Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

GAMBARAN SEHAT JIWA PADA TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-12 BULAN
DI POSYANDU TERATAI 5 RT 02 RW 10 WILAYAH KECAMATAN BEKASI BARAT
KELURAHAN BINTARA JAYA TAHUN 2016

OVERVIEW HEALTHY LIFE ON STAGE CHILDHOOD DEVELOPMENT DISTRICT


AREA 0-12 MONTHS IN POSYANDU TERATAI 5 BEKASI BARAT BINTARA JAYA
2016

Hasyyati Rufaedah1, Ns Slametiningsih, M.Kep., Sp. Kep. J2

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

E-mail: hasyyati.rufaedah18@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan
produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua
segi kehidupan manusia. Pertumbuhan dapat dilihat secara fisik, seperti ukuran lingkar kepala,
berat badan, panjang badan, lingkar lengan dan lain-lain (Pratiwi, 2013). Perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skil) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari proses pematangan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui Gambaran Sehat Jiwa pada tahap Perkembangan anak usia 0-12 bulan di Posyandu
Teratai 5. Desain penelitian ini merupakan desain observasional deskriptif dengan menggunakan
lembar KPSP sebagai instrumen, dan instrumen yang dibuat oleh peneliti tentang kuesioner
Perkembangan emosional, spiritual dan moral sudah di uji validitas dan relibilitas dengan nilai
dengan nilai r tabel 0,374 < alpha 0.455 untuk perkembangan emosional dan dengan nilai nilai r
tabel 0,374 < alpha 0.450, pengambilan sample menggunakan metode total sampling dengan
sample sebanyak 29 bayi di Posyandu Teratai 5 Bintara yang sudah memenuhi kriteria, analisa data
dengan analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran sehat jiwa pada tahap
perkembangan anak usia 0-12 bulan ada 26 bayi (89,7%).

Kata Kunci: Sehat jiwa, KPSP, pertumbuhan, perkembangan, bayi usia 0-12 bulan.

ABSTRACT

Mental health is a mental condition that allows prosperous harmonious and productive life as an
integral part of quality of life, taking into account all aspects of human life. Growth can be seen
physically, such as head circumference size, weight, body length, arm circumference and others
(Pratiwi, 2013). Development (development) is the increasing ability (skills) in the structure and
function of the body is more complex in a regular pattern and can be predicted, as a result of the
maturation process. The aim of research to find out the description of Mental Health at the stage of
childhood development 0-12 months in IHC Teratai 5. The design of this study is an observational
design using KPSP sheet as an instrument, and an instrument made by researchers about the
development of the questionnaire emotionally, spiritually and morally on the validity and the
reliability value with the value of r table 0.374 <alpha 0,455 for emotional development and the
values of r table 0.374 <alpha 0.450, sampling using total sampling method with a sample of 29
infants in the IHC Teratai 5 Bintara who meets the criteria, Data analysis by univariate analysis.
The results showed the picture of mental health at the stage of development of children aged 0-12
months there were 26 infants (89.7%).

Keywords: Healthy soul, KPSP, growth, development, infants 0-12 months of age

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

PENDAHULUAN tambahan vitamin, nutrisi dan lainnya


atau olahraga yang cukup sesuai dengan
Kesehatan merupakan hal
usia anak serta merawat dan mengasuh
penting yang merupakan anugerah luar
dengan penuh kasih sayang.
biasa pada setiap orang, jiwa dan raga
Jumlah bayi sehat di Dunia pada
yang sehat, bisa melakukan banyak
tahun 2012 tercatat sebanyak 23.009.874
kegiatan yang bisa lakukan seperti
jiwa (Data Statistik Indonesia, 2012).
belajar, sekolah, belanja atau bekerja.
Jumlah bayi sehat di Indonesia pada
Memiliki tubuh yang sehat adalah impian
tahun 2012 tercatat jumlah bayi sebanyak
setiap orang karena jika seseorang
4.462.562 jiwa dari 23.009.874 balita
mengalami sakit pasti akan membuat
yang ada (Data Statistik Indonesia,
segala aktivitas menjadi terhambat dan
2012). Untuk DKI Jakarta sebagai Ibu
tidak bisa berjalan dengan baik, tidak
Kota Negara jumlah kelahiran sebesar
hanya untuk orang dewasa tapi mulai
171.379 bayi lahir hidup pada tahun
usia bayi 0-12 bulan, sehingga di
2012 menempati urutan ke 6 untuk
perlukan pertumbuhandan
jumlah kelahiran setelah Jawa Barat,
perkembangan.
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra
Pertumbuhan dan perkembangan
Utara dan Banten (Kemenkes RI, 2012).
merupakan proses yang
Untuk wilayah Jakarta Timur jumlah
berkesinambungan, bersifat kontinu dan
bayi sehat tercatat 700.950 jiwa.
pertumbuhan merupakan bagian dari
proses perkembangan (Wong, 2009;
Masa bayi dianggap sebagai periode
Potter & Perry, 2005). Pertumbuhan
kritis dalam perkembangan kepribadian
yang meliputi perubahan tinggi badan,
karena merupakan periode di mana
berat badan, gigi, struktur tulang, dan
dasar-dasar dari awal kehidupannya
karakteristik seksual. Pertumbuhan ini
(Yusuf,2006). Masa bayi dikatakan
bersifat kuantitatif, sedangkan
sebagai golden age atau masa keemasan
perkembangan seperti perkembangan
karena pada masa ini perkembangan otak
motorik, sensorik, kognitif, dan
berlangsung. Otak bayi mempunyai sifat
psikososial bersifat kualitatif (Potter &
plastisitas yaitu kemampuan susunan
Perry, 2005). Perkembangan adalah suatu
syaraf untuk menyesuaikan diri terhadap
proses yang bersifat kualitatif dan
perubahan atau kerusakan yang
berhubungan dengan kematangan
disebabkan oleh faktor eksternal dan
seorang individu yang ditinjau dari
internal, penyesuaian kemampuan syaraf
perubahan yang bersifat progesif serta
untuk regenerasi (Zero to Three, 2012).
sisyematis di dalam diri manusia
Bayi-bayi memiliki kesempatan untuk
(Akhmad Sudrajat, 2008).
tumbuh dan berkembang dengan optimal
Masa perkembangan bayi dimulai dari
pada masa keemasan diawal kehidupan
bayi itu lahir hingga nanti berusia 1
mereka (Potter & Perry, 2005). Apapun
tahun. Usia perkembangan bayi terbagi
informasi yang diberikan akan
menjadi 2 yaitu, neonatus dari lahir
berdampak bagi si anak di kemudian hari
hingga berusia 28 hari dan bayi dari 29
(US Department of Health and Human
hari hingga 12 bulan (World Health
Service, 2009).
Organization 2013, Depkes, 2009).
Beberapa faktor yang mempengaruhi
Sedangkan menurut Roesli (2013) yang
proses pertumbuhan dan perkembangan
dikatakan bayi adalah anak dengan usia
bayi diantaranya adalah keturunan dan
0-12 bulan. Perkembangan anak yang
lingkungan. Faktor keturunan (genetik)
sehat pasti didasari dengan konsumsi dan
ini berhubungan dengan gen yang
kondisi yang harus diperhatikan oleh
diberikan dari seorang ayah dan ibu
orang. Banyak hal yang bias diperhatikan
kepada anaknya. Faktor lingkungan
oleh orang tua untuk mendapatkan
terdiri dari lingkungan biologis, fisik,
perkembangan anak yang sehat dengan
sosial dan psikologis. Pertumbuhan dan
mengatur dan menjaga kesehatan dengan
perkembangan merupakan hasil interaksi
baik missal saja dengan pola makan yang
dari dua faktor tersebut yang
baik, sehat dan seimbang, memberikan
mempengaruhi kualitas proses

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

pertumbuhan dan perkembangan seorang seluruh populasi


anak (Chamida, 2009). (Notoatmodjo,2005).
Tujuan Penelitian:
1. Tujuan Umum 3. Teknik Pengambilan Sampel
Mengetahui Gambaran Sehat Jiwa
pada tahap Perkembangan anak usia Teknik pengambilan sampel
0-12 bulan di Posyandu Wilayah pada penelitian ini adalah total
kecamatan Bekasi Barat, Kelurahan sampling yaitu teknik
Bintara Jaya Rt 02 Rw 10. pengambilan sampel dimana
2. Tujuan Khusus jumlah sampel sama dengan
a. Teridentifikasi jumlah bayi populasi (Sugiyono, 2007).
secara keseluruhan di Posyandu Alasan mengambil total sampling
Teratai 5 Wilayah kecamatan karena menurut Sugiyono (2007)
Bekasi Barat, Kelurahan Bintara jumlah populasi yang kurang
Jaya Rt 02 Rw 10 dari 100 seluruh populasi
b. Teridentifikasi jumlah bayi sehat dijadikan sampel penelitian
jiwa pada usia 0-3 bulan, 3-6 semuanya.
bulan, 6-9 bulan dan 9-12 bulan
di Posyandu Teratai 5 Wilayah Instrumen yang digunakan dalam
kecamatan Bekasi Barat, penelitian ini adalah lembar formulir
Kelurahan Bintara Jaya Rt 02 Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan
Rw 10. (KPSP). Lembar formulir KPSP
c. Teridentifikasi jumlah orangtua, merupakan alat pengukur baku untuk
pendidikan, pekerjaan, mengukur perkembangan anak dan
pendapatan serta pengasuhan dijadikan pedoman pelaksanaan
orangtua terhadap bayinya. stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak, Berdasarkan
METODE perkembangan anak ada beberapa
kuesioner perkembangan yang belum di
Desain Penelitian dilakukan jelaskan di lembar KPSP (Kuesioner Pra
terhadap responden dengan Skrinning Perkembangan) maka peneliti
menggunakan desain observasional membuat kuesioner yang memuat
deskriptif yaitu dengan cara beberapa pertanyaan yang dirancang oleh
menggambarkan objek penelitian pada peneliti dengan mengacu pada literatur.
saat keadaan sekarang berdasarkan fakta- Kuesioner perkembangan emosional,
fakta sebagaimana adanya, kemudian spiritual dan moral mengacu pada konsep
dianilis dan diinterpretasikan, bentuknya dari (fisa_fdspetualang.blogspot, 2009)
berupa survei dan studi perkembangan Analisa Data
(Lemeshoi dalam Setiadi, 2013). Setelah data di proses melalui
pengolahan data, tahapan selanjutnya
Populasi dan Sampel yaitu proses analisis data. Analisa data
1. Populasi bertujuan untuk mempermudah
Populasi merupakan objek penelitian interpretasi data dan menguji hipotesis
atau objek yang diteliti pada penelitian. Pada penelitian ini
(Notoatmodjo, 2005). Populasi dari menggunakan analisis univariat yaitu:
penelitian ini adalah bayi usia 0-12 Analisis Univariat merupakan analisis
bulan di Posyandu Teratai 5 wilayah yang dilakukan terhadap tiap variable
Kecamatan Bekasi Barat, Kelurahan dari hasil penelitian. Pada umumya
Bintara Jaya Rt 02 Rw 10 yang dalam analisa ini hanya menghasilkan
berjumlah 29 bayi. distribusi dan presentase dari tiap
2. Sampel variable (Notoatmodjo, 2005). Tujuan
dari analisis ini adalah untuk
Sampel merupakan sebagian yang menjelaskan karakteristik variable yang
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dalam penelitian (Hidayat, 2008).
diteliti dan dianggap mewakili Data ditampilkan dalam proporsi atau

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

persentase dan tabel yaitu usia bayi pada pangan %


penelitian ini. Dewa - - -
HASIL sa
akhir
Tabel 5.1
Pendidi Rend Sehat 1 3,4
Distribusi variable-variable penelitian terdiri kan ah jiwa %
dari perkembangan dan pertumbuhan yang Meragu - -
sehat jiwa, usia bayi, usia ibu, pendidikan, kan
pekerjaan, pendapatan serta pengasuhan di Penyim 2 6,9
Posyandu Teratai 5 pada Bulan Agustus 2016 pangan %
dengan jumlah N: 29. Tingg Sehat 25 86,
i jiwa 2%
A. Perkembangan dan pertumbuhan Meragu 1 3,4
yang sesuai (sehat jiwa) kan %
Penyim - -
Karakterist Kategori
Frekue % pangan
ik nsi Pekerja PNS Sehat 6 20,
(N=29) an jiwa 6%
Perkemban Perkemban 26 89,7 Meragu - -
gan dan gan yang % kan
pertumbuh sesuai (S) Penyim - -
an yang pangan
sehat jiwa Pega Sehat 5 17,
Perkemban 1 (3-6 3,4 wai jiwa 2%
gan yang bln) % swast
meragukan a
(M) Meragu - -
Perkemban 2 (0-3 6,9 kan
gan yang bln) % Penyim - -
kemungkin pangan
an ada Wiras Sehat 5 17,
penyimpan wasta jiwa 2%
gan (P) Meragu - -
Usia Bayi 0-3 bulan 5 17,2 kan
% Penyim - -
3-6 bulan 4 13,7 pangan
% IRT Sehat 8 27,
6-9 bulan 3 10,3 jiwa 5%
% Meragu 1 3,4
9-12 bulan 17 58,6 kan %
% Penyim - -
pangan
Tidak Sehat 2 6,9
B. Data Demografi bekerj jiwa %
a
Karakt Kategori Frek % Meragu - -
eristik uensi kan
(N=2 Penyim 2 3,4
9) pangan %
Usia Dewa Sehat 26 89, Pendap Rend Sehat 4 13,
ibu sa jiwa 7% atan ah jiwa 7%
awal Meragu 1 3,4
Meragu 1 3,4 kan %
kan % Penyim 2 6,9
Penyim 2 6,9 pangan %

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

Sedan Sehat 8 27, PEMBAHASAN


g jiwa 5%
Keterbatasan Penelitian
Meragu - -
Penelitian ini menggunakan instrument
kan
berupa Kuesioner Pra Skrinning
Penyim - -
Perkembangan (KPSP). Pada anak usia 0-12
pangan
bulan, perkembangannya meliputi
Tingg Sehat 14 48,
perkembangan pada motorik kasar, motorik
i jiwa 2%
halus, sosial, fisik, bahasa, emosi, spiritual
Meragu - -
dan moral (Kemenkes RI, 2010), namun di
kan
dalam KPSP tersebut hanya menjelaskan
Penyim - -
tentang pertanyaan perkembangan motorik
pangan
halus, motorik kasar, sosial, bahasa, dan
Pengas Orang Sehat 23 79,
fisik saja tetapi belum ada tentang
uhan tua jiwa 3%
pertanyaan perkembangan emosional,
Meragu - -
perkembangan spiritual dan moral sehingga
kan peneliti membuat pertanyaan tentang
Penyim 1 3,4
perkembangan emosional, spiritual dan
pangan %
moral yang dikembangkan sendiri dari teori-
Wali/ Sehat 4 14,
teori yang ada.
nenek jiwa 4%
Meragu 1 3,4 Karakteristik Responden
kan % 1. Perkembangan dan pertumbuhan yang
Penyim - - sehat jiwa
pangan Bayi yang termasuk sehat jiwanya
memiliki perkembangan yang sesuai
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.1 serta bayi yang termasuk hampir tidak
menunjukkan bahwa dalam kategori bayi 0- sehat jiwanya dengan yang tidak sehat
12 bulan yang berjumlah 29 bayi dapat jiwanya memiliki perkembangan yang
dihasilkan bayi yang dikategorikan meragukan dan perkembangan yang
mengalami perkembangan dan pertumbuhan menyimpang, dimana perkembangan
yang sesuai atau sehat jiwanya ada 26 bayi anak yang sesuai (sehat) pasti didasari
(89,7 %) terdiri dari usia 0-3 bulan ada 3 dengan konsumsi dan kondisi yang harus
bayi, 3-6 bulan ada 3 bayi, 6-9 bulan ada 3 diperhatikan oleh orangtua. Banyak hal
bayi, 9-12 bulan ada 17 bayi, dalam kategori yang bisa diperhatikan oleh orang tua
usia bayi paling banyak dari usia 9-12 bulan untuk mendapatkan perkembangan anak
ada 17 bayi (58,6%), dalam kategori usia ibu yang sehat dengan mengatur dan
yang berusia 19-40 tahun (dewasa awal) menjaga kesehatan dengan baik misal
terdiri dari ibu yang memiliki anak yang saja dengan pola makan yang baik, sehat
sehat jiwa ada 26 ibu (89,7%), dalam dan seimbang, memberikan tambahan
kategori pendidikan tinggi dengan orangtua vitamin, nutrisi dan lainnya atau olahraga
yang memiliki anak yang sehat jiwa ada 25 yang cukup sesuai dengan usia anak serta
orang tua (86,2%), dalam kategori pekerjaan merawat dan mengasuh dengan penuh
dengan orangtua yang memiliki anak yang kasih sayang. Perkembangan anak
sehat jiwa yaitu sebagai IRT ada 8 orang meliputi perkembangan motorik kasar,
(27,5%), kemudian dalam kategori motorik halus, sosial, bahasa, fisik,
pendapatan yang tetinggi dengan orangtua emosional, spiritual dan moral:
yang memiliki anak yang sehat jiwa ada 14 - Perkembangan motorik kasar
orang (48,2%) serta dalam kategori Perkembangan motorik kasar
pengasuhan yang diasuh oleh orang tua merupakan bagian dari aktifitas
memiliki anak yang sehat jiwa ada 23 orang motorik yang melibatkan
(79,3%). keterampilan otot-otot besar atau
kasar. Kemampuan menggunakan
otot-otot besar bagi anak merupakan

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

kemampuan gerak dasar (Suhartini, menyatakan bahwa perkembangan


2007). motorik halus bayi mampu
Motorik kasar adalah gerakan tubuh menggerakan kepalanya dan
yang menggunakan otot-otot besar mengikuti arah gerakan dari stimulasi
atau sebagian besar atau seluruh yang dilihatnya, menggenggam pensil
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh yang kita letakkan diatas punggung
kematangan anak itu sendiri. tangan atau ujung jari bayi,
Perkembangan motorik adalah pandangan matanya pada benda-
perkembangan pengendalian gerakan benda kecil seperti kacang atau uang
jasmaniah melalui kegiatan pusat logam dan bayi mampu meraih
syaraf, urat syaraf, dan otot yang mainannya yang kita letakkan agak
terkoordinasi (Hurlock, 1978). Pada jauh dari bayi namun masih dalam
penelitian ini perkembangan bayi jangkauan tangannya.
terlihat mengangkat tangan dan kaki - Perkembangan Sosial
nya serta dapat mengangkat Kemampuan mandiri bayi dalam
kepalanya. bersosialisasi dan berinteraksi dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan lingkungannya. Perkembangan pada
penelitian Puspita (2014) yang masa bayi ini ditunjukkan dengan
berjudul Efektifitas pijat bayi terhadap adanya tanda-tanda tersenyum dan
pertumbuhan dan perkembangan bayi mulai menatap wajah orang lain untuk
usia 6 bulan di kelurahan bintaro yang mengenali seseorang (Chamida,
menyatakan bahwa perkembangan 2009).
motorik kasar pada bayi seperti
merupakan gerakan tubuh dengan Menurut Elizabeth B. Hurlock, 2010,
mempergunakan otot-otot besar perkembangan sosial adalah
seperti mempertahankan posisi kepala kemampuan seseorang dalam bersikap
dalam keadaan tegak dan stabil, dapat atau tata cara perilakunya dalam
telengkup sambil mengangkat dada berinteraksi dengan unsur sosialisasi
dengan kedua lengannya sebagai di masyarakat. Menurut Singgih D
tumpuan, membalikkan badan dari Gunarsah, perkembangan sosial
posisi telentang ke posisi telungkup merupakan kegiatan manusia sejak
dan sebaliknya, serta bayi dapat lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya
mempertahankan lehernya secara akan terus melakukan penyesuaian
kaku ketika di tarik kedua tangannya diri dengan lingkungan sosialnya yang
secara perlahan. menyangkut norma-norma dan sosial
- Perkembangan motorik halus budaya masyarakatnya.
Aspek kemampuan yang melibatkan
otot-otot kecil dan bagian tubuh Menurut Erik Erikson bayi usia 0-12
tertentu saja, namun memerlukan bulan menunjukkan tahap trust vs
koordinasi yang cermat mistrust (kepercayaan vs kecurigaan).
(Chamida,2009). Tahap ini berlangsung pada masa oral,
Perkembangan motorik adalah Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya
perkembangan pengendalian gerakan bergantung pada orang lain,
jasmaniah melalui kegiatan pusat perkembangan rasa percaya yang
syaraf, urat syaraf, dan otot yang dibentuk oleh bayi tersebut
terkoordinasi (Hurlock, 1978). Pada berdasarkan kesungguhan dan kualitas
penelitian ini perkembangan motorik penjaga (yang merawat) bayi tersebut,
halus yang terlihat seperti apabila bayi telah berhasil
menggerakkan antara jari jemari, membangun rasa percaya terhadap si
telapak tangan dan kaki serta mata. penjaga, dia akan merasa nyaman dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan terlindungi di dalam kehidupannya,
penelitian Puspita (2014) yang akan tetapi jika penjagaannya tidak
berjudul Efektifitas pijat bayi terhadap stabil dan emosi terganggu dapat
pertumbuhan dan perkembangan bayi menyebabkan bayi tersebut merasa
usia 6 bulan di kelurahan bintaro yang tidak nyaman dan tidak percaya pada

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

lingkungan sekitar. seperti tertawa mengeluarkan suara


Kegagalan mengembangkan rasa gembira bernada tinggi atau memekik
percaya menyebabkan bayi akan tetapi bukan menangis.
merasa takut dan yakin bahwa - Perkembangan Emosi
lingkungan tidak akan memberikan
kenyamanan bagi bayi tersebut, Pada waktu bayi lahir, kehidupan
sehingga bayi tersebut akan selalu emosional bayi belum terlihat jelas.
curiga pada orang lain. Bayi yang baru lahir hanya baru dapat
menunjukkan ketertarikan pada
Abu Ahmadi, berpendapat bahwa
stimulasi yang menarik (misalnya
perkembangan sosial telah dimulai
mencari-cari suara ibu) atau menarik
sejak manusia itu lahir, contohnya
diri dari stimulus yang tidak
anak menangis saat dilahirkan, atau
menyenangkan (misalnya menangis
anak tersenyum saat disapa. Hal ini
ketika mendengar suara keras).
membuktikan adanya interaksi sosial
Beberapa bulan setelah lahir,
antara anak dan lingkungannya.
kehidupan emosional bayi mulai
Pada penelitian ini bayi terlihat jelas. Emosi bayi ini terlihat
mengekspresikan kegembiraan jelas dari ekspresi wajah bayi. Emosi
terhadap kehadiran orang lain dengan yang terlihat pada beberapa bulan
tersenyum, menyepakkan kaki dan setelah bayi lahir sering disebut emosi
melambaikan tangan, bayi dasar. Ada empat emosi dasar yang
memperhatikan bayi lain terjadi antara mulai terlihat pada bayi, yaitu:
umur 4 dan 5 bulan ketika mereka gembira/senang, marah, sedih, dan
tersenyum kepada bayi lain. Hasil takut.
penelitian ini sejalan dengan (fisa_fdspetualang.blogspot.2009).
penelitian Puspita (2014) yang Menurut Elizabeth B. Hurlock
berjudul Efektifitas pijat bayi terhadap (1978:79) reaksi yang menyenangkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi pada bayi dapat diperoleh dengan cara
usia 6 bulan di kelurahan Bintaro mengubah posisi tubuh secara tiba-
bahwa perkembangan sosial pada bayi tiba, membuat suara keras atau
seperti bayi akan tersenyum ketika membiarkan bayi menggunakan
melihat mainan yang lucu, gambar popok yang basah. Rangsangan ini
atau binatang peliharan ketika sedang menimbulkan reaksi emosional
bermain sendiri. berupa tangisan dan ativitas yang
- Perkembangan bicara dan bahasa kuat, sebaliknya reaksi yang
Kemampuan untuk bayi dalam menyenangkan dapat tampak jelas
memberikan respon terhadap suara, tatkala bayi menyusui pada ibunya.
mengikuti perintah dan berbicara Berdasarkan penelitian ini
spontan (Chamida,2009). perkembangan emosi bayi terlihat
Menurut Hurlock, 1995 Bahasa tersenyum ketika kita tersenyum
adalah sarana komunikasi dengan padanya dan nangis atau sedih jika
menyimbolkan pikiran dan perasaan ditinggal sendirian dan ketakutan
untuk menyampaikan makna kepada ketika ada orang lain yang tidak di
orang lain. kenalnya mendekatinya.
Berdasarkan penelitian ini - Perkembangan Spiritual dan Moral
perkembangan bahasa ini bayi sudah Di masa perkembangan anak usia 0-
mengekspresikan menangis dan 12 bulan merupakan tahap
mengeluarkan ocehan-ocehan kecil. sensorimotor, perkembangan agama
Hasil penelitian ini sejalan dengan masih belum berkembang dengan
penelitian Puspita (2014) yang baik, karena pada periode ini anak
berjudul Efektifitas pijat bayi terhadap masih mengandalkan inderanya dalam
pertumbuhan dan perkembangan bayi merespon lingkungan sekitar, tetapi
usia 6 bulan di kelurahan bintaro yang berbagai macam ritual agama, seperti
menyatakan bahwa perkembangan ini berdoa sebelum tidur atau makan
sudah mulai dapat “diajarkan” pada

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

periode ini, yaitu dimana anak melihat ASI Eksklusif 100% memiliki berat
orangtua berdoa sehingga nantinya badan normal, sedangkan bayi yang
anak akan terbiasa melihat dan diberi MP-ASI mayoritas memiliki
menjadikannya sebagai suatu berat badan normal sebesar 68,09%
kebiasaan. Pada masa ini bayi juga dan 23,81% mengalami kegemukan.
belum memiliki kapasitas moral atau Hal ini kemungkinan disebabkan
agama, tentang benar dan salah, karena kurangnya pengetahuan dan
melainkan benar dan salah hanya informasi ibu akan pentingnya ASI
berhubungan dengan dirinya sendiri, bagi kecerdasan dan kesehatan bayi,
namun masih mengandalkan tradisi masyarakat di negara
inderanya, maka dalam hal berkembang yang cenderung
perkembangan agama di periode ini, memberikan MP-ASI dini, tingginya
role model orangtua merupakan peran promosi susu formula dan MP-ASI
penting bagi pembelajaran agama di diberbagai media dan Sarana
periode ini. Pelayanan Kesehatan (SPK) serta
(fisa_fdspetualang.blogspot, 2009). faktor genetik atau bawaan, misalnya
Pada penelitian ini bayi terlihat jenis kelamin, suku bangsa atau RAS,
senang ketika diajarkan atau di dapat mempengaruhi pertumbuhan
ikutsertakan dalam berdoa dan sholat (BB) (Depkes RI, 1994).
dan jika lapar atau popok basah bayi 2. Usia Bayi
menangis. Berdasarkan hasil penelitian ini
- Perkembangan Fisik mayoritas orang tua yang memiliki bayi
Berdasarkan pada penelitian ini berat yang termasuk dalam kategori sehat jiwa
badan dan tinggi badan pada setiap yaitu memiliki perkembangan yang
bayi tumbuh dengan sesuai bulannya. sesuai. Kemenkes RI (2010) yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan dikatakan bayi adalah usia 0-12 bulan,
penelitian H.Miftahul Munir (2014) dan dalam penelitian ini diambillah
dengan judul Pengaruh pemberian asi responden dari usia 0-12 bulan, pada usia
eksklusif terhadap berat badan bayi 0-12 bulan ini bayi mengalami
umur 4 – 6 bulan (Di Wilayah Kerja pertumbuhan dan perkembangan lebih
Puskesmas Plumpang Kabupaten cepat, terutama dalam perkembangan
Tuban) menyebutkan bahwa di negara motoriknya (Kemenkes RI, 2010).
berkembang pemberian ASI Eksklusif Menurut teori Piaget masa perkembangan
dibanding susu formula (MP-ASI) awal pada bayi yang berkembang untuk
pada bayi cukup bulan sampai usia 6 kognitif awalnya adalah perkembangan
bulan, menunjukkan kecepatan sensori motorik (Wong, 2009). Karena
pertumbuhan bayi yang sama. Teori pada bayi terdapat sel-sel otak yang ada
tersebut didukung oleh Riordan (2000 akan memperkuat hubungan antar syaraf
: 59), bahwa berat badan bayi yang yang telah terbentuk. Dari perkembangan
diberi ASI Eksklusif dan diberi susu otak itu menyebabkan perkembangan
buatan (MP-ASI) kira-kira sama kognitif pada bayi untuk dapat
dalam perubahan berat dan tinggi berkembang lebih cepat dari bulan
badan sampai usia 3–4 bulan, namun sebelumnya (Chamida, 2009).
pada literatur lain menyebutkan 3. Usia Ibu
bahwa di negara maju, bayi yang Pada hasil penelitian ini mayoritas ibu
menyusu secara murni (ASI yang memiliki anak yang sehat jiwa yaitu
Eksklusif) sampai usia 4-6 bulan pada dewasa awal atau usia 19-40 tahun,
memiliki pertumbuhan yang optimal berdasarkan Sarlito Sarwono bahwa usia
(normal), dan justru pemberian 19-40 tahun (dewasa awal) adalah usia
makanan pendamping ASI yang produktif yang dimana orang tua siap
terlalu awal dapat menyebabkan untuk memiliki keturunan.
obesitas. Berdasarkan teori tersebut Menurut Wong, (2009) usia yang paling
ternyata benar bahwa pemberian ASI memuaskan untuk membesarkan anak
Eksklusif berpengaruh terhadap berat adalah antara 19 dan 35 tahun, selama
badan bayi, dimana bayi yang diberi waktu ini orang tua dianggap berada pada

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

kondisi kesehatan yang optimum, dengan akan lebih aktif dalam mencari informasi
perkiraan usia harapan hidup yang untuk meningkatkan keterampilan dalam
memungkinkan waktu yang cukup dan pengasuhan anak (Hastuti, 2010).
memadai untuk membangun sebuah Penelitian ini bersesuaian dengan
keluarga, walau demikian usia ketika penelitian yang dilakukan oleh Latifah,
orang tua memulai keluarga telah tentang stimulasi pendidikan dalam
berubah selama dekade terakhir di rangka mengembangkan kemampuan
Amerika Serikat, dengan peningkatan kognitif, motorik, serta sosial emosi
substansial angka kelahiran pada wanita anak, menunjukkan bahwa terdapat
berusia 30 sampai 40 tahun dan hubungan yang signifikan positif antara
penurunan angka kelahiran pada wanita pengetahuan ibu mengenai tumbuh
yang berusia 20-40 tahun (Venture dkk, kembang dengan stimulasi psikososial,
1997). Peran Ibu sebagai istri dan ibu dengan demikian dapat disimpulkan
dari anak – anaknya, ibu mempunyai bahwa semakin baik tingkat pendidikan
peranan untuk mengurus rumah tangga, orang tua berhubungan erat dengan
sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak semakin baiknya kualitas stimulasi
– anaknya, pelindung dan sebagai salah psikososial yang diberikan kepada
satu kelompok dari peranan sosial serta anaknya (Latifah, 2010).
sebagai anggota masyarakat di 5. Pekerjaan
lingkungannya, disamping itu juga ibu Pada hasil penelitian ini rerata mayoritas
perperan sebagai pencari nafkah pekerjaan orangtua yang memiliki anak
tambahan dalam keluarganya yang sehat jiwa adalah pekerjaan sebagai
(wahyudianto.eko_blogspot, 2014). IRT. Hasil penelitian ini sejalan dengan
4. Pendidikan penelitian Erni Akhir Mumpuni (2012)
Pada penelitian ini mayoritas pendidikan yang menyatakan bahwa pekerjaan yang
terakhir orang tua yang memiliki anak paling banyak adalah sebagai IRT 16
yang sehat jiwa adalah SMA dan orang (55,2%). Seorang ibu yang bekerja
Perguruan Tinggi (PT). Hasil penelitian sebagai ibu rumah tangga memegang
ini sejalan dengan penelitian Dwi peranan penting dalam mengasuh dan
Hartanti (2015) yang menyatakan bahwa memperhatikan tumbuh kembang pada
pendidikan yang paling banyak adalah anak, selain bekerja diluar rumah peran
SMA dan Perguruan Tinggi dengan seorang ibu tidak lepas dari kodratnya
jumlah 18 orang. sebagai ibu rumah tangga dan
Semakin tinggi pendidikan seseorang bertanggung jawab mengurusi suami
maka ia akan mudah menerima hal-hal serta anak-anak, sehingga kemungkinan
baru dan mudah menyesuaikan dengan berhasil ibu berperan ganda sebagai ibu
hal yang baru tersebut. Pengetahuan rumah tangga dan ibu yang bekerja
sangat erat kaitannya dengan pendidikan (Yunida, 2005). Seorang ibu yang
dimana diharapkan seseorang dengan bekerja di luar rumah mempunyai resiko
pendidikan tinggi maka orang tersebut tidak dapat langsung menyiapkan dan
akan semakin luas pula pengetahuannya memberi makanan keluarga dan anak-
(Notoatmodjo, 2003). anaknya, karena waktunya tersita oleh
Sejalan dengan penelitian Rohmilia pekerjaan, jadi seorang ibu yang bekerja
Kusuma (2012) dengan judul Hubungan di luar rumah hendaknya dapat membagi
antara tingkat pengetahuan ibu tentang waktu dengan baik antara pekerjaan dan
tumbuh kembang anak dan tugas penyelenggaraan makanan keluarga
perkembangan motorik halus balita di (Miller, 2009).
wilayah kerja puskesmas penumping 6. Pendapatan
Surakarta menyatakan bahwa tugas Berdasarkan hasil penelitian ini rerata
pengasuhan umumnya diserahkan kepada mayoritas pendapatan orang tua yang
ibu yang didasarkan pada pengetahuan memiliki anak yang sehat jiwa adalah
yang dimilikinya, salah satu faktor yang pendapatan yang tinggi. Hasil penelitian
mempengaruhi pengetahuan adalah ini sejalan dengan penelitian Rolavensi
tingkat pendidikan ibu, apabila ibu Djola (2012) yang menyatakan bahwa
memiliki pengetahuan yang tinggi maka tingkat pendapatan keluarga

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

menunjukkan sebanyak 88 keluarga bayi yang terbanyak yaitu usia 9-12


(75,2%) dengan tingkat pendapatan bulan ada 17 bayi, variabel penelitian
tinggi ≤ Rp.1.250.000, dan sebanyak 29 usia ibu didapatkan hasil bahwa ibu yang
keluarga (24,8%) dengan tingkat memiliki anak yang sehat jiwa berusia
pendapatan rendah. Rata-rata pekerjaan 19-40 tahun (dewasa awal), variable
kepala keluarga adalah wiraswasta. pendidikan didapatkan hasil bahwa
Menurut Suhardjo (1986) dalam Sarah pendidikan tinggi dengan orangtua yang
(2006), keadaan ekonomi keluarga yang memiliki anak yang sehat jiwa ada 25
kurang mampu merupakan faktor yang orang tua, yang pendidikannya rendah
kurang mendukung bagi pertumbuhan ada 1 orang, variabel pekerjaan
dan perkembangan anak balita. Hal ini didapatkan hasil bahwa dari orang tua
disebabkan karena tingkat pendapatan yang memiliki anak yang sehat jiwa
keluarga sangat berpengaruh terhadap terbanyak bekerja sebagai IRT ada 8
konsumsi pangan keluarga. orang, PNS ada 6 orang, pegawai swasta
7. Pengasuhan ada 5 orang, wiraswasta ada 5 orang, dan
Pada hasil penelitian ini mayoritas orang yang tidak bekerja ada 2 orang,
tua dalam pengasuhan yang memiliki kemudian variable pendapatan bahwa
anak yang sehat jiwa. Hasil penelitian ini didapatkan yaitu orang tua yang memiliki
sejalan dengan penelitian Erni Akhir anak yang sehat jiwa, hasil pendapatan
Mumpuni (2012) yang menyatakan tertinggi ada 14 orang, pendapatan
bahwa pengasuhan yang paling baik sedang ada 8 orang dan pendapatan
adalah dengan orang tuanya sendiri rendah ada 4 orang, serta variable
terutama sang ibu, sosok ibu paling pengasuhan yang dilakukan oleh orang
siginifikan membentuk kepribadian anak, tua yang memiliki anak yang sehat jiwa
bila anak tidak mendapatkan hubungan ada 23 orang dan yang diasuh oleh
yang hangat, penerimaan dari ibu, maka wali/nenek ada 4 orang.
anak akan menganggap dunia ini adalah B. Saran
tempat yang menakutkan, dalam tahap Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas
perkembangannya hingga dewasa, hal ini maka saran-saran yang dapat peneliti
membuat dirinya sulit untuk sampaikan adalah:
mempercayai orang-orang disekitarnya. 1. Orangtua diharapkan dapat
Menurut Brooks (2001) juga memberikan stimulasi
mendefinisikan pengasuhan sebagai perkembangan anaknya sesuai
sebuah proses yang merujuk pada dengan usianya.
serangkaian aksi dan interaksi yang 2. Institusi diharapkan dapat
dilakukan orangtua untuk mendukung mengembangkan ilmu
perkembangan anak. Parenting atau keperawatan jiwa komunitas
pengasuhan anak merupakan tugas dalam (CMHN) khususnya untuk anak
masa menjadi orangtua. Setiap orangtua usia 0-12 bulan.
ingin agar anak-anak mereka tumbuh 3. Peneliti selanjutnya diharapkan
menjadi individu yang matang secara untuk dapat melanjutkan
sosial. stimulasi perkembangan anak
usia 0-12 bulan di Posyandu
KESIMPULAN DAN SARAN
Teratai 5 wilayah kecamatan
A. Kesimpulan Bekasi Barat kelurahan Bintara
Berdasarkan hasil dan pembahasan Jaya.
penelitian tentang gambaran sehat jiwa 4. Pemerintah diharapkan perlunya
pada tahap perkembangan anak usia 0-12 binaan lebih lanjut untuk
bulan, terdapat variable-variable stimulasi perkembangan anak
penelitian dapat disimpulkan sebagai usia 0-12 bulan di Posyandu
berikut: Karakteristik perkembangan dan Teratai 5 wilayah kecamatan
pertumbuhan yang sesuai (sehat jiwa) Bekasi Barat kelurahan Bintara
terbanyak yaitu ada 26 bayi, variable Jaya.
penelitian didapatkan hasil bahwa usia

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

DAFTAR PUSTAKA

https://paudpn.wordpress.com/2010/10/1
Benjamin & Virginia. 2010. Kaplan Sadock
6/pengasuhan-teori-prinsip-
Buku Ajar psikiatri Klinis. Edisi 2.
dan-aplikasinya. diunduh tgl 07
Jakarta: EGC.
Agustus 2016.
Chamida, Atien N. 2009. Deteksi Dini Gangguan
Kementrian Kesehatan Republik
pertumbuhan dan perkembangan Anak.
Indonesia. 2010. Instrumen
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar
Stimulasi, Deteksi & Intervensi
Biasa.
Dini Tumbuh Kembang Anak.
Chamida, Atien N. 2009. Pentingnya Stimulasi
Jakarta: Kemenkes RI.
Dini bagi Tumbuh Kembang Otak Anak.
Kementrian Kesehatan Republik
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar
Indonesia. 2012. Profil Data
Biasa.
Kesehatan Indonesia Tahun
Cheng, Carolynn D., Volk, Anthony A, &
2011. Jakarta: Kemenkes RI.
Marini, Zopito A. 2011. Supporting
Nasir & Muhith. 2011. Dasar-dasar
Fathering Through Infant Massage. The
Keperawatan Jiwa: Pengantar &
Journal of Perinatal Education Vol.20,
Teori. Jakarta: Salemba Medika.
no.4.
Notoatmodjo. 2005. Metodologi
Dahlan, M.Sopiyudin. 2009. Evidence Based
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Medicine. Seri 3. Cetakan 2. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sagung Seto.
Nursalam, Susilaningrum U. 2008.
Dhamayanti, Meita.2006. Kuesioner Pra
Asuhan Keperawatan Bayi &
Skrinning Perkembangan (KPSP) Anak.
Anak (Untuk Perawat & Bidan).
Sari Pediatri vol.8.
Jakarta: Salemba Medika.
Kusuma, Rohmilia. 2012. Hubungan antara
Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan
tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
Metodologi Penelitian Ilmu
kembang anak dan perkembangan
Keperawatan: Pedoman Skripsi,
motorik halus balita di wilayah kerja
Tesis, & Instrumen Penelitian
puseksmas Penumping Surakarta.
Keperawatan. Jilid 2. Jakarta:
(eprints.ums.ac.id/18580/19/Naskah_pub
Salemba Medika.
likasi.pdf) diakses tgl 08 Agustus 2016.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan
Fisa. 2009. Internet. Makalah Perkembangan
Riset Keperawatan. Edisi
emosi bayi. Jakarta: blogspot.co.id.
Pertama. Yogyakarta: Graha
diakses tgl 06 Agustus 2016.
Ilmu.
Setiadi. 2008. Keperawatan Keluarga.
Jakarta: EGC.

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ


Jurnal Keperawatan Jiwa, September 2016

Suhartini, B. 2007. Tahap Perkembangan


Motorik Bayi. Yogyakarta: FKIK
Universitas Negeri Yogyakarta.
Suparyanto, dr. 2014. Internet. Konsep dasar
pendapatan keluarga. Jakarta:
blogspot.co.id. diakses tgl 06 Agustus
2016.
Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi
usia 0-12 Bulan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Wahyudianto, eko. 2014. Konsep keluarga.
Jakarta: blogspot.co.id. diunduh
tgl 07 Agustus 2016.

*Gambaran Sehat Jiwa..., Hasyyati Rufaedah, FIK UMJ

Anda mungkin juga menyukai