Oleh:
Ahmad Qusairy
NIM:16706251004
LINGUISTIK TERAPAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Wacana sebagai fenomena kebahasaan merupakan hal yang selalu menarik
untuk dikaji karena tidak hanya berkaitan dengan unsur kebahasaan saja namun
wacana juga berhubungan dengan ideologi. Ideologi dalam sebuah wacana adalah
hal yang tidak secara jelas terpaparkan, seperti sebuah identitas sosial atau cultural
yang terkandung. Ideologi ini sangat erat dengan identitas sosial dan aspek kultural
yang membuat kita dapat menarik berbagai asumsi. Wacana muncul oleh karena
manusia memiliki bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis.
Wacana adalah fenomena yang bersifat dinamis, artinya akan selalu berkembang
seiring berkembangnya pengetahuan manusia yang diekspresikan dengan bahasa.
Karena, bahasa adalah wacana itu sendiri, sementara bahasa bersifat dinamis; ada
perkembangan seiring bergeraknya zaman.
Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan
berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yaitu berbicara
dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Pembahasan wacana berkaitan erat
dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif, yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan
berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Wacana sebagai wujud tindak komunikasi tidak lepas dari suatu pernyataan
yang dipikirkan oleh penyampai pesan (penutur). Suatu teks lisan maupun lisan
selain mengandung wacana juga terdapat muatan ideologi, yakni pemahaman tentang
suatu gagasan dari penutur. Oleh sebab itu, suatu teks dapat dianalisis muatan
ideologinya dengan mengkajinya secara sitematis dan ilmiah.
Suatu ideologi yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur terkadang
tidak serta merta diterima. Van Dijk (2004) mengatakan bisa saja ideologi yang
disampaikan merupakan kebohongan atas suatu kebenaran atau upaya pendjajahan
atas kebenzaran. Lebih dalam lagi terkati dengan ideologi wacana menurut Van Dijk
bahwa ideologi suatu wacana lahir dari suatu kekuasaan dan keyakinan yang
seharunya dapat dibuktikan kebenaranya. Selanjutnya kebenaran tersebut harus dapat
diungkap dan akhirnya dapat diyakini oleh orang lain.
Dapat dicontohkan pada suatu buku, novel, maupun cerpen. Ideologi yang
berusaha disampaikan oleh penulis melalui bahasa yang ada bisa saja ditolak oleh
pembaca bahkan khalayak umum, walau demikian terkadang ideologinya masih akan
diterima oleh beberapa pemabaca karena sudut pandang yang dimiliki mungkin sama
dengan penulis.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa isu yang diangkat oleh
pendekatan analisis wacana untuk mempelajari ideologi. Karena orang memperoleh,
mengekspresikan dan mereproduksi ideologi mereka sebagian besar melalui teks
atau percakapan. Focus dalam makalah ini adalah hubungan wacana dan ideologi
dan implementasi ideologi dalam wacana. Oleh karena itu dalam makalah ini juga
akan membahas konsep dasar wacana dan ideologi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimankah konsep dasar wacana?
2. Bagaimanakah konsep dasar ideologi
3. Bagaimana hubungan wacana dan ideologi?
4. Bagaimana implementasi ideologi dalam wacana?
C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep dasar wacana.
2. Menjelaskan konsep dasara ideologi.
3. Menjelaskan hubungan wacana dan ideologi.
4. Menjelaskan implementasi dalam wacana.
BAB II
PPEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Wacana bagi ideologi merupakan alat yang digunakan oleh kelompok
dominan untuk mempengaruhi dan mengkomunikasikan kepada khalayak kekuasaan
yang mereka miliki sehingga absah dan benar. Dengan kata lain, bahasa adalah aspek
sentral dari penggambaran subjek, dan lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya.
Wacana dan ideologi saling mempengaruhi satu sama lain. Ideologi merupakan suatu
pemahaman, konsep, atau asas yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu teks.
Wacana dianggap sebagai pra ideologi, jadi sebelum memiliki ideologi seseorang
terlebih dahulu harus memahami muatan wacana dengan baik dan maksimal.
Dari beberapa penjelasan di atas, hubungan antara wacana dengan ideologi
sangat erat. Bagaimana seseorang menyampaikan sebuah wacana adalah
penggambaran dirinya secara tidak langsung yang dimaksudkan agar para pendengar
maupun pembaca dapat membenarkan apa yang disampaikannya sehingga ideologi
yang disampaikannya dapat diterima atau bahkan diikuti.
Daftar Pustaka
Harmoni, K. (2004). Pengaruh Ideologi Terhadap Wacana Berita Dalam Media
Massa. Mediator, Vol.5. No. 1 2004.
Kridalaksana, Harimurti. (2011). Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Mills, Sara. 2004. Discourse. London: Routledge.
Setiardja, Gunawan. 1993. Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi
Pancasila. Yogyakarta: Kanisius.
Sarbini. (2005). Islam di tepian Revolusi: Ideologi, Pemikiran dan Gerakan.
Yogyakarta: Pilar Media, 2005.
Suharyo, Surono, Mujid F. Amin (2014). “Bahasa dan ideologi: mengungkap
ideologi dan kekuasaan simbolik di balik penggunaan bahasa (kajian teks
media melalui analisis wacana kritis)” HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014)
ISSN 1412-9418
Van Dijk, T. (1998). Ideology: A Multidisciplinary Approach, London: Sage.
___________ (2006) Ideology and discourse analysis, Journal of Political Ideologies,
11:2, 115-140, DOI: 10.1080/13569310600687908
Philips, Lourse & Jorgensen, Naranne (2002). Discource Analysis as Theory and
Method. London: Sage Publications
Johnstone, Barbara. (2008). Discourse Analysis Second Edition. USA: Blackwell
Publishing.