1
Sungguh adakah cinta, jika perang adalah fakta,
dan darah adalah sejarah?
2
Di bangku dasar kaureguk pengetahuan pertama:
Perang meletus sejak di sebuah lembah
di rahim: Ketika bermiliar ekor serangga berenang
dan berburu mahkota
di kepala putik bunga
Ketika kau cuma seharga anak nyamuk
tersisip di tengah gelombang massa.
Dan kau saling menikam
Dan kita terlibat di dalamnya
Dan kitalah pemenang. Kitalah pembunuh
Dan hidup bermula dari pembunuhan.
3
Lalu ibumu mengerang
Dan kau: sang pemenang itu
melompat ke dalam waktu. Debu tumbuh,
dan berbunga. Tanah berbuah: sejarah –
4
Sungguh adakah cinta, jika perang
adalah fakta, dan darah
adalah sejarah?
Jakarta, 1999
Mitologi Kata
Karya Ahmad Nurullah
Sembahyang Rumputan
Karya Ahmadun Yosi Herfanda
aku rumputan
kekasih tuhan
di kota-kota disingkirkan
alam memeliharaku subur di hutan
aku rumputan
tak pernah lupa sembahyang
: sesungguhnya shalatku dan ibadahku
hidupku dan matiku hanyalah
bagi allah tuhan sekalian alam
aku rumputan
kekasih tuhan
seluruh gerakku
adalah sembahyang
Dan, ---
sekadar kau tahu
bahwa waktu istirah
yang dulu pernah kita janjikan
tinggal sepenggal dalam nafas yang tersengal
Tuhan,---
Ingin kureguk cintaMu menyatu dalam darahku
mengaliri setiap nafas
menghujam pada setiap detak jantungku
Tuhan,--
hamparan bumiMu adalah…
keluasan hidupku
SemestaMu adalah…..
keluasan jiwaku
Tuhan,---
Aku memang selalu merinduMu
baitku adalah namaMu
serak parau doaku adalah harapku padaMu
tapi,---
mengapa aku mengembara di negeri asing?
aku lunglai
terkubur dalam gumpalan hasrat dan nafsu
CahayaMu sunyi, sementara
tangisku…
adalah rintih malam
dikelam mimpi
Tuhan,---
tubuh ini, mata ini, nafas, dan darah ini
adalah gelombang kuasaMu
yang memercik dalam mata hatiku
Aku sadar,---
bahwa cintaMu mengarungi semesta
Aku sadar,---
bahwa kasihMu adalah oase kerinduanku
Tuhan,---
aku lagilagi berkelana di negeri asing
debu duka
debu dosa
adalah jerit panjang kerinduan
cintaku padamu
mengapa aku tersesat
di negeri asing?
aku bersimpuh…
deraian air mata
menusuk dalam sukmaku
sujud dan dzikirku
adalah saksi alam yang membisu
Tuhan,---
Aku tersesat di negeri asing
hanya maafMu
menjadi samudera kalbu
hanya cintaMu
menjadi pintu akhir hidupku
Sebab aku tahu, Tuhan
kematian adalah
keniscayaan
Surabaya, Januari 2005
*adalah baris ke-12 puisi Chairil Anwar yang berjudulDoa dalam kumpulan Deru Campur Debu