Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ni Putu Ananda Yuliastri Dewi

NIM : P07134220033

Kelas : 3A

Mata Kuliah : Biokimia

Dosen : Nur Habibah, S.SI., M.S

Hari, Tanggal : Jumat, 20 Agustus 2021

PRAKTIKUM 5 LIPID II

1. Mengapa pada prosedur analisis lipid, sampel terlebih dahulu dilarutkan dalam campuran
pelarut non-polar? Jelaskan!
Jawaban :
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan
lipid. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang
berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu
ruang berbentuk cair. Lemak dan minyak pun merupakan senyawa organik yang terdapat
di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya
dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya.
Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena
lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Hasil
hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini
juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.
2. Tuliskan tujuan, prinsip, reaksi, prosedur umum serta interpretasi hasil uji kualitatif lipid:
kelarutan, akrolein, kejenuhan dan ketengikan! Sertakan contoh gambar untuk
interpretasi hasil uji!
Jawaban :
1) Uji Kelarutan Lipid
a. Tujuan : Uji ini dilakukan untuk melihat sifat lipid, yaitu molekul non-polar yang
hanya dapat larut dalam pelarut non-polar (khloroform, eter, metilen, alkohol)
sehingga bila dilarutkan dalam pelarut polar lipid tidak akan homogen dengan
larutan tersebut.
b. Prinsip : Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Kelarutan
lipid baik lemak maupun minyak dapat diuji dengan berbagai jenis pelarut untuk
mengetahui derajat kelarutannya.
c. Reaksi :

d. Prosedur Umum
1. Untuk menguji kelarutan lipid, langkah yang dilakukan adalah :
2. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
3. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng,
kemudian campurkan dengan bahan bahan :
 Tabung I : ditambah 1 ml air
 Tabung II : ditambah 1 ml bensin
 Tabung III : ditambah 1 ml alkohol 96%
 Tabung IV : ditambah 1 ml eter
 Tabung V : ditambah 1 ml NaOH 1N
4. Aduk bahan-bahan sampai homogen.
5. Diamkan beberapa menit, amati serta catat perubahan yang terjadi.
6. Lakukan untuk sampel lainnya
e. Interpretasi Hasil Uji
 Lipid bersifat polar ( larut dalam air dan alkohol )
 Lipid bersifat nonpolar ( larut dalam kloroform dan eter )
2) Uji Akrolein Lipid
a. Tujuan : Uji akrolein merupakan uji pada gliserol dalam bentuk bebas atau yang
terdapat pada lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk
aldehid aksilat atau disebut juga dengan akrolein.
b. Prinsip : Larutan uji ditambah dengan sesendok spatula kristak KHSO4 kemudian
dipanaskan.
c. Reaksi :
Reaksi hidrolis dengan KHSO4
Minyak/lemak dihidrolisis menjadi asam lemak + gliserol
Gliserol dioksidasi menjadi akrolein

d. Prosedur Umum
1. Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 2 mL gliserol, minyak
kelapa dan minyak malinda.
2. Ke dalam tiap-tiap tabung rekasi tersebut ditambahkan 1 gram KHSO4 (yang
telah digerus terlebih dahulu).
3. Setelah itu diaduk hingga merata, lalu dipanaskan di atas api, mula-mula api
kecil selanjutnya dengan api yang besar.
4. Diperhatikan bau akrolein yang terbentuk dan berupa asap putih .
5. Dibandikan bau akrolein dengan bau SO2 yang terbentuk dari karbohidrat.
e. Interpretasi Hasil Uji : Bau akrolein ( seperti bau alkohol )
3) Uji Kejenuhan Lipid
a. Tujuan : Uji kejenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
merupakan asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Iod Hubl digunakan
sebagai indikator perubahan.
b. Prinsip : Bila larutan kloroform yang ditambah asam lemak dicampur dengan
unsur halogen, ia akan mengubah warna larutan unsur halogen (bromin atau iodin)
dimana kondisi tersebut sangat ideal jika dijadikan indikator adanya ikatan
rangkap dalam suatu larutan asam lemak.
c. Reaksi : Reaksi adisi, brom mengadisi ikatan rangkap dari asam lemak.

d. Prosedur Umum :
1. Masukkan bahan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Larutkan dengan 1 mL kloroform.
3. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan bromine hingga terbentuk warna
kuning.
4. Catat berapa tetes yang diperlukan larutan Bromine tadi.
5. Lakukan cara yang sama untuk bahan bahan uji lainnya.
e. Interpretasi Hasil Uji : Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna merah
muda, lalu warna kembali lagi menjadi warna asal (bening).
4) Uji Ketengikan Lipid
a. Tujuan : Untuk mengetahui oksidasi lipid.
b. Prinsip : Ketengiknya suatu larutan terjadi karena golongan trigliserida
banyak teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas.
c. Reaksi : Uji ketengikan dilakukan dengan diawali oleh bahan uji yang
ditambahkan HCl pekat, fungsi dari HCl pekat ini sebagai katalisator yaitu
untuk mempercepat proses terjadinya ketengikan. HCl pekat yang
ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogen yang dapat memecah
unsur lemak sehingga akan terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen
radikal bebas, keadaan ini bersifat sangat reaktif yang kemudian akan
dioksidasi oleh oksigen bebas dan akan menghasilkan suatu peroksida. Tahap
selanjutnya adalah ditambahkannya CaCO3 ke dalam larutan tersebut,
penambahan CaCO3 ini sebagai sumber oksigen yang akan mengoksidasi
bahan uji.
d. Prosedur Umum :
1. 1 ml minyak ditambah air dan 1 ml HCl.
2. Dihomogenkan.
3. Tambahkan 1 ml phloroglucinol 1% dan biarkan selama 10 menit.
4. Campuran tersebut di vortex selama 5 menit lalu diamkan selama 15
menit.
5. Bila lapisan terjadi warna merah jambu menunjukan minyak itu tengik.
e. Interpretasi Hasil Uji
 Larutan putih : tidak tengik.
 Larutan merah muda : tengik
3. Tuliskan tujuan, prinsip, reaksi, prosedur umum serta interpretasi hasil uji kuantitatif
lipid: angka asam, angka penyabunan dan angka iod!
Jawaban :
1) Penentuan Angka Asam
a. Tujuan : Angka asam adalah banyak mg KOH yang dipergunakan untuk
mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak.
b. Prinsip : Asam lemak bebas yang terdapat dalam lemak/minyak dinetralkan oleh
KOH.
c. Reaksi :

d. Prosedur Umum :
1. Timbang teliti 10 g minyak, masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Tambahkan
50 mL alkohol 95% (netral).
2. Panaskan sampai mendidih dan biarkan mendidih sambil dikocok perlahan-
lahan.
3. Dinginkan dan tambahkan indikator pp 3-4 tetes.
4. Titrasi dengan KOH 0,05 N sampai warna merah muda pucat tang tidak hilang
selama 20-30 detik.
e. Interpretasi Hasil Uji : Jika hasil titrasi dengan KOH 0,05 N berwarna merah
muda pucat.
2) Penentuan Angka Penyabunan
a. Tujuan : Angka penyabunan adalah banyaknya milligram KOH yang ditujukan
untuk menyabun 1 g lemak/minyak. Angka penyabunan menunjukkan secara
relative besar kecilnya molukul asam lemak yang terkandung dalam minyak.
b. Prinsip : Penyabunan adalah hidrolisa suatu ester. Penyabunan minyak dilakukan
dengan menambahkan larutan KOH alkohol berlebihan. Kelebihan KOH dapat
diketahui melalui titrasi dengan standar asam (HCl).
c. Reaksi :

d. Prosedur Umum :
1. Timbang teliti 10 g minyak, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Tambahkan 50 mL KOH alkohol (gunakan buret) ke dalam Erlenmeyer bahan
dan blanko.
3. Siapkan penangas air dan pendingin balik (condenser).
4. Sambung Erlenmeyer dengan pendingin balik, panaskan dalam penangas air
mendidih selama 30 menit (selama penyabunan, air dalam pendingin balik
harus tetap mengalir).
5. Dinginkan, kemudian titrasi dengan HCl 0,5 N dengan indikator pp 3 tetes.
6. Titrasi sampai larutan berwarna merah muda.
7. Blanko juga dititrasi sampai warna merah muda (dengan prosedur yang sama
dengan bahan).
8. Lakukan standarisasi HCl.
e. Interpretasi Hasil Uji : Hasil titrasi larutan berubah menjadi warna merah muda.
3) Penentuan Angka Iod
a. Tujuan : Penentuan angka iod merupakan salah satu cara untuk menentukan
tingkat ketidak jenuhan minyak. Semakin tinggi bilangan iod minyak maka
semakin tinggi tingkat ketidakjenuhan minyak.
b. Prinsip : Bilangan iod adalah banyaknya miligram iodium yang dapat diikat oleh
100 g lemak atau minyak. Pada prinsipnya merupakan adisi iodium ke dalam
ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon lemak, dan kelebihan iodium ditentukan
secara Iodometri.
c. Reaksi :

d. Prosedur Umum :
1. Timbang dengan teliti 5 g minyak, pindahkan ke dalam erlenmeyer tertutup.
2. Tambahkan 10 mL kloroform, lalu kocok sampai homogen. Dengan
menggunakan biuret, tambahkan 25 mL larutan Hanus.
3. Tutup erlenmeyer, simpan ditempat yang gelap selama 30 menit, sambil
terkadang dikocok perlahan.
4. Tambahkan 10 mL larutan KI 15%.
5. Cuci tutup dan dinding erlenmeyer dengan 50 mL aquadest yang telah
dididihkan
6. Titrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sampai warna coklat muda, kemudian
tambahkan 2 mL amilum 2%.
7. Titrasi diteruskan sampai warna biru hilang.
8. Buat blanko dengan prosedur yang sama (bahan diganti dengan kloroform).
9. Lakukan standarisasi Na2S2O3.
e. Interpretasi Hasil Uji
4. Apa yang anda ketahui tentang Uji Kadar lemak Metode Ekstraksi Sokhlet dan Babcock?
Jelaskan!
Jawaban :
a. Metode Ekstraksi Sokhlet
Penentuan kadar lemak menggunakan metode Soxhlet memerlukan waktu
ekstraksi antara 4 sampai 6 jam untuk mencapai 5 - 6 sirkulasi. Pada penelitian ini
analisis lemak menggunakan perangkat alat ekstraksi mikro soxhlet sehingga untuk
mencapai 1 kali sirkulasi membutuhkan waktu yang lebih pendek. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan lama waktu ekstraksi sehingga analisis lemak dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Soxhlet adalah suatu metode suatu metode
analisis lemak dengan prinsip kerja sebagai berikut.
Pada soxhletasi pelarut pengekstrak yang ada dalam labu soxhlet dipanaskan
sesuai dengan titik didihnya sehingga menguap. Uap pelarut ini naik melalui pipa
pendingin balik sehingga mengembun dan menetes pada bahan yang diekstraksi.
Pelarut ini merendah bahan dan jika tingginya sudah melampaui tinggi pipa pengalir
pelarut maka ekstrak akan mengalir ke labu soxhlet. Ekstrak yang terkumpul
dipanaskan lagi sehingga pelarutnya akan menguap kembali dan lemak akantertinggal
pada labu. Dengan demikian maka terjadi daur ulang pelarut sehingga setiap kali
bahan dieksraksi dengan pelarut baru
b. Metode Ekstraksi Babcock
Penentuan lemak dengan Babcock sangatlah sederhana. Sampel yang telah
ditimbang dengan teliti dimasukan kedalam botol Babcock. Pada lehernya telah
dilengkapi dengan skala ukuran volume. Sampel yang dianalisa ditambah asam sulfat
pekat untuk merusak emulsi lemak sehingga lemak akan terkumpul menjadi satu pada
bagian atas cairan. Pemisahan lemak dari cairannya dapat lebih sempurna bila
dilakukan sentrifugasi. Rusaknya emulsi lemak dikarenakan asam sulfat dapat
merusak lapisan film yang menyelimuti globula lemak yang biasanya terdiri dari
senyawa protein.
Dengan rusaknya protein (denaturasi ataupun koagulasi) maka memungkinkan
globula lemak yang satu akan bergabung dengan globula lemak yang lain dan
akhirnya menjadi kumpulan lemak yang lebih besardan akan mengapung di atas
cairan. Setelah disentrifugasi lemak akan semakin jelas terpisah dengan cairannya dan
agar dapat dibaca banyaknya lemak ke dalam botol ditambahkan akuades panas
sampai lemak atau minyak tepat pada tandaskala bagian atas.

Anda mungkin juga menyukai