara tertulis, ada standarisasi dan kegiatan serba
terdokumentasikan. Standarisasi perilaku, sebagai tolok ukur dalam
mengendalika perilaku karyawan. Tujuan formalisasi adalah untuk menjaga
konsistensi dan keseragaman produk, memudahkan koordinasi, dan
penghematan biaya. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
formalisasi antara lain;
a. Jenis keterampilan, semakin tinggi keterampilan yang dibutuhkan
semakin rendah formalisasi.
b. Tingkatan organisasi, semakin tinggi tingkatan dalam organisasi semakin
rendah formalisasi.
c. Jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan pada bagian produksi
misalnya lebih diformalisasikan daripada pekerjaan di bagian penjualan
atau penelitian.
60
1) Organisasi Lini
Organisasi lini disebut juga organisasi jalur merupakan struktur organisasi
tertua dan paling sederhana, dimana wewenang dari pucuk pimpinan
dilimpahkan ke satuan di bawahnya. Ciri struktur ini, kadar departemenisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada
seseorang dan sedikit formalisasi. Struktur ini banyak digunakan di
organisasi perusahaan yang kecil.
Kelebihan: sederhana, cepat, fleksibel, dan tidak mahal untuk dikelola.
Kelemahan: sulit dilaksanakan dimanapun selain di organisasi kecil.
2) Struktur Organisasi Lini Dan Staf
Organisasi lini dan staf menggabungkan arus wewenang langsung dari
sebuah satuan lini dengan satuan staf yang mendukung satuan lini. Staf
merupakan individu atau kelompok yang fungsi utamanya memberikan
saran dan pelayanan kepada personel lini dalam mencapai tujuan mereka
(misalnya, penelitian pemasaran, nasehat hukum, teknologi informasi, dan
manajem SDM). Karyawan atau satuan staf tidak secara langsung terlibat
dalam kegiatan utama organisasi. Perbedaan penting antara personel lini dan
personel staf adalah otoritas.Ada dua tipe staf, yaitu;
Staf pribadi dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada
seseorang manajer (individual). Staff pribadi kadang-kadang disebut
sebagai asisten, atau asisten staf, misalnya asisten manajer.
Staf spesialis, memberikan saran, konsultasi, bantuan dan pelayanan
seluruh lini, misalnya staf pembelian, staf hukum, staf personalia, dan
sebagainya. Disebut staf spesialis karena fungsinya sempit dan
membutuhkan keahlian khussus. Kelebihannya dapat mengurangi beban
tugas pimpinan, dan menjamin adanya pimpinan tunggal.
3) Organisasi Matriks
Beberapa organisasi menggunakan struktur matriks atau struktur proyek.
Struktur ini mengkaitkan karyawan dari berbagai bagian atau satuan
organisasi untuk bekerja bersama-sama pada proyek-proyek tertentu
Organisasi matriks adalah bentuk organisasi dimana para karyawan
mempunyai dua atasan sehingga mereka berada di bawah dua wewenang
61
yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal dari manajer fungsional, dan
wewenang yang mengalir secara horizontal dari manajer proyek. Dua jalur
aliran wewenang membentuk struktur organisasi dua arah yang menyerupai
matriks, sehingga bentuk strukturnya disebut organisasi matriks.
D. DAFTAR PUSTAKA
Boone & Kurtz.2002. Pengantar Bisnis, Jilid I & II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
62
MATERI 6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengambilan Keputusan, dengan
harapan mampu:
1. Memahami Pengertian Pengambilan Keputusan
2. Memahami Tahapan PengambilanKeputusan
3. Memahami Jenis–jenis Pengambilan Keputusan
4. Memahami Kategori Pengambilan Keputusan
5. Memahami Bagaimana Sebenarnya Manajer Mengambil Keputusan
B. URAIAN MATERI
1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pilihan satu di antara beberapa alternatif
yang tersedia. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena sebelum
memutuskan, perlu mempertimbangkan, membandingkan, bahkan
menganalisa kelebihan dan kekurangan untuk menentukan pilihan
pengambilan keputusan pada alternatif terbaik.
Secara umum keputusan diambil untuk memecahkan permasalahan,
tentu setiap keputusan yang diambil mengandung nilai risiko. Risiko dalam
pengambilan keputusan terjadi karena adanya nilai probabilitas kegagalan
meskipun belum pasti, tapi memungkinkan terjadi karena setiap tindakan ada
risikonya.
63
yang ada, tetapi berorientasi pada perubahan, atau mengambil keputusan
untuk membuat perubahan.
c. Mondy dan Premeaux, yang menjelaskan bahwa”decision making is the
process of generating and evaluating alternatives and making choices
among them” (Syafaruddin 2004). Pendapat ini menegaskan bahwa
pengambilan keputusan merupakan proses pada saat ada sejumlah langkah
yang harus dilakukan dan pengevaluasian alternatif untuk membuat putusan
dari semua alternatif yang ada.
d. Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
e. Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang
paling cepat.
f. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran
dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau
tindakan. Jadi, dari pengertian diatas dapat dsimpulkan bahwa hakikat
pengambilan keputusan ialah memilih satu dari beberapa alternatif untuk
melakukan tindakan tertentu baik secara individu maupun kelompok sehingga
dapat melakukan cara terbaik untuk mencapai tujuan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a. Dinamika individu dalam organisasi
Proses keputusan harus mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan
terjadi pada setiap individu, situasi dan kondisi pandangan individu terhadap
diri sendiri mempengaruhi keputusan organisasi.
b. Dinamika kelompok dalam organisasi
Pemimpin dalam proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan
situasi dan kondisi kepribadian kepribadian individu dan kepribadian ketika
64
bersama kelompoknya, agar proses keputusan dapat mempercepat proses
pendewasaan kelompok kerja dalam organisasi.
c. Dinamika lingkungan organisasi
Keputusan organisasi harus memperhitungkan tekanan yang bersumber dari
lingkungan.
Istilah dinamika digunakan untuk menunjuk bahwa segala sesuatu akan
mengalami perubahan, dan dinamika tersebut yang menuntut adanya
peningkatan kemampuan mengambil keputusan yang selaras dengan
perubahan itu sendiri
Kekebihan:
Keputusan dapat diambil dengan segera.
Hal yang sifatnya terbatas, pengambilan keputusan intuitif cenderung
memuaskan. Jika orang yang mengambil keputusan memiliki olah rasa
yang tinggi, maka keputusannya akan tepat.
65
b. Berdasarkan rasio
Disebut pengambilan keputusan rasional yaitu pengambilan keputusan
yang menggunakan pertimbangan daya guna atau manfaat dari keputusan
yang diambil.
Untuk menghadapi masalah yang juga bersifat rasional.
Lebih bersifat obyektif. Keputusan rasional dikatakan berhasil bila
manfaatnya lebih besar dari pengorbanan.
c. Berdasarkan fakta (data)
Pengambilan keputusan didasarkan pada fakta (data)
Keputusan diambil berdasarkan informasi relevan
Kelemahan: untuk mendapatkan data informasi yang valid dan relevan
merupakan pekerjaan sulit.
d. Berdasarkan pengalaman
Pengalaman adalah guru yang baik, sehingga seseorang bisa mengambil
keputusan berdasarkan pengalamannya mengahadapi masalah yang
serupa.
Pengalaman dapat menjadi pedoman dalam menyelesaikan masalah.
Pengalaman menjadi sangat bermanfaat sebagai pengetahuan praktis
dalam pengambilan keputusan.
Kelemahan: Pengalaman sering membuat orang mengabaikan perbedaan
situasi dan kondisi permasalahan antara masa lalu dan masa kini.
e. Berdasarkan wewenang.
Lebih mudah diterima oleh bawahan karena wewenang atasan
Memiliki otentifikasi, dan memiliki sifat yang lebih permanen bila
didasari oleh wewenang yang formal/resmi.
Kelemahan: menimbulkan sifat rutinitas dan diasumsikan sebagai
praktek dictator. Terlebih, keputusan berdasarkan wewenang terkadang
diambil melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan atau
bersifat eksesif sehingga malah mengaburkan inti permasalahan (Hendra
Poerwanto G).
66
Tahapan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan otomatis.
Bersifat biologis atau fisis, yaitu keputusan didasarkan semata-mata oleh
gerak refleks atau filling.
Biasanya tidak berubah dan dilakukan secara mendadak dan cepat.
Merupakan tingkatan yang paling rendah/ sederhana.
Penerapan pengambilan keputusan otomatis sering kali dijumpai pada
penanganan peralatan yang bersifat mekanistik dengan menggunakan
bantuan komputer.
Misalnya pemrosesan produk dengan menggunakan peralatan otomatis
2. Pengambilan keputusan memoris.
Keputusan diambil berdasarkan kemampuan seseorang mengingat
wewenang dan tugas yang diberikan.
Keputusan memoris dapat dilatihkan
Penerapan pengambilan keputusan memoris dalam organisasi adalah
menyangkut keputusan terkait tugas wewenang. Artinya seseroang diberi
kebebasan dalam batas kewenangan yang dimiliki.
3. Pengambilan keputuan kognitif.
Merupakan tingkat tertinggi
Merupakan pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan ilmu
pengetahuan.
Keberhasilannya tergantu pada faktor lingkungan, pengetahuan dan
pengalaman.
1.3 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
67
Menurut Tjiptono (2003), keputusan yang diprogramkan (programmed
decision) merupakan keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan, dan
prosedur. Sedangkan keputusan yang tidak terprogram (non-programmed
decision) merupakan keputusan yang berkenaan dengan masalah baru, khas
atau khusus, dan biasanya bersifat tidak terstruktur. Dalam menanggapi
keputusan ini manajer cenderung menggunakan judgement, intuisi, dan
kreativitas. Dewasa ini banyak pula perusahaan yang menggunakan simulasi
komputer untuk menyelesaikan keputusan tidak terprogram.
Syafaruddin (2004), disebutkan bahwa keputusan yang terprogram
(programmed decision) dibuat berdasarkan pada problem yang diketahui
secara baik (well-structured problem). Diasumsikan bahwa informasi tersedia
secara mencukupi dan relevan untuk menunjang proses pengambilan
keputusan. Sedangkan, keputusan tak diprogramkan (non-structured
programmed) dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-
structured problems) atau data dan informasinya tidak tersedia sebagaimana
mestinya.
Setiap manajer dapat memilih pendekatan yang dianggap paling sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Kreitner dan Kinicki mengemukakan
model pengambilan keputusan rasional yang terdiri dari empat langkah, yaitu
identifikasi masalah, pengembangan alternatif solusi, serta implementasi dan
evaluasi solusi (Tjiptono 2003). Sementara Robbins (1991) mengemukakan
tiga model pengambilan keputusan, yaitu (1) optimizing decision-making
model; (2) satisficing model; dan (3) implicite favorite model.
Model pengambilan keputusan dikembangkan atas dasar asumsi bahwa
keputusan didasarkan atas rasionalitas. Model rasionalitas memandang
pengambil keputusan sebagai manusia rasional, di mana mereka selalu
konsisten dalam membuat pilihan pemaksimuman nilai di dalam lingkup
keterbatasan-keterbatasan tertentu (Dermawan 2003). Model rasional
memperlihatkan sejumlah langkah yang dilakukan oleh pengambil keputusan
dalam menentukan pilihan alternatif solusi. Sebagai contoh, ahli manajemen
E.F. Harison menunjukkan terdapatnya enam langkah dalam model rasional
pengambilan keputusan, yaitu:
68
a. define the problem;
b. identify the decision criteria;
c. allocate weight to the criteria;
d. develop the alternatives;
e. evaluate the alternatives;
f. select the best alternative;
Sedangkan H.A. Simon memperlihatkan tiga langkah pengambilan keputusan,
yaitu:
a. identify and define the problem;
b. generate the alternative solutions to the problem;
c. Select solution and implement it.
Sedangkan H.A. Simon memperlihatkan tiga langkah pengambilan keputusan,
yaitu:
a. identify and define the problem;
b. generate the alternative solutions to the problem;
c. Select solution and implement it.
Berikut ini adalah asumsi yang mendasari pengambilan keputusan yang
dikemukakan oleh Robbins (2002), yaitu:
1. Kejelasan masalah.
Pengambil keputusan diasumsikan memiliki informasi lengkap berkenaan
dengan situasi keputusan.
2. Pilihan diketahui.
Pengambil keputusan dapat mengidentifikasi semua kriteria yang relevan
dan dapat membuat daftar dari semua alternatif yang berlaku terus serta
mengetahui semua kemungkinan konsekuensi dari berbagai alternatif.
3. Preferensi yang jelas.
Diasumsikan bahwa masing- masing kriteria dan alternatif dapat diranking
dan ditimbang untuk menunjukkan tingkat pentingnya
69
4. Preferensi yang konstan.
Diasumsikan bahwa kriteria suatu keputusan tertentu adalah konstan, dan
tidak ada kendala waktu dan biaya
5. Hasil maksimal.
Pengambil keputusan rasional akan memilih alternatif yang menghasilkan
nilai yang dipandang tertinggi.
Model rasional dikatakan sebagai model bersifat normatif (normative
model) yang dianggap sebagai model yang ideal, namun bukan model yang
sebenarnya dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu dikembangkan
suatu model yang realistis, yang disebut dengan rasional terbatas (bounded
rationality), dengan asumsi dasar bahwa manusia memiliki keterbatasan
rasionalitasnya, serta keterbatasan daya dukung untuk mengambil keputusan.
Kapasitas pikiran manusia menformulasikan dan memecahkan masalah
yang kompleks jauh di bawah prasyarat model rasionalitas, mereka
membangun model yang disederhanakan dan mencari segi penting dari
masalah tanpa menangkap semua kompleksitasnya. Individu, kemudian dapat
berperilaku secara rasional hanya dalam model yang sederhana (Robbins
2002). Sedangkan Dermawan (2003) berpendapat menyamakan istilah
bounded rationality dengan irrationality.
1.4 Kategori Pengambilan Keputusan
70
keputusan merupakan hal yang sangat kompleks. Contohnya: keputusan
untuk membangun pabrik baru, mengembangkan produk atau pelayanan
baru, memasuki pasar geografis baru, atau merelokasi markas besar ke kota
lain.
71
1.5 Memahami Bagaimana Sebenarnya Manajer Mengambil Keputusan
Model pengambilan keputusan rasional maupun rasionalitas yang
dibatasi (bounded rationality) tetap mempersyaratkan data dan informasi
sebagai bahan baku pengambilan keputusan, yang disebut dengan heuristik
atau jalan pintas (Robbins 2002). Data atau informasi tersebut dapat dikelola
dengan berbagai cara atau alat bantu pengambilan keputusan dari yang bersifat
kualitatif sampai dengan pendekatan kuantitatif.
Ada berbagai teknik atau metode yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan.Tepat atau tidaknya teknik ini tergantung dari
karakteristik masalah yang harus dipecahkan. Perlu disampaikan di sini bahwa
ada beberapa istilah yang dapat menimbulkan kerancuan untuk menyebutkan
teknik pengambilan keputusan.Ada sebagian literatur yang menyebut teknik
pengambilan keputusan dengan istilah model atau metode (Tjiptono 2003).
Peneliti cenderung menggunakan istilah teknik atau metode, karena istilah
model digunakan untuk menggambarkan hal yang lain. Dengan teknik
pengambilan keputusan yang tepat dari yang sederhana sampai dengan yang
rumit diharapkan didapatkan suatu keputusan yang berkualitas dan efektif.
Teknik pengambilan keputusan adalah cara pemecahan masalah atau
perencanaan didasarkan pada penggunaan cara atau metode tertentu untuk
menghasilkan keputusan yang akurat. Teknik pengambilan keputusan adalah
sebuah alat bantu bagi kecerdasan, intelektualitas, mental, dan akal sehat kita
dalam membuat keputusan. Dengan demikian efektivitas berbagai teknik
sebagai alat bantu pengambilan keputusan sangat tergantung pada siapa, kapan,
di mana, untuk apa, dan dalam konteks bagaimana keputusan tersebut diambil.
Dermawan (2003) menyebutkan beberapa teknik yang dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan, antara lain analisis diagram Paretto, analisis
perbandingan sepasang, analisis jaringan, teknik implikasi plus-minus, teknik
pohon keputusan, pemrograman garis lurus (linear programming), dan
sebagainya. Dalam konteks Total Quality Management, pakar kualitas W.
Edwards Deming mengajukan cara pemecahan masalah melalui Statistical
Process Control (SPC) atau Statistical Quality Control (SQC) yang dilandasi
tujuh alat satistik utama, yaitu diagaram sebab-akibat, check sheet, diagram
72
Paretto, run chart dan control chart, histogram, stratifikasi, dan scatter diagram
(Tjiptono 2003). Alat-alat ini berguna dalam pengumpulan informasi yang
objektif untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Teknik lain yang dapat digunakan untuk merencanakan tindakan adalah
analisis SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat). Teknik ini
biasanya digunakan untuk membuat perencanaan mengenai pengembangan
institusi dengan melihat dan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan
faktor-faktor penghambat baik dari dalam maupun dari luar organisasi
(Mulyasa 2004). Dengan teknik ini akan dihasilkan suatu strategi
pengembangan institusi sebagai hasil atau simpulan atas analisis faktor-faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan menghambat core bussiness dari
sebuah organsisasi.
Strategi ekspansi dapat dilakukan apabila faktor pendukung internal
(strength) dan faktor pendukung eksternal (opportunity) lebih dominan bila
dibanding faktor pennghambat internal (weakness) dan hambatan dari luar
yang berupa ancaman (threat). Bila hal sebaliknya terjadi, maka strategi yang
digunakan adalah konsolidasi organisasi, manakala faktor-faktor penghambat
internal dan eksternal lebih dominan dari pada faktor pndukungnya.Selain itu
ada yang disebut strategi diversifikasi, manakala organisasi mempunyai cukup
kekuatan (strength) tetapi menghadapi ancaman (threat) yang cukup besar pula.
Dengan strategi yang dihasilkan dari analisis ini maka akan dipilih tindakan
yang paling sesuai dengan tujuan dari pengembangan tersebut.
73
D. DAFTAR PUSTAKA
74
MATERI 7
PERUBAHAN ORGANISASI
A. TUJUAN PEMBELA`JARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang Perubahan Organisasi, dengan
demikian diharapkan Anda harus mampu:
1. Memahami Pengertian Perubahan Organisasi
2. Memahami Faktor Penyebab Perubahan Organisasi dan Langkah dari
Proses Perubahan Organisasi
3. Memahami Tujuan dan Dampak Perubahan Organisasi
B. URAIAN MATERI
1.1 Pengertian Perubahan Organisasi
Berdasarkan dinamika hidup sudah selayaknya perubahan selalu
terjadi, disadari atau tidak. Begitu pula halnya dengan organisasi. Organisasi
hanya dapat bertahan jika dapat melakukan perubahan. Setiap perubahan
lingkungan yang terjadi harus dicermati karena keefektifan suatu organisasi
tergantung pada sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Pada dasarnya semua perubahan yang dilakukan mengarah
pada peningkatan efektiftas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan
kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan serta perubahan perilaku anggota organisasi (Robbins, 2006).
Lebih lanjut Robbins menyatakan perubahan organisasi dapat dilakukan pada
struktur yang mencakup strategi dan sistem, teknologi, penataan fisik dan
sumber daya manusia.
Menurut Sobirin (2005:2) ada dua faktor yang mendorong terjadinya
perubahan, yaitu faktor ekstern seperti perubahan teknologi dan semakin
terintegrasinya ekonomi internasional serta faktor intern organisasi yang
mencakup dua hal pokok yaitu (1) perubahan perangkat keras organisasi (hard
system tools) atau yang biasa disebut dengan perubahan struktural, yang
meliputi perubahan strategi, stuktur organisasi dan sistem serta (2) Perubahan
perangkat lunak organisasi (soft system tools) atau perubahan kultural yang
meliputi perubahan perilaku manusia dalam organisasi, kebijakan sumber daya
75
manusia dan budaya organisasi. Setiap perubahan tidak bisa hanya memilih
salah satu aspek struktural atau kultural saja sebagai variabel yang harus
diubah, tetapi kedua aspek tersebut harus dikelola secara bersama-sama agar
hasilnya optimal. Dari pengertian yang dikemukakan oleh dua tokoh diatas
bahwa pengertian dari perubahan organisasi adalah perubahan terhadap
komponen-komponen organisasi seperti struktur, strategi, sistem dan perilaku
manusia yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dari perusahaan
tersebut
Pengertian perubahan organisasi menurut Winardi (2005), bahwa
perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu organisasi dari
kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan datang menurut
yang di inginkan guna meningkatkan efektivitasnya. Mengingat begitu
pentingnya perubahan dalam lingkungan yang bergerak cepat sudah saatnya
organisasi tidak menunda perubahan, penundaan berarti akan menghadapkan
organisasi pada proses kemunduran. Para tokoh diatas menjelaskan bahwa
perubahan organisasi adalah perubahan suatu kondisi organisasi yang berlaku
kini ke masa yang akan datang untuk meningkatkan efesiensi dan
efektifitasnya.
Menurut Robbins (2008) agenperubahan adalah orang yang bertindak
sebagai katalis dan memikul tanggung jawab untuk mengelola kegiatan
perubahan. Mereka adalah orang yang akan mengubah dan memberikan
pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan bisa dibilang agen perubahan
adalah yang terpilih. Sedang menurut Robbins (2003) teknik untuk
membangkitkan perubahan yang dapat dipertimbangkan oleh agen perubahan
untuk digunakan antara lain pelatihan kepekaan, umpan balik survei, konsultasi
proses, pembinaan tim, pengembangan antar kelompok. Para agen perubahan
juga tidak bisa sembarang untuk menentukan suatu perubahan dalam system
organisasi.
Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi (organizational
change) didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku baru oleh
sebuah organisasi. Organisasi dirancang untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan melalui pembaharuan dan pengembangan internal. Perubahan
76
organisasi dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian-penyesuaian disain
organisasi di waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak
hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai
tantangan pengembangan. Dalam pengertian lain perubahan organisasi
merupakan proses penyesuaian desain organisasi terhadap kondisi lingkungan
yang dihadapi. Perubahan dapat bersifat reaktif dan proaktif.
Perubahan reaktif adalah perubahan yang dilakukan sebagai reaksi
terhadap tanda-tanda bahwa perubahan diperlukan melalui pelaksanaan
modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani masalah tertentu yang timbul.
Organisasi membuat perubahan struktural kecil sebagai reaksi terhadap
perubahan dalam lingkungan mikro dan makro. Formulir pendaftaran direvisi
untuk mempermudah calon mahasiswa. Program pelatihan peningkatan
pelayanan pelanggan dilakukan setiap enam bulan. Perubahan reaktif lebih
ditekankan pada perubahan yang bersifat rutin dengan cakupan yang lebih
sempit.
Perubahan proaktif adalah perubahan yang diarahkan melalui inovasi
struktural, kebijakan atau sasaran baru atau perubahan filosofi operasi yang
dengan sengaja didesain dan diimplementasikan. Proses reaktif dilakukan
melalui pelaksanaan berbagai investasi waktu dan sumber daya lainnya yang
berarti untuk mengubah cara-cara operasi organisasi. Perubahan ini disebut
juga sebagai perubahan yang direncanakan (planned change). Perubahan yang
direncanakan adalah “Usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu
organisasi dengan cara yang akan membantunya melakukan adaptasi pada
perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal atau internal “.
Perubahan ini menyangkut kegiatan-kegiatan yang disengaja untuk
mengubah status quo. Thomas dan Bennis mendefinisikan perubahan yang
direncanakan sebagai perancangan dan implementasi inovasi srtuktural,
kebijaksanaan atau tujuan baru, atau suatu perubahan dalam filsafat, iklim dan
gaya pengoperasian secara sengaja. Perubahan yang direncanakan bertujuan
untuk menyiapkan seluruh organisasi atau sebagian besar untuk menyesuaikan
diri terhadap perubahan signifikan dalam sasaran dan arah organisasi.
77
Perubahan organisasi dapat terjadi sebagai akibat dari dalam maupun
luar organisasi. Perubahan organisasi dapat pula terjadi karena adanya
pengaruh dari luar atau lingkungan dimana organisasi itu berada. Suatu
perusahaan yang memproduksi kosmetika misalnya, akan melakukan
perubahan organisasi jika pangsa pasarnya mengalami perubahan. Jadi
perubahan organisasi dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai sebab, baik
sebab dari dalam organisasi itu sendiri maupun sebab dari lingkungan dimana
organisasi itu berada. Oleh karena antara organisasi dengan lingkungannya
terdapat hubungan timbal balik maka dapat dipahami perubahan pada
organisasi maupun perubahan pada lingkunganakan terjadi saling
mempengaruhi secara timbal balik diantara keduanya.
Perubahan organisasi akan memiliki pengaruh terhadap aktifitas
organisasi, struktur organisasi, teknologi (peralatan) dan anggota (aktor) dalam
organisasi. Sebagai contohnya, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi suatu produk, akan mengalami perubahan aktifitas sejalan dengan
perkembangan perusahaan tersebut yang makin besar, tetapi aktifitasnya juga
dapat berubah karena pangsa pasarnya berubah. Perusahaan yang berkembang
makin besar jelas memiliki aktifitas yang berbeda dengan situasi dimana
perusahaan itu belum mengalami perkembangan. Demikian pula pergeseran
pangsa pasar misalnya, sebagai sebab dari luar, akan berpengaruh terhadap
aktifitas perusahaan tersebut.
78
Berikut adalah gambar yang dapat memudah kita dalam memahami
perubahan suatu organisasi
Struktur
Organisasi
Anggota/Aktor
Organisasi
79
b. Kejutan Ekonomi
Kondisi perekonomian yang berubah ubah sulit untuk dapat diprediksikan.
Kejutan ekonomi ini wujudnya seperti anjloknya harga minyak dunia,
kenaikan BBM, kelangkaan bahan pokok, dan jatuhnya nilai mata uang.
Kejadian seperti ini akan memaksa suatu organisasi untuk berubah secara
adaptif agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan. Pemangkasan jumlah
tenaga kerja, penjadwalan-ulang pembayaran utang, dan restrukturisasi
organisasi dapat dilakukan untuk menghadapi persoalan ini.
c. Teknologi
Perubahan teknologi harus dapat disikapi oleh organisasi untuk dapat terus
mensejajarkan diri dalam persaingan. Jika tidak, maka akan dapat
menghambat kinerja organisasi. Teknologi merupakan salah satu
pendukung utama dalam meningkatkan produktivitas organisasi.
d. Tren Sosial
Perubahan keadaan sosial suatu tempat akan berimbas pada budaya
masyarakat. Hal ini akan berlangsung seiring perkembangan zaman. Salah
satu dampaknya adalah akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan
menyangkut ketenagakerjaan yang merupakan bagian krusial dalam
pengelolaan organisasi.
e. Politik
Organisasi harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan
politik dimana organisasi itu berada. Dengan demikian, terhadap perubahan
politik ini memaksa organisasi untuk berubah
Faktor – faktor penyebab perubahan organisasi terdiri dari dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana
faktor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi, sbb:
Perubahan kebijakan lingkungan.
Perubahan struktur organisasi.
Volume kegiatan bertambah banyak.
Sikap dan perilaku para anggota organisasi.
80
b. Faktor Ekstern
Adalah segala keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi, sbb :
Sumber daya alam.
Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi..
Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial1.
81
organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan
dapat dipecahkan dengan tepat.
b. Menetapkan Perubahan
Sebelum langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin
terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam
rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka
mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan
organisasi selanjutnya.
c. Menentukan Strategi
Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus
dilakukan maka pemimpin organisasi harus segera menyusun strategi untuk
mewujudkannya.
d. Melakukan Evaluasi
Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau
negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan
harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila
sebaliknya berarti negatif.
Organisasi yang dinamis selalui melalui proses seperti halnya kehidupan, yang
diilustrasikan dalam daur hidup organisasi
82
1) Tahap Kelahiran
Tahap kelahiran dan fase awal perkembangan organisasi ini ditandai:
Adanya peran kewirausahaan (entrepreneurial role) yang kuat
Terdapat satu atau beberapa orang yang secara pribadi memiliki kekuatan
yang besar, baik dalam hal pandangan (visi), ketrampilan,
kepemimpinan, permodalan, dan keberanian pengambil resiko.
Oleh sebab itu, pada fase perkembangan ini pengaruh pribadi sangat
menentukan dan dirasakan dalam organisasi. Umumnya, pada awal
perkembangan suatu organisasi, suasana penuh semangat dan optimisme
akan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.
2) Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini ditandai:
pengaruh mulai mengalami penurunan yang dikarenakan bertambahnya
anggota sebagai konsekuensi peningkatan aktivitas.
Pola interaksi yang terjadi dalam organisasi juga mengalami perubahan.
Komunikasi yang bersifat temu muka (face to face communication)
mulai mengalami perubahan, sejalan dengan makin meningkatnya
formalisasi dan makin dominannya kebijakan yang bersifat tertulis, serta
makin berjalannya mekanisme kerja sesuai dengan hirarkhi yang ada.
Dari segi ukurannya, organisasi bertambah besar dan bersifat impersonal
sehingga hubungan-hubungan personal makin terkikis.
Bidang tugas baru dikembangkan sejalan dengan bertambahnya aktifitas
organisasi.
Muncul masalah-masalah baru dalam kaitannya dengan perkembangan
organisasi pada fase pertumbuhan ini.
3) Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, ditandai:
Adanya perkembangan pertumbuhan yang relatif konstan, dalam arti
tidak mengalami peningkatan secara drastis.
Upaya mempertahankan hidup dari suatu organisasi merupakan titik
pusat aktifitas organisasi tersebut.
83
Perkembangan yang kemudain terjadi adalah terjadinya
kemundurandalam berbagai segi.
Masalah yang muncul sejak lama terakumulasi dan menuntut pemecahan
masalah yang cepat.
Organisasi berupaya menjaga kelangsungan hidupnya, yang diwujudkan
dengan upaya menjaga berbagai aktifitasnya dan menjaga prestasi yang
dapat dicapainya pada tingkat yang konstan.
4) Tahap Kemunduran
Organisasi pada tahap kemunduran ini mulai memasuki kondisi yang secara
umum mengalami kemandegan dan secara perlahan mulai menarik diri dari
lingkungan dimana organisasi itu berada. Langkah-langkah yang diambil
dalam organisasi pada tahap kemunduran ini tidak lebih merupakan upaya
untuk memperpanjang umur organisasi dengan usaha menekan sekecil
mungkin kerugian yang dialami.
Pada tahap kemunduran ini, tidak jarang ada upaya untuk melakukan
"penyelamatan" organisasi, ada dua cara yang sering dilakukan:
Pertama, pihak pengambilan keputusan melakukan perubahan
kebijakan secara mendasar dan memberi wewenang yang besar untuk
melakukan langkah pembenahan.
Kedua, jika langkah pembenahan sulit dilakukan, alternatif lain yang
bisa dilakukan adalah melalui penggabungan organisasi.
Namun jika upaya penyelamatan tidak dilakukan atau tidak berhasil
dilakukan, maka organisasi itu akan sampai pada suatu titik yang dapat
dipandang sebagai tahap kematian suatu organisasi.
5) Tahap Kematian
Tahap ini umumnya diawali oleh suatu proses pelapukan selama
perkembangan organisasi pada tahap kemunduran. Proses pelapukan ini
ditandai oleh tiadanya kekuatan baru untuk mendukung upaya organisasi
melakukan perbaikan dan kemajuan. Energi yang dibutuhkan oleh
organisasi untuk melakukan usaha menuju kemajuan relatif lebih kecil
dibandingkan dengan yang dibutuhkannya untuk mempertahankan apa yang
84
telah dapat dicapainya dan pada saat yang sama, tidak ada sumber energi
baru yang dapat dihasilkannya.
Tidak semua organisasi memasuki tahap kematiannya dalam bentuk
berhentinya semua aktifitas atau kegiatan dan keberadaannya, yaitu dengan
melakukan penggagungan (merger) dengan organisasi lain. Jika langkah ini
diambil maka organisasi yang ada itu meskipun merupakan kelanjutan dari
organisasi yang lama, tetapi pada dasarnya telah terjadi perbedaan yang
mendasar, terutama pada misi dan tujuannya.
85
Ada enam pendekatan dalam menangani penolakan terhadap perubahan yang
dapat dilakukan organisasi.
1. Pendidikan dan Komunikasi, yaitu dengan memberikan penjelasan tentang
kebutuhan akan perubahan bagi organisasi.
2. Partisipasi dan penyertaan, yaitu dengan mengikutsertakan anggota
organisasi untuk membantu mendesain perubahan.
3. Memberi fasilitas dan dukungan, yaitu dengan memberikan program
pelatihan ulang, liburan, dukungan emosional dan memahami orang yang
terpengaruh terhadap perubahan. Pendekatan ini digunakan bila orang akan
menolak karena masalah penyesuaian.
4. Negosiasi dan persetujuan, yaitu melakukan negosiasi dengan penolak
potensial atau mengusahakan surat pemahaman tertulis.
5. Manipulasi dan pemilihan menjadi anggota, yaitu memberikan peran yang
diinginkan oleh orang yang berpengaruh dalam mendesain atau
mengimplementasikan proses perubahan. Pendektan ini digunakan bila
taktik lain tidak akan berhasil atau terlalu mahal.
6. Memaksa secara terang-terangan dan terselubung, yaitu dengan menakut-
nakuti kehilangan pekerjaan, tidak dipromosikan dan sebaginya.
86
D. DAFTAR PUSTAKA
Robbins. 2006. Organization Theory: Structure, Design, and Applications.
New York.
87
MATERI 8
MOTIVASI DAN KOMUNIKASI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan Motivasi dan Komunikasi, dengan harapan
mahasiswa mampu:
1. Memahami Teori – Teori Motivasi
2. Memahami Definisi Komunikasi
3. Memahami Tingkatan Proses Komunikasi
4. Memahami Hambatan Komunikasi
B. URAIAN MATERI
1.1 Teori – Teori Motivasi
Motivasi merupakan proses psikologis yang sangat fundamental
sifatnya. Motivasi sebagai inner state semacam perasaan atau kehendak yang
amat mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong
untuk berperilaku dan bertindak, dalam menentukan gerakan atau tingkah laku
individu kepada tujuan (goals). Jadi motivasi merupakan proses yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang
terjadi dalam diri seseorang.
Berikut adalah beberapa proses dasar dari motivasi
88
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah:
1. Dorongan pada diri seseorang untuk melakukansuatu tingkah laku tertentu
karena dikehendaki.
2. Dorongan yang meliputi jiwa dan jasmani, untuk melakukan suatu tindakan
tertentu.
3. Merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
4. Suatu yang melatar belakangi individu untuk berbuat supaya tercapai tujuan
yang dikehendakinya.
5. Suatu proses yang mempunyai tenaga dan tujuan tertentu.
89
Menurut Maslow kebutuhan tertinggi dari seseorang adalah
kebutuhan aktualisasi diri yang tercermin dari bahwa seseorang butuh
berprestasi sebagaimana dijelaskan pada gambar dan Tabel berikut ini
90
6) menpunyai otonomi dalam diri dan memiliki kemandirian;
7) memiliki penghayatan yang segar tentang individu fan dunia;
8) memiliki pengalaman dalam diri yang besar;
9) mampu melakukan identifikasi secara kuat kepada sesama teman,
memiliki keinginan untuk menolong orang lain dan sangat berminat pada
masalah kesejahteraan manusia;
10) memiliki hubungan yang dekat dan mendalam dengan sedikit orang,
sangat selektif memilih teman;
11) memiliki nilai-nilai demokratis yang kuat, dapat berhubungan dan belajar
dari yang kaya maupun yang miskin;
12) memahami perbedaan makna untuk mencapai tujuan dan hak akhir yang
ingin dicapai, memiliki moral dan etik yang tinggi;
13) memiliki perasaan humor yang termotivasi dari dalam diri dan bersifat
filosofis, tidak mengejek orang lain, kuat perasaan mengenai yang ganjil,
memandang lelucon sebagai suatu yang terjadi secara spontan;
14) memiliki kapasita yang besar untuk berkreatif; dan
15) berhasrat menantang sesuatu yang mengandung resiko, terbukan akan
pengalaman baru
91
3. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi Frederik Winslow Taylor, dinamakan teori motivasi
klasik karena ia memandang motivasi para pekerja hanya dari sudut
pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi
melalui gaji/upah yang diberikan, baik berupa uang ataupun barang sebagai
imbalan dari prestasi yang telah diberikannya. Dengan demikian teori ini
beranggapan bahwa jika gaji pekerja ditingkatkan maka dengan sendirinya
akan lebih bergairah bekerja.
92
6. Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja. Antara
lain:
Upah yang layak
Kesempatan untuk maju
Pengakuan sebagai individu
Keamanan kerja
Tempat kerja yang baik
Penerimaan olek kelompok
Perlakuan yang wajar
Pengakuan atas prestasi
93
Berelson & Steiner Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan
simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Barnlund Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan
atau memperkuat ego.
Weaver Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran
seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Gode Komunikasi adalah proses yang membuat sesuatu dari semula yang
dimiliki oleh seseorang (monopoli) menjadi dimiliki oleh dua orang atau
lebih
Definisi Hovland Cs, memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi
adalah mengubah atau membentuk perilaku.
Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang
lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu:
Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau
sumber.
Mengatakan apa ( isi informasi yang disampaikan) kepada siapa (pelaku
komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima)
Melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi)
Mengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi –pada diri penerima)
Dari berbagai definisi tentang ilmu komunikasi di atas, terlihat bahwa
para ahli mendefinisikan sesuai dengan sudut pandangnya dalam melihat
komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup, dan
konteks yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai
bagian dari ilmu sosial yang bersifat multidisiplin. Berdasarkan definisi-
definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa
komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut
o Komunikasi adalah suatu proses
Artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang
terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu
sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
94
o Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
Artinya komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar,
disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
o Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku
yang terlibat
Artinya kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak yang
berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan mempunyai perhatian yang
sama terhadap topik pesan yang disampaikan.
o Komunikasi bersifat simbolis
Artinya komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan
dengan menggunakan lambang-lambang (bahasa verbal dalam bentuk kata,
kalimat, angka atau tanda lainnya).
o Komunikasi bersifat transaksional
Artinya komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi
dan menerima yang tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau
porsional.
o Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Maksudnya adalah bahwa para pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak
harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai
produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-
lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam
berkomunikasi.
Berikut adalah beberapa komponen dari komunikasi, antara lain sebagai
berikut:
1) Lingkungan komunikasi, ada tiga dimensi
a. Fisik, adalah ruang komunikasi berlangsung atau berwujud.
b. Sosial-psikologis, misalnya tata hubungan status di antara pihak yang
terlibat, peran yang dijalankan orang dan aturan budaya masyarakat di
mana orang-orang berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini
mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau
informalitas, serius atau senda gurau.
95
c. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau
sejarah di mana komunikasi berlangsung
2) Sumber Penerima
Kita menggunakan istilah sumber (komunikator) penerima (komunikan)
sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap
orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara),
sekaligus penerima (atau pendengar).
3) Enkoding-Dekoding
Tindakan menghasilkan pesan (berbicara atau menulis) sebagai enkoding
penyandian). Sedang tindakan menerima pesan (mendengarkan, membaca)
sebagai dekoding (pemecahan sandi). Seperti halnya sumber-penerima, kita
menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan
untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara
simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan
dari pendengar (dekoding)
4) Kompetensi Komunikasi
Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran
lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan
bentuk pesan komunikasi. Pengetahuan tentang tatacara perilaku non verbal
(kepatutan sentuhan, suara yang keras, kedekatan fisik) merupakan bagian
dari kompetensi komunikasi
5) Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan
menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari
pancaindra, atau segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan
komunikasi.
6) Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan, baik interaksi tatap
muka dalam berbicara dan mendengarkan (saluran suara), atau memberikan
isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita
juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali
kita saling menyentuh, inipun merupakan komunikasi (saluran taktil).
96
7) Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan
balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: kerutan dahi atau senyuman,
anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi,
semuanya adalah bentuk umpan balik.
8) Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi
pesan. Dikatakan ada gangguan dalam sistem komunikasi, jika pesan yang
disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.
97
bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke
bawah.
5) Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaannya dan dengan
organisasi tersebut.
b. Komunikasi ke bawah (downward communication)
Artinya bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi
kepada yang berotoritas lebih rendah, mencakup pedoman perusahaan,
publikasi ke dalam, memo, papan buletin dan rak informasi.. Informasi
yang dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, antara lain :
1) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
2) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
3) Informasi mengenai kinerja pegawai
4) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
c. Komunikasi Horizontal (horizontal communication)
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan
sejawat dalam unit kerja yang sama, misalnya rapat staf dan konferensi
tatap muka, dengan tujuan:
Mengkordinasikan penugasan kerja
Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan
Memecahkan masalah
Memperoleh pemahaman bersama
Mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan
Menumbuhkan dukungan antar pesona
Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua jenis
kontak antar pesona. Bahkan bentuk komunikasi horizontal tertulis
cenderung menjadi lebih lazim. Komunikasi horizontal paling sering
terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat,
obrolan di telepon, memo dan catatan, kegiatan sosial dan lingkaran
kualitas.
98
Yaitu penyampaian informasi rekan sejawat antar fungsional, dengan
tujuan:
Menciptakan perasaan “kita/kami”, guna menumbuhkan
kebersamaan
Menumbuhkan pengertian yang simpatik
Mengamankan koordinasi pada beberapa sektor
Menumbuhkan kerjasama
Menciptakan iklim yang sehat dan menguntungkan
99
1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, komunikasi memegang peranan yang
sangat penting. Tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi,
dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan esensial, manakala
kita berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini menjadikan komunikasi
tersebut menjadi hal sangat fundamental dalam kehidupan kita.
2. Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas kompleks.
Untuk mencapai kompetensi komunikasi diperlulkan understanding dan
suatu keterampilan sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi efektif.
Ellen langer dalam Ruben and Steward (2005) menyebut konsep
mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan
konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada
banyak perspektif tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
3. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.
Alam lingkup apapun diperlukan kemampuan memahami situasi
komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, Untuk mencapai
kesuksesan kedudukan/posisi tertentu dalam mencapai kompetensi
komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap,
kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral
dan tulisan, serta lain sebagainya.
4. Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Banyak yang berpendidikan tinggi, tetapi tidak memilki keterampilan
berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya, makakomunikasi itu
perlu kita pelajari.
5. Komunikasi adalah populer.
Banyak bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada
studi tentang pesan, hubungan antara komunikasi dengan bidang profesional
lainnya, termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu komputer, dan
lain-lain. Saat ini komunikasi sebagai ilmu sosial/perilaku dan suatu seni
yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, berkaitan dengan
100
ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain
sebagainya.
2. Kepentingan.
Kepentingan (interest) akan membuat seseorang selektif dalam
menanggapi/menghayati suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan
prasangka yang berhubungan dengan kepentingannya, karena kepentingan
selain mempengaruhi perhatian, tetapi juga menentukan daya tanggap,
perasaan, pikiran dan tingkah laku kita.
3. Motivasi Terpendam.
Motivasi mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan
keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi
dengan motivasi, maka semakin besar pula komunikasi itu dapat diterima
dengan baik oleh pihak yang bersangkutan, dan sebaliknya.
4. Prasangka.
Prasangka (prejudice) merupakan salah satu hambatan bagi kegiatan
komunikasi. Orang yang mempunyai prasangka curiga dan menentang
komunikator yang hendak berkomunikasi maka sulit bagi komunikator
untuk mempengaruhi komunikan. Prasangka mengakibatkan komunikan
101
menjadi berfikir tidak rasional dan berpandangan negatif terhadap
komunikasi yang sedang terjadi
Kelancaran komunikasi mempengaruhi efisiensi kerja. Cara yang
efektif agar proses komunikasi atasan bawahan dapat berjalan dengan lancar,
maka dengan mempergunakan sistem dialogis. Komunikasi dialogis yaitu
komunikasi dua arah yang bersifat timbal balik “penyampai pesan adalah juga
penerima pesan”. Komunikasi dialogis berfungsi untuk menghindari
kecendrungan pemimpin untuk menafsirkan sendiri setiap pesan atau instruksi
yang ia berikan.
102
Semestinya dengan keluhan dan kritikan tersebut atasan bisa menyadari dan
mengetahui kegagalan dan kekeliruan yang terjadi.
d. Sikap bertahan.
Kita cenderung bertahan dengan komunikasi dialogis, karena kemungkinan
kekeliruan atasan diketahui bawahan menjadi lebih besar. Padahal hal itu
tidak mengurangi kredibilitas atasan dimata bawahan. Bahkan bila atasan
bersikap terbuka/sportif, maka penghargaan bawahan semakin bertambah.
e. Kurang waktu.
Banyak atasan yang tenggelam dengan kesibukan kerjanya, sehingga
membuat pemimpin sulit menyediakan waktu untuk diskusi.
103
b. Wewenang manajerial
Wewenang bagi manajer sangat perlu untuk membuat keputusan dan
mencapai tujuan dengan efektif. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak
dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang
dapat membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan
menghindari situasi dimana mereka dalam kedudukan yang tidak
menguntungkan.
c. Spesialisasi
Spesialisasi dapat menciptakan masalah komunikasi. Manajer juga perlu
memperhatikan hambatan-hambatan komunikasi organisasi antar pribadi,
seperti persepsi selektif, status atau kedudukan komunikator, keadaan
membela diri, pendengaran lemah, ketidaktepatan penggunaan bahasa
(Handoko, 1998). Oleh karena itu, hambatan-hambatan dalam organisasi
perlu diminimalkan atau dihilangkan agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Maka komunikasi yang baik dalam organisasi perlu dibina, adapun
pedoman dalam komunikasi yang baik, adalah:
a. Mencari kejelasan gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
b. Meneliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
c. Mempertimbangkan keadaan psikis dan manusia keseluruhan.
d. Mengkonsultasikan dengan pihak lain, dalam perencanaan komunikasi.
e. Memperhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita
selama berkomunikasi.
f. Mengambil kesempatan untuk mendapatkan segala sesuatu yang
membantu atau umpan balik.
g. Mengikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
h. Memperhatikan konsistensi komunikasi.
i. Melakukan tindakan yang dapat mendorong komunikasi.
j. Menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk
dimengerti tetapi untuk mengerti
104
C. LATIHAN dan SOAL
1. Jelaskan Teori – teori Motivasi yang anda ketahui? Dan menurut anda
teori motivasi mana yang masih berlaku hingga saat ini? Jabarkan.
2. Jelaskan seberapa penting komunikasi yang efektif dalam organisasi! Dan
Jabarkan pula bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif!
3. Deskripsikan pendapat anda bagaimana cara meminimalkan
miscomunication dalam organisasi.
4. Keadaan psikis seseorang juga dapat mempengaruhi dalam berkomunikasi.
Analisislah maksud pernyataan di atas baik sebagai komunikator atau
komunikan?
D. DAFTAR PUSTAKA
105
MATERI 9
MANAJEMEN KONFLIK
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi Manajemen Konflik ini diharapkan mahasiswa
mampu:
1. Memahami pengertian konflik
2. Memahami penyebab dan proses terjadinya konflik dalam organisasi
3. Memahami bentuk konflik dalam organisasi
4. Memahami akibat konflik terhadap organisasi
B. URAIAN MATERI
1.1.Pengertian Konflik
Berikut adalah pandangan terhadap konflik (Robbins, 2003), antara lain:
1. Pandangan tradisional ( Traditional view of conflict)
Pandangan tradisional ini menganggap konflik sebagai hasil disfungsional
akibat komunikasi yang buruk, kurangnya keterbukaan dan kepercayaan
antara orang-orang, dan kegagalan para manajer untuk tanggap terhadap
kebutuhan dan aspirasi para karyawan.
2. Pandangan hubungan manusia (human relations view of conflict )
Pandangan hubungan manusia menyatakan bahwa konflik merupakan
peristiwa yang wajar dalam semua kelompok dan organisasi. Karena
konflik itu tidak terelakan, aliran hubungan manusia menganjurkan
penerimaan konflik. Konflik tidak dapat disingkirkan, dan bahkan
adakalanya konflik membawa manfaat pada kinerja kelompok.
3. Pandangan interaksonis ( interacttionism view of conflict)
Pendekatan interaksionis mendorong konflik atas dasar bahwa kelompok
yang kooperatif, tenang, damai serasi cenderung menjadi statis, apatis, dan
tidak tanggap terhadap kebutuhan akan perubahan dan inovasi. Dengan
pandangan ini menjadi jelas bahwa untuk mengatakan bahwa konflik itu
seluruhnya baik atau buruk tidaklah tepat. Apakah suatu konflik baik atau
buruk tergantung pada tipe konflik.
106
1.2.Penyebab dan Proses Terjadinya Konflik dalam Organisasi
Berikut adalah sebab-sebab umum yang sering menimbulkan konflik dalam
suatu organisasi (Agus Hardjana, 1994) antara lain:
1. Salah pengertian
Informasi/berita yang tidak dikomunikasikan secara lengkap/utuh dapat
menimbulkan konflik. Informasi yang lengkap dan jelas tetapi tidak
disampaikan tepat waktu juga dapat menimbulkan konflik. Dari sisi
penerima informasi/pesan, semua pesan telah diterima secara
komplit/utuh, jelas, tepat waktu, tetapi salah dalam memahami dan
menterjemahkan informasi yang diterima tersebut.
2. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dianut.
Orang yang bekerja karena ingin mendapatkan upah/gaji demi menghidupi
ekonomi keluarga akan sangat berbeda motivasi/semangat dan cara
kerjanya jika dibandingkan dengan orang yang bekerja hanya karena ingin
mengabdikan dirinya sebagai panggilan hidup. Orang-orang yang secara
materi sudah berkecukupan, bekerja kadangkala hanya digunakan untuk
memperoleh status social saja, sehingga kondisi semacam ini
memunculkan disorientasi kerja antara orang satu dengan lainnya.
3. Persaingan dalam hal fasilitas kerja dan suatu jabatan yang terbatas.
Konflik dapat muncul di mana orang-orang berkeinginan menduduki
jabatan supervisor, manajer, direktur, sampai presiden direktur, sementara
pospos jabatan yang ingin dituju sangatlah terbatas, sehingga sangat
potensial menimbulkan gesekan kepentingan.
4. Masalah wewenang dan tanggung jawab.
Dalam organisasi yang besar dengan kompleksitas pekerjaan dan masalah
yang besar, batas-batas wewenang dan tanggungjawab antar lini atau
bagian/departemen walaupun sudah jelas dan terstandar tetapi seringkali
masih menyisakan persoalan-persoalan yang di luar kebiasaan.
107
Organisasi yang beranggotakan orang-orang dengan berbagai latar
belakang suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, dan usia memiliki
tingkat heteroginitas yang sangat tinggi, sudah barang tentu keinginan,
harapan, sudut pandang, ide, gagasan, dan tujuan setiap orang juga
berbeda-beda pula. Perbedaan sudut pandang terhadap suatu peristiwa
antar individu memungkinkan munculnya pertentangan pendapat yang
bisa menimbulkan konflik.
6. Kurangnya kerja sama antar anggota organisasi menyebabkan hasil kerja
tidak optimal.
Penyebab hasil kerja yang tidak optimal tersebut seringkali dijadikan
kambing hitam (scape goat), saling menyalahkan, saling mencari
pembenaran sendiri, bahkan saling mencaci yang akhirnya menimbulkan
konflik dalam organisasi.
7. Ada usaha untuk menguasai.
Kelompok tertentu dalam organisasi ingin menguasai kelompok lain
dengan tujuan mencari keuntungan dapat memunculkan situasi/gejolak
terutama kelompok yang merasa dirugikan, sehingga dapat menimbulkan
konflik organisasi.
8. Pelecehan pribadi dan kedudukan.
Seorang yang pribadi dan kedudukannya diremehkan dan dihina orang lain
biasanya melakukan perlawanan dan menimbulkan konflik.
9. Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja.
Bagi orang yang berada dalam wilayah nyaman, perubahan dianggap
sebagai ancaman yang harus dilawan. Perubahan hanya akan merugikan
dirinya, baik dari sisi karir, kedudukan, kewenangan, pestise, pengaruh
maupun secara ekonomi
108
Proses terjadinya konflik terjadi melalui 5 tahap (Robbins, 2003), yaitu:
tahap oposisi atau ketidak cocokan potensial; tahap kognisi dan personalisasi;
tahap maksud; tahap perilaku; dan tahap hasil. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut:
Penjelasan:
109
tidak tegas), dan berkompromi (tengah-
tengah dalam hal ketegasan dan
kekooperatifan)
110
3. Konflik antar anggota dalam satu kelompok
Setiap kelompok dapat mengalami konflik substantif atau efektif. Konflik
subtantif terjadi karena adanya latar belakang keahlian yang berbeda, ketika
anggota dari suatu komite menghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data
yang sama. Sedangkan konflik efektif terjadi karena tanggapan emosional
terhadap suatu situasi tertentu.
4. Konflik antar kelompok
Konflik intergroup terjadi karena adanya saling ketergantungan, perbedaan
persepsi, perbedaan tujuan, dan meningkatnya tuntutan akan keahlian.
5. Konflik antar bagian dalam organisasi
Tentu saja yang mengalami konflik adalah orang, tetapi dalam hal ini orang
tersebut "mewakili" unit kerja tertentu.
6. Konflik antar organisasi
Konflik antar organisasi terjadi karena mereka saling ketergantungan pada
tindakan suatu organisasi yang menyebabkan dampak negatif terhadap
organisasi lain. Misalnya konflik yang terjadi antara sekolah dengan salah
satu organisasi masyarakat.
111
inovasi dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan perubahan positif bagi
pengembangan organisasi.
Konflik sesungguhnya dapat menjadi energi yang kuat jika dikelola
dengan baik, sehingga dapat dijadikan alat inovasi. Sebaliknya jika tidak dapat
dikendalikan mengakibatkan kinerja organisasi rendah. bahwa selain
mempunyai nilai positif, konflik juga mempunyai kelemahan, konflik dapat:
a) menimbulkan perasaan "tidak enak" sehingga menghambat komunikasi.
b) Membawa organisasi ke arah disintegrasi.
c) menyebabkan ketegangan antara individu atau kelompok
d) menghalangi kerjasama antara individu
e) Mengganggu saluran komunikasi.
f) memindahkan perhatian atas tujuan organisasi
Hasil dari konflik adalah sebagai berikut:
a) mencegah stagnasi,
b) memberikan stimulasi terhadap timbulnya rasa penting dan keingintahuan,
c) Menjadi media pengungkapan persoalan, sehingga dapat di pelajari cara
pemecahannya.
d) Merupakan dasar terjadinya perubahan perorangan maupun social.
e) Membantu uji kemampuan, keperluan belajar dan pengembangan.
f) Membantu orang dan kelompok menciptakan identitas dan citra mereka.
112
Dampak Negatif Dampak positif
113
kelompok bahkan korban
jiwa hingga menimbulkan
konflik yang lebih besar dan
kerugian yang lebih besar
pula.
4. Terjadi Dominasi dan
Penaklukan. Salah satu dari
dari kelompok tersebut ingin
menunjukkan bahwa mereka
lebih kuat dan lebih berkuasa
Akibatnya, timbul keinginan
untuk menaklukkan
kelompok yang bertentangan
dengan kelompok tersebut.
114
Menurut Handoko (2005) secara umum, terdapat tiga cara dalam
menghadapi konflik yaitu: (1) stimulasi konflik; (2) pengurangan atau
penekanan konflik; dan (3) penyelesaian konflik. Stimulasi konflik diperlukan
apabila satuan kerja dalam organisasi terlalu lambat dalam melaksanakan
pekerjaan karena tingkat konflik rendah. Situasi konflik terlalu rendah akan
menyebabkan para karyawan takut berinisiatif akhirnya menjadi pasif. Perilaku
dan peluang yang dapat mengarahkan individu atau kelompok untuk bekerja
lebih baik diabaikan, anggota kelompok saling bertoleransi terhadap
kelemahan dan kejelekan pelaksanaan pekerjaan.
115
memerlukan komitmen tinggi dari kedua pihak untuk menyelesaikannya
dan menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh.
masing-masing pihak memahami sepenuhnya keinginan pihak lain dan
berusaha dengan penuh komitmen mencari titik temu kedua kepentingan
.
2. Kuadran Menang-Kalah (Persaingan).
Kuadran kedua ini memastikan bahwa ada pihak yang memenangkan
konflik dan pihak lain kalah. Biasanya pihak yang kalah akan lebih
mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya, sehingga terjadi
persaingan antara kedua pihak. Gaya penyelesaian konflik ini tidak
mengenakkan bagi pihak yang kalah, sehingga terkesan terpaksa dalam
penyelesaian yang cepat dan tegas.
3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi).
Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kalah menang
ini berarti ada pihak berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi
kepentingan pihak lain. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi
tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan
perdamaian yang diinginkan. Mengalah dalam hal ini bukan berarti kalah,
tetapi menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian terhadap
konflik yang timbul antara kedua pihak.
4. Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik).
Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan
menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Cara ini biasa
dilakukan untuk potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting.
116
C. LATIHAN dan SOAL
1. Konflik tidak selalu seperti anggapan kita selama ini yaitu konflik yang
mengarah pada kekerasan atau hal negatif, tetapi juga bersifat positif.
Jelaskan pendapat anda atas pernyataan tersebut!
2. Jabarkan pendapat anda bagaimana seorang pimpinan/manajer harus
menyelesaikan konflik yang terjadi dalam suatu organisasi?
3. Menurut anda manajemen konflik yang bagaimana yang dapat memberikan
keuntungan/manfaat pihak-pihak yang berkonflik!
4. Dalam kehidupan bermasyarakat, sudah tentu pernah menghadapi sebuah
konflik. Deskripsikan konflik yang pernah anda alami dan bagaimana
saudara keluar dari h konflik tersebut? udah Dan bagaimana cara saudara
meminimalisir supaya terhindar dari konflik tersebut?
D. DAFTAR PUSTAKA
Agus M Hardjana, 1994. “Konflik di Tempat Kerja” Kanisius, Yogyakarta.
Handoko.2005.Perilaku Organisasi.Jakarta
117
MATERI 10
TEKNIK MENGELOLA KONFLIK
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Teknik Mengelola Konflik,
dengan demikian diharapkan akan mampu:
1. Memahami Teknik Mengelola Konflik
2. Memahami Tahapan Perkembangan Kearah Terjadinya Konflik
B. URAIAN MATERI
1.1.Teknik Mengelola Konflik
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1. Disiplin
Disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Dengan
disiplin mematuhi peraturan yang berlaku dalam organisasi oleh anggota
organisasi maka dapat dicegah terjadinya konflik
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan
Konflik dapat dikelola dengan menempatkan posisi anggota organisasi
sesuai dengan kemampuan dan prestasinya
3. Komunikasi:
Komunikasi efektif dan baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif
sehingga kanflik dapat dicegah.
4. Pendengar aktif
Menjadi pendengar aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik.
Dengan menjadi pendengar yang aktif akan dapat memahami permasalahan
anggota organisasi dan dapat merumuskan kembali permasalahan anggota
sebagai tanda telah didengarkan.
118
seperti menghindari, mengakomodasi, mengkompromikan, mengkompetisikan
dan berkolaborasi.
1. Menghidari (Avoiding)
Hal-hal yang sensitif dan potensial menimbulkan konflik antar anggota
sedapat mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan konflik terbuka.
2. Mengakomodasi (Accomodating)
Anggota organisasi mengakomodasikan pendapat dan kepentingan pihak
yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap
mengutamakan kepentingan pihak lain atas dasar masukan yang diperoleh.
3. Mengkompromikan (Compromising)
Penyelesaian konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak yang
berkonflik, sehingga menghasilkan solusi (jalan tengah) atas konflik yang
sama-sama memuaskan (lose-lose solution).
4. Berkompetisi (Competing)
Pihak yang berkonflik bersaing untuk memenangkan konflik, dan pada
akhirnya harus ada pihak dikalahkan kepentingannya demi tercapainya
kepentingan pihak lain yang lebih kuat atau yang lebih berkuasa (win-lose
solution).
5. Mengkolaborasikan (Collaborating)
Pihak yang bertentangan sama-sama memperoleh hasil yang memuaskan,
karena mereka bekerjasama secara sinergis dalam menyelesaikan persoalan,
dengan tetap menghargai kepentingan pihak lain, sehingga kepentingan
kedua pihak tercapai (menghasilkan win-win solution).
119
Mengelola Konflik dengan Pendekatan Situasi Konflik:
Diawali melalui penilaian diri sendiri
Analisa isu-isu seputar konflik
Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.
Atur dan rencanakan pertemuan antara individu yang terlibat konflik
Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat
Mengembangkan dan menguraikan solusi2
Memilih solusi dan melakukan tindakan
Merencanakan pelaksanaannya
120
3) Dominating (Forcing).
Disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam
menyelesaikan masalah.
Cocok digunakan untuk masalah yang dipecahkan tidak terlalu penting,
dan waktu untuk mengambil keputusan sudah mepet.
kekuatan utama gaya ini terletak pada minimalnya waktu yang diperlukan.
kelemahannya, sering menimbulkan rasa berat hati menerima keputusan
oleh mereka yang terlibat.
4) Avoiding (taktik menghindar)
Cocok digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sepele atau remeh
Kekuatan dari strategi penghindaran adalah jika kita menghadapi situasi
yang membingungkan atau mendua (ambiguous situations).
Kelemahannya, penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak
menyelesaikan pokok masalah.
5) Compromising.
Merupakan pendekatan saling memberi dan menerima (give-and-take
approach) dari pihak yang terlibat.
Cocok digunakan untuk menangani masalah yang melibatkan pihak yang
memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama.
Kekuatan utama adalah pada prosesnya yang demokratis dan tidak ada
pihak yang merasa dikalahkan.
Kelemahan bersifat sementara dan mencegah munculnya kreativitas dalam
penyelesaian masalah.
121
3. Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat
dirasakan (felt conflict).
Muncul sebagai akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
4. Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior).
Upaya mengantisipasi timbulnya konflik, sebab dan akibatnya. Organisasi
cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahanan diri melalui
perilaku.
5. Penyelesaian atau tekanan konflik.
Tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu
penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah
ditekan.
6. Akibat penyelesaian konflik.
Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka
dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak dan
sebaliknya.
Sumber Konflik
Konflik timbul sebagai hasil adanya komunikasi, hubungan pribadi atau struktur
organisasi
1. Komunikasi
a. Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat
b. Bahasa yang sulit dimengerti
c. Informasi yang mendua dan tidak lengkap
d. Gaya individu manajer yang tidak konsisten
2. Strukur
a. kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau
sistem penilaian yang bertentangan,
b. Persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas,
c. Saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja
untuk mencapai tujuan
122
3. Pribadi
a. ketidaksesuaian tujuan atau nilai sosial pribadi karyawan dengan
perilaku yang diperankan p ada jabatan mereka
b. Perbedaan persepsi
123
C. LATIHAN dan SOAL
Cari sebuah konflik dalam perusahaan dan rumuskan permasalahan yang
terjadi setelah itu tentukan alternatif penyelesaiannya.
D. DAFTAR PUSTAKA
De Dreu CKW, Weingart LR. 2003. Task Versus Relationship Conflict, Team
Performance and Team Member Satisfaction: a meta analysis. Journal
of Applied Psychology
124
MATERI 11
KEPEMIMPINAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi Kepemimpinan, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Memahami Tipe Kepemimpinan
3. Memahami Dasar Orientasi Kepemimpinan
B. URAIAN MATERI
1.1. Pengertian Kepemimpinan
Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan (leadership) untuk
mengarahkan merupakan faktor penting dalam efektivitas pemimpin
(manajer). Juga dinyatakan oleh Siswanto (2005) Kepemimpinan sebagai
proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang dihubungkan dengn
tugas para anggotanya. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain
untuk memahami dan setuju dengan apa yang harus mereka lakukan dan
bagaimana melakukan tugas tersebut secara efektif, serta proses untuk
memfasilitasi upaya individu dan kelompok mencapai tujuan bersama/ shared
goal (Sunyoto & Burhanudin, 2002). Kepemimpinan adalah suatu upaya
penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk memotivasi
orang-orang mencapai tujuan (Gibson, dkk, 1997)
125
Rangkuman definisi kepemimpinan dapat digambarkan sebagai berikut:
126
demikian terdapat kesamaan sehingga terdapat skema klasifikasi secara kasar,
bahwa kepemimpinan sebagai:
127
Pemimpin bertipe otoriter biasa bekerja bersungguh-sungguh, teliti dan
cermat. Pemimpin bekerja sangat patuh pada peraturan dan kebijakan yang
berlaku. Pemimpin beranggapan sebagai pengemudi yang bertanggung
jawab atas kompleksitas organisasi sehingga bawahan tidak berhak
memberi masukan.
4. Kepemimpinan Demokrasi (Democrative Leadership)
Pemimpin beranggapan bagian dari elemen perusahaan dan seluruh elemen
bertanggung jawab terhadap perusahaan, untuk itu bawahan juga harus
berpartisipasi dalam aktivitas perencanaan, evaluasi dan penyeliaan karena
setiap bawahan juga merupakan potensi berharga dalam usaha merealisasi
tujuan perusahaan.
5. Kepemimpinan Paternalistik (Paternalistic Leadership)
Tipe ini dicirikan oleh pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan
antara pemimpin dengan perusahaan. Tujuannya adalah untuk melindungi
dan memberikan arah, tindakan, dan perilaku ibarat peran bapak pada
anaknya.
6. Kepemimpinan Menurut Bakat (Indigenous Leadership)
Kepemimpinan menurut bakat biasanya muncul dari kelompok informal
yang didapatkan dari pelatihan. Dengan sistem persaingan terdapat
perbedaan pendapat, dan pada situasi ini peran bakat sangat menonjol.
Dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut mempunyai tingkat
efektivitas yang berbeda, tergantung faktor yang mempengaruhi perilaku
pemimpin. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya
dipengaruhi oleh faktor dalam diri pribadinya maupun faktor dari luar individu
pemimpin tersebut.
Tipe kepemimpinan berpengaruh terhadap cara berkomunikasi dan
proses pengambilan keputusan dalam perusahaan yang akan bermuara pada
terbentuknya budaya perusahaan. Implementasi strategi biasanya berkaitan erat
dengan perubahan, tidak heran jika masalah kepemimpinan merupakan hal
penting yang perlu dicermati secara teliti dalam implementasi strategi.
128
teori-teori tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok besar,
yaitu:
129
dan mendorong terus proses pembelajaran karena dinamika perubahan
lingkungan serta persaingan yang semakin ketat.
7. Sinergisitas (kompak)
130
Pemimpin yang berprinsip sinergisitas akan mengatasi kelemahannya
dengan kekuatan yang lain, dan harus dapat bersinergi dengan atasan, staf,
teman sekerja, dsb
8. Latihan mengembangkan diri sendiri
Pemimpin harus terus meng update diri agar mampu mencapai keberhasilan
yang tinggi
131
Yaitu otoritas didasarkan atas keterampilan spesifik, keahlian, atau
pengetahuan yang relevan.
5. Otoritas Referensi (Referent Power)
Yaitu otoritas yang didasarkan atas daya tarik atau kharisma untuk
memberikan semangat bawahannya.
Seorang pemimpin juga perlu memiliki rasa tanggung jawab,
optimisme, integritas, menyukai perubahan, ulet, pantang menyerah dan
berani menghadapi resiko, serta berdedikasi. Sifat penting yang harus dimiliki
seorang pemimpin yaitu:
a. Sifat rendah hati
b. Sifat terbuka untuk dikritik
c. Sifat jujur dan memegang amanah
d. Sifat berlaku adil
e. Komitmen dalam perjuangan.
f. Bersikap Musyawarah
g. Berbakti dan mengabdi kepada Tuhan
Seorang pemimpin yang baik juga digambarkan dengan delapan ciri perilaku
a. Beri teladan tentang arti sukses kepada bawahan
b. Beri bawahan Anda peralatan yang mereka butuhkan
c. Jangan sungkan untuk memuji keberhasilan bawahan
d. Berikan ruang untuk kesalahan
e. Delegasikan tugas tanpa banyak turut campur
f. Lebih baik bertanya daripada memberi nasihat
g. Bersikaplah ramah
h. Tak kenal maka tak sayang
Secara umum, tugas pokok pemimpin antara lain :
a. Melaksanaan fungsi managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi
penyusunan perrencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,
penilaian, pelaporan
b. Memotivasi bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
132
c. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-
masing secara baik
d. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
e. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
f. Menyusun fungsi manajemen secara baik
g. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
h. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar
133
Berikut adalah persyaratan umum menjadi seorang pemimpin (Martoyo, 1998),
antara lain sebagai berikut:
1) Pendidikan umum yang luas, yaitu skill/kemampuan seseorang dalam
berbagai hal dan kemampuan secara menyeluruh.
2) Kemampuan berkembang secara mental, yaitu pemimpin harus bisa
tumbuh secara mental supaya dia tetap mampu bertahan saat dihadapkan
dengan berbagai macam tantangan.
3) Ingin tahu, yaitu pemimpin harus menghindari perasaan puas terhadap hal
yang telah dicapainya, karena seorang pemimpin harus terus memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, kreatif dan inovatif.
4) Kemampuan analitis, yaitu pemimpin harus mampu menganalisis situasi
yang dihadapi secara teliti, matang dan mantap.
5) Memiliki daya ingat yang kuat, yaitu dengan daya ingat yang kuat
diharapkan ia dapat menyaring hal mana dan siapa yang relevan baginya
dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
6) Kapabilitas integrative, yaitu pemimpin harus memiliki kemampuan yang
mencakup berbagai aspek.
7) Keterampilan berkomunikasi, yaitu pemimpin harus menguasai teknik
berkomunikasi dalam memberikan perintah, petunjuk, pedoman dan
nasihat.
8) Keterampilan mendidik, yaitu pemimpin harus pandai dalam hal mendidik
ketika bawahannya menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan tugasnya.
9) Rasionalitas dan objektivitas, yaitu pemimpin jangan sampai dikuasai oleh
emosinya karena akan mengurangi rasionalitas dan objektivitas sehingga
keputusan yang diambil kurang tepat.
10) Pragmatis, yaitu pemimpin dalam membuat keputusan kiranya bisa
dilaksanakan oleh bawahannya.
11) Sense of urgency, yaitu pemimpin harus mampu mengatur prioritas mana
yang lebih penting.
12) Sense of timing, yaitu pemimpin harus mengetahui saat yang tepat untuk
bertindak.
13) Sense of cohesiveness, yaitu pemimpin merasa satu dengan yang dipimpin.
134
14) Sense of relevance, yaitu keterkaitan antara keputusan yang diambil dan
tujuan yang hendak dicapai.
15) Kesederhanaan, yaitu kesederhanaan dan kewajaran cara hidup, cara
bekerja, cara bertindak, dan tidak berbelit-belit.
16) Keberanian, yaitu pemimpin harus memiliki keberanian yang besar.
17) Kemampuan mendengar, yaitu pemimpin harus memiliki kemampuan dan
kemauanya mendengar pendapat dan/atau saran orang lain, terutama
bawahannya.
18) Adaptabelitas dan fleksibilitas, yaitu pemimpin tidak boleh memiliki sifat
kaku.
19) Ketegasan, yaitu pemimpin harus memiliki sifat ketegasan dalam
menghadapi bawahan dan menghadapi ketidaktentuan.
135
D. DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ivancevic, Donnelly, 1997, “Organisasi (Perilaku, Struktur,
Proses)”. Erlangga, Jakarta.
136
MATERI 12
PENGENDALIAN MANAJEMEN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian Manajemen, diharapkan
mahasiswa mampu:
1. Memahami Pengertian Sistem dan Tujuan Pengendalian Manajemen
2. Memahami Proses Pengendalian Manajemen .
3. Memahami Ruang Lingkup Pengendalian Manajemen
4. Memahami Kriteria Pengendalian Efektif
B. URAIAN MATERI
1.1. Pengertian Sistem dan Tujuan Pengendalian Manajemen
137
2. Sistematis dan ritmis. Dalam proses pengendalian manajemen, keputusan
yang dibuat berdasarkan prosedur dan jadwal yang dilakukan berulang
tahun demi tahun.
3. Pertimbangan Perilaku. Proses pengendalian manajemen melibatkan
interaksi antara individu. Yang harus dilakukan adalah menyelaraskan
tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebut
keselarasan tujuan yang berarti tujuan pribadi anggota organisasi
seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi.
4. Alat untuk mengimplementasikan strategi. Sistem pengendalian
manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan
strategi yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan
pada pelaksanaan strategi. Strategi yang dapat diterapkan selain
pengendalian manajemen adalah melalui pendekatan struktur organisasi,
manajemen sumber daya dan budaya.
5. Proses pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen melibatkan
hubungan antara atasan-bawahan. Proses ini meliputi aktivitas komunikasi,
motivasi dan evaluasi.
6. Metodoligi pengendalian manajemen. Proses pengendalian manajemen
dirancang untuk menjamin bahwa tugas rutin dijalankan oleh seluruh
anggota organisasi yang secara bersama-sama membantu tercapainya tujuan
organisasi secara keseluruhan.
7. Perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memutuskan atas
tujuan organisasi dan langkah yang diambil untuk mencapai tujuan.
Menurut Suadi (1999), sistem pengendalian manajemen adalah sebuah
system yang terdiri dari beberapa sub system yang saling berkaitan yaitu
: pemrogaman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggung jawaban
untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah
perusahaan, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi secara
efektif dan efisien.
Kegiatan pengendalian dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu,
pengendalian manajemen (management control) dan pengendalian operasional
(operational control). Pengendalian manajemen mengarah pada pengendalian
138
kegiatan secara menyeluruh demi mendapatkan keyakinan bahwa strategi
perusahaan telah dijalankan secara efektif dan efisien. Sedangkan pengendalian
operasional hanya menyangkut tugas-tugas tertentu yang telah dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen, pengendalian manajemen
merupakan penerapan semua fungsi manajemen, karena dalam pelaksanaan
pengendalian manajemen meliputi kegiatan perencanaan operasional
perusahaan, pengorganisasian kegiatan, koordinasi kegiatan, pengendalian
kegiatan dan pembinaan pelaksanaan kegiatan.
Konsep system pengendalian manajemen juga diartikan sebagai
manajemen secara keseluruhan. System pengendalian manajemen adalah
system yang menyeluruh ke semua spek kegiatan perusahaan. Dalam proses
pengendalian manajemen terdapat beberapa bagian kegiatan, yaitu:
penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran
kegiatan, serta pelaporan dan analisis kegiatan. Sedangkan dalam struktur
perusahaan terdapat beberapa hal yaitu: struktur organisasi, aliran organisasi,
pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, serta tolak ukur
prestasi dan motivasi.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu proses atau sistem yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi dari kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan apakah pekerjaan tersebut dilakukan sesuai dengan rencana atau
tidak, dan jika tidak harus segera dilakukan perbaikan.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan
kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu
pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting
dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan
proses pengendalian. Dapat disimpulkan tujuan dari pengendalian manajemen
adalah:
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan.
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
139
Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah
proses, yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan
pemanfaatan unsur-unsur manajemen efektif dan efisien.
Asas-Asas Pengendalian
1. Asas tercapainya tujuan
Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu dengan
mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan dari rencana.
2. Asas efisiensi
Pengendalian efisisen, jika dapat menghindari dari penyimpangan rencana.
3. Asas tanggung jawab pengendalian
Pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan rencana.
4. Asas pengendalian terhadap masa depan
Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan
penyimpangan-penyimapngan yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang
maupun masa yang akan datang.
5. Asas pengendalian langsung
Teknik control yang paling efektif ialah mengusahakan adanya bawahan
yang berkualitas baik.
6. Asas refleksi rencana
Pengendalian harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan
karakter dan susunan rencana.
7. Asas penyesuaian dengan organisasi
Pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
8. Asas pengendalian individual
Pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai kebutuhan manajer.
9. Asas standar
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang
dipergunakan sebagai tolok ukur pelaksanaan dan tujuan yang dicapai.
10. Asas pengendalian terhadap strategi
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang
ditujukan terhadap faltor-faktor yang strategis dalam perusahaan.
140
11. Asas pengecualian
Efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang
ditujukan terhadap faktor pengecualian dalam keadaan tertentu.
12. Asas pengendalian fleksibel
Pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan
rencana.
13. Asas peninjauan kembali
Sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali, agar system yang
digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
14. Asas tindakan
Pengendalian dapat dilakukan, apabila ada ukuran untuk mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan actuating.
Measuring Actual
Performance Step 1
Goal Objectives:
- Organizational
- Divisional
- Departmental
- Individual
-
-
Step 3 Step 2
141
1. Penetapan tujuan (goal setting)
Proses pengendalian diawali dengan berbagai tujuan yang ingin dicapai
perusahaan, strategi untuk mencapai tujuan, dan penentuan anggaran yang
menunjukkan rencana alokasi sumber daya perusahaan untuk menunjang
pencapai tujuan.
2. Pengukuran (measuring)
Pengukuran menyangkut obyek yang diukur dan metode pengukuran.
Obyek yang diukur merupakan kinerja aktual yang ditunjukkan oleh sumber
daya perusahaan. Metode pengukuran bervariasi sesuai obyek yang diukur.
3. Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditetapkan
Merupakan proses membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja
berbagai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan membandingkan manajer
akan memperoleh informasi yang akurat.
4. Tindakan Manajerial
Proses pengendalian dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja yang
dicapai perusahaan secara keseluruhan. Tahap ini manajer akan melakukan
koreksi terhadap sumber daya perusahaan apabila terjadi penyimpangan.
Cara-cara pengendalian
1. Pengawasan langsung
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer.
2. Pengawasa tidak langsung
Pengawasan jarak jauh melalui laporan bawahan secara lisan atau tulisan.
3. Pengawasan berdasarkan kondisi tertentu
Pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan atau kondisi tertentu,
dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung.
142
Sifat Pengendalian
1. Preventive control
Pengendalian dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Cara melakukannya:
a. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan
b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan itu
c. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan
d. Mengorganisasi segala macaam kegiatan
e. Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility
bagi setiap karyawan
f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan
g. Menetapkan sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan
2. Repressive control
pengendalian dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya,
agar tidak mengulang kesalahan yang sama di waktu yang akan datang.
Cara melakukannya:
a. Membandingkan antara hasil dengan rencana
b. Menganalisis sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari
tindakan perbaikannya
c. Memberikan penilaian terhadap pelaksananya, jika perlu dikenakan
sanksi hukuman kepadanya
d. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada
e. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana
f. Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan pelaksana
melalui training atau education
3. Pengendalian saat proses dilakukan, jika terjadi kesalahan segera diperbaiki.
4. Pengendalian berkala, pengendalian yang dilakukan secara berkala.
5. Pengendalian mendadak
Pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apa
peraturan dilaksanakan dengan baik.
6. Pengamatan melekat
143
Pengendalian yang dilakukan mulai dari sebelum, saat, dan sesudah
kegiatan dilakukan.
Macam Pengendalian
1. Internal control, pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada
bawahannya.
2. External contro, pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar.
3. Formal control, pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat
resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun ekstern.
4. Informal control, penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen,
baik langsung maupun tidak langsung.
Sistim pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Akurat (accurate)
Informasi dari prestasi yang diukur haruslah akurat, karena ketidak akuratan
data akan menyebabkan kesalahan dalam menarik kesimpulan.
2. Secara Ekonomi Realistik (economically reslistic)
Pengeluaran biaya untuk implementasi pengenalan harus ditekan
seminimum mungkin, sehingga terhindar dari tidak efisien
3. Tepat Waktu (timely)
Sistem pengendalian akan efektif jika dilakukan dengan cepat disaat
penyimpangan diketahui.
4. Realistik Secara Organisasi (Organizationally realistic)
Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi.
5. Dipusatkan Pada Pengendalian Strategik (focused on strategic control
points)
Pengendalian hendaknya diarahkan pada titik kunci (yang memiliki nilai
strategis) sehingga penyimpangan dibidang ini cepat diketahui dan dihindari
timbulnya kegagalan pencapaian tujuan.
6. Terkoordinasi dengan Arus Kerja Organisasi (coordinated with the
organization’s work flow)
Memperhatikan bahwa satu kegiatan akan selalu terkait dengan kegiatan
lain (misal, kegiatan produksi akan berkait dengan kegiatan penjualan).
144
7. Objektif dan Komprehensif (objective and comprehensible)
Informasi dalam suatu system pengendalian harus mudah dipahami dan
dianggap objektif oleh individu yang menggunakan.
8. Fleksibel (flexible)
Mengingat situasi dan kondisi terus berubah dengan cepat maka system
pengendalian harus memiliki tingkat keluwesan yang tinggi,
sehingga standar pengendalian tetap dapat dipergunakan meskipun situasi
dan kondisi berubah.
9. Diterima Para Anggota Organisasi (accepted by organization members)
Idealnya setiap system pengendalian dapat diterima dan dimengerti oleh
semua anggota organisasi, sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab
terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi.
145
3. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah sistem pengendalian tugas bersifat ilmiah
dan tidak dapat disederhanakan menjadi suatu ilmu. Secara definisi,
pengendalian manajemen melibatkan perilaku manajer yang tidak dapat
dinyatakan melalui persamaan. Para manajer berinteraksi dengan manajer
lainnya, fokus terletak pada unit organisasional. Pengendalian manajemen
juga berkaitan dengan aktivitas manajer yang didefinisikan secara luas
dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dalam kendala strategis.
146
Pada hakikatnya standar kinerja diterapkan alat untuk memotifasi karyawan
agar melakukan kinerja yang lebih baik.
D. DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Samsi. 1994. Pokok Pokok Organisasi dan Manajemen. Rineka Cipta
Iskandar. Jakarta
Lewis, Goodman. 2004. Management Challenges For Tomorrow’S Leader.
Thomson South Western
Mulyadi. 1984. Akuntansi Biaya Untuk Manajemen. BPFE. Yogyakarta
Robbins. 2003. Management. Prentice Hall. New Jersey
Solihin, Ismail. 2002. Pengantar Bisnis. Erlangga. Jakarta
Suadi. 1999. Sistem Pengendalian Manajemen. BPFE. Yogyakarta
Subardi. 1997. Pengantar Manajemen. UUP AMP YPKN. Yogyakarta
147
MATERI 13
KREATIF DAN INOVATIF BERWIRAUSAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan Kreatif dan Inovatif Berwirausaha, dengan
demikian diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Kreatif dalam berwirausaha
2. Memahami Inovatif dalam berwirausaha
B. URAIAN MATERI
1.1. Kreatif Dalam Berwirausaha
Kreatif adalah menghadirkan sesuatu benda (obyek) yang belum ada
menjadi ada atau merubah sesuatu benda (obyek) agar memiliki nilai manfaat
yang lebih tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-
ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan
peluang (thinking new thing). Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan
tindakan yang baru dan berbeda. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan
nilai tambah teletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
persoalan dan meraih peluang. Ciri kepribadian kreatif terletak pada
keterbukaan, kreatifitas, kepercayaan diri, kecakapan, kepuasan, rasa tanggung
jawab dan penuh daya imajinasi.
Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan
yang diterima dari luar diri individu. Kreativitas yang dimiliki manusia, lahir
bersama lahirnya manusia tersebut. Sejak lahir individu sudah memperlihatkan
kecenderungan mengaktualisasikan dirinya. Dalam kehidupan ini kreativitas
sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat
berarti dalam proses kehidupan manusia. Harus diakui bahwa memang sulit
untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena
kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multidimensional sehingga
banyak para ahli mengemukakan tentang definisi dari kreativitas. Perbedaan
definisi kreativitas yang dikemukakan para ahli merupakan definisi yang saling
melengkapi.
148
Berikut adalah beberapa pengertian dari kkreativitas, adalah sebagai
berikut:
Menurut Conny R Semiawan (2009) kreativitas adalah modifikasi sesuatu
yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep
lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.
Menurut Utami Munandar (2009), mengemukakan bahwa kreativitas
adalah: Hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan
untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-
unur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan
pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di
lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.
Guilford (dalam Munandar, 2009) menyatakan kreativitas merupakan
kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam
alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya (Guilford,
dalam Munandar 2009). Sedangkan menurut Rogers (dalam Zulkarnain,
2002), kreativitas merupakan kecenderungan-kecenderungan manusia
untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
Menurut Asep, pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
berpikir mencapai produk yang beragam dan baru, baik dalam bidang
keilmuan, seni, sastra, dan bidang lainnya, dimana produk bisa diterima dan
disukai oleh masyarakat sebagai sesuatu yang berguna
Menurut James R. Evans, pengertian kreativitas adalah keterampilan untuk
menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk
kombinasi-kombinasi baru dari dua konsep atau lebih konsep yang telah
tercatat dalam pikiran.
Yatin Rianto (2012), pengertian kreativitas adalah sesuatu yang baru bagi
diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain
atau dunia pada umumnya,
Imam Musbikin (2006) pengertian kreativitas adalah kemampuan memulai
ide, melihat hubungan baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan
memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan
149
jawaban baru untuk soal-soal ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang
perlu di jawab.
Beberapa teknik untuk memacu timbulnya kreativitas menurut Nursito (1999):
a) Aktif membaca
b) Gemar melakukan telaah
c) Giat berapresiasif
d) Mencintai nilai seni
e) Resprektif terhadap perkembangan
f) Menghasilkan sejumlah karya
g) Dapat memberikan contoh dari hal-hal yang dibutuhkan orang lain.
Berikut adalah ciri kreativitas menurut Pedoman Diagnostik Potensi Peserta
Didik (Depdiknas 2004) dalam Nurhayati (2011)
a) Menunjukan rasa ingin tahu yang luar biasa
b) Menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan
persoalan
c) Sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar
d) Berani mengambil resiko
e) Suka mencoba
f) Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungan
150
Menurut David Cambel dalam Bambang Sarjono (2010), ciri pokok
orang kreatif adalah:
a. Kelincahan mental berpikir dari segala arah dan kemampuan untuk bermain
dengan ide, gagasan, konsep, lambang, kata dan khususnya melihat
hubungan yang tak bisa antara ide, gagasan, dan sebagainya. Berpikir ke
segala arah (convergen thinking) adalah kemampuan untuk melihat masalah
atau perkara dari berbagai arah, segi, dan mengumpulkan fakta yang penting
serta mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi
b. Kelincahan mental berpikir ke segala arah (divergenthinking) adalah
kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan menyebar ke segala arah
c. Fleksibel konseptual (conseptual fleksibility) adalah kemampuan untuk
secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan, kerja yang tidak
selesai
d. Orisinilitas (originality) adalah kemampuan untuk memunculkan ide,
gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim.
e. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas, bahwa umumnya orang-
orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan, memilih
tantangan daripada keamanan, cenderung pada tali-temalinya (complexity)
dari yang sederhana (simplixity)
f. Latar belakang yang merangsang. Orang kreatif biasanya sudah lama hidup
dalam lingkungan orang yang ingin maju dalam bidang-bidang yang
digeluti.
g. Kecakapan dalam banyak hal. Orang kreatif pada umumnya banyak minat
dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skill).
151
2) Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat
kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk
pemikiran dalam pendidikan.
3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan
lingkungannya tetapi juga memberi kepuasan pada individu
4) Kreativitaslah yang memungkinan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya
Menurut Guilford (dalam Munandar, 2009) ciri kreativitas diantaranya:
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara
cepat.
b. Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi
sejumlah ide, jawaban atau variasi pertanyaan. Orang yang kreatif adalah
orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara
berpikir yang baru.
c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan
dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan
atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan
unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahapan perkembangan kreativitas:
a. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun, dimana individu menunjukkan
spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya. Individu
menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan
dari luar.
152
c. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini,
individu sudah mampu menghasilkan karya baru yang telah disesuaikan
dengan batasan eksternal dan nilai konvensional yang ada di lingkungan.
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat
mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya:
a. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Setiap individu memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas,
mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas
yang dimilikinya.
b. Keterbukaan terhadap pengalaman
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala
sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri. Dengan demikian
individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan.
c. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang
(internal locus of evaluation)
Pada dasarnya penilaian terhadap produk ciptaan seseorang ditentukan oleh
diri sendiri, bukan karena kritik dan pujian orang lain. Namun individu tidak
tertutup dari masukan dan kritikan orang lain.
d. Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep-konsep.
Merupakan kemampuan untuk membentuk kombinasi dari hal-hal yang
sudah ada sebelumnya.
e. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat
berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Rogers (dalam Munandar, 2009) menyatakan kondisi lingkungan yang
dapat mengembangkan kreativitas ditandai dengan adanya:
1) Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling
berhubungan, yaitu:
a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya.
153
b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi
eksternal atau mempunyai efek mengancam.
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan,
pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang
mereka dan menerimanya.
2) Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada
individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau
perasaan-perasaannya
154
dalam berwirausaha. Keterlambatan berinovasi dalam produk dan pelayanan
akan mengakibatkan kegagalan bagi seorang wirausaha. Dengan adanya bisnis
akan membawa perkembangan dan perubahan dalam otonomi.
Ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar untuk meningkatkan
kemampuan inovatif produk dan pelayanannya, antara lain:
Berorientasi kepada tindakan untuk selalu berinovasi.
Membuat produk dengan penuh inovatif dengan proses secara sederhana
dan dapat dipahami serta dikerjakan.
Memulai membuat produk dengan inovatif yang terkecil.
Menentukan tujuan dalam berinovatif.
Menjalankan uji coba dan revisi.
Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman.
Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovatif.
Menghargai karyawan yang mempunyai gagasan dalam berinovatif.
Mempunyai keyakinan dan bekerja dengan penuh inovatif.
Inovasi harus bermanfaat bagi inovator atau orang lain. Inovasi
dibedakan menjadi dua macam antara lain sebagai berikut:
1. Inovasi yang terjadi karena sengaja (invention)
Inovasi invention adalah proses munculnya suatu hal baru dari kombinasi
hal-hal lama yang telah ada.
2. Inovasi yang terjadi tanpa sengaja (discovery)
Inovasi discovery adalah penemuan hal baru, baik berupa alat ataupun
gagasan. Discovery dapat menjadi invention, ketika masyarakat mengakui
dan dapat memanfaatkan hasil inovasi tersebut.
155
3) Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana,
dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan
terlebih dahulu.
4) Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan
harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut
Langkah 2
Menentukan persoalan utama dan gambaran persoalan yang akan
dijadikan benih inovasi, sehingga persoalan dapat diidentifikasikan
dengan jelas.
Langkah 3
Menetapkan sasaran inovasi harus jelas sebagai arahan bagi tercapainya
tujuan inovasi.
156
b. Tahap Imajinasi
Langkah 4
Berikan stimulus inovasi yang telah ditetapkan arahnya dengan
memperhatikan lingkungan eksternal, seperti peluang pasar, teknologi,
dan situasi keuangan.
Langkah 5
Curahkan gagasan untuk memilih dan menetapkan prioritas utama yang
paling bernilai untuk ditindaklanjuti.
Langkah 6
Identifikasi ide-ide yang berkembang dan selanjutnya ditetapkan ide
yang potensial untuk mendukung proses inovasi.
c. Tahap Implementasi
Langkah 7
Kembangkan peta inovasi berupa konsep yang menjadi rencana sesuai
tujuan inovasi serta kemungkinan akibat yang timbul terhadap
organisasi.
Langkah 8
Dapatkan komitmen dukungan terhadap inovasi perlu didapatkan dari
pihak terkait agar tujuan yang dicapai dari inovasi.
Langkah 9
Penerapan peta inovasi sebagai rencana akhir inovasi ke dalam tindakan
nyata. Koreksi dan penyesuaian dilakukan bila diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
157
D. Daftar Pustaka
158
MATERI 14
ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Etika Bisnis Dalam Perusahaan,
diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Etika Bisnis
2. Memahami Tujuan dan Fungsi Etika Bisnis.
3. Memahami Ruang Lingkup Bisnis
B. URAIAN MATERI
1.1 Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan merupakan suatu kode etik perusahaan dalam
melakukan aneka ragam kegiatan bisnis, mulai dari perusahaan, industri,
masyarakat , dan individu itu sendiri. Etika bisnis ini sangat penting dalam
suatu perusahaan, karena untuk membentuk perusahaan yang memiliki
kekukuhan yang kuat dan dapat menciptakan nilai yang tinggi. Etika bisnis
juga dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan
dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut
mencakup segala macam aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta
perilaku berbisnis.
Menurut Griffin dan Ebert, 1999 (dalam Solihin, 2014) etika bisnis
merupakan penerapan etka secara umum terhadap perilaku bisnis, dengan kata
lain etika bisnis menunjukkan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan
manajer dan karyawan dari suatu organisasi perusahaan. Contoh, bila kejujuran
dianggap suatu yang etis maka ketidakjujuran pada pemegang saham, pada
159
karyawan, pada konsumen dan sebagainya dianggap suatu perilaku yang tidak
etis.
160
f. Menghindarkan terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja oleh pemberi
kerja.
g. Mencegah sanksi hukum karena perusahaan menjalankan bisnis secara
tidak etis
161
Etika bisnis adalah salah satu studi khusus yang harus dimiliki oleh
pebisnis. Dan studi ini ada kaitannya dengan prilaku dan moral yang dinilai
benar atau salah. Dalam berbisnis jika terdapat suatu kesalahan dalam beretika
pastinya ini akan menimbulkan masalah. Dan masalah yang dihadapi ini
memiliki 3 jenis masalah yang akan ada kaitannya dengan masalah sistematik,
individu, dan korporasi.
162
b. Tekanan Persaingan Terhadap laba Perusahaan
Ketika perusahaan dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan
biasanya terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk
melindungi tingkat profitabilitasnya.
c. Pertentangan antara tujuan perusahaan dengan nilai perorangan
Kegiatan restrukturisasi perusahaan dengan tujuan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kinerja perusahaan dapat menimbulkan penurunan moral
karyawan yang sangat hebat.
d. Pertentangan Lintas Budaya
Permasalahan yang muncul saat perusahaan melakukan kegiatan usaha
diberbagai daerah yang beda budaya serta etika.
163
f. Manusia (people)
Manusia dengan segala kemampuan dan talenta yang dimiliki dapat
menjadi komoditas bisnis.
g. Properti (properties)
Hak kepemilikan atas barang berharga dapat dijadikan komoditas bisnis.
h. Peristiwa (events)
Suatu peristiwa juga dapat dijadikan komoditas bisnis (contoh Mbah
Marijan sebagai simbul kekuatan “roso” dengan peristiwa meletusnya
gunung merapi )
i. Barang berwujud (tangible goods)
Produk yang mempunyai nilai (value) sehingga konsumen mau menukar
uang yang mereka miliki dengan produk tersebut.
j. Jasa (service)
Berbagai jenis jasa (pengacara, dokter, notaris, transportasi) merupakan
bagian dari entitas bisnis.
D. DAFTAR PUSTAKA
Griffin dan Ebert. 1999. Business. Prentice Hall. New Jersey
Kotler, P. 2001. Principle of Marketing. Prentice Hall. New Jersey
Solihin, Ismail. 2014. Pengantar Bisnis. Erlangga. Jakarta
164
MATERI 15
TANGGUNG SOSIAL JAWAB PERUSAHAAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
dengan harapan mahasiswa mampu:
1. Memahami Jenis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
2. Memahami Dorongan Tanggung jawab Sosial Perusahaan
3. Memahami Dimensi Tanggung jawab Sosial Perusahaan
B. URAIAN MATERI
1.1 Jenis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Economic Legal
Resposibility Responsibility
Social
Responsibility
165
1. Tanggung jawab Ekonomi Perusahaan.
Perusahaan dibentuk dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan
(profit) optimal, karena perusahaan mempunyai tanggung jawab ekonomi
pada stakeholder. Penting bagi perusahaan untuk meoptimalkan laba karena
selain kepentingannya untuk stakeholder juga untuk laba ditahan guna
meningkatkan nilai (value) perusahaan. Dengan demikian, perusahaan
dalam aktivitasnya bertujuan menghasilkan laba yang optimal sebagai
bentuk tanggung jawab ekonomi pada:
a. Stakeholder, dalam bentuk pembagian deviden
b. Internal perusahaan, dalam bentuk laba ditahan untuk meningkatkan nilai
(value) perusahaan.
c. Manajemen perusahaan, sebagai dasar pengambilan keputusan
d. Kreditor, dalam bentuk angsuran pokok dan jasa/bunga kredit.
Kegagalan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya pada
kreditor dapat berpengaruh pada penurunan saham.
e. Karyawan, dalam bentuk intensif yang layak diberikan sebagai
kompensasi atas kinerjanya
f. Kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Perusahaan harus mampu
mempertahankan hidupnya untuk jangka waktu tidak terbatas.
166
“corporate social responsibility is a commitment to improve community well
being through discretionary business practise and contribution of corporate
resources” bahwa kegiatan tanggung jawan sosial perusahaan merupakan
komitmen perusahaan secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas bukan komunitas bisnis.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai
dengan keinginan pemilik perusahaan dan memiliki tanggung jawab
terhadap masyarakat luas. Artinya, selain perusahaan memaksimalkan laba
perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan juga harus menjaga
hubungan baik dengan masyarakat sebagai penyedia sumber daya (tenaga
kerja, keuangan, bahan baku, dll)
Selain terkait dengan tanggung jawab ekonomi dan menjaga hubungan
baik dengan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap masyarakat, diantaranya pada:
a. Pelanggan (customer).
Perusahaan memiliki tanggung jawab produksi dan penjualan kepada
pelanggan, antara lain:
o Menghasilkan produk yang menjamin keselamatan pelanggan.
o Menghindari berbagai praktik yang merugikan pelanggan, dengan
menyediakan produk dan jasa yang tidak sesuai dengan harapan
pelanggan
o Tidak melakukan aktivitas periklanan yang menyesatkan, dimana
produk yang diiklankan tidak sesuai dengan kualitas produk
sesungguhnya.
b. Karyawan.
Tanggung jawab perusahaan kepada karyawan meliputi memberikan rasa
aman kepada semua karyawan, mendapat perlakuan yang layak antar
karyawan, mendapatkan perlindungan terhadap segala macam pelecehan,
dan mempunyai kesempatan yang sama dalam suatu perusahaan.
167
c. Kreditor
Ketika perusahaan mengalami masalah keuangan dan belum bisa memenuhi
kewajibannya, maka perusahaan harus menginformasikan kepada kreditor
sebagai etiket baik atau bentuk tanggung jawab perusahaan
d. Pemegang saham.
Perusahaan memiliki tanggung jawab penuh untuk memberikan kepuasan
pemegang saham, dengan cara meningkatkan nilai perusahaan melalui laba
optimal yang dihasilkan
e. Lingkungan.
Tanggung jawab sosial pada lingkungan dengan mencegah polusi udara di
lingkungan sekitar dengan melakukan peninjauan kembali dalam proses
produksi, reduksi limbah supaya ramah lingkungan, penghijauan
kembaliuntuk produksi tambang. Semua hal yang tujuannya untuk
pelestarian lingkungan dan tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan.
f. Komunitas
Memberi sponsor kegitan masyarakat setempat di sekitar lingkungan
perusahaan (sunatan massal, acara 17 Agustus an)
Memberi beasiswa pada anak didik di sekitar perusahaan
Memberikan santunan bagi masyarakat yang kurang mampu
168
Peningkatan mutu produksi yang diadakan oleh terbentuknya rasa
percaya diri karyawan.
Kepercayaan konsumen yang meningkatkan dan merupakan dasar bagi
perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
b. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan
alam lingkunganya banyak dipengaruhui oleh proses produksi. Contoh:
Penebangan hutan sebagai bahan dasar industry perkayuan.
Perburuan kulit ular yang diperuntukan industry kerajinan kulit.
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak maupun racun
yang merusak alam sekitar.
c. Penghematan energi
Kesadaran bahwa sumber daya yang tidak dapat diperbaharui telah
mendorong dilaksanakanya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber
daya tersebut. Yang disebut dengan sumber energy alternative diantaranya
adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin, air serta laut.
d. Partisipasi pembamgunan bangsa
Kesadaran masyarakatt pebisnis akan suksesnya pembangunan sangat
diperlukan, karena dapat membantu pemerintah menangani masalah
pengangguran dengan cara merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar,
sebagai bentuk tanggung jawab social pada lingkungan masyarakat sekitar
perusahaan beroprasi.
169
Tahap 2
Perusahaan mengembangkan tanggung jawab mereka tidak sebatas
memaksimalkan laba tetapi mulai memberikan perhatian yang besar pada
sumber daya manusia dengan tujuan dapat merekrut, memotivasi,
mengembangkan hak-hak karyawan dan meningkatkan keamanan kerja
Tahap 3
Perusahaan mengembangkan tanggung jawab sosialnya pada pemangku
kepentingan (stakeholder) dan pemegang saham (stockholder) serta
karyawan (employees) dengan tujuan:
Penetapan harga
Menghasilkan produk dan jasa berkualitas
Menghasilkan produk yang ramah lingkungan
Menjaga hubungan baik dengan para pemasok
Tahap 4
Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat secara
keseluruhan, dengan asumsi bisnis bagian dari entitas publik sehingga
perusahaan perlu bertangggung jawab untuk melakukan kebajikan terhadap
publik, dengan tujuan meningkatkan keadilan sosial, memelihara
lingkungan hidup, mendukung kegiatan sosial juga budaya dll.
170
D. DAFTAR PUSTAKA
Coney, S, 1997. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif. Edisi Revisi alih
bahasa Drs Budijanto. Binarupa Aksara. Jakarta
Kotler. 2005. Marketing Management. Prentice Hall. New Jersey
Robbins, S., dan Coulter, M. 2003. Management. Prentice Hall. New Jersey
Solihin. 2014. Pengantar Bisnis. Erlangga. Jakarta
171
MATERI 16
MANAJEMEN PERUBAHAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Manajemen Perubahan, dengan
demikian diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Pengertian Manajemen Perubahan
2. Memahami Teori Manajemen Perubahan
3. Memahami Sifat Dasar Perubahan
B. URAIAN MATERI
1.1. Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha oleh para anggota organisasi dan sumber daya
organisasi lainnya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen menurut Marry Parker Follet mendefinisikan manajemen ini
sebagai seni mencapai sesuatu yang melalui orang lain (the art of getting things
done through the others). Dengan definisi tersebut, manajemen tidak bekerja
sendiri, tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Perubahan adalah membuat sesuatu menjadi berbeda, yang merupakan
pergeseran dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan dimasa
mendatang. Perubahan suatu organisasi yaitu mempelajari proses yang
direncanakan dan dimanajemen. Mengimplementasi rencana perubahan
organisasi harus dipikirkan sebagai suatu proses belajar dimana orang-orang
mengubah kebiasaan mereka.
Pengertian manajemen perubahan menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut:
Menurut Wibowo (2006), manajemen perubahan adalah suatu proses secara
sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang
diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena
dampak dari proses tersebut
Menurut Winardi (2008), manajemen perubahan adalah upaya yang
ditempuh manajer untuk memanajemen perubahan secara efektif, dimana
172
diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi, kepemimpinan,
kelompok, konflik, dan komunikasi
Manajemen perubahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena adanya perubahan dalam
organisasi. Organisasi dapat terjadi karena sebabsebab yang berasal dari
dalam maupun dari luar organisasi tersebut
Berikut adalah model dan teori perubahan, antara lain sebagai berikut:
1. Model Perubahan Lewin
Kurt Lewin (1951) mengembangan model perubahan terencana yang
disebut force-field model yang menekankan kekuatan penekanan. Model ini
dibagi dalam tiga tahap, yang menjelaskan cara-cara mengambil inisiatif,
mengelola dan menstabilkan proses perubahan, yaitu: unfreezing,
changing atau moving dan refreezing.
a. Pencairan (Unfreezing).
Pencairan merupakan usaha perubahan untuk mengatasi resistensi
individual dan kesesuaian kelompok. Proses pencairan merupakan adu
kekuatan antara faktor pendorong dan faktor penghalang bagi perubahan
status quo. Pencairan dimaksudkan agar seseorang tidak terbelenggu oleh
keinginan untuk mempertahankan status quo dan bersedia membuka diri.
b. Changing atau Moving.
Changing atau moving merupakan tahap pembelajaran di mana karyawan
diberi informasi baru, model perilaku baru, atau cara baru dalam melihat
sesuatu. Tujuannya adalah membantu karyawan dalam mempelajari
konsep atau titik pandang baru.
c. Pembekuan kembali (Refreezing).
Refreezing merupakan tahap dimana perubahan yang terjadi distabilisasi
dengan membantu karyawan mengintegrasikan perilaku dan sikap yang
telah berubah ke dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu. Hal
ini dilakukan dengan memberi karyawan kesempatan untuk
menunjukkan perilaku dan sikap baru.
173
2. Model Perubahan Tyagi
Tyagi (2001) beranggapan bahwa model Lewin tersebut belum
lengkap, karena tidak menyangkut beberapa masalah penting. Pendekatan
sistem dalam perubahan akan memberikan gambaran menyeluruh dalam
perubahan organisasi. Beberapa komponen sistem dalam proses perubahan
dimulai dengan:
o Adanya kekuasaan untuk melakukan perubahan
o Mengenal dan mendefinisikan masalah
o Proses penyelesaian masalah
o Mengimplimentasikan perubahan
o Mengukur, mengevaluasi, dan mengontrol hasilnya.
3. Model Perubahan Kreitner dan Kinicki.
Pendekatan sistem Kreitner dan Kinicki (2001) merupakan kerangka
kerja perubahan organisasional yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a) Inputs.
Merupakan masukan dan sebagai pendorong bagi terjadinya proses
perubahan. Semua perubahan organisasional harus konsisten dengan visi,
misi, dan rencana strategis yang mengandung unsur internal dan
eksternal yang keduanya memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan, yang sangat mempengaruhi jalannya proses perubahan.
b) Target element of change.
Sasaran perubahan diarahkan pada pengaturan organisasi, penetapan
tujuan, faktor sosial, metode, desain kerja dan teknologi, dan aspek
manusia.
c) Outputs.
Merupakan hasil akhir yang diinginkan perubahan, harus konsisten
dengan rencana strategik. Hasil perubahan dapat diukur pada beberapa
tujuan baik pada tingkat organisasional, tingkat kelompok maupun
tingkat individual.
174
4. Model Perubahan Burnes.
Burnes (2001) mengemukakan tiga macam model perubahan
organisasional yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi dan besaran
perubahan, yaitu:
a. The increamental model of change.
Perubahan merupakan suatu proses yang berlangsung secara bertahap.
Pada saat merespons suatu kondisi lingkungan internal dan eksternal,
maka pada saat itu pula terjadi perubahan.
b. The punchtuated equilibrium model.
Terjadi bila aktivitas organisasi menunjukkan stabilitas dalam jangka
panjang sehingga disebut periode equilibrium. Situasi tersebut kemudian
terpotong oleh gonjangan perubahan fundamental relatif jangka pendek,
yang disebut sebagai periode revolusioner.
c. The continuous transformation model.
Merupakan model perubahan yang bertujuan untuk menjaga organisasi
agar tetap survive dengan mengembangkan kemampuan untuk
mengubah dirinya secara berkelanjutan. Rasionalisasi model ini adalah
di mana lingkungan telah berubah dan akan terus berubah dengan cepat,
radikal dan tidak dapat diprediksi.
5. Model Perubahan Conner
a) Daya tahan (resilience)
b) Sifat perubahan (the nature of change)
c) Proses perubahan (process of change)
6. Model Perubahan Victor Tan.
Victor Tan (2002) mengemukakan bahwa untuk mencapai
keberhasilan dalam proses perubahan organisasi, pemimpin harus dapat
menenangkan pikiran dan hati orang. Victor Tan mengintroduksi empat
tahapan yang harus dilalui dalam proses perubahan, yaitu sebagai berikut.
a) Membuka pikiran
b) Menenangkan hati
c) Memungkinkan tindakan
d) Menghargai prestasi
175
7. Model Perubahan Bridges dan Mitchell.
Bridges dan Mitchell (dalam Wibowo, 2006) berpendapat, bahwa
perubahan memerlukan tahapan transisi reorientasi psikologis yang
berlangsung lambat, yaitu melalui tiga proses, sebagai berikut.
a. Saying goodbye.
Mengucapkan selamat tinggal pada cara lama dan bergeser ke arah self-
managed team.
b. Shifting into neutral.
Merupakan tahap yang sulit, penuh ketidakpastian dan kebingungan,
terutama pada saat merger dan akuisisi, dimana keputusan karier
kebijakan dan aturan main ditinggalkan, sedangkan dua kepemimpinan
mengerjakan masalah kekuasaan dan pengambilan keputusan.
c. Moving forward.
Merupakan tindakan bergeser ke depan dan berprilaku dengan cara baru.
Fase ini memerlukan orang yang memulai berperilaku baru, meletakkan
kompetensi dan nilai risiko.
8. Model Perubahan Kotter.
Untuk mengatasi kesalahan, proses perubahan dilakukan melalui
delapan tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Menumbuhkan rasa urgensi,
b. Menciptakan koalisi pengarahan,
c. Membangin visi dan strategi,
d. Mengkomunikasikan visi baru,
e. Melibatkan dan memberdayakan karyawan secara luas,
f. Membangkitkan kemenangan jangka pendek,
g. Konsolidasi dan menghasilkan perubahan, dan
h. Menancapkan pendekatan baru ke dalam budaya.
9. Model Perubahan Pasmore.
Perubahan menurut Pasmore (1994) berlangsung dalam delapan
tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Persiapan
b. Analisis kekuatan dan kelemahan
176
c. Mendesain sub-unit baru
d. Mendesain proyek
e. Mendesain sistem kerja
f. Mendesain sistem pendukung
g. Mendesain mekanisme integratif
h. Implimentasi perubahan
10. Model Accounting-Turnaround.
Model ini diperkenalkan oleh Harlan D. Platt (1998) yang sangat kental
dengan akuntansi dan hukum. Platt membedakan strategi perubahan ke
dalam tiga kelompok, yaitu: transformasi korporat, turnaround, dan
manajemen krisis. Ketiga strategi tersebut dijalankan menurut kondisi yang
berbeda-beda pada keadaan perusahaan yang sedang menurun.
177
merekatkan nilai-nilai sebuah organisasi, khususnya kepercayaan dan
komitmen.
4. Teori Contingency.
Teori ini dikembangkan oleh Tannenbaum dan Schmid pada tahun
1973 (dalam Kasali, 2006). Keberhasilan menerapkan manajemen
perubahan antara lain sangat ditentukan oleh gaya yang diadopsi oleh
manajemen. Teori ini berpendapat bahwa tingkat keberhasilan pengambilan
keputusan sangat ditentukan oleh sejumlah gaya yang dianut dalam
mengelola perubahan.
178
Memberdayakan seseorang untuk mau berubah, antara lain sebagai berikut:
1) Kesadaran (Awareness)
Review alasan dan menilai derajat dari orang yang mencoba berubah dan
sadar bahwa perubahan itu perlu.
2) Keinginan (Desire).
Mempertimbangkan faktor yang memotivasi, dan yang berkeyakinan dalam
faktor ini dan mengasosiasi akibat atau konsekuensinya.
3) Pengetahuan (Knowledge).
Pengetahuan perlu untuk mendukung perubahan, termasuk telah
digambarkan perubahan yang ingin dicapai, dengan melakukan pelatihan
kepada karyawan.
4) Kemampuan (Ability).
Mempertimbangkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki untuk
diberikan pelatihan karyawan.
5) Reinforcement.
Tahap satu sampai empat dilakukan secara berkelanjutan.
179
2) Obsesi.
Jika kekaguman akan sesuatu sudah memenuhi hati, maka rasa kagum itulah
yang akhirnya menimbulkan dorongan untuk melakukan perubahan dan
mulai meraih mimpi-mimpi yang pernah ada.
3) Cobaan hidup
Cobaan yang pernah dialami perlahan-lahan akan bisa mengubah diri.
1) Kebiasaan.
Kebiasaan merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan secara
berulang sepanjang hidup. Jika perubahan berpengaruh besar terhadap pola
kehidupan tadi maka muncul mekanisme diri, yaitu penolakan.
2) Rasa aman
Jika seseorang merasa aman dengan kondisi saat ini, maka akan berpotensi
menolak perubahan.
3) Faktor ekonomi
Menurunnya pendapatan juga akan menjadi alasan penolakan.
4) Takut akan sesuatu yang tidak diketahui.
Sebagian besar perubahan tidak mudah diprediksi hasilnya, oleh karena itu
muncul ketidak pastian dan keraguan.
5) Inersia Struktural
Artinya penolakan yang terstruktur. Organisasi yang lengkap dengan tujuan,
struktur, aturan main, uraian tugas, disiplin, dan lain sebagainya
menghasilkan stabilitas. Jika dilakukan perubahan akan mengganggu
stabilitas.
6) Fokus Perubahan Berdampak Luas
Perubahan dalam organisasi tidak terjadi pada satu bagian saja, karena
organisasi merupakan suatu sistem. Jika satu bagian diubah maka bagian
lain pun terpengaruh olehnya.
7) Inersia Kelompok Kerja
Ketika individu mau mengubah perilakunya, bukan berarti norma kelompok
mudah menerima perubahan itu juga.
180
8) Ancaman Terhadap Keahlian
Perubahan dalam pola organisasional bisa mengancam keahlian kelompok
kerja tertentu. Misalnya, sistem online Grabcar mengancam transportasi
angkot.
9) Ancaman Terhadap Hubungan Kekuasaan Yang Telah Mapan.
Mengintroduksi sistem pengambilan keputusan partisipatif seringkali bisa
dipandang sebagai ancaman kewenangan para penyelia dan manajer tingkat
menengah.
10) Ancaman Terhadap Alokasi Sumberdaya
Kelompok yang mengendalikan sumber daya dengan jumlah relatif besar
sering melihat perubahan organisasi sebagai ancaman bagi mereka.
181
1. LATIHAN dan SOAL
1. Manajemen perubahan tidak selalu sejalan dengan kepentingan anggotanya.
Jelaskan mengapa demikian, berikan alasannya!
2. Rasa aman menjadi salah satu alasan menolak perubahan. Berikan contoh
kongrit atas pendapat anda dengan pernyataan tersebut!
3. Analisislah peranan manajemen perubahan terhadap perkembangan
perusahaan?
4. Analisislah menurut persepsi anda dengan istilah” If you don’t changes you
will die”
5. Salah satu faktor pendorong seseorang melakukan perubahan adalah trauma
yang pernah dialaminya. Deskripsikan pendapat anda dengan bahasa
sendiri!
2. DAFTAR PUSTAKA
182
MATERI 17
MANAJEMEN OPERASI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Manajemen Operasi, dengan
demikian diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Pengertian Manajemen Operasi
2. Memahami Kualitas Produk
3. Memahami Manajemen Rantai Pasokan
B. URAIAN MATERI
1.2. Pengertian Manajemen Operasi
Menurut Solihin (2014) manajemen operasi merupakan perkembangan
lanjutan dari pendekatan operasional. Sedangkan pendekatan operasional
merupakan salah satu pendekatan dalam sejarah perkembangan ilmu
manajemen. Berawal dalam industri manufaktur dan berkaitan dengan kegiatan
manajemen perusahaan yang berorientasi padan kegiatan produksi. Kreitner
(2007) menyatakan bahwa pendekatan operasional bertujuan meningkatkan
efisiensi produksi, meminimalkan pemborosan dan meningkatkan mutu.
Frederick W. Tailor merupakan tokoh peletak dasar pendekatan
operasional yang dinamakan scientific management karena Tailor menerapkan
kaidah ilmiah dalam manajemen produksi untuk menggantikan praktik
tradisional yang berdasarkan kebiasaan. Penerapan kaidal ilmiah dilakukan
melalui observasi sistematik terhadap pelaksanaan kerja yang efektif dan
efisien guna memperoleh produktifitas yang tinggi. Pemikiran Tailor ini mulai
bergerak untuk empat bidang kajian: standarisasi, studi waktu dan tugas,
seleksi sistematika dan pelatihan dan pembayaran intensif.
Pendapat Heizer dan Render, 2011 (dalam Solihin 2014) manajemen
operasi (operations management) merupakan serangkaian kegiatan yang
menghasilkan nilai (value) dalam produksi barang dan jasa melalui perubahan
input menjadi output. Hal ini dapat dilihat melalui aktivitas perusahaan untuk
mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Namun untuk perusahaan jasa hal
ini tidak seberapa kentara karena jasa hanya dapat dirasakan atas layanan yang
diberikan. Berdasarkan alasan tersebut maka aktivitas produksi untuk
183
menghasilkan barang dan jasa menggunakan istilah manajemen operasi bukan
manajemen produksi
Manfaat Penjualan:
- Meningkatkan Respon
- Harga tinggi
- Meningkatkan Reputasi
Pengurangan Biaya:
- Peningkatan produktivitas
- Ketentuan biaya yang
rendah
184
Karakter produk berkualitas, antara lain:
Memiliki cita rasa yang tinggi
Memilki fitur produk yang lebih menarik (desain, bentuk, warna, dsb)
Lebih awet dalam pemakaian normal (bertahan untuk jangka waktu
lama)
Memiliki relevansi yang tinggi
2. Pendekatan berbasis manufaktur
Pendekatan kualitas dirumuskan melalui sejauh mana produk
dihasilkan dalam proses produksi sesuai dengan spesifikasi standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Dengan kata lain, produk berkualitas adalah
produk yang sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan perusahaan.
Selain kualitas produk dapat ditinjau dari pendekatan basis pengguna
dan basis manufaktur, ada dua dimensi kualitas yang harus diperhatikan
perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa (Kotler, 1999). Dua dimensi
kualitas ini mencakup performance quality dan conformace quality. Kedua
dimensi ini mengarah pada kepuasan pelanggan.
1. Performance quality
Menunjukkan seberapa baik produk menjalankan fungsinya. Contoh,
produk internet MyRepublic melalui operator menghasilkan sinyal yang
kuat dan tidak sering mengalami gangguan
2. Conformace quality
Menunjukkan sejauh mana produk dapat menjalankan fungsinya secara
konsisten dari waktu ke waktu dalam kurun waktu yang lama.
Maka dari itu, perusahaan yang ingin mempertahankan kemampuannya
bersaing di pasar, harus memiliki sasaran kualitas yang jelas dan secara
periodik terus melakukan perbaikan kualitas secara berkesinambungan untuk
memenuhi harapan konsumen yang senantiasa berubah sesuai perubahan itu
sendiri. Perubahan pada konsumen dapat disebabkan oleh:
a. Interaksi konsumen dengan berbagai produk utama
b. Interaksi konsumen dengan berbagai produk substitusi
Sasaran kualitas dapat juga tertuang dalam visi dan misi perusahaan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pernyataan sasaran
185
kuliatas, harapannya dapat dilakukan tindakan koreksi dan evaluasi apabila
terjadi penyimpangan terhadap sasaran kualitas yang telah ditetapkan. Pada
penerapannya sasaran kualitas tidak hanya dimiliki perusahaan besar tetapi
perusahaan menengah dan kecilpun perlu menetapkan sasaran kualitas agar
memperoleh manfaat yang besar apabila mereka juga melakukan perbaikan
berkesinambungan karena standar kualitas lama dianggap sudah tidak relevan.
186
keseluruhan. Dengan demikian dapat dikatakan rantai pasokan yang
terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai
pasokan tersebut.
Manajemen rantai pasokan banyak memberi manfaat pada perusahaan,
antara lain:
1. Meningkatkan daya saing
2. Produk berkualitas
3. Meminimalkan biaya
4. Meningkatkan kecepatan arus distribusi
5. Meningkatkan segala hasil dari seluruh manajemen rantai pasokan
Selain memberikan manfaat seperti yang tersebut di atas, manajemen
rantai pasokan juga memiliki tujuan utama yaitu:
1. Pengiriman/pendistribusian produk tepat waktu, untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen
2. Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi
3. Mampu mengalirkan produk dalam suatu manajemen rantai pasokan
187
4. DAFTAR PUSTAKA
188
MATERI 18
MANAJEMEN MUTU
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Manajemen Mutu, dengan
demikian diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Manajemen Mutu Terpadu
2. Memahami Syarat Manajemen Mutu Terpadu
3. Memahami Metode Just In Time
4. Memahami ISO 9000
B. URAIAN MATERI
1.1.Manajemen Mutu Terpadu
Pengerrtian mutu atau kualitas tentu tergantung kalimat dimana istilah
mutu itu digunakan. Mutu menurut Gasperz, 1997 adalah karakteer suatu
produk atau jasa yang menunjang kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
yang telah dispesifikasikan untuk memuaskan pelanggan sesuai dengan
persyaratan serta kebutuhan pelanggan.
Menurut Goetsch dan Dawis, 1994 (dalam Siswanto, 2005) mutu
(quality) merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhu harapan. Definisi
inididasarkan ataselemen sebagai berikut:
a. Mutu meliputi usaha untuk memenuhi harapan pelanggan
b. Mutu meliputi produk, jasa, proses, manusia dan lingkungan
c. Mutu merupakan kondisi yang dinamis, artinya selalu berubah sesuai
perkembangan dimasa yang akan datang.
Sedang Garvin, 1994 (dalam Siswanto, 2005) membagi pendekatan
terhadap mutu ke dalam lima tahapan, yaitu: inspeksi, pengendalian mutu
secara statis, jaminan mutu, manajemen mutu strategis, dan obsesi mutu
menyeluruh. Berdasarkan definisi mutu di atas, manajemen mutu terpadu
(MMT) didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk mengoptimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
189
Manajemen mutu terpadu tentulah membawa dampak positif yang luar
biasa jika dapat diterpkan dengan baik. Perbaikan yang dilakukan suatu
organisasi secara berkelanjutan tidak saja memberikan profit yang besar bagi
perusahaan tetapi lebih pada kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
tersebut sehingga kelangsungan perusahaan dapat dipertahankan dan
dikembangkan. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan agar manajemen mutu
terpadu dapat terwujud, antara lain:
a. Perhatian pada pelanggan internal maupun ekternal
b. Memiliki obsesiyang tinggi terhadap mutu
c. Menggunakan pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah
d. Memiliki komitmen jangka panjang
e. Memiliki kerjasama tim
f. Memperbaiki proses secara berkesinambungan
g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
h. Memberikan kebebasan yang terkendali
i. Memiliki kesatuan tujuan
j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Seiring dengan perkembangan jumlah dan kompleksitas perusahaan,
mutu menjadi sangat penting atas produk dan jasa yang dihasilkan. Hal ini
tidaklah mudah, sehingga mendorong rekayasa mutu dan penggunaan metode
statistika dalam pengendalian mutu. Dan, agar manajemen mutu terpadu dapat
berjalan secara global, diperlukan reformasi budaya dan sistem nilai organisasi.
Ada empat prinsip utama dalam manajemen mutu terpadu, yaitu:
a. Kepuasan Pelanggan
Perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan baik
pelanggan internal maupun ekternal, dalam berbagai aspek: harga,
keamanan dan ketepatan waktu. Mutu yang dihasilkan sama dengan nilai
yang diberikan pada pelanggan, sehingga semakin tinggi nilai yang
diberikan semakin besar kepuasan pelanggan.
b. Menaruh rasa hormat kepada setiap orang
190
Sadar bahwa setiap individu mempunyai kreatifitas, karyawan sebagai
sumber daya yang tidak ternilai, sehingga tiap anggota organisasi harus
dipeerlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam tiap pengambilan keputusan.
c. Manajemen berdasarkan fakta
Tiap pengambilan keputusan hendaknya didasarkan pada fakta. Ada dua
konsep penting:
1) Prioritas, suatu konsep berbaikan perlu skala prioritas mana yang lebih
penting karena keterbatasan sumber daya sehingga seluruh aspek tidak
mungkin dilakuka secara bersamaan
2) Variasi kinerja manusia, manajemen dapat memperediksi hasil hasil
tiap keputusan dan tindakan yang akan dilakukan berikutnya.
d. Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan perlu dilakukan perusahaan atas perencanaan,
pelaksanaan, dan tindakan perbaikan pada hasil yang diperoleh.
191
3. Komite pengarah organisasi
Fungsi komite menentukan manajemen mutu terkendali sekaligus
mengendalikan pelaksanaannya. Komite yang menetapkan visi dan misi
organisasi, menetapkan tujuan dan memantau perkembangan organisasi.
Penting keterlibatan manajemen agar satu arah, satu komando dan satu
tujuan.
4. Perencanaan dan publikasi
Perencanaan dan publikasi menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a. Pernyataan visi, berisi tentang tujuan jangka panjang perusahaan
b. Misi dan tujuan umum perusahaan yang disesuaikan dengan visi
c. Rencana implementasi manajemen mutu terpadu mengarah pada visi,
misi dan tujuan
d. Program pemberian reward atas prestasi yang dicapai
e. Pendekatan publitsitas dengan tujuan informasi apa saja yang terkait
keputusan manajemen dapat diketahui seluruh karyawan.
5. Infrastruktur yang penyebarluasan dan perbaikan berkesinambungan
Infrastruktur pendukung dalam hal ini meliputi: visi, misi, tujuan, program
pengakuan, pemberian reward atas kinerja, komunikasi.
192
3. Mengeliminasi pemborosan, yaitu meminimalisir pemborosan waktu, haban
baku, juga pemborisan dalam proses serta menghindari produksi barang
rusak/cacat
4. Mengutamakan kualitas produk, yaitu mengutamakan kualitas akan
mempertahankan dan memberikan kepuasan pelanggan.
5. Perhatian pada pelanggan, bahwanya perusahaan harus memperhatikan
hal-hal yang membuat pelanggan bisa loyal pada perusahaan
6. Pemeliharaan jangka panjang, bahwa penting bagi perusahaan untuk terus
melakukan usaha guna kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka
panjang.
Sedang menurut Tjiptono dan Diana (1995) prinsip dasar metode just
in time adalah dengan meningkatkan kemampuan perusahaan secara terus
menerus melakukan perbaikan sesuai perubahan yang dilakukan. Terdapat
empat aspek dalam konsep just in time, yaitu:
a. Menghilangkan sumber daya yang tidak memeberikan nilai tambah
terhadap produk dan jasa
b. Berkomitmen pada kualitas unggul
c. Mendorong perbaikan berkinambungan demi meningkatkan efisiensi
d. Meningkatkan aktivitas yang memberikan nilai tambah perusahaan
Metode just in time tidak sekedar metode untuk mengendalikan
persediaan karena produksi berdasarkan permintaan , tetapi lebih merupakan
sistem produksi yang berkaitan dengan seluruh fungsi dan aktifitas, maka dari
itu just in time memberikan manfaat pada perusahaan antara lain:
a. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, karena tidak
ada kegiatan penyimpanan dan pengadministrasian persediaan
b. Tidak perlu tempat (gudang) untuk menyimpan persediaan
c. Mengurangi waktu dan biaya set up dan penundaan waktu produksi
d. Meminimalisir produksi barang rusak dan cacat
e. Hubungan baik dengan pemasok lebih terjaga
f. Tata letak (lay out) pabrik yang lebih baik
g. Integrasi dan komunikasi antar fungsi (pembelian, produksi, pemasaraan,
dsb) lebih baik
193
h. Pengendalian mutu dalam proses lebih terkendali
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulakn bahwa sasaran
implementasi just in time pada intinya terdiri atas persediaan, waktu siklus,
perbaikan berkesinambungan dan penghapusan pemborosan, dan dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Persediaan
Yang paling mendasar persediaan dalam perusahaan manufaktur terdiri atas:
persediaan bahan baku, yaitu persediaan bahan dasar atas barang
produksi yang belum dilakukan tindakan atas bahan tersebut, misal
tembakau sebagai bahan baku rokok
persediaan barang dalam proses, yaitu persediaan bahan yang sudah
dilakukan tindakan atas bahan baku tersebut tetapi belum sempurna,
masih perlu tindakan lebih lanjut, misal tepung, benang, dsb.
persediaan barang jadi, yaitu persediaan barang yang sudah siap dijual,
misal rokok, kain, roti.
Pembelian dan persediaan bahan baku dipengaruhi atas interaksi pembeli
dan pemasok.
b. Waktu siklus
Yaitu waktu antara bahan baku dikirim ke pabrik untuk diproses dengan
barang jadi dikirim dari pabrik ke gudang atau pelanggan.
c. Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan yaitu menjadikan sesuatu lebih baik dari sebelumnya. Dengan
perbaikan berkesinambungan, jika terjadi masalah produksi akan segera
diketahui.
d. Penghapusan pemborosan
Pembororan yang disebabkan oleh: produksi berlebih, persediaan yang tidak
perlu, produksi barang rusak/cacat dapat dihapuskan atau ditiadakan.
194
Kelebihan metode just in time
a. Pada akhir periode perhitungan fisik persediaan lebih sederhana.
b. Perhitungan fisik tidak perlu dilakukan bila tingkat barang dalam proses
sedikit
c. Biaya bahan baku dan biaya konversi langsung dibebankan pada barang
jadi
d. Masalah kemacetan dalam produksi dapat diminimalkan
Kelemahan metode just in time
a. Perusahaan perlu memelihara pemasok agar loyal pada perusahaan
b. Perlu dilakukan kontrak jangka panjang dengan pemasok agar
menyediakan bahan baku dengan kualitas yang sama
c. Persediaan barang dalam proses berkurang karena teknologi yang baru
1.4 ISO 9000
Menurut Suratno, 1994 standar manajemen mutu (quality management)
dan Jaminan Mutu Pedoman Seleksi dan Penggunaan ini lahir sebagai ICO
9000 oleh International Organiztion for Standardization pada tahun 1987. Isi
pedoman ISO mencakup lima standar muttu internasional, yaitu:
1. ISO 9000 merupakan peta jariangan yang memberikan definisi dasar konsep
serta meenjelaskan bagaimana perusahaan memilih dan menggunakan
standar yang lain dalam seri tersebut
2. ISO 9001 merupakan standar yang paling komprehensif dan digunakan
menjamin mutupada tahap desain, pengembangan, produksi, instalasi dan
pelayanan jasa. ISO 9001 umumnya di implementasikan untuk perusahaan
manufaktur yang mendesain dan memproduksi sendiri
3. ISO 9002 digunakan untuk memenuhi persyaratan produksi dan instalasi
yang memerlukan jaminan
4. ISO 9003 merupakan standar yang kurang rinci, karena hanya dibutuhkan
untuk menjamin pemeriksaan dan uji akhir. Biasanya digunakan untuk
pengujian, pusat kalibrasi dan distributor peralatan yang melakukan
pemeriksaan dan pengujian produk yang dipasok.
195
5. ISO 9004 digunakan mencakup elemen pokok yang mempengaruhi sistem
jaminan mutu termasuk tanggung jawab manajemen, pemasaran,
pengadaan, langkah pengendalian, pemanfaatan sumber daya manusia,
faktor keamanan dan penggunaan metode statistika.
Tujuan utama ISO 9000:
a. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan mutu produk atau jasa
yang dihasilkan sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi
kebutuhan pembeli.
b. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa
mutu yang dimaksud telah dicapai dan dapat dipertahankan
c. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa mutu
yang dimaksud telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual
d. Organisasi harus memberikan jaminan mutu dalam hal kontraktual dengan
pihak luar. (Tujuan dari standar ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003) yang
merupakan standar untuk digunakan mencatat mutu pemasok. Sifat dari
ketiga ISO adalah saling melengkapi dan pemilihannya tergantung pada
cakupan dan komleksitas operasi perusahaan dan skala usahanya.
Dengan demikian, proses yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
tujuan ISO 9000 tentu akan memberikan manfaat meningkatkan mutu dan
keseragaman pekerjaan secara kebersamaan akan meningkatkan produktifitas
dan selanjutnya meningkatkan daya saing perusahaan.
Proses sertifikasi ISO 9000 meliputi penyusunan program mutu yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yaitu:
a. Tanggung jawab manajemen
b. Dokumentasi sistem mutu
c. Peninjauan ulang kontrak
d. Pengendalian desain
e. Pembelian
f. Pengendalian proses
g. Inspeksi dan pengujian
h. Kalibrasi
i. Audit internal
196
j. Penanganan produk yang rusak
k. Tindakan perbaikan
Pada pembahasan ini tidak membahas secara detail ISO 14000 dan ISO
22000 karena keduanya memang penjaminan mutu lebih ditekankan untuk
standar pengelolaan lingkungan dan pengolahan makanan, sedang ISO 9000
lebih pada penjaminan standar mutu manajemen. Pada dasarnya ISO 14000
merupakan desain dan implementasi kerangka kerja dari pengelolaan
lingkungan untuk meminimumkan dampak atas operasional terhadap
lingkungan.
ISO 22000 merupakan standar sistem manajemen keamanan pangan
global untuk seluruh rantai pasokan makanan dari mulai petani dan prosedur
ke pengolah dan pengepak, hingga transportasi dan penjualan
197
D. DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz Vincent. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
198
MATERI 19
MANAJEMEN SEKOLAH
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Manajemen Sekolah, dengan
demikian diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Konsep Dasar Manajemen Sekolah
2. Memahami Tujuan Manajemen Sekolah
3. Memahami Strategi Manajemen Sekolah
B. URAIAN MATERI
1.1.Konsep Dasar Manajemen Sekolah
Manajemen sekolah merupakan bentuk upaya pemberdayaan sekolah
dan lingkungannya untuk mewujudkan sekolah yang mandiri dan efektif
melalui optimalisasi peran dan fungsi sekolah sesuai dengan visi dan misi yang
telah ditetapkan. Manajemen yang mengarah pada peningkatan kualitas
pembelajaran dengan mendayagunakan semua sumber daya yang dimiliki
sekolah (Didik, P. 2001)
Manajemen sekolah juga didefinisikan sebagai penataan sistem
pendidikan yang memberikan kewenangan penuh kepada Kepala Sekolah
untuk memanfaatkan seluruh sumber daya dan fasilitas belajar yang
dimilikiuntuk menyelenggarakan pendidikan. Juga dapat diartikan bahwa
manajemen sekolah sebagai pengelolaan sumber daya yang dilakukan secara
mandiri oleh sekolah dengan keterlibatan semua komponen yang dimilki dalam
pengambilan keputusan guna mencapai tujuan sekolah yaitu, meningkatkan
mutu sekolah.
Menurut Sudarwan (2008) manajemen sekolah adalah suatu proses
komunitas sekolah dengan cara menerapkan kaidah-kaidah otonom,
akuntabilitas, partisipasi, dan sustainabilitas untuk mencapai tujuan pendidikan
dan pembelajaran secara berkualitas. Manajemen peningkatan mutu sekolah
pada dasarnya merupakan kelanjutan dan implementasi dari manajemen
sekolah.
199
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen sekolah yang baik ditunjukkan dengan kemandirian, keadilan,
keterbukaan, kemitraan, partisipasi, efisiensi dan akuntabilitas. Unsur penting
yang terkandung dalam definisi manajemen sekolah, yaitu:
a. Pengelolaan
b. Sumber daya sekolah (manusia, dana, sarana dan prasarana)
c. Strategi pembelajaran
d. Implementasi budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif
e. Peran serta masyarakat
f. Pencapaian tujuan peningkatan mutu sekolah
200
untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif, sehingga secara
rinci tujuan sekolah dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengelola dan memperdayakan sumber daya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan kependidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan
pemerintah tentang mutu sekolah.
d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidkan
yang akan dicapai
Dari beberapa tujuan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen
sekolah adalah memberdayakan sumber daya sekolah: kepalasekolah, guru,
karyawan, siswa, orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya. Dimana
pemberdayaan ini melalui pemberian kewenangan, flesibelitas dan pemberian
tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
sekolah yang bersangkutan.
201
Manajemen sekolah membutuhkan keterlibatan berbagai pihak secara
optimal, seperti sekolah swasta, partisipasi staf, orang tua, peserta didik, dan
komite sekolah, secara bersama-sama mengelola sekolah, dengan harapan
partisipasi tersebut dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah.
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas dalam pencapaian
tujuan sekolah. Adanya kontrol masyarakat dan monitoring pemerintah,
pengelolaan sekolah menjadi lebih akuntabel, transparan, demokratis, serta
menghapuskan monopoli dalam pendidikan.
Untuk mencapai tujuan dari manajemen sekolah seperti yang tersebut
di atas tentu butuh strategi. Efektivitas sekolah dalam membuat keputusan
dalam kerangka manajemen sekolah untuk sebagian besar akan ditentukan oleh
pemahaman mereka tentang mekanisme kerja pembuatan keputusan itu
dilakukan. Implementasi manajemen sekolah akan berhasil melalui strategi-
strategi berikut ini:
a. Sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal yaitu dimilikinya
kekuasaan dan kewenangan, pengembangan pengetahuan yang
berkesinambungan, akses informasi ke segala bagian dan pemberian
penghargaan kepada setiap orang yang berhasil.
b. Adanya peran serta masyarakat secara aktif dalam hal pembiayaan, proses
pengambilan keputusan terhadap kurikulum dan instruksional serta non
instruksional.
c. Adanya kepemimpinan kepala sekolah yang mampu menggerakkan dan
mendayagunakan setiap sumber daya sekolah secara efektif.
d. Adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan
dewan sekolah yang aktif.
e. Semua pihak harus memahami peran dan tanggung jawabnya secara
sungguh-sungguh.
f. Adanya guidelines dari departemen terkait sehingga mampu mendorong
proses pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Guidelines jangan
sampai berupa peraturan-peraturan yang mengekang dan membelenggu
sekolah.
202
g. Sekolah harus memiliki trasparansi dan akuntabilitas yang minimal
diwujudkan dalam laporan pertanggungjawaban setiap tahunnya.
h. Penerapan manajemen sekolah harus diarahkan untuk pencapaian kinerja
sekolah dan lebih khusus lagi adalah peningkatan pencapaian belajar siswa.
i. Implementasi diawali dengan sosialisasi dari konsep-konsep Manajemen
Sekolah, identifikasi peran masing-masing, mengadakan pelatihan-
pelatihan terhadap peran barunya, implementasi proses pembelajaran,
evaluasi atas pelaksanaan di lapangan dan dilakukan perbaikan-perbaikan.
a. Membuat kurikulum yang pro kepada siswa
b. Menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan
c. Meningkatkan mutu para pendidik
d. Dukungan tenaga kependidikan kepada sekolah
e. Keaktifan peserta didik
f. Peran aktif orang tua peserta didik
g. Sarna prasarana pendukung yang memadai
h. Pengawasan masyarakat sekitar
i. Dukungan fungsional
j. Peran pemerintah
C. DAFTAR PUSTAKA
203
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS)
1
PERTE
KEMAMPUAN AKHIR YANG BAHAN KAJIAN (MATERI PENGALAMAN BELAJAR BOBOT
MUAN METODE PEMBELAJARAN KRITERIA PENILAIAN
DIHARAPKAN AJAR) MAHASISWA NILAI
KE-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mampu memahami tentang Hakikat Manajemen - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 5%
hakikat manajemen bahwasanya - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
manajemen sebagai ilmu dan seni - cara menyikapi
masalah
2 Mampu memahami konsep Lingkungan Organisasi - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 5%
mengelola organisasi dan faktor- - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
faktor yang mempengaruhi - cara menyikapi
lingkungan organisasi masalah
3 Mampu memahami dan Perkembangan Manajemen - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 5%
mendeskripsikan tentang - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
perkembangan manajemen - cara menyikapi
masalah
4 Mampu memahami dan Perencanaan Strategis - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
mendeskripsikan tujuan dan - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
fungsi perencanaan strategis - cara menyikapi
masalah
6 Mampu mendeskripsikan langkah- Pengambilan Keputusan - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
langkah kongrit dalam - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
pengambilan keputusan - cara menyikapi
masalah
7 Mampu memahami tentang Perubahan Organisasi - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 5%
perubahan organisasi faktor-faktor - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
penyebab perubahan organisasi - cara menyikapi
masalah
2
PERTE
KEMAMPUAN AKHIR YANG BAHAN KAJIAN (MATERI PENGALAMAN BELAJAR BOBOT
MUAN METODE PEMBELAJARAN KRITERIA PENILAIAN
DIHARAPKAN AJAR) MAHASISWA NILAI
KE-
8 Mampu memahami konsep dasar Motivasi dan Komunikasi - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
motivasi dan proses komunikasi - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
yang efektif - cara menyikapi
masalah
9 Mampu memahami penyebab , Manajemen Konflik - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
proses terjadinya konflik dan - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
mengelola konflik sehingga - cara menyikapi
berdampak posifif masalah
UTS
10 Mampu memahami tentang Teknik Mengelola Konflik - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
teknik dan keahlian dalam - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
mengelola konflik - cara menyikapi
masalah
13 Mampu memahami dan Kreatif dan Inovatif - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 5%
mendeskripsikan pentingnya Berwirausaha - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
kreatif dan inovatif - cara menyikapi
berwirausaha masalah
3
PERTE
KEMAMPUAN AKHIR YANG BAHAN KAJIAN (MATERI PENGALAMAN BELAJAR BOBOT
MUAN METODE PEMBELAJARAN KRITERIA PENILAIAN
DIHARAPKAN AJAR) MAHASISWA NILAI
KE-
14 Mampu memahami dan Etika Bisnis dalam - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 5%
mendeskripsikan etika Perusahaan - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
berorganisasi agar terjalin - cara menyikapi
hubungan yang baik antar masalah
entitas bisnis
15 Mampu memahami dan Tanggungjawab Sosial - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
mendeskripsikan tanggung perusahaan - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
jawab sosial perusahaan pada - cara menyikapi
masyarakat masalah
16 Mampu memahami dan Manajemen Perusahaan - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
mendeskripsikan manajemen - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
perubahan dalam perusahaan - cara menyikapi
masalah
17 Mampu memahami tentang Manajemen Operasi - ceramah, presentasi presentasi, latihan - kehadiran 6%
manajemen operasi terutama - diskusi (tanya jawab) - keaktifan di kelas
untuk perusahaan manufaktur - cara menyikapi
masalah
UAS
4
Referensi: