Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET

DAN TEKNOLOGI

Desain dan Kebijakan Kurikulum


PAUD

Januari 2022
Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan
Pengembangan dan penetapan kurikulum prototipe sebagai kebijakan nasional dilakukan
secara bertahap untuk memastikan bahwa desainnya sudah tepat untuk mendorong
transformasi pembelajaran di sekolah dan daerah yang beragam.

Pemulihan
Pandemi Pandemi
Pra pandemi pembelajaran 2024
2020 - 2021 2021 - 2022
2022 - 2024

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, kurikulum nasional
(Kur-2013 yang Kurikulum Prototipe di dan Kurikulum berdasarkan evaluasi
disederhanakan) SP dan SMK PK Prototipe sebagai opsi terhadap kurikulum
bagi semua satuan pada masa pemulihan
pendidikan pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2


Siswa pengguna Kurikulum Darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik daripada
pengguna Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosio-ekonominya

Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss
dari 8 provinsi (April-Mei 2021) menunjukkan perbedaan hasil belajar numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi
yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi)

Capaian dengan
Capaian dengan Kurikulum Darurat
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 482 482 517 Proyeksi
capaian jika
tidak ada
Selisih Skor learning loss
Numerasi
Capaian Indikasi Learning Loss (-5 bulan pembelajaran) 522
Kurikulum Darurat 517
Numerasi
+4 bulan manfaat Kurikulum Darurat (+4 bulan)

Proyeksi
capaian jika
Capaian dengan Capaian dengan tidak ada
Kurikulum 2013 Kurikulum Darurat learning loss
Kurikulum 2013 532 532 570 583
Selisih Skor
Indikasi Learning Loss (-6 bulan pembelajaran)
Literasi Capaian
Kurikulum Darurat 570
Literasi
+4 bulan manfaat Kurikulum Darurat (+4 bulan)

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 3
(NUMERASI) Manfaat penggunaan Kurikulum Darurat lebih besar pada siswa dari kelompok rentan

Literasi ibu Buku teks di rumah Wilayah tempat tinggal

Kurikulum 2013 384 Kurikulum 2013 402 Kurikulum 2013 399


Siswa dengan Siswa yang Siswa di
Ibu yang tidak tidak memiliki Wilayah
bisa membaca buku teks Tertinggal
Kurikulum Darurat 448 Kurikulum Darurat 452 Kurikulum Darurat 450

+8 +6 +6
bulan bulan bulan

Kurikulum 2013 495 Kurikulum 2013 496 Kurikulum 2013 496


Siswa dengan Siswa yang
Siswa di
Ibu yang bisa memiliki buku
Wilayah Maju
membaca teks di rumah
Kurikulum Darurat 522 Kurikulum Darurat 522 Kurikulum Darurat 521

+4 bulan +4 bulan +3 bulan

Berdasarkan hasil survei INOVASI & Puslitjak terhadap 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di
20 kab/kota dari 8 provinsi (April-Mei 2021)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4
(LITERASI) Manfaat penggunaan Kurikulum Darurat lebih besar pada siswa dari kelompok rentan

Literasi ibu Buku teks di rumah Wilayah tempat tinggal

Kurikulum 2013 424 Kurikulum 2013 424 399


Siswa di Kurikulum 2013
Siswa dengan Siswa yang
Ibu yang tidak tidak memiliki Wilayah
bisa membaca buku teks Tertinggal
Kurikulum Darurat 480 Kurikulum Darurat 480 Kurikulum Darurat 480

+6 bulan +6 bulan +5 bulan

Kurikulum 2013 547 Kurikulum 2013 549 Kurikulum 2013 550


Siswa dengan Siswa yang
Siswa di
Ibu yang bisa memiliki buku
Wilayah Maju
membaca teks di rumah
Kurikulum Darurat 578 Kurikulum Darurat 577 Kurikulum Darurat 576

+4 bulan +3 bulan +3 bulan

Berdasarkan hasil survei INOVASI & Puslitjak terhadap 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di
20 kab/kota dari 8 provinsi (April-Mei 2021)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5
Kurikulum Darurat efektif memitigasi learning loss karena membantu guru untuk
fokus pada materi esensial dan menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam
untuk mengembangkan karakter dan kompetensi dasar

Penyederhanaan tergambar pada jumlah Data kualitatif mengonfirmasi bahwa guru merasa terbantu untuk melihat
kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia materi yang esensial, sehingga bisa merancang dan menerapkan pembelajaran
yang mengalami penurunan antara 42% (SMA yang lebih baik. Modul literasi-numerasi dari Kemendikbud Ristek juga sering
peminatan) sampai 68% (SMP). disebutkan sebagai alat bantu yang bermanfaat untuk penerapan kurikulum.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6


Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan


kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis,
kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan
spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum
dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin
dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau
materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum
dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah,
lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7


Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta
memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe memiliki beberapa


karakteristik utama yang mendukung pemulihan
pembelajaran:

Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan


1
soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak
mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian;
nalar kritis; kreativitas).
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu
2 cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
3 yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the
right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks
dan muatan lokal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8


Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
Memirsa dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
terpisah-pisah. dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
Berbicara &
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
Mempresentasikan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9


Adaptasi Kurikulum Prototipe
di SD NU Al-Mustaniroh, Gresik, Jawa Timur
● Di tengah keterbatasan sarana prasarana dan pemahaman mengenai kurikulum prototipe, guru
tetap membuat modul ajar dan menerapkan di kelas. Guru menggunakan metode diskusi
kelompok, peragaan di halaman sekolah dan mulai menggunakan laptop, video, dan proyektor
dalam pengajaran.

● Siswa terlihat semangat ketika pembelajaran menggunakan proyektor untuk menyajikan materi.
Siswa juga lebih semangat melakukan pembelajaran di luar kelas dibanding di dalam kelas.

● Di kelas 1, guru menggunakan media kartu yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan
angka-angka dan melaksanakan pembelajaran di halaman sekolah dengan menggelar tikar. Suasana pembelajaran dengan metode
diskusi kelompok di kelas 4
● Dalam pelaksanaan PSP ini, siswa terlihat tertarik dengan bahan ajarnya yang menampilkan
gambar yang menarik. Bagi siswa kelas 1 cara ini mendorong antusiasme mereka untuk
berpikir kritis mengenai gambar yang ada di bahan ajar tersebut.

“Sekolah menjadi lebih baik melalui pembelajaran-pembelajaran yang memberikan guru ruang
berinovasi. Sebenarnya di buku guru itu sudah ada petunjuk untuk melakukan apa, namun kita diberi
kebebasan untuk melakukan hal lain. Kami juga dapat menentukan metode sendiri untuk
pembelajaran”

(Wawancara Guru Ima, SD NU Al-Mustaniroh, 18/09/2021) Suasana pembelajaran


di luar ruangan pada kelas 1

Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 KementerianPendidikan,


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 10
10
Penerapan Kurikulum Prototipe
di SMP Negeri 4 Poco Ranaka, Manggarai Timur
Setiap perubahan membutuhkan proses Implementasi Profil Pelajar
adaptasi. Mulanya guru mengeluhkan Pancasila mengasah kerja
perubahan menuju Sekolah Penggerak. sama dan kreativitas
Mereka tampak kebingungan dengan guru. Projek pertama yang
implementasi modul ajar dan bagaimana dilakukan SMPN 4 Poco
menyiasati program digitalisasi sekolah. Ranaka dilaksanakan
dengan menggabungkan
Namun proses adaptasi itu mengalami beberapa materi ajar
kemajuan. Sejak menjadi sekolah seperti Pendidikan
penggerak, para guru di SMPN 4 Poco Kewarganegaraan, Bahasa
Gb 1. Ruang kelas sederhana yang didesain Ranaka menjadi terbiasa dengan Indonesia, IPS, dan Seni
untuk membuat proses belajar lebih interaktif Budaya menjadi satu
penerapan teknologi dan proses
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktivitas yaitu berkunjung
menarik dengan berbasis diskusi. Siswa ke rumah adat.
dilatih untuk berpikir kritis dan berani
mengemukakan pendapat dalam Tokoh adat menjelaskan
menanggapi permasalahan yang dengan antusias
dihadirkan oleh guru untuk tugas bagaimana sejarah dan
kelompok. budaya di Desa Watu
Lanur.
Guru terdorong lebih optimal
memahami karakteristik siswa, SMPN 4 Poco Ranaka
sehingga mengetahui bagaimana harus melaksanakan projek
menghadapi minat siswa yang yang berbeda setiap
berbeda-beda. Guru juga sering Gb 3. Aktivitas Projek Penguatan Profil bulan. Antusiasme guru
melakukan refleksi di ruang guru. Pelajar Pancasila bersama guru dan
Tokoh Adat
dan siswa dalam
Gb 2. Siswa mencari sinyal di pohon mangga pelaksanaan projek
untuk mengerjakan PR yang berbasis digital
memang sangat terlihat.
Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi penjurusan tidak diberlakukan pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini Informatika menjadi mata Di kelas 10 pelajar Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
dan penanaman karakter • Untuk memahami pelajaran wajib menyiapkan diri untuk dua kelompok mata pelajaran, yaitu
melalui kegiatan lingkungan sekitar, mata menentukan pilihan mata Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
bermain-belajar berbasis pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru pelajaran di kelas 11. Mata kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki hambatan
buku bacaan anak digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk pelajaran yang dipelajari dari 60% ke 70% intelektual, capaian
mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru pemula, serupa dengan di SMP pembelajarannya sama
Fase Fondasi untuk Pengetahuan Alam dan sehingga guru mata pelajaran Penerapan pembelajaran berbasis dengan sekolah reguler
meningkatkan kesiapan Sosial (IPAS) tidak harus berlatar belakang Di kelas 11 dan 12 pelajar projek dengan mengintegrasikan yang sederajat, dengan
bersekolah pendidikan informatika mengikuti mata pelajaran dari mata pelajaran terkait. menerapkan prinsip
• Integrasi computational Kelompok Mapel Wajib, dan
Pembelajaran berbasis modifikasi kurikulum
thinking dalam mata Pembelajaran berbasis memilih mata pelajaran dari
projek untuk penguatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
pelajaran Bahasa projek untuk penguatan profil kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
profil Pelajar Pancasila menjadi mata pelajaran wajib Sama dengan pelajar di
Indonesia, Matematika, Pelajar Pancasila dilakukan dan Keterampilan Vokasi
dilakukan melalui kegiatan minimal 6 bulan (1 semester). sekolah reguler, pelajar di
dan IPAS minimal 3 kali dalam satu sesuai minat, bakat, dan
perayaan hari besar dan SLB juga menerapkan
tahun ajaran aspirasinya
perayaan tradisi lokal • Bahasa Inggris sebagai Pelajar dapat memilih mata pembelajaran berbasis
mata pelajaran pilihan pelajaran di luar program projek untuk menguatkan
Pembelajaran berbasis
keahliannya Pelajar Pancasila dengan
projek untuk penguatan profil
Pembelajaran berbasis mengusung tema yang
Pelajar Pancasila dilakukan
projek untuk penguatan profil Alokasi waktu khusus projek sama dengan sekolah
minimal 3 kali dalam satu
Pelajar Pancasila dilakukan penguatan profil pelajar reguler, dengan kedalaman
tahun ajaran, dan pelajar
minimal 2 kali dalam satu Pancasila dan Budaya Kerja untuk materi dan aktivitas sesuai
menulis esai ilmiah sebagai
tahun ajaran peningkatan soft skill (karakter dari dengan karakteristik dan
syarat kelulusan
dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi 12
Teknologi
Buku sebagai sarana belajar dan bermain untuk mengembangkan
fondasi literasi dan karakter anak

Pengalaman anak dengan


buku akan menjadi fondasi
bagi pengembangan literasi
dan karakter mereka.
PAUD perlu memberi
pengalaman yang membuat
anak senang dan terbiasa
dengan buku sebagai teman
belajar dan bermain.
Jangan menekankan baca
tulis sebagai keterampilan
mekanis. Biarlah itu menjadi
konsekuensi logis dari
pengalaman berliterasi melalui
buku.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13


Mengeksplorasi buku bisa menjadi aktivitas untuk
menumbuhkan nilai-nilai moral, imajinasi, empati,
nalar, kreativitas, dan banyak karakter lain.

https://literacycloud.org/stories/309-i-like-your-way/

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14


Kegiatan literasi bukan sekara membacakan buku, namun melibatkan aktivitas
yang lebih kaya baik sebelum, pada saat, sampai setelah selesai membaca.

Sebelum membaca: Saat membaca: Setelah membaca:


● Mengajak anak memilih ● Mengaitkan benda, ● Membuat alternatif
buku. tema, atau kejadian jalan cerita.
● Mendiskusikan sampul dengan kehidupan ● Mengekspresikan tema,
buku: apa judulnya, anak-anak: siapa yang cerita, atau tokoh dalam
apakah tahu arti pernah mengalami, gambar atau karya lain.
kata-kata dalam judul, siapa yang memiliki ● Membuat drama atau
ada gambar apa saja, benda ini di rumah, dst. permainan peran (role
kira-kira bercerita ● Mendiskusikan gambar playing).
tentang apa? di tiap halaman. ● Merancang permainan
● Bercerita tentang ● Menebak apa yang akan seputar tema buku.
penulis dan ilustrator. terjadi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 16
Pemilihan buku

● Buku yang bagus adalah


yang menarik minat
anak.
● Sediakan beragam
pilihan buku (tingkat
kesulitan, jenis, dan
tema).
● Tentu guru harus
memastikan tidak ada
konten yang berbahaya
untuk anak.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 17


Panduan-panduan pembelajaran untuk guru PAUD dapat diakses melalui laman Sistem
Informasi Buku Indonesia (SIBI) di https://buku.kemdikbud.go.id/buku-sekolah-penggerak

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 18

Anda mungkin juga menyukai