Anda di halaman 1dari 10

Mempelajari Bahasa Inggris Dalam Pandangan Islam di Era

Globalisasi
Azzahra Mulia Rhamadani
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Walisongo Semarang

Abstract:

Objectives. This article aims to find out the Islamic view of English in the era of globalization. Design. Using one of
the quantitative methods, namely library research to find out the Islamic view of learning English in the era of
globalization. Study samples. The data is taken from articles related to the keywords English, International
Language, Globalization, Islamic Values, Muslim Identity. Results. It was found that in the view of Islam, studying
English is important, especially in the era of globalization. Conclusion. It was found that English greatly affects life
today, because English allows Muslims to develop more with access to a wider range.

Keywords: Bahasa Inggris, Bahasa International, Globalisasi, Nilai Islam, Identitas Muslim.

Pendahuluan

Seperti yang kita ketahui bahasa Inggris disebar luaskan ke belahan dunia lain melalui penjajahan Inggris
dan sekarang menjadi bahasa dominan di Inggris dan Irlandia, Amerika Serikat dan Kanada, Australia, Selandia
Baru, dan banyak lagi bekas jajahan lainnya. Dan juga banyak digunakan di India, sebagian Afrika, dan di tempat
lain. Tidak sepenuhnya karena pengaruh penjajahan Inggris, melainkan karena pengaruh Amerika Serikat dan
upaya perdagangan dan teknologi global. Bahasa Inggris sebagian besar telah mengambil alih peran Prancis dan
Latin sebagai bahasa umum yang digunakan untuk melakukan bisnis dan diplomasi, berbagi informasi ilmiah dan
teknologi, dan berkomunikasi lintas batas negara.

Bahasa Inggris bukanlah bahasa negara kita tetapi bahasa internasional yang digunakan di seluruh dunia
untuk berkomunikasi, menyampaikan ide, dan menyampaikan perasaan antara satu sama lain. Seperti diketahui
bahwa sekarang adalah era modern atau sering disebut dengan era globalisasi dimana peradaban dan teknologi
semakin berkembang dan semakin maju. Oleh karena itu, keberadaan bahasa Inggris sangat penting dan diakui.
Bahasa Inggris adalah jembatan untuk memasuki kancah internasional di mana kita dapat menemukan sesuatu
yang lebih untuk dipelajari dan diterapkan. Atas dasar itu, Indonesia juga harus menempatkan bahasa Inggris
pada posisi teratas agar dapat berperan lebih besar dalam tatanan internasional di bidang ekonomi politik,
teknologi, dan budaya.
Bahasa Inggris dituturkan oleh 400 juta orang dan jumlah penutur bahasa Inggris di seluruh dunia mungkin
melebihi satu miliar. Bahasa Inggris pasti akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan
perkembangan komputer dan lingkungan online (ekspresi media sosial, ruang obrolan, dan aplikasi).

Bahasa Inggris di era sekarang

Saat membuka berita internasional, saat berselancar di media sosial, bahasa apa yang tertulis? Bahasa apa
yang digunakan? Jawabannya adalah bahasa inggris karena bahasa inggris adalah bahasa internasional. Bahasa
internasional bukanlah bahasa yang paling tepat, melainkan bahasa yang telah disepakati oleh dunia sebagai
bahasa yang digunakan untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh dunia, sebagai jembatan untuk
menghubungkan makna yang diinginkan ketika banyak bahasa digunakan di masing-masing negara. Seperti yang
kita ketahui setiap negara atau bahkan setiap daerah memiliki bahasanya sendiri, lalu bagaimana dengan kondisi
ketika berbicara dengan orang dari negara atau daerah lain? Oleh karena itu diperlukan suatu bahasa untuk
menghubungkan makna atau yang sering disebut dengan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Diharapkan
setiap orang menyadari pentingnya memahami dan menguasai bahasa internasional ini, terutama di era
globalisasi dimana hampir semua hal menggunakan bahasa inggris. Bahasa inggris kini telah diakui publik sebagai
bahasa internasional yang telah berkedudukan di berbagai bidang industry, baik itu ilmu pengetahuan, teknologi,
politik, ekonomi, maupun seni dan budaya.

 Keberadaan bahasa Inggris dalam bidang sains


Sains adalah bidang yang sangat luas dan kolaboratif, oleh karena itu perlu untuk memutuskan lingua
franca ilmiah dan telah diputuskan bahasa Inggris sebagai bahasa penghubung sains. Saat ini bahasa
Inggris adalah bahasa yang mendominasi aktivitas ilmiah global. Memilih satu bahasa sebagai bahasa
ilmiah resmi memudahkan komunikasi antar ilmuwan, yang masing-masing memiliki ide dan informasi
penting untuk dibagikan ke seluruh dunia. Namun, masih banyak peneliti ilmiah yang menggunakan
bahasa lokal alih alih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa lingua franca dalam aktivitas ilmiah
global, hal tersebut menciptakan adanya hambatan dalam transfer ilmu. Sebuah survei mengenai
penggunaan bahasa dalam “keanekaragaman hayati” dan “konservasi” yang dilakukan Tatsuya Amano
dan timnya membuktikan bahwa pada Google Scholar sebanyak 75.513 manuskrip ditemukan dalam 16
bahasa. Bahaha Inggris manjadi bahasa bahasa yang paling sering digunakan (48.600 dokumen ilmiah,
64,4%), kemudian spanyol (9.520 dokumen ilmiah), Portugis (7.800 dokumen ilmiah), Cina (4.540
dokumen ilmiah), Prancis (2.290 dokumen ilmiah), dan bahasa yang lain (total 2.763 dokumen ilmiah). 1
Kesenjangan dalam ketersediaan informasi akan sangan terasa. Sebuah survei yang dilakukan oleh
Tatsuya Amano, seorang peneliti biologi di University of Cambridge dan timnya, mengatakan bahwa
rendahnya kemampuan bahasa Inggris dapat membuat kemajuan peneliti ilmiah berjalan dengan lambat
dan menghalangi komunikasi dengan negara lain untuk informasi. 2
 Peran bahasa inggris dalam bidang teknologi
1
Tatsuya Amano and Juan P Gonza, ‘Languages Are Still a Major Barrier to Global Science’, 2016, 1–8
<https://doi.org/10.1371/journal.pbio.2000933>.
Relevansi bahasa inggris juga dapat dijelaskan dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, seperti
diketahui setiap tahun banyak sekali penemuan yang keluar. Dan penemuan selalu terkait dengan
bahasa inggris. Seperti yang diungkapkan oleh Carol Chapelle bahwa di berbagai tempat seperti internet
dan sumber elektronik yang lain menggunakan bahasa Inggris dalam jumlah besar, maka dari itu sangat
penting untuk menguasai bahasa Inggris. 3 Karena perkembangan teknologi yang pesat, orang-orang dari
seluruh dunia mulai berinteraksi satu sama lain melalui web dan menggunakan bahasa inggris sebagai
bahasa kontak. Kemudian teknologi seperti media sosial dan game online sangat populer akhir-akhir ini,
sangatlah umum jika anak muda banyak menghabiskan waktu luang untuk menggunakannya dan lebih
banyak fitur yang menggunakan bahasa inggris di dalam nya. Bahasa inggris memungkinkan pengguna
untuk menggunakan game, media sosial, dan aplikasi dengan mudah. Menekankan pentingnya peran
bahasa inggris dalam teknologi, bahasa inggris memiliki peran penting dalam rekayasa perangkat lunak
seperti tetap update pada teknologi terbaru. Pemahaman tentang komunikasi yang baik dalam salah
satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, bahasa inggris.

Bahasa Inggris dalam Islam

Saat ini bahasa Inggris adalah bahasa global yang memiliki pengaruh besar di dunia. Tidak ada satu pun
negara yang tidak tau bahasa inggris, tidak tau dalam arti mengenal. Setiap negara setidaknya pasti tau dan
terpengaruh oleh bahasa Inggris walaupun tidak menguasainya, karena bagaimana pun bahasa Inggris adalah
bahasa internasional. Tidak hanya dalam hal komunikasi, bahasa Inggris memiliki pengaruh yang lebih besar.
Mark Warschauer, seorang professor pendidikan dan informatika di University of California mengatakan bahwa
kini hampir setiap orang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dan hamper di setiap bagian dunia
menerapkan pendidikan untuk mengetahui bahasa Inggris. 4 Yang awalnya bermulai dari negara Inggris kini
menjadi bahasa resmi dibanyak negara. Pada tahun 2019 bahasa Inggris dijadikan bahasa resmi oleh 59 negara
berdaulat dan 27 entitas tidak berdaulat. 5 Kemudian, pada tahun 2020 tercatat jumlah orang yang menggunakan
bahasa Inggris dari seluruh dunia sebanyak 1,27 miliar. 6

Bahasa inggris memiliki nilai yang lebih dari sekadar bahasa, begitu pun Islam. Islam memiliki nilai yang lebih
dari sekadar agama. Kedua hal ini memiliki kaitan yang mampu membuatnya bersentuhan, yaitu dalam bidang

2
Tatsuya Amano and William J. Sutherland, ‘Four Barriers to the Global Understanding of Biodiversity
Conservation: Wealth, Language, Geographical Location and Security’, Proceedings of the Royal Society B:
Biological Sciences, 280.1756 (2013) <https://doi.org/10.1098/rspb.2012.2649>.
3
Carol Chapelle and Ac Uk, ‘English Language Learning and Technology CORE View Metadata, Citation
and Similar Papers at Core’, 2003 <https://lib.dr.iastate.edu/engl_books/6>.
4
Seth Mydans, ‘Across Cultures, English Is the Word’, Nytimes.Com, 2007
<https://www.nytimes.com/2007/04/09/world/asia/09iht-englede.1.5198685.html> [accessed 15 October 2022].
5
Wikipedia The free encyclopedia, ‘List of Countries and Territories Where English Is an Official
Language’, Wikipedia.Org
<https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_and_territories_where_English_is_an_official_language>
[accessed 15 October 2022].
6
David Crystal, ‘English Language’, Britannica.Com, 2022 <https://www.britannica.com/topic/English-
language> [accessed 15 October 2022].
pendidikan, pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Bahasa memiliki peran penting sebagai identitas
umat Islam sebagaimana telah disepakati oleh sebagian besar pemikir dan ahli hukum Muslim. Bahasa Inggris
tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, melainkan sebagai alat dalam dakwah untuk menyebarkan ajaran
agama Islam.7 Maka dari itu, perlu diperhatikan aspek sosial dan budaya ketika mengajarkan bahasa Inggris, serta
penting untuk menyadari pentingnya mempelajari bahasa Inggris dengan tujuan memperoleh ilmu.

Terdapat penelitian tentang indikasi sikap terhadap bahasa Inggris yang dilakukan oleh Ratnawati Mohd
Asraf dan timnya di tiga sekolah yang ada di Melayu. Mereka memberikan kuisioner ke masing-masing sekolah
dan memilih beberapa siswa untuk diwawancarai berdasarkan jawaban mereka di kuisioner. Kebanyakan dari
mereka mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah suatu hal yang “penting”. Seorang siswa mengatakan bahwa
dengan belajar bahasa Inggris dia akan mendapat pahala. Hal tersebut dalam pandangan Islam memang benar
bahwa seseorang yang menimba ilmu akan mendapat keridhoan dari Allah SWT. Maka dari itu, seseorang yag
sedang belajar bahasa Inggris (dalam hal positif) sama saja sedang menimba ilmu yang kemudian Allah SWT akan
memberikan keridhoan kepada orang tersebut. Dalam hal ini, pembelajaran bahasa Inggris secara langsung
memiliki keterkaitan dengan pandangan agama Islam. 8

Pandangan positif tentu tidak luput dari pandangan negatif. Cukup banyak juga orang Muslim yang khawatir
akan adanya pembelajaran bahasa Inggris, karena bahasa Inggris dirasa dapat menghilangkan nilai nilai budaya
yang diusung umat Muslim apabila sering digunakan. Beberapa orang Muslim merasakan adanya konflik antara
nilai-nilai budaya dan pandangan dunia seperti yang disampaikan melalui Bahasa Inggris dan nilai-nilai Islam.
Bahasa Inggris dikaitkan dengan budaya barat yang cukup bertentangan dengan budaya agama Islam. Nilai-nilai
kebudayaan barat dinilai membawa dampak yang buruk, atau biasa disebut dengan dampak negatif. Semakin
seseorang mendalami dan terbiasa dengan bahasa Inggris, maka lama-lama secara tidak sadar nilai-nilai
kebudayaan barat akan mampu terbawa.

Budaya barat yang dibawa dengan bahasa Inggris tidak selalu buruk. Kita dapat mempelajari dan menguasai
bahasa Inggris tanpa harus mengikuti nilai-nilai kebudayaan barat. Dalam mempelajari bahasa tidak harus meniru
budayanya. Umat Muslim akan tertinggal dan terbelakang jika menolak mempelajari suatu bahasa karena
budayanya. Kita sebagai umat Muslim harus bisa mengambil sebuah hikmat dari peradaban bahasa yang terjadi,
seperti yang telah dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa “Hikmat adalah harta yang hilang kaum
muslimin”. Dalam pandangan Islam, mempelajari bahasa Inggris guna memperolah ilmuu juga sangat penting,
karena dianggap sebagai ibadah sebagaimana yang telah disabdakan “Carilah ilmu sampai ke negeri Cina”. Umat
Muslim harus menguasai bahasa, terutama bahasa Inggris selaku bahasa global agar dapat memperoleh ilmu dari
berbagai sumber, sehingga umat Muslim mampu bersaing di era globalisasi.

7
Francis Robinson, ‘Crisis in Muslim Education. Edited by Sajjad Husain Syed and Ali Ashraf Syed. Hodder
and Stoughton: King AbdulAziz University, Jeddah, 1979. Pp. x, 113. £4.50. Aims and Objectives of Islamic
Education. Edited by Syed Muhammadal-Naquibal-Attas. Hodderand S’, Modern Asian Studies, 15.4 (1981), 886–
91 <https://doi.org/10.1017/s0026749x00008829>.
8
Ratnawati Mohd-Asraf, ‘English and Islam: A Clash of Civilizations?’, Journal of Language, Identity &
Education, 4.2 (2005), 103–18 <https://doi.org/10.1207/s15327701jlie0402_3>.
Bahasa Inggris harus dilihat sebagai sarana penting yang harus diperoleh untuk mendapatkan berbagai ilmu
di era globalisasi ini. Bahasa Inggris bukanlah ancaman terhadap nilai agama Islam dan identitas seorang Muslim.
Seseorang dapat dipengaruhi oleh budaya barat atau tidak tergantung pada kepribadian masing masing,
seberapa kuat landasan agama Islam orang tersebut. Mempelajari bahasa tidak berarti mengadopsi budaya. 9
Selama umat Muslim memiliki landasan agama Islam yang kuat dalam proses memperoleh ilmu, dalam kasus ini
bahasa Inggris. Maka, kecil kemungkinan akan terkontaminasi dan terbawa oleh nilai-nilai yang bertentangan
dengan agama Islam. Jati diri yang kuat dari seorang Muslim diperlukan dalam hal ini.

Pengaruh Bahasa Inggris Dalam Nilai Islam

Ilmu merupakan sarana atau wasilah yang mubah hukumnya menurut Islam, selama digunakan dengan
bijak dan untuk kebaikan, sehingga mempelajari suatu ilmu akan menjadi perantara untuk mendapatkan pahala.
Kaidah ushul kafih mengatakan bahwa “Hukum wasilah/sarana sesuai dengan hukum tujuan/niatnya”. Yang
berarti, sesuatu yang bersifat sarana itu hukumnya disesuaikan untuk tujuan. Pisau misalnya, jika digunakan
untuk hal baik maka menjadi baik, begitu pula kalau digunakan sebagai keburukan maka menjual dan
menggunakannya pun menjadi tidak diperbolehkan. 10 Hal tersebut juga berlaku untuk bahasa Inggris sebagai
sarana untuk kebaikan, misalya bahasa Inggris diguanakan sebagai sarana untuk memperoleh ilmu dari berbagai
sumber, untuk melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi, untuk memudahkan pekerjaan, dan bahasa
Inggris digunakan untuk dakwah sehingga jangkauan dakwah lebih luas. Jika bahasa Inggris digunakan untuk
kebaikan, maka mubah hukumnya dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda “Bersungguh-sungguhlah
(bersemangatlah) untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah
(dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah.” Maka dari itu, perlu untuk
mendapatkan suatu hal yang dinilai bermanfaat.

Seorang Muslim memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu sebagai ibadah. Dalam Islam, menuntut ilmu
adalah kegiatan yang tidak ada ujungnya (sepanjang hayat) dan merupakan hak setiap manusia, baik perempuan
maupun laki-laki.11 Identitas seorang Muslim adalah hal yang penting dan perlu diperhatikan ketika mempelajari
bahasa Inggris, karena identitas dapat mempengaruhi sikap. Salah satu konsep dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perilaku dan sikap adalah identitas. 12 Agama dan pendidikan memiliki hubungan yang dapat
menimbulkan pengaruh terhadap proses pembentukan identitas Muslim. 13 Oleh karena itu, perlu pemahaman
yang berkaitan dengan hubungan identitas seorang Muslim dengan nilai-nilai Islam dan proses pembelajaran

9
John Naysmith, Washima Che Dan, and Harshita Haroon, ‘Resolving the Tension Zyxwv Zyxw’.
10
FIKIH, ‘Hukum Belajar Bahasa Inggris Dalam Islam’, Info Dalam Islam, 2021
<https://dalamislam.info/hukum-belajar-bahasa-inggris-dalam-islam/> [accessed 15 October 2022].
11
Nurlia Putri Darani, ‘Kewajiban Menuntut Ilmu Dalam Perspektif Hadis’, Jurnal Riset Agama, 1.1
(2021), 133–44 <https://doi.org/10.15575/jra.v1i1.14345>.
12
Mohammad Adnan Alghorani, ‘Identity, Acculturation, and Adjustment of High School Muslim
Students in Islamic Schools in the U.S.A. (Illinois) 2439’, Dissertation Abstracts International Section A: Humanities
and Social Sciences, 64.12-A (2004), 4351.
13
Yasmin Hassen, ‘Making Muslims: The Politics of Religious Identity Construction and Victoria’s Islamic
Schools’, Islam and Christian-Muslim Relations, 24.4 (2013), 501–17
<https://doi.org/10.1080/09596410.2013.813120>.
bahasa Inggris. Ketika mempelajari bahasa Inggris, seorang Muslim akan dihadapkan dengan nilai-nilai yang
berbeda (nilai kebudayaan barat), terutama melalui pendidikan publik sekuler. 14 Namun, hubungan antara
pembelajaran bahasa Inggris dengan pembentukan identitas Muslim dalam lingkungan sekolah relatif dianggap
membawa dampak yang baik.15

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mohd Nazri Latiff Azmi dan timnya tentang persepsi guru dan
siswa mengenai pengaruh pembelajaran bahasa Inggris dan lingkungan dalam proses pembentukan identitas diri
Islam di kalangan siswa. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara siswa dan guru di sekolah menengah
agama Islam di Negara Bagian, Terengganu, Malaysia. 16 Berdasarkan penelitian tersebut dihasilkan:

Tabel 1: Persepsi siswa tentang identitas diri Islam

Pertanyaan Ruang Lingkup Jawaban


Berdasarkan pengalaman Lingkungan sekolah Guru memainkan peran besar dalam membentuk
Anda, apa yang identitas diri kita.
mempengaruhi identitas Jika kita tidak dihadapkan pada Al-Qur’an pada tahap
diri Islam Anda dalam ini, tidak mungkin identitas diri yang baik dapat
proses pembelajaran? terbentuk.
Ketika kita bergaul dengan orang baik, kita mulai
berubah menjadi lebih baik.
Sekolah memainkan peran penting dan membuat
dampak besar dalam membentuk identitas dan citra
kita.
Kami belajar lebih banyak sopan santun. Kami
mendapatkan lebih banyak pengingat dan saran.
Rumah Di usia dini, saat di rumah, orang tua memberi kami
paparan awal.
Masyarakat Lingkungan juga memainkan peran mereka.
Individu Identitas diri seseorang tidak akan berubah jika memiliki
prinsip dan keyakinan yang kuat.
Apa pendapat Anda tentang Bukan faktor utama Tergantung pada keyakinan dan keyakinan individu pada
pernyataan ini? Siswa yang akhirnya itu tergantung pada individu dan faktor
menguasai bahasa Inggris lainnya.

14
Torsten Janson, ‘Imaging Islamic Identity: Negotiated Norms of Representation in British- Muslim
Picture Books’, Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East, 32.2 (2012), 323–38
<https://doi.org/10.1215/1089201X-1628962>.
15
Ruslan Viktorovich Borisov, Naida Shamilevna Akaeva, and Nurzhagan Nurbagandovna Kazieva,
‘Islamic Identity of the Russian North Caucasus Modern Challenges’, European Journal of Science and Theology,
12.2 (2016), 165–75.
16
Mohd Nazri Latiff Azmi and others, ‘English Language Learning, Environment, and the Formation of
Islamic Self-Identity among Students in Selected Religious Secondary Schools’, International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 11.7 (2020), 466–82 <https://doi.org/10.2139/ssrn.3573443>.
memiliki kepribadian yang
mirip dengan orang barat.
Tidak berpengaruh Meskipun seorang siswa belajar dan menguasai Bahasa
Inggris, ia mungkin memiliki nilai Islam yang kuat dalam
dirinya. Bahasa Inggris hanyalah sebuah mata pelajaran.
Mungkin melalui Guru wanita bahasa inggris tidak memakai hijab
imitasi
Mungkin karena Mungkin karena kurangnya paparan dan pendidikan
kurangnya agama tetapi tentu saja bukan karena bahasa yang
pendidikan agama dipelajari atau diucapkan.
Merasa bangga Seseorang akan merasa bangga dan hebat ketika fasih
berbahasa Inggris

Para siswa memberikan tanggapan mereka mengenai identitas diri Islam dalam proses pembelajaran bahasa
Inggris. Berdasarkan table 1, para siswa beranggapan bahwa identitas diri seorang Muslim dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti lingkungan sekolah, rumah, norma-norma sosial, masyarakat, dan prinsip-prinsip dan
keyakinan individu. Pembelajaran bahasa Inggris tidak mempengaruhi identitas seorang Muslim, karena identitas
diri dipengaruhi oleh keyaninan individu. Menurut para siswa, bahasa Inggris hanyal bahasa sebagai sarana dan
pengaruh negatif identitas diri seorang Muslim dapat berasal dari mana saja, dari faktor-faktor lainnya. Para
siswa berpendapat bahwa dengan menguasai bahasa Inggris mereka merasa lebih percaya diri.

Tabel 2: Persepsi Guru tentang Identitas Diri Islam Siswa

Pertanyaan Ruang Lingkup Jawaban


Berdasarkan pengalaman Lingkungan sekolah Sebagian besar dibentuk oleh pemaparan konteks dan
Anda sebagai guru bahasa, lingkungan Al-Qur'an.
apakah menurut Anda
bahasa merupakan faktor
utama yang membentuk
identitas siswa?
Kepribadian siswa dibentuk oleh lingkungan.
Ada orang tua dan keluarga yang terkejut dengan
perubahan citra dan kepribadian anak-anak mereka bisa
memimpin sholat berjamaah.
Peran guru [guru] Secara aktif menjalin nasehat dan
mengungkapkan nilai-nilai moral
Budaya Sebagai orang Melayu, kami berbicara dengan dialek
kata-kata yang bijaksana dan ini tercermin dalam sopan
santun kami.
. Mahasiswa Cina…. mereka berbicara cepat sehingga
sering mengambil tindakan drastis.
Bahasa Semakin banyak bahasa yang dikuasai oleh seorang
siswa, semakin tinggi nilai siswa tersebut di masyarakat.
Berdasarkan pengalaman Pengaruh non [para] Siswa berbicara bahasa Inggris lebih
Anda sebagai guru, apa negatif baik daripada bahasa Arab tetapi masih
pengaruh bahasa Inggris membawa citra dan moral Islam.
terhadap identitas diri
siswa?
Bahkan ketika siswa menguasai Bahasa Inggris, identitas
diri mereka….tidak akan berkurang.
Nilai Positif Dia akan merasa lebih percaya diri ketika dia bisa
berbicara dalam bahasa asing.
Siswa yang menguasai bahasa Inggris lebih percaya diri.
Siswa yang mahir berbahasa Inggris lebih percaya diri.
Jika siswa dapat menguasai bahasa asing, itu harus
meningkatkan kepercayaan dirinya.
Kurang berpengaruh Saya pikir ini lebih tentang lingkungan faktor.
Bahasa Inggris tidak serta merta membuat siswa
menjadi tidak bermoral [atau] berkepribadian Inggris.
Mereka masih memiliki identitas diri.
Pengaruh positif Siswa yang berbicara bahasa Inggris dengan baik akan
terkena dampak positif daripada negatif.
Menurut Anda, apakah ada Menghormati Menghormati administrasi sekolah, tergantung pada
unsur identitas diri dalam perspektif individu.
pengajaran bahasa Inggris
di sekolah?
Percaya diri Ini lebih tentang diri mereka sendiri
, kepercayaan diri.
Tidak ada unsur dalam pembelajaran yang dapat
merusak identitas diri siswa.
Kepercayaan diri mereka meningkat.
Ketekunan Ini membangun kepercayaan diri mereka dan
sikap yang lebih positif.
Para siswa ini juga memiliki
antusias, sikap rajin.
Kesopanan Melalui komponen cerita dan sastra, kami menyoroti
nilai-nilai yang baik untuk menumbuhkan nilai-nilai
identitas diri yang baik.

Para guru memberikan tanggapan mereka mengenai identitas diri Islam dalam proses pembelajaran bahasa
Inggris. Para guru mengatakan bahwa identitas diri seorang Muslim yang terjadi pada siswanya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti lingkungan sekolah, guru, budaya, dan bahasa. Berdasarkan table 2 yang didapat melalui
wawancara, dapat dilihat bahwa pembelajaran bahasa Inggris bisa lebih berpengaruh positif atau kurang
berpengaruh positif, namun tidak ada indikasi pengaruh negative terhadap identitas diri seorang Muslim.

Conclusion

Berdasarkan tulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa mempelajari bahasa Inggris menurut pandangan
Islam adalah hal yang penting, terlebih di era globalisasi dimana segala sesuatu sangat cepat bekembang,
sehingga jika umat Muslim tidak mengikuti perkembangan tersebut maka umat Muslim akan tertinggal dan
menjadi terbelakang. Bahasa Inggris jelas sangat diperlukan agar umat Muslim dapat mengambil bagian dalam
dunia internasional yang memiliki potensi mengarah pada lebih banyak perkembangan. Dengan bahasa Inggris,
umat Muslim bisa lebih berkembang dalam hal mencari ilmu, dimana mencari ilmu untuk kebaikan adalah mubah
hukumnya menurut Islam. Islam menjunjung tinggi ilmu, karena dengan ilmu seorang Muslim akan lebih luas
pandangannya dan tidak mudah terbodohi. Bahasa inggris memiliki banyak pengaruh positif apabila
dimanfaatkan dengn bijak. Bahasa Inggris cukup dijadikan bahasa sebagai sarana untuk lebih berkembang, bukan
untuk ditiru kebudayaanya. Maka dari itu, penting bagi seorang Muslim untuk memiliki identitas diri Islam yang
kuat dan pandai dalam memilah mana yang baik dan benar.

References

Alghorani, Mohammad Adnan, ‘Identity, Acculturation, and Adjustment of High School Muslim Students in Islamic
Schools in the U.S.A. (Illinois) 2439’, Dissertation Abstracts International Section A: Humanities and Social
Sciences, 64.12-A (2004), 4351

Amano, Tatsuya, and Juan P Gonza, ‘Languages Are Still a Major Barrier to Global Science’, 2016, 1–8
<https://doi.org/10.1371/journal.pbio.2000933>

Amano, Tatsuya, and William J. Sutherland, ‘Four Barriers to the Global Understanding of Biodiversity
Conservation: Wealth, Language, Geographical Location and Security’, Proceedings of the Royal Society B:
Biological Sciences, 280.1756 (2013) <https://doi.org/10.1098/rspb.2012.2649>

Azmi, Mohd Nazri Latiff, Isyaku Hassan, Engku Muhammad Tajuddin bin Engku Ali, Ahmad Taufik Hidayah, Mohd
Hazli bin Yah Alias, Muzammir bin Anas, and others, ‘English Language Learning, Environment, and the
Formation of Islamic Self-Identity among Students in Selected Religious Secondary Schools’, International
Journal of Innovation, Creativity and Change, 11.7 (2020), 466–82 <https://doi.org/10.2139/ssrn.3573443>
Borisov, Ruslan Viktorovich, Naida Shamilevna Akaeva, and Nurzhagan Nurbagandovna Kazieva, ‘Islamic Identity
of the Russian North Caucasus Modern Challenges’, European Journal of Science and Theology, 12.2 (2016),
165–75

Chapelle, Carol, and Ac Uk, ‘English Language Learning and Technology CORE View Metadata, Citation and Similar
Papers at Core’, 2003 <https://lib.dr.iastate.edu/engl_books/6>

Crystal, David, ‘English Language’, Britannica.Com, 2022 <https://www.britannica.com/topic/English-language>


[accessed 15 October 2022]

Darani, Nurlia Putri, ‘Kewajiban Menuntut Ilmu Dalam Perspektif Hadis’, Jurnal Riset Agama, 1.1 (2021), 133–44
<https://doi.org/10.15575/jra.v1i1.14345>

FIKIH, ‘Hukum Belajar Bahasa Inggris Dalam Islam’, Info Dalam Islam, 2021 <https://dalamislam.info/hukum-
belajar-bahasa-inggris-dalam-islam/> [accessed 15 October 2022]

Hassen, Yasmin, ‘Making Muslims: The Politics of Religious Identity Construction and Victoria’s Islamic Schools’,
Islam and Christian-Muslim Relations, 24.4 (2013), 501–17
<https://doi.org/10.1080/09596410.2013.813120>

Janson, Torsten, ‘Imaging Islamic Identity: Negotiated Norms of Representation in British- Muslim Picture Books’,
Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East, 32.2 (2012), 323–38
<https://doi.org/10.1215/1089201X-1628962>

Mohd-Asraf, Ratnawati, ‘English and Islam: A Clash of Civilizations?’, Journal of Language, Identity & Education,
4.2 (2005), 103–18 <https://doi.org/10.1207/s15327701jlie0402_3>

Mydans, Seth, ‘Across Cultures, English Is the Word’, Nytimes.Com, 2007


<https://www.nytimes.com/2007/04/09/world/asia/09iht-englede.1.5198685.html> [accessed 15 October
2022]

Naysmith, John, Washima Che Dan, and Harshita Haroon, ‘Resolving the Tension Zyxwv Zyxw’

Robinson, Francis, ‘Crisis in Muslim Education. Edited by Sajjad Husain Syed and Ali Ashraf Syed. Hodder and
Stoughton: King AbdulAziz University, Jeddah, 1979. Pp. x, 113. £4.50. Aims and Objectives of Islamic
Education. Edited by Syed Muhammadal-Naquibal-Attas. Hodderand S’, Modern Asian Studies, 15.4 (1981),
886–91 <https://doi.org/10.1017/s0026749x00008829>

The free encyclopedia, Wikipedia, ‘List of Countries and Territories Where English Is an Official Language’,
Wikipedia.Org
<https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_and_territories_where_English_is_an_official_language>
[accessed 15 October 2022]

Anda mungkin juga menyukai