Anda di halaman 1dari 13

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)


BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

Oleh

Kelompok 3 :

Yantik

Susiani

Diak Kartika Dewi

Agus Rudi Kismanto

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN

PROBOLINGGO

2022
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah


Pokok Bahasan : Benigna Prostat Hiperplasi
Sasaran : Pasien, keluarga pasien, dan pengunjung
Tempat : Ruang Melati RSAB
Waktu : 1 x 30 menit

A. LATAR BLAKANG
Di seluruh dunia, hampir 30 juta pria yang menderita gejala yang berkaitan dengan
pembesaran prostat, di USA hampir 14 juta pria mengalami hal yang sama.
BP merupakan penyakit tersering kedua di klinik urologi di Indonesia setelah batu saluran
kemih. Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan
sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di Indonesia berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta
pria diantaranya menderita gejala saluran kemih bagian bawah (Lower Urinary Tract
Symptoms/LUTS) akibat BPH.7 BPH mempengaruhi kualitas kehidupan pada hampir 1/3
populasi pria yang berumur > 50 tahun. Penyakit ini akan ditemukan pada umur kira kira
45 tahun dan ferkuensi makin bertambah sesuai dengan bertambahnya umur, sehingga
diatas umur 80 tahun kira kira 80% menderita penyakit ini.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 meni tpeserta mampu mengetahui dan
memahami tentang benigna prostat hiperplasi (BPH).
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian benigna prostat hiperplasi (BPH)

2. Mengetahui penyebab benigna prostat hiperplasi (BPH)


3. Mengetahui tanda dan gejala benigna prostat hiperplasi (BPH)
4. Mengetahui derajat benigna prostat hiperplasi (BPH)
5. Mengetahui penatalaksanaan benigna prostat hiperplasi (BPH)
6. MengetahuiTips Hidup Sehat Agar Terhindar BPH
C. MATERI (terlampir)
D. METODE
1. Ceramah : Asus Rudi Kismanto
2. Tanya Jawab : Susiani
E. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD, PPT
F. KRITERIA EVALUASI
Kriteria evaluasi struktur :
1. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)
2. Melakukan konsultasi Satuan Acara Penyuluhan yang telah disusun dengan
pembimbing
3. Melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan
4. Membentuk pengorganisasian dalam pelaksanaan penyuluhan, dengan susunan
sebagai berikut .
a) Penyaji : Dian Kartika Dewi
b) Moderator : Susiani
c) Observer : Yantik
d) Fasilitator : Agus Rudi Kismanto

5. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan


penyuluhan

G. JADWAL KEGIATAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Orientasi 5 menit 1. Pembukaan Menjawab salam
2. Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam Memperhatikan
3. Memperkenalkan diri Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
5. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
menyampaikan kontrak
waktu

Kerja 20 menit 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan


benigna prostat hiperplasi
(BPH)
2. Menjelaskan penyebab
benigna prostat hiperplasi
(BPH)
3. Menjelaskan tanda dan
gejala benigna prostat
hiperplasi
(BPH)
4. Menjelaskan derajat benigna
prostat hiperplasi (BPH)
5. Menjelaskan penatalaksaan
benigna prostat hiperplasi
(BPH)
6. Tips Hidup Sehat Agar
Terhindar BPH

Terminasi 5 menit 1. Memberikan kesempatan Bertanya dan Menjawab


untuk bertanya pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan
3. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
4. Memberi salam penutup

4.
Memberi
salam
penutup

Kriteria evaluasi proses :


1. Penyuluhan diharapkan berjalan dengan lancar
2. Peserta penyuluhan datang tepat waktu
3. Peserta penyuluhan antusias terhadap materi dan aktif bertanya
4. Peserta penyuluhan tidak meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai
5. Penyuluhan dapat berlangsung sesuai dengan kontrak waktu
6. Struktur organisasi dapat melaksanakan tugas sesuai peran dengan baik

Kriteria evaluasi hasil :


1. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan tentang
materi penyuluhan sebelum penyuluhan dilaksanakan.
2. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan
setelah penyampaian materi penyuluhan.
3. Peserta menanggapi materi yang telah disampaikan penyaji
MATERI PENYULUHAN
PENGENALAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI (BPH)

A. Pengertian Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)


Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah suatu keadaan di mana kelenjar prostat
mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat
aliran urin dengan menutup orifisium uretra. BPH merupakan kondisi patologis yang
paling umum pada pria. (Smeltzer dan Bare, 2002). Sedangkan menurut Price & Wilson
(2005) adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan. Secara umum BPH adalah
pembesaran kelenjar prostat non kanker yang dapat disebabkan karena proses penuaan.
B. Penyebab Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)
Pembesaran kelenjar prostat hingga kini tak diketahui secara pasti, diduga berkaitan
dengan perubahan hormonal yang terkait penuaan. Namun ada beberapa faktor risiko
munculnya BPH, diantaranya :
 Usia > 50 tahun
 Riwayat keluarga
 Ras (ras kulit hitam resiko 2x, orang Asia resiko > rendah)
 Obesitas (terjadi peningkatan estrogen, gangguan pada prostat, penekanan pada otot
organ seksual)
 Kurang olahraga : olahraga dapat menurunkan kadar hormon DHT & obesitas)
 Merokok : nikotin pada rokok meningkatkan aktifitas enzim perusak androgen,
sehingga testosteron menurun.
 Pola diet :
- Kekurangan mineral penting seperti seng, tembaga, selenium berpengaruh pada
fungsi reproduksi pria. Terutama seng, karena dapat mengecilkan testis sehingga
testosteron menurun
- Makanan tinggi lemak dan rendah serat menyebabkan testosteron menurun
- Isoflavon dalam kedelai dapat menurunkan resiko BPH karena mempengaruhi
metabolisme testosterone
 Alkohol Konsumsi alkohol akan menghilangkan kandungan zink dan vitamin B6yang
penting untuk prostat yang sehat.. Prostat menggunakan zink 10 kali lipatdibandingkan
dengan organ yang lain. Zink membantu mengurangi kandunganprolaktin di dalam
darah. Prolaktin meningkatkan penukaran hormon testosteronkepada DHT.
 Aktivitas seksual : aktivitas seksual yang tinggi menyebabkan testosteron turun

C. Tanda dan Gejala Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)


a) Gejala pada saluran kemih bawah
1. Gejala iritatif meliputi :
- Peningkatan frekuensi berkemih
- Nokturia (terbangun pada malam hari untuk miksi)
- Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda (urgensi)
- Nyeri pada saat miksi (disuria)
2. Gejala obstruktif meliputi :
- Pancaran urin melemah
- Rasa tidak puas sehabis miksi, kandung kemih tidak kosong dengan baik
- Kalau mau miksi harus menunggu lama
- Volume urin menurun dan harus mengedan saat berkemih
- Aliran urin tidak lancar/terputus-putus
- Urin terus menetes setelah berkemih
- Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensi urin dan inkontinensia
karena penumpukan berlebih
b) Pada gejala yang sudah lanjut, dapat terjadi Azotemia (akumulasi produk sampah
nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin kronis dan volume residu yang besar.
c) Gejala di luar saluran kemih : pasien datang dengan keluhan hernia / hemoroid,
keletihan, anoreksia, mual & muntah, rasa tidak nyaman pada ulu hati, dan gagal ginjal
dapat terjadi dengan retensi kronis yg besar.
D. Derajat Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)
- Derajat 1: keluhan prostatisme, penonjolan prostat 1-2 cm, sisa urin kurang 50cc,
pancaran lemah, nokturia, berat + 20 gr.
- Derajat 2 : keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nokturia bertambahberat, panas &
menggigil, nyeri daerah pinggang, prostat lebih menonjol, batasatas masih teraba, sisa
urin 50-100 cc, berat + 20-40 gr.
- Derajat 3 : Gangguan lebih berat dari derajat 2, batas sudah tak teraba, sisa urin > 100
cc, penonjolan prostat 3-4 cm, berat 40 gr
- Derajat 4 : Inkontinensia, prostat lebih menonjol dari 4 cm, ada penyulit keginjal seperti
gagal ginjal, hidronefrosis
E. Penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasi (BPH)
a) Observasi (watchfull waiting) : biasa dilakukan pada pasien dengan keluhan
ringan.Nasehat yang diberikan adalah mengurangi minum setelah makan
malam untukmengurangi nokturia, menghindari obat-obat dekongestan, mengurangi
minum kopidan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering
miksi, kurangimakanan pedas atau asin, jangan menahan kencing terlalu lama.
Setiap 3 bulandilakukan kontrol keluhan, sisa kencing, dan pemeriksaan colok dubur.
b) Terapi obat (medikamentosa) : mengurangi resistensi otot polos prostat
dengana renergik blocker, mengurangi volume prostat dengan menurunkan kadar
hormonαtestosteron melalui penghambat 5 -reduktasαc)
c) Terapi bedah : tergantung pada beratnya gejala dan komplikasi. Indikasi absolut untuk
terapi bedah yaitu :
- Tidak menunjukkan pebaikan setelah terapi medikamentosa
- Retensi urin berulang
- Hematuri
- Tanda penurunan fungsi ginjal
- Infeksi saluran kemih berulang
- Tanda obstruksi berat seperti hidrokel
- Ada batu saluran kemih.

Prosedur operasi yang biasa dilakukan adalah :


 prostatektomi, pembedahan seperti prostatektomi dilakukan untuk membuang
jaringan prostat yang mengalami hiperplasi. Paling invasif dan dianjurkan
untukprostat yang sangat besar (±100 gram
 Insisi Prostat Transuretral ( TUIP ), Cara ini diindikasikan ketika kelenjar prostat
berukuran kecil ( 30 gram/kurang ) dan efektif dalam mengobati banyak kasus BPH.
Cara ini dapat dilakukan di klinik rawat jalan dan mempunyai angka komplikasi
lebihrendah di banding cara lainnya.
 TURP ( TransUretral Reseksi Prostat ), Operasi ini dilakukan pada prostat yang
mengalami pembesaran antara 30-60 gram. Indikasi TURP ialah gejala-gejala
darisedang sampai berat, volume prostat kurang dari 60 gram dan pasien cukup sehat
untuk menjalani operasi. Komplikasi TURP jangka pendek adalah
perdarahan, infeksi, hiponatremia atau retensio oleh karena bekuan darah
.F. Tips Hidup Sehat Agar Terhindar BPH
a. Olah raga secara teratur
b. Pertahankan BB ideal.
c. Hindari minuman beralkohol
d. Berhenti merokok
e. Minum air putih minimal 8 gelas/hari
f. Mengurangi konsumsi daging dan lemak hewan
g. Asupan produk kedelai
h. Konsumsi sayur-sayuran & buah-buahan khususnya yg mengandung anti oksidan
tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. 2014. Pleno Tutorial BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), (Online), diakses pada 16
Mei 2016
Citra, B.D. 2009. Benign Prostate Hyperplasia (BPH), (Online), diaksas 16 Mei 2016.
Mansjoer, A, et all, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapis: Jakarta.
Sjamjuhidayat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005. 782-6
Smeltzer, S.C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol 2.
EGC: Jakarta

 Usia (> 50 thn


prev

Anda mungkin juga menyukai