Anda di halaman 1dari 39

Lompat ke isi

Buka/tutup bilah samping

 Buat akun baru

Perkakas pribadi


 Halaman
 Pembicaraan

 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat

 Halaman Utama
 Daftar isi
 Perubahan terbaru
 Artikel pilihan
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang

Komunitas

 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan

Wikipedia

 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir

Perkakas

 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Kutip halaman ini
 Butir di Wikidata
 Pranala menurut ID

Cetak/ekspor

 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak

Dalam proyek lain

 Wikimedia Commons

Bahasa

Di Wikipedia ini, pranala bahasa terletak di bagian atas halaman di sebelah judul artikel.
Pergi ke paling atas.

Daftar isi

Awal

Etimologi

Sejarah

Definisi yang diajukan

Ilham, matematika murni dan terapan, dan estetika


Penalaran logika

Notasi simbolis

Pengetahuan abstrak

Kreativitas dan intuisi

Matematika sebagai ilmu pengetahuan

Bidang-bidang matematika

 
Dalam masyarakat


Lihat pula


Catatan

Referensi

Pustaka

Pranala luar

Matematika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagian dari seri
Ilmu Pengetahuan

Formal

 Logika
 Matematika
 Logika matematika
 Statistika matematika
 Ilmu komputer teoretis
 Teori permainan
 Teori keputusan
 Ilmu aktuaria
 Teori informasi
 Teori sistem
Fisikal
Hayati
Sosial
Terapan
Antardisiplin
Filosofi • Sejarah
  Portal Ilmu
  Kategori

 l
 b
 s

Euklides (sedang memegang jangka sorong), matematikawan Yunani, abad ke-3 SM, seperti
yang dilukiskan oleh Raffaello Sanzio di dalam detail ini dari Sekolah Athena (1509–1511).[a]

Matematika
Murni

 Fondasi
 Analisis
 Aljabar
 Teori bilangan
 Kombinatorik
 Geometri
 Topologi

Terapan

 Probabilitas
 Statistika
 Komputasi
 Fisika matematika
 Riset operasi
 Optimisasi
 Biologi komputasi
 Linguistik komputasi

Artikel
 0–9
 A
 B
 C
 D
 E
 F
 G
 H
 I
 J
 K
 L
 M
 N
 O
 P
 Q
 R
 S
 T
 U
 V
 W
 X
 Y
 Z

Matematikawan
 A
 B
 C
 D
 E
 F
 G
 H
 I
 J
 K
 L
 M
 N
 O
 P
 Q
 R
 S
 T
 U
 V
 W
 X
 Y
 Z

Navigasi
 Daftar
 Garis besar
 Portal
 Bidang

 l
 b
 s

Matematika (dari bahasa Yunani Kuno μάθημα (máthēma), berarti "pengetahuan, pemikiran,
pengkajian, pembelajaran"), sebelumnya disebut pula ilmu hisab adalah bidang ilmu, yang
mencakup studi tentang topik-topik seperti bilangan (aritmetika dan teori bilangan),[1] rumus
dan struktur terkait (aljabar),[2] bangun dan ruang tempat mereka berada (geometri),[1] dan
besaran serta perubahannya (kalkulus dan analisis).[3][4][5] Tidak ada kesepakatan umum
tentang ruang lingkup yang tepat atau status epistemologisnya.[6][7]

Para matematikawan merangkai dan menggunakan berbagai pola,[8][9] kemudian


menggunakannya untuk merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui
metode deduksi yang ketat diturunkan dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang
bersesuaian.[10]

Terjadi perdebatan apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik sudah ada di
semesta, ataukah ditemukan dan diciptakan manusia. Pengkajian logis mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan, matematika sering kali dikelompokkan
ke dalam tiga bidang: aijabar, analisis, dan geometri. Walaupun demikian, tidak dapat dibuat
pembagian yang jelas karena cabang-cabang ini telah bercampur baur. Pada dasarnya aijabar
melibatkan bilangan dan pengabstrakannya. Analisis melibatkan kekontinuan dan limit,
sedangkan geometri membahas bentuk dan konsep-konsep yang berkaitan; sains didasarkan
atas postulat yang dapat menurunkan kesimpulan yang diperlukan dari asumsi tertentu.

Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang


menggambarkan simpulan-simpulan penting".[11] Walau matematika pada kenyataannya
sangat bermanfaat bagi kehidupan, perkembangan sains dan teknologi, sampai upaya
melestarikan alam, matematika hidup di alam gagasan, bukan dalam realita atau kenyataan.
Albert Einstein menyatakan dengan tepat bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk
kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti, dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk
kepada kenyataan."[12]

Menurut Max Tegmark, makna dari "Matematika tidak merujuk kepada kenyataan"
menyampaikan pesan bahwa gagasan matematika itu ideal dan steril atau terhindar dari
pengaruh manusia. Uniknya, kebebasannya dari kenyataan dan pengaruh manusia ini
nantinya justru memungkinkan penyimpulan pernyataan bahwa semesta ini merupakan
sebuah struktur matematika. Jika kita percaya bahwa realita di luar semesta ini haruslah bebas
dari pengaruh manusia, maka semesta haruslah berstruktur matematika.

Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari


pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan
pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis terwujud dalam kegiatan manusia sejak
adanya rekaman tertulis. Argumentasi matematika yang ketat pertama kali muncul didalam
Matematika Yunani, terutama didalam karya Euklides, Elemen.

Matematika selalu berkembang, misalnya di Tiongkok pada tahun 300 SM, di India pada
tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru
matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan
yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini.[13]

Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang,
termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan
psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan
matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan
matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu
yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan.

Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk
perkembangan matematika itu sendiri. Mereka berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang muncul di dalam pikirannya, walaupun belum diketahui penerapannya. Namun,
kenyataannya banyak sekali gagasan matematika yang sangat abstrak dan tadinya tak
diketahui relevansinya dengan kehidupan, mendadak ditemukan penerapannya.
Pengembangan matematika (murni) dapat mendahului atau didahului kebutuhannya dalam
kehidupan. Penerapan praktis gagasan matematika yang menjadi latar munculnya matematika
murni sering kali ditemukan kemudian.[14]

Sebagian besar kegiatan matematika terdiri dari penemuan dan pembuktian sifat-sifat objek
matematika (dengan penalaran murni). Objek-objek ini adalah abstraksi dari alam (seperti
bilangan asli atau garis), atau (dalam matematika modern) ditentukanlah entitas abstrak yang
memiliki sifat-sifat tertentu, yang disebut aksioma. Suatu bukti terdiri dari serangkaian
penerapan dari beberapa aturan deduktif terhadap hasil yang sudah diketahui, termasuk
teorema yang telah terbukti sebelumnya, aksioma dan (dalam hal abstraksi dari alam)
beberapa sifat dasar yang dianggap sebagai titik awal yang benar dari teori yang sedang
dibahas. Hasil dari suatu pembuktian disebut teorema.

Matematika banyak digunakan dalam ilmu pengetahuan untuk fenomena pemodelan. Ini
memungkinkan ekstraksi perkiraan kuantitatif dari hukum-hukum percobaan. Misalnya,
pergerakan planet dapat diprediksi dengan akurasi tinggi menggunakan hukum gravitasi
Newton yang dipadukan dengan perhitungan matematis. Ketakbergantungan kebenaran
matematis dari percobaan manapun menyiratkan bahwa keakuratan perkiraan semacam itu
hanya bergantung pada kecukupan model untuk menggambarkan kenyataan. Jadi, ketika
munculnya beberapa perkiraan yang tidak tepat, itu berarti bahwa model harus diperbaiki
atau diubah, bukan berarti matematika salah. Misalnya, presesi apsis atau perihelium
Merkurius tidak dapat dijelaskan dengan hukum gravitasi Newton, tetapi dijelaskan secara
akurat oleh relativitas umum Einstein. Pengesahan percobaan teori Einstein ini menunjukkan
bahwa hukum gravitasi Newton hanyalah hampiran (yang masih sangat akurat dalam
kehidupan sehari-hari).

Matematika sangat penting di banyak bidang, termasuk ilmu alam, rekayasa, kedokteran,
keuangan, ilmu komputer, dan ilmu sosial. Beberapa bidang matematika, seperti statistika
dan teori permainan, dikembangkan dalam korelasi langsung dengan terapannya, dan sering
dikelompokkan dengan nama matematika terapan. Bidang matematika lainnya dikembangkan
secara independen dari aplikasi apapun (dan oleh karena itu disebut matematika murni),
tetapi aplikasi praktis sering ditemukan kemudian.[15][16] Contoh yang tepat adalah masalah
faktorisasi prima, yang merujuk kepada Euklides, tetapi yang tidak memiliki aplikasi praktis
sebelum digunakan dalam sistemkripto RSA (untuk keamanan jaringan komputer).

Matematika telah menjadi kegiatan manusia sejak rekaman tertulis hadir. Meski demikian,
konsep "bukti" dan "kekakuan matematis"-nya yang berkaitan mulai muncul dalam
matematika Yunani, yang paling masyhur dalam karya Euklides, berjudul Elemen.[17]
Matematika berkembang dengan kecepatan yang relatif lambat sampai Renaisans, ketika
aljabar dan kalkulus tak-hingga ditambahkan ke dalam aritmetika dan geometri sebagai
bidang utama matematika. Sejak itu interaksi antara inovasi matematika dan penemuan
ilmuah telah menyebabkan peningkatan pesat dalam laju penemuan matematika. Pada akhir
abad ke-19, krisis fondasi matematika menyebabkan sistematisasi metode aksioma. Ini, pada
gilirannya, memunculkan peningkatan dramatis dalam jumlah bidang matematika dan bidang
terapannya; saksi dari ini adalah Klasifikasi Mata Pelajaran Matematika, yang mencantumkan
lebih dari enam puluh cabang matematika tingkat pertama.

Etimologi
Kata "matematika" berasal dari bahasa Yunani Kuno: μάθημα (máthēma), yang berarti "yang
dipelajari,"[18] "apa yang seseorang ingin ketahui," dengan demikian juga berarti "pengkajian"
dan "ilmu pengetahuan". Kata untuk "matematika" memiliki arti yang kian menyempit dan
lebih teknis "studi matematika" bahkan di zaman Klasik.[19] Kata sifat-nya adalah
mathēmatikós (μαθηματικός), berarti "berhubungan dengan pembelajaran" atau "rajin
belajar," yang selanjutnya berarti "matematis". Secara khusus, mathēmatikḗ tékhnē
(μαθηματικὴ τέχνη; bahasa Latin: ars mathematica) berarti "seni matematika".
Demikian pula, salah satu dari dua aliran pemikiran utama dalam Pythagoreanisme dikenal
sebagai the mathēmatikoi (μαθηματικοί)—yang pada saat itu berarti "pembelajar" daripada
"matematikawan" dalam pengertian modern.

Dalam bahasa Latin, dan dalam bahasa Inggris sampai sekitar tahun 1700, istilah matematika
lebih sering berarti "astrologi" (atau kadang-kadang "astronomi") daripada "matematika";
artinya secara bertahap berubah menjadi apa yang sebagaimana dipahami sekarang ini sejak
tahun 1500-an hingga 1800-an. Hal ini berakibat pada beberapa penerjemahan yang keliru.
Misalnya, seruan peringatan dari Santo Agustinus bahwa orang Kristen harus waspada
terhadap mathematici, yang berarti astrolog, kadang-kadang salah diterjemahkan sebagai
kutukan matematikawan.[20]

Bentuk jamak sering dipakai di dalam bahasa Inggris, seperti juga di dalam bahasa Prancis
bentuk jamak les mathématiques (dan jarang digunakan sebagai turunan bentuk tunggal la
mathématique), merujuk pada bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral mathematica
(Cicero), berdasarkan bentuk jamak τὰ μαθηματικά (ta mathēmatiká), yang dipakai
Aristoteles (384–322 SM), yang terjemahan kasarnya berarti "segala hal yang matematis",
meskipun dapat diterima bahwa bahasa Inggris hanya meminjam kata sifat mathematic(al)
dan diikuti bentuk kata benda mathematics, setelah mengikuti pola physics dan metaphysics,
yang dipinjam dari bahasa Yunani.[21] Tetapi, di dalam bahasa Inggris, kata benda jamak
mathematics berubah menjadi bentuk tunggal mathematic bila dipakai sebagai kata kerja. Di
dalam ragam percakapan, matematika kerap kali disingkat sebagai math di Amerika Utara
dan maths di tempat lain.[22]

Sejarah
Artikel utama: Sejarah matematika

Sebuah quipu, yang dipakai oleh Inca untuk mencatatkan bilangan.

Evolusi matematika dapat dipandang sebagai sederetan abstraksi yang selalu bertambah
banyak. Abstraksi mula-mula, yang juga berlaku pada banyak binatang,[23] adalah tentang
bilangan: pernyataan bahwa dua apel dan dua jeruk (sebagai contoh) memiliki jumlah yang
sama.

Matematikawan Yunani Pythagoras (c. 570 BC – c. 495 BC), secara umum dikenal atas
penemuan Teorema Pythagoras

Selain mengetahui cara mencacah objek-objek fisika, manusia prasejarah juga mengenali cara
mencacah besaran abstrak, seperti waktu — hari, musim, tahun.[24][25] Aritmetika dasar
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) mengikuti secara alami.

Lempengan matematika Babilonia, Plimpton 322, berasal dari tahun 1800-an SM.

Langkah selanjutnya memerlukan penulisan atau sistem lain untuk mencatatkan bilangan,
semisal tali atau dawai bersimpul yang disebut quipu dipakai oleh bangsa Inca untuk
menyimpan data numerik. Sistem bilangan ada banyak dan bermacam-macam, bilangan
tertulis yang pertama diketahui ada di dalam naskah warisan Mesir Kuno di Kerajaan
Pertengahan Mesir, Lembaran Matematika Rhind.
Sistem bilangan Maya

Penggunaan terkuno matematika adalah di dalam perdagangan, pengukuran tanah, pelukisan,


dan pola-pola penenunan dan pencatatan waktu dan tidak pernah berkembang luas hingga
tahun 3000 SM ke muka ketika orang Babilonia dan Mesir Kuno mulai menggunakan
aritmetika, aljabar, dan geometri untuk penghitungan pajak dan urusan keuangan lainnya,
bangunan dan konstruksi, dan astronomi.[26][27] Pengkajian matematika yang sistematis di
dalam kebenarannya sendiri dimulai pada zaman Yunani Kuno antara tahun 600 dan 300 SM.

Archimedes menggunakan metode penghabis, digambarkan di sini, untuk memperkirakan


nilai pi.

Naskah matematika tertua berasal dari Mesopotamia dan Mesir, berangka tahun 2000-an
sampai 1800-an SM. Banyak teks awal menyebutkan tripel Pythagoras, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa teorema Pythagoras tampaknya menjadi konsep matematika yang
paling kuno dan paling masyhur setelah aritmetika dasar dan geometri. Rekaman arkeologis
menunjukkan bahwa matematika Babilonia-lah yang pertama memunculkan aritmetika dasar
(perjumlahan, perkurangan, perkalian, dan perbagian). Orang Babilonia juga memiliki sistem
nilai-tempat dan menggunakan sistem angka seksagesimal yang masih digunakan sampai
sekarang untuk mengukur sudut dan waktu.[28]
Matematikawan Persia Al-Khwarizmi (780 M – 850 M), pencetus aljabar.

Selama Zaman keemasan Islam, khususnya abad ke-9 dan abad ke-10, matematika
mendapatkan banyak inovasi penting yang dibangun diatas landasan matematika Yunani:
kebanyakan dari inovasi ini termasuk kontribusi dari matematikawan Persia seperti Al-
Khwarizmi, Omar Khayyam dan Sharaf al-Dīn al-Ṭūsī.

Selama periode modern awal, matematika mulai berkembang dengan pesat di Eropa Barat.
Pengembangan kalkulus oleh Isaac Newton dan Gottfried Leibniz pada abad ke-17
merevolusi matematika. Leonhard Euler adalah matematikawan paling terkenal dpada abad
ke-18, menyumbangkan banyak teorema dan penemuan. Mungkin matematikawan terkemuka
abad ke-19 adalah matematikawan Jerman Carl Gauss, yang membuat banyak kontribusi
untuk bidang-bidang seperti aljabar, analisis, geometri diferensial, teori matriks, teori
bilangan, dan statistik. Pada awal abad ke-20, Kurt Gödel mengubah matematika dengan
menerbitkan teorema ketidaklengkapan, yang menunjukkan sebagian bahwa setiap sistem
aksioma yang konsisten—jika cukup kuat untuk menggambarkan aritmetika—akan berisi
proposisi benar yang tidak dapat dibuktikan.

Matematika sejak saat itu segera berkembang luas, dan terdapat interaksi bermanfaat antara
matematika dan sains, menguntungkan kedua belah pihak. Penemuan-penemuan matematika
dibuat sepanjang sejarah dan berlanjut hingga kini. Menurut Mikhail B. Sevryuk, pada
Januari 2006 terbitan Bulletin of the American Mathematical Society, "Banyaknya makalah
dan buku yang dilibatkan di dalam basis data Mathematical Reviews sejak 1940 (tahun
pertama beroperasinya MR) kini melebihi 1,9 juta, dan melebihi 75 ribu artikel ditambahkan
ke dalam basis data itu tiap tahun. Sebagian besar karya di samudera ini berisi teorema
matematika baru beserta bukti-buktinya."[29].[21]

Definisi yang diajukan


Artikel utama: Definisi dan Filsafat matematika

Tidak ada kesepakatan umum mengenai definisi pasti atau epistemologi status matematika.[6]
[7]
Banyak matematikawan profesional yang tidak tertarik pada definisi matematika, atau
menganggapnya tidak dapat ditentukan.[6] Bahkan tidak ada kesepakatan tentang apakah
matematika adalah seni atau sains.[7] Beberapa orang hanya mengatakan, "Matematika adalah
apa yang matematikawan lakukan."[6]
Aristoteles mendefinisikan matematika sebagai "ilmu kuantitas" dan definisi ini berlaku
sampai abad ke-18. Namun, Aristoteles juga memperingatkan bahwa fokus pada kuantitas
saja tidak dapat membedakan matematika dari ilmu-ilmu seperti fisika; menurutnya, yang
menjadikan matematika unik adalah adanya proses abstraksi dan pengkajian kuantitas sebagai
sifat "yang dapat dipisahkan dalam pemikiran" dari contoh nyata.[30]

Pada abad ke-19, ketika studi matematika semakin meningkat dalam ketelitian dan mulai
membahas topik-topik abstrak seperti teori grup dan geometri proyektif, yang tidak memiliki
hubungan yang jelas dengan kuantitas dan pengukuran, matematikawan dan filsuf mulai
mengajukan berbagai definisi baru.[31] Sampai hari ini, para filsuf terus menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam filsafat matematika, seperti sifat pembuktian matematika.[32]

Ilham, matematika murni dan terapan, dan estetika

Sir Isaac Newton (1643-1727), seorang penemu kalkulus infinitesimal.


Artikel utama: Keindahan matematika

Matematika muncul pada saat dihadapinya masalah-masalah yang rumit yang melibatkan
kuantitas, struktur, ruang, atau perubahan. Mulanya masalah-masalah itu dijumpai di dalam
perdagangan, pengukuran tanah, dan kemudian astronomi; kini, semua ilmu pengetahuan
menganjurkan masalah-masalah yang dikaji oleh para matematikawan, dan banyak masalah
yang muncul di dalam matematika itu sendiri. Misalnya, seorang fisikawan Richard Feynman
menemukan rumus integral lintasan mekanika kuantum menggunakan paduan nalar
matematika dan wawasan fisika, dan teori dawai masa kini, teori ilmiah yang masih
berkembang yang berupaya membersatukan empat gaya dasar alami, terus saja mengilhami
matematika baru.[33]

Beberapa matematika hanya bersesuaian di dalam wilayah yang mengilhaminya, dan


diterapkan untuk memecahkan masalah lanjutan di wilayah itu. Tetapi sering kali matematika
diilhami oleh bukti-bukti di satu wilayah ternyata bermanfaat juga di banyak wilayah lainnya,
dan menggabungkan persediaan umum konsep-konsep matematika. Fakta yang menakjubkan
bahwa matematika "paling murni" sering beralih menjadi memiliki terapan praktis adalah apa
yang Eugene Wigner menyebutnya " Keefektifan luar biasa matematika sampai taraf tak
masuk akal dalam Ilmu Pengetahuan Alam membutuhkan penjelasan.".[34]

Seperti di sebagian besar wilayah pengkajian, ledakan pengetahuan pada zaman ilmiah telah
mengarah pada pengkhususan di dalam matematika. Satu perbedaan utama adalah di antara
matematika murni dan matematika terapan: sebagian besar matematikawan memusatkan
penelitian mereka hanya pada satu wilayah ini, dan kadang-kadang pilihan ini dibuat sedini
perkuliahan program sarjana mereka. Beberapa wilayah matematika terapan telah
digabungkan dengan tradisi-tradisi yang bersesuaian di luar matematika dan menjadi disiplin
yang memiliki hak tersendiri, termasuk statistika, riset operasi, dan ilmu komputer.

Mereka yang berminat kepada matematika sering kali menjumpai suatu aspek estetika
tertentu di banyak matematika. Banyak matematikawan berbicara tentang keanggunan
matematika, estetika yang tersirat, dan keindahan dari dalamnya. Kesederhanaan dan
keumumannya dihargai. Terdapat keindahan di dalam kesederhanaan dan keanggunan bukti
yang diberikan, semisal bukti Euclid yakni bahwa terdapat tak-terhingga banyaknya bilangan
prima, dan di dalam metode numerik yang anggun bahwa perhitungan laju, yakni
transformasi Fourier cepat. G. H. Hardy di dalam A Mathematician's Apology
mengungkapkan keyakinan bahwa penganggapan estetika ini, di dalamnya sendiri, cukup
untuk mendukung pengkajian matematika murni.[35]

Para matematikawan sering bekerja keras menemukan bukti teorema yang anggun secara
khusus, pencarian Paul Erdős sering berkutat pada sejenis pencarian akar dari "Alkitab" di
mana Tuhan telah menuliskan bukti-bukti kesukaannya.[36][37] Kepopularan matematika
rekreasi adalah isyarat lain bahwa kegembiraan banyak dijumpai ketika seseorang mampu
memecahkan soal-soal matematika.

Penalaran logika
Lihat pula: Logika

Matematikawan berusaha keras untuk mengembangkan hasil mereka dengan penalaran


sistematis untuk menghindari kekeliruan menggunakan suatu "teorema". Bukti yang keliru ini
sering muncul dari intuisi yang salah dan telah umum dalam sejarah matematika. Untuk
memungkinkan penalaran deduktif, beberapa asumsi dasar perlu diakui secara tersurat
sebagai aksioma. Secara tradisional aksioma ini dipilih atas dasar pertimbangan akal sehat,
tetapi aksioma modern biasanya mengungkapkan jaminan formal untuk gagasan primitif,
seperti objek dan relasi sederhana.

Keabsahan bukti matematika pada dasarnya adalah masalah kekakuan, dan kekakuan yang
disalahpahami adalah penyebab penting bagi beberapa kesesatan konseptual umum tentang
matematika. Bahasa matematika lebih presisi dibandingkan percakapan sehari-hari terhadap
kata-kata seperti atau dan hanya. Kata-kata lain seperti terbuka dan lapangan diinvestasikan
dengan makna baru untuk konsep matematika tertentu. Kadang-kadang diperkenalkan istilah
yang sama sekali baru (seperti homeomorfisme). Kosakata teknis ini tepat dan ringkas,
sehingga memungkinkan untuk secara psikis memproses ide-ide yang kompleks.
Matematikawan menyebut ketepatan bahasa dan logika ini sebagai "kekakuan".
Kekakuan yang diharapkan dalam matematika telah bervariasi dari waktu ke waktu: orang
Yunani mengharapkan argumen yang terperinci, tapi di masa kejayaan Isaac Newton, metode
yang digunakan kurang kaku. Masalah yang melekat dalam definisi yang digunakan oleh
Newton menyebabkan kebangkitan analisis yang cermat dan bukti formal pada abad ke-19.
Kemudian pada awal abad ke-20, Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan
karya mereka, Principia Mathematica, upaya untuk menunjukkan bahwa semua konsep dan
pernyataan matematika dapat didefinisikan, kemudian dibuktikan seluruhnya melalui logika
simbolik. Ini adalah bagian dari program filosofis yang lebih luas yang dikenal sebagai
logisisme, yang melihat matematika terutama sebagai perpanjangan dari logika.

Meskipun matematika demikian ringkas, ekspresi pembuktian justru membutuhkan ratusan


halaman. Munculnya bukti berbantuan komputer telah memungkinkan panjang bukti untuk
lebih berkembang. Bukti yang dibantu komputer mungkin salah jika peranti lunak
pembuktian memiliki kekurangan, dan jika bukti itu terlalu panjang, sulit untuk diperiksa.[b][38]
Di pihak lain, pembantu pembuktian membolehkan verifikasi perincian yang tidak dapat
diberikan oleh bukti yang ditulistangan, dan memberikan kepastian kebenaran bukti panjang
seperti yang ada pada bukti setebal 255 halaman untuk Teorema Feit–Thompson.[c]

Notasi simbolis

Leonhard Euler menciptakan dan memasyhurkan banyak notasi matematika yang digunakan
saat ini.
Artikel utama: Notasi matematika

Sebagian besar notasi matematika yang digunakan saat ini tidaklah ditemukan hingga abad
ke-16.[39] Pada abad ke-18, Euler (1707–1783) bertanggung jawab atas banyak notasi yang
digunakan saat ini.[40] Sebelum itu, argumen matematika biasanya ditulis dalam kata-kata,
membatasi penemuan matematika.[41]

Selain bahasa khusus, matematika kontemporer banyak menggunakan notasi khusus. Simbol-
simbol ini juga bersumbangsih pada ketelitian, baik dengan menyederhanakan ekspresi ide
matematika maupun dengan memungkinkan operasi rutin yang mengikuti aturan yang
konsisten. Notasi modern membuat matematika lebih mudah bagi pelaku yang mahir, tetapi
para pemula sering menemukannya sebagai sesuatu yang mengerikan. Terjadi pemadatan
yang amat sangat: sedikit lambang berisi informasi yang kaya. Seperti notasi musik, notasi
matematika modern memiliki tata kalimat yang kaku dan menyandikan informasi yang
barangkali sukar bila dituliskan menurut cara lain.

Bahasa matematika dapat juga terkesan sukar bagi para pemula. Kata-kata seperti atau dan
hanya memiliki arti yang lebih presisi daripada di dalam percakapan sehari-hari. Selain itu,
kata-kata semisal terbuka dan lapangan memberikan arti khusus matematika. Jargon
matematika termasuk istilah-istilah teknis semisal homeomorfisma dan terintegralkan. Tetapi
ada alasan untuk notasi khusus dan jargon teknis ini: matematika memerlukan presisi yang
lebih dari sekadar percakapan sehari-hari. Para matematikawan menyebut presisi bahasa dan
logika ini sebagai "ketat" atau "kaku" (rigor). Jadi, jika suatu kata sudah dimaknai dengan
makna tertentu, maka selanjutnya kata itu harus merujuk ke makna tadi. Tak boleh berubah
makna. Itulah makna "ketat" ini di bahasa matematika.

Lambang ketakhinggaan ∞ di dalam beberapa gaya sajian.

Penggunaan bahasa yang ketat secara mendasar merupakan sifat pembuktian matematika.
Para matematikawan ingin teorema mereka mengikuti aksioma-aksioma dengan maksud
penalaran yang sistematik. Ini untuk mencegah "teorema" yang salah ambil, didasarkan pada
praduga kegagalan, di mana banyak contoh pernah muncul di dalam sejarah subjek ini.[42]
Tingkat kekakuan diharapkan di dalam matematika selalu berubah-ubah sepanjang waktu:
bangsa Yunani menginginkan dalil yang terperinci, namun pada saat itu metode yang
digunakan Isaac Newton kuranglah kaku. Masalah yang melekat pada definisi-definisi yang
digunakan Newton akan mengarah kepada munculnya analisis saksama dan bukti formal
pada abad ke-19. Kini, para matematikawan masih terus beradu argumentasi tentang bukti
berbantuan-komputer. Karena perhitungan besar sangatlah sukar diperiksa, bukti-bukti itu
mungkin saja tidak cukup kaku.[43] Aksioma menurut pemikiran tradisional adalah "kebenaran
yang menjadi bukti dengan sendirinya", tetapi konsep ini memicu persoalan.

Pada abad ke-19 berkembanglah sebuah aliran pemikiran yang dikenal sebagai formalisme.
Bagi seorang formalis, pada pokoknya matematika adalah tentang sistem formal atas simbol-
simbol yang didukung oleh aturan-aturan formal untuk memadukannya. Dari sudut pandang
ini, aksioma-aksioma hanyalah rumus-rumus istimewa dalam sistem aksioma, diberikan
tanpa diturunkan secara prosedural dari unsur-unsur lain dalam sistem. Contoh maksimal
formalisme adalah seruan David Hilbert pada awal abad ke-20, sering disebut program
Hilbert, untuk mengodekan semua matematika dengan cara ini.
Pada tingkatan formal, sebuah aksioma hanyalah seutas dawai lambang, yang hanya memiliki
makna tersirat di dalam konteks semua rumus yang terturunkan dari suatu sistem aksioma.
Inilah tujuan program Hilbert untuk meletakkan semua matematika pada sebuah basis
aksioma yang kokoh, tetapi menurut Teorema ketaklengkapan Gödel tiap-tiap sistem aksioma
(yang cukup kuat) memiliki rumus-rumus yang tidak dapat ditentukan; dan oleh karena itulah
suatu aksiomatisasi terakhir di dalam matematika adalah mustahil. Meski demikian,
matematika sering dibayangkan (di dalam konteks formal) tidak lain kecuali teori himpunan
di beberapa aksiomatisasi, dengan pengertian bahwa tiap-tiap pernyataan atau bukti
matematika dapat dikemas ke dalam rumus-rumus teori himpunan.

Kurt Gödel membuktikan tujuan ini pada dasarnya tidak mungkin dengan teorema
ketidaklengkapannya, yang menunjukkan sistem formal apapun yang cukup kaya untuk
menggambarkan, bahkan aritmetika sederhana tidak dapat menjamin kelengkapan atau
konsistensinya sendiri. Meskipun demikian, konsep formalis terus mempengaruhi matematika
secara besar-besaran, sampai-sampai pernyataan tersebut diharapkan dapat diekspresikan
dalam rumus-rumus teori himpunan.[44]

Pengetahuan abstrak

Isaac Newton (kiri) dan Gottfried Wilhelm Leibniz mengembangkan kalkulus infinitesimal.

Dalam praktiknya, matematikawan biasanya dikelompokkan dengan ilmuwan, dan


matematika memiliki banyak kesamaan dengan ilmu fisika, terutama penalaran deduktif dari
asumsi. Matematikawan mengembangkan hipotesis matematika, dikenali sebagai konjektur,
menggunakan metode coba-coba dengan intuisi juga, serupa dengan apa yang dilakukan oleh
ilmuwan.[45] Matematika percobaan dan metode komputasi seperti simulasi juga kian penting
dalam matematika.
Kini, semua ilmu pengetahuan menghadapi masalah yang dipelajari oleh matematikawan, dan
sebaliknya, hasil dari matematika sering menimbulkan pertanyaan dan realisasi baru dalam
ilmu pengetahuan. Misalnya, fisikawan Richard Feynman memadukan penalaran matematika
dan wawasan fisika untuk menemukan rumus integral lintasan dari mekanika kuantum. Di
pihak lain, teori dawai adalah kerangka kerja yang diusulkan untuk menyatukan banyak fisika
modern yang telah mengilhami teknik dan hasil baru dalam matematika.[46]

Carl Friedrich Gauss, dikenali sebagai pangeran-nya para matematikawan

Matematikawan Jerman, Carl Friedrich Gauss, bahkan melangkah lebih jauh dengan
menyebut matematika "Ratu-nya Ilmu Pengetahuan",[47] dan yang lebih baru, Marcus du
Sautoy menggambarkan matematika sebagai "kekuatan pendorong utama di balik penemuan
ilmiah".[48] Namun, beberapa penulis menekankan bahwa, dalam jalan utama, matematika
berbeda dari gagasan ilmu pengetahuan modern: matematika tidak bergantung pada Bukti
empiris.[49][50][51][52]

Ruang lingkup pengetahuan matematika telah meluas secara dramatis sejak revolusi ilmiah,
dan seperti bidang kajian lainnya, keadaan ini telah mendorong spesialisasi. Pada tahun 2010,
Klasifikasi Subjek Matematika terbaru dari Masyarakat Matematika Amerika mengakui
ratusan subbidang, dengan klasifikasi lengkap mencapai 46 halaman.[53] Biasanya, banyak
konsep dalam subbidang dapat tetap terisolasi dari cabang matematika lainnya tanpa batas
tertentu; hasil dapat berfungsi terutama sebagai perancah untuk mendukung teorema dan
teknik lain, atau mereka mungkin tidak memiliki hubungan yang jelas dengan apa pun di luar
subbidang.

Matematika menunjukkan kecenderungan yang luar biasa untuk berkembang, dan seiring
waktu, matematikawan sering menemukan terapan yang mengejutkan atau keterkaitan antar
konsep. Salah satu contoh yang sangat berpengaruh adalah program Erlangen dari Felix
Klein, yang membangun hubungan inovatif dan mendalam antara geometri dan aljabar. Ini
pada gilirannya membuka kedua bidang ke abstraksi yang lebih besar dan melahirkan
subbidang yang sama sekali baru.

Perbedaan sering dibuat antara matematika terapan dan matematika yang sepenuhnya
berorientasi pada pertanyaan dan konsep abstrak, dikenal sebagai matematika murni. Seperti
cabang matematika lainnya, batas ruang lingkupnya cair. Ide-ide yang awalnya berkembang
dengan terapan tertentu dalam pikiran sering diperumum kemudian, setelah itu bergabung
dengan persediaan umum konsep matematika. Beberapa bidang matematika terapan bahkan
telah bergabung dengan bidang praktis untuk menjadi disiplin ilmu tersendiri, seperti
statistika, riset operasi, dan ilmu komputer.

Mungkin yang lebih mengejutkan adalah ketika ide mengalir ke arah lain, dan bahkan
matematika "paling murni" mengarah pada perkiraan atau terapan yang tidak terduga.
Misalnya, teori bilangan menempati tempat sentral dalam kriptografi modern, dan dalam
fisika, turunan dari persamaan Maxwell mendahului bukti eksperimental gelombang radio
dan kecepatan konstan cahaya. Fisikawan Eugene Wigner menamakan fenomena ini sebagai
"keefektifan matematika yang tidak masuk akal".[16]

Hubungan luar biasa antara matematika abstrak dan realitas material telah menyebabkan
perdebatan filosofis setidaknya sejak zaman Pythagoras. Filsuf kuno Plato berpendapat ini
mungkin karena realitas material mencerminkan objek abstrak yang hadir tanpa terikat waktu.
Akibatnya, pandangan bahwa "objek matematika terabstraksi dengan sendirinya" sering
disebut sebagai Platonisme. Sementara sebagian besar matematikawan biasanya tidak
menyibukkan diri dengan pertanyaan yang diajukan oleh Platonisme, sebagian
matematikawan lainnya justru lebih berpikiran filosofis dalam bertindak dan dikenali sebagai
Platonis, bahkan pada masa kini.[54]

Kreativitas dan intuisi


Lihat pula: Keindahan matematis

Kebutuhan akan kebenaran dan kekakuan tidak berarti matematika tidak memiliki tempat
untuk kreativitas. Sebaliknya, sebagian besar pekerjaan matematika di luar perhitungan
hafalan membutuhkan pemecahan masalah yang cerdas dan mengeksplorasi perspektif baru
secara intuitif.

Kecenderungan matematis seringkali tidak hanya melihat kreativitas, tetapi juga nilai estetika
dalam matematika, yang biasa digambarkan sebagai keanggunan. Kualitas seperti
kesederhanaan, kesimetrisan, kelengkapan, dan keumuman sangat berharga dalam
pembuktian dan teknik. G. H. Hardy dalam karyanya A Mathematician's Apology
menyatakan keyakinan bahwa pertimbangan estetika ini, dengan sendirinya, cukup untuk
membenarkan kajian matematika murni. Dia juga mengidentifikasi kriteria lain seperti
signifikansi, tak terduga, dan keniscayaan, yang bersumbangsih pada estetika matematika.[55]

Paul Erdős mengungkapkan sentimen ini secara lebih ironis dengan berbicara tentang "The
Book", yang dianggap sebagai koleksi ilahi dari bukti-bukti yang paling indah. Terinspirasi
oleh Erdős, kumpulan argumen matematika yang sangat ringkas dan inspiratif telah
diterbitkan dalam Proofs from THE BOOK. Beberapa contoh hasil yang sangat elegan adalah
bukti Euklides bahwa ada tak-hingga banyaknya bilangan prima dan transformasi Fourier
cepat untuk analisis harmonik.

Beberapa orang merasa bahwa penganggapan matematika sebagai ilmu pengetahuan adalah
berarti meremehkan seni dan sejarahnya dalam tujuh pengetahuan budaya tradisional.[56]
Salah satu cara perbedaan sudut pandang ini terjadi adalah dalam perdebatan filosofis
mengenai apakah hasil matematis diciptakan (sebagaimana dalam seni) atau ditemukan
(sebagaimana dalam ilmu pengetahuan).[57] Kemasyhuran matematika rekreasi adalah tanda
lain dari kesenangan yang ditemukan banyak orang dalam memecahkan pertanyaan
matematika.

Pada abad ke-20, matematikawan L. E. J. Brouwer bahkan memprakarsai perspektif filsafat


yang dikenal sebagai intuisionisme, yang mengenali matematika dengan proses kreatif
tertentu dalam pikiran.[58] Intuisionisme pada gilirannya adalah satu rasa dari sikap yang
dikenal sebagai konstruksivisme, yang hanya menganggap absah suatu objek matematika jika
dapat langsung dibangun, tidak hanya dijamin oleh logika secara tidak langsung. Hal ini
menyebabkan para konstruktivis berkomitmen untuk menolak hasil tertentu, terutama
argumen seperti bukti eksistensial yang didasarkan pada hukum yang mengecualikan posisi
tengah.[59]

Pada akhirnya, baik konstruktivisme maupun intuisionisme tidak menggantikan matematika


klasik atau meraih penerimaan arus utama. Namun, program-program ini telah memotivasi
perkembangan tertentu, seperti logika intuisionistik dan wawasan dasar lainnya, yang
dihargai dalam haknya masing-masing.[59]

Matematika sebagai ilmu pengetahuan

Carl Friedrich Gauss, menganggap dirinya sebagai "pangerannya para matematikawan", dan
mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".

Carl Friedrich Gauss mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".[60] Di


dalam bahasa aslinya, Latin Regina Scientiarum, juga di dalam bahasa Jerman Königin der
Wissenschaften, kata yang bersesuaian dengan ilmu pengetahuan berarti (lapangan)
pengetahuan. Jelas, inipun arti asli di dalam bahasa Inggris, dan tiada keraguan bahwa
matematika di dalam konteks ini adalah sebuah ilmu pengetahuan. Pengkhususan yang
mempersempit makna menjadi ilmu pengetahuan alam adalah pada masa terkemudian. Bila
seseorang memandang ilmu pengetahuan hanya terbatas pada dunia fisika, maka matematika,
atau sekurang-kurangnya matematika murni, bukanlah ilmu pengetahuan.

Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada


kenyataan, maka mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk
kepada kenyataan."[12]
Banyak filsuf yakin bahwa matematika tidak dapat dibuktikan maupun disangkal berdasarkan
percobaan, dan dengan demikian bukanlah ilmu pengetahuan per definisi Karl Popper.[61]
Tetapi, di dalam karya penting tahun 1930-an tentang logika matematika menunjukkan
bahwa matematika tidak bisa direduksi menjadi logika, dan Karl Popper menyimpulkan
bahwa "sebagian besar teori matematika, seperti halnya fisika dan biologi, adalah hipotetis-
deduktif: oleh karena itu matematika menjadi lebih dekat ke ilmu pengetahuan alam yang
hipotesis-hipotesisnya adalah konjektur (dugaan), lebih daripada sebagai hal yang baru."[62]
Para bijak bestari lainnya, sebut saja Imre Lakatos, telah menerapkan satu versi pemalsuan
kepada matematika itu sendiri.

Sebuah tinjauan alternatif adalah bahwa lapangan-lapangan ilmiah tertentu (misalnya fisika
teoretis) adalah matematika dengan aksioma-aksioma yang ditujukan sedemikian sehingga
bersesuaian dengan kenyataan. Faktanya, seorang fisikawan teoretis, J. M. Ziman,
mengajukan pendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan umum dan dengan
demikian matematika termasuk di dalamnya.[63] Di beberapa kasus, matematika banyak saling
berbagi dengan ilmu pengetahuan fisika, sebut saja penggalian dampak-dampak logis dari
beberapa anggapan. Intuisi dan percobaan juga berperan penting di dalam perumusan
konjektur-konjektur, baik itu di matematika, maupun di ilmu-ilmu pengetahuan (lainnya).

Matematika percobaan terus bertumbuh kembang, mengingat kepentingannya di dalam


matematika, kemudian komputasi dan simulasi memainkan peran yang semakin menguat,
baik itu di ilmu pengetahuan, maupun di matematika, melemahkan objeksi yang mana
matematika tidak menggunakan metode ilmiah. Di dalam bukunya yang diterbitkan pada
2002 A New Kind of Science, Stephen Wolfram berdalil bahwa matematika komputasi pantas
untuk digali secara empirik sebagai lapangan ilmiah di dalam haknya/kebenarannya sendiri.

Pendapat-pendapat para matematikawan terhadap hal ini adalah beraneka macam. Banyak
matematikawan merasa bahwa untuk menyebut wilayah mereka sebagai ilmu pengetahuan
sama saja dengan menurunkan kadar kepentingan sisi estetikanya, dan sejarahnya di dalam
tujuh seni liberal tradisional; yang lainnya merasa bahwa pengabaian pranala ini terhadap
ilmu pengetahuan sama saja dengan memutar-mutar mata yang buta terhadap fakta bahwa
antarmuka antara matematika dan penerapannya di dalam ilmu pengetahuan dan rekayasa
telah mengemudikan banyak pengembangan di dalam matematika.

Satu jalan yang dimainkan oleh perbedaan sudut pandang ini adalah di dalam perbincangan
filsafat apakah matematika diciptakan (seperti di dalam seni) atau ditemukan (seperti di
dalam ilmu pengetahuan). Adalah wajar bagi universitas bila dibagi ke dalam bagian-bagian
yang menyertakan departemen Ilmu Pengetahuan dan Matematika, ini menunjukkan bahwa
lapangan-lapangan itu dipandang bersekutu tetapi mereka tidak seperti dua sisi keping uang
logam. Pada tataran praktisnya, para matematikawan biasanya dikelompokkan bersama-sama
para ilmuwan pada tingkatan kasar, tetapi dipisahkan pada tingkatan akhir. Ini adalah salah
satu dari banyak perkara yang diperhatikan di dalam filsafat matematika.

Penghargaan matematika umumnya dipelihara supaya tetap terpisah dari kesetaraannya


dengan ilmu pengetahuan. Penghargaan yang adiluhung di dalam matematika adalah Fields
Medal (medali lapangan),[64][65] dimulakan pada 1936 dan kini diselenggarakan tiap empat
tahunan. Penghargaan ini sering dianggap setara dengan Hadiah Nobel ilmu pengetahuan.

Wolf Prize in Mathematics, dilembagakan pada 1978, mengakui masa prestasi, dan
penghargaan internasional utama lainnya, Hadiah Abel, diperkenalkan pada 2003. Ini
dianugerahkan bagi ruas khusus karya, dapat berupa pembaharuan, atau penyelesaian
masalah yang terkemuka di dalam lapangan yang mapan.

Sebuah daftar terkenal berisikan 23 masalah terbuka, yang disebut "masalah Hilbert",
dihimpun pada 1900 oleh matematikawan Jerman David Hilbert. Daftar ini meraih
persulangan yang besar di antara para matematikawan, dan paling sedikit sembilan dari
masalah-masalah itu kini terpecahkan.

Sebuah daftar baru berisi tujuh masalah penting, berjudul "Masalah Milenium", diterbitkan
pada 2000. Pemecahan tiap-tiap masalah ini berhadiah US$ 1 juta, dan hanya satu (hipotesis
Riemann) yang mengalami penggandaan di dalam masalah-masalah Hilbert.

Bidang-bidang matematika

Sebuah sempoa, alat hitung sederhana yang dipakai sejak zaman kuno.

Disiplin-disiplin utama di dalam matematika pertama muncul karena kebutuhan akan


perhitungan di dalam perdagangan, untuk memahami hubungan antarbilangan, untuk
mengukur tanah, dan untuk meramal peristiwa astronomi. Empat kebutuhan ini secara kasar
dapat dikaitkan dengan pembagian-pembagian kasar matematika ke dalam pengkajian
besaran, struktur, ruang, dan perubahan (yakni aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis).
Selain pokok bahasan itu, juga terdapat pembagian-pembagian yang dipersembahkan untuk
pranala-pranala penggalian dari jantung matematika ke lapangan-lapangan lain: ke logika, ke
teori himpunan (dasar), ke matematika empirik dari aneka macam ilmu pengetahuan
(matematika terapan), dan yang lebih baru adalah ke pengkajian kaku akan ketakpastian.

Besaran

Pengkajian besaran dimulakan dengan bilangan, pertama bilangan asli dan bilangan bulat
("semua bilangan") dan operasi aritmetika di ruang bilangan itu, yang dipersifatkan di dalam
aritmetika. Sifat-sifat yang lebih dalam dari bilangan bulat dikaji di dalam teori bilangan, dari
mana datangnya hasil-hasil popular seperti Teorema Terakhir Fermat. Teori bilangan juga
memegang dua masalah tak terpecahkan: konjektur prima kembar dan konjektur Goldbach.

Karena sistem bilangan dikembangkan lebih jauh, bilangan bulat diakui sebagai himpunan
bagian dari bilangan rasional ("pecahan"). Sementara bilangan pecahan berada di dalam
bilangan real, yang dipakai untuk menyajikan besaran-besaran kontinu. Bilangan real
diperumum menjadi bilangan kompleks. Inilah langkah pertama dari jenjang bilangan yang
beranjak menyertakan kuaternion dan oktonion. Perhatian terhadap bilangan asli juga
mengarah pada bilangan transfinit, yang memformalkan konsep pencacahan ketakhinggaan.
Wilayah lain pengkajian ini adalah ukuran, yang mengarah pada bilangan kardinal dan
kemudian pada konsepsi ketakhinggaan lainnya: bilangan alef, yang memungkinkan
perbandingan bermakna tentang ukuran himpunan-himpunan besar ketakhinggaan.

Bilangan
Bilangan asli Bilangan bulat Bilangan real Bilangan kompleks
rasional

Ruang

Pengkajian ruang bermula dengan geometri – khususnya, geometri Euklides. Trigonometri


memadukan ruang dan bilangan, dan mencakupi Teorema Pythagoras yang terkenal.
Pengkajian modern tentang ruang memperumum gagasan-gagasan ini untuk menyertakan
geometri berdimensi lebih tinggi, geometri non-Euklides (yang berperan penting di dalam
relativitas umum) dan topologi. Besaran dan ruang berperan penting di dalam geometri
analitik, geometri diferensial, dan geometri aljabar. Di dalam geometri diferensial terdapat
konsep-konsep buntelan serat dan kalkulus lipatan.

Di dalam geometri aljabar terdapat penjelasan objek-objek geometri sebagai himpunan


penyelesaian persamaan polinom, memadukan konsep-konsep besaran dan ruang, dan juga
pengkajian grup topologi, yang memadukan struktur dan ruang. Grup lie biasa dipakai untuk
mengkaji ruang, struktur, dan perubahan. Topologi di dalam banyak percabangannya
mungkin menjadi wilayah pertumbuhan terbesar di dalam matematika abad ke-20, dan
menyertakan konjektur Poincaré yang telah lama ada dan teorema empat warna, yang hanya
"berhasil" dibuktikan dengan komputer, dan belum pernah dibuktikan oleh manusia secara
manual.

Geometri
Geometri Trigonometri Topologi Geometri fraktal
diferensial

Perubahan

Memahami dan menjelaskan perubahan adalah tema biasa di dalam ilmu pengetahuan alam
dan kalkulus telah berkembang sebagai alat yang penuh-daya untuk menyelidikinya. Fungsi-
fungsi muncul di sini sebagai konsep penting untuk menjelaskan besaran yang berubah.
Pengkajian kaku tentang bilangan real dan fungsi-fungsi berperubah real dikenal sebagai
analisis riil, dengan analisis kompleks lapangan yang setara untuk bilangan kompleks.

Hipotesis Riemann, salah satu masalah terbuka yang paling mendasar di dalam matematika,
dilukiskan dari analisis kompleks. Analisis fungsional memusatkan perhatian pada ruang
fungsi (biasanya berdimensi tak-hingga). Satu dari banyak terapan analisis fungsional adalah
mekanika kuantum.

Banyak masalah secara alami mengarah pada hubungan antara besaran dan laju
perubahannya, dan ini dikaji sebagai persamaan diferensial. Banyak gejala di alam dapat
dijelaskan menggunakan sistem dinamik; teori kekacauan (chaos mempertepat jalan-jalan di
mana banyak sistem ini memamerkan perilaku deterministik yang masih saja belum
terdugakan.

Kalkulus Persamaan Sistem Analisis


Kalkulus Teori chaos
vektor diferensial dinamik kompleks

Struktur

Banyak objek matematika, semisal himpunan bilangan dan fungsi, memamerkan struktur
bagian dalam. Sifat-sifat struktural objek-objek ini diselidiki di dalam pengkajian grup,
gelanggang, lapangan dan sistem abstrak lainnya, yang mereka sendiri adalah objek juga. Ini
adalah lapangan aljabar abstrak. Sebuah konsep penting di sini yakni vektor, diperumum
menjadi ruang vektor dan dikaji di dalam aljabar linear. Pengkajian vektor memadukan tiga
wilayah dasar matematika: besaran, struktur, dan ruang. Kalkulus vektor memperluas
lapangan itu ke dalam wilayah dasar keempat, yakni perubahan. Kalkulus tensor mengkaji
kesetangkupan dan perilaku vektor yang dirotasi. Sejumlah masalah kuno tentang Kompas
dan konstruksi garis lurus akhirnya terpecahkan oleh Teori Galois.

Teori bilangan Aljabar abstrak Teori grup Teori order

Dasar dan filsafat

Untuk memperjelas dasar-dasar matematika, bidang logika matematika dan teori himpunan
dikembangkan, juga teori kategori yang masih dikembangkan. Kata majemuk "krisis dasar"
mejelaskan pencarian dasar kaku untuk matematika yang mengambil tempat pada dasawarsa
1900-an sampai 1930-an.[66] Beberapa ketaksetujuan tentang dasar-dasar matematika berlanjut
hingga kini. Krisis dasar dipicu oleh sejumlah silang sengketa pada masa itu, termasuk
kontroversi teori himpunan Cantor dan kontroversi Brouwer-Hilbert.

Logika matematika diperhatikan dengan meletakkan matematika pada sebuah kerangka kerja
aksiomatis yang kaku, dan mengkaji hasil-hasil kerangka kerja itu. Logika matematika adalah
rumah bagi Teori ketaklengkapan kedua Gödel, mungkin hasil yang paling dirayakan di
dunia logika, yang (secara informal) berakibat bahwa suatu sistem formal yang berisi
aritmetika dasar, jika suara (maksudnya semua teorema yang dapat dibuktikan adalah benar),
maka tak-lengkap (maksudnya terdapat teorema sejati yang tidak dapat dibuktikan di dalam
sistem itu).
Gödel menunjukkan cara mengonstruksi, kumpulan sembarang aksioma bilangan teoretis
yang diberikan, sebuah pernyataan formal di dalam logika yaitu sebuah bilangan sejati-suatu
fakta teoretik, tetapi tidak mengikuti aksioma-aksioma itu. Oleh karena itu, tiada sistem
formal yang merupakan aksiomatisasi sejati teori bilangan sepenuhnya. Logika modern
dibagi ke dalam teori rekursi, teori model, teori pembuktian terpaut dekat dengan ilmu
komputer teoretis.

Logika matematika Teori himpunan Teori kategori

Matematika diskret

Matematika diskret adalah nama lazim untuk lapangan matematika yang paling berguna di
dalam ilmu komputer teoretis. Ini menyertakan teori komputabilitas, teori kompleksitas
komputasional dan teori informasi. Teori komputabilitas memeriksa batasan-batasan berbagai
model teoretis komputer, termasuk model yang dikenal paling berdaya - Mesin turing.

Teori kompleksitas adalah pengkajian traktabilitas oleh komputer; beberapa masalah, meski
secara teoretis terselesaikan oleh komputer, tetapi cukup mahal menurut konteks waktu dan
ruang, tidak dapat dikerjakan secara praktis, bahkan dengan cepatnya kemajuan perangkat
keras komputer. Teori informasi memusatkan perhatian pada banyaknya data yang dapat
disimpan pada media yang diberikan, oleh sebab itu berkenaan dengan konsep-konsep
semisal pemadatan dan entropi.

Sebagai lapangan yang relatif baru, matematika diskret memiliki sejumlah masalah terbuka
yang mendasar. Yang paling terkenal adalah "Masalah P versus NP", salah satu Masalah
Milenium.[67]

Kombinatorika Teori komputasi Kriptografi Teori graf

Matematika terapan

Matematika terapan berkenaan dengan penggunaan alat matematika abstrak guna


memecahkan masalah-masalah konkret di dalam ilmu pengetahuan, bisnis dan wilayah
lainnya. Salah satu bagian penting di dalam matematika terapan adalah statistika, yang
menggunakan teori peluang sebagai alat dan membolehkan penjelasan, analisis dan
peramalan gejala di mana peluang berperan penting. Sebagian besar percobaan, survey dan
pengkajian pengamatan memerlukan statistika. (Tetapi banyak statistikawan tidak
menganggap mereka sendiri sebagai matematikawan, melainkan sebagai kelompok sekutu.)
Analisis numerik menyelidiki metode komputasional untuk memecahkan masalah-masalah
matematika secara efisien yang biasanya terlalu lebar bagi kapasitas numerik manusia,
analisis numerik melibatkan pengkajian galat pembulatan atau sumber-sumber galat lain di
dalam komputasi.

Matematika murni

Matematika murni merupakan cabang matematika yang digunakan untuk pengembangan


prinsip-prinsip matematika. Bahasan pada matematika murni tidak mempertimbangkan
penerapan praktis matematika dalam sains. Kehadiran matematika murni bertujuan untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul selama penerapan matematika murni dalam berbagai
disiplin ilmiah.[68]

Fisika matematika

Mekanika fluida

Analisis numerik

Optimisasi

Teori peluang

Statistika

Matematika keuangan

Teori permainan

Biologi matematika

Kimia matematika

Ekonomi matematika

Teori kontrol

Dalam masyarakat
Lihat pula: Matematikawan dan Pendidikan matematika

Bahkan ketika sulit, matematika memiliki kemampuan luar biasa untuk melintasi batas-batas
budaya dan periode waktu. Namun, sebagai aktivitas manusia, praktik matematika juga
memiliki sisi sosial, termasuk perhatian seperti pendidikan, karir, pengakuan, dll.

Masalah penghargaan dan hadiah

Kategori utama: Penghargaan Matematika

Sisi lempeng bagian depan Medali Fields

Penghargaan paling bergengsi dalam matematika adalah Medali Fields,[69][70] didirikan pada
tahun 1936 dan diberikan setiap empat tahun (kecuali sekitar Perang Dunia II) kepada
sebanyak empat orang.[71][72] Ini adalah ekivalen Hadiah Nobel untuk matematika.[72]

Penghargaan bergengsi lainnya meliputi:

 Penghargaan Abel, dilembagakan pada tahun 2002[73] dan pertama dianugerahkan


pada tahun 2003[74]
 Medali Chern untuk pencapaian seumur hidup,[75] diperkenalkan pada tahun 2010[76]
 Penghargaan Wolf dalam bidang matematika, juga untuk pencapaian seumur hidup,[77]
dilembagakan pada tahun 1978[78]

Daftar masyhur 23 soal terbuka, disebut "Masalah Hilbert", disusun pada tahun 1900 oleh
matematikawan Jerman David Hilbert.[79] Daftar ini mendapat sambutan hebat di kalangan
matematikawan[80], dan setidaknya 13 soal (tergantung cara menafsirkan) kini telah
diselesaikan.[79] Daftar baru dari tujuh soal penting, berjudul "Masalah Milenium", diterbitkan
pada tahun 2000. Hanya satu dari mereka, hipotesis Riemann, menggandakan salah satu
masalah Hilbert. Solusi untuk semua soal ini dijanjikan hadiah 1 juta dolar.[81] Kini, hanya
satu dari masalah ini yang telah diselesaikan, yaitu konjektur Poincaré.[82]
Lihat pula
Portal Matematika

 Abacus
 Bahasa pemrograman
 Daftar simbol matematika
 Diskalkulia
 Filsafat matematika
 Hari Matematika Internasional
 Jangka sorong
 Kalkulator
 Kompas
 Komputer
 Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
 Matematika dan seni
 Matematika diskret
 Matematika Islam
 Matematika keuangan
 Matematika murni
 Matematika rekreasi
 Matematika terapan
 Matematika Yunani
 Matematikawan
 Pendidikan matematika
 Penggaris
 Pola
 Software analisis statistik
o Proyek R
o SPSS
o SAS
 Struktur matematika

Catatan
1.

 Tidak ada perupaan atau penjelasan tentang wujud fisik Euklides yang dibuat selama masa
hidupnya yang masih bertahan dari zaman kuno. Oleh karena itu, penggambaran Euklides di
dalam karya seni bergantung pada daya khayal seniman (lihat Euklides).
  Untuk mempertimbangkan suatu komputasi besar dapat diandalkan dalam pembuktian,
seseorang biasanya memerlukan dua komputasi menggunakan peranti lunak yang independen

3.  Buku yang berisi bukti lengkap memiliki lebih dari 1.000 halaman.

Referensi
1.
 "mathematics, n.". Oxford English Dictionary. Oxford University Press. 2012. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 16 Nopember 2019. Diakses tanggal 16 Juni 2012. The science of
space, number, quantity, and arrangement, whose methods involve logical reasoning and
usually the use of symbolic notation, and which includes geometry, arithmetic, algebra, and
analysis.
  Kneebone, G.T. (1963). Mathematical Logic and the Foundations of Mathematics: An
Introductory Survey. Dover. hlm. 4. ISBN  978-0-486-41712-7. Mathematics ... is simply the
study of abstract structures, or formal patterns of connectedness.
  LaTorre, Donald R.; Kenelly, John W.; Biggers, Sherry S.; Carpenter, Laurel R.;
Reed, Iris B.; Harris, Cynthia R. (2011). Calculus Concepts: An Informal Approach to the
Mathematics of Change. Cengage Learning. hlm.  2. ISBN  978-1-4390-4957-0. Calculus is
the study of change—how things change, and how quickly they change.
  Ramana (2007). Applied Mathematics. Tata McGraw–Hill Education. hlm. 2.10.
ISBN 978-0-07-066753-2. The mathematical study of change, motion, growth or decay is
calculus.
  Ziegler, Günter M. (2011). "What Is Mathematics?". An Invitation to Mathematics:
From Competitions to Research. Springer. hlm. vii. ISBN 978-3-642-19532-7.
  Mura, Roberta (Dec 1993). "Images of Mathematics Held by University Teachers of
Mathematical Sciences". Educational Studies in Mathematics. 25 (4): 375–85.
doi:10.1007/BF01273907. JSTOR 3482762.
  Tobies, Renate; Helmut Neunzert (2012). Iris Runge: A Life at the Crossroads of
Mathematics, Science, and Industry. Springer. hlm. 9. ISBN 978-3-0348-0229-1. [I]t is first
necessary to ask what is meant by mathematics in general. Illustrious scholars have debated
this matter until they were blue in the face, and yet no consensus has been reached about
whether mathematics is a natural science, a branch of the humanities, or an art form.
  Lynn Steen (29 April 1988). The Science of Patterns Science, 240: 611–616. dan
diikhtisarkan di Association for Supervision and Curriculum Development. Diarsipkan 2007-
09-29 di Wayback Machine., ascd.org
  Keith Devlin, Mathematics: The Science of Patterns: The Search for Order in Life,
Mind and the Universe (Scientific American Paperback Library) 1996, ISBN 978-0-7167-
5047-5
  Jourdain.
  Peirce, p.97
  Einstein, p. 28. Kutipan ini adalah jawaban Einstein terhadap pertanyaan: "betapa
mungkin bahwa matematika, di samping yang lain tentunya, menjadi ciptaan pemikiran
manusia yang terbebas dari pengalaman, begitu luar biasa bersesuaian dengan objek-objek
kenyataan?" Dia juga memperhatikan Keefektifan tak ternalar Matematika di dalam Ilmu
Pengetahuan Alam.
  Eves
  Peterson
  Peterson 2001, hlm. 12.
  Wigner, Eugene (1960). "The Unreasonable Effectiveness of Mathematics in the
Natural Sciences". Communications on Pure and Applied Mathematics. 13 (1): 1–14.
Bibcode:1960CPAM...13....1W. doi:10.1002/cpa.3160130102. Diarsipkan dari versi asli
tanggal February 28, 2011.
  Wise, David. "Eudoxus' Influence on Euclid's Elements with a close look at The
Method of Exhaustion". jwilson.coe.uga.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Juni 2019.
Diakses tanggal 26 Oktober 2019.
  "mathematic (n.)". Online Etymology Dictionary. Diarsipkan dari versi asli tanggal
March 7, 2013.
  Both meanings can be found in Plato, the narrower in Republic 510c Diarsipkan 24
Februari 2021 di Wayback Machine., tetapi Plato tidak menggunakan kata math-; Aristoteles
menggunakannya, memberi tanggapan terhadapnya. μαθηματική. Liddell, Henry George;
Scott, Robert; A Greek–English Lexicon at the Perseus Project. OED Online, "Mathematics".
  Boas, Ralph (1995) [1991]. "What Augustine Didn't Say About Mathematicians". Lion
Hunting and Other Mathematical Pursuits: A Collection of Mathematics, Verse, and Stories
by the Late Ralph P. Boas, Jr. Cambridge University Press. hlm. 257. ISBN 978-0-88385-
323-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Mei 2020. Diakses tanggal 17 Januari 2018.
  The Oxford Dictionary of English Etymology, Oxford English Dictionary, sub
"mathematics", "mathematic", "mathematics"
  "maths, n." dan "math, n.3" Diarsipkan 4 April2020 di Wayback Machine.. Oxford
English Dictionary, on-line version (2012).
  S. Dehaene, G. Dehaene-Lambertz and L. Cohen, Abstract representations of numbers
in the animal and human brain, Trends in Neuroscience, Vol. 21 (8), Aug 1998, 355-361.
http://dx.doi.org/10.1016/S0166-2236(98)01263-6.
  Sebagai contoh, periksalah Raymond L. Wilder, Evolution of Mathematical Concepts;
an Elementary Study, passim
  Zaslavsky, Claudia. (1999). Africa Counts  : Number and Pattern in African Culture.
Chicago Review Press. ISBN 978-1-61374-115-3. OCLC  843204342. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 31 Maret 2021. Diakses tanggal 29 Mei 2020.
  Kline 1990, Chapter 1.
  Kline 1990, Chapter 1.
  Boyer 1991, "Mesopotamia" pp. 24–27.
  Sevryuk
  Franklin, James (2009-07-08). Philosophy of Mathematics. hlm. 104–106. ISBN 978-
0-08-093058-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 06 September 2015. Diakses tanggal 01
Juli 2020.
  Cajori, Florian (1893). A History of Mathematics. American Mathematical Society
(cetak ulang 1991). hlm. 285–86. ISBN 978-0-8218-2102-2.
  Gold, Bonnie; Simons, Rogers A. (2008). Proof and Other Dilemmas: Mathematics
and Philosophy. MAA.
  Johnson, Gerald W.; Lapidus, Michel L. (2002). The Feynman Integral and Feynman's
Operational Calculus. Oxford University Press.
  Eugene Wigner, 1960, "The Unreasonable Effectiveness of Mathematics in the Natural
Sciences, Diarsipkan 2011-02-28 di Wayback Machine." Komunikasi pada Matematika
Murni dan Terapan 13(1): 1–14.
  Hardy, G. H. (1940). A Mathematician's Apology. Cambridge University Press.
  Gold, Bonnie; Simons, Rogers A. (2008). Proof and Other Dilemmas: Mathematics
and Philosophy. MAA.
  Aigner, Martin; Ziegler, Gunter M. (2001). Proofs from the Book. Springer.
  Ivars Peterson, The Mathematical Tourist, Freeman, 1988, ISBN 978-0-7167-1953-3.
hal. 4 "Beberapa pihak mengeluh bahwa program komputer tidak dapat diverifikasi dengan
benar", (mengacu pada bukti Haken–Apple terhadap Teorema Empat Warna).
  Penggunaan Aneka Lambang Matematika Terdini (memuat banyak referensi yang
lebih jauh)
  "Earliest Uses of Various Mathematical Symbols". Diarsipkan dari versi asli tanggal
February 20, 2016. Diakses tanggal September 14, 2014.
  Kline 1990, hlm. 140, mengenai Diophantus; hal. 261, mengenai Vieta.
  Lihatlah bukti palsu untuk contoh sederhana dari hal-hal yang bisa salah di dalam bukti
formal. sejarah Teorema Empat Warna berisi contoh-contoh bukti-bukti salah yang tanpa
sengaja diterima oleh para matematikawan lainnya pada saat itu.
  Ivars Peterson, Wisatawan Matematika, Freeman, 1988, ISBN 0-7167-1953-3. p. 4
"Sedikit keluhan akan ketidakmampuan program komputer memeriksa secara wajar,"
(merujuk kepada bukti Haken-Apple terhadap Teorema Empat Warna).
  Patrick Suppes, Axiomatic Set Theory, Dover, 1972, ISBN 978-0-486-61630-8. hal. 1,
"Di antara banyak cabang matematika modern, teori himpunan menduduki tempat yang unik:
dengan sedikit pengecualian, entitas-entitas yang dipelajari dan dianalisis dalam matematika
dapat dianggap sebagai himpunan khusus atau kelas objek tertentu."
  "The science checklist applied: Mathematics". undsci.berkeley.edu. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 27 Oktober 2019. Diakses tanggal 2019-10-27.
  Meinhard E. Mayer (2001). "The Feynman Integral and Feynman's Operational
Calculus". Physics Today. 54 (8): 48. Bibcode:2001PhT....54h..48J. doi:10.1063/1.1404851.
  Waltershausen 1965, hlm. 79.
  du Sautoy, Marcus (June 25, 2010). "Nicolas Bourbaki". A Brief History of
Mathematics. Berlangsung pada min. 12:50. BBC Radio 4. Diarsipkan dari versi asli tanggal
December 16, 2016. Diakses tanggal October 26, 2017.
  Bishop, Alan (1991). "Environmental activities and mathematical culture".
Mathematical Enculturation: A Cultural Perspective on Mathematics Education. Norwell,
Massachusetts: Kluwer Academic Publishers. hlm. 20–59. ISBN 978-0-792-31270-3.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Desember 2020. Diakses tanggal 5 April 2020.
  Shasha, Dennis Elliot; Lazere, Cathy A. (1998). Out of Their Minds: The Lives and
Discoveries of 15 Great Computer Scientists. Springer. hlm. 228.
  Nickles, Thomas (2013). "The Problem of Demarcation". Philosophy of
Pseudoscience: Reconsidering the Demarcation Problem. Chicago: The University of
Chicago Press. hlm. 104.
  Pigliucci, Massimo (2014). "Are There 'Other' Ways of Knowing?". Philosophy Now.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Mei 2020. Diakses tanggal 6 April 2020.
  "Mathematics Subject Classification 2010" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF)
tanggal May 14, 2011. Diakses tanggal November 9, 2010.
  Balaguer, Mark (2016). "Platonism in Metaphysics". Dalam Zalta, Edward N. The
Stanford Encyclopedia of Philosophy (edisi ke-Musim Semi 2016). Metaphysics Research
Lab, Stanford University. Diakses tanggal 2 April 2022.
  Hardy, G. H. (1940). A Mathematician's Apology. Cambridge University Press.
ISBN 978-0-521-42706-7.
  Misalnya, lihatlah pernyataan Bertrand Russell "Matematika, jika dilihat dengan benar,
tidak hanya memiliki kebenaran, tetapi juga keindahan tertinggi ..." dalam karyanya History
of Western Philosophy
  Borel, Armand (March 2017). "Mathematics: Art and Science". EMS Newsletter. 3
(103): 37–45. doi:10.4171/news/103/8  . ISSN 1027-488X.
  Snapper, Ernst (September 1979). "The Three Crises in Mathematics: Logicism,
Intuitionism, and Formalism". Mathematics Magazine. 52 (4): 207–16.
doi:10.2307/2689412. JSTOR 2689412.
  Iemhoff, Rosalie (2020). "Intuitionism in the Philosophy of Mathematics". Dalam
Zalta, Edward N. The Stanford Encyclopedia of Philosophy (edisi ke-Fall 2020).
Metaphysics Research Lab, Stanford University. Diakses tanggal April 2, 2022.
  Waltershausen
  Shasha, Dennis Elliot; Lazere, Cathy A. (1998). Out of Their Minds: The Lives and
Discoveries of 15 Great Computer Scientists. Springer. hlm. 228.
  Popper 1995, p. 56
  Ziman
  "Fields Medal kini disepakati paling dikenal dan paling berpengaruh di dalam
matematika." Monastyrsky
  Riehm
  Luke Howard Hodgkin & Luke Hodgkin, A History of Mathematics, Oxford University
Press, 2005.
  Clay Mathematics Institute Diarsipkan 2013-10-14 di Wayback Machine. P=NP
  Kartasasmita, dkk. (1993). Kamus Matematika: Matematika Dasar (PDF). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 75. ISBN 979-459-017-7.
  Monastyrsky 2001, hlm. 1: "Medali Fields sekarang tidak dapat disangkal lagi
merupakan penghargaan paling terkenal dan paling berpengaruh dalam matematika."
  Riehm 2002, hlm. 778–82.
  "Fields Medal | International Mathematical Union (IMU)". www.mathunion.org.
Diakses tanggal 21 Februari 2022.
  "Fields Medal". Maths History (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Februari
2022.
  "About the Abel Prize | The Abel Prize". abelprize.no. Diakses tanggal 2022-01-23.
  "Abel Prize | mathematics award | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa
Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022.
  "CHERN MEDAL AWARD" (PDF). www.mathunion.org. 1 Juni 2009. Diarsipkan dari
versi asli (PDF) tanggal 17 Juni 2009. Diakses tanggal 21 Februari 2022.
  "Chern Medal Award | International Mathematical Union (IMU)".
www.mathunion.org. Diakses tanggal 23 Januari 2022.
  Chern, S. S.; Hirzebruch, F. (September 2000). Wolf Prize in Mathematics (dalam
bahasa Inggris). doi:10.1142/4149. ISBN 978-981-02-3945-9.
  "The Wolf Prize". Wolf Foundation (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli
tanggal 12 Januari 2020. Diakses tanggal 23 Januari 2022.
  "Hilbert's Problems: 23 and Math". Simons Foundation (dalam bahasa Inggris). 2020-
05-06. Diakses tanggal 23 Januari 2022. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah;
nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  Newton, Tommy (2007). "A New Approach to Hilbert's Third Problem" (PDF).
www.wku.edu. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 22 Januari 2013. Diakses tanggal 21
Februari 2022.
  "The Millennium Prize Problems | Clay Mathematics Institute". www.claymath.org.
Diakses tanggal 23 Januari 2022.

82.  "Millennium Problems | Clay Mathematics Institute". www.claymath.org. Diakses


tanggal 23 Januari 2022.

Pustaka
 Benson, Donald C., The Moment of Proof: Mathematical Epiphanies, Oxford
University Press, USA; New Ed edition (December 14, 2000). ISBN 0-19-513919-4.
 Boyer, Carl B., A History of Mathematics, Wiley; 2 edition (March 6, 1991). ISBN 0-
471-54397-7. — A concise history of mathematics from the Concept of Number to
contemporary Mathematics.
 Courant, R. and H. Robbins, What Is Mathematics?: An Elementary Approach to
Ideas and Methods, Oxford University Press, USA; 2 edition (July 18, 1996). ISBN 0-
19-510519-2.
 Davis, Philip J. and Hersh, Reuben, The Mathematical Experience. Mariner Books;
Reprint edition (January 14, 1999). ISBN 0-395-92968-7. — A gentle introduction to
the world of mathematics.
 Einstein, Albert (1923). "Sidelights on Relativity (Geometry and Experience)". P.
Dutton., Co.
 Eves, Howard, An Introduction to the History of Mathematics, Sixth Edition,
Saunders, 1990, ISBN 0-03-029558-0.
 Gullberg, Jan, Mathematics — From the Birth of Numbers. W. W. Norton &
Company; 1st edition (October 1997). ISBN 0-393-04002-X. — An encyclopedic
overview of mathematics presented in clear, simple language.
 Hazewinkel, Michiel (ed.), Encyclopaedia of Mathematics. Kluwer Academic
Publishers 2000. — A translated and expanded version of a Soviet mathematics
encyclopedia, in ten (expensive) volumes, the most complete and authoritative work
available. Also in paperback and on CD-ROM, and online [1].
 Jourdain, Philip E. B., The Nature of Mathematics, in The World of Mathematics,
James R. Newman, editor, Dover, 2003, ISBN 0-486-43268-8.
 Kline, Morris, Mathematical Thought from Ancient to Modern Times, Oxford
University Press, USA; Paperback edition (March 1, 1990). ISBN 0-19-506135-7.
 Monastyrsky, Michael. "Some Trends in Modern Mathematics and the Fields Medal"
(PDF). Canadian Mathematical Society. Diakses pada 28 Juli 2006.
 Oxford English Dictionary, second edition, ed. John Simpson and Edmund Weiner,
Clarendon Press, 1989, ISBN 0-19-861186-2.
 The Oxford Dictionary of English Etymology, 1983 reprint. ISBN 0-19-861112-9.
 Pappas, Theoni, The Joy Of Mathematics, Wide World Publishing; Revised edition
(June 1989). ISBN 0-933174-65-9.
 Peirce, Benjamin. "Linear Associative Algebra". American Journal of Mathematics
(Vol. 4, No. 1/4. (1881): 97–229. JSTOR.
 Peterson, Ivars, Mathematical Tourist, New and Updated Snapshots of Modern
Mathematics, Owl Books, 2001, ISBN 0-8050-7159-8.
 Paulos, John Allen (1996). A Mathematician Reads the Newspaper. Anchor. ISBN 0-
385-48254-X.
 Popper, Karl R. (1995). "On knowledge". In Search of a Better World: Lectures and
Essays from Thirty Years. Routledge. ISBN 0-415-13548-6.
 Riehm, Carl (2002). "The Early History of the Fields Medal" (PDF). Notices of the
AMS. AMS. 49 (7): 778–782.
 Sevryuk, Mikhail B. (2006). "Book Reviews" (PDF). Bulletin of the American
Mathematical Society. 43 (1): 101–109. doi:10.1090/S0273-0979-05-01069-4.
Diakses tanggal 2006-06-24.
 Waltershausen, Wolfgang Sartorius von (1856, repr. 1965). Gauss zum Gedächtniss.
Sändig Reprint Verlag H. R. Wohlwend. ASIN B0000BN5SQ ASIN: B0000BN5SQ
Periksa nilai |asin= (bantuan). ISBN 3-253-01702-8.
 Ziman, J.M., F.R.S.. "Public Knowledge:An essay concerning the social dimension of
science".

Pranala luar
Cari tahu mengenai Matematika pada proyek-proyek Wikimedia lainnya:
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary
Gambar dan media dari Commons
Berita dari Wikinews
Kutipan dari Wikiquote
Teks sumber dari Wikisource
Buku dari Wikibuku

 Preceptorial Kumpulan materi dan soal matematika SD, SMP, SMA


 Sejarah Matematika
 Buku-buku matematika bebas Kumpulan buku matematika bebas.
 Penerapan Aljabar SMA
 Encyclopaedia of Mathematics ensiklopedia online dari Springer, Karya referensi
pascasarjana dengan lebih dari 8.000 judul, mencerahkan hampir 50.000 gagasan di
dalam matematika.
 Situs HyperMath di Georgia State University
 Perpustakaan FreeScience Diarsipkan 2015-05-12 di Wayback Machine. Bagian
matematika dari perpustakaan FreeScience
 Rusin, Dave: The Mathematical Atlas Diarsipkan 2004-04-03 di Wayback Machine..
Panduan wisata melalui aneka macam matematika modern. (Juga dapat ditemukan di
sini Diarsipkan 2006-10-06 di Wayback Machine..)
 Polyanin, Andrei: EqWorld: The World of Mathematical Equations. Sebuah sumber
online yang memusatkan perhatian pada fisika matematika, aljabar, diferensial biasa,
diferensial parsial, integral, dan persamaan-persamaan matematika lainnya.
 Cain, George: Buku teks Matematika Online tersedia online secara bebas.
 Matematika dan Logika: Searah matematika formal, gagasan-gagasan logis,
linguistik, dan metodologis. Di dalam Kamus Sejarah Gagasan.
 Riwayat Hidup Matematikawan. Arsip Sejarah Matematika MacTutor sejarah
ekstensif dan kutipan dari matematikawan termasyhur.
 Metamath. Sebuah situs dan sebuah bahasa, yang memformalkan matematika dari
dasar-dasarnya.
 Nrich, sebuah situs peraih hadiah bagi para siswa berusia sejak lima tahun dari
Universitas Cambridge
 Taman Masalah Terbuka, sebuah wiki dari masalah matematika terbuka
 Planet Math. Sebuah ensiklopedia matematika online yang masih dibangun,
memusatkan perhatian pada matematika modern. Menggunakan GFDL,
memungkinkan pertukaran artikel dengan Wikipedia. Menggunakan pemrograman
TeX.
 Beberapa aplet matematika, di MIT
 Weisstein, Eric et al.: MathWorld: World of Mathematics. Sebuah ensiklopedia online
matematika.
 Patrick Jones' Tutorial Video tentang Matematika

 l
 b
 s

Matematika (Bidang matematika)


Fondasi  Filsafat matematika
 Logika matematika
 Teori himpunan
 Teori informasi
 Teori kategori

 Abstrak
 Elementer
 Linear
Aljabar  Multilinear
 Teori Lie
 Teori representasi

 Kalkulus
 Analisis fungsional
Analisis  Persamaan diferensial
 Teori sistem dinamis

 Kombinatorika
 Teori graf
Diskret  Teori order
 Teori permainan

 Aljabar
 Analitis
 Diferensial
 Diskret
Geometri
 Euklides
 Hingga
 Trigonometri

 Ilmu komputer
 Analisis numerik (Topik)
Komputasi  Teori komputasi
 Optimisasi matematika

 Aritmetika
 Geometri Diophantine
Teori
 Teori bilangan aljabar
bilangan
 Teori bilangan analitis

 Aljabar
 Diferensial
Topologi
 Geometris

Terapan  Biologi matematis


 Fisika matematis
 Ekonomi matematis
 Kimia matematika
 Psikologi matematis
 Statistika
 Statistika matematika
 Teori kendali
 Teori peluang

 Matematika murni
 Matematika terapan
Divisi  Matematika diskret
 Matematika komputasi

 Matematika dan seni


 Matematika rekreasi
Topik terkait  Pendidikan matematika
 Sejarah matematika

 Kategori
 Portal matematika
 Kerangka
 Daftar

Pengawasan otoritas
 Integrated Authority File (Jerman)
Umum
 Spanyol
 Prancis (data)
 Ukraina
 Amerika Serikat
Perpustakaan
 Jepang
nasional
 Republik Ceko
 Israel
 The NLK id KSH2000000191 is not valid.

 Historical Dictionary of Switzerland


Lain-lain  Microsoft Academic

Kategori:

 Halaman yang menggunakan sidebar dengan parameter child


 Artikel Wikipedia dengan kesalahan penanda NLK identifiers
 Matematika
 Ilmu formal
 Kata dan frasa Yunani
 Artikel topik utama

 Halaman ini terakhir diubah pada 13 Juni 2022, pukul 08.39.


 Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan
tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

 Kebijakan privasi
 Tentang Wikipedia
 Penyangkalan
 Tampilan seluler
 Pengembang
 Statistik
 Pernyataan kuki

Anda mungkin juga menyukai