PEMBAHASAN
Zidovudine Farmakodinamik 250 - 300 mg setiap 12 Perlu dilakukan pasien yang Dalam suhu kamar
jam Pemantauan efek mengalami reaksi
Zidovudin merupakan samping supresi hipersensitivitas
antiretroviral Dosis 250 mg dapat sumsum tulang (anemi seperti reaksi
golongan Nucleoside Reverse diberikan tanpa makrositik atau anafilaktik,
Transcriptase Inhibitor (NRTI) mengurangi efektifivatas netropeni) angioedema
atau analog nukleosida sintetik. AZT dengan dan sindrom Stevens-
Dalam sel yang terinfeksi virus, kemungkinan timbulnya ES lain: asidosis laktat Johnson
bentuk metabolit efek samping yang lebih dengan steatosis
aktif zidovudine triphosphate rendah hepatitis (jarang);
menghambat enzim reverse intoleransi
transcriptase untuk memutus Dosis 250 mg sementara gastrointestinal; sakit
rantai DNA. Kurangnya tidak tersedia di kepala; sukar tidur;
kelompok 3'-OH dalam analog Indonesia miopati; pigmentasi
nukleosida mencegah kulit dan kuku
terbentuknya ikatan fosfodiester
5’ ke 3’ yang secara esensial
berfungsi untuk perpanjangan
rantai DNA sehingga
menghentikan sintesis DNA
dan replikasi virus
Farmakokinetik
ES lain Pankreatitis
Lamivudine Farmakodinamik 150 mg; diberikan tiap Toksisitas rendah adanya Dalam suhu kamar.
(3TC) 12 jam atau 300 mg hipersensitivitas Jika ODHA telah
(Hiviral®) Lamivudin (2’-deoksi-3’- setiap 24 jam Efek samping asidosis terhadap lamivudin mendapatkan
tiasitidin, 3TC) adalah analog laktat dengan steatosis atau komponen- Lamivudin untuk
nukleosid sitosin yang bekerja hepatitis (jarang) komponen yang tujuan pengobatan
sebagai inhibitor enzim reverse terdapat dalam Hepatitis B
transcriptase aktif formulasinya. sebelumnya, maka
terhadap human Pemberian lamivudin Lamivudine tidak
immunodeficiency virus tipe juga harus dapat digunakan
(HIV-1) dan virus hepatitis B diperhatikan pada karena telah terjadi
(HBV), baik secara in pasien-pasien dengan resisten.
vitro maupun in vivo. gangguan ginjal dan
Lamivudin difosforilasi secara pada anak-anak Duviral®
intrasel menjadi metabolit karena penyesuaian merupakan FDC dari
lamivudin trifosfat (L-TP) yang dosis dapat AZT+3TC
bekerja sebagai kompetitor diperlukan.
deoksisitidin trifosfat dalam
berikatan dengan enzim reverse
transcriptase. Tidak adanya
grup 3’-OH pada analog
nukleosida ini menghambat
terbentuknya rangkaian
fosfodiester 5’ ke 3’ yang
penting dalam elongasi rantai
DNA, mengakibatkan terminasi
rantai DNA virus.
Farmakokinetik
Abacavir 300 mg; diberikan tiap Abacavir mempunyai Hipersensitif terhdap Dalam suhu kamar
(ABC) 12 jam ATAU 600 mg efek samping abacavir, pasien yang Hanya digunakan
(Ziagen®) setiap 24 jam hipersensitivitas positif HLA- untuk formula anak
dengan insiden sekitar B*57:01, gangguan
5 – 8 % (dapat fatal). fungsi hati,
menyusui.
Demam, ruam,
kelelahan, mual,
muntah, tidak nafsu
makan
Gangguan pernafasan
(sakit tenggorokan,
batuk) asidosis laktat
dengan steatosis
hepatitis (jarang)
Penggunaan Abacavir
harus dihentikan jika
terjadi reaksi alergi dan
TIDAK boleh
digunakan lagi ( re-
start)
Penggunaan Abacavir
dapat menyebabkan
cardiomiopati, terjadi
terutama jika viral load
> 100,000 copies/ml
Atripla® -
merupakan FDC dari
TDF+FTC+EFV
Tenofovir Farmakodinamik 300 mg; diberikan single Insufisiensi fungsi Pasien yang Dalam suhu kamar
(TDF) dose setiap 24 jam ginjal, sindrom mengalami reaksi
(Viread®) Tenofovir akan diaktivasi Fanconi, sehingga perlu hipersensitivitas Truvada® -
dengan bifosforilasi. Tenofovir (Catatan: interaksi obat dilakukan pemeriksaan merupakan FDC dari
merupakan penghambat reverse dengan ddI, tidak lagi fungsi ginjal sebagai TDF+FTC
transcriptase yang sangat dipadukan dengan ddI) data awal (baseline
poten. Setelah diaktivasi, data) Atripla® -
tenofovir akan menginhibisi merupakan FDC dari
polimerase virus, menyebabkan Astenia, sakit kepala, TDF+FTC+EFV
terminasi rantai DNA dan diare, mual, muntah,
hambatan dalam sintesis virus. perut kembung;
Penurunan bone
Farmakokinetik mineral density;
Osteomalasia.
Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
Nevirapine Farmakodinamik 200 mg setiap 24 jam Efek samping pada gangguan hepar yang Dalam suhu kamar
(Neviral®) selama 14 hari, nevirapine adalah dose sedang atau berat
Nevirapine akan kemudian 200 mg setiap dependent, sehingga dengan kategori
menghambat reverse 12 jam untuk 2 minggu Child-Pugh B atau C.
transcriptase yang berada pertama dilakukan
pada HIV dengan cara eskalasi dosis
berikatan langsung. Ikatan ini 200mg/dosis tunggal
akan menyebabkan gangguan dan 200 mg /12 jam
situs katalitik enzim, sehingga pada hari ke 15 dan
menghambat aktivitas seterusnya
polimerase DNA-
dependent dan RNA-dependent. Jika Nevirapine
Nevirapine dapat digunakan digunakan untuk
bersamaan dengan obat mengganti ( substitusi)
golongan nucleoside reverse Efavirense maka
transcriptase inhibitor dan nevirapine langsung
menunjukkan efek sinergi. diberikan dengan dosis
penuh tanpa escalating
dosis
Efek samping
nevirapine lainnya yang
perlu diperhatikan
adalah hepatotoksik.
Nevirapine dihentikan
jika terjadi kenaikan
SGPT > 5 kali dari
baseline
Nevirapine dihentikan
jika terjadi steven –
Johnson sindrom dan
tidak boleh di ulang
kembali.
Pemberian Nevirapine
pada wanita dengan
CD4 > 250 dan pria
dengan CD4 > 400
perlu dilakukan
Pemantauan ketat
terhadap timbulnya
reaksi alergi
Nevirapine TIDAK
boleh digunakan untuk
Post Exposure
Prophylaxis ( PEP)
Nevirapine dapat
dipertimbangkan untuk
digunakan bersama
dengan Rifampisin jika
Efaviren merupakan
kontraindikasi.
Efavirenz TIDAK
direkomendasikan
untuk digunakan guna
keperluan substitusi
jika telah terjadi Steven
Johnson syndrom
Efavirenz Farmakodinamik 600 mg; diberikan single Gejala SSP: pusing, pasien yang Dalam suhu kamar
(Stocrine®) dose 24 jam (malam) mengantuk, sukar tidur, diketahui memiliki
(Efavir®) Efavirenz bekerja dengan hari bingung, halusinasi, hipersensitivitas Atripla® -
(Sustiva®) berikatan pada kantung agitasi, seperti susah terhadap efavirenz merupakan FDC dari
ikatan non-nucleoside reverse- konsentrasi, insomnia, atau komponen dari TDF+FTC+EFV
transcriptase vivid dream, depresi, sediaan obat
inhibitors (NNRTI) yang skizofrenia. efavirenz
terdapat pada reverse
transcriptase (RT) Peningkatan kadar
virus HIV tipe 1. transaminase.
Karena reverse
transcriptase adalah enzim Hiperlipidemi.
yang digunakan pada replikasi Ginekomasti. Ruam
genom retrovirus, ikatan kulit. Potensi teratogen
dengan efavirenz akan
mengganggu aktivitas katalitik Merupakan obat pilihan
dan menginhibisi aktivitas RT utama pada ko-infeksi
dan replikasi virus. TB/HIV
Mempunyai profile
efek samping yang
sama dengan
Nevirapine dengan
insiden yang lebih
rendah
Pemantauan efek
samping pada
gangguan mental
Dilaporkan
menyebabkan false
positif pada skrining
cannabis dan
benzodiazepine.
Lopinavir/ Farmakodinamik Tablet heat stable Efek samping pasien yang Dalam suhu kamar
ritonavir lopinavir 200 mg + metabolic seperti diketahui memiliki
(LPV/ r) Lopinavir memiliki ikatan ritonavir 50 mg: hiperglikemia hipersensitivitas
(Aluvia®) hidroksietilen dalam (diabetes), terhadap lopinavir,
molekulnya, yang menjadikan 400 mg/100 mg setiap 12 hipercholestrolemi, ritonavir, atau
obat ini suatu substrat yang jam lipoakumulasi perlu komponen dari
tidak dapat dihidrolisis oleh dimonitor pada sediaan obat
protease HIV-1. Protease Untuk pasien dalam penggunaan jangka lopinavir.
sendiri merupakan enzim yang terapi TB yang panjang
digunakan pada proses mengandung Rifampisin
pembentukan protein inti pada digunakan LPV 800 mg Intoleransi
virus, yang merupakan proses + RTV 200 mg dua kali gastrointestinal, mual,
penting dalam produksi partikel sehari, dengan muntah, peningkatan
virus yang infeksius. pemantauan ketat enzim transaminase
keadaan klinis & fungsi
hati Kontra indikasi relatif
untuk digunakan
bersama dengan
Rifampisin karena
adanya interkasi obat
yang menyebabkan
kadar LPV/r hilang
hingga 90%
3.2.4. Pemberian Terapi
1. Terapi Non Farmakolgi
a. Edukasi diet untuk peningkatan Berat badan :
1. Meningkatkan Frekuensi Makan. Makan dengan frekuensi yang banyak (4-3
kali) dalam porsi kecil lebih efektif menambah berat badan dibandingkan
makan 2-3 kali walaupun dalam porsi banyak.
2. Perhatikan gizi yang terkandung didalam makanan. Makanan yang ideal
seharusnya memenuhi semua kebutuhan karbohidrat, lemak dan protein.
3. Mengkonsumsi shakes atau smoothies.
4. Jangan minum terlalu banyak sebelum makan. Minum banyak sebelum
makan dapat membuat perut terasa penuh dan mudah merasa kenyang.
5. Makan cemilan
6. Olahraga yang teratur karena olahraga dapat membangkatkan nafsu makan
b. Edukasi mengenai aktifitas seksual
1. Membawa pasangan untuk ikut serta memeriksa status HIV agar dapat
memulai terapi ART.
2. Jika pasangan negatif HIV, maka perlu menggunakan pre exposure
prophylaxis dan post exposure prophylaxis sebelum dan sesudah melakukan
hubugan seksual.
3. Penderita HIV sebaiknya rutin meminum obat ART agar tidak mudah
menularkan virus HIV.
4. Kurangi partner aktifitas seksual untuk mengurangi risiko penularan.
5. Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
2. Terapi Farmakologi
Pemberian obat ART sebagai berikut :
Sangat umum: hipofosfatemia, pusing, diare, muntah, mual, ruam kulit, astenia
Umum: peningkatan transaminase, sakit kepala, nyeri dada, distensi pada bagian
abdomen, perut kembung
Infeksi saluran nafas bagian atas, mual, muntah, diare, nyeri perut, batuk, sakit
kepala, insomnia, malaise, nyeri muskuloskelatal, gejala nasal, neuropati
peripheral, pankreatitis (jarang, bila terjadi hentikan pengobatan), neutropenia
dan anemia (dalam kombinasi dengan zidovudin), trombositopenia, peningkatan
enzim hati dan amilase serum.