Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI DASAR

POKOK BAHASAN MINGGU 1 : KAMERA DALAM FOTOGRAMETRI

Disusun oleh :
RIBHAN NAFIZ SIREGAR ( 119230081 )

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
A. MATA ACARA PRAKTIKUM
Praktikum ke-1 Fotogrametri Dasar pada Kamis, 16 September 2020 pukul 20:00-
Selesai WIB. Secara online dengan menggunakan GoogleMeet, sebagai berikut
https://meet.google.com/ewb-kkbg-dtu , untuk membahas Fotografi
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum Fotogrametri Dasar kali ini adalah untuk:
1) Mengetahui perbedaan Pns, Prosumer dan DSLR Camera
2) Melakukan pemotretan dan menganalisis Menggunakan Kamera DSLR dan
Kamera Handphone dengan kondisi : Under-Exposure, Good Exposure, Over
Exposure. Kemudian objek bergerak dengan image motion dan tanpa image
motion pada malam dan siang hari, kemudian focus pada objek yang dekat dan
mengaburkan yang jauh, dan semua objek terlihat jelas (minimal blur)
3) Menjelaskan istilah dan peranan : Diafragma, White Balance, Flash, Light
Matering, Depth of Field, Distrosi Lensa, Stabilizer, Exposure, Bokeh, F-stop,
Resolution
C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
- Kamera DSLR
- Handphone
b. Bahan :
- Objek yang ada dilapangan

D. LANDASAN TEORI
a. Pns, Prosumer dan DSLR camera
Pns adalah point and shoot, sebuah kamera saku yang dengan pengoperasian yang
sederhana , yang rata-rata menggunakan lensa bebas fokus atau fokus otomatis untuk
proses pemfokusan, sistem otomatis untuk menyetel opsi pencahayaan, dan memiliki unit
lampu kilat yang terpasang

1
Sedangkan prosumer adalah sebuah gabungan dari professional dan consumer,
dimana dengan menggabungkan kamera untuk professional seperti DSLR dan tidak
meninggalkan kesederhanaan untuk consumer seperti Point and Shoot
Dan DSLR ( Digital Single-Lens Reflex) biasanya untuk fotografer professional,
adalah sebuah peningkatan dalam dunia fotografi dimana memiliki Sensor yang lebih
besar dan optik apertur tinggi menghasilkan resolusi foto yang lebih tinggi, dan memiliki
lebih sedikit noise, dan memiliki perlengkapan tamabahan yang dapat membantu
menyesuaikan gambar yang direkam dan yang dihasilkan.

b. Diafragma
Diafragma adalah sebuah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas
cahaya yang masuk ke dalam kamera. Diafragma juga adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan cahaya yang ada pada sebuah foto.

c. White Balance
White balance adalah adanya keseimbangan antara cahaya putih dan dari cahaya
warna dasar red green dan blue (RGB). Dan biasanya kamera sudah memiliki auto white
balance yang berfungsi agar warna yang dihasilkan akan sesuai dengan warna aslinya.
Dan keseimbangan warna putih ini sangat diperlukan dalam perekaman gambar yang baik
( Zhanga, Gaoa, He, Shi, & Liang, 2017)
d. Flash
Flash adalah alat yang digunakan untuk membantu pencahyaan sebuah perekaman
gambar, karena semakin banyak cahaya yang dapat dipantulkan objek yang akan difoto,
maka objek akan terekam lebih sempurna dalam perekaman digital, cahaya flash yang
biasa dilakukan dalam pemotretan memiliki suhu yang hampir sama dengan cahaya
matahari, sehingga akan mengasilkan cahaya yang sesuai.
e. Light Matering
Dalam menangkap sebuah gambar harus memperhatikan light materingnya, yaitu
sebuah ukuran untuk menetukan ukuran pencahayaan yang tepat pada sebuah foto,
pengukuran akan menkalkulasikan secara digital komponen-komponen sehingga akan
menghasilkan cahaya yang pas
f. Depth of field
Depth of field adalah ukuran kedalaman ruang yang merepresentasikan range jarak
antara gambar yang tajam dan blur dan ini sngat berhubungan dengan F stop dan Focal
Point . dan juga berkaitan dengan perspektif, focal length, diafragma, teknik deep focus
dan lain sebagainyanya. (Pratiwi, 2017)

2
g. Distorsion Lensa
Distorsi lensa adalah suatu fenomena ketidakakuratan lensa dalam menangkap
suatu citra akibat melengkungnya optik sehingga gambar yang dihasilkan juga mengalami
lengkungan di bagian tepi. Distorsi pada lensa ini akan mempengaruhi kenampakan asli
permukaan bumi dalam keadaan digital (PUTRA, 2016)
h. Stabilizer
Stabilizer adalah sebuah alat yang didesain untuk dapat menyesuaikan dengan
pergerakan kamera sehingga hasil kamera yang didapatkan akan bersih dari
noise/gangguan seperti tremor dan pergerekan yang tidak terduga, sehingga kamera bisa
lebih stabil, Stabilizer kamera ialah jenis sistem yang memberikan akses ke objek untuk
berputar pada suatu sumbu, tetapi di sini kita mengaksesnya dalam 3-sumbu di mana ia
dapat berputar dalam arah x, y dan z yang dapat menjaga gerakan kamera tetap stabil dan
mengkompensasi hal yang tidak diinginkan gerakan (Umate, 2019)
i. Exposure
Exposure dapat diartikan sebagai suatu komposisi yang dapat menentukan
banyaknya cahaya yang akan terambil saat pemotretan. Dapat diartikan juga sebagai segita
exposure yang berisi komponen aperture, shutter speed dan ISO.
j. Bokeh
Bokeh juga dapat dikatakan sebagai efek blur yang dihasilkan oleh foto, dimana
aperture yang diatur dapat disesuaikan dengan kebutuhan, bisa hanya objek yang depan
yang focus, atau focus ke semua objek. Bokeh juga berasal dari bahasa jepang, yang
berarti gaya rendering yang tidak focus dalam foto, bertujuan untuk memenuhi kualitas
estetika ( Liu, Klette, & Nicolescu, 2015)

k. F-stop
F stop atau biasa juga dikatakan sebagai hitungan bukaan pada lensa kamera. Ini
sebanding dengan rasio Panjang focus lensa, lensa dan aperture dan akan
mengkalkulasikan ukuran cahaya yang tertransmisi
l. Resolution
Resolution adalah jumlah pixel yang terdapat dalam sebuah gambar yang bersifat
digital, semakin tinggi resolusi pada sebuah gambar, maka akan semakin banyak memuat
informaasi detail dalam gambar tersebut. resolusi dari instrumen optik dapat juga
dikatakan sebagai ukuran piksel sensor. ( Khademi, Abbasi, & Darudi, 2010)

3
E. LANGKAH KERJA

1. Tahapan Persiapan
-Disiapkannya alat berupa kamera DSLR dan Camera Handphone
-Menyiapkan juga spot-spot yang akan dilakukan pemotretan beserta objek-objek terkait
2. Tahapan Pelaksanaan
-Melakukan proses pemotretan Under, good dan Over Exposure dengan pengaturan
meliputi segitiga exposure yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
-Kemudian mencari objek yang bergerak disiang dan malam hari untuk mengambil image
motion dan not image motion, dilakukan dengan banyak percobaan pada shutter dan iso
sehingga didapat gambar yang pas.
-Kemudian melakukan pemotretan objek yang akan difokuskan dan diblurkan, dan juga
yang akan di fokuskan ke seluruh frame, dengan percobaan dengan mangatur-atur bukaan
pada lensa
3. Tahapan Penyelesaian
-Melakukan pengisian hasil yang didapat dilapangan dan melakukan pembahasan terkait
pertanyaan yang diberikan dalam praktikum yang dihubungkan dengan hasil dilapangan

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil
-Under-Exposure, Good Exposure, Over Exposure
Under-Exposure Good Exposure Over Exposure
Handpho
ne

ISO : 100 ISO : 1200 ISO : 3200


Shutter Speed : 1/300 Shutter Speed : 1/60 Shutter Speed : 1/30
F : 1,7 F : 1,7 F : 1,7

4
DSLR

ISO : 100 ISO : 800 ISO : 6400


Shutter Speed : 1/ 50 Shutter Speed : 1/60 Shutter Speed : 1/50
F:5 F:4 F:5

-Image motion
Siang Malam
Handphone

ISO : 100 ISO :1100


Shutter Speed : 1/15 Shutter Speed : 1/9
F : 1,7 F : 1,7
DSLR

ISO : 100 ISO : 100


Shutter Speed : 1/3 Shutter Speed : 0.8
F : 4.5 F:8

- Not Image Motion


Siang Malam

5
Handphone

ISO : 1800 ISO : 3200


Shutter Speed : 1/1000 Shutter Speed : 1/180
F : 1,7 F : 1,7
DSLR

ISO : 6400 ISO : 6400


Shutter Speed : 1/ 320 Shutter Speed : 1/40
F : 4.5 F : 25

6
- focus pada objek
Mengaburkan yang Jauh Semua terlihat jelas(minimal Blur)

Handphone

ISO : 3200 ISO : 3200


Shutter Speed : 1/30 Shutter Speed : 1/30
F : 1,7 F : 1,7

DSLR

ISO : 3200 ISO : 3200


Shutter Speed : 1/50 Shutter Speed : 1/ 50
F:5 F:5

7
b. Pembahasan

Pada praktikum kali membahas tentang dasar-dasar yang ada dalam dunia
fotografi seperti diafragma, stabilizer, F stop dll, dan sudah dijelaskan dalam tinjauan
pustaka pada bagian sebelumnya, pada intinya, semua komponen fotografi tersebut sangat
berpengaruh dalam pengambilan sebuah foto yang baik, dan sesuai yang diinginkan.
Kemudian dilakukannya pengujian pengambilan gambar yang dihasilkan dari
camera handphone dan camera DSLR, yang memiliki hasil yang hampir menyerupai,
hanya saja Ketika menggunakan DSLR pengambilan gambar lebih bagus , lebih mudah
diatur dan dioperasikan, dan adanya perbedaan lensa yang ada dalam handphone dan
DSLR menyebabkan efek seperti blur dan focus kamera, akan lebih detail menggukan
DSLR, dan DSLR memiliki resolusi yang lebih baik sehingga kedetail an gambar semakin
bagus.
Pada pengujian under exposure, good exposure dan over exposure, terjadi banyak
perbedaan, yang bergantung pada segitiga exposure yaitu iso, shutter speed dan aperture,
aperture yang mengatur focus kamera, sedangkan iso adalah mengatur banyaknya cahaya
yang dimasukkan dan shutter speed adalah kecepatan dalam setiap kali penjebretan,
semakin cepat jepretan, maka cahaya akan semakin sedikit, dan ini bergantngan dengan
iso, Ketika shutter dicepatkan, maka iso harus ditinggikan sehingga kamera dapat cukup
cahaya pada penjebretan yang dilakukan dengan shutter yang cepat
Dalam image motion dan not image motion, ini semua dapat terjadi akibat Ketika
benda yang bergerak di rekam gambarnya, Ketika benda bergerak dengan cepat, maka
shutter harus semakin cepat sehingga gambar dapat diambil, maka iso juga harus
dinaikkan sehingga gambar cukup Cahaya, apalagi pada keadaan malam hari, maka iso
harus sangat tinggi dan shutter harus sangat cepat untuk mendapatkan not image motion,
sedangkan dalam penjebretan yang ingin menghasilkan image motion maka shutter harus
dilambatkan, sehingga kamera, dapat merekam banyak cahaya dalam waktu yang
Panjang, dan pada saat itu iso harus diturunkan sehingga tidak terjadi over exposure akibat
lamanya proses shutter
Dan yang terakhir dalam masalah focus dan bokeh kamera, ada kaitannya dengan
bukaan lensa atau aperture, sehingga Ketika aperture itu besar maka hampir semua objek
akan telihat focus, dan begitu pula sebaliknya, Ketika appertur dikecilkan, maka hanya
pada suatu titik yang akan focus, dan sisanya akan bokeh/blur

8
G. SUMBER PUSTAKA

Khademi, S., Abbasi, Z., & Darudi, A. (2010). A Sub Pixel Resolution Method. World
Academy of Science, Engineering and Technology, 643.
Liu, D., Klette, R., & Nicolescu, R. (2015). Bokeh Effects Based on Stereo Vision.
Conference Paper in Lecture Notes in Computer Science, 2.
Zhanga, Y., Gaoa, Y., He, Y., Shi, Y., & Liang, K. (2017). Research on the Color
Temperature & White Balance for Multimedia Sensor. Science Direct Procedia
Computer Science, 878.
Pratiwi, J. (2017). Depth of Field: Sebuah Telaah Historis Ruang Ketajaman. Depth of
Field: Sebuah Telaah Historis Ruang Ketajaman, 2.
PUTRA, Y. H. (2016). ANALISIS KESALAHAN PENGUKURAN KECEPATAN
AKIBAT DISTORSI LENSA. TUGAS AKHIR – TM141585, 17.
Umate, R. (2019). Construction and Design of a Camera Stabilizer Based on a
Gyroscope and Accelerometer Sensor. Jour of Adv Research in Dynamical &
Control Systems, Vol. 11, Special Issue-08, 3014.

Anda mungkin juga menyukai