Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASKEP PADA PASIEN GASTRITIS

Oleh :

Yantik
NIM. 14901.08.21154

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,


kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut
(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan


inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gatritis yang lebih dikenal
dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu  gastro, yang berarti perut/lambung
dan it is yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan
penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung (Beyer, 2011. ).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan


oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti
alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2015).

.Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan Gastritis adalah suatu


peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal
dengan kerusakan “ Erosive” karena permukaan hanya pada bagian mukosa.

B. Etiologi

Menurut Brunner 2015, gastritis disebabkan oleh kuman helicobacter pylory dan
pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika
diabaikan akan menjadi kronik.

C. Klasifikasi Gastritis

1. Gastritis Akut

a) Gastritis akut tanpa perdarahan

b) Gastritis akut dengan perdarahan


Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan
makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme
penyebab penyaklit, iritasi bahan semacam alcohol, aspirin, NSAID, lisiol, serta
bahan kososif lain, refluks empedu dan cairan pancreas.

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benogna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobakteri pylory (H.pylory).

3. Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluks
dari deudenum.

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada penderita gastritis adalah :

1. Tanda dan gejala gastritis akut. Pada anamnese biasanya didapatkan keluhan
abdomen yang tidak jelas seperti mual, muntah dan anoreksia sehingga
menyebabkan pemenuhan kebutuhan nutrisi harian berkurang, intake nutrisi
tidak adekuat, kehilangan cairan dan elektrolit. Pada beberapa orang didapat
keluhan yang belih berat seperti nyeri epigastrium, muntah, perdarahan dan
hematemesis yang menimbulkan manifestasi kecemasan secara individu.
2. Tanda dan gejala gastritis kronis
a) Gastritis sel plasma
b) Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium
c) Nause sampai muntah ampedu
d) Dyspepsia
e) Anoreksia
f) Berat badan menurun
g) Keluhan yang berhubungan dengan anemia
E. Pemeriksaan Penunjang
Bila seseorang seseorang didiagnosa terkena gratritis, biasanya dilanjutkan
dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
Pemeriksaan tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti bakteri Helycobacter pylory
dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak
dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan
bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi Helycobacter pylory atau
tidak.
3. Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat Helycobacter pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunnjukkan adanya
perdarahan pada lambung.
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini memeriksa apakah terdapat ketidaknormalan pada saluran bagian atas
yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endiskop) melalui mulut dan
masuk ke dalam esofagus, lambung dana bagian atas usus kecil. Tenggorokan
akan terlebih dahulu dimati rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan
untuk memastikan apsien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sempel itu kemudian akan dibawa ke
laboratorium untuk diperksa.
Tes ini memakan waktu lebih kurang 20-30 menit. Pasien biasanya tidak
langsung pulang ketika tes ini selesai, Tetapi harus menunggu sampai efek
anestesi menghilang, lebih kurang 1-2 jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes
ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan
akibat menelan endoskopi.
5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan lebih jelas
ketika dirontgen.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Cara perawatan gastritis
a. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan
tidak merangsang lambung.
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti
makanan pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung.
c. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti, tek,
kopi, alkohol.
d. Makan secara teratur
e. Minum obat secara teratur
f. Hindari stress fisik dan psikologi
2. Pemberian obat-obatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada penyebabnya.
Pada banyak kasus gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat
sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-
obatan dapat mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga
diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis.
Katagori obat gastritis adalah :
a. Antasid : menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri
b. Acis blocker membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi
c. Proton pump inhibitor : menghilangkan produksi asam lambung dan
menghambat H pylory.
H. Komplikasi
Menurut Ali (2011), komplikasi yang mungkin muncul pada penderita gastritis
adalah :
1. Gatritis Akut
Terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas berupa hematomesis dan
melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan
saluran cerna bagian atas, perlu dibedakan dengan tukak peptic. Gambaran
klinis yang diperlukan hamper sama, namun pada tukak peptic penyebab
utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak
deudenum dan 60-90% pada tukak lambung. Giagnosa dapat ditegakkan dengan
endoskopi.
2. Gastritis kronik
Komplikasi yang muncul pada gastritis kronik adalah perdarahan bagian atas,
ulkus, perforasi dan pemeriksaan fisik tidak djumpai kelainan. Pada penderita
gastritis kronik dapat terjadi atropi lambung menyebabkan gangguan
penyerapan teritama B12 selanjutnya dapat menyebabkan anemia perniosa.
Keduanya dapat dipisahkan dengan memeriksa antibody terhadap faktor
intrinsic dalam serum arau cairan gasternya. Selain vitamin B12, penyerapan
besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik antrum pylorus dapat menyebabkan
penyempitan daerah antrum pylorus.
PATOFISIOLOGI
Endoktosia, Bakteri, Alkohol, Aspirin, Luka, Stress, Nikotin, Makanan berbumbu
Sekresi asam lambung
Defisit Pengetahuan
Mengiritasi mukosa gaster
Inflamasi pada mukosa gaster Kurang Informasi
Perubahan Status Kesehatan
Gastritis

Peradangan mukosa
Sekresi asam lambung
Perubahan status kesehatan Iritasi lambung Intake yang kurang

Stressor Sensasi nyeri Nyeri abdomen


Koping tidak adekuat Klien tdk dpt
Nyeri Akut melakukan aktifitas
Ansietas/Kecemasan
Intolerasi
Aktifitas

Atropi progresif epitel gaster

Dinding lambung menjadi tipis

Absorbsi makanan terganggu

Metabolisme KH. Protein

Anoreksia mual, muntah

Devisit Nutrisi
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

2. Riwayat kesehatan pasien

a. Riwayat kesehatan dahulu

b. Riwayat kesejatan sekarang

c. Riwayat kesehatan keluarga

d. Pola aktifitas sehari-hari (ADL) :

1) Pola nutrisi

2) Pola eliminasi

3) Pola istirahat tidur

4) Pola aktifitas

5) Aspek Bio-Psiko-Sosial dan Spiritual

e. Pemeriksaan fisik

f. Keadaan umum

g. Kesadaran

h. Faktor Psikologis

i. Toleransi/Kemampuan memahami tindakan

j. Koping

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut

2. Defisit nutrisi

3. Nausea
INTERVENSI

Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
SDKI
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 1x24 - Identifikasi lokasi,
jam diharapkan nyeri teratasi karakteristik, durasi,frekuensi,
dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun - Identifikasi respon nyeri non
- Sikap protektif menurun verbal
- Gelisah menurun - Identifikasi faktor yang
- Kesulitan tidur menurun memperberat dan
- Frekuensi nadi membaik memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping
penggunakaan anakgesik
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memberatkan rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mendiri
- Anjurkan menggunakan
abalgesik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Observasi :


keperawatan selama 1x24 - Indentifikasi status nutrisi
jam diharapkan nutrisi - Identifikasi alergi dan
membaik dengan kriteria intoleransi makanan
hasil : - Identifikasi makanan yang
- Porsi makan yang disukai
dihabiskan meningkat - Identifikasi kebutuhan lkalori
- Nyeri abdomen menurun dan jenis nutrien
- Berat badan membaik - Identifikasi perlunya
- Indeks massa tubuh penggunaan selang nasogastrik
mambaik - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badaan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan. Jika perlu
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
- Ajarkan diit yang dipropramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
- Kolaborasi dengan shli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
da jenis nutrien yang
dibutuhkan
Nausea Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual :
keperawatan selama 1x24 Observasi
jam diharapkan tingkat - Identifikasi pengalaman mual
nausea menurun, dengan - Identifikasi dampak mual
kriteria hasil : terhadap kualitas hidup
- Keluhan mual menurun - Identifikasi faktor penyebab
- Perasaan ingin muntah mual
menurun Terapeutik
- Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual
- Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual
- Berikan makanan dalam jumlah
kecil
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
- Anjurkan makan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak
- Ajarkan menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengatasi mual (akupresor)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetic jika perlu

Manajemen muntah :
Observasi
- Identifikasi karakteristik
muntah
- Identifikasi faktor penyebab
muntah
- Identifikasi kerusakan esofagus
dan faring posterior
Terapeutik
- Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah
- Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab muntah
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak
istirahat
- Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi (akupresor)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

ALI, 2011, Gastritis, EGC : Jakarta

Ardiansyah& Muhammad, 2012. Medikal Bedah untuk mahasiswa. DIVA Press :


Jogjakarta

Bayer, 2011, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama Anonimous : Jakarta.

Breunner & Suddarth, 2015, Bukun Ajar Ilmu Penyakit Dalam, EGC : Jakarta

Doengoes, 2014, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC : Jakarta

Nurarif. A.H & Kusuma H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, MediAction : jogjakarta

Suyono, Slamet. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbitan
FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai