Anda di halaman 1dari 40

Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas.

Mari bergabung dengan sukarelawan


Wikipedia bahasa Indonesia!

Bahasa Inggris
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk kegunaan lain, lihat Inggris (disambiguasi).

Bahasa Inggris

English language

Pelafalan /ˈɪŋɡlɪʃ/[1]

Wilayah (lihat di bawah)

Penutur bahasa 360 juta  (2010)[2]


L2: 380 juta[3]

pace: normal;"> Indo-Eropa


Rumpun bahasa
 Jermanik
o Jermanik Barat
 Ingvaeonik
 Anglo–Frisia
 Anglik
 Bahasa Inggris

Bentuk awal Inggris Kuno

 Inggris Pertengahan
o Inggris Modern Awal
 Bahasa Inggris
pace: normal;"> Alfabet Latin (alfabet bahasa Inggris)
Sistem penulisan
Braille bahasa Inggris

pace: normal;"> Kode manual


Bentuk berisyarat
(sistem beragam)

Status resmi

Bahasa resmi di 67 negara


27 entitas tidak berdaulat
tampil

Berbagai organisasi

Kode bahasa

ISO 639-1 en

ISO 639-2 eng

ISO 639-3 eng

Linguasfer 52-ABA

  Negara dengan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi atau de facto,


atau bahasa nasional, dan dituturkan sebagai bahasa ibu oleh penduduk.
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan
render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol
lain, bukan karakter Unicode.

Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang pertama kali dituturkan


di Inggris pada Abad Pertengahan Awal dan saat ini merupakan bahasa yang paling
umum digunakan di seluruh dunia.[4] Bahasa Inggris dituturkan sebagai bahasa pertama
oleh mayoritas penduduk di berbagai negara, termasuk Britania Raya, Irlandia, Amerika
Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan sejumlah negara-negara Karibia; serta
menjadi bahasa resmi di hampir 60 negara berdaulat. Bahasa Inggris adalah bahasa
ibu ketiga yang paling banyak dituturkan di seluruh dunia, setelah bahasa
Mandarin dan bahasa Spanyol.[5] Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa
kedua dan bahasa resmi oleh Uni Eropa, Negara Persemakmuran, dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa, serta beragam organisasi lainnya.
Bahasa Inggris berkembang pertama kali di Kerajaan Anglo-Saxon Inggris dan di
wilayah yang saat ini membentuk Skotlandia tenggara. Setelah meluasnya
pengaruh Britania Raya pada abad ke-17 dan ke-20 melalui Imperium Britania, bahasa
Inggris tersebar luas di seluruh dunia.[6][7][8] Di samping itu, luasnya penggunaan bahasa
Inggris juga disebabkan oleh penyebaran kebudayaan dan teknologi Amerika
Serikat yang mendominasi di sepanjang abad ke-20.[9] Hal-hal tersebut telah
menyebabkan bahasa Inggris saat ini menjadi bahasa utama dan secara tidak resmi
(de facto) dianggap sebagai lingua franca di berbagai belahan dunia.[10][11]
Menurut sejarahnya, bahasa Inggris berasal dari peleburan beragam dialek terkait,
yang saat ini secara kolektif dikenal sebagai bahasa Inggris Kuno, yang dibawa ke
pantai timur Pulau Britania oleh pendatang Jermanik (Anglo-Saxons) pada abad ke-5;
kata English' berasal dari nama Angles.[12] Suku Anglo-Saxons ini sendiri berasal dari
wilayah Angeln (saat ini Schleswig-Holstein, Jerman). Bahasa Inggris awal juga
dipengaruhi oleh bahasa Norse Kuno setelah Viking menaklukkan Inggris pada abad
ke-9 dan ke-10.
Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad ke-11 menyebabkan bahasa
Inggris juga mendapat pengaruh dari bahasa Prancis Norman,
dan kosakata serta ejaan dalam bahasa Inggris mulai dipengaruhi oleh
bahasa Latin Romawi (meskipun bahasa Inggris sendiri bukanlah rumpun bahasa
Romawi),[13][14] yang kemudian dikenal dengan bahasa Inggris Pertengahan. Pergeseran
Vokal yang dimulai di Inggris bagian selatan pada abad ke-15 adalah salah satu
peristiwa bersejarah yang menandai peralihan bahasa Inggris
Pertengahan menjadi bahasa Inggris Modern.
Selain Anglo-Saxons dan Prancis Norman, sejumlah besar kata dalam bahasa Inggris
juga berakar dari bahasa Latin, karena Latin adalah lingua franca Gereja Kristen dan
bahasa utama di kalangan intelektual Eropa,[15] dan telah menjadi dasar kosakata bagi
bahasa Inggris modern.
Karena telah mengalami perpaduan beragam kata dari berbagai bahasa di sepanjang
sejarah, bahasa Inggris modern memiliki kosakata yang sangat banyak, dengan
pengejaan yang kompleks dan tidak teratur (irregular), khususnya vokal. Bahasa Inggris
modern tidak hanya merupakan perpaduan dari bahasa-bahasa Eropa, tetapi juga dari
berbagai bahasa di seluruh dunia. Oxford English Dictionary memuat daftar lebih dari
250.000 kata berbeda, tidak termasuk istilah-istilah teknis, sains, dan bahasa gaul yang
jumlahnya juga sangat banyak.[16][17]

Daftar isi

 1Klasifikasi
 2Sejarah
 3Persebaran geografis
o 3.1Tiga lingkar negara-negara penutur bahasa Inggris
 4Fonologi
o 4.1Konsonan
o 4.2Vokal
o 4.3Tekanan, ritme dan intonasi
o 4.4Ragam regional
 5Sistem penulisan
 6Tata bahasa
o 6.1Sistem kala
 6.1.1Rumus sistem kala
 6.1.1.1Kalimat positif/Kalimat aktif
 6.1.1.2Kalimat negatif
 6.1.1.3Kalimat pasif
 7Kata ganti
o 7.1Orang
o 7.2Refleksi
o 7.3Pemilik
o 7.4Penanya
o 7.5Penunjuk
 8Referensi
 9Daftar pustaka
 10Lihat pula
 11Pranala luar
o 11.1Umum
o 11.2Kamus
o 11.3Esai
o 11.4Intonasi

Klasifikasi

Anglik
  Inggris
  Skot
Anglo-Frisia
mencakup Anglik dan
  Frisia (mencakup Frisia Barat, Utara, dan Saterland)
Jermanik Laut Utara
mencakup Anglo-Frisia dan
  Jerman Hilir/Saksen Hilir
Jermanik Barat
mencakup Jermanik Laut Utara dan
  Belanda (serta bahasa Afrikaans di Afrika)
...... Jerman (Hulu):
  Jerman Tengah (serta bahasa Luksemburg)
  Jerman Dataran Tinggi
...... Yiddi
Bahasa-bahasa Jermanik Barat

Bahasa Inggris merupakan bahasa Indo-Eropa yang termasuk ke dalam


cabang Jermanik Barat dari subrumpun Jermanik.[18] Bahasa Inggris Kuno berasal dari
sebuah wilayah kesinambungan dialek dan budaya di sekujur pesisir Laut Utara Frisia.
Ragam tutur di wilayah ini secara bertahap berkembang menjadi bahasa-bahasa
Anglik di Kepulauan Britania serta bahasa-bahasa Frisia dan Jerman Hulu/Saksen
Hulu di Eropa Daratan. Bahasa-bahasa Frisia merupakan kerabat terdekat bagi bahasa
Inggris dan bahasa-bahasa Anglik lainnya; keseluruhan bahasa ini tergabung dalam
subkelompok Anglo-Frisia. Ragam tutur Jerman Hulu/Saksen Hulu juga berkerabat
dekat dengan subkelompok ini; terkadang bahasa-bahasa Inggris, Frisia, dan Jerman
Hulu digolongkan ke dalam subkelompok Ingvaeonik (Jermanik Laut Utara), walaupun
pengelompokan ini masih diperselisihkan keabsahannya. [19] Bahasa Inggris Kuno
berevolusi menjadi bahasa Inggris Pertengahan, yang kemudian menurunkan bahasa
Inggris Modern.[20] Beberap ragam tutur bahasa Inggris Kuno dan Pertengahan juga
berkembang menjadi bahasa-bahasa Anglik lainnya, seperti Bahasa Skot yang
dituturkan di Skotlandia[21], atau ragam Fingal serta Forth dan Bargy (Yola) di Irlandia.[22]
Sebagaimana bahasa Islandia dan Faroe yang berkembang di kepulauan terpisah dari
daratan Eropa, perkembangan bahasa Inggris di Kepulauan Britania membuatnya
terisolasi dari pengaruh bahasa-bahasa Jermanik daratan. Bahasa Inggris pun berubah
secara signifikan. Bahasa Inggris tidak berkesalingpahaman dengan bahasa Jermanik
kontinental mana pun, akibat perbedaan dalam hal kosa kata, sintaksis, dan fonologi.
Walaupun begitu, beberapa di antaranya, seperti bahasa Belanda dan Frisia, memiliki
kedekatan yang kuat dengan bahasa Inggris, terutama pada tahap-tahap awal
pembetukannya.[23]
Namun, tidak seperti bahasa Islandia dan Faroe yang terisolasi, bahasa Inggris
berkembang dengan pengaruh yang didapatkan melalui serangkaian invasi pihak luar
ke Kepualaun Britania, terutama oleh penutur bahasa Norse Kuno dan Perancis
Norman. Bahasa-bahasa ini meninggalkan pengaruh yang dalam, sampai-sampai
bahasa Inggris memiliki beberapa kesamaan dalam hal kosa kata dan tata bahasa
dengan banyak bahasa di luar kladus linguistiknya—walaupun hal ini tidak lantas
menjadikan penutur bahasa Inggris dapat saling paham dengan penutur bahasa-
bahasa tersebut. Beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat
dianggap sebagai bahasa campuran atau kreol. Pandangan ini juga dikenal
sebagai hipotesis kreol Inggris Pertengahan. Meski begitu, terlepas dari pengaruh
bahasa-bahasa lain terhadap kosa kata dan tata bahasa Inggris Modern yang diakui
secara luas, sebagian besar ahli di bidang kontak bahasa tidak menganggap bahasa
Inggris sebagai bahasa campuran sejati.[24][25]
Bahasa Inggris digolongkan sebagai bahasa Jermanik karena ia mengalami
beberapa inovasi bahasa yang sama dengan bahasa-bahasa Jermanik lainnya
seperti bahasa Belanda, Jerman, dan Swedia.[26] Inovasi-inovasi ini menunjukkan bahwa
bahasa-bahasa tersebut diturunkan dari leluhur bersama, yaitu bahasa Proto-Jermanik.
Termasuk di antara ciri khas bahasa Jermanik adalah: pemabgian verba-verba menjadi
kelas verba kuat dan verba lemah, penggunaan verba modal, serta perubahan-
perubahan bunyi yang berdampak pada konsonan-konsonan dari bahasa Proto-Indo-
Europa, seperti Hukum Grimm dan Hukum Verner. Bahasa Inggris digolongkan sebagai
bagian dari cabang Anglo-Frisia, sebab bahasa Frisia dan bahasa Inggris berbagi ciri
yang lebih spesifik, seperti palatalisasi konsonan velar Proto-Germanik.[27]

Sejarah
Artikel utama: Sejarah bahasa Inggris

Kalimat pertama Beowulf (atas) ditulis dalam bahasa Inggris Kuno: "Hƿæt ƿē Gārdena ingēar dagum þēod
cyninga þrym ge frunon," yang berarti, "Listen! We of the Spear-Danes from days of yore have heard of the
glory of the folk-kings."

Bahasa Inggris berasal dari dialek Jermanik Laut Utara yang dibawa ke Britania


oleh pemukim Jermanik dari berbagai wilayah yang saat ini dikenal dengan Belanda,
Jerman utara, dan Denmark.[28] Menjelang periode ini, penduduk Britania
Romawi berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Brittonik, Keltik, beserta bahasa-
bahasa Romawi yang dipengaruhi oleh bahasa Latin setelah pendudukan Romawi yang
berlangsung selama 400 tahun.[29] Salah satu suku Jermanik yang datang ke Britania
adalah Angles,[30] yang diperkirakan pindah seluruhnya ke Britania.
[31]
 Nama England (dari Engla land[32] "Land of the Angles") and English (Old
English Englisc[33]) berasal dari nama suku ini – meskipun suku-suku Jermanik lainnya
seperti Saxon, Jute, dan suku-suku dari pantai Frisia, Saxon Hulu, Jutland,
dan Swedia selatan juga pindah ke Britania pada periode ini. [34][35][36]
Pada awalnya, bahasa Inggris Kuno terdiri dari beragam kelompok dialek, yang
mencerminkan beragam suku yang menghuni Inggris Anglo-Saxon,[37] tetapi dialek
Saxon Barat perlahan-lahan mulai mendominasi, seperti yang tertulis dalam
syair Beowulf.
Bahasa Inggris Kuno kemudian diubah lagi oleh dua gelombang invasi. Yang pertama
adalah invasi oleh penutur bahasa Jermanik Utara, ketika Halfdan Ragnarsson dan Ivar
the Boneless mulai menaklukkan dan menguasai Kepulauan Britania bagian utara pada
abad ke-8 dan ke-9 (lihat Danelaw). Invasi kedua berasal dari penutur bahasa
Romawi Normandia Kuno pada abad ke-11 setelah penaklukan Normandia terhadap
Inggris. Normandia mengembangkan bahasa Inggris menjadi bahasa Anglo-Norman,
dan kemudian Anglo-Prancis – dan memperkenalkan penggolongan kata, khususnya di
kalangan istana dan pemerintahan. Normandia juga memperluas leksikon bahasa
Inggris dengan menyerap kata-kata dari bahasa Skandinavia dan Prancis. Hal ini pada
akhirnya menyederhanakan tatabahasa dan mengubah bahasa Inggris menjadi sebuah
"bahasa pinjaman" – bahasa yang secara terbuka menerima kata-kata baru dari bahasa
lain.
Pergeseran linguistik dalam bahasa Inggris setelah pendudukan Normandia
menghasilkan bahasa baru yang saat ini dikenal dengan bahasa Inggris
Pertengahan; The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer adalah karya terkenal
yang ditulis dalam bahasa ini. Pada periode ini, bahasa Latin merupakan lingua
franca di kalangan Gereja Kristen dan intelektual Eropa, dan karya-karya ditulis atau
disalin dalam bahasa Latin.[15] Kata-kata Latin kemudian turut diserap untuk menciptakan
istilah atau konsep yang tidak terdapat dalam kata bahasa Inggris asli.
Pemakaian bahasa Inggris Modern, termasuk dalam karya-karya William
Shakespeare[38] dan Alkitab Versi Raja James, umumnya bermula sejak tahun 1550, dan
setelah Britania Raya menjadi kekuatan kolonial, bahasa Inggris berfungsi
sebagai lingua franca di negara-negara jajahan Imperium Britania. Pada periode
pascakolonial, beberapa negara baru yang memiliki beragam bahasa pribumi memilih
untuk tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua franca untuk menghindari
pertentangan politik yang mungkin muncul akibat menggunakan salah satu bahasa
pribumi ketimbang bahasa yang lainnya. Sebagai akibat pertumbuhan Imperium
Britania, bahasa Inggris digunakan secara luas di wilayah bekas jajahan Britania di
Amerika Utara, India, Afrika Selatan, Australia, Singapura, dan di berbagai wilayah
lainnya. Penggunaan bahasa Inggris semakin meluas setelah Amerika Serikat muncul
sebagai negara adidaya pada pertengahan abad ke-20.

Persebaran geografis
Persentase penutur bahasa Inggris berdasarkan negara dan wilayah dependen pada tahun 2014.
  80–100%
  60–80%
  40–60%
  20–40%
  0.1–20%
  Tidak ada data

Persentase pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa ibu

Pada tahun 2016, sekitar 400 juta orang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pertama mereka, sementara 1.1 milyar orang menuturkannya sebagai bahasa kedua.
[39]
 English is the largest language by number of speakers. Komunitas penutur bahasa
Inggris dapat ditemui di tiap benua.[40]
Negara-negara yang menjadi tempat bahasa Inggris dituturkan dapat digolongkan
menjadi tiga kategori berbeda, tergantung peran yang diambil oleh bahasa Inggris di
negara tersebut. Negara "lingkar dalam" (inner circle)[41] yang memiliki banyak penutur
jati bahasa Inggris berbagi ragam tulisan standar yang bersifat internasional dan secara
kolektif mempengaruhi norma bertutur bahasa Inggris di seluruh dunia. Bahasa Inggris
bukan hanya milik satu negara saja, dan bukan pula milik pemukim keturunan Inggris
semata. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa resmi di beberapa negara yang
memiliki sedikit keturunan penutur jati bahasa Inggris. Bahasa ini juga telah menjadi
bahasa terpenting dalam komunikasi internasional dengan bertindak sebagai lingua
franca bagi orang-orang yang tidak berbagi bahasa ibu yang sama di seluruh dunia.
Tiga lingkar negara-negara penutur bahasa Inggris
Ahli bahasa berkebangsaan India, Braj Kachru, membedakan antara negara-negara
penutur bahasa Inggris dengan model tiga lingkar.[41] Dalam model ini,

 negara-negara di "lingkar dalam" memiliki komunitas


penutur jati bahasa Inggris yang besar;
 negara-negara di "lingkar luar" memilki komunitas penutur
jati bahasa Inggris yang kecil, tetapi penggunaan bahasa
Inggris yang luas sebagai bahasa kedua di bidang
pendidikan, penyiaran, atau keperluan resmi setempat; dan
 negara-negara di "lingkar pengembangan", yang memiliki
banyak pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing.
Kachru mendasarkan modelnya pada metode penyebaran bahasa Inggris di negara
yang berbeda-beda, bagaimana cara penutur mempelajarinya, dan lingkup penggunaan
bahasa Inggris di negara tersebut. Cakupan ketiga lingkar ini dapat berubah seiring
waktu.[42]

Tiga Lingkar Bahasa Inggris (Three Circles of English) menurut Braj Kachru

Fonologi
Artikel utama: Fonologi bahasa Inggris
Fonetik dan fonologi bahasa Inggris berbeda dari satu dialek ke dialek yang lain,
meskipun hal ini biasanya tidak menganggu komunikasi antar penutur berbeda dialek.
Keragaman fonologi menjadikan jumlah fonem (bunyi yang dapat mengubah arti) yang
berbeda-beda, sementara keragaman fonetik memberikan perbedaan dalam hal
realisasi pengucapan fonem-fonem tersebut. [43] Ringkasan berikut utamanya
menjabarkan dua sistem pengucapan baku, yaitu Pengucapan Lazim (Received
Pronunciation, RP) yang dipakai di Britania Raya, serta logat Amerika Umum (General
American, GA) yang dipakai di Amerika Serikat.
Sistem penulisan fonetik yang digunakan di bawah ini adalah Alfabet Fonetis
Internasional (International Phonetic Alphabet atau IPA).[44][45][46]
Konsonan
Artikel utama: Fonologi bahasa Inggris § Konsonan
Kebanyakan dialek bahasa Inggris menggunakan 24 fonem konsonan yang sama.
Daftar konsonan yang diberikan di bawah ini berlaku untuk dialek Inggris
California[47] dan RP.[48]

Fonem konsonan

Labia Alv.
Dental Alveolar Palatal Velar Glotal
l belakang

Sengau m n ŋ

Hentian p b t d k ɡ

Afrikat tʃ dʒ

Frikatif f v θ ð s z ʃ ʒ h

Aproksiman l ɹ* j w

* Lazim ditranskripsikan sebagai /r/

Untuk konsonan hambat (hentian, afrikat, dan frikatif) yang berpasangan pada tabel di


atas, seperti /p b/, /tʃ dʒ/, dan /s z/, fonem yang pertama bersifat fortis (kuat), sementara
yang kedua bersifat lenis (lemah). Konsonan hambat fortis seperti /p tʃ s/ diucapkan
dengan otot yang lebih tegang dan hembusan napas yang lebih kuat daripada
konsonan lenis seperti /b dʒ z/, dan selalu bersifat nirsuara (diucapkan tanpa
menggetarkan pita suara). Pada konsonan lenis di awal dan akhir ujaran, getaran pita
suara dilakukan secara parsial, sementara pada konsonan lenis di antara vokal, getaran
pita suara dilakukan secara penuh. Pada kebanyakan dialek, hentian fortis
seperti /p/ memiliki ciri artikulasi atau akustik tambahan, yaitu: 1) diucapkan
dengan aspirasi [pʰ] jika konsonan tersebut berdiri sendiri di awal suku kata bertekanan;
2) sering kali diucapkan tanpa aspirasi pada kasus lainnya, dan 3) sering kali
diucapkan tanpa letupan [p̚] atau dengan pra-glotalisasi [ʔp] di akhir suku kata. Pada
kata yang terdiri dari satu suku kata, bunyi vokal sebelum hentian fortis dipendekkan,
sehingga bunyi vokal pada kata nip 'cubit' terdengar lebih pendek (secara fonetis,
bukan fonemis) daripada vokal dalam kata nib [nɪˑb̥] 'ujung yang runcing'.[49]

 hentian lenis: bin [b̥ɪˑn] 'wadah', about [ə
ˈbaʊt] 'tentang', nib [nɪˑb̥] 'ujung yang runcing'
 hentian
fortis: pin [pʰɪn] 'pin'; spin [spɪn] 'putar'; happy [ˈhæpi] 'baha
gia'; nip [nɪp̚] or [nɪʔp] 'cubit'
Pada dialek RP, aproksiman lateral /l/ memiliki dua alofon (variasi pengucapan)
berbeda, yaitu [l] yang pengucapannya jelas atau polos, seperti pada kata light 'cahaya',
serta [ɫ] yang diucapkan dengan velarisasi (lidah belakang dinaikkan sampai mendekati
velum) sehingga terkesan "gelap" (dark l), seperti pada kata full 'penuh'.[50] Dialek GA
menggunakan l gelap pada kebanyakan kasus.[51]

 l jelas: pengucapan RP untuk light [laɪt] 'cahaya'


 l gelap: pengucapan RP dan GA untuk full [fʊɫ] 'penuh',
pengucapan GA untuk light [ɫaɪt] 'cahaya'
Semua konsonan sonoran (baik likuida /l, r/ maupun sengau /m, n, ŋ/) bersifat nirsuara
(diucapkan tanpa getaran pita suara) jika didahului oleh bunyi hambat nirsuara, dan
bersifat silabis (diucapkan sebagai suku kata tersendiri) jika didahului oleh konsonan
lain di akhir kata.[52]

 sonoran nirsuara: clay [kl̥ eɪ̯] 'lempung'; snow RP [sn̥əʊ̯],


GA [sn̥oʊ̯] 'salju'
 sonoran silabis: paddle [ˈpad.l̩ ] 'dayung,
kayuh', button [ˈbʌt.n̩] 'kancing, tombol'
Vokal
Artikel utama: Fonologi bahasa Inggris § Vokal
Pengucapan vokal-vokal dalam bahasa Inggris amat bervariasi dari satu dialek ke
dialek lainnya, dan merupakan salah satu aspek yang paling mudah dideteksi untuk
mengetahui logat yang digunakan oleh penuturnya. Tabel di bawah ini
mendaftar fonem-fonem vokal dalam dialek Received Pronunciation (RP) dan General
American (GA), dengan contoh-contoh kata yang mengandung vokal-vokal tersebut,
berdasarkan set kosakata yang disusun oleh para linguis. Vokal-vokal di sini
direpresentasikan dengan simbol IPA; daftar vokal RP mengikut daftar vokal standar
yang biasa ditemukan dalam kamus-kamus dan publikasi lain yang berasal dari Inggris.
[53]

Monoftong

G
RP Kata Arti
A

iː i need perlu, keperluan

ɪ bid bertaruh
e ɛ bed kasur

æ back belakang

ɑː bra bra
ɑ
box kotak
ɒ
cloth kain
ɔ, ɑ
ɔː paw cakar, mengais

uː u food makanan

ʊ good baik

ʌ but tetapi

ɜː ɜɹ bird burung

ə comma koma

Diftong menutup

RP GA Kata Arti

eɪ bay teluk
əʊ oʊ road jalan

aɪ cry menangis, berteriak

aʊ cow sapi

ɔɪ boy anak laki-laki

Diftong menengah

R
GA Kata Arti
P

ɪə ɪɹ peer sebaya

eə ɛɹ pair pasangan

ʊə ʊɹ poor miskin

Dalam dialek RP, panjang vokal bersifat fonemis; vokal panjang ditandai dengan simbol
titik dua serupa ujung panah [ː] dalam tabel di atas. Contohnya adalah vokal dalam
kata need [niːd] yang berlawanan dengan vokal dalam kata bid [bɪd]. Sementara dalam
dialek GA, panjang vokal tidak bersifat fonemis atau mengubah makna.
Bunyi vokal dalam dialek RP maupun GA dipendekkan jika ditutup oleh konsonan fortis
(seperti /t tʃ f/) pada suku kata yang sama, tetapi tidak dipendekkan sebelum konsonan
lenis seperti /d dʒ v/ atau jika berada pada suku kata terbuka. Karena itu, bunyi vokal
dalam kata rich [rɪtʃ], neat [nit], dan safe [seɪ̯f] terkesan lebih pendek daripada bunyi
vokal dalam kata ridge [rɪˑdʒ], need [niˑd], dan save [seˑɪ̯v], begitu pula dengan bunyi
vokal dalam kata light [laɪ̯t] yang lebih pendek daripada bunyi vokal dalam kata lie [laˑɪ̯].
Karena konsonan lenis sering kali bersifat nirsuara pada akhir suku kata, panjang
sebuah bunyi vokal merupakan penanda yang penting untuk mengetahui apakah
konsonan yang mengikutinya bersifat lenis atau fortis. [54]
Vokal /ə/ hanya muncul pada suku kata tanpa penekanan dan diucapkan dengan mulut
yang lebih terbuka pada posisi akhir bentuk dasar/pangkal kata (stem).[55][56] Beberapa
dialek tidak membedakan antara bunyi /ɪ/ dan /ə/ dalam posisi tanpa penekanan,
sehingga kata rabbit 'kelinci' dan abbot 'abbas, kepala biara' berbagi rima yang serupa,
sementara nama Lenin dan Lennon memiliki pengucapan yang sama (homofon). Ciri
dialektal ini disebut sebagai penggabungan vokal lemah (weak vowel merger).
[57]
 Bunyi /ɜr/ dan /ər/ dalam dialek GA direalisasikan sebagai vokal dengan corak
bunyi r [ɚ]. Contohnya adalah kata further 'lebih jauh', yang secara fonemis
direpresentasikan sebagai /ˈfɜrðər/ tapi diucapkan sebagai [ˈfɚðɚ] dalam GA. Kata
yang sama dalam RP direpresentasikan secara fonemis sebagai /ˈfɜːðə/ dan
direalisasikan sebagai [ˈfəːðə].[58]
Tekanan, ritme dan intonasi
Tekanan memiliki peran yang besar dalam bahasa Inggris. Dalam kata-kata bahasa
Inggris, ada suku kata yang ditekan dan ada yang tidak. Tekanan yang dimaksud di sini
mencakup perbedaan dalam hal durasi, intensitas, dan kualitas vokal, dan terkadang
juga perubahan pada nada (pitch). Suku kata yang ditekan diucapkan dengan lebih
panjang dan lebih nyaring daripada suku kata yang tidak ditekan. Bunyi vokal dalam
suku kata tanpa tekanan sering kali mengalami reduksi sementara vokal dalam suku
kata dengan tekanan tidak direduksi.[59] Beberapa kata—terutama kata tugas, tetapi juga
kata kerja modal seperti can—memiliki bentuk lemah dan kuat tergantung dari apakah
kata tersebut muncul di posisi yang ditekan atau tidak dalam sebuah kalimat.
Tekanan dalam bahasa Inggris bersifat fonemis, dan terdapat beberapa pasang kata
yang dibedakan hanya berdasarkan posisi tekanannya. Contohnya,
kata contract ditekan pada suku kata pertama (/ˈkɒntrækt/ KON-trakt) ketika digunakan
sebagai nomina ('kontrak'), tetapi ditekan pada suku kata terakhir (/kənˈtrækt/ kən-
TRAKT) ketika digunakan sebagai verba yang dapat mencakup banyak makna
(termasuk misalnya contract yang berarti 'menyusut').[60][61][62] Di sini, tekanan berkaitan
dengan reduksi vokal: pada contract yang bermakna nomina, vokal pada suku kata
pertama yang ditekan diucapkan tanpa reduksi sebagai /ɒ/, tetapi pada contract yang
bermakna verba, suku kata pertama tidak ditekan dan vokalnya direduksi menjadi /ə/.
Tekanan juga digunakan untuk membedakan antara kata dan frasa, sehingga
gabungan kata serangkai hanya diberi tekanan pada salah satu bagian, tetapi frasa
dengan komponen yang sama ditekan dua kali: contohnya a burnout (/ˈbɜːrnaʊt/)
'kelelahan mental' versus to burn out (/ˈbɜːrn ˈaʊt/) 'membakar habis', serta a
hotdog (/ˈhɒtdɒɡ/) 'sepotong hotdog' versus a hot dog (/ˈhɒt ˈdɒɡ/) 'seekor anjing yang
panas'.[63]
Bahasa Inggris umumnya dianggap sebagai bahasa yang ritmenya diatur oleh suku
kata bertekanan (stress-timed rhythm); selisih waktu pengucapan antara suku kata
bertekanan dalam bahasa Inggris cenderung konstan. [64] Suku kata dengan tekanan
diucapkan lebih panjang, sementara suku kata tanpa tekanan (yang berada di antara
suku kata bertekanan) dipendekkan. Pemendekan bunyi vokal dalam suku kata tanpa
tekanan menyebabkan perubahan dalam kualitas vokal; fenomena ini disebut juga
dengan reduksi vokal.[65]
Ragam regional
Ragam-ragam bahasa Inggris Baku dan ciri khasnya[66] sembunyi
Ameri Repub Afrik
Irlan Selan
Ciri ka Kana lik Skotlan Ingg Wal a Austra
dia dia
fonologi Serika da Irland dia ris es Selat lia
Utara Baru
t ia an

merger
ya ya
vokal father–bother

/ɒ/ diucapkan
ya ya ya
secara takbulat

/ɜːr/ diucapkan
ya ya ya ya
sebagai [ɚ]

merger vokal cot– mungk mungk


ya ya ya
caught in in

merger vokal fool–
ya ya
full

/t, d/ diucapkan
mungk jaran jara jaran
dengan kepakan ya ya sering jarang ya sering
in g ng g
lidah (flap)

pemisahan mungk mung serin


ya ya sering ya
vokal trap–bath in kin g

tidak
bersifat rhotis (/r/ d
ya ya ya ya ya
ibuang setelah
vokal)

/æ, ɛ/ ditukar
dengan vokal ya ya ya
tertutup
/l/ dapat selalu
diucapkan ya ya ya ya ya ya
sebagai [ɫ]

/ɑːr/ diucapkan
mung mungk
dengan posisi yang ya ya
kin in
lebih maju

Vokal terbuka dalam beberapa dialek

Kosakat
RP GA Kanada Perubahan bunyi
a

THOUGHT /ɔː/ merger vokal cot–caught


/ɔ/ atau /
ɑ/
CLOTH pemisahan vokal lot–cloth
/ɒ/ /ɑ/
LOT
/ɑ/ merger vokal father–bother
PALM
/ɑː/
BATH
/æ/ /æ/ pemisahan vokal trap–bath
TRAP /æ/

Perbedaan paling besar dalam ragam-ragam bahasa Inggris adalah pada pengucapan
bunyi vokalnya. Terdapat dua ragam utama yang digunakan sebagai ragam baku dalam
pengajaran bahasa Inggris di negara-negara yang penduduknya mayoritas bukan
penutur bahasa tersebut, yaitu bahasa Inggris Britania (British English, BrE) dan
bahasa Inggris Amerika (American English, AmE). Negara-negara
seperti Kanada, Australia, Irlandia, Selandia Baru dan Afrika Selatan memiliki ragam
baku mereka sendiri yang lebih jarang dipakai dalam pengajaran bahasa Inggris secara
internasional. Beberapa perbedaan antara ragam-ragam ini dapat dilihat pada tabel
"Ragam-ragam bahasa Inggris Baku dan ciri khasnya". [66]
Sepanjang sejarahnya, bahasa Inggris telah melalui berbagai perubahan bunyi.
Sebagian perubahan bunyi ini berlaku pada seluruh ragam bahasa Inggris, sementara
sebagian yang lain hanya berlaku pada beberapa ragam saja. Ragam-ragam baku
bahasa Inggris pada umumnya mengalami Pergeseran Vokal Besar (Great Vowel Shift)
yang memengaruhi pengucapan vokal-vokal panjang, walaupun terdapat perbedaan
dalam bunyi vokal yang dihasilkan oleh pergeseran ini pada sebagian kecil dialek. Di
Amerika Utara, beberapa pergeseran berantai (pergeseran bunyi yang memicu
pergeseran lainnya) seperti Pergeseran Vokal Kota-Kota Utara (Northern Cities Vowel
Shift) dan Pergeseran Kanada (Canadian Shift) menghasilkan bentang vokal yang amat
khas pada sebagian logat daerah. [67]
Beberapa dialek memiliki bunyi konsonan fonemis dan fonetis yang lebih banyak atau
lebih sedikit dari jumlah bunyi dalam ragam-ragam baku. Sebagian ragam konservatif
seperti bahasa Inggris Skotlandia menggunakan bunyi nirsuara [ʍ] dalam
kata whine 'mengeluh', kontras dengan bunyi [w] dalam kata wine '(minuman) anggur'
yang menggunakan getaran pita suara. Sementara itu, kebanyakan dialek lainnya
menggunakan [w] dalam kedua kondisi; ciri ini disebut juga sebagai merger
konsonan wine–whine. Bunyi frikatif velar nirsuara /x/ dapat ditemukan dalam bahasa
Inggris Skotlandia, yang membedakan antara pengucapan kata loch /lɔx/ 'danau'
dengan kata lock /lɔk/ 'mengunci, gembok'. Logat seperti Cockney yang mengalami
fenomena "penghapusan h" (h-dropping) tidak memiliki bunyi frikatif glotal /h/, dan logat
yang mengalami "penghentian th" (th-stopping) dan "pengedepanan th" (th-fronting)
seperti dialek Afrika-Amerika dan Inggris Estuari tidak memiliki frikatif dental /θ, ð/,
tetapi menggantinya dengan hentian dental/alveolar /t, d/ atau frikatif labiodental /f, v/.[68]
[69]
 Perubahan lain yang memengaruhi fonologi ragam-ragam tempatan di antaranya
adalah penghapusan yod (penghapusan bunyi /j/ dalam beberapa kondisi),
peleburan yod (peleburan bunyi /j/ yang membentuk kluster dengan konsonan lain
menjadi bunyi sibilan), dan pemupusan kluster konsonan. [70]
Dialek GA dan RP berbeda dalam hal pengucapan bunyi historis /r/ yang menutup vokal
di akhir suku kata. Dialek GA merupakan ragam rhotis, yaitu ragam bahasa Inggris
yang merealisasikan bunyi /r/ di akhir suku kata, sementara dialek RP yang bersifat
non-rhotis menghilangkan bunyi /r/ di posisi tersebut. Dialek-dialek bahasa Inggris
dapat digolongkan sebagai ragam rhotis dan non-rhotis tergantung apakah dialek
tersebut menghilangkan bunyi /r/ seperti dialek RP atau melestarikan bunyi tersebut
seperti dialek GA.[71]
Terdapat perbedaan dialektal yang kompleks dalam kosakata yang memiliki bunyi vokal
terbuka depan dan vokal terbuka belakang /æ ɑː ɒ ɔː/. Keempat bunyi vokal ini hanya
dibedakan dalam dialek RP, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Dalam dialek
GA, vokal-vokal ini melebur menjadi /æ ɑ ɔ/,[72] sementara dalam dialek Kanada,
kesemuanya melebur menjadi dua bunyi saja: /æ ɑ/.[73] Selain itu, kosakata yang
mengandung vokal-vokal tersebut dapat berbeda-beda tergantung dialeknya. Tabel
"Vokal terbuka dalam beberapa dialek" menunjukkan keragaman ini dalam beberapa
kosakata yang mengandung bunyi-bunyi vokal tersebut.

Sistem penulisan
Artikel utama: Alphabet Inggris

Huruf IP Huruf
Huruf kecil Huruf besar IPA
besar A kecil

A a /eɪ/ N n /ɛn/

B b /biː/ O o /eoʊ/

C c /siː/ P p /piː/
Huruf IP Huruf
Huruf kecil Huruf besar IPA
besar A kecil

D d /diː/ Q q /kjuː/

E e /iː/ R r /ɑr/

F f /ɛf/ S s /ɛs/

G g /dʒiː/ T t /tiː/

H h /eɪtʃ/ U u /juː/

I i /aɪ/ V v /viː/

J j /dʒeɪ/ W w /ˈdʌbəljuː/

K k /keɪ/ X x /ɛks/

L l /ɛl/ Y y /waɪ/

M m /ɛm/ Z z /ziː/

Tata bahasa
Tata bahasa Inggris memiliki variasi dalam struktur dan penggunaannya, itu tergantung
tradisi yang digunakan oleh suatu negara yang dipengaruhi oleh bahasa asli dari
negara tersebut. Secara umum, tata bahasa yang dipedomani adalah tata bahasa
Inggris Amerika (American English) dan Inggris Britania Raya (British English).
Sistem kala
Bahasa Inggris umumnya dikenal memiliki empat bentuk kala yakni:

 Kala lampau (Past tense)


 Kala kini (Present tense)
 Kala mendatang (Future tense)
 kala mendatang di masa lampau (Past future tense)
Namun, kala yang sejati dalam bahasa Inggris hanya kala lampau dan kala
kini (taklampau) karena dua kala lainnya hanya berupa kata dasar ditambah verba
bantu.
Untuk menunjukkan perbedaan aspek gramatikal lebih lanjut, masing-masing kala
memiliki "empat bagian" yakni:

 Simple (umumnya menunjukkan aspek habitual,


frekuentatif, atau momentan tergantung adverbia yang ada)
 Continuous/Progressive (aspek kontinuatif atau progresif)
 Perfect (aspek perfektif)
 Perfect Continuous/Progressive (aspek imperfektif)
Rumus sistem kala
Kalimat positif/Kalimat aktif

Past Present Future Past Future

Simple S + KK2 + O S + KK1 + O S + Will + KK1 + O S + Would + KK1 + O

S + Was/Were + S + Am/Are/Is + KK- S + Will + Be + KK- S + Would + Be + KK-


Continuous
KK-ing + O ing + O ing + O ing + O

S + Had + KK3 + S + Have/Has + KK3 S + Will + Have + S + Would + Have +


Perfect
O +O KK3 + O KK3 + O

Perfect S + Had + Been + S + Have/Has + Been S + Will + Have + S + Would + Have +


Continuous KK-ing + O + KK-ing + O Been + KK-ing + O Been + KK-ing + O

 Ket:
Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.
untuk KK1, kata ganti orang ketiga harus ditambah s/es
Kalimat negatif

Past Present Future Past Future

Simple S + Did + Not + S + Do/Does + Not + S + Will + Not + KK1 S + Would + Not +
Past Present Future Past Future

KK1 + O KK1 + O +O KK1 + O

S + Was/Were + S + Am/Are/Is + Not S + Will + Not + Be + S + Would + Not + Be


Continuous
Not + KK-ing + O + KK-ing + O KK-ing + O + KK-ing + O

S + Had + Not + S + Have/Has + Not + S + Will + Not + Have S + Would + Not +


Perfect
KK3 + O KK3 + O + KK3 + O Have + KK3 + O

S + Would + Not +
Perfect S + Had Not + S + Have/Has + Not + S + Will + Not + Have
Have + Been + KK-ing
Continuous Been + KK-ing + O Been + KK-ing + O + Been + KK-ing + O
+O

 Ket: Subjek adalah pelaku dan objek adalah penderita.


Kalimat pasif

Past Present Future Past Future

S + Was/Were + S + Am/Are/Is + KK3 S + Will + Be + KK3 S + Would + Be + KK3


Simple
KK3 + By + O + By + O + By + O + By + O

S + Was/Were + S + Am/Are/Is +
S + Will + Be + Being S + Would + Be +
Continuous Being + KK3 + By Being + KK3 + By +
+ KK3 + By + O Being + KK3 + O
+O O

S + Had + Been + S + Have/Has + Been S + Will + Have + S + Would + Have +


Perfect
KK3 + By + O + KK3 + O Been + KK3 + O Been + KK3 + O

S + Had + Been + S + Have/Has + Been S + Will + Have + S + Would + Have +


Perfect
Being + KK3 + By + Being + KK3 + By Been + Being + KK3 Been + Being + KK3 +
Continuous
+O +O + By + O By + O

 Ket: Subjek adalah penderita dan objek adalah pelaku.

Kata ganti
Orang
Artikel utama: Kata ganti orang

Kata ganti orang Inggris[74] :52

Kasus
Orang Nomor
Subjek Objek

Tunggal I me
Pertama
Jamak we us

Tunggal you you


Kedua
Jamak you you

Tunggal he, she, it him, her, it


Ketiga
Jamak they them

Refleksi
Artikel utama: Kata ganti refleksi

Kata ganti refleksi Inggris[74] :52

I myself

you yourself

we ourselves

they themselves
Kata ganti refleksi Inggris[74]:52

I myself

you
yourselves
(jamak)

he, she, it himself, herself, itself

Pemilik
Artikel utama: Kata ganti pemilik

Kata ganti pemilik dalam bahasa Inggris[74] :52

Subjek Kata sifat Kata ganti

I my mine

you your yours

we our ours

they their theirs

he, she, it his, her, its his, hers, its

Penanya
Artikel utama: Kata ganti penanya
Kata ganti penanya Inggris[74]
:52

Inggris Indonesia

how bagaimana

who siapa

what apa

when kapan

why mengapa

where di mana, ke mana, mana

which yang mana

whose milik siapa

whom oleh siapa

how many berapa (untuk benda dapat dihitung)

how much berapa (untuk benda tidak dapat dihitung)

Penunjuk
Artikel utama: Kata ganti penunjuk
Kata ganti penunjuk Inggris[74] :52

Inggris Indonesia

this, these ini

that, those itu

this one yang ini

that one yang itu

Referensi
1. ^ OxfordLearner'sDictionary 2015, Entry: English - Pronunciation.
2. ^ "Världens 100 största språk 2010". Nationalencyklopedin (dalam
bahasa bahasa Swedia).
3. ^ Graddol, David (1997, 2000). "The Future of English? A guide to
forecasting the popularity of the English language in the 21st
century" (PDF). The British Council. hlm. 10. Diakses tanggal 22-09-
2013.
4. ^ Mydans, Seth (14-05-2007). "Across cultures, English is the
word". The New York Times (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses
tanggal 21-09-2011.
5. ^ Lewis, M.Paul; Gary F., Simons; Fennig, Charles D.
(ed.). "Ethnologue: Languages of the World". Ethnologue (edisi ke-
18th). Dallas, Texas: SIL International. Diakses tanggal 10-02-2015.
6. ^ Ammon 2006, hlm. 2245-2247.
7. ^ Schneider 2007, hlm. 1.
8. ^ Mazrui & Mazrui 1998, hlm. 21.
9. ^ Hjarvard, Stig (2004) "The globalization of language: How the media
contribute to the spread of English and the emergence of
medialects" Trans. Charly Hultén. Nordicom Review. Retrieved 30
December 2014.
10. ^ Crystal 2003a, hlm. 6.
11. ^ Wardhaugh 2010, hlm. 55.
12. ^ "English – Definition and More from the Free Merriam-Webster
Dictionary". Merriam-webster.com. 25 April 2007. Diakses tanggal 4
November 2012.
13. ^ "Words on the brain: from 1 million years ago?". History of language.
Diakses tanggal 5 September 2010.
14. ^ Baugh, Albert C. and Cable, Thomas (1978). "Latin Influences on
Old English". An excerpt from Foreign Influences on Old English.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-27. Diakses tanggal 5
September 2010.
15. ^ Lompat ke:a b Daniel Weissbort (2006). "Translation: theory and
practice: a historical reader". p.100. Oxford University Press, 2006
16. ^ "How many words are there in the English Language?". Oxford
Dictionaries (dalam bahasa bahasa Inggris). Oxford University Press.
Diakses tanggal 19-02-2016.
17. ^ "Vista Worldwide Language Statistics" (dalam bahasa bahasa
Inggris). Vistawide.com. Diakses tanggal 31-10-2010.
18. ^ Bammesberger 1992, hlm. 29–30.
19. ^ Bammesberger 1992, hlm. 30.
20. ^ Robinson 1992.
21. ^ Romaine 1982, hlm. 56–65.
22. ^ Barry 1982, hlm. 86–87.
23. ^ Harbert 2007.
24. ^ Thomason & Kaufman 1988, hlm. 264–265.
25. ^ Watts 2011, Chapter 4.
26. ^ Durrell 2006.
27. ^ König & van der Auwera 1994.
28. ^ Blench, R.; Spriggs, Matthew (1999). Archaeology and Language:
Correlating Archaeological and Linguistic Hypotheses. Routledge.
hlm. 285–286. ISBN 978-0-415-11761-6.
29. ^ "The Roman epoch in Britain lasted for 367 years", Information
Britain website
30. ^ "Anglik English language resource". Anglik.net. Diakses tanggal 21
April 2010.
31. ^ "Bede's Ecclesiastical History of England | Christian Classics
Ethereal Library". Ccel.org. 1 June 2005. Diakses tanggal 2
January 2010.
32. ^ Bosworth, Joseph. "Engla land". An Anglo-Saxon
Dictionary (Online). Prague: Charles University.
33. ^ Bosworth, Joseph. "Englisc". An Anglo-Saxon Dictionary (Online).
Prague: Charles University.
34. ^ Collingwood, R. G. (1936). "The English Settlements. The Sources
for the period: Angles, Saxons, and Jutes on the Continent". Roman
Britain and English Settlements. Oxford, England: Clarendon. hlm. 325
et sec. ISBN 0-8196-1160-3.
35. ^ "Linguistics Research Center Texas University". Utexas.edu. 20
February 2009. Diakses tanggal 21 April 2010.
36. ^ "The Germanic Invasions of Western Europe, Calgary University".
Ucalgary.ca. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-12. Diakses
tanggal 21 April 2010.
37. ^ Graddol, David; Leith, Dick and Swann, Joan (1996) English:
History, Diversity and Change, New York: Routledge, p. 101, ISBN 0-
415-13118-9.
38. ^ Cercignani, Fausto (1981) Shakespeare's Works and Elizabethan
Pronunciation, Oxford, Clarendon Press.
39. ^ "Which countries are best at English as a second language?". World
Economic Forum. Diakses tanggal 29 November 2016.
40. ^ Crystal 2003b, hlm. 106.
41. ^ Lompat ke:a b Svartvik & Leech 2006, hlm. 2.
42. ^ Kachru 2006, hlm. 196.
43. ^ Wolfram 2006, hlm. 334–335.
44. ^ Carr & Honeybone 2007.
45. ^ Bermúdez-Otero & McMahon 2006.
46. ^ MacMahon 2006.
47. ^ International Phonetic Association 1999, hlm. 41–42.
48. ^ König 1994, hlm. 534.
49. ^ Collins & Mees 2003, hlm. 47–53.
50. ^ Trudgill & Hannah 2008, hlm. 13.
51. ^ Trudgill & Hannah 2008, hlm. 41.
52. ^ Brinton & Brinton 2010, hlm. 56–59.
53. ^ Wells, John C. (8 February 2001). "IPA transcription systems for
English". University College London.
54. ^ Collins & Mees 2003, hlm. 46–50.
55. ^ Cruttenden 2014, hlm. 138.
56. ^ Flemming & Johnson 2007.
57. ^ Wells 1982, hlm. 167.
58. ^ Wells 1982, hlm. 121.
59. ^ International Phonetic Association 1999, hlm. 42.
60. ^ Oxford Learner's Dictionary 2015, Entry "contract".
61. ^ Merriam Webster 2015, Entry "contract".
62. ^ Macquarie Dictionary 2015, Entry "contract".
63. ^ Brinton & Brinton 2010, hlm. 66.
64. ^ "Sentence stress". ESOL Nexus. British Council. Diakses tanggal 24
November 2019.
65. ^ Lunden, Anya (2017). "Duration, vowel quality, and the rhythmic
pattern of English". Laboratory Phonology. 8:
27. doi:10.5334/labphon.37  .
66. ^ Lompat ke:a b Trudgill & Hannah 2002, hlm. 4–6.
67. ^ Lass 1992, hlm. 90,118,610; Lass 2000, hlm. 80,656.
68. ^ Roach 2009, hlm. 53.
69. ^ Giegerich 1992, hlm. 36.
70. ^ Wells, John (1982). Accents of English. ISBN 0-521-28540-2.
71. ^ Lass 2000, hlm. 114.
72. ^ Wells 1982, hlm. xviii–xix.
73. ^ Wells 1982, hlm. 493.
74. ^ Lompat ke:a b c d e Kesalahan
pengutipan:
Tag  <ref>  tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref
bernama  Borjars

Daftar pustaka
 Aarts, Bas; Haegeman, Liliane (2006). "6. English Word classes and Phrases".
Dalam Aarts, Bas; McMahon, April. The Handbook of English Linguistics.
Blackwell Publishing Ltd.
 Abercrombie, D.; Daniels, Peter T. (2006). "Spelling Reform Proposals:
English". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier.
hlm. 72–75. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04878-1. ISBN 978-0-08-044299-0. R
ingkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
 Aitken, A. J.; McArthur, Tom, ed. (1979). Languages of Scotland. Occasional
paper – Association for Scottish Literary Studies; no. 4. Edinburgh:
Chambers. ISBN 978-0-550-20261-1.
 Alcaraz Ariza, M. Á.; Navarro, F. (2006). "Medicine: Use of English". Dalam
Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 752–
759. doi:10.1016/B0-08-044854-2/02351-8. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Algeo, John (1999). "Chapter 2:Vocabulary". Dalam Romaine,
Suzanne. Cambridge History of the English Language. IV: 1776–1997.
Cambridge University Press. hlm. 57–
91. doi:10.1017/CHOL9780521264778.003. ISBN 978-0-521-26477-8.
 Ammon, Ulrich (2006). "Language Conflicts in the European Union: On finding
a politically acceptable and practicable solution for EU institutions that satisfies
diverging interests". International Journal of Applied Linguistics. 16 (3): 319–
338. doi:10.1111/j.1473-4192.2006.00121.x.
 Ammon, Ulrich (2008). "Pluricentric and Divided Languages". Dalam Ammon,
Ulrich N.; Dittmar, Norbert; Mattheier, Klaus J.; et al. Sociolinguistics: An
International Handbook of the Science of Language and Society /
Soziolinguistik Ein internationales Handbuch zur Wissenschaft vov Sprache and
Gesellschaft. Handbooks of Linguistics and Communication Science /
Handbücher zur Sprach- und Kommunikationswissenschaft 3/2. 2 (edisi ke-2nd
completely revised and extended). de Gruyter. ISBN 978-3-11-019425-8.
 Annamalai, E. (2006). "India: Language Situation". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 610–
613. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04611-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Australian Bureau of Statistics (28 March 2013). "2011 Census QuickStats:
Australia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2015. Diakses
tanggal 25 March 2015.
 Bailey, Guy (2001). "Chapter 3: The relationship between African American and
White Vernaculars". Dalam Lanehart, Sonja L. Sociocultural and historical
contexts of African American English . Varieties of English around the World.
John Benjamins. hlm. 53–84. ISBN 978-1-58811-046-6.
 Bailey, G. (1997). "When did southern American English begin". Dalam Edgar
W. Schneider. Englishes around the world. hlm. 255–275.
 Bammesberger, Alfred (1992). "Chapter 2: The Place of English in Germanic
and Indo-European". Dalam Hogg, Richard M. The Cambridge History of the
English Language. 1: The Beginnings to 1066. Cambridge University Press.
hlm. 26–66. ISBN 978-0-521-26474-7.
 Bao, Z. (2006). "Variation in Nonnative Varieties of English". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 377–
380. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04257-7. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Barry, Michael V. (1982). "English in Ireland". Dalam Bailey, Richard W.;
Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 84–134. ISBN 978-3-12-533872-2.
 Bauer, Laurie; Huddleston, Rodney (2002). "Chapter 19: Lexical Word-
Formation". Dalam Huddleston, Rodney; Pullum, Geoffrey K. The Cambridge
Grammar of the English Language. Cambridge: Cambridge University Press.
hlm. 1621–1721. ISBN 978-0-521-43146-0. Diakses tanggal 10
February 2015. Ringkasan (PDF) (10 February 2015).
 Baugh, Albert C.; Cable, Thomas (2002). A History of the English
Language (edisi ke-5th). Longman. ISBN 978-0-13-015166-7.
 Bermúdez-Otero, Ricardo; McMahon, April (2006). "Chapter 17: English
phonology and morphology". Dalam Bas Aarts; April McMahon. The Handbook
of English Linguistics. Oxford: Blackwell. hlm. 382–
410. doi:10.1111/b.9781405113823.2006.00018.x. ISBN 978-1-4051-6425-2.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 April 2017. Diakses tanggal 2 April 2015.
 Blench, R.; Spriggs, Matthew (1999). Archaeology and Language: Correlating
Archaeological and Linguistic Hypotheses. Routledge. hlm. 285–
286. ISBN 978-0-415-11761-6.
 Boberg, Charles (2010). The English language in Canada: Status, history and
comparative analysis. Studies in English Language. Cambridge University
Press. ISBN 978-1-139-49144-0. Ringkasan (2 April 2015).
 Bosworth, Joseph; Toller, T. Northcote (1921). "Engla land". An Anglo-Saxon
Dictionary (Online). Charles University. Diakses tanggal 6 March 2015.
 Brinton, Laurel J.; Brinton, Donna M. (2010). The linguistic structure of modern
English. John Benjamins. ISBN 978-90-272-8824-0. Diakses tanggal 2
April 2015.
 Brutt-Griffler, J. (2006). "Languages of Wider Communication". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 690–
697. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00644-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Burridge, Kate (2010). "Chapter 7: English in Australia". Dalam Kirkpatrick,
Andy. The Routledge handbook of world Englishes . Routledge. hlm. 132–
151. ISBN 978-0-415-62264-6. Ringkasan (29 March 2015).
 Campbell, Alistair (1959). Old English Grammar. Oxford: Oxford University
Press. ISBN 978-0-19-811943-2.
 Carr, Philip; Honeybone, Patrick (2007). "English phonology and linguistic
theory: an introduction to issues, and to 'Issues in English
Phonology'". Language Sciences. 29 (2): 117–
153. doi:10.1016/j.langsci.2006.12.018.Templat:Subscription or libraries
 Cassidy, Frederic G. (1982). "Geographical Variation of English in the United
States". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World
Language. University of Michigan Press. hlm. 177–210. ISBN 978-3-12-
533872-2.
 Cercignani, Fausto (1981). Shakespeare's works and Elizabethan
pronunciation. Clarendon Press. ISBN 978-0-19-811937-1. JSTOR 3728688.
Diakses tanggal 14 March 2015.
 Collingwood, Robin George; Myres, J. N. L. (1936). "Chapter XX. The Sources
for the period: Angles, Saxons, and Jutes on the Continent". Roman Britain and
the English Settlements. Book V: The English Settlements. Oxford, England:
Clarendon Press. JSTOR 2143838. LCCN 37002621.
 Collins, Beverley; Mees, Inger M. (2003) [First published 1981]. The Phonetics
of English and Dutch (edisi ke-5th). Leiden: Brill Publishers. ISBN 978-90-04-
10340-5.
 Connell, B. A. (2006). "Nigeria: Language Situation". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 88–
90. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01655-2. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 25 March 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Conrad, Andrew W.; Rubal-Lopez, Alma (1996). Post-Imperial English: Status
Change in Former British and American Colonies, 1940–1990 . de Gruyter.
hlm. 261. ISBN 978-3-11-087218-7. Diakses tanggal 2 April 2015.
 Cruttenden, Alan (2014). Gimson's Pronunciation of English (edisi ke-8th).
Routledge. ISBN 978-1-4441-8309-2.
 Crystal, David (2002). Language Death. Cambridge University
Press. doi:10.1017/CBO9781139106856. ISBN 978-1-139-10685-6. Diakses
tanggal 25 February 2015.
 Crystal, David (2003a). English as a Global Language (edisi ke-2nd).
Cambridge University Press. hlm. 69. ISBN 978-0-521-53032-3. Diakses
tanggal 4 February 2015. Ringkasan (PDF) – Library of Congress (sample) (4
February 2015).
 Crystal, David (2003b). The Cambridge Encyclopedia of the English
Language (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53033-
0. Diakses tanggal 4 February 2015. Ringkasan (4 February 2015).
 Crystal, David (2004). "Subcontinent Raises Its Voice". The Guardian. Diakses
tanggal 4 February 2015.
 Crystal, David (2006). "Chapter 9: English worldwide". Dalam Denison, David;
Hogg, Richard M. A History of the English Language . Cambridge University
Press. hlm. 420–439. ISBN 978-0-511-16893-2.
 Daniels, Peter T.; Bright, William, ed. (1996). The World's Writing Systems.
Oxford University Press. ISBN 978-0-19-507993-7. Diakses tanggal 23
February 2015. Ringkasan (23 February 2015).
 Dehaene, Stanislas (2009). Reading in the Brain: The Science and Evolution of
a Human Invention. Viking. ISBN 978-0-670-02110-9. Diakses tanggal 3
April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
 Denison, David; Hogg, Richard M. (2006). "Overview". Dalam Denison, David;
Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University
Press. hlm. 30–31. ISBN 978-0-521-71799-1.
 Denning, Keith; Kessler, Brett; Leben, William Ronald (17 February
2007). English Vocabulary Elements. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-
516803-7. Diakses tanggal 25 February 2015. Ringkasan (25 February 2015).
 Department for Communities and Local Government (United Kingdom) (27
February 2007). Second Report submitted by the United Kingdom pursuant to
article 25, paragraph 1 of the framework convention for the protection of
national minorities (PDF) (Laporan). Council of Europe. ACFC/SR/II(2007)003
rev1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 September 2015. Diakses
tanggal 6 March 2015.
 Deumert, A. (2006). "Migration and Language". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 129–
133. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01294-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Dixon, R. M. W. (1982). "The grammar of English phrasal verbs". Australian
Journal of Linguistics. 2 (1): 1–42. doi:10.1080/07268608208599280.
 Donoghue, D. (2008). Donoghue, Daniel, ed. Old English Literature: A Short
Introduction. Wiley. doi:10.1002/9780470776025. ISBN 978-0-631-23486-9.
 Durrell, M. (2006). "Germanic Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia
of language & linguistics. Elsevier. hlm. 53–55. doi:10.1016/B0-08-044854-
2/02189-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
 Eagleson, Robert D. (1982). "English in Australia and New Zealand". Dalam
Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University
of Michigan Press. hlm. 415–438. ISBN 978-3-12-533872-2.
 "Summary by language size". Ethnologue: Languages of the World. Diakses
tanggal 10 February 2015.
 European Commission (June 2012). Special Eurobarometer 386: Europeans
and Their Languages (PDF) (Laporan). Eurobarometer Special Surveys.
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 6 January 2016. Diakses tanggal 12
February 2015. Ringkasan (PDF) (27 March 2015).
 Fasold, Ralph W.; Connor-Linton, Jeffrey, ed. (2014). An Introduction to
Language and Linguistics (edisi ke-Second). Cambridge University
Press. ISBN 978-1-316-06185-5.
 Fischer, Olga; van der Wurff, Wim (2006). "Chapter 3: Syntax". Dalam Denison,
David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge
University Press. hlm. 109–198. ISBN 978-0-521-71799-1.
 Flemming, Edward; Johnson, Stephanie (2007). "Rosa's roses: reduced vowels
in American English" (PDF). Journal of the International Phonetic
Association. 37 (1): 83–96. CiteSeerX 10.1.1.536.1989 
. doi:10.1017/S0025100306002817.
 Giegerich, Heinz J. (1992). English Phonology: An Introduction. Cambridge
Textbooks in Linguistics. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-33603-
1.
 Gneuss, Helmut (2013). "Chapter 2: The Old English Language". Dalam
Godden, Malcolm; Lapidge, Michael. The Cambridge companion to Old English
literature (edisi ke-Second). Cambridge University Press. hlm. 19–
49. ISBN 978-0-521-15402-4.
 Görlach, Manfred (1991). Introduction to Early Modern English. Cambridge
University Press. ISBN 978-0-521-32529-5.
 Gordin, Michael D. (4 February 2015). "Absolute English". Aeon. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 7 February 2015. Diakses tanggal 16 February 2015.
 Gordon, Elizabeth; Campbell, Lyle; Hay, Jennifer; Maclagan, Margaret;
Sudbury, Angela; Trudgill, Peter (2004). New Zealand English: its origins and
evolution. Studies in English Language. Cambridge University Press. ISBN 978-
0-521-10895-9.
 Gottlieb, H. (2006). "Linguistic Influence". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of
language & linguistics. Elsevier. hlm. 196–206. doi:10.1016/B0-08-044854-
2/04455-2. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
 Graddol, David (2006). English Next: Why global English may mean the end of
'English as a Foreign Language' (PDF). The British Council. Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 12 February 2015. Diakses tanggal 7
February 2015. Ringkasan – ELT Journal (7 February 2015).
 Graddol, David (2010). English Next India: The future of English in India (PDF).
The British Council. ISBN 978-0-86355-627-2. Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 12 February 2015. Diakses tanggal 7
February 2015. Ringkasan – ELT Journal (7 February 2015).
 Graddol, David; Leith, Dick; Swann, Joan; Rhys, Martin; Gillen, Julia, ed.
(2007). Changing English. Routledge. ISBN 978-0-415-37679-2. Diakses
tanggal 11 February 2015.
 Green, Lisa J. (2002). African American English: a linguistic introduction .
Cambridge University Press.
 Greenbaum, S.; Nelson, G. (2002). An introduction to English grammar (edisi
ke-Second). Longman. ISBN 978-0-582-43741-8.
 Halliday, M. A. K.; Hasan, Ruqaiya (1976). Cohesion in English. Pearson
Education ltd.
 Hancock, Ian F.; Angogo, Rachel (1982). "English in East Africa". Dalam Bailey,
Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of
Michigan Press. hlm. 415–438. ISBN 978-3-12-533872-2.
 Harbert, Wayne (2007). The Germanic Languages. Cambridge Language
Surveys. Cambridge University
Press. doi:10.1017/CBO9780511755071. ISBN 978-0-521-01511-0. JSTOR 40
492966. Diakses tanggal 26 February 2015.
 Hickey, R. (2007). Irish English: History and present-day forms. Cambridge
University Press.
 Hickey, R., ed. (2005). Legacies of colonial English: Studies in transported
dialects. Cambridge University Press.
 Hogg, Richard M. (1992). "Chapter 3: Phonology and Morphology". Dalam
Hogg, Richard M. The Cambridge History of the English Language. 1: The
Beginnings to 1066. Cambridge University Press. hlm. 67–
168. doi:10.1017/CHOL9780521264747. ISBN 978-0-521-26474-7.
 Hogg, Richard M. (2006). "Chapter7: English in Britain". Dalam Denison, David;
Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University
Press. hlm. 360–61. ISBN 978-0-521-71799-1.
 "How English evolved into a global language". BBC. 20 December 2010.
Diakses tanggal 9 August 2015.
 "How many words are there in the English language?" . Oxford Dictionaries
Online. Oxford University Press. 2015. Diakses tanggal 2 April 2015. How
many words are there in the English language? There is no single sensible
answer to this question. It's impossible to count the number of words in a
language, because it's so hard to decide what actually counts as a word.
 Huddleston, Rodney; Pullum, Geoffrey K. (2002). The Cambridge Grammar of
the English Language. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-
521-43146-0. Diakses tanggal 10 February 2015. Ringkasan (PDF) (10 February
2015).
 Hughes, Arthur; Trudgill, Peter (1996). English Accents and Dialects (edisi ke-
3rd). Arnold Publishers.
 International Civil Aviation Organization (2011). "Personnel Licensing FAQ".
International Civil Aviation Organization – Air Navigation Bureau. In which
languages does a licence holder need to demonstrate proficiency?. Diakses
tanggal 16 December 2014. Controllers working on stations serving designated
airports and routes used by international air services shall demonstrate
language proficiency in English as well as in any other language(s) used by the
station on the ground.
 International Maritime Organization (2011). "IMO Standard Marine
Communication Phrases". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03.
Diakses tanggal 16 December 2014.
 International Phonetic Association (1999). Handbook of the International
Phonetic Association: A guide to the use of the International Phonetic Alphabet.
Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-65236-0.
 Jambor, Paul Z. (2007). "English Language Imperialism: Points of
View". Journal of English as an International Language. 2: 103–123.
 Jespersen, Otto (2007) [1924]. "Case: The number of English cases". The
Philosophy of Grammar. Routledge.
 Kachru, B. (2006). "English: World Englishes". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 195–
202. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00645-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Kastovsky, Dieter (2006). "Chapter 4: Vocabulary". Dalam Denison, David;
Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University
Press. hlm. 199–270. ISBN 978-0-521-71799-1.
 König, Ekkehard; van der Auwera, Johan, ed. (1994). The Germanic
Languages. Routledge Language Family Descriptions. Routledge. ISBN 978-0-
415-28079-2. JSTOR 4176538. Diakses tanggal 26 February 2015. The survey
of the Germanic branch languages includes chapters by Winfred P. Lehmann,
Ans van Kemenade, John Ole Askedal, Erik Andersson, Neil Jacobs, Silke Van
Ness, and Suzanne Romaine.
 König, Ekkehard (1994). "17. English". Dalam König, Ekkehard; van der
Auwera, Johan. The Germanic Languages. Routledge Language Family
Descriptions. Routledge. hlm. 532–562. ISBN 978-0-415-28079-
2. JSTOR 4176538. Diakses tanggal 26 February 2015.
 Labov, W. (1972). "13. The Social Stratification of (R) in New York City
Department Stores". Sociolinguistic patterns. University of Pennsylvania Press.
 Labov, W. (2012). "1. About Language and Language Change". Dialect
Diversity in America: The Politics of Language Change. University of Virginia
Press.
 Labov, William; Ash, Sharon; Boberg, Charles (2006). The Atlas of North
American English . Berlin: de Gruyter. ISBN 978-3-11-016746-7. Diakses
tanggal 2 April 2015.
 Lanham, L. W. (1982). "English in South Africa". Dalam Bailey, Richard W.;
Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 324–352. ISBN 978-3-12-533872-2.
 Lass, Roger (1992). "2. Phonology and Morphology". Dalam Blake,
Norman. Cambridge History of the English Language. II: 1066–1476.
Cambridge University Press. hlm. 23–154.
 Lass, Roger (2000). "Chapter 3: Phonology and Morphology". Dalam Lass,
Roger. The Cambridge History of the English Language, Volume III: 1476–
1776. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 56–186.
 Lass, Roger (2002), "South African English", dalam Mesthrie,
Rajend, Language in South Africa, Cambridge University Press, ISBN 978-0-
521-79105-2
 Lass, Roger (2006). "Chapter 2: Phonology and Morphology". Dalam Denison,
David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge
University Press. hlm. 46–47. ISBN 978-0-521-71799-1.
 Lawler, J. (2006). "Punctuation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of
language & linguistics. Elsevier. hlm. 290–291. doi:10.1016/B0-08-044854-
2/04573-9. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
 Lawton, David L. (1982). "English in the Caribbean". Dalam Bailey, Richard W.;
Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 251–280. ISBN 978-3-12-533872-2.
 Leech, G. N. (2006). A glossary of English grammar. Edinburgh University
Press.
 Leech, Geoffrey; Hundt, Marianne; Mair, Christian; Smith, Nicholas
(2009). Change in contemporary English: a grammatical study. Cambridge
University Press. ISBN 978-0-521-86722-1. Diarsipkan dari contemp_eng.pdf
versi asli Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF) tanggal 2015-04-02. Diakses
tanggal 22 September 2016. contemp_eng.pdf Ringkasan Periksa nilai |lay-
url= (bantuan) (PDF) (29 March 2015).
 Levine, L.; Crockett, H. J. (1966). "Speech Variation in a Piedmont Community:
Postvocalic r*". Sociological Inquiry. 36 (2): 204–226. doi:10.1111/j.1475-
682x.1966.tb00625.x.
 Li, David C. S. (2003). "Between English and Esperanto: what does it take to be
a world language?". International Journal of the Sociology of
Language. 2003 (164): 33–63. doi:10.1515/ijsl.2003.055. ISSN 0165-2516.
 Lim, L.; Ansaldo, U. (2006). "Singapore: Language Situation". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of Language & Linguistics. Elsevier. hlm. 387–
389. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01701-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Maclagan, Margaret (2010). "Chapter 8: The English(es) of New Zealand".
Dalam Kirkpatrick, Andy. The Routledge handbook of world Englishes .
Routledge. hlm. 151–164. ISBN 978-0-203-84932-3. Ringkasan (29 March
2015).
 MacMahon, M. K. (2006). "16. English Phonetics". Dalam Bas Aarts; April
McMahon. The Handbook of English Linguistics . Oxford: Blackwell. hlm. 359–
382. ISBN 9781405113823.
 "Macquarie Dictionary" . Australia's National Dictionary & Thesaurus Online |
Macquarie Dictionary. Macmillan Publishers Group Australia. 2015. Diakses
tanggal 15 February 2015.
 Mair, C.; Leech, G. (2006). "14 Current Changes in English Syntax". The
handbook of English linguistics.
 Mair, Christian (2006). Twentieth-century English: History, variation and
standardization. Cambridge University Press.
 Mazrui, Ali A.; Mazrui, Alamin (1998). The Power of Babel: Language and
Governance in the African Experience. University of Chicago Press. ISBN 978-
0-226-51429-1. Diakses tanggal 15 February 2015. Ringkasan (15 February
2015).
 McArthur, Tom, ed. (1992). The Oxford Companion to the English Language.
Oxford University
Press. doi:10.1093/acref/9780192800619.001.0001. ISBN 978-0-19-214183-5. 
Ringkasan (15 February 2015).
 McCrum, Robert; MacNeil, Robert; Cran, William (2003). The Story of
English (edisi ke-Third Revised). London: Penguin Books. ISBN 978-0-14-
200231-5.
 McGuinness, Diane (1997). Why Our Children Can't Read, and what We Can
Do about it: A Scientific Revolution in Reading. Simon and Schuster. ISBN 978-
0-684-83161-9. Diakses tanggal 3 April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
 Meierkord, C. (2006). "Lingua Francas as Second Languages". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 163–
171. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00641-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 "English". Merriam-webster.com. 26 February 2015. Diakses tanggal 26
February 2015.
 Mesthrie, Rajend (2010). "New Englishes and the native speaker
debate". Language Sciences. 32 (6): 594–
601. doi:10.1016/j.langsci.2010.08.002. ISSN 0388-0001.Templat:Subscription
or libraries
 Miller, Jim (2002). An Introduction to English Syntax. Edinburgh University
Press.
 Montgomery, M. (1993). "The Southern Accent—Alive and Well". Southern
Cultures. 1 (1): 47–64. doi:10.1353/scu.1993.0006.
 Mountford, J. (2006). "English Spelling: Rationale". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 156–
159. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05018-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Mufwene, S. S. (2006). "Language Spread". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia
of language & linguistics. Elsevier. hlm. 613–616. doi:10.1016/B0-08-044854-
2/01291-8. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
 Nation, I. S. P. (2001). Learning Vocabulary in Another Language. Cambridge
University Press. hlm. 477. ISBN 978-0-521-80498-1. Diakses tanggal 4
February 2015. Ringkasan (PDF) (4 February 2015).
 National Records of Scotland (26 September 2013). "Census 2011: Release
2A". Scotland's Census 2011. Diakses tanggal 25 March 2015.
 Neijt, A. (2006). "Spelling Reform". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of
language & linguistics. Elsevier. hlm. 68–71. doi:10.1016/B0-08-044854-
2/04574-0. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
 Nevalainen, Terttu; Tieken-Boon van Ostade, Ingrid (2006). "Chapter 5:
Standardization". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the
English language. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-71799-1.
 Northern Ireland Statistics and Research Agency (2012). "Census 2011: Key
Statistics for Northern Ireland December 2012" (PDF). Statistics Bulletin. Table
KS207NI: Main Language. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 December
2012. Diakses tanggal 16 December 2014.
 Northrup, David (2013). How English Became the Global Language. Palgrave
Macmillan. ISBN 978-1-137-30306-6. Diakses tanggal 25
March 2015. Ringkasan (25 March 2015).
 O'Dwyer, Bernard (2006). Modern English Structures, second edition: Form,
Function, and Position. Broadview Press.
 Office for National Statistics (4 March 2013). "Language in England and Wales,
2011". 2011 Census Analysis. Diakses tanggal 16 December 2014.
 "Oxford Learner's Dictionaries". Oxford. Diakses tanggal 25 February 2015.
 Patrick, P. L. (2006a). "Jamaica: Language Situation". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 88–
90. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01760-0. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Patrick, P. L. (2006b). "English, African-American Vernacular". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 159–
163. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05092-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Payne, John; Huddleston, Rodney (2002). "5. Nouns and noun phrases". Dalam
Huddleston, R.; Pullum, G. K. The Cambridge Grammar of English. Cambridge:
Cambridge University Press. hlm. 323–522.
 Phillipson, Robert (28 April 2004). English-Only Europe?: Challenging
Language Policy. Routledge. ISBN 978-1-134-44349-9. Diakses tanggal 15
February 2015.
 Richter, Ingo (2012). "Introduction". Dalam Richter, Dagmar; Richter, Ingo;
Toivanen, Reeta; et al. Language Rights Revisited: The challenge of global
migration and communication. BWV Verlag. ISBN 978-3-8305-2809-8. Diakses
tanggal 2 April 2015.
 Roach, Peter (2009). English Phonetics and Phonology (edisi ke-4th).
Cambridge.
 Robinson, Orrin (1992). Old English and Its Closest Relatives: A Survey of the
Earliest Germanic Languages . Stanford University Press. ISBN 978-0-8047-
2221-6. Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
 Romaine, Suzanne (1982). "English in Scotland". Dalam Bailey, Richard W.;
Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 56–83. ISBN 978-3-12-533872-2.
 Romaine, Suzanne (1999). "Chapter 1: Introduction". Dalam Romaine,
Suzanne. Cambridge History of the English Language. IV: 1776–1997.
Cambridge University Press. hlm. 01–
56. doi:10.1017/CHOL9780521264778.002. ISBN 978-0-521-26477-8.
 Romaine, S. (2006). "Language Policy in Multilingual Educational Contexts".
Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier.
hlm. 584–596. doi:10.1016/B0-08-044854-2/00646-5. ISBN 978-0-08-044299-0.
Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February
2015).Templat:Subscription or libraries
 "The Routes of English". 1 August 2015.
 Rowicka, G. J. (2006). "Canada: Language Situation". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 194–
195. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01848-4. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Rubino, C. (2006). "Philippines: Language Situation". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 323–
326. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01736-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Ryan, Camille (August 2013). "Language Use in the United States:
2011" (PDF). American Community Survey Reports. hlm. 1. Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 5 February 2016. Diakses tanggal 16 December 2014.
 Sailaja, Pingali (2009). Indian English. Dialects of English. Edinburgh University
Press. ISBN 978-0-7486-2595-6. Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5
April 2015).
 Schiffrin, Deborah (1988). Discourse Markers. Studies in Interactional
Sociolinguistics. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-35718-0.
Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
 Schneider, Edgar (2007). Postcolonial English: Varieties Around the World.
Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53901-2. Diakses tanggal 5
April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
 Schönweitz, Thomas (2001). "Gender and Postvocalic /r/ in the American
South: A Detailed Socioregional Analysis". American Speech. 76 (3): 259–
285. doi:10.1215/00031283-76-3-259.
 Shaywitz, Sally E. (2003). Overcoming Dyslexia: A New and Complete Science-
based Program for Reading Problems at Any Level. A.A. Knopf. ISBN 978-0-
375-40012-4. Diakses tanggal 3 April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
 Sheidlower, Jesse (10 April 2006). "How many words are there in
English?". Slate Magazine. Diakses tanggal 2 April 2015. The problem with
trying to number the words in any language is that it's very hard to agree on the
basics. For example, what is a word?
 Scheler, Manfred (1977). Der englische Wortschatz [English
Vocabulary] (dalam bahasa Jerman). Berlin: E. Schmidt. ISBN 978-3-503-
01250-3.
 Smith, Jeremy J. (2009). Old English: a linguistic introduction. Cambridge
University Press. ISBN 978-0-521-86677-4.
 Statistics Canada (22 August 2014). "Population by mother tongue and age
groups (total), 2011 counts, for Canada, provinces and territories". Diakses
tanggal 25 March 2015.
 Statistics New Zealand (April 2014). "2013 QuickStats About Culture and
Identity". hlm. 23. Diarsipkan
dari Census/profile-and-summary-reports/quickstats-culture-identity/quickstats-
culture-identity.pdf versi asli Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF) tanggal 2015-
01-15. Diakses tanggal 25 March 2015.
 Lehohla, Pali, ed. (2012). "Population by first language spoken and
province" (PDF). Census 2011: Census in Brief (PDF). Pretoria: Statistics South
Africa. hlm. 23. ISBN 978-0-621-41388-5. Report No. 03-01-41. Diarsipkan
dari versi asli (PDF) tanggal 13 November 2015.
 Svartvik, Jan; Leech, Geoffrey (2006). English – One Tongue, Many Voices .
Palgrave Macmillan. ISBN 978-1-4039-1830-7. Diakses tanggal 5
March 2015. Ringkasan (16 March 2015).
 Swan, M. (2006). "English in the Present Day (Since ca. 1900)". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 149–
156. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05058-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Sweet, Henry (2014) [1892]. A New English Grammar. Cambridge University
Press.
 Thomas, Erik R. (2008). "Rural Southern white accents". Dalam Edgar W.
Schneider. Varieties of English. 2: The Americas and the Caribbean. de
Gruyter. hlm. 87–114. doi:10.1515/9783110208405.1.87. ISBN 978-3-11-
020840-5.
 Thomason, Sarah G.; Kaufman, Terrence (1988). Language Contact,
Creolization and Genetic Linguistics. University of California Press. ISBN 978-0-
520-91279-3.
 Todd, Loreto (1982). "The English language in West Africa". Dalam Bailey,
Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of
Michigan Press. hlm. 281–305. ISBN 978-3-12-533872-2.
 Toon, Thomas E. (1982). "Variation in Contemporary American English". Dalam
Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University
of Michigan Press. hlm. 210–250. ISBN 978-3-12-533872-2.
 Toon, Thomas E. (1992). "Old English Dialects". Dalam Hogg, Richard M. The
Cambridge History of the English Language. 1: The Beginnings to 1066.
Cambridge University Press. hlm. 409–451. ISBN 978-0-521-26474-7.
 Trask, Larry; Trask, Robert Lawrence (2010). Why Do Languages Change?.
Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-83802-3. Diakses tanggal 5
March 2015.
 Trudgill, Peter (1999). The Dialects of England (edisi ke-2nd). Oxford:
Blackwell. ISBN 978-0-631-21815-9. Ringkasan (27 March 2015).
 Trudgill, P. (2006). "Accent". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language &
linguistics. Elsevier. hlm. 14. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01506-6. ISBN 978-
0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February
2015).Templat:Subscription or libraries
 Trudgill, Peter; Hannah, Jean (2002). International English: A Guide to the
Varieties of Standard English (edisi ke-4th). London: Hodder
Education. ISBN 978-0-340-80834-4.
 Trudgill, Peter; Hannah, Jean (2008). International English: A Guide to the
Varieties of Standard English (edisi ke-5th). London: Arnold. ISBN 978-0-340-
97161-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2015. Diakses tanggal 26
March 2015. Ringkasan (26 March 2015).
 United Nations (2008). Nations_Everything U Always wanted to know.pdf
"Everything You Always Wanted to Know About the United Nations" Periksa
nilai |url= (bantuan) (PDF). Diakses tanggal 4 April 2015. The working
languages at the UN Secretariat are English and French.
 Wardhaugh, Ronald (2010). An Introduction to Sociolinguistics. Blackwell
textbooks in Linguistics; 4 (edisi ke-Sixth). Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-
8668-1.
 Watts, Richard J. (2011). Language Myths and the History of English. Oxford
University Press. doi:10.1093/acprof:oso/9780195327601.001.0001. ISBN 978-
0-19-532760-1. Diakses tanggal 10 March 2015. Ringkasan (10 March 2015).
 Templat:Accents of English
 Wojcik, R. H. (2006). "Controlled Languages". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 139–
142. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05081-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries
 Wolfram, W. (2006). "Variation and Language: Overview". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 333–
341. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04256-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses
tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or
libraries

Lihat pula
 Bahasa Inggris Sederhana
 Sejarah bahasa Inggris
 Bahasa Inggris Kuno
 Bahasa Inggris Pertengahan
 TOEFL

Pranala luar
Wikipedia juga
mempunyai edisi Bahasa
Inggris

Lihat informasi mengenai


bahasa
inggris di Wiktionary.

Wikibuku memiliki buku
berjudul

Panduan Berbahasa
Inggris

Umum
 (Inggris) Laporan Ethnologue - bahasa Inggris
 (Inggris) BBC - Radio 4 - Routes of English
 (Inggris) Penjelasan singkat mengenai penggunaan  tense
 (Inggris) English Grammar Online - latihan, penjelasan dan
permainan gratis
 (Inggris) TEFL - Teaching English as a Foreign Language -
informasi mengenai pengajaran Bahasa Inggris sebagai
Bahasa Asing
 (Inggris) Konsep Asas Bahasa Inggeris Diarsipkan 2016-
01-25 di Wayback Machine.
 (Inggris) LanguageMonitor - Lembaga pengawas
pemakaian bahasa Inggris kontemporer
 (Inggris) Perkembangan Bahasa Inggris Diarsipkan 2004-
07-22 di Wayback Machine.
Kamus
 (Inggris) WordWeb
 (Inggris) More than 20000 English words recorded by a
native speaker
 (Inggris) Cambridge Dictionary
 (Inggris) Longman English Dictionary
Esai
 (Indonesia) Belajar Menulis Essay Bahasa Inggris
 (Inggris) How to Write an English Essay
 (Inggris) How To Write an Essay
 (Inggris) How to Write a Great Essay Quickly
Intonasi
 (Inggris) Example English intonation + audio
tampil
Pengawasan otoritas 
Kategori: 
 Bahasa Inggris
 Bahasa Jermanik
 Bahasa di Inggris
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Lihat sumber
 Lihat riwayat
Pencarian
Cari Lanjut

 Halaman Utama
 Daftar isi
 Perubahan terbaru
 Artikel pilihan
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Kutip halaman ini
 Butir di Wikidata
 Pranala menurut ID
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Bahasa lain
 Acèh
 Basa Bali
 Banjar
 ᨅᨔ ᨕᨘᨁᨗ
 English
 Jawa
 Minangkabau
 Bahasa Melayu
 Sunda
282 lagi
Sunting pranala
 Halaman ini terakhir diubah pada 11 Januari 2022, pukul 19.10.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia
 Penyangkalan

 Tampilan seluler

 Pengembang

 Statistik

 Pernyataan kuki

Anda mungkin juga menyukai