Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRI STEN

KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 1OO TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL
PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN KRISTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

Menimbang bahwa untuk memberikan pemahaman dalam hal


Pelaksanaan Bantuan Operasional di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen Kementerian Agama tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen.
Mengingat 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2012
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2OO7 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4769);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5500);
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
6. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 20 15 tentang
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 14);
7. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2Ol2
tentang Pendidikan Keagamaan Kristen sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor
27 Tallun 2016 tentang Perubahan Atas Nomor 7
Tahun 2012 tentarlg Pendidikan Keagamaan Kristen
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
886);
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
149s).
lO. Keputusan Menteri Agama Nomor 777 Tah:un 2016
tentang Pedoman Penyusunan Keputusan dan
Instrumen Hukum Lainnya pada Kementerian Agama;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN


MASYARAKAT KRISTEN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN
TINGGI KEAGAMAAN KRISTEN.

KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan


Operasional Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen,
sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan
satu bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
IiEDUA Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen sebagaimana
dimaksud pada Diktum Kesatu memberikan pemahaman
dan pedoman dalam Pelaksanaan Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen.

I(ETIGA Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keputusan


Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Nomor 314 Tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen.

I(EEMPAT Petunjuk Teknis ini tetap berlaku sampai ada perubahan


peraturan di atasnya, apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam Keputusan ini akan dilakukan perbaikan
sebagaimana semestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Februari 2019

REKTUR JENDERAL
AN MASYARAKAT KRISTEN,
o

S
v Y(
URY

( 16
119
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 1OO TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN
TINGGI KEAGAMAAN KRISTEN

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATARBELAKANG
Salah satu tujuan negara sebagaimana tercantum dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam rangka mencapai tujuan itu, negara melakukan pembangunan di
berbagai bidang termasuk bidang pendidikan tinggi yang merupakan salah
satu pilar kemajuan peradaban bangsa. Lebih penting lagi, salah satu focus
dalam T\.rjuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Deuelopment Goals
- SDGs) adalah kualitas pendidikan yang baik dengan menjamin pemerataan
pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar seumur
hidup untuk semua orang.
Tantangan dalam mencapai tujuan SDGs tersebut, di antaranya
adalah peningkatan akses ke perguruan tinggi yang terkendala mahalnya
biaya pendidikan tinggi. Dalam menjawab tantangan tersebut, UU Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mengamanatkan melalui Pasal 85
ayat (5) Pemerintah mengalokasikan dana bantuan operasional Perguruan
Tinggi Keagamaan Kristen dari anggaran fungsi pendidikan, dan ayat (6)
Pemerintah mengalokasikan paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari dana
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) untuk dana Penelitian di PTKK.
' Pengaturan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Keagamaan
Kristen (BOFrIKK) diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Nomor 6 Tahun 2016 tentang Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen. Program BOPIKK bertujuan untuk
menutupi kekurangan biaya operasional di perguruan tinggi. Pemberian
BOPIKK tidak hanya membantu meringankan beban operasional PTN tetapi
juga meningkatkan anggaran penelitian PTKK. Hal ini disebabkan Undang-
Undang Nomor 12 tahun 2Ol2 jwga mengatur bahwa minimum 30% dari
BOPIKK harus digunakan untuk biaya penelitian.

B. MANFAAT
l. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi:
a. Menutupi kekurangan biaya operasional di perguruan tinggi;
b. Mendukung peningkatan mutu layanan di perguruan tinggi;
c. Memperlancar proses pembelajaran di perguruan tinggi;
' d. Meningkatkan anggaran penelitian.
2. Manfaat Bagi Masyarakat:
Terjaminnya keberlangsungan layanan perguruan tinggi bagi mahasiswa.

C. TUJUAN
T\rjuan pemberian Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Keagamaan
Kristen adalah agar sebagian besar biaya operasional perguruan tinggi tidak
menjadi beban mahasiswa yang daya belinya tidak cukup untuk membayar
standar biaya operasional sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bagi
perguruan tinggi yang telah mencapai SPM, menjaga agar SPP (tuition)
perguruan tinggi tidak naik, oleh karena itu Bantuan Operasional Perguruan
Tinggi Keagamaan Kristen ini dapat digunakan untuk menutup kebutuhan
akan biaya operasional perguruan tinggi. Tujuan disusunnya Petunjuk
Teknis ini adalah memberikan petunjuk bagi pelaksana dan
penanggungjawab Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Keagamaan
Kristen dalam mengelola dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi
Keagamaan Kristen secara tepat guna.

D. PENGERTIAN UMUM
a. Dirjen adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
' b. Direktur adalah Direktur Pendidikan Kristen
c. PTKK adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen
d. BOPTKK adalah Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Keagamaan
Kristen

BAB II
KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN
1. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (BOPTKK)
merupakan bantuan biaya dari Pemerintah yang diberikan pada
Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen untuk membiayai kekurangan
biaya operasional sebagai akibat adanya batasan pada sumbangan
' pendidikan di perguruan tinggi negeri.
2. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (BOPIKK)
diperuntukkan bagi biay a operasional pendidikan termasuk untuk
penelitian, yang langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan
mutu lulusan namun terkendala jika seluruhnya dipungut kepada
mahasiswa.

B. SASARAN PROGRAM
Sasaran program BOPTKK adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen.

C.DASAR ALOKASI
Dasar yang digunakan untuk mengalokasikan BOPIKK pada perguruan
tinggi, mempertimbangkan kriteria berdasarkan informasi sebagai berikut:
a. Biaya Pendidikan yang dibutuhkan untuk Mahasiswa Program
Diploma dan Program Sarjana;
, b. Jumlah PNBP yang Bersumber dari Mahasiswa Program Diploma dan
Program Sarjana;
c. Kinerja Perguruan Tinggi;
d. Jumlah Mahasiswa Program Diploma dan Program Sarjana.

D. PENGGUNAAN DANA
1. Dana BOPIKK dapat digunakan untuk:
a. Pelaksanaan Penelitian
Ketersediaan dana untuk kegiatan penelitian masih sangat terbatas,
sehingga dana BOPT menjadi sangat penting sebagai penunjang dana
penelitian dan pengabdian yang minim. Masalah ini berhubungan
langsung dengan semakin banyaknya dosen melakukan penelitian.
Besarnya anggaran penelitian akan memicu semangat dosen
melakukan penelitian yang seringkali melibatkan mahasiswa. Belanja
ini diberikan dalam bentuk bantuan langsung kepada dosen-dosen
untuk melakukan penelitian sesuai dengan kompetensi/mandat PI.
b. Biaya Pemeliharaan
Pemeliharaan gedung, bangunan, lingkungan dan sarana lain di
perguruan tinggi tidak bisa dilakukan seandainya diinginkan
keberadaanya senantiasa siap dengan kondisi layak pakai untuk
digunakan dalam mendukung kegiatan pendidikan tinggi. Dalam
kondisi keterbatasan biaya pemeliharaan, maka dana BOPT untuk
pemeliharaan gedung, bangunan, Iingkungan dan sarana lain di
perguruan tinggi sangat diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut.

c. Tambahan Bahan Praktikum/Kuliah dan Pembelian Alat-alat


Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran banyak dibutuhkan bahan habis pakai,
baik untuk kegiatan pembelajaran di ke1as, laboratorium,
administrasi pendidikan, serta kegiatan akademik dan non
akademik.
d. Bahan Pustaka
Pengadaan buku-buku teks, jurnal nasional dan internasional, CD
ROM artikel ilmiah, CD ROM data riset, langganan jurnal digital, dan
lain-lain harus dilakukan secara rutin dan terus-menerus untuk
menjamin terjaga dan berkembangnya wawasan kekinian ilmu yang
dipelajari sivitas akademika.

e Penjaminan Mutu
1) Bantuan ini digunakan untuk mempersiapkan perguruan tinggi
agar dapat mencapai akreditasi A (Nasional) dan akreditasi
Internasional. Penggunaan Dana Bantuan termasuk untuk biaya
penJrusunan dokumen, konsultan ISO dan sertifikasi ISO ke
lembaga Sertifikasi.
2) Perguruan tinggi yang memiliki program studi vokasi atau
diploma, agar kompetensi lulusannya mendapat pengakuan dari
masyarakat pengguna, maka perlu melakukan sertilikasi
kompetensi mahasiswa. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi
akan sangat membantu program sertifikasi kompetensi sehingga
tercipta lulusan perguruan tinggi yang kapabel dengan keahlian
tertentu yang sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan
pengguna tenaga kerja.

f. KegiatanKemahasiswaan
1) Dalam meningkatkan layanan organisasi kemahasiswaan masih
diperlukan tambahan anggaran, karena banyak kegiatan
mahasiswa baik yang berhubungan dengan kepemimpinan
maupun yang berhubungan dengan olah raga. Kegiatan ini
diperlukan sebagai sarana agar mahasiswa selalu terpacu untuk
melakukan aktivitas positif di dalam kampus, sehingga
mahasiswa mempunyai pengalaman dalam berorganisasi dan
bersosialisasi.
2) Dinamika kegiatan kemahasiswaan termasuk kewirausahaan
bagi mahasiswa yang begitu beragam sangat penting untuk
didorong dan difasilitasi. Biaya yang dikeluarkan untuk
menopang kegiatan kemahasiswaan pada saat ini masih sangat
terbatas, sehingga BOPT dalam hal ini sangat diharapkan untuk
membantu pembiayaan tersebut.

g. Langganan Daya dan Jasa


Kegiatan operasional perguruan tinggi yang sangat padat dengan
kegiatan pengajaran, penelitian pengabdian masyarakat,
administratif dan kegiatan penunjang lainnya memerlukan dukungan
sumber daya listrik yang sangat besar. Demikian pula kebutuhan
akses informasi pengetahuan sivitas akademika secara real time
melalui internet dengan kapasitas dan kecepatan yang memadai
sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Langganan
internet perlu diberikan bantuan karena banyak mahasiswa yang
memerlukan informasi guna menunjang kegiatan belajar dalam hal
mengerjakan tugas-tugas kuliah dan dalam menyelesaikan proyek
akhirnya.

h. Kegiatan Penunjang
Kegiatan-kegiatan lain yang sangat beragam dalam perguruan tinggi
seperti pengembangan kurikulum, pengembangan SDM,
pengembangan metode beiajar, seminar, lokakarya, dan lain-lain
memainkan peranan sangat penting bagi keberhasilan perguruan
tinggi dalam memberikan layanan pendidikan tinggi yang
memuaskan.

1 Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pembelajaran
Belanja ini digunakan untuk pemeliharaan hardware, pengembangan
software dan sistem jaringan, materi pembelajaran (handout, modu1,
animasi, audio visual) dan perangkat evaluasi (kuis, soal ujian, tugas
mandiri, teleconfe rencel.
j. Satuan Pengawas Internal
Anggaran BOP|KK dapat digunakan untuk pembiayaan operasional
Satuan Pengawasan Internal dalam melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas di lingkungan unit kerja serta menjalankan fungsi
pengawasan bidang non-akademik yang meliputi: (1) bidang
keuangan, (2) bidang asset, dan (3) bidang kepegawaian.

k. Persiapan alih status menuju ke penegerian P|KKS


Mempersiapkan PTKKS untuk dapat dialihkan menjadi PTKKN.

1. Kegiatan lain yang menlpakan prioritas dalam Renstra Perguruan


Tinggi masing-masing.

2. Dar,a BOPTKK tidak dipergunakan untuk :


a. Belanja modal dalam bentuk investasi lisik (gedung baru dan
kendaraan dinas);
, b. Tambahan insentif mengajar untuk pegawai negeri sipil;
c. Tambahan insentif dan honor untuk pejabat administrasi, pejabat
fungsional, dan pejabat pimpinan tinggi yang berstatus pegawai negeri
sipil;
d. Kebutuhan operasional untuk manajemen;
e. Pembayaran Honor Dosen; dan
f. Pengabdian Masyarakat.
BAB III
TATA CARA PEMBERIAN BOPTKK

A. Syarat Penerima BOPIKK adalah sebaagai berikut:


1) PTKK membuat permohonan yang ditujukan kepada Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen;
2) PTKK melampirkan bukti keterdaftaran atau ijin penyelenggaraan
pada dan/atau dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Kristen;
3) PIKK melampirkan TOR dan RAB atas kegiatan operasional yang akan
dilaksanakan;
' 4) PIKK meiampirkan fotocopy KTP Pengurus Yayasan/ Ketua/ Rektor;
5) PTKK melampirkan dokumentasi Photo bangunan, kegiatan belajar
mengajar, data pendukung lainnya;
6) PTKK melampirka surat keterangan Bank yang menyatakan bahwa
rekening PTKK masih aktif;
7) PIKK melampirkan fotocopy rekening bank (atas nama PTKK bukan
atas nama pribadi);
8) mKK membuat surat pernyataan kesanggupan membuat laporan
pertanggungjawaban yang ditandatangani Ketua/Rektor di atas
materai 6000.

B. Tata Cara Pemberian BOPTKK adalah sebagai berikut:


1) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen menerima alokasi
dana BOPTKK pada APBN;
, 2) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen cq. Direktur
Pendidikan Kristen menentukan alokasi dana BOPTKK Satker
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan;
3) Perguruan tinggi menerima alokasi dana BOPIKK dari Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen;
4) P|KK men5rusun kegiatan sesuai cakupan penggunaan dana BOPIKK
dalam Petunjuk Teknis yang dituangkan dalam RKA-K/L;
5) PTKK menyiapkan data dukung berupa TOR dan RAB atas kegiatan
yang akan dilaksanakan;
6) PIKK menggunakan dana BOPTKK sesuai dengan rencana kegiatan
yang telah disusun;
7) PTKK menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana BOPTKK.
BAB IV
PENUTUP

Petunjuk Teknis pelaksanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi


Keagamaan Kristen ini merupakan acuan bagi perguruan tinggi keagamaan
Kristen dalam mengelola alokasi BOPIKK. Dengan mengacu pada petunjuk
teknis ini, perguruan tinggi keagamaan Kristen diharapkan dapat
menggunakan dan BOPIKK sesuai dengan peruntukannya. Semoga
petunjuk teknis ini dapat mengawal kegiatan yang anggarannya bersumber
dari BOPTKK.

D REKTUR JENDERAL
B MBINGAN MASYARAKAT KRISTEN

Y
RY t

/K IN

Anda mungkin juga menyukai