Anda di halaman 1dari 2

Kader Mujahid: Kader Pembela Bangsa dan Penrgak Agama

Jiwa ulul albab : orang yang mengedepankan akalnya untuk

“Inilah kami wahai Indonesia, Satu barisan dan satu cita, Pembela bangsa penegak agama, Tangan
terkepal dan maju ke muka.... (penggalan Mars PMII)”
Kejayaan sebuah negara bergantung kepada pemimpin dan peran generasi mudanya. Sebuah
negara dikatakan sebagai negara yang makmur apabila keadaan negara tersebut bebas dari penjajahan.
Penjajahan yang dimaksud disini bukan hanya penjajahan oleh negara lain melainkan juga penjajahan
dalam bidang ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya.
Indonesia sudah lama merdeka. Teringat pada zaman dahulu, seorang pemuda yang notabene
adalah santri ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Atas berkat Tuhan-lah
kemerdekaan bisa kita dapatkan, tinggal sekarang langkah kita bersama untuk terus merawat
kemerdekaan. Jika bangsa ingin maju dan berkembang, bangsa tersebut harus memiliki aset perubahan
yaitu pemuda. Tidak akan bisa negara maju dan berkembang apabila pemuda dari bangsa itu sendiri
tidak memiliki etika, moral dan akhlak yang mulia tetapi justru mengedepankan kemungkaran menuju
kerusakan.
Pemuda saat ini memiliki posisi yang cukup strategis dalam melakukan sebuah pergerakan
untuk melakukan perubahan-perubahan yang bersifat membangun. Dari segi pendidikan, sudah
selayaknya generasi muda Indonesia menempuh pendidikan dengan cukup bahkan sampai ke perguruan
tinggi. Karena generasi mudalah yang akan meneruskan cita-cita kemerdekaan dalam membangun
bangsa.
Dari sinilah, pemuda dituntut untuk menjadi pembela bangsa. Mengapa demikian? Pembela
disini adalah sosok yang selalu melakukan apapun demi bangsa, seorang pembela otomatis akan
berjuang demi meraih cita-cita bangsa sesuai dengan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Selain itu, pemuda dalam mengembangkan IPTEKnya perlu dilandasi dengan pondasi nilai spiritual,
sebab dengan agama ilmu akan lebih barakah. Ini yang nantinya pemuda akan menjadi penegak agama
di bangsa ini.
Di level perguruan tinggi, pemuda yang berstatus sebagai mahasiswa yang harus siap terjun ke
masyarakat, harus memiliki jiwa intelektual, spiritual dan sosial yang memadai. Untuk mendapatkan
itu, mahasiswa harus aktif mencari sendiri di luar dunia kampus. Organisasi extra menjadi salah satu
alternatif yang tepat. Dalam mengembangkan diri, mahasiswa harus memilih organisasi extra yang
tepat. Dan organisasi yang didalamnya nilai-nilai pengkaderannya lengkap yakni Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). PMII adalah organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusunnah
Wal Jama’ah dengan mensinergikan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, keintelektualan dan
progesivitas sebagai suatu proses dalam mewujudkan kader ulil albab.
Dalam proses pengkaderan di PMII, untuk anggota baru harus mengikuti MAPABA (masa
penerimaan anggota baru), lalu untuk memantapkan ideologi dan loyalitas serta militansi terhadap
organisasi, maka proses pengkaderan selanjutnya disebut PKD (Pelatihan Kader Dasar). PKD ini
mencetak kader mujahid yang berjiwa ulul albab, seperti halnya tema yang di terapkan oleh PR. PMII
DR. SOETOMO. Kader mujahid adalah kader PMII yang menjunjung tinggi konstitusi di PMII, serta
memiliki tekad dan kesungguhan hati beserta tingkah laku dalam melaksanakan nilai-nilai keislaman,
keindonesiaan, keintelektualan dan progesivitas.
Kader mujahid yang dicetak PMII disini, hari ini harus lebih sigap dalam menganalis atau
menanggapi sebuah masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Dengan paradigma kritis
transformatifnya yang ditunjang dengan ansos, kader akan melahirkan gagasan-gasasan baru sebagai
solusi atas masalah yang ada agar cita-cita bangsa tercapai, akan tetapi tetap berada di dalam koridor
Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Untuk mengembangkan gagasan guna mencari solusi dan tercapainya sebuah cita-cita, baik
cita-cita organisasi (tujuan PMII) dan cita-cita bangsa, kader harus melakukan eksploitasi aktivitas diri
guna melahirkan sebuah gerakan yang bersifat konstruktif (membangun). Muncullah istilah prostitusi
gagasan. Menurut KBBI, Prostitusi adalah eksploitasi aktivitas seksual dan pertunjuka
Ulul albab secara umum didefinisikan sebagai seseorang yang selalu haus akan ilmu
pengetahuan (olah pikir) dan ia pun tak pula mengayun dzikir. Dengan sangat jelas citra ulul albab
disarikan dalam motto PMII dzikir, pikir dan amal sholeh. Dalam Al Qur’an secara lengkap kader ulul
albab digambarkan sebagai berikut :1. Al-Baqarah (2): 179“ dan apa yang kamu kerjakan berupa
kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa dan
bertaqwalah kepada-Ku wahai Ulul Albab.”
Dalam al-Quran, kata Ulul Albab diterjemahkan dengan orang yang berakal. Kaitannya
penggunaan kata ini dengan makna bahasa, orang yang berakal disebut ulul albab, karena mereka adalah
orang yang menggunakan akalnya dan akal adalah yang menjadi pengikat bagi manusia agar dia tidak
melakukan tindakan yang melanggar aturan atau tindakan memalukan.
Hakekat ulul albab adalah orang yang menggunakan akalnya untuk mengenal siapakah Allah,
bagaimana keagungan-Nya, bagaimana kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, dengan melihat ayat-ayat
Allah. Baik ayat kauniyah (ciptaan-Nya) maupun ayat Syar’iyah (hukum Allah). Sehingga dia akan
semakin tunduk dan taat kepada Allah.
Sementara orang yang menggunakan logikanya untuk mengakali syariat, yang justru membuat
dia semakin jauh dari aturan, semakin liberal, mereka bukan ulul albab. Karena ada yang cacat pada
logikanya.

Anda mungkin juga menyukai