Perubahan ∆y=f(x
y ( o+∆x)–f(x
) ( o)).
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan
Turunan (derivatif) y=f(x) terhadap x=xo
didefinisikan sebagai:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan
Turunan y=f(x) terhadap x dapat ditulis dengan
simbol:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan
Contoh:
Berapakah turunan y pada x=3?
Jawab:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan
Arti derivatif dalam geometri
Q(x o + Δx , y o + Δy )
α β
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan
Contoh: Tentukan persamaan garis singgung
pada y=x2 di titik (2, 4).
Jawab:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Aljabar
Rumus‐rumus differensiasi (Buktikan)
1. , dengan
g c adalah sembarang
g konstanta
2.
3.
4.
5.
6.
7. ,
8. ,
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Aljabar
Rumus‐rumus differensiasi (Buktikan)
,
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Aljabar
Contoh: Tentukan
1.
Cara 1:
Cara 1:
→ →
Cara 2:
→
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Aljabar
2. y = u2 + 3 dan u = 2x + 1
Cara 1:
y = (2x + 1)2 + 3 = 4x2 + 4x + 4
Cara 2:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Aljabar
3.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Aljabar
Turunan tingkat tinggi
y = f(x)
Turunan tingkat satu = turunan order satu =
derivatif p
pertama ke x =
Turunan tingkat
g n ke x =
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Aljabar
Contoh:
Tentukan
Jawab:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Implisit
y = f(x) disebut fungsi eksplisit.
f(x,y) = 0 disebut fungsi implisit.
Contoh: 4x2 + 9y2 – 36 = 0
Jawab:
→
→
→ →
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Implisit
Pada titik →
Pada titik →
→ →
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Implisit
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Trigonometri
Rumus‐rumus differensiasi (Buktikan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Siklometri
(Invers Trigonometrik)
Contoh:
x = sin y → fungsi trigonometri → domain
definisi: y = bilangan
y g riil.
y = arc sin x → fungsi siklometri → domain
definisi: – 1 ≤ x ≤ 1
definisi: 1≤x≤1
Akhi Kuliah
Akhir K li h 3 2011
3 2011
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Siklometri
(Invers Trigonometrik)
Rumus‐rumus differensiasi (Buktikan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Siklometri
(Invers Trigonometrik)
Contoh:
Misal:
Misal:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Eksponensial dan
Logaritmik
Rumus‐rumus differensiasi (Buktikan)
1. ,
2.
3.
4.
5.
6.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Hiperbolik
Definisi fungsi‐fungsi hiperbolik.
Untuk u adalah bilangan riil
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Hiperbolik
Hubungan fungsi‐fungsi hiperbolik (Buktikan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Hiperbolik
Turunan fungsi‐fungsi hiperbolik (Buktikan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Hiperbolik
Contoh: y = tanh32x
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Invers Hiperbolik
Fungsi‐fungsi invers hiperbolik (Buktikan)
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Invers Hiperbolik
Turunan fungsi‐fungsi invers hiperbolik
(Buktikan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Fungsi Invers Hiperbolik
Contoh:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Parsial
Definisi limit suatu fungsi yang mempunyai 2
variabel bebas:
j untuk setiap
jika p є > 0 terdapat
p sebuah
bilangan positif δ sehingga apabila
maka
Misal: z = f(x,y)
Jawab:
b
→
→
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Parsial
Kedua persamaan digabung dengan cara
eliminasi dan substitusi, didapat:
→
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Parsial
Kedua persamaan digabung dengan cara
eliminasi dan substitusi, didapat:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Parsial
Turunan parsial tingkat tinggi
∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
= f xxx (x, y ) = ⎜ ⎟
∂ 2z ∂ ⎛ ∂z ⎞ ∂x 3 ∂x ⎜⎝ ∂x 2 ⎟⎠
= f xx (x , y ) = ⎜ ⎟
∂x 2
∂x ⎝ ∂x ⎠
∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
= f yxx (x , y ) = ⎜⎜ 2 ⎟⎟
∂z ∂y∂x 2 ∂y ⎝ ∂x ⎠
= f x (x , y )
∂x
∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
= f xyx (x , y ) = ⎜ ⎟
∂ 2z ∂ ⎛ ∂z ⎞ ∂x∂y∂x ∂x ⎜⎝ ∂y∂x ⎟⎠
= f yx (x , y ) = ⎜ ⎟
∂y∂x ∂y ⎝ ∂x ⎠ ∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
= f yyx (x , y ) = ⎜⎜ ⎟
∂y 2 ∂x ∂y ⎝ ∂y∂x ⎟⎠
z = f (x , y )
∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
= f xxy (x , y ) = ⎜ ⎟
∂ 2z ∂ ⎛ ∂z ⎞ ∂x 2 ∂y ∂x ⎜⎝ ∂x∂y ⎟⎠
= f xyy (x , y ) = ⎜ ⎟
∂x∂y ∂x ⎜⎝ ∂y ⎟⎠
∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
= f yxy (x , y ) = ⎜⎜ ⎟
∂z ∂y∂x∂y ∂y ⎝ ∂x∂y ⎟⎠
= f y (x , y )
∂y
∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
= f xyy (x , y ) = ⎜ ⎟
∂ 2z ∂ ⎛ ∂z ⎞ ∂x∂y 2 ∂x ⎜⎝ ∂y 2 ⎟⎠
= f yy (x , y ) = ⎜⎜ ⎟⎟
∂y 2
∂y ⎝ ∂y ⎠ ∂ 3z ∂ ⎛ ∂ 2z ⎞
Budhijanto, TK UGM, 2009 = f yyy (x, y ) = ⎜⎜ 2 ⎟⎟
∂y 3 ∂y ⎝ ∂y ⎠
Turunan Parsial
Urutan differensiasi tidak menyebabkan hasil
yang berbeda.
Contoh:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Parsial
2.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
Misal: y = f(x)
Diferensial dari x adalah dx
Diferensial dari y adalah
Misal: z = f(x y)
Misal: z = f(x,y)
Diferensial parsial z terhadap x didefinisikan
sebagai:
sebagai:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
Diferensial total dz didefinisikan sebagai:
Contoh: z = xy
h
Δy xΔy ΔxΔy
y xy
y yΔx
y
x Δx
Jadi terlihat bahwa beda dz dengan ∆z adalah
∆z adalah
∆x∆y atau dxdy. Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
ATURAN RANTAI
Jika z = f(x,y) kontinu
dan jika x dan y merupakan fungsi t yang dapat
,y
dideferensialkan, yaitu x = g(t), y = h(t),
g( ), y ( ),
maka z adalah fungsi t dan turunan total z ke t
dinyatakan oleh:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
Secara umum:
Jika w = f(x,y,z,…) kontinu dengan turunan
parsial yang kontinu, dan jika x, y, z, ...
merupakan fungsi variabel t yang dapat
diferensialkan, turunan w ke t dinyatakan oleh:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
Jika z = f(x,y) kontinu
dan jika x = g(r,s), y = h(r,s) kontinu,
maka z adalah fungsi r dan s dengan:
dan
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
Jika w = f(x,y,z,…) kontinu
dll
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
Contoh Soal:
1.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
2. z = x2 + 3xy + 5y2; x = sin t; y = cos t
Budhijanto, TK UGM, 2009
Turunan Total
3. z = f(x,y) = x2 + 2xy + 4y2; y = eax
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Penentuan Nilai Maksimum dan Minimum
f(x) naik di x = x0, jika untuk h positif dan cukup
kecil, f(x0 – h) < f(x0) < f(x0 + h)
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Jika f’(x0) > 0, maka f(x) fungsi naik di x = x0
Bukti:
makak f(x
f( 0 – h) –
h) f(x
f( 0) < 0 →
)
f(x0 – h) < f(x0)
maka f(x0 + h) – f(x0) > 0 →
f(x0 + h) > f(x
+ h) > f(x0)
Jadi: f(x0 – h) < f(x0) < f(x0 + h) → fungsi naik.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Jika f’(x
Jik f’( 0) < 0, maka
)<0 k f(x) fungsi
f( ) f i turun
t di x = x0
Jika f’(x0) = 0, maka f(x) stasioner di x = x0
Jadi: 0 ≤ f’(x
( 0)) ≤ 0 atau f’(x
( 0)) = 0
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Contoh soal:
1. y = x4 + 2x3 – 3x2 – 4x + 4.
Hitung nilai ymax dan ymin.
Jawab:
y’ = 4x3 + 6x2 – 6x – 4 = 2(x – 1)(x + 2)(2x + 1)
y’ = 0 → x = 1 atau
’ x = – 2 atau x = – 0,5
− − − − + + + + −−−− ++++
Tanda y’ −2 1 1
−
2
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Nilai minimum:
x = –2 →
y = (–2)4 + 2(–2)3 – 3(–2)2 – 4(–2) + 4 = 0
x = 1 → y = (1)4 + 2(1)
x = 1 → y = (1) + 2(1)3 – 3(1)2 – 4(1) + 4 = 0
4(1) + 4 = 0
Nilai maksimum:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
2. y = x3 – 8.
Hitung nilai ymax dan ymin.
Jawab:
= 3x2 → y
yy’ = 3x → y’ = 0 → x = 0
=0→x=0
Tanda y’ ++++ ++++
0
Tidak ada perubahan tanda
→ y tidak punya harga max atau min.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
3.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
4.
Hitung nilai ymax dan ymin.
Jawab:
→ Pada x = 0, y didefinisikan, y’ tidak
didefinisikan
→ y punya harga kritis pada x = 0.
−−−− ++++
Tanda y’
0
Nilai minimum:
x = 0 → y = 2
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Arah Belokan
Suatu busur kurva y = f(x) disebut cekung ke
atas, jika di setiap titiknya, busur terletak di
atas tangen titik‐titik itu
→ nilai f’(x) terus bertambah dengan
bertambahnya y x; ;
dengan kata lain f”(x) > 0
y
A Busur AB
C
x
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Suatu busur kurva y = f(x) disebut cekung ke
bawah, jika di setiap titiknya, busur terletak di
bawah tangen titik‐titik itu
→ nilai f’(x) terus berkurang dengan
bertambahnya x;
dengan
g kata lain f”(x) < 0
( )
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Titik Balik (Infleksi)
→ titik dimana kurva berubah dari cekung ke
atas menjadi cekung ke bawah, atau
sebaliknya.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Pada y = f(x), x = x0 adalah titik balik
jika f”(x0) = 0 atau tidak didefinisikan, dan
jika f”(x) berubah tanda jika x bertambah
setelah x = x0 ((f”’(x
( 0)) ≠ 0 jika
j f”’(x
( 0)) ada).
)
Contoh soal:
1. y = 3x4 – 10x3 – 12x2 + 12x
1 y = 3x + 12x – 7.
7
Selidikilah nilai‐nilai kritis fungsi ini dan titik
infleksinya.
infleksinya
Jawab:
y‘ = 12x3 – 30x2 – 24x + 12 = 0
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
x1 = 3,0485 → y1 = –106,147
x2 = –0,9092 → y2 = –18,2643
x3 = 0,3608 → y3 = –4,65136
y" = 36x2 – 60x
y = 36x 60x – 24 = 0
24 = 0
x5 = 2 → y5 = –63
Tanda y” + + + + + + − − − − − − + + + + + +
x 1 x 2 x
2
− 3 1
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
(x , y )
3 3
(x , y )
4 4
(x , y )
2 2 (x , y )
5 5
(x , y )
1 1
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
2. y = x(12 – 2x)2
Selidikilah nilai‐nilai kritis fungsi ini.
Jawab:
= (12 – 2x)2 – 4x(12
yy‘ = (12 4x(12 – 2x) = 12(x
2x) = 12(x – 6)(x
6)(x – 2)
y” = 12[(x – 2) + (x – 6)] = 24(x – 4)
y‘ = 0 → x
‘ 1 = 6 → y”(6) = 48 > 0 → y(6) = 0 →
”( ) ( )
nilai minimum
→ x2 = 2 → y”(2) = –48 < 0 → y(2) = 128
→ nilai maksimum
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
3. Biaya total untuk memproduksi x buah radio
setiap hari adalah $(0,25x2 + 35x + 25) dan
harga jual setiap radio adalah $(50 –
$ 0,5x).
a. Berapakah x supaya diperoleh keuntungan
maksimum?
b. Tunjukkan
j bahwa p
pada keuntungan
g
maksimum, biaya untuk memproduksi sebuah
radio minimum.
Jawab:
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
a. Keuntungan =
→ minimum
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Akhir Kuliah 5 2011
4. Biaya bahan bakar sebuah lokomotif
sebanding dengan kuadrat kecepatannya.
Untuk kecepatan 40 km/jam, biaya bahan
bakar = $25/jam. Biaya lain‐lain = $100/jam
dan tidak tergantung pada kecepatan.
Hitung kecepatan yang memberikan biaya per
km minimum.
Jawab:
Misal: v kecepatan; C biaya total per km
Misal: v = kecepatan; C = biaya total per km
Biaya bahan bakar per jam = B = kv2
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Data: v = 40 km/jam → B = $25/jam
/ $ /
→ minimum Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Optimasi dengan Banyak Peubah
Misal: y = f(x1,x2,x3,…,xn)
y maksimum atau minimum terjadi bila:
; ; ; ... ;
Contohh Soal:l
Akan dibuat kotak tanpa tutup yang volumnya
32 m3. Supaya luas bahan yang diperlukan
minimum, berapakah panjang (x), lebar (y),
dan tinggi (z) kotak itu?
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Jawab:
Luas = L = xy + 2xz + 2yz
→ disebut objective function (fungsi yang akan
p ,
dioptimumkan, dalam hal ini diminimumkan))
Volum = xyz = 32
→ disebut constraint (restrictive condition,
→ disebut constraint (restrictive condition
kendala) →
Jadi:
d
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
→ x = 4; y = 4; z = 2
L minimum = 48 m2.
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Optimasi dengan Cara Lagrange
Objective function: y = f(x1,x2,x3,…,xn)
Constraints (k buah persamaan):
g1(x1,xx2,xx3,…,xxn) = 0
)=0
g2(x1,x2,x3,…,xn) = 0
:
gk(x1,x2,x3,…,xn) = 0
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Pada cara di atas:
Sejumlah k variabel dinyatakan dalam variabel‐
variabel lain memakai k buah persamaan
constraints
→ disubstitusikan ke objective function
→ didapat: y = F(x1,xx2,xx3,…,xxn – k)
→ didapat: y = F(x )
→ menjadi problem optimasi dengan (n – k)
buah variabel
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Pada cara Lagrange:
Keadaan optimum tercapai jika (n persamaan):
Contoh Soal:
Soal di atas diselesaikan dengan cara Lagrange.
Jawab:
b
Objective function: L = xy + 2xz + 2yz (1)
Constraint: g(x,y,z) = xyz – 32 = 0 (2)
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
(3)
(4)
( )
(5)
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Kemungkinan I:
x – y = 0 → x = y
Persamaan (5):
→ x = 0 (tidak mungkin)
Persamaan (4):
Budhijanto, TK UGM, 2009
Penggunaan Turunan
Persamaan (2):
→ x = 4; y = 4; z = 2
Persamaan (1):
L minimum = 48 m2.
Kemungkinan
k II:
Persamaan (4):
→ z = 0 (tidak mungkin)
Budhijanto, TK UGM, 2009