Anda di halaman 1dari 23

AMENOREA

Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Seorang wanita

dikatakan amenorea primer apabila wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mengalami

haid, sedangkan pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian

tidak lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih

sulit untuk diketahui sperti kelainan congenital dan kelainan genetik. Di sisi lain, amenorea

sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita

seperti gangguan gizi, gangguan metabolism, tumor, penyakit infeksi dan penyebab lainnya.

(Wiknjosastro, 2005)

Penyebab amenorea dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium, uterus

dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda

maskulinisasi, adanya galaktorea, cacat bawaan, uji esterogen dan progesterone yang negatif,

adanya penyakit lain (sperti tuberkulosis, penyakit hati, diabetes mellitus, kanker), infertilitas

atau stress berat. Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan,

adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan berat atau

penurunan berat badan yang mencolok. Pemeriksaan ginekologik yang dilakukan adalah

pemeriksaan genitalia interna/ eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji

progesterone. (Mansjoer, 2005)

PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)

PCOS adalah suatu sindrom dimana terjadi pembesaran ovarium (1,5 sampai 3 kali

lebih besar dari ovarium normal) dan terdapatnya kantong-kantong berisi cairan atau kista.

PCOS dapat berpengaruh pada sikulus terhadapa siklus menstruasi, fertilitas, hormone,

produksi insulin, jantung, pembuluh darah dan gambarannya. PCOS merupakan bentuk dari
hiperandrogenisme yang terjadi karena ketidak seimbangan hormonal ovarium dimana terjadi

produksi yang berlebihan dari androgen sehingga dapat menebabkan hirsuitisme dan dapat

disertai dengan ovulasi yang tidak teratur atau anovulasi dan infertilitas. (Lange,1997;

Heffner, 2006)

Etiologi dari PCOS sampai sekarang tidak diketahui dengan pasti tetapi dipercaya

kuat ada kaitannya dengan resistensi insulin, suatu kondisi yang mana sel-sel tubuh menjadi

kurang sensitive terhadap hormone insulin sehingga kerja insulin yang bertanggungjawab

dalam menatur control kadar gula darah dalam tubuh manusia menjadi abnormal.

(Lange,1997; Heffner, 2006)

Manifestasi klinis yang dapat dijumpai pada penderita PCOS adalah berupa

hirsutisme, obesitas, acne, oligo atau amenore, perdarahan uterus, disfungsi dan infertilitas.

Masalah terbanyak yang ditemukan adalah infertilitas. Untuk criteria laboratories yang perlu

diperhatikan adalah hasil pemeriksaan kadar hormone reproduksi dan insulin. Selain itu hasil

pemeriksaan laparoskopi akan memberikan inspeksi langsung ovarium dimana akan

ditemukan keadaan pembesaran dan polikistik namun terkadang hal ini dapat terlihat normal

pada gambaran laparoskopi. Diagnosis PCOS dibuat ketika terdapat 2 dari 3 kriteria Oligo

atau anovulasi, hiperandrogenisme (acne, pertumbuhan rambut berlebihan, acne, peningkatan

LH dan indeks androgen) serta morfologi ovarium polikistik pada pemeriksaan USG dimana

gambaran ini pada satuovarium saja sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. (Lange,1997;

Heffner, 2006)

GANGGUAN POROS HIPOTALAMUS-HIPOFISIS

Gangguan poros hipotalamus-hipofisis yang akan dipaparkan pada tijauan pustaka

kali ini adalah sindrom amenorea galaktorea serta amenorea hipotalamik. Pada sindrom

amenorea galaktorea ditemukan amenorea dan dari kelenjar mammae dapat dikeluarkan air

seperti air susu. Penyebabnya adalah gangguan produksi Releasing Factor dengan akibat
menurunnya kadar FSH dan LH dan gangguan produksi factor penghambat prolaktin dengan

akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Biasanya penderita juga agak gemuk dan dapat

ditemukan sesudah kehamilan. (Wiknjosastro, 2005)

Pada amenorea hipotalamik fungsi yang terganggu adalah pada fungsicyclic centre

yang bertanggungjawab terhadap peningkatan hormon gonadotropin khususnya LH dan

menyebabkan ovulasi. Pada keadaan ini hanya tonic centre yang berfungsi dimana tugasnya

adalah mengatur produksi FSH dan LH sehari-hari. Sehingga hormon-hormon gonadotropin

dibentuk, tetapi tidak cukup untuk menimbulkan ovulasi karena tidak ada lonjakan LH.

Diagnosis dibuat atas dasar keadaan umum yang baik, khususny tidak ada penyakit-penyakit

endokrin atau gejala-gejala yang menunjukkan adanya tumor hipofisis. (Wiknjosastro, 2005)

TUMOR HIPOFISIS

Diantara sebab-sebab amenorea tumor hipofisis merupakan sebab yang jarang

dijumpai, sebaliknua pada penderita dengan tumor hipofisis adanya amenorea merupakan

gejala yang sering terdapat. Gejala-gejala adalah sakit kepala dan gangguan penglihatan visus

perifer. Biasanya tumor sudah lama ada sebelum gejala-gejala timbul. Kecurigaan adanya

tumor hipofisis timbul apabila seorang wanita dengan amenorea mengeluh tentang sakit

kepala dan gangguan penglihatan. Foto rontgen dari sella tursika dan pembatasan visus

perifer akan memperkuat diagnosis. (Wiknjosastro, 2005)


OUI

Plasenta Previa: Perdarahan Antepartum


DEFINISI

Plasenta Previa adalah merupakan perdarahan antepartum pada trimester ketiga.

Perdarahan yang terjadi pada implantasi plasenta, yang menutupi sebagian atau

seluruh osteum uteri internum.

Klasifikasi Plasenta Previa

1. Plasenta previa totalis:

a. Menutupi osteum uteri internum seluruhnya pada pembukaan 4 cm.

b. Plasenta previa sentralis adalah salah satu bentuk penutupan yang sentral plasenta

sesuai atau identik dengan garis tengah osteum uteri internum.

2. Plasenta previa lateralis, bila menutupi osteum uteri internum sebagian pada

pembukaan 4 cm.

3. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada tepi osteum uteri internum

pada pembukaan 4 cm.

4. Plasenta previa letak rendah, bila tepi bawah plasenta masih dapat disentuh dengan

jari, melalui osteum uteri internum pada pembukaan 4 cm.

INSIDENSI

Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5% dari seluruh kelahiran. Dari seluruh kasus

perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab yang terbanyak. Oleh karena

itu, pada kejadian perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan

lebih dahulu.
ETIOLOGI

Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang endometriumnya kurang

baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua.

Keadaan ini bisa ditemukan pada:

a. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.

b. Mioma uteri.

c. Kure tasi yang berulang.

d. Umur lanjut.

e. Bekas seksio sesarea.

f. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.

Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan

hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok beraf(lebih dari 20 batang

sehari).

Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas

untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan mendekati atau

menutup ostium uteri internum. Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan

zigot mencari tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium

uteri internum.

Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada

eritroblastosis, diabetes melitus, atau kehamilan multipel.

TANDA DAN GEJALA

1. Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri.

Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun; baru waktu

ia bangun, ia merasa bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan karena plasenta

previa baru timbul setelah bulan ke tujuh. Hal ini disebabkan oleh:
a. Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda

dari abortus.

b. Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara plasenta

dan dinding rahim. Keterangannya sebagai berikut:

Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada dinding rahim karena isi

rahim lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri; akibatnya istmus uteri

tertarik menjadi bagian dinding korpus uteri yang disebut segmen

bawah rahim. Pada plasenta previa, tidak mungkin terjadi tanpa

pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan

bergantung pada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan tarikan pada

istmus uteri. Jadi, dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk

menimbulkan perdarahan, tetapi sudah jelas dalam persalinan his

pembukaan menyebabkan perdarahan karena bagian plasenta di atas

atau dekat ostium akan terlepas dari dasarnya. Perdarahan pada

plasenta previa terjadi karena terlepasnya plasenta dari dasarnya.

Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang-ulang karena setelah

terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim. Oleh karena itu,

regangan dinding rahim dan tarikan pada serviks berkurang, tetapi

dengan majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan

perdarahan baru. Darah terutama berasal dari ibu ialah dari ruangan

intervilosa, tetapi dapat juga berasal dari anak jika jonjot terputus atau

pembuluh darah plasenta yang lebih besar terbuka.

2. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim

sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pinto atas panggul.


3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa

lebih sering disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa

lateral dan marginal serta robekannya marginal, sedangkan plasenta letak rendah,

robekannya beberapa sentimeter dari tepi plasenta.

Bahaya untuk ibu pada plasenta previa, yaitu:

a. Syok hipovolemik.

b. Infeksi—sepsis.

c. Emboli udara (jarang).

d. Kelainan koagulopati sampai syok.

e. Kematian.

Bahaya untuk anak, yaitu:

a. Hipoksia.

b. Anemi.

c. Kematian.

Hamil Anggur (Mola Hidatidosa)

Patofisiologi

Hamil anggur (mola hidatidosa) adalah kehamilan yang mengalami kelainan pada

janin/kegagalan pertumbuhan janin. dalam keadaan normal, setelah terjadi pembuahan, zigot

akan berimplantasi (menempel) pada dinding uterus. Pada dinding endometrium terbentuk

jonjot (villi) chorialis yang melindungi dan memberikan nutrisi pada zigot dan selanjutnya

akan menjadi plasenta. Pada kasus mola hidatidosa, terjadi kelainan pada chorion villi,
sehingga janin akan mati, dan villi2 yang tadi akan keluar dalam bentuk mola (gelembung)

seperti anggur. Kelainan ini muncul pada minggu ke 4-5 kehamilan.

Penyebab

a. villi chorialis mengalami degenerasi, sel2 trofoblast-nya rusak

b. kelainan peredaran darah pada villi chorialis, sehingga janin tidak mendapat nutrisi

Gejala

a. Layaknya orang hamil, tanda awal persis kehamilan biasa, misalnya terlambat haid,

keluhan mual, muntah. Hanya saja keluhan tersebut lebih hebat. Jika diperiksa tes

kehamilan, hasilnya positif juga.

b. Selain gejala umum di atas, tanda-tanda lain diantaranya:

c. Tidak ada tanda-tanda gerakan janin

d. Rahim nampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat 2 bulan, rahim

nampak seperti hamil 4 bulan

e. Keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan

Pemeriksaan Penunjang

a. USG

b. pemeriksaan patologi anatomi

c. pemeriksaan lab : hormon HCG meningkat

Penatalaksanaan

a. Curetage : pengeluaran sisa gelembung mola dari dalam rahim

Komplikasi

a. kalau sisa villi tidak dikeluarkan, sisa2 itu akan berproliferasi (tumbuh) menjadi

kanker (chorio Carsinoma)


Penyebab & Tanda-Tanda Keguguran
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang

dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Berdasarkan variasi berbagai batasan

yang ada tentang usia / berat lahir janin viable (yang mampu hidup di luar kandungan),

akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin

mencapai berat 500 g atau usia kehamilan 20 minggu. (terakhir, WHO/FIGO 1998 : 22

minggu)

Penyebab Keguguran.

a. Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat

berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan

dikeluarkan tubuh.

b. Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sisterm hormonal (bisa hormon

prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan

tubuh, infeksi menahun, dan penyakit berat yang diderita si ibu hamil.

c. Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya

miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan

lain yaitu rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang

sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya

mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.

d. Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.

e. Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok,

mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki

gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.


Manifetasi Klinis

1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.

2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,

tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu

badan normal atau meningkat.

3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi

4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang

akibat kontraksi uterus

5. Pemeriksaan ginekologi :

a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi,

tercium/tidak bau busuk dari vulva

b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah

tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan

berbau busuk dario ostium.

c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak

jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia

kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan

adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.

Tanda-tanda atau ciri anda keguguran adalah sbb :

a. Perdarahan

Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi bisa hanya

berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampai perdarahan hebat. Kadang-

kadang terdapat bagian jaringan yang robek yang ikut keluar bersamaan dengan
darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim yang terkoyak atau kantung

ketuban yang robek.

b. Kram atau Kejang Perut

Tanda ini rasanya mirip seperti kram perut pada awal datang bulan. Biasana kram ini

berlangsung berulang-ulang dalam periode waktu yang lama. Kram atau kejang juga

dapat terjadi di daerah panggul

c. Nyeri Pada Bagian Bawah Perut

Rasa nyeri pada bagian bawah perut terjadi dalam waktu cukup lama. Selain di sekitar

perut, rasa sakit juga dapat terjadi di bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah

alat kelamin. Nyeri ini terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah

muncul gejala perdarahan.

Jenis-jenis keguguran yang mungkin terjadi adalah:

1. Ancaman keguguran (abortus imminens)

Tandanya:

a. Hasil pembuahan (embrio) lepas sebagian, atau terjadi perdarahan di belakang

tempat embrio menempel.

b. Embrio masih di dalam rahim dan bertahan hidup, sehingga umumnya bisa

diselamatkan.

2. Abortus insipiens

Tandanya:

a. Sebagian jaringan embrio sudah turun dan berada di mulut rahim, tapi seluruh

embrio masih berada di dalam rahim.

b. Kemungkinan untuk melanjutkan proses kehamilan dan mempertahankan

embrio sangat kecil.


3. Abortus tidak lengkap (inkomplet)

Tandanya:

a. Sebagian jaringan embrio sudah terlepas dari dinding rahim, dan biasanya ada

sebagian jaringan yang sudah berada di mulut rahim.

b. Apabila perdarahan yang terjadi tidak kunjung berhenti, embrio/janin harus

segera dikeluarkan.

4. Abostus lengkap (komplet)

Tandanya:

a. Embrio yang sudah berbentuk janin, sudah terlepas sama sekali dari dinding

rahim.

b. Biasanya terjadi di awal masa kehamilan, yakni ketika plasenta belum

terbentuk.

c. Janin akan keluar dari rahim, baik secara spontan maupun dengan alat

bantu.guan kehamilan.

Tindakan Mencegah Keguguran.

Seperti sudah disinggung sebelumnya, keguguran terjadi ditandai perdarahan. Itu

sebabnya seorang ibu hamil jika mengalami perdarahan sedikit apa pun, harus segera

menghubungi dokter. Sedikit atau banyak darah yang keluar, perdarahan ini harus

segera ditangani. Biasanya dokter akan mencegah jangan sampai janin keluar. Antara

lain dengan meminta calon ibu melakukan istirahat total (bed rest), disertai pemberian

obat-obatan seperti dupaston atau gestanon. Selain itu akan dilakukan pemeriksaan

USG untuk mengetahui dengan pasti apakah janin masih ada atau sudah gugur. Bila

tak ada janin tapi tanda-tanda kehamilan masih ada, hal ini dalam ilmu kedokteran

disebut blighted ovum(BO). Bila keadaan sudah demikian, dokter akan mengambil
tindakan kuretase, yaitu pengerokan pada rahim dengan tujuan mengosongkan rongga

rahim. Bila disebabkan infeksi, dokter akan mengobati infeksinya lebih dahulu. Jika

infeksi sudah dipastikan sembuh, ibu tersebut baru diperbolehkan hamil kembali. Jika

keguguran akibat mulut rahim yang lemah, maka pada kehamilan berikutnya akan

dilakukan tindakan operasi pengikatan mulut rahim.

Kapan boleh hamil lagi?

Pertanyaan tentang kapan timing yang tepat untuk hamil lagi memang sering muncul.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan setiap individu. “Misalnya, kasus

keguguran yang dulu itu hamil setelah menstruasi, Anda boleh hamillagi.

Kondisi seperti apa, sih , yang dianggap tidak normal? Bila kehamilan lalu merupakan

hamil anggur. Masalahnya, keguguran akibat hamil anggur berpotensi untuk jadi

penyakit trofoblas ganas. Yaitu, semacam tumor dalam rahim yang terbentuk dari

jaringan sel-sel bagian luar pada awal terbentuknya janin, dan bisa menyebar sampai

ke paru-paru, otak atau hati. Pada kondisi ini, diperlukan treatment sekitar 6 bulan .

Kalau tidak ada tanda-tanda keganasan pada trofoblas, barulah Anda boleh hamil lagi.

pertama atau bukan? Penyebabnya apa? Umur Anda sekarang berapa? Kondisi Anda

bagaimana? Kalau semuanya normal-normal saja, sekitar 2-3 bulan.


Hiperemesis gravidarum (mual dan muntah)
1. Pengertian :

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20

minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan

sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan

menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti

Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.Etiologi:

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-

perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh

kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan

faktor lain yang ditemukan :

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,

mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada

mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa

faktor hormone memegang peranan, karena pada kedua keadaan

tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu

tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.

c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga

disebut sebagai salah satu faktor organik.

d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini

walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum

belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan

pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap


tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang

dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar

terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena

kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru

sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.

2. Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar

estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik

hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat

berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita

hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil

muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya

elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya

terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama,

disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah

menderita lambung

spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum

yang berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat

dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak

sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi

butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan

cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan

plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air

kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke


jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan

Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,

bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan

terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

3. Gejala Dan Tanda

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)

tingkatan yaitu :

Tingkatan I :

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,

ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan

nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,

tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering

dan mata cekung.

Tingkatan II :

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang,

lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-

kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata

menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.

Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai

aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

Tingkatan III:

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat

dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf
yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus

dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat

makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah

tanda adanya payah hati.

4. Penatalaksanaan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan

memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari

tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh

hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan

dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

1. Obat-obatan

Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang

dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan

antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti

histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin

2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan

peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama

24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan

berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang

serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi

latar

belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral

Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan

protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-

3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin,

khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan

protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

5. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.

Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan

memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan

perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam

keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.

Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil,

oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi

dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada

organ vital.

5. Diet

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan

bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam


semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama

beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.

Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman

tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal

gizi kecuali vitamin A dan D.

c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.

Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

ANTE NATAL CARE (ANC)


Ante Natal Care (ANC) adalah Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim

TUJUAN :

a. Pengawasan : Kesehatan Ibu,

b. Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi kehamilan, menetapkan resiko

kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)

c. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother

d. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi

e. Mengantarkan pulihnya kesh. Ibu optimal

BUKTI KEHAMILAN

1. PRESUMTIF ( Bukti Subyektif)


a. Amenorea

b. Perubahan payudara

c. Mual & muntah (morning sickness)

d. Frekuensi berkemih

e. Leukorea

f. Tanda Chadwiek’s

g. Quickening

2. PROBABILITAS (Bukti Obyektif)

a. Pertumbuhan & perubahan uterus

b. Tanda Hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)

c. Ballotement (lentingan janin dl uterus saat palpasi)

d. Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)

e. Perubahan Abdomen

f. Pembesaran abdomen

g. Striae Gravidarum

h. Pigmentasi pada linea nigra

3. ABSOLUT (Bukti Positif)

a. Terdengar DJJ

b. Teraba bagian anak oleh pemeriksa

c. Terlihat hasil konsepsi dg USG

d. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM

a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL)

b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)


c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik)

USG

a. Jenis kelamin

b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion,

Empat Manuver Leopold (Pemeriksaan ANC

Kehamilan)

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care adalah pemeriksaan Leopold.

Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui

presentasi (kedudukan) bagian tubuh janin dalam uterus (rahim). Empat pemeriksaan

Leopold tersebut adalah:

Leopold I

Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa

yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).

Teknik pemeriksaan

a. Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan

untuk meraba fundus.

b. Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri

c. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah

keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).

d. Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,

kurang bundar, dan kurang melenting.


e. Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.

Menentukan usia kehamilan

a. Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.

b. Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan

pusat.

c. Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.

d. Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.

e. Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.

f. Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara

prosesus xipoideus dan pusat.

g. Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus

xipoideus.

h. Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara

prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan

pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).

Leopold II

Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua

sisi perut ibu.

Teknik pemeriksaan

a. menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut ibu,

raba (palpasi) kedua bagian sisi perut ibu.

Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu

a. bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan.

b. bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas

dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
Leopold III

Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di

bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu

atas panggul.

Teknik pemeriksaan

a. Pemeriksa hanya menggunakan satu tangan. (Lihat gambar!)

b. Bagian yang teraba, bisa kepala, bisa juga bokong (Lihat Leopold I!)

c. Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan atau tidak. Apabila

tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas panggul.

Leopold IV

Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian

bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah

memasuki pintu atas panggul.

Teknik pemeriksaan

a. pemeriksa menghadap kaki pasien

b. dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa (bokongkah atau kepalakah?)

yang terletak di bagian bawah perut ibu.

Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul

a. Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin

memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa

jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).

Anda mungkin juga menyukai