Perkakas pribadi
Halaman
Pembicaraan
Baca
Lihat sumber
Lihat riwayat
Halaman Utama
Daftar isi
Perubahan terbaru
Artikel pilihan
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Twitter
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Kutip halaman ini
Butir di Wikidata
Pranala menurut ID
Sunting pranala interwiki
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Wikimedia Commons
Bahasa
Di Wikipedia ini, pranala bahasa terletak di bagian atas halaman di sebelah judul artikel.
Pergi ke paling atas.
Daftar isi
Awal
Etimologi
Signifikasi
Klasifikasi
Sejarah
Bahasa terkait
Persebaran geografis
Fonologi
Sistem penulisan
Tata bahasa
Kata ganti
Referensi
Daftar pustaka
Lihat pula
Pranala luar
Bahasa Inggris
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain, lihat Inggris (disambiguasi).
Bahasa Inggris
English language
Pelafalan /ˈɪŋɡlɪʃ/[1]
Wilayah (lihat di bawah)
Penutur 360 juta (2010)[2]
bahasa L2: 380 juta[3]
Indo-Eropa
Jermanik
o Jermanik Barat
Rumpun
Ingvaeonik
bahasa
Anglo–Frisia
Anglik
Bahasa Inggris
Inggris Kuno
Inggris Pertengahan
Bentuk awal
o Inggris Modern Awal
Bahasa Inggris
Negara dengan Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi atau de facto, atau bahasa nasional,
dan dituturkan sebagai bahasa ibu oleh penduduk.
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda
akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk
pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA
Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang pertama kali dituturkan di Inggris pada Abad
Pertengahan Awal dan saat ini merupakan bahasa yang paling umum digunakan di seluruh
dunia.[4] Bahasa Inggris dituturkan sebagai bahasa pertama oleh mayoritas penduduk di
berbagai negara, termasuk Britania Raya, Irlandia, Amerika Serikat, Kanada, Australia,
Selandia Baru, dan sejumlah negara-negara Karibia; serta menjadi bahasa resmi di hampir 60
negara berdaulat. Bahasa Inggris adalah bahasa ibu ketiga yang paling banyak dituturkan di
seluruh dunia, setelah bahasa Mandarin dan bahasa Spanyol.[5] Bahasa Inggris juga digunakan
sebagai bahasa kedua dan bahasa resmi oleh Uni Eropa, Negara Persemakmuran, dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta beragam organisasi lainnya.
Bahasa Inggris berkembang pertama kali di Kerajaan Anglo-Saxon Inggris dan di wilayah
yang saat ini membentuk Skotlandia tenggara. Setelah meluasnya pengaruh Britania Raya
pada abad ke-17 dan ke-20 melalui Imperium Britania, bahasa Inggris tersebar luas di seluruh
dunia.[6][7][8] Di samping itu, luasnya penggunaan bahasa Inggris juga disebabkan oleh
penyebaran kebudayaan dan teknologi Amerika Serikat yang mendominasi di sepanjang abad
ke-20.[9] Hal-hal tersebut telah menyebabkan bahasa Inggris saat ini menjadi bahasa utama
dan secara tidak resmi (de facto) dianggap sebagai lingua franca di berbagai belahan dunia.
[10][11]
Menurut sejarahnya, bahasa Inggris berasal dari peleburan beragam dialek terkait, yang saat
ini secara kolektif dikenal sebagai bahasa Inggris Kuno, yang dibawa ke pantai timur Pulau
Britania oleh pendatang Jermanik (Anglo-Saxons) pada abad ke-5; kata English' berasal dari
nama Angles.[12] Suku Anglo-Saxons ini sendiri berasal dari wilayah Angeln (saat ini
Schleswig-Holstein, Jerman). Bahasa Inggris awal juga dipengaruhi oleh bahasa Norse Kuno
setelah Viking menaklukkan Inggris pada abad ke-9 dan ke-10.
Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad ke-11 menyebabkan bahasa Inggris juga
mendapat pengaruh dari bahasa Prancis Norman, dan kosakata serta ejaan dalam bahasa
Inggris mulai dipengaruhi oleh bahasa Latin Romawi (meskipun bahasa Inggris sendiri
bukanlah rumpun bahasa Romawi),[13][14] yang kemudian dikenal dengan bahasa Inggris
Pertengahan. Pergeseran Vokal yang dimulai di Inggris bagian selatan pada abad ke-15
adalah salah satu peristiwa bersejarah yang menandai peralihan bahasa Inggris Pertengahan
menjadi bahasa Inggris Modern.
Selain Anglo-Saxons dan Prancis Norman, sejumlah besar kata dalam bahasa Inggris juga
berakar dari bahasa Latin, karena Latin adalah lingua franca Gereja Kristen dan bahasa
utama di kalangan intelektual Eropa,[15] dan telah menjadi dasar kosakata bagi bahasa Inggris
modern.
Karena telah mengalami perpaduan beragam kata dari berbagai bahasa di sepanjang sejarah,
bahasa Inggris modern memiliki kosakata yang sangat banyak, dengan pengejaan yang
kompleks dan tidak teratur (irregular), khususnya vokal. Bahasa Inggris modern tidak hanya
merupakan perpaduan dari bahasa-bahasa Eropa, tetapi juga dari berbagai bahasa di seluruh
dunia. Oxford English Dictionary memuat daftar lebih dari 250.000 kata berbeda, tidak
termasuk istilah-istilah teknis, sains, dan bahasa gaul yang jumlahnya juga sangat banyak.[16]
[17]
Etimologi
Kata English berasal dari eponim Angle, nama suku Jermanik yang diperkirakan berasal dari
wilayah Angeln di Jutland (sekarang Jerman utara).[18] Untuk kemungkinan etimologi kata ini,
lihat artikel Angeln dan Angles.
Signifikasi
Lihat pula: Anglosfir
Bahasa Inggris modern, kadang digambarkan sebagai lingua franca global pertama,[19][20]
adalah bahasa dominan, atau dalam beberapa kasus bahkan ditetapkan sebagai bahasa
internasional dalam bidang komunikasi, sains, teknologi informasi, bisnis, kelautan,[21]
kedirgantaraan,[22] hiburan, radio, dan diplomasi.[23] Penyebaran bahasa Inggris di luar
Kepulauan Britania dimulai dengan pertumbuhan Imperium Britania, dan pada abad ke-19
jangkauannya telah global.[24] Setelah kolonisasi Britania sejak abad ke-16 hingga ke-19,
bahasa Inggris menjadi bahasa dominan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia
Baru. Pertumbuhan pengaruh budaya dan ekonomi Amerika Serikat dan statusnya sebagai
negara adidaya global sejak Perang Dunia II turut mempercepat penyebaran bahasa Inggris ke
seluruh dunia.[20] Bahasa Inggris menggantikan bahasa Jerman sebagai bahasa sains yang
dominan dalam penghargaan Hadiah Nobel pada paruh kedua abad ke-20.[25] Bahasa Inggris
telah menyamai dan bahkan telah melampaui bahasa Prancis sebagai bahasa dominan dalam
dunia diplomasi pada paruh kedua abad ke-19.
Kemampuan berbahasa Inggris telah menjadi kebutuhan dalam sejumlah bidang ilmu,
pekerjaan, dan profesi semisal kedokteran dan komputasi; sebagai akibatnya, lebih dari satu
miliar orang di dunia bisa berbahasa Inggris setidaknya pada tingkat dasar (lihat bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua atau internasional). Bahasa Inggris adalah salah satu dari enam
bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.[26]
Salah satu dampak pertumbuhan bahasa Inggris adalah berkurangnya keragaman bahasa di
berbagai belahan dunia. Pengaruh bahasa Inggris berperan penting dalam kepunahan bahasa.
[27]
Sebaliknya, berbagai keragaman bahasa Inggris juga berpotensi menciptakan bahasa-
bahasa baru dari waktu ke waktu, bersama dengan bahasa kreol dan pidgins.[28]
Klasifikasi
Anglik
Inggris
Skot
Anglo-Frisia
mencakup Anglik dan
Frisia (mencakup Frisia Barat, Utara, dan Saterland)
Jermanik Laut Utara
mencakup Anglo-Frisia dan
Jerman Hilir/Saksen Hilir
Jermanik Barat
mencakup Jermanik Laut Utara dan
Belanda (serta bahasa Afrikaans di Afrika)
...... Jerman (Hulu):
Jerman Tengah (serta bahasa Luksemburg)
Jerman Dataran Tinggi
...... Yiddi
Bahasa Inggris merupakan bahasa Indo-Eropa yang termasuk ke dalam cabang Jermanik
Barat dari subrumpun Jermanik.[29] Bahasa Inggris Kuno berasal dari sebuah wilayah
kesinambungan dialek dan budaya di sekujur pesisir Laut Utara Frisia. Ragam tutur di
wilayah ini secara bertahap berkembang menjadi bahasa-bahasa Anglik di Kepulauan
Britania serta bahasa-bahasa Frisia dan Jerman Hulu/Saksen Hulu di Eropa Daratan. Bahasa-
bahasa Frisia merupakan kerabat terdekat bagi bahasa Inggris dan bahasa-bahasa Anglik
lainnya; keseluruhan bahasa ini tergabung dalam subkelompok Anglo-Frisia. Ragam tutur
Jerman Hulu/Saksen Hulu juga berkerabat dekat dengan subkelompok ini; terkadang bahasa-
bahasa Inggris, Frisia, dan Jerman Hulu digolongkan ke dalam subkelompok Ingvaeonik
(Jermanik Laut Utara), walaupun pengelompokan ini masih diperselisihkan keabsahannya.[30]
Bahasa Inggris Kuno berevolusi menjadi bahasa Inggris Pertengahan, yang kemudian
menurunkan bahasa Inggris Modern.[31] Beberap ragam tutur bahasa Inggris Kuno dan
Pertengahan juga berkembang menjadi bahasa-bahasa Anglik lainnya, seperti Bahasa Skot
yang dituturkan di Skotlandia[32], atau ragam Fingal serta Forth dan Bargy (Yola) di Irlandia.
[33]
Sebagaimana bahasa Islandia dan Faroe yang berkembang di kepulauan terpisah dari daratan
Eropa, perkembangan bahasa Inggris di Kepulauan Britania membuatnya terisolasi dari
pengaruh bahasa-bahasa Jermanik daratan. Bahasa Inggris pun berubah secara signifikan.
Bahasa Inggris tidak berkesalingpahaman dengan bahasa Jermanik kontinental mana pun,
akibat perbedaan dalam hal kosa kata, sintaksis, dan fonologi. Walaupun begitu, beberapa di
antaranya, seperti bahasa Belanda dan Frisia, memiliki kedekatan yang kuat dengan bahasa
Inggris, terutama pada tahap-tahap awal pembetukannya.[34]
Namun, tidak seperti bahasa Islandia dan Faroe yang terisolasi, bahasa Inggris berkembang
dengan pengaruh yang didapatkan melalui serangkaian invasi pihak luar ke Kepualaun
Britania, terutama oleh penutur bahasa Norse Kuno dan Perancis Norman. Bahasa-bahasa ini
meninggalkan pengaruh yang dalam, sampai-sampai bahasa Inggris memiliki beberapa
kesamaan dalam hal kosa kata dan tata bahasa dengan banyak bahasa di luar kladus
linguistiknya—walaupun hal ini tidak lantas menjadikan penutur bahasa Inggris dapat saling
paham dengan penutur bahasa-bahasa tersebut. Beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa
bahasa Inggris dapat dianggap sebagai bahasa campuran atau kreol. Pandangan ini juga
dikenal sebagai hipotesis kreol Inggris Pertengahan. Meski begitu, terlepas dari pengaruh
bahasa-bahasa lain terhadap kosa kata dan tata bahasa Inggris Modern yang diakui secara
luas, sebagian besar ahli di bidang kontak bahasa tidak menganggap bahasa Inggris sebagai
bahasa campuran sejati.[35][36]
Bahasa Inggris digolongkan sebagai bahasa Jermanik karena ia mengalami beberapa inovasi
bahasa yang sama dengan bahasa-bahasa Jermanik lainnya seperti bahasa Belanda, Jerman,
dan Swedia.[37] Inovasi-inovasi ini menunjukkan bahwa bahasa-bahasa tersebut diturunkan
dari leluhur bersama, yaitu bahasa Proto-Jermanik. Termasuk di antara ciri khas bahasa
Jermanik adalah: pemabgian verba-verba menjadi kelas verba kuat dan verba lemah,
penggunaan verba modal, serta perubahan-perubahan bunyi yang berdampak pada konsonan-
konsonan dari bahasa Proto-Indo-Europa, seperti Hukum Grimm dan Hukum Verner. Bahasa
Inggris digolongkan sebagai bagian dari cabang Anglo-Frisia, sebab bahasa Frisia dan bahasa
Inggris berbagi ciri yang lebih spesifik, seperti palatalisasi konsonan velar Proto-Germanik.
[38]
Sejarah
Artikel utama: Sejarah bahasa Inggris
Kalimat pertama Beowulf (atas) ditulis dalam bahasa Inggris Kuno: "Hƿæt ƿē Gārdena ingēar
dagum þēod cyninga þrym ge frunon," yang berarti, "Listen! We of the Spear-Danes from
days of yore have heard of the glory of the folk-kings."
Bahasa Inggris berasal dari dialek Jermanik Laut Utara yang dibawa ke Britania oleh
pemukim Jermanik dari berbagai wilayah yang saat ini dikenal dengan Belanda, Jerman
utara, dan Denmark.[39] Menjelang periode ini, penduduk Britania Romawi berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Brittonik, Keltik, beserta bahasa-bahasa Romawi yang
dipengaruhi oleh bahasa Latin setelah pendudukan Romawi yang berlangsung selama 400
tahun.[40] Salah satu suku Jermanik yang datang ke Britania adalah Angles,[41] yang
diperkirakan pindah seluruhnya ke Britania.[42] Nama England (dari Engla land[43] "Land of
the Angles") and English (Old English Englisc[44]) berasal dari nama suku ini – meskipun
suku-suku Jermanik lainnya seperti Saxon, Jute, dan suku-suku dari pantai Frisia, Saxon
Hulu, Jutland, dan Swedia selatan juga pindah ke Britania pada periode ini.[45][46][47]
Pada awalnya, bahasa Inggris Kuno terdiri dari beragam kelompok dialek, yang
mencerminkan beragam suku yang menghuni Inggris Anglo-Saxon,[48] tetapi dialek Saxon
Barat perlahan-lahan mulai mendominasi, seperti yang tertulis dalam syair Beowulf.
Bahasa Inggris Kuno kemudian diubah lagi oleh dua gelombang invasi. Yang pertama adalah
invasi oleh penutur bahasa Jermanik Utara, ketika Halfdan Ragnarsson dan Ivar the Boneless
mulai menaklukkan dan menguasai Kepulauan Britania bagian utara pada abad ke-8 dan ke-9
(lihat Danelaw). Invasi kedua berasal dari penutur bahasa Romawi Normandia Kuno pada
abad ke-11 setelah penaklukan Normandia terhadap Inggris. Normandia mengembangkan
bahasa Inggris menjadi bahasa Anglo-Norman, dan kemudian Anglo-Prancis – dan
memperkenalkan penggolongan kata, khususnya di kalangan istana dan pemerintahan.
Normandia juga memperluas leksikon bahasa Inggris dengan menyerap kata-kata dari bahasa
Skandinavia dan Prancis. Hal ini pada akhirnya menyederhanakan tatabahasa dan mengubah
bahasa Inggris menjadi sebuah "bahasa pinjaman" – bahasa yang secara terbuka menerima
kata-kata baru dari bahasa lain.
Pergeseran linguistik dalam bahasa Inggris setelah pendudukan Normandia menghasilkan
bahasa baru yang saat ini dikenal dengan bahasa Inggris Pertengahan; The Canterbury Tales
karya Geoffrey Chaucer adalah karya terkenal yang ditulis dalam bahasa ini. Pada periode
ini, bahasa Latin merupakan lingua franca di kalangan Gereja Kristen dan intelektual Eropa,
dan karya-karya ditulis atau disalin dalam bahasa Latin.[15] Kata-kata Latin kemudian turut
diserap untuk menciptakan istilah atau konsep yang tidak terdapat dalam kata bahasa Inggris
asli.
Pemakaian bahasa Inggris Modern, termasuk dalam karya-karya William Shakespeare[49] dan
Alkitab Versi Raja James, umumnya bermula sejak tahun 1550, dan setelah Britania Raya
menjadi kekuatan kolonial, bahasa Inggris berfungsi sebagai lingua franca di negara-negara
jajahan Imperium Britania. Pada periode pascakolonial, beberapa negara baru yang memiliki
beragam bahasa pribumi memilih untuk tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua
franca untuk menghindari pertentangan politik yang mungkin muncul akibat menggunakan
salah satu bahasa pribumi ketimbang bahasa yang lainnya. Sebagai akibat pertumbuhan
Imperium Britania, bahasa Inggris digunakan secara luas di wilayah bekas jajahan Britania di
Amerika Utara, India, Afrika Selatan, Australia, Singapura, dan di berbagai wilayah lainnya.
Penggunaan bahasa Inggris semakin meluas setelah Amerika Serikat muncul sebagai negara
adidaya pada pertengahan abad ke-20.
Bahasa terkait
Rumpun bahasa Jermanik
Bahasa Inggris berasal dari rumpun bahasa Anglo-Frisia, subkelompok dari bahasa Jermanik
Barat. Bahasa Jermanik Barat sendiri adalah salah satu cabang dari rumpun bahasa Jermanik,
sedangkan Jermanik adalah bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa Inggris modern
diturunkan secara langsung dari bahasa Inggris Pertengahan; Inggris Pertengahan diturunkan
dari bahasa Inggris Kuno, yang juga diturunkan dari bahasa Proto-Jermanik. Seperti
kebanyakan bahasa Jermanik lainnya, bahasa Inggris dicirikan dengan penggunaan kata kerja
pengandaian, pembagian kata kerja menjadi kata kerja kuat dan lemah, dan pergeseran
pelafalan dari bahasa Proto-Indo-Eropa, yang dikenal dengan hukum Grimm. Bahasa kerabat
terdekat dengan bahasa Inggris (selain bahasa-bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa
Inggris dan bahasa Inggris kreol) adalah bahasa Frisia, yang berasal dari pantai selatan Laut
Utara di Belanda, Jerman, dan Denmark.
Selain dengan bahasa Frisia, bahasa lainnya yang juga terkait jauh dengan bahasa Inggris
adalah bahasa-bahasa Jermanik Barat non-Anglo-Frisia (bahasa Belanda, Afrikaans, Jerman
Hulu, Jerman Hilir, Yiddish) serta rumpun bahasa Jermanik Utara (Swedish, Denmark,
Norwegia, Islandia, dan Faroe). Tidak ada satupun dari bahasa-bahasa tersebut yang saling
berpahaman dengan bahasa Inggris, umumnya karena perbedaan leksis, sintaks, semantik,
dan fonologi, serta isolasi yang dialami oleh bahasa Inggris di Kepulauan Britania yang
terpisah dari dataran Eropa, meskipun beberapa bahasa seperti Belanda memiliki afinitas
yang cukup kuat dengan bahasa Inggris, terutama pada tingkat dasar. Pengisolasian telah
memungkinkan bahasa Inggris (serta bahasa Islandia dan Faroe) untuk berkembang secara
mandiri dan terpisah dari pengaruh bahasa Jermanik Eropa daratan.[50]
Ujung tombak Øvre Stabu dari abad ke-2 yang bertuliskan Raunijaz ("tester") dalam bahasa
Proto-Norse, salah satu sampel tertulis bahasa Jermanik paling awal.
Selain karena isolasi, perbedaan leksikal antara bahasa Inggris dengan bahasa Jermanik
lainnya juga disebabkan oleh perubahan diakronis, pergeseran semantik, dan banyaknya kata
bahasa Inggris yang diserap dari bahasa lain, terutama Latin dan Perancis (meskipun
penyerapan kata ini sama sekali bukanlah hal unik bagi bahasa Inggris). Misalnya: kata "exit"
diserap dari bahasa Latin, bukannya uitgang (Belanda) dan Ausgang (Jerman), juga kata
"change" (Perancis).
Persebaran geografis
Persentase penutur bahasa Inggris berdasarkan negara dan wilayah dependen pada tahun
2014.
80–100%
60–80%
40–60%
20–40%
0.1–20%
Tidak ada data
Negara-negara yang menjadi tempat bahasa Inggris dituturkan dapat digolongkan menjadi
tiga kategori berbeda, tergantung peran yang diambil oleh bahasa Inggris di negara tersebut.
Negara "lingkar dalam" (inner circle)[53] yang memiliki banyak penutur jati bahasa Inggris
berbagi ragam tulisan standar yang bersifat internasional dan secara kolektif mempengaruhi
norma bertutur bahasa Inggris di seluruh dunia. Bahasa Inggris bukan hanya milik satu
negara saja, dan bukan pula milik pemukim keturunan Inggris semata. Bahasa Inggris
digunakan sebagai bahasa resmi di beberapa negara yang memiliki sedikit keturunan penutur
jati bahasa Inggris. Bahasa ini juga telah menjadi bahasa terpenting dalam komunikasi
internasional dengan bertindak sebagai lingua franca bagi orang-orang yang tidak berbagi
bahasa ibu yang sama di seluruh dunia.
Ahli bahasa berkebangsaan India, Braj Kachru, membedakan antara negara-negara penutur
bahasa Inggris dengan model tiga lingkar.[53] Dalam model ini,
Kachru mendasarkan modelnya pada metode penyebaran bahasa Inggris di negara yang
berbeda-beda, bagaimana cara penutur mempelajarinya, dan lingkup penggunaan bahasa
Inggris di negara tersebut. Cakupan ketiga lingkar ini dapat berubah seiring waktu.[54]
Tiga Lingkar Bahasa Inggris (Three Circles of English) menurut Braj Kachru
Fonologi
Artikel utama: Fonologi bahasa Inggris
Fonetik dan fonologi bahasa Inggris berbeda dari satu dialek ke dialek yang lain, meskipun
hal ini biasanya tidak menganggu komunikasi antar penutur berbeda dialek. Keragaman
fonologi menjadikan jumlah fonem (bunyi yang dapat mengubah arti) yang berbeda-beda,
sementara keragaman fonetik memberikan perbedaan dalam hal realisasi pengucapan fonem-
fonem tersebut. [55] Ringkasan berikut utamanya menjabarkan dua sistem pengucapan baku,
yaitu Pengucapan Lazim (Received Pronunciation, RP) yang dipakai di Britania Raya, serta
logat Amerika Umum (General American, GA) yang dipakai di Amerika Serikat.
Sistem penulisan fonetik yang digunakan di bawah ini adalah Alfabet Fonetis Internasional
(International Phonetic Alphabet atau IPA).[56][57][58]
Konsonan
Kebanyakan dialek bahasa Inggris menggunakan 24 fonem konsonan yang sama. Daftar
konsonan yang diberikan di bawah ini berlaku untuk dialek Inggris California[59] dan RP.[60]
Fonem konsonan
Labial Dental Alveolar Alv. belakang Palatal Velar Glotal
Sengau m n ŋ
Hentian p b t d k ɡ
Afrikat tʃ dʒ
Frikatif f v θ ð s z ʃ ʒ h
Aproksiman l ɹ* j w
Untuk konsonan hambat (hentian, afrikat, dan frikatif) yang berpasangan pada tabel di atas,
seperti /p b/, /tʃ dʒ/, dan /s z/, fonem yang pertama bersifat fortis (kuat), sementara yang
kedua bersifat lenis (lemah). Konsonan hambat fortis seperti /p tʃ s/ diucapkan dengan otot
yang lebih tegang dan hembusan napas yang lebih kuat daripada konsonan lenis seperti /b dʒ
z/, dan selalu bersifat nirsuara (diucapkan tanpa menggetarkan pita suara). Pada konsonan
lenis di awal dan akhir ujaran, getaran pita suara dilakukan secara parsial, sementara pada
konsonan lenis di antara vokal, getaran pita suara dilakukan secara penuh. Pada kebanyakan
dialek, hentian fortis seperti /p/ memiliki ciri artikulasi atau akustik tambahan, yaitu: 1)
diucapkan dengan aspirasi [pʰ] jika konsonan tersebut berdiri sendiri di awal suku kata
bertekanan; 2) sering kali diucapkan tanpa aspirasi pada kasus lainnya, dan 3) sering kali
diucapkan tanpa letupan [p̚] atau dengan pra-glotalisasi [ʔp] di akhir suku kata. Pada kata
yang terdiri dari satu suku kata, bunyi vokal sebelum hentian fortis dipendekkan, sehingga
bunyi vokal pada kata nip 'cubit' terdengar lebih pendek (secara fonetis, bukan fonemis)
daripada vokal dalam kata nib [nɪˑb̥] 'ujung yang runcing'.[61]
hentian lenis: bin [b̥ɪˑn] 'wadah', about [əˈbaʊt] 'tentang', nib [nɪˑb̥] 'ujung yang
runcing'
hentian fortis: pin [pʰɪn] 'pin'; spin [spɪn] 'putar'; happy [ˈhæpi] 'bahagia'; nip [nɪp̚] or
[nɪʔp] 'cubit'
Pada dialek RP, aproksiman lateral /l/ memiliki dua alofon (variasi pengucapan) berbeda,
yaitu [l] yang pengucapannya jelas atau polos, seperti pada kata light 'cahaya', serta [ɫ] yang
diucapkan dengan velarisasi (lidah belakang dinaikkan sampai mendekati velum) sehingga
terkesan "gelap" (dark l), seperti pada kata full 'penuh'.[62] Dialek GA menggunakan l gelap
pada kebanyakan kasus.[63]
Semua konsonan sonoran (baik likuida /l, r/ maupun sengau /m, n, ŋ/) bersifat nirsuara
(diucapkan tanpa getaran pita suara) jika didahului oleh bunyi hambat nirsuara, dan bersifat
silabis (diucapkan sebagai suku kata tersendiri) jika didahului oleh konsonan lain di akhir
kata.[64]
sonoran nirsuara: clay [kl̥ eɪ̯ ] 'lempung'; snow RP [sn̥əʊ̯], GA [sn̥oʊ̯] 'salju'
sonoran silabis: paddle [ˈpad.l̩ ] 'dayung, kayuh', button [ˈbʌt.n̩] 'kancing, tombol'
Vokal
Pengucapan vokal-vokal dalam bahasa Inggris amat bervariasi dari satu dialek ke dialek
lainnya, dan merupakan salah satu aspek yang paling mudah dideteksi untuk mengetahui
logat yang digunakan oleh penuturnya. Tabel di bawah ini mendaftar fonem-fonem vokal
dalam dialek Received Pronunciation (RP) dan General American (GA), dengan contoh-
contoh kata yang mengandung vokal-vokal tersebut, berdasarkan set kosakata yang disusun
oleh para linguis. Vokal-vokal di sini direpresentasikan dengan simbol IPA; daftar vokal RP
mengikut daftar vokal standar yang biasa ditemukan dalam kamus-kamus dan publikasi lain
yang berasal dari Inggris.[65]
Monoftong
RP GA Kata Arti
iː i need perlu, keperluan
ɪ bid bertaruh
e ɛ bed kasur
æ back belakang
ɑː bra bra
ɑ
box kotak
ɒ
cloth kain
ɔ, ɑ
ɔː paw cakar, mengais
uː u food makanan
ʊ good baik
ʌ but tetapi
ɜː ɜɹ bird burung
ə comma koma
Diftong menutup
RP GA Kata Arti
eɪ bay teluk
əʊ oʊ road jalan
aɪ cry menangis, berteriak
aʊ cow sapi
ɔɪ boy anak laki-laki
Diftong menengah
RP GA Kata Arti
ɪə ɪɹ peer sebaya
eə ɛɹ pair pasangan
ʊə ʊɹ poor miskin
Dalam dialek RP, panjang vokal bersifat fonemis; vokal panjang ditandai dengan simbol titik
dua serupa ujung panah [ː] dalam tabel di atas. Contohnya adalah vokal dalam kata need
[niːd] yang berlawanan dengan vokal dalam kata bid [bɪd]. Sementara dalam dialek GA,
panjang vokal tidak bersifat fonemis atau mengubah makna.
Bunyi vokal dalam dialek RP maupun GA dipendekkan jika ditutup oleh konsonan fortis
(seperti /t tʃ f/) pada suku kata yang sama, tetapi tidak dipendekkan sebelum konsonan lenis
seperti /d dʒ v/ atau jika berada pada suku kata terbuka. Karena itu, bunyi vokal dalam kata
rich [rɪtʃ], neat [nit], dan safe [seɪ̯ f] terkesan lebih pendek daripada bunyi vokal dalam kata
ridge [rɪˑdʒ], need [niˑd], dan save [seˑɪ̯ v], begitu pula dengan bunyi vokal dalam kata light
[laɪ̯ t] yang lebih pendek daripada bunyi vokal dalam kata lie [laˑɪ̯ ]. Karena konsonan lenis
sering kali bersifat nirsuara pada akhir suku kata, panjang sebuah bunyi vokal merupakan
penanda yang penting untuk mengetahui apakah konsonan yang mengikutinya bersifat lenis
atau fortis.[66]
Vokal /ə/ hanya muncul pada suku kata tanpa penekanan dan diucapkan dengan mulut yang
lebih terbuka pada posisi akhir bentuk dasar/pangkal kata (stem).[67][68] Beberapa dialek tidak
membedakan antara bunyi /ɪ/ dan /ə/ dalam posisi tanpa penekanan, sehingga kata rabbit
'kelinci' dan abbot 'abbas, kepala biara' berbagi rima yang serupa, sementara nama Lenin dan
Lennon memiliki pengucapan yang sama (homofon). Ciri dialektal ini disebut sebagai
penggabungan vokal lemah (weak vowel merger).[69] Bunyi /ɜr/ dan /ər/ dalam dialek GA
direalisasikan sebagai vokal dengan corak bunyi r [ɚ]. Contohnya adalah kata further 'lebih
jauh', yang secara fonemis direpresentasikan sebagai /ˈfɜrðər/ tapi diucapkan sebagai [ˈfɚðɚ]
dalam GA. Kata yang sama dalam RP direpresentasikan secara fonemis sebagai /ˈfɜːðə/ dan
direalisasikan sebagai [ˈfəːðə].[70]
Tekanan memiliki peran yang besar dalam bahasa Inggris. Dalam kata-kata bahasa Inggris,
ada suku kata yang ditekan dan ada yang tidak. Tekanan yang dimaksud di sini mencakup
perbedaan dalam hal durasi, intensitas, dan kualitas vokal, dan terkadang juga perubahan
pada nada (pitch). Suku kata yang ditekan diucapkan dengan lebih panjang dan lebih nyaring
daripada suku kata yang tidak ditekan. Bunyi vokal dalam suku kata tanpa tekanan sering kali
mengalami reduksi sementara vokal dalam suku kata dengan tekanan tidak direduksi.[71]
Beberapa kata—terutama kata tugas, tetapi juga kata kerja modal seperti can—memiliki
bentuk lemah dan kuat tergantung dari apakah kata tersebut muncul di posisi yang ditekan
atau tidak dalam sebuah kalimat.
Tekanan dalam bahasa Inggris bersifat fonemis, dan terdapat beberapa pasang kata yang
dibedakan hanya berdasarkan posisi tekanannya. Contohnya, kata contract ditekan pada suku
kata pertama (/ˈkɒntrækt/ KON-trakt) ketika digunakan sebagai nomina ('kontrak'), tetapi
ditekan pada suku kata terakhir (/kənˈtrækt/ kən-TRAKT) ketika digunakan sebagai verba
yang dapat mencakup banyak makna (termasuk misalnya contract yang berarti 'menyusut').[72]
[73][74]
Di sini, tekanan berkaitan dengan reduksi vokal: pada contract yang bermakna nomina,
vokal pada suku kata pertama yang ditekan diucapkan tanpa reduksi sebagai /ɒ/, tetapi pada
contract yang bermakna verba, suku kata pertama tidak ditekan dan vokalnya direduksi
menjadi /ə/. Tekanan juga digunakan untuk membedakan antara kata dan frasa, sehingga
gabungan kata serangkai hanya diberi tekanan pada salah satu bagian, tetapi frasa dengan
komponen yang sama ditekan dua kali: contohnya a burnout (/ˈbɜːrnaʊt/) 'kelelahan mental'
versus to burn out (/ˈbɜːrn ˈaʊt/) 'membakar habis', serta a hotdog (/ˈhɒtdɒɡ/) 'sepotong
hotdog' versus a hot dog (/ˈhɒt ˈdɒɡ/) 'seekor anjing yang panas'.[75]
Bahasa Inggris umumnya dianggap sebagai bahasa yang ritmenya diatur oleh suku kata
bertekanan (stress-timed rhythm); selisih waktu pengucapan antara suku kata bertekanan
dalam bahasa Inggris cenderung konstan.[76] Suku kata dengan tekanan diucapkan lebih
panjang, sementara suku kata tanpa tekanan (yang berada di antara suku kata bertekanan)
dipendekkan. Pemendekan bunyi vokal dalam suku kata tanpa tekanan menyebabkan
perubahan dalam kualitas vokal; fenomena ini disebut juga dengan reduksi vokal.[77]
Ragam regional
Perbedaan paling besar dalam ragam-ragam bahasa Inggris adalah pada pengucapan bunyi
vokalnya. Terdapat dua ragam utama yang digunakan sebagai ragam baku dalam pengajaran
bahasa Inggris di negara-negara yang penduduknya mayoritas bukan penutur bahasa tersebut,
yaitu bahasa Inggris Britania (British English, BrE) dan bahasa Inggris Amerika (American
English, AmE). Negara-negara seperti Kanada, Australia, Irlandia, Selandia Baru dan Afrika
Selatan memiliki ragam baku mereka sendiri yang lebih jarang dipakai dalam pengajaran
bahasa Inggris secara internasional. Beberapa perbedaan antara ragam-ragam ini dapat dilihat
pada tabel "Ragam-ragam bahasa Inggris Baku dan ciri khasnya".[78]
Sepanjang sejarahnya, bahasa Inggris telah melalui berbagai perubahan bunyi. Sebagian
perubahan bunyi ini berlaku pada seluruh ragam bahasa Inggris, sementara sebagian yang
lain hanya berlaku pada beberapa ragam saja. Ragam-ragam baku bahasa Inggris pada
umumnya mengalami Pergeseran Vokal Besar (Great Vowel Shift) yang memengaruhi
pengucapan vokal-vokal panjang, walaupun terdapat perbedaan dalam bunyi vokal yang
dihasilkan oleh pergeseran ini pada sebagian kecil dialek. Di Amerika Utara, beberapa
pergeseran berantai (pergeseran bunyi yang memicu pergeseran lainnya) seperti Pergeseran
Vokal Kota-Kota Utara (Northern Cities Vowel Shift) dan Pergeseran Kanada (Canadian
Shift) menghasilkan bentang vokal yang amat khas pada sebagian logat daerah.[79]
Beberapa dialek memiliki bunyi konsonan fonemis dan fonetis yang lebih banyak atau lebih
sedikit dari jumlah bunyi dalam ragam-ragam baku. Sebagian ragam konservatif seperti
bahasa Inggris Skotlandia menggunakan bunyi nirsuara [ʍ] dalam kata whine 'mengeluh',
kontras dengan bunyi [w] dalam kata wine '(minuman) anggur' yang menggunakan getaran
pita suara. Sementara itu, kebanyakan dialek lainnya menggunakan [w] dalam kedua kondisi;
ciri ini disebut juga sebagai merger konsonan wine–whine. Bunyi frikatif velar nirsuara /x/
dapat ditemukan dalam bahasa Inggris Skotlandia, yang membedakan antara pengucapan kata
loch /lɔx/ 'danau' dengan kata lock /lɔk/ 'mengunci, gembok'. Logat seperti Cockney yang
mengalami fenomena "penghapusan h" (h-dropping) tidak memiliki bunyi frikatif glotal /h/,
dan logat yang mengalami "penghentian th" (th-stopping) dan "pengedepanan th" (th-
fronting) seperti dialek Afrika-Amerika dan Inggris Estuari tidak memiliki frikatif dental /θ,
ð/, tetapi menggantinya dengan hentian dental/alveolar /t, d/ atau frikatif labiodental /f, v/.[80]
[81]
Perubahan lain yang memengaruhi fonologi ragam-ragam tempatan di antaranya adalah
penghapusan yod (penghapusan bunyi /j/ dalam beberapa kondisi), peleburan yod (peleburan
bunyi /j/ yang membentuk kluster dengan konsonan lain menjadi bunyi sibilan), dan
pemupusan kluster konsonan.[82]
Dialek GA dan RP berbeda dalam hal pengucapan bunyi historis /r/ yang menutup vokal di
akhir suku kata. Dialek GA merupakan ragam rhotis, yaitu ragam bahasa Inggris yang
merealisasikan bunyi /r/ di akhir suku kata, sementara dialek RP yang bersifat non-rhotis
menghilangkan bunyi /r/ di posisi tersebut. Dialek-dialek bahasa Inggris dapat digolongkan
sebagai ragam rhotis dan non-rhotis tergantung apakah dialek tersebut menghilangkan
bunyi /r/ seperti dialek RP atau melestarikan bunyi tersebut seperti dialek GA.[83]
Terdapat perbedaan dialektal yang kompleks dalam kosakata yang memiliki bunyi vokal
terbuka depan dan vokal terbuka belakang /æ ɑː ɒ ɔː/. Keempat bunyi vokal ini hanya
dibedakan dalam dialek RP, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Dalam dialek GA,
vokal-vokal ini melebur menjadi /æ ɑ ɔ/,[84] sementara dalam dialek Kanada, kesemuanya
melebur menjadi dua bunyi saja: /æ ɑ/.[85] Selain itu, kosakata yang mengandung vokal-vokal
tersebut dapat berbeda-beda tergantung dialeknya. Tabel "Vokal terbuka dalam beberapa
dialek" menunjukkan keragaman ini dalam beberapa kosakata yang mengandung bunyi-bunyi
vokal tersebut.
Sistem penulisan
Artikel utama: Alphabet Inggris
Huruf besar Huruf kecil IPA Huruf besar Huruf kecil IPA
A a /eɪ/ N n /ɛn/
B b /biː/ O o /eoʊ/
C c /siː/ P p /piː/
D d /diː/ Q q /kjuː/
Huruf besar Huruf kecil IPA Huruf besar Huruf kecil IPA
E e /iː/ R r /ɑr/
F f /ɛf/ S s /ɛs/
G g /dʒiː/ T t /tiː/
H h /eɪtʃ/ U u /juː/
I i /aɪ/ V v /viː/
J j /dʒeɪ/ W w /ˈdʌbəljuː/
K k /keɪ/ X x /ɛks/
L l /ɛl/ Y y /waɪ/
M m /ɛm/ Z z /ziː/
Tata bahasa
Tata bahasa Inggris memiliki variasi dalam struktur dan penggunaannya, itu tergantung
tradisi yang digunakan oleh suatu negara yang dipengaruhi oleh bahasa asli dari negara
tersebut. Secara umum, tata bahasa yang dipedomani adalah tata bahasa Inggris Amerika
(American English) dan Inggris Britania Raya (British English).
Sistem kala
Namun, kala yang sejati dalam bahasa Inggris hanya kala lampau dan kala kini (taklampau)
karena dua kala lainnya hanya berupa kata dasar ditambah verba bantu.
Untuk menunjukkan perbedaan aspek gramatikal lebih lanjut, masing-masing kala memiliki
"empat bagian" yakni:
Ket:
Kalimat negatif
Kalimat pasif
Kata ganti
Orang
Artikel utama: Kata ganti orang
Kata ganti orang Inggris[86]:52
Kasus
Orang Nomor
Subjek Objek
Tunggal I me
Pertama
Jamak we us
Tunggal you you
Kedua
Jamak you you
Tunggal he, she, it him, her, it
Ketiga
Jamak they them
Refleksi
Pemilik
Penanya
Penunjuk
Referensi
1.
Daftar pustaka
Aarts, Bas; Haegeman, Liliane (2006). "6. English Word classes and Phrases".
Dalam Aarts, Bas; McMahon, April. The Handbook of English Linguistics. Blackwell
Publishing Ltd.
Abercrombie, D.; Daniels, Peter T. (2006). "Spelling Reform Proposals: English".
Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 72–75.
doi:10.1016/B0-08-044854-2/04878-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Ringkasan (6
February 2015).Templat:Subscription or libraries
Aitken, A. J.; McArthur, Tom, ed. (1979). Languages of Scotland. Occasional paper –
Association for Scottish Literary Studies; no. 4. Edinburgh: Chambers. ISBN 978-0-
550-20261-1.
Alcaraz Ariza, M. Á.; Navarro, F. (2006). "Medicine: Use of English". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 752–759.
doi:10.1016/B0-08-044854-2/02351-8. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Algeo, John (1999). "Chapter 2:Vocabulary". Dalam Romaine, Suzanne. Cambridge
History of the English Language. IV: 1776–1997. Cambridge University Press.
hlm. 57–91. doi:10.1017/CHOL9780521264778.003. ISBN 978-0-521-26477-8.
Ammon, Ulrich (2006). "Language Conflicts in the European Union: On finding a
politically acceptable and practicable solution for EU institutions that satisfies
diverging interests". International Journal of Applied Linguistics. 16 (3): 319–338.
doi:10.1111/j.1473-4192.2006.00121.x.
Ammon, Ulrich (2008). "Pluricentric and Divided Languages". Dalam Ammon,
Ulrich N.; Dittmar, Norbert; Mattheier, Klaus J.; et al. Sociolinguistics: An
International Handbook of the Science of Language and Society / Soziolinguistik Ein
internationales Handbuch zur Wissenschaft vov Sprache and Gesellschaft.
Handbooks of Linguistics and Communication Science / Handbücher zur Sprach- und
Kommunikationswissenschaft 3/2. 2 (edisi ke-2nd completely revised and extended).
de Gruyter. ISBN 978-3-11-019425-8.
Annamalai, E. (2006). "India: Language Situation". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 610–613. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/04611-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Australian Bureau of Statistics (28 March 2013). "2011 Census QuickStats:
Australia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2015. Diakses tanggal 25
March 2015.
Bailey, Guy (2001). "Chapter 3: The relationship between African American and
White Vernaculars". Dalam Lanehart, Sonja L. Sociocultural and historical contexts
of African American English . Varieties of English around the World. John
Benjamins. hlm. 53–84. ISBN 978-1-58811-046-6.
Bailey, G. (1997). "When did southern American English begin". Dalam Edgar W.
Schneider. Englishes around the world. hlm. 255–275.
Bammesberger, Alfred (1992). "Chapter 2: The Place of English in Germanic and
Indo-European". Dalam Hogg, Richard M. The Cambridge History of the English
Language. 1: The Beginnings to 1066. Cambridge University Press. hlm. 26–66.
ISBN 978-0-521-26474-7.
Bao, Z. (2006). "Variation in Nonnative Varieties of English". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 377–380. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/04257-7. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Barry, Michael V. (1982). "English in Ireland". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach,
Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press. hlm. 84–134.
ISBN 978-3-12-533872-2.
Bauer, Laurie; Huddleston, Rodney (2002). "Chapter 19: Lexical Word-Formation".
Dalam Huddleston, Rodney; Pullum, Geoffrey K. The Cambridge Grammar of the
English Language. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 1621–1721.
ISBN 978-0-521-43146-0. Diakses tanggal 10 February 2015. Ringkasan (PDF) (10
February 2015).
Baugh, Albert C.; Cable, Thomas (2002). A History of the English Language (edisi
ke-5th). Longman. ISBN 978-0-13-015166-7.
Bermúdez-Otero, Ricardo; McMahon, April (2006). "Chapter 17: English phonology
and morphology". Dalam Bas Aarts; April McMahon. The Handbook of English
Linguistics. Oxford: Blackwell. hlm. 382–410.
doi:10.1111/b.9781405113823.2006.00018.x. ISBN 978-1-4051-6425-2. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 3 April 2017. Diakses tanggal 2 April 2015.
Blench, R.; Spriggs, Matthew (1999). Archaeology and Language: Correlating
Archaeological and Linguistic Hypotheses. Routledge. hlm. 285–286. ISBN 978-0-
415-11761-6.
Boberg, Charles (2010). The English language in Canada: Status, history and
comparative analysis. Studies in English Language. Cambridge University Press.
ISBN 978-1-139-49144-0. Ringkasan (2 April 2015).
Bosworth, Joseph; Toller, T. Northcote (1921). "Engla land". An Anglo-Saxon
Dictionary (Online). Charles University. Diakses tanggal 6 March 2015.
Brinton, Laurel J.; Brinton, Donna M. (2010). The linguistic structure of modern
English. John Benjamins. ISBN 978-90-272-8824-0. Diakses tanggal 2 April 2015.
Brutt-Griffler, J. (2006). "Languages of Wider Communication". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 690–697.
doi:10.1016/B0-08-044854-2/00644-1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Burridge, Kate (2010). "Chapter 7: English in Australia". Dalam Kirkpatrick, Andy.
The Routledge handbook of world Englishes . Routledge. hlm. 132–151. ISBN 978-
0-415-62264-6. Ringkasan (29 March 2015).
Campbell, Alistair (1959). Old English Grammar. Oxford: Oxford University Press.
ISBN 978-0-19-811943-2.
Carr, Philip; Honeybone, Patrick (2007). "English phonology and linguistic theory:
an introduction to issues, and to 'Issues in English Phonology'". Language Sciences.
29 (2): 117–153. doi:10.1016/j.langsci.2006.12.018.Templat:Subscription or libraries
Cassidy, Frederic G. (1982). "Geographical Variation of English in the United
States". Dalam Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language.
University of Michigan Press. hlm. 177–210. ISBN 978-3-12-533872-2.
Cercignani, Fausto (1981). Shakespeare's works and Elizabethan pronunciation.
Clarendon Press. ISBN 978-0-19-811937-1. JSTOR 3728688. Diakses tanggal 14
March 2015.
Collingwood, Robin George; Myres, J. N. L. (1936). "Chapter XX. The Sources for
the period: Angles, Saxons, and Jutes on the Continent". Roman Britain and the
English Settlements. Book V: The English Settlements. Oxford, England: Clarendon
Press. JSTOR 2143838. LCCN 37002621.
Collins, Beverley; Mees, Inger M. (2003) [First published 1981]. The Phonetics of
English and Dutch (edisi ke-5th). Leiden: Brill Publishers. ISBN 978-90-04-10340-5.
Connell, B. A. (2006). "Nigeria: Language Situation". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 88–90. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/01655-2. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 25 March 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Conrad, Andrew W.; Rubal-Lopez, Alma (1996). Post-Imperial English: Status
Change in Former British and American Colonies, 1940–1990 . de Gruyter.
hlm. 261. ISBN 978-3-11-087218-7. Diakses tanggal 2 April 2015.
Cruttenden, Alan (2014). Gimson's Pronunciation of English (edisi ke-8th).
Routledge. ISBN 978-1-4441-8309-2.
Crystal, David (2002). Language Death. Cambridge University Press.
doi:10.1017/CBO9781139106856. ISBN 978-1-139-10685-6. Diakses tanggal 25
February 2015.
Crystal, David (2003a). English as a Global Language (edisi ke-2nd). Cambridge
University Press. hlm. 69. ISBN 978-0-521-53032-3. Diakses tanggal 4 February
2015. Ringkasan (PDF) – Library of Congress (sample) (4 February 2015).
Crystal, David (2003b). The Cambridge Encyclopedia of the English Language (edisi
ke-2nd). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53033-0. Diakses tanggal 4
February 2015. Ringkasan (4 February 2015).
Crystal, David (2004). "Subcontinent Raises Its Voice". The Guardian. Diakses
tanggal 4 February 2015.
Crystal, David (2006). "Chapter 9: English worldwide". Dalam Denison, David;
Hogg, Richard M. A History of the English Language . Cambridge University Press.
hlm. 420–439. ISBN 978-0-511-16893-2.
Daniels, Peter T.; Bright, William, ed. (1996). The World's Writing Systems. Oxford
University Press. ISBN 978-0-19-507993-7. Diakses tanggal 23 February 2015.
Ringkasan (23 February 2015).
Dehaene, Stanislas (2009). Reading in the Brain: The Science and Evolution of a
Human Invention. Viking. ISBN 978-0-670-02110-9. Diakses tanggal 3 April 2015.
Ringkasan (3 April 2015).
Denison, David; Hogg, Richard M. (2006). "Overview". Dalam Denison, David;
Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press.
hlm. 30–31. ISBN 978-0-521-71799-1.
Denning, Keith; Kessler, Brett; Leben, William Ronald (17 February 2007). English
Vocabulary Elements. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-516803-7. Diakses
tanggal 25 February 2015. Ringkasan (25 February 2015).
Department for Communities and Local Government (United Kingdom) (27 February
2007). Second Report submitted by the United Kingdom pursuant to article 25,
paragraph 1 of the framework convention for the protection of national minorities
(PDF) (Laporan). Council of Europe. ACFC/SR/II(2007)003 rev1. Diarsipkan dari
versi asli (PDF) tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 6 March 2015.
Deumert, A. (2006). "Migration and Language". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia
of language & linguistics. Elsevier. hlm. 129–133. doi:10.1016/B0-08-044854-
2/01294-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan
(6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Dixon, R. M. W. (1982). "The grammar of English phrasal verbs". Australian Journal
of Linguistics. 2 (1): 1–42. doi:10.1080/07268608208599280.
Donoghue, D. (2008). Donoghue, Daniel, ed. Old English Literature: A Short
Introduction. Wiley. doi:10.1002/9780470776025. ISBN 978-0-631-23486-9.
Durrell, M. (2006). "Germanic Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of
language & linguistics. Elsevier. hlm. 53–55. doi:10.1016/B0-08-044854-2/02189-1.
ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February
2015).Templat:Subscription or libraries
Eagleson, Robert D. (1982). "English in Australia and New Zealand". Dalam Bailey,
Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of
Michigan Press. hlm. 415–438. ISBN 978-3-12-533872-2.
"Summary by language size". Ethnologue: Languages of the World. Diakses tanggal
10 February 2015.
European Commission (June 2012). Special Eurobarometer 386: Europeans and
Their Languages (PDF) (Laporan). Eurobarometer Special Surveys. Diarsipkan dari
versi asli (PDF) tanggal 6 January 2016. Diakses tanggal 12 February 2015.
Ringkasan (PDF) (27 March 2015).
Fasold, Ralph W.; Connor-Linton, Jeffrey, ed. (2014). An Introduction to Language
and Linguistics (edisi ke-Second). Cambridge University Press. ISBN 978-1-316-
06185-5.
Fischer, Olga; van der Wurff, Wim (2006). "Chapter 3: Syntax". Dalam Denison,
David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University
Press. hlm. 109–198. ISBN 978-0-521-71799-1.
Flemming, Edward; Johnson, Stephanie (2007). "Rosa's roses: reduced vowels in
American English" (PDF). Journal of the International Phonetic Association. 37 (1):
83–96. CiteSeerX 10.1.1.536.1989 . doi:10.1017/S0025100306002817.
Giegerich, Heinz J. (1992). English Phonology: An Introduction. Cambridge
Textbooks in Linguistics. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-33603-1.
Gneuss, Helmut (2013). "Chapter 2: The Old English Language". Dalam Godden,
Malcolm; Lapidge, Michael. The Cambridge companion to Old English literature
(edisi ke-Second). Cambridge University Press. hlm. 19–49. ISBN 978-0-521-15402-
4.
Görlach, Manfred (1991). Introduction to Early Modern English. Cambridge
University Press. ISBN 978-0-521-32529-5.
Gordin, Michael D. (4 February 2015). "Absolute English". Aeon. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 7 February 2015. Diakses tanggal 16 February 2015.
Gordon, Elizabeth; Campbell, Lyle; Hay, Jennifer; Maclagan, Margaret; Sudbury,
Angela; Trudgill, Peter (2004). New Zealand English: its origins and evolution.
Studies in English Language. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-10895-9.
Gottlieb, H. (2006). "Linguistic Influence". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of
language & linguistics. Elsevier. hlm. 196–206. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04455-
2. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6
February 2015).Templat:Subscription or libraries
Graddol, David (2006). English Next: Why global English may mean the end of
'English as a Foreign Language' (PDF). The British Council. Diarsipkan dari versi
asli (PDF) tanggal 12 February 2015. Diakses tanggal 7 February 2015. Ringkasan –
ELT Journal (7 February 2015).
Graddol, David (2010). English Next India: The future of English in India (PDF). The
British Council. ISBN 978-0-86355-627-2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal
12 February 2015. Diakses tanggal 7 February 2015. Ringkasan – ELT Journal (7
February 2015).
Graddol, David; Leith, Dick; Swann, Joan; Rhys, Martin; Gillen, Julia, ed. (2007).
Changing English. Routledge. ISBN 978-0-415-37679-2. Diakses tanggal 11
February 2015.
Green, Lisa J. (2002). African American English: a linguistic introduction .
Cambridge University Press.
Greenbaum, S.; Nelson, G. (2002). An introduction to English grammar (edisi ke-
Second). Longman. ISBN 978-0-582-43741-8.
Halliday, M. A. K.; Hasan, Ruqaiya (1976). Cohesion in English. Pearson Education
ltd.
Hancock, Ian F.; Angogo, Rachel (1982). "English in East Africa". Dalam Bailey,
Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of
Michigan Press. hlm. 415–438. ISBN 978-3-12-533872-2.
Harbert, Wayne (2007). The Germanic Languages. Cambridge Language Surveys.
Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9780511755071. ISBN 978-0-521-
01511-0. JSTOR 40492966. Diakses tanggal 26 February 2015.
Hickey, R. (2007). Irish English: History and present-day forms. Cambridge
University Press.
Hickey, R., ed. (2005). Legacies of colonial English: Studies in transported dialects.
Cambridge University Press.
Hogg, Richard M. (1992). "Chapter 3: Phonology and Morphology". Dalam Hogg,
Richard M. The Cambridge History of the English Language. 1: The Beginnings to
1066. Cambridge University Press. hlm. 67–168.
doi:10.1017/CHOL9780521264747. ISBN 978-0-521-26474-7.
Hogg, Richard M. (2006). "Chapter7: English in Britain". Dalam Denison, David;
Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press.
hlm. 360–61. ISBN 978-0-521-71799-1.
"How English evolved into a global language". BBC. 20 December 2010. Diakses
tanggal 9 August 2015.
"How many words are there in the English language?". Oxford Dictionaries Online.
Oxford University Press. 2015. Diakses tanggal 2 April 2015. How many words are
there in the English language? There is no single sensible answer to this question.
It's impossible to count the number of words in a language, because it's so hard to
decide what actually counts as a word.
Huddleston, Rodney; Pullum, Geoffrey K. (2002). The Cambridge Grammar of the
English Language. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-
43146-0. Diakses tanggal 10 February 2015. Ringkasan (PDF) (10 February 2015).
Hughes, Arthur; Trudgill, Peter (1996). English Accents and Dialects (edisi ke-3rd).
Arnold Publishers.
International Civil Aviation Organization (2011). "Personnel Licensing FAQ".
International Civil Aviation Organization – Air Navigation Bureau. In which
languages does a licence holder need to demonstrate proficiency?. Diakses tanggal
16 December 2014. Controllers working on stations serving designated airports and
routes used by international air services shall demonstrate language proficiency in
English as well as in any other language(s) used by the station on the ground.
International Maritime Organization (2011). "IMO Standard Marine Communication
Phrases". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03. Diakses tanggal 16
December 2014.
International Phonetic Association (1999). Handbook of the International Phonetic
Association: A guide to the use of the International Phonetic Alphabet. Cambridge:
Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-65236-0.
Jambor, Paul Z. (2007). "English Language Imperialism: Points of View". Journal of
English as an International Language. 2: 103–123.
Jespersen, Otto (2007) [1924]. "Case: The number of English cases". The Philosophy
of Grammar. Routledge.
Kachru, B. (2006). "English: World Englishes". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia
of language & linguistics. Elsevier. hlm. 195–202. doi:10.1016/B0-08-044854-
2/00645-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan
(6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Kastovsky, Dieter (2006). "Chapter 4: Vocabulary". Dalam Denison, David; Hogg,
Richard M. A History of the English language . Cambridge University Press.
hlm. 199–270. ISBN 978-0-521-71799-1.
König, Ekkehard; van der Auwera, Johan, ed. (1994). The Germanic Languages.
Routledge Language Family Descriptions. Routledge. ISBN 978-0-415-28079-2.
JSTOR 4176538. Diakses tanggal 26 February 2015. The survey of the Germanic
branch languages includes chapters by Winfred P. Lehmann, Ans van Kemenade,
John Ole Askedal, Erik Andersson, Neil Jacobs, Silke Van Ness, and Suzanne
Romaine.
König, Ekkehard (1994). "17. English". Dalam König, Ekkehard; van der Auwera,
Johan. The Germanic Languages. Routledge Language Family Descriptions.
Routledge. hlm. 532–562. ISBN 978-0-415-28079-2. JSTOR 4176538. Diakses
tanggal 26 February 2015.
Labov, W. (1972). "13. The Social Stratification of (R) in New York City Department
Stores". Sociolinguistic patterns. University of Pennsylvania Press.
Labov, W. (2012). "1. About Language and Language Change". Dialect Diversity in
America: The Politics of Language Change. University of Virginia Press.
Labov, William; Ash, Sharon; Boberg, Charles (2006). The Atlas of North American
English . Berlin: de Gruyter. ISBN 978-3-11-016746-7. Diakses tanggal 2 April
2015.
Lanham, L. W. (1982). "English in South Africa". Dalam Bailey, Richard W.;
Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 324–352. ISBN 978-3-12-533872-2.
Lass, Roger (1992). "2. Phonology and Morphology". Dalam Blake, Norman.
Cambridge History of the English Language. II: 1066–1476. Cambridge University
Press. hlm. 23–154.
Lass, Roger (2000). "Chapter 3: Phonology and Morphology". Dalam Lass, Roger.
The Cambridge History of the English Language, Volume III: 1476–1776.
Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 56–186.
Lass, Roger (2002), "South African English", dalam Mesthrie, Rajend, Language in
South Africa, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-79105-2
Lass, Roger (2006). "Chapter 2: Phonology and Morphology". Dalam Denison,
David; Hogg, Richard M. A History of the English language . Cambridge University
Press. hlm. 46–47. ISBN 978-0-521-71799-1.
Lawler, J. (2006). "Punctuation". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language &
linguistics. Elsevier. hlm. 290–291. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04573-9.
ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February
2015).Templat:Subscription or libraries
Lawton, David L. (1982). "English in the Caribbean". Dalam Bailey, Richard W.;
Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 251–280. ISBN 978-3-12-533872-2.
Leech, G. N. (2006). A glossary of English grammar. Edinburgh University Press.
Leech, Geoffrey; Hundt, Marianne; Mair, Christian; Smith, Nicholas (2009). Change
in contemporary English: a grammatical study. Cambridge University Press.
ISBN 978-0-521-86722-1. Diarsipkan dari contemp_eng.pdf versi asli Periksa nilai |
url= (bantuan) (PDF) tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 22 September 2016.
contemp_eng.pdf Ringkasan Periksa nilai |lay-url= (bantuan) (PDF) (29 March
2015).
Levine, L.; Crockett, H. J. (1966). "Speech Variation in a Piedmont Community:
Postvocalic r*". Sociological Inquiry. 36 (2): 204–226. doi:10.1111/j.1475-
682x.1966.tb00625.x.
Li, David C. S. (2003). "Between English and Esperanto: what does it take to be a
world language?". International Journal of the Sociology of Language. 2003 (164):
33–63. doi:10.1515/ijsl.2003.055. ISSN 0165-2516.
Lim, L.; Ansaldo, U. (2006). "Singapore: Language Situation". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of Language & Linguistics. Elsevier. hlm. 387–389. doi:10.1016/B0-
08-044854-2/01701-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Maclagan, Margaret (2010). "Chapter 8: The English(es) of New Zealand". Dalam
Kirkpatrick, Andy. The Routledge handbook of world Englishes . Routledge.
hlm. 151–164. ISBN 978-0-203-84932-3. Ringkasan (29 March 2015).
MacMahon, M. K. (2006). "16. English Phonetics". Dalam Bas Aarts; April
McMahon. The Handbook of English Linguistics . Oxford: Blackwell. hlm. 359–382.
ISBN 9781405113823.
"Macquarie Dictionary" . Australia's National Dictionary & Thesaurus Online |
Macquarie Dictionary. Macmillan Publishers Group Australia. 2015. Diakses
tanggal 15 February 2015.
Mair, C.; Leech, G. (2006). "14 Current Changes in English Syntax". The handbook
of English linguistics.
Mair, Christian (2006). Twentieth-century English: History, variation and
standardization. Cambridge University Press.
Mazrui, Ali A.; Mazrui, Alamin (1998). The Power of Babel: Language and
Governance in the African Experience. University of Chicago Press. ISBN 978-0-
226-51429-1. Diakses tanggal 15 February 2015. Ringkasan (15 February 2015).
McArthur, Tom, ed. (1992). The Oxford Companion to the English Language. Oxford
University Press. doi:10.1093/acref/9780192800619.001.0001. ISBN 978-0-19-
214183-5. Ringkasan (15 February 2015).
McCrum, Robert; MacNeil, Robert; Cran, William (2003). The Story of English (edisi
ke-Third Revised). London: Penguin Books. ISBN 978-0-14-200231-5.
McGuinness, Diane (1997). Why Our Children Can't Read, and what We Can Do
about it: A Scientific Revolution in Reading. Simon and Schuster. ISBN 978-0-684-
83161-9. Diakses tanggal 3 April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
Meierkord, C. (2006). "Lingua Francas as Second Languages". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 163–171. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/00641-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
"English". Merriam-webster.com. 26 February 2015. Diakses tanggal 26 February
2015.
Mesthrie, Rajend (2010). "New Englishes and the native speaker debate". Language
Sciences. 32 (6): 594–601. doi:10.1016/j.langsci.2010.08.002. ISSN 0388-
0001.Templat:Subscription or libraries
Miller, Jim (2002). An Introduction to English Syntax. Edinburgh University Press.
Montgomery, M. (1993). "The Southern Accent—Alive and Well". Southern Cultures.
1 (1): 47–64. doi:10.1353/scu.1993.0006.
Mountford, J. (2006). "English Spelling: Rationale". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 156–159. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/05018-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Mufwene, S. S. (2006). "Language Spread". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of
language & linguistics. Elsevier. hlm. 613–616. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01291-
8. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6
February 2015).Templat:Subscription or libraries
Nation, I. S. P. (2001). Learning Vocabulary in Another Language. Cambridge
University Press. hlm. 477. ISBN 978-0-521-80498-1. Diakses tanggal 4 February
2015. Ringkasan (PDF) (4 February 2015).
National Records of Scotland (26 September 2013). "Census 2011: Release 2A".
Scotland's Census 2011. Diakses tanggal 25 March 2015.
Neijt, A. (2006). "Spelling Reform". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language
& linguistics. Elsevier. hlm. 68–71. doi:10.1016/B0-08-044854-2/04574-0.
ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February
2015).Templat:Subscription or libraries
Nevalainen, Terttu; Tieken-Boon van Ostade, Ingrid (2006). "Chapter 5:
Standardization". Dalam Denison, David; Hogg, Richard M. A History of the English
language. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-71799-1.
Northern Ireland Statistics and Research Agency (2012). "Census 2011: Key
Statistics for Northern Ireland December 2012" (PDF). Statistics Bulletin. Table
KS207NI: Main Language. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 24 December
2012. Diakses tanggal 16 December 2014.
Northrup, David (2013). How English Became the Global Language. Palgrave
Macmillan. ISBN 978-1-137-30306-6. Diakses tanggal 25 March 2015. Ringkasan
(25 March 2015).
O'Dwyer, Bernard (2006). Modern English Structures, second edition: Form,
Function, and Position. Broadview Press.
Office for National Statistics (4 March 2013). "Language in England and Wales,
2011". 2011 Census Analysis. Diakses tanggal 16 December 2014.
"Oxford Learner's Dictionaries". Oxford. Diakses tanggal 25 February 2015.
Patrick, P. L. (2006a). "Jamaica: Language Situation". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 88–90. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/01760-0. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Patrick, P. L. (2006b). "English, African-American Vernacular". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 159–163.
doi:10.1016/B0-08-044854-2/05092-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Payne, John; Huddleston, Rodney (2002). "5. Nouns and noun phrases". Dalam
Huddleston, R.; Pullum, G. K. The Cambridge Grammar of English. Cambridge:
Cambridge University Press. hlm. 323–522.
Phillipson, Robert (28 April 2004). English-Only Europe?: Challenging Language
Policy. Routledge. ISBN 978-1-134-44349-9. Diakses tanggal 15 February 2015.
Richter, Ingo (2012). "Introduction". Dalam Richter, Dagmar; Richter, Ingo;
Toivanen, Reeta; et al. Language Rights Revisited: The challenge of global migration
and communication. BWV Verlag. ISBN 978-3-8305-2809-8. Diakses tanggal 2 April
2015.
Roach, Peter (2009). English Phonetics and Phonology (edisi ke-4th). Cambridge.
Robinson, Orrin (1992). Old English and Its Closest Relatives: A Survey of the
Earliest Germanic Languages . Stanford University Press. ISBN 978-0-8047-2221-6.
Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
Romaine, Suzanne (1982). "English in Scotland". Dalam Bailey, Richard W.;
Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 56–83. ISBN 978-3-12-533872-2.
Romaine, Suzanne (1999). "Chapter 1: Introduction". Dalam Romaine, Suzanne.
Cambridge History of the English Language. IV: 1776–1997. Cambridge University
Press. hlm. 01–56. doi:10.1017/CHOL9780521264778.002. ISBN 978-0-521-26477-
8.
Romaine, S. (2006). "Language Policy in Multilingual Educational Contexts". Dalam
Brown, Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 584–596.
doi:10.1016/B0-08-044854-2/00646-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
"The Routes of English". 1 August 2015.
Rowicka, G. J. (2006). "Canada: Language Situation". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 194–195. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/01848-4. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Rubino, C. (2006). "Philippines: Language Situation". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 323–326. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/01736-3. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Ryan, Camille (August 2013). "Language Use in the United States: 2011" (PDF).
American Community Survey Reports. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli (PDF)
tanggal 5 February 2016. Diakses tanggal 16 December 2014.
Sailaja, Pingali (2009). Indian English. Dialects of English. Edinburgh University
Press. ISBN 978-0-7486-2595-6. Diakses tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April
2015).
Schiffrin, Deborah (1988). Discourse Markers. Studies in Interactional
Sociolinguistics. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-35718-0. Diakses
tanggal 5 April 2015. Ringkasan (5 April 2015).
Schneider, Edgar (2007). Postcolonial English: Varieties Around the World.
Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-53901-2. Diakses tanggal 5 April
2015. Ringkasan (5 April 2015).
Schönweitz, Thomas (2001). "Gender and Postvocalic /r/ in the American South: A
Detailed Socioregional Analysis". American Speech. 76 (3): 259–285.
doi:10.1215/00031283-76-3-259.
Shaywitz, Sally E. (2003). Overcoming Dyslexia: A New and Complete Science-based
Program for Reading Problems at Any Level. A.A. Knopf. ISBN 978-0-375-40012-4.
Diakses tanggal 3 April 2015. Ringkasan (3 April 2015).
Sheidlower, Jesse (10 April 2006). "How many words are there in English?". Slate
Magazine. Diakses tanggal 2 April 2015. The problem with trying to number the
words in any language is that it's very hard to agree on the basics. For example, what
is a word?
Scheler, Manfred (1977). Der englische Wortschatz [English Vocabulary] (dalam
bahasa Jerman). Berlin: E. Schmidt. ISBN 978-3-503-01250-3.
Smith, Jeremy J. (2009). Old English: a linguistic introduction. Cambridge University
Press. ISBN 978-0-521-86677-4.
Statistics Canada (22 August 2014). "Population by mother tongue and age groups
(total), 2011 counts, for Canada, provinces and territories". Diakses tanggal 25
March 2015.
Statistics New Zealand (April 2014). "2013 QuickStats About Culture and Identity".
hlm. 23. Diarsipkan dari Census/profile-and-summary-reports/quickstats-culture-
identity/quickstats-culture-identity.pdf versi asli Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF)
tanggal 2015-01-15. Diakses tanggal 25 March 2015.
Lehohla, Pali, ed. (2012). "Population by first language spoken and province" (PDF).
Census 2011: Census in Brief (PDF). Pretoria: Statistics South Africa. hlm. 23.
ISBN 978-0-621-41388-5. Report No. 03-01- 41. Diarsipkan dari versi asli (PDF)
tanggal 13 November 2015.
Svartvik, Jan; Leech, Geoffrey (2006). English – One Tongue, Many Voices .
Palgrave Macmillan. ISBN 978-1-4039-1830-7. Diakses tanggal 5 March 2015.
Ringkasan (16 March 2015).
Swan, M. (2006). "English in the Present Day (Since ca. 1900)". Dalam Brown,
Keith. Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 149–156.
doi:10.1016/B0-08-044854-2/05058-6. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6
February 2015. Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Sweet, Henry (2014) [1892]. A New English Grammar. Cambridge University Press.
Thomas, Erik R. (2008). "Rural Southern white accents". Dalam Edgar W. Schneider.
Varieties of English. 2: The Americas and the Caribbean. de Gruyter. hlm. 87–114.
doi:10.1515/9783110208405.1.87. ISBN 978-3-11-020840-5.
Thomason, Sarah G.; Kaufman, Terrence (1988). Language Contact, Creolization
and Genetic Linguistics. University of California Press. ISBN 978-0-520-91279-3.
Todd, Loreto (1982). "The English language in West Africa". Dalam Bailey, Richard
W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of Michigan Press.
hlm. 281–305. ISBN 978-3-12-533872-2.
Toon, Thomas E. (1982). "Variation in Contemporary American English". Dalam
Bailey, Richard W.; Görlach, Manfred. English as a World Language. University of
Michigan Press. hlm. 210–250. ISBN 978-3-12-533872-2.
Toon, Thomas E. (1992). "Old English Dialects". Dalam Hogg, Richard M. The
Cambridge History of the English Language. 1: The Beginnings to 1066. Cambridge
University Press. hlm. 409–451. ISBN 978-0-521-26474-7.
Trask, Larry; Trask, Robert Lawrence (2010). Why Do Languages Change?.
Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-83802-3. Diakses tanggal 5 March
2015.
Trudgill, Peter (1999). The Dialects of England (edisi ke-2nd). Oxford: Blackwell.
ISBN 978-0-631-21815-9. Ringkasan (27 March 2015).
Trudgill, P. (2006). "Accent". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of language &
linguistics. Elsevier. hlm. 14. doi:10.1016/B0-08-044854-2/01506-6. ISBN 978-0-08-
044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6 February
2015).Templat:Subscription or libraries
Trudgill, Peter; Hannah, Jean (2002). International English: A Guide to the Varieties
of Standard English (edisi ke-4th). London: Hodder Education. ISBN 978-0-340-
80834-4.
Trudgill, Peter; Hannah, Jean (2008). International English: A Guide to the Varieties
of Standard English (edisi ke-5th). London: Arnold. ISBN 978-0-340-97161-1.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 April 2015. Diakses tanggal 26 March 2015.
Ringkasan (26 March 2015).
United Nations (2008). Nations_Everything U Always wanted to know.pdf
"Everything You Always Wanted to Know About the United Nations" Periksa nilai |
url= (bantuan) (PDF). Diakses tanggal 4 April 2015. The working languages at the
UN Secretariat are English and French.
Wardhaugh, Ronald (2010). An Introduction to Sociolinguistics. Blackwell textbooks
in Linguistics; 4 (edisi ke-Sixth). Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-8668-1.
Watts, Richard J. (2011). Language Myths and the History of English. Oxford
University Press. doi:10.1093/acprof:oso/9780195327601.001.0001. ISBN 978-0-19-
532760-1. Diakses tanggal 10 March 2015. Ringkasan (10 March 2015).
Templat:Accents of English
Wojcik, R. H. (2006). "Controlled Languages". Dalam Brown, Keith. Encyclopedia of
language & linguistics. Elsevier. hlm. 139–142. doi:10.1016/B0-08-044854-2/05081-
1. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015. Ringkasan (6
February 2015).Templat:Subscription or libraries
Wolfram, W. (2006). "Variation and Language: Overview". Dalam Brown, Keith.
Encyclopedia of language & linguistics. Elsevier. hlm. 333–341. doi:10.1016/B0-08-
044854-2/04256-5. ISBN 978-0-08-044299-0. Diakses tanggal 6 February 2015.
Ringkasan (6 February 2015).Templat:Subscription or libraries
Lihat pula
Bahasa Inggris Sederhana
Sejarah bahasa Inggris
Bahasa Inggris Kuno
Bahasa Inggris Pertengahan
TOEFL
Pranala luar
Umum
Kamus
(Inggris) WordWeb
(Inggris) More than 20000 English words recorded by a native speaker
(Inggris) Cambridge Dictionary
(Inggris) Longman English Dictionary
Esai
Intonasi
Pengawasan otoritas
Kategori:
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Tampilan seluler
Pengembang
Statistik
Pernyataan kuki