Anda di halaman 1dari 7

FORMAT PRA PLANNING

KEGIATAN “POSYANDU REMAJA” PADA REMAJA

DI DESA RIDOGALIH KECAMATAN CIBARUSAH KABUPATEN BEKASI

Universitas Medika Suherman

I.Latar Belakang

Posyandu Remaja merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber


daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan bersama masyarakat
termasuk remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kesehatan angka kematian
ibu dan anak. Pelayanan kesehatan remaja diposyandu adalah pelayanan kesehatan
yang peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif meliputi: pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Nafza, gizi, aktivitas fisik, pencegahan penyakit tidak
menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja. Salah satu Pencegahan
Penyakit Tidak Menular (PTM) pada remaja adalah Diabetes Melitus (DM) tipe 1.

Kesehatan remaja adalah kedaan sehat baik secara fisik, psikis, dan sosial
yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan
perempuan agar dapat bertanggung jawab dan menjaga dan memelihara organ
reproduksi (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa


Pendidikan Profesi Ners Universitas Medika Suherman didapatkan gambaran remaja
di desa Ridogalih sebanyak 115 (16,1%) dusun I, 320 (45%) dusun II, dan 276
(38,9%) dusun III.

Hasil wawancara kepada remaja, mengatakan bahwa dalam 3 bulan terahir


tidak ada kegiatan pemberian informasi kesehatan pada remaja serta tidak ada
kegiatan posyandu remaja. Hasil wawancara keluarga dengan remaja mengatakan
nampak menghabiskan waktu di rumah dengan kumpul keluarga dan menonton TV.
Hasil observasi nampak remaja menghabiskan waktu dirumah dan sebagian bermain
di warung dengan handphone mereka.

Diabetes Melitus (DM) tipe 1 atau dikenal dengan istilah Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) adalah diabetes melitus yang tergantung pada insulin
untuk mengatur metabolisme glukosa dalam darah (Pulungan, 2015). Dalam konteks
DM tipe 1 banyak remaja mengalami kemunduran pada kontrol metabolik yang
sering kali disebabkan oleh pola makan dan olahraga yang tidak menentu, kepatuhan
terhadap regimen pengobatan yang buruk, perilaku berbahaya dan beresiko, gangguan
makan dan perubahan endokrin yang terkait dengan pubertas yang menyebabkan
resistensi insulin lebih besar (Wiley end Ltd, 2014). Oleh karena itu
direkomendasikan bahwa mereka yang merawat remaja diabetes harus: menyediakan
pendidikan terarah untuk membantu memahami perubahan fisiologis pubertas,
efeknya pada dosis insulin, kesulitan pengendalian berat badan, dan pengaturan diet
dengan adanya keterlibatan orang tua dalam tugas perawatan diabetes (Wiley end
Ltd, 2014).

Terdapat 2 puncak insiden DM tipe 1 pada anak yaitu pada usia 5-6 tahun dan
11 tahun. Patut dicatat bahwa lebih dari 50% penderit a baru DM tipe 1 berusia >20
tahun. Indonesia menempati urutan ke tujuh terbesar dalam jumlah penderita DM
dengan prevalensi 8,5% dari total penduduk (IDF, 2013). Berdasarkan data registrasi
IDAI anak dengan DM tipe 1 hingga tahun 2014 didapatkan 1021 kasus. Survei
United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) yang meneliti penyandang
DM pada semua tipe selama 6 tahun, menunjukkan hasil bahwa 76% hiperglikemia
yang dialami responden akibat insulin, 45% akibat dari penggunaan konsumsi obat
sulfonilurea, dan 3% akibat dari tidak adekuatnya diet (Cefalu, 2005 dalam
Sutawardana, 2016).

Banyak kesalah pahaman di negara berkembang tentang saran nutrisi untuk


penderita diabetes. Masih ada mitos yang menyatakan bahwa pengurangan
konsumsi gula dan karbohidrat dapat mengendalikan DM. Seharusnya, tujuan utama
untuk diabetes adalah meningkatkan praktik gaya hidup seperti meningkatkan
jumlah olahraga, mengurangi asupan makanan olahan tinggi, lebih banyak
mengonsumsi sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan, serta mengurangi atau
menghentikan kebiasaan merokok. Berdasarkan hal-hal tersebut maka diperlukan
informasi kesehatan dan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang DM (Andrea, 2015).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Wawan dan Dewi, 2016). Pengetahuan pasien
tentang DM merupakan sarana yang bisa membantu penderita menjalankan
penanganan diabetes sehingga semakin banyak dan semakin baik pasien DM
mengetahui tentang diabetes melitus, kemudian dapat mengubah perilakunya. Hal
ini dapat mengendalikan kondisi penyakitnya, sehingga penderita diabetes tersebut
dapat hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang lebih baik (Soegondo, 2009).

II. Nama Kegiatan


Posyandu Remaja Desa Ridogalih Kecamatan Cibarusah
III. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukan kegiatan Posyandu Remaja Desa Ridogalih Kecamatan
Cibarusah diharapkan remaja mampu mengikuti posyandu remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan posyandu remaja kepada Remaja Desa Ridogalih
Kecamatan Cibarusah diharapkan:
a. Remaja mampu menyebutkan definisi Diabetes Melitus Tipe 1
b. Remaja mampu menyebutkan gejala klinis Diabetes Melitus Tipe 1
c. Remaja mampu menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus Tipe 1
d. Remaja mampu menyebutkan penatalaksaan Diabetes Melitus Tipe 1
e. Remaja mampu mengembangkan minat dan bakat
f. Remaja mampu membentuk duta remaja
IV. Strategi Kegiatan

a. Peserta
Remaja Desa Ridogalih Kecamatan Cibarusah
b. Kepanitiaan
Ketua : Andriansyah, S.Kep
Sekretaris : Melisa Ayu Lestari , S.Kep.
Seksi Acara : Muhamad Yazid Bustomi S.Kep
Ade Putri Andani, S.Kep
Seksi Peralatan : Arfan Dadi, S.Kep
Seksi Konsumsi : Nurfadillah, S.Kep.
Seksi Humas : Suci Dewi Utami, S.Kep
c. Setting Tempat : Pendkes (Aula Desa Ridogalih), Minat Bakat
(Lapangan SD Ridogalih 01)

d. Setting Waktu

No Waktu Uraian Kegiatan Penanggungja Ket.


wab
1 08.00 1. Persiapan panitia Ade Putri Sie. Acara
WIB 2. Mengumpulkan remaja di desa
Ridogalih
2 08.30 Meja I: Pendaftaran Chatrine & Sie. Acara
WIB Wulan
3 08.45 Meja II : Pemeriksaan Berat badan, Marjaya & Sie. Acara
WIB TInggi badan, Tekanan darah Maya

4 09.00 Meja III : Pencatatan hasil Heni & Leyla Sie. Acara
WIB Pemeriksaan Berat badan, Tinggi
badan, dan Tekanan darah.
5 09.00 Meja IV : Ning & Amay Pemateri:
WIB 1. Memberi salam dan Ade Putri
memperkenalkan diri Moderator:
2. Menjelaskan tujuan kegiatan M. Yazid
Pendkes DM Tipe I
3. Pre-test
4. Pendidikan Kesehatan DM Tipe 1
5. Post-test
6 09.45 Meja V: Ahmad Maulana Sie Acara
1. Olahraga untuk remaja putra dan Nur Asiah
2. Membuat kerajinan untuk remaja
putri
7 11.00 Penutup Ade Putri Sie. Acara
8 10.05 Dokumentasi Arfan Dadi Sie Acara

V. Evaluasi

1. Struktur
a. 80% peserta dihadiri oleh Remaja Desa Ridogalih
b. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana
c. Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan tugasnya
d. Waktu pelaksanaan Posyandu Remaja telah disepakati dan di tetapkan
e. Surat undangan telah dibuat
f. Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan
g. Telah terbentuk panitian penyelenggara
2. Proses
a. Penyaji menyampaikan materi dengan baik, hanya perlu ditingkatkan
penguasa audience
b. Remaja memperhatikan penyampaian materi
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
d. Para undangan yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
e. Peserta berperan aktif selama jalannya diskusi
f. Remaja antusias mengikuti kelangsungan acara
g. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
h. Acara dapat berjalan sesuai rencana
3. Hasil
a. Terbina hubungan saling percaya dengan Remaja Desa Ridogalih
Kecamatan Cibarusah
b. Terlaksananya posyandu remaja secara sistematis
c. Terbentuknya duta remaja

Panitia Praktik Keperawatan Komunitas di


Desa Ridogalih Kecamatan Cibarusah
Universitas Medika Suherman

Mengetahui,

Koordinator MA Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Ns. Angga Saeful Rahmat,S.Kep.,M.Kep.,Sp. Kep.Kom


NIK : 5010030030
Ketua Sekretaris

Andriansyah, S.Kep Melisa Ayu Lestari, S.Kep


121080067 121080078

Anda mungkin juga menyukai