Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.

1(February,2018):12–20 Human Care Journal

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN SUAMI


DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE
DI PUSKESMAS LUBUK ALUNG TAHUN 2017

Renty Ahmalia1, Aze Parmisze2


1,2 STIKesNan Tongga, Lubuk ALung, Indonesia

ABSTRAK. Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia
belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan
ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko
kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes RI, 2010). Setiap wanita
hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu,
Human Care setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
Journal antenatal (Prawirohardjo, 2009). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan, pendidikan dan dukungan suami dengan kunjungan
INFO ARTIKEL: pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Lubuk Alung tahun 2017. Penelitian ini
Sejarah Artikel: merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, uji statistik
Diterima: 11-01- yang digunakan adalah chi-square. Populasi sebanyak 168 dengan jumlah sampel 51
2018 responden dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling, dengan kriteria
Disetujui: 28-02- sampelnya Ibu hamil trimester III yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk Alung.
2018 Hasil penelitian didapati ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil
dengan kunjungan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Lubuk Alung dengan p-
Corresponding
Author:
value = 0,019 (p <0,05), ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu hamil
rentyahmalia@ dengan kunjungan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Lubuk Alung dengan p-
yahoo.co.id value = 0,003 (p <0,05) dan ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami
dengan kunjungan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas Lubuk Alung dengan p-
Kata Kunci: value = 0,038 (p <0,05). Penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan, pendidikan
Dukungan Suami, dan dukungan suami Ibu hamil masih rendah, sehingga Ibu hamil tidak teratur dalam
Pendidikan, melakukan kunjungan pemerikasaan ante nalal care. kepada pihak Puskesmas Lubuk
Pengetahuan, Alung diharapkan selalu mengingatkan ibu yang berkunjung untuk melakukan
Puskesmas Lubuk kunjungan rutin minimal 4 (empat) kali selama ibu tersebut hamil.
Alung, Kunjungan
Pemeriksaan ABSTRACT. Utilization of antenatal care services by a number of pregnant women in
Antenatal Care. Indonesia has not been fully in accordance with established guidelines. This tends to
complicate health personnel in carrying out regular and comprehensive health care of
Keyword: pregnant women, including early detection of important pregnancy risk factors for
Husband’s
immediate treatment (MOH, 2010). Every pregnant woman faces the risk of life-
Support,
Education, threatening complications. Therefore, each pregnant woman needs at least four visits
Knowledge, Lubuk during the antenatal (Prawirohardjo, 2009). The purpose of this research is to know the
Alung Public relationship of knowledge, education and support of husband with antenatal care
Health examination visit at Lubuk Alung Public Health Center in 2017. This research is
Centre,Visits of quantitative research with cross-sectional approach, statistical test used is chi-square. The
Antenatal Care population of 168 with the number of samples 51 respondents with accidental sampling
technique, with sample criteria Trimester III pregnant women who visited Lubuk Alung
Tersedia online Community Health Center. The result showed that there was a significant correlation
di: between the knowledge of pregnant mother and the antenatal care visit at Lubuk Alung
https://ojs.fdk.ac
Public Health Center with p-value = 0,019 (p <0,05). There was a significant correlation
.id/index.php/h
umancare
between maternity education and antenatal care visit at Lubuk Puskesmas Alung with p-
value = 0,003 (p <0,05) and there was significant relation between husband support with
visit of antenatal care check at Lubuk Alung Health Center with p-value = 0,038 (p
<0,05). This study shows that knowledge, education and support of husband Pregnant
women is still low, so pregnant mothers are not regular in conducting visit examination
antenalal care. To Lubuk Alung Public Health Center is expected to always remind the
visiting mother to make routine visit at least 4 times during the mother is pregnant.
Copyright © 2018 Published by LPPM STIKes Fort De Kock, ISSN: 2528-66510

1
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

A. PENDAHULUAN
Pelayanan antenatal care adalah Kenagarian Pasie Laweh, Kenagarian Aia
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan Tajun dan Kenagarian Punggung Kasiak
oleh tenaga kesehatan kepada ibu (Profil Puskesmas Lubuk Alung, 2016).
selama masa kehamilannya sesuai Berdasarkan data yang didapatkan
standar pelayanan antenatalyang dari Puskesmas Lubuk Alung diketahui
ditetapkan. Asuhan antenatal mengalami bahwa jumlah kunjungan ibu hamil pada
perubahan besar pada abad ke 20 dengan tahun 2016 K1 berjumlah 720 ibu dan K4
kemajuan pesat dalam perbaikan berjumlah 696 ibu, hal ini menunjukkan
kesehatan wanita dan bayi baru lahir. adanya ketidakteraturan ibu dalam
Beberapa kemajuan yang paling melakukan pemeriksaan antenatal care
menonjol adalah kemajuan dalam teknik antara kunjungan K1 hingga K4.
pemeriksaan janin (Sullivan, Kean dan Selanjutnya data yang didapati pada 3
Cryer, 2009). bulan pertama tahun 2017 (Januari-Maret)
Pemanfaatan pelayanan antenatal didapati sebanyak 168 ibu yang telah
care oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia melakukan kunjungan pemeriksaan
belum sepenuhnya sesuai dengan antenatal care di Puskesmas Lubuk
pedoman yang ditetapkan. Hal ini Alung.
cenderung menyulitkan tenaga Setiap wanita hamil menghadapi
kesehatan dalam melakukan pembinaan resiko komplikasi yang bisa mengancam
pemeliharaan kesehatan ibu hamil jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita
secara teratur dan menyeluruh, hamil memerlukan sedikitnya empat kali
termasuk deteksi dini terhadap faktor kunjungan selama periode antenatal
resiko kehamilan yang penting untuk yaitu satu kali kunjungan selama
segera ditangani (Depkes RI, 2010). trimester pertama (sebelum 14 minggu),
Profil kesehatan Sumatera Barat satu kali kunjungan selama trimester
mencatat kunjungan pemeriksaan kedua (antara minggu 14-28) dan dua kali
antenatal care pada tahun 2016 sebesar kunjungan selama trimester ketiga (antara
85%, sedangkan target pencapaiannya minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
adalah 90%. Dari beberapa kabupaten (Prawirohardjo, 2009).
yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Menurut Sarwoko (2016) dalam
Kabupaten yang paling sedikit penelitiannya menerangkan bahwa
pencapaian pemeriksaan antenatal care antenatal care penting untuk menjamin
sesuai program pemerintah adalah bahwa proses alamiah dari kehamilan
Kabupaten Padang Pariaman (58%) berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil
(Dinkes Sumbar, 2016). yang tidak normal sehingga komplikasi
Berdasarkan data dari Dinas obstetri yang mungkin terjadi selama
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, kehamilan dideteksi secara dini serta
Kabupaten Padang Pariaman memiliki 25 ditangani secara memadai.
Puskesmas yang melayani kunjungan Menurut Organisasi Kesehatan
pemeriksaan antenatal care. Dari 25 Dunia (WHO), antenatal care selama
Puskesmas tersebut, Puskesmas Lubuk kehamilan bertujuan untuk mendeteksi
Alung tercatat sebagai Puskesmas yang secara dini terjadinya resiko tinggi
paling rendah angka kunjungan terhadap kehamilan dan persalinan,
pemeriksaan antenatal care secara teratur menurunkan angka kematian ibu dan
(minimal 4 kali kunjungan pemeriksaan memantau keadaan janin (Damayanti,
antenatal care) yaitu hanya 76% (Dinkes 2013).
Kabupaten Padang Pariaman, 2016). Sari (2015) dalam penelitiannya
Wilayah kerja Puskesmas Lubuk menjelaskan bahwa rendahnya cakupan
Alung mempunyai 4 (empat) kenagarian K1 dan K4 di suatu wilayah dapat
yaitu Kenagarian Lubuk Alung, menggambarkan rendahnya kualitas

2
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

pelayanan kebidanan dan memiliki biasanya pada usia kehamilan sudah


dampak yang cukup besar sebagai memasuki trimester II (4–6 bulan). Hasil
penyebab kematian. Kurangnya wawancara kepada 8 (delapan) orang ibu
pemanfaatan antenatal care oleh ibu terdapat 5 orang tidak pernah melakukan
hamil ini berhubungan dengan banyak kunjungan antenatal, 2 (dua) orang ibu
faktor. Menurut Sarwono (2008), ada hamil hanya melakukan kunjungan
beberapa faktor yang menjadi penyebab pertama antenatal (K1) dan 1 (satu) orang
ibu hamil tidak teratur dalam melakukan ibu hamil hanya melakukan kunjungan
ANC antara lain kurangnya keempat antenatal (K4). 6 dari 8 orang ibu
pengetahuan ibu hamil tentang ANC, hamil mengatakan tidak tahu kapan harus
tingkat pendidikan yang rendah, melakukan pemeriksaan kehamilan dan
kesibukan, tingkat sosial ekonomi yang ibu tersebut tidak tahu berapa kali
rendah, dukungan suami yang kurang, pemeriksaan yang harus dilakukannya
kurangnya kemudahan untuk pelayanan saat sedang hamil. 5 dari 8 orang ibu
maternal, asuhan medik yang kurang hanya datang sendiri tanpa ditemani
baik, kurangnya tenaga terlatih dan suami atau anggota keluarga lainnya.
obat penyelamat jiwa. Selama antenatal care suami tidak
Pengetahuan mengenai kehamilan mengetahui jadwal antenatal care,
dapat diperoleh melalui penyuluhan sehingga suami tidak pernah menemani
tentang kehamilan seperti perubahan istri untuk melakukan pemeriksaan
yang berkaitan dengan kehamilan, kehamilan. Disamping itu suami tidak
pertumbuhan dan perkembangan janin pernah bertanya atau mencari informasi
dalam rahim, perawatan diri selama kepada perawat, bidan, teman atau orang
kehamilan serta tanda bahaya yang tua perihal kehamilan istrinya. Suami
perlu diwaspadai. Dengan pengetahuan tidak tahu kapan istrinya hamil dan tidak
tersebut diharapkan ibu akan tahu tanda-tanda kehamilan sehingga
termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
dan kehamilannya dengan mentaati tidak berbeda dengan sebelum hamil.
nasehat yang diberikan oleh pelaksana Sebagian dari ibu hamil yang
pemeriksa kehamilan, sehingga ibu memeriksakan kehamilannya mengatakan
dapat melewati masa kehamilannya bahwa suaminya sibuk
dengan baik dan menghasilkan bayi Berdasarkan latar belakang dan
yang sehat (Rustami, 2012). fenomena di atas, maka peneliti tertarik
Ketidakteraturan kunjungan untuk melakukan penelitian dengan judul
pemriksaan antenatal care pada ibu hamil “Hubungan Pengetahuan, Pendidikan
juga dipengaruhi oleh dukungan suami. dan Dukungan Suami dengan Kunjungan
Kunjungan antenatal care (pemeriksaan Pemeriksaan Antenatal Care di
kehamilan) merupakan salah satu bentuk Puskesmas Lubuk Alung tahun 2017”
perilaku. Sangat diperlukan upaya
peningkatanan pelayanan antenatal care METODE PENELITIAN
selama kehamilan baik oleh pemerintah,
swasta maupun masyarakat terutama Penelitian ini merupakan penelitian
suami. Laki-laki sebagai suami ikut korelasi dengan jenis kuantitatif, desain
berperan dalam kehidupan dan kesehatan atau pendekatan yang digunakan adalah
istri dan anak-anaknya (Mufdlilah, 2009). cross sectional. Populasi dalam penelitian
Hasil studi pendahuluan di ini adalah seluruh Ibu hamil trimester III
Puskesmas Lubuk Alung dengan yang berkunjung ke Puskesmas Lubuk
wawancara dengan perawat diperoleh Alung. teknik pengambilan sampel adalah
data bahwa ibu hamil baru akan Accidental Sampling. Dalam pengambilan
memeriksakan kehamilan apabila sampel menggunakan rumus Supadi yang
kehamilannnya sudah kelihatan dan berjumlah 51 orang.

3
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

Variabel Independen dalam lahir (Depkes RI, 2009). Oleh karena itu,
penelitian ini adalah Pengetahuan dan agar responden mendapatkan manfaat
Pendidikan Ibu, Dukungan suami. yang optimal, maka diharapkan
Variabel Dependen kunjungan responden dapat melakukan kunjungan
pemeriksaan antenatal care. Pengumpulan ANC sesuai dengan aturan tersebut.
data yang dilakukan Studi Dokumentasi, Sumber utama rendahnya
wawancara, Kuesioner. pengetahuan pada responden dapat
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilihat pada uraian kuesioner yang telah
dilakukan di Puskesmas Sicincin karena tersebar bahwa sebagian besar
Puskesmas tersebut memiliki katakteristik responden (72,5%) tidak tahu tentang
yang hampir sama dengan Puskesmas jumlah minimal pemeriksaan kehamilan.
Lubuk Alung. Responden yang Berdasarkan uraian kuesioner tersebut
digunakan untuk uji validitas dan hanya sebagian kecil responden (27,5%)
reliabilitas berjumah 20 orang. Untuk yang tahu bahwa pemeriksaaan
menguji validitas instrumen digunakan kehamilan minimal harus dilakukan
metode corrected-item total correlation setidaknya 4 (empat) kali.
dengan ketentuan jika nilai r-hitung > r- Menurut asumsi peneliti, untuk
tabel (0,444), maka dinyatakan valid dan mengatasi masalah tersebut sebaiknya
sebaliknya. Selanjutnya formula statistik petugas kesehatan di Puskesmas Lubuk
yang dapat digunakan untuk menguji Alung selalu mengingatkan ibu yang
reliabilitas adalah alpha cronbach’s, dengan berkunjung untuk melakukan
ketentuan, jika nilai r-Alpha > 0,60, maka kunjungan rutin minimal 4 (empat) kali
dinyatakan relialibel. selama ibu tersebut hamil. Selain itu,
untuk meningkatkan pengetahuan ibu,
PEMBAHASAN
petugas juga perlu menyampaikan
1. Gambaran Kunjungan Pemeriksaan
informasi tentang waktu pemeriksaan
Antenatal Care di Puskesmas Lubuk
kehamilan pada trisemester pertama,
Alung
kedua dan ketiga serta jumlah
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 51
pemeriksaan minimal sesuai dengan usia
responden, hanya 24 responden (47,1%)
kandungannya agar kondisi kesehatan ibu
yang teratur dalam melakukan
dan bayi dapat terpantau dengan baik
kunjungan pemeriksaan antenatal care
selama kehamilan.
dan sebanyak 27 responden (52,9%)
yang tidak teratur dalam melakukan
2. Gambaran Pendidikan dalam
kunjungan pemeriksaan antenatal care. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Care di Puskesmas Lubuk Alung.
responden yang tidak teratur dalam Hasil penelitian diketahui bahwa dari 51
melakukan kunjungan pemeriksaan responden, hanya 10 responden (19,6%)
antenatal care lebih banyak dari pada yang berpendidikan tinggi, 13 responden
responden yang teratur. (25,5%) yang berpendidikan sedang dan
Kebijakan program pelayanan sebanyak 28 responden (54,9%) yang
antenatal care menetapkan frekuensi berpendidikan rendah. Sehingga dapat
kunjungan antenatal care sebaiknya disimpulkan bahwa responden yang
minimal 4 (empat) kali selama kehamilan berpendidikan rendah lebih banyak dari
dengan ketentuan minimal satu kali pada pada responden yang berpendidikan
trisemester pertama (K1) hingga usia tinggi.
kehamilan 14 minggu, minimal satu kali Tingkat pendidikan yang tinggi
pada trisemester kedua (K2), > 14 – 28 berkaitan pemahaman mengenai masalah
minggu dan minimal dua kali pada kesehatan dan kehamilan. Tingginya
trisemester ketiga (K3 dan K4) > 28-36 tingkat pendidikan ibu hamil
minggu serta setelah 36 minggu sampai menyebabkan ibu hamil lebih sering

4
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

melakukan perawatan antenatal dan diwujudkan dalam bentuk dukungan


memilih untuk memeriksakan diri ke emosi, instrumental, informasi dan
tempat yang lebih berkualitas (Dewi, penilaian. Cohen (2011), mengungkapkan
2013). Seseorang dengan pendidikan bentuk-bentuk dukungan sosial atau
rendah cenderung tidak peduli dengan dukungan suami sebagai orang terdekat
kunjungan ANC karena tidak tahu istri yaitu dukungan emosional,
tentang kunjungan ANC serta segala dukungan informasional, dukungan
sesuatu yang terkait dengan kunjungan penilaian dan dukungan instrumental.
ANC. Sumber utama rendahnya
Berdasarkan uraian kuesioner telah dukungan suami pada responden dapat
tersebar dapat diketahui bahwa sebagian dilihat pada uraian kuesioner yang telah
besar responden (54,9%) berpendidkan tersebar bahwa sebagian besar
SD dan SMP. Sedangkan sisanya (45,1%) responden (56,9%) yang berkunjung
ibu berpendidikan SMA dan perguruan untuk melakukan pemeriksaan antenal
tinggi. Seseorang yang mempunyai care di Puskesmas Lubuk Alung tidak
tingkat pendidikan tinggi akan dihantarkan/didampingi oleh suami
memberikan respon yang lebih rasional mereka. Berdasarkan wawancara dengan
daripada mereka yang berpendidikan ibu, keadaan yang demikian adalah
lebih rendah (SD/SMP) atau sedang karena kesibukan pekerjaan suami yang
(SMA) (Notoatmodjo, 2010). rata-rata adalah petani dan pegawai
Oleh karena itu peneliti berasumsi swasta.
dikarenakan pendidikan responden pada Berdasarkan hal tersebut,asumsi
penelitian ini didominasi oleh jenjang peneliti bahwa kehamilan merupakan
pendidikan SD dan SMP, maka pihak masa kritis bagi kehidupan sebuah
Puskesmas perlu menyampaikan keluarga yang dapat diikuti stress dan
informasi tentang pemeriksaan antenatal kecemasan. Perubahan dan adaptasi
care secara lebih sederhana dengan selama kehamilan tidak hanya dirasakan
bahasa yang mudah dipahami oleh ibu oleh ibu tetapi oleh seluruh keluarga
sehingga seluruh ibu hamil yang terutama suami. Oleh karena itu, selama
berkunjung dapat mengerti dengan kehamilan seluruh anggota keluarga
maksud dan tujuan yang disampaikan harus terlibat terutama suami. Tugas
oleh petugas. suami dalam hal ini adalah dengan
memberikan perhatian dan membina
3. Gambaran Dukungan Suami dalam
hubungan baik dengan istri sehingga istri
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
dapat mengkonsultasikan setiap masalah
Care di Puskesmas Lubuk Alung.
yang dihadapinya selama kehamilan.
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 51
responden, hanya 23 responden (45,1%) 4. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
yang memiliki dukungan suami tinggi dengan Kunjungan Pemeriksaan
dan sebanyak 28 responden (54,9%) Antenatal Care di Puskesmas Lubuk
yang memiliki dukungan suami rendah. Alung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dalam penelitian ini pengetahuan Ibu
responden yang memiliki dukungan sangat berpengaruh terhadap Kunjungan
suami rendah lebih banyak dari pada Antenatal care. Hal ini dapat terlihatdari
responden yang memiliki dukungan 22 responden yang berpengetahuan
suami tinggi. tinggiterdapat sebanyak 15 responden
Dukungan suami adalah sesuatu (68,2%) yang teratur melakukan
yang diperbuat suami dalam merespon kunjungan pemeriksaan antenatal care
kehamilan istri yang dapat menyebabkan danhanya 7 responden (31,8%) yang
ketenangan batin dan perasaan senang tidak teratur melakukan kunjungan
dalam diri istri. Dukungan suami bisa pemeriksaan antenatal care. Sedangkan

5
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

dari 29 responden yang berpengetahuan yang teratur melakukan kunjungan


tinggi hanya 9 responden (31,0%) yang pemeriksaan antenatal care dan hanya 1
teratur melakukan kunjungan responden (10,0%) yang tidak teratur
pemeriksaan antenatal care dan sebanyak melakukan kunjungan pemeriksaan
20 responden (69,0%) yang tidak teratur antenatal care. Selanjutnya dari 13
melakukan kunjungan pemeriksaan responden yang berpendidikan sedang
antenatal care tersebut terdapat sebanyak 7 responden (53,8%)
Hasil uji statistik dengan yang teratur melakukan kunjungan
menggunakan uji chi-square diperoleh p- pemeriksaan antenatal care dan hanya 6
value = 0,019 (p <0,05), maka dapat responden (46,2%) yang tidak teratur
disimpulkan bahwaada hubungan yang melakukan kunjungan pemeriksaan
bermakna antara pengetahuan ibu hamil antenatal care. Sedangkan dari 28
dengan kunjungan pemeriksaan antenatal responden yang berpendidikan
care di Puskesmas Lubuk Alung. rendahhanya 8 responden (28,6%) yang
Apabila seorang ibu hamil memiliki teratur melakukan kunjungan
pengetahuan yang lebih tentang pemeriksaan antenatal care dan sebanyak
kehamilannya maka kemungkinan besar 20 responden (71,4%) yang tidak teratur
ibu akan berpikir untuk menentukan melakukan kunjungan pemeriksaan
sikap, berperilaku untuk mencegah, antenatal care.
menghindari atau mengatasi masalah Hasil uji statistik dengan
resiko kehamilan tersebut sehingga ibu menggunakan uji chi-square diperoleh p-
memiliki kesadaran untuk melakukan value = 0,003 (p <0,05), maka dapat
kunjungan antenatal atau memeriksakan disimpulkan bahwa ada hubungan yang
kehamilannya (Irnawati, 2011). bermakna antara pendidikan ibu hamil
Peneliti berasumsi pengetahuan dengan kunjungan pemeriksaan antenatal
mengenai kunjungan antenal care pada care di Puskesmas Lubuk Alung.
responden dapat diperoleh melalui Masih banyak ibu-ibu yang kurang
penyuluhan yang dilakukan oleh petugas menyadari pentingnya pemeriksaan
Puskesmas Lubuk Alung tentang kehamilan sehingga menyebabkan tidak
perubahan yang berkaitan dengan terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi
kehamilan, pertumbuhan dan yang mungkin dialami oleh mereka.
perkembangan janin dalam rahim, Hal ini bisa disebabkan karena
perawatan diri selama kehamilan serta rendahnya tingkat pendidikan dan
tanda bahaya yang perlu diwaspadai. kurangnya informasi (Dewi, 2013).
Dengan pengetahuan tersebut Pendidikan pada masyarakat sangat
diharapkan ibu akan termotivasi kuat berperan dalam perilaku kesehatan
untuk menjaga dirinya dan masyarakat itu sendiri baik itu
kehamilannya dengan mentaati nasehat diperoleh dari pendidikan formal
yang diberikan oleh pelaksana maupun informal (Notoatmodjo, 2010).
pemeriksa kehamilan, sehingga ibu Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat melewati masa kehamilannya peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi
dengan baik dan menghasilkan bayi tingkat pendidikan ibu hamil maka akan
yang sehat. lebih sering datang ke fasilitas kesehatan
untuk memeriksakan kehamilannya.
5. Hubungan Pendidikan Ibu Hamil
Menurut Widyastuti,dkk (2010),
dengan Kunjungan Pemeriksaan
pendidikan yang tinggi dipandang perlu
Antenatal Care di Puskesmas Lubuk
Alung. bagi kaum wanita, karena dengan tingkat
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 10 pendidikan yang tinggi mereka dapat
responden yang berpendidikan tinggit meningkatkan taraf hidup, mampu
erdapat sebanyak 9 responden (90,0%) membuat keputusan menyangkut
masalah kesehatan mereka sendiri.

6
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

Semakin tinggi pendidikan seorang istrinya, sehingga berpengaruh terhadap


wanita, maka semakin mampu mandiri keinginan ibu untuk melakukan
dalam mengambil keputusan menyangkut pemeriksaan kehamilan.
diri sendiri sehingga mereka akan mampu Dukungan suami adalah sesuatu yang
memperhatikan kesehatan kehamilan diperbuat suami dalam merespon
mereka dengan datang ke fasilitas kehamilan istri yang dapat menyebabkan
pelayanan kesehatan. ketenangan batin dan perasaan senang
dalam diri istri. Dukungan suami bisa
6. Hubungan Dukungan Suami dengan
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal diwujudkan dalam bentuk dukungan
Care di Puskesmas Lubuk Alung emosi, instrumental, informasi dan
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 23 penilaian. Dukungan suami terhadap
responden yang memiliki dukungan kehamilan istri baik secara fisik maupun
suami tinggiterdapat sebanyak 15 psikis yang dibutuhkan misalnya ikut
responden (65,2%) yang teratur mengantarkan melakukan pemeriksaan
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan, bisa membuat istri menjadi
antenatal care danhanya 8 responden bahagia dan menghayati masa kehamilan
(34,8%) yang tidak teratur melakukan dengan tenang. Wanita yang diperhatikan
kunjungan pemeriksaan antenatal care. dan dikasihi oleh pasangan prianya
Sedangkan dari 28 responden yang selama hamil akan menunjukkan lebih
memiliki dukungan suami sedikit gejala emosi, fisik dan sedikit
rendahhanya9 responden (32,1%) yang komplikasi persalinan serta lebih mudah
teratur melakukan kunjungan melakukan penyesuaian selama masa
pemeriksaan antenatal care dan nifas (Prawirohardjo, 2009).
sebanyak19 responden (67,9%) yang Berdasarkan hal tersebut, peneliti
tidak teratur melakukan kunjungan berasumsi bahwa dukungan suami
pemeriksaan antenatal care. merupakan dorongan, motivasi terhadap
Hasil uji statistik dengan istri, baik secara moral maupun material
menggunakan uji chi-square diperoleh p- yang dapat berfungsi sebagai strategi
value = 0,038 (p <0,05), maka dapat preventif untuk mengurangi stres dan
disimpulkan bahwa ada hubungan yang konsekuensi negatif sehingga sangat
bermakna antara dukungan suami diperlukan upaya peningkatanan
dengan kunjungan pemeriksaan antenatal pelayanan antenatal care selama
care di Puskesmas Lubuk Alung. kehamilan baik oleh pemerintah, swasta
Menurut Sari (2015), dukungan suami maupun masyarakat terutama suami.
merupakan hal penting dalam
KESIMPULAN
mendukung pemeriksaan kehamilan ibu.
Dari hasil analisis dan pembahasan pada
Hasil penelitiannya ditemukan dari 20
penelitian ini dapat dikemukakan
responden dengan dukungan suami yang
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
tidak mendukung, sebanyak 10 responden
1. Dari 51 responden sebanyak 27
(50%) tidak teratur dalam pemanfaatan
responden (52,9%) yang tidak teratur
pelayanan antenatal dan dari 29
dalam melakukan kunjungan
responden dengan dukungan suami yang
pemeriksaan antenatal care, sebanyak
memadai, sebanyak 15 responden (51,7%)
29 responden (56,9%) yang memiliki
teratur dalam pemanfaatan pelayanan
pengetahuan rendah, sebanyak 28
antenatal. Ada hubungan signifikan
responden (54,9%) yang
antara dukungan suami dengan
berpendidikan rendah dan sebanyak
pemanfaatan pelayanan antenatal (p value
28 responden (54,9%) yang memiliki
= 0,002 ). Penelitian Faijah sihombing
dukungan suami rendah.
(2012) ditemukan sebanyak 68,47%
2. Ada hubungan yang bermakna
dukungan suami yang kurang pada
antara pengetahuan ibu hamil dengan

7
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

kunjungan pemeriksaan antenatal care Dinkes Kabupaten Padang Pariaman. (2016).


di Puskesmas Lubuk Alung dengan p- Profil Kesehatan Kabupaten Padang
value = 0,019 (p < 0,05). Pariaman. Pariaman
3. Ada hubungan yang bermakna
antara pendidikan ibu hamil dengan Dinkes Sumbar. (2016). Profil Profil Kesehatan
kunjungan pemeriksaan antenatal care Provinsi Sumatera Barat. Padang
di Puskesmas Lubuk Alung dengan p-
value = 0,003 (p < 0,05). Faijah, S. (2012). Hubungan Dukungan Suami
dengan Kunjungan ANC pada ibu
4. Ada hubungan yang bermakna antara
Hamil, Jurnal Makara, 2(3), 14-24
dukungan suami dengan kunjungan
pemeriksaan antenatal care di Farmacia. (2010). Kematian Ibu, Petaka yang
Puskesmas Lubuk Alung dengan p- Sulit Surut. Rineka Cipta. Jakarta
value = 0,038 (p < 0,05).
Hastono, S. P. & S. (2011). Statistik Kesehatan
REFERENSI (1st ed.). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asihani, D. (2010). Hubungan antara Persepsi
dan Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal Irnawati, (2011). Kesehatan Ibu dan Anak.
Care dengan Kunjungan Pemeriksaan Rineka Cipta. Jakarta
Kehamilan di Rumah Bersalin Permata
Bunda Sragen. Universitas Sebelas Maret. Kemenkes RI. (2010). Indeks Pembangunan
Surakarta Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian
Burhaeni, S. (2013). Faktor Determinan Kesehatan. Jakarta.
Pemanfaatan Pelayanan Anatenatal di
Wilayah Kerja Puskesmas Pampang Kemenkes RI. (2011). Lima Strategi
Kecamatan Panakukang Kota Makassar Operasional Turunkan Angka
Unhas. Makassar Kematian Ibu. Jakarta

Cohen. (2011). Promosi Kesehatan Bagi Keluarga. Kemenkes RI. (2013). Indeks Pembangunan
Rineka Cipta. Jakarta Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian
Choli (2014). Antenal Care bagi Kesehatan Ibu. Kesehatan. Jakarta.
Bumi Medika. Yogyakarta
Manuaba, Dkk. (2008). Konsep Obstetri &
Damayanti, (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu Ginekologi Sosial Indonesia. EGC. Jakarta
dan Anak. Rineka Cipta. Jakarta
Mawaddah Dan Maulina. (2011). Hubungan
Depkes RI, (2008). Standar Acuan Pemeriksaan Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Kehamilan. Jakarta Antenatal Care dengan Jumlah
Kunjungan Antenatal Care di Desa
Depkes RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Laut Dendang Kecamatan Percut Sei
Badan Penelitian dan Pengembangan Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Kesehatan. Jakarta Universitas Sumatera Utara. Medan

Depkes RI. (2011). Lima Strategi Operasional Mufdlilah. (2009). Antenatal Care Focused.
Turunkan Angka Kematian Ibu. Nuha Offse. Yogyakarta
Jakarta
Nurlaelah, (2014). Faktor yang Berhubungan
Depkes RI. (2016). Profil Kesehatan dengan Kunjungan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Dungkait
Indonesia. Jakarta
Kabupaten Mamuju. Jurnal Unhas, 2(3),
24-31
Dewi dan Sunarsih. (2013). Kehamilan
Terintegrasi. Graha Medika.
Yogyakarta

8
e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.1(February,2018):12–20 Human Care Journal

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Sinaga.(2009) Faktor-faktor yang


Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta, Mempengaruhi Kunjungan Antental
Jakarta Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Darussalam. Medan
Plasmey, F. (2012). Pengaruh Dukungan
Suami terhadap ANC di Desa Cilayung Siregar, (2012).Pengetahuan Ibu Antenatal
Wilayah Kerja Puskesmas Cikeruh Care di Desa Laut Dendang Kecamatan
Sumedang, Universitas Muhammadiyah. Percut Sei Tuan Tahun 2011. Universitas
Semarang Sumatera Utara. Medan
Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Pelayanan Situmeang & Riris.(2010). Pengaruh Faktor
Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP – Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan
SP. Jakarta terhadap Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal oleh Ibu di Kelurahan Pasir
Prawirohardjo. (2009). Panduan Praktis Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Tapanuli Tengah. USU. Medan
Neonatal. YBS-SP. Jakarta
Syahda, S. (2014). Faktor-faktor yang
Puskesmas Lubuk Alung. (2016). Kesehatan
Berhubungan dengan Kunjungan
Ibu dan Anak. Lubuk Alung
Antenatal Care (ANC) di Desa Muara
Mahat Wilayah Kerja Puseksmas Tapung
Ramasamy, A. (2013). Hubungan Tingkat
I. .Jurnal Kebidanan. Riau. Indonesia
Pendidikan dengan Tingkat
Pengetahuan tentang Antenatal Care
Sullivan, A; Kean, L; Cryer, A. (2009).
dalam Kalangan Usia Subur di
Panduan Pemeriksaan Antenatal. EGC.
Puskesmas Padang Bulan. Ejurnal FK
Jakarta
USU, 1(1), 1-12
Tamaka, C., Medianung, A., & Sambeka, J.
Riyanto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data
(2013).Hubungan Pengetahuan Ibu
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamil dengan Keteraturan Pemeriksaan
Antenatal Care di Puskesmas Bahu
Rustami, (2012).Pengetahuan dalam
Kecamatan Malalayang Kota
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Manado.ejurnal Keperawatan (e-KP) 1(1),
1-6
Sari, G.N, (2015). Faktor Pendidikan,
Pengetahuan, Paritas, Dukungan WHO. (2016). Antenatal Care. Jakarta
Keluarga dan Penghasilan Keluarga yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Widyastuti, Dkk. (2010). Kesehatan Reproduksi.
Pelayanan Antenatal. Jurnal Ilmu dan
Fitramaya. Yogyakarta
Teknologi Kesehatan, 2(2), 77 – 8

Sarwoko.(2016). Pengaruh Dukungan Suami


terhadap Kepatuhan Kunjungan
Antenatal Care pada Ibu Hamil. Jurnal
Kebidanan, 7(1), 110-126

Sarwono, (2008).Buku Acuan Nasional Pelayanan


Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supadi, S. (2010).Statistik Kesehatan Bagian


Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas
Kedokteran UGM. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai