A. Pengertian MEA
kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus
Dalam kesepakatan tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi
Arus jasa, Arus modal, Arus investasi dan Arus tenaga kerja terlatih. Dalam
situasi dimaksud yang menjadi taruhan adalah daya saing, baik dari sisi produk
maupun SDM, karena apabila tidak disiapkan maka ada kemungkinan negeri
ini akan menjadi pasar dari produk asing dan masyarakat kita hanya sebagai
penonton, karena tidak mampu bersaing dengan tenaga asing yang lebih ahli.
integritas ekonomi kuat mulai dirancang langkah awal dan diprediksikan akan
(MEA).
Pembentukan ini dilatarbelakangi oleh persiapan menghadapi
(AFTA) serta menghadapi persaingan global terutama dari China dan India.
awalnya akan dimulai pada 2020 menjadi 2015 membukyikan tekad besar negara
C. Tujuan MEA
sama perlu menciptakan sebuah wadah atau badan dimana mereka saling
berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini lah yang menjadi sebab
adanya tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan oleh sasaran yang harus
membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Bahwa saat
ini di Amerika dan Eropa masih mengalami krisis ekonomi. Dan dengan
Sehingga kasus krisis ekonomi seperti di Indonesia pada tahun 1997 dulu
ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar negara ASEAN akan diuji di sini.
membuat produk yang berkualitas serta harga terjangkau pasti akan bisa
bersaing dengan produk dari negara ASEAN lainnya. Hal ini juga dapat
Tabel 1.1 Ekspor Dalam dan Luar ASEAN Periode 2011 (Dalam juta dollar
AS)
Plan of Action (HPA). Visi 2020 termasuk HPA berisi antara lain: kondisi yang
agenda kegiatan yang akan dilaksanakan untuk merealisasikan Visi 2020 adalah
hidup, sosial, teknologi, hak cipta intelektual, keamanan dan perdamaian, serta
turisme melalui serangkaian aksi bersama dalam bentuk hubungan kerjasama yang
Community yang disesuaikan dengan tiga pilar didalam ASEAN Vision 2020,
Culture Community). MEA adalah tujuan akhir integrasi ekonomi seperti yang
1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung
dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan
2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen
luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
E. Dampak MEA
Gambaran karakteristik utama MEA adalah pasar tunggal dan basis
bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas
kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN,
dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja
Dari karakter dan dampak MEA tersebut di atas sebenarnya ada peluang
dari momentum MEA yang bisa diraih Indonesia. Dengan adanya MEA
barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN
lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta orang. Pada MEA,
pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh Indonesia. Jadi,
Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang lebih luas.
Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga
Sebaliknya, tenaga kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara
lain di ASEAN.
investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula
kita dapat menarik investasi dari para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha
akan semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan
semakin meningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas yang
dimilikinya.
Namun, selain peluang yang terlihat di depan mata, ada pula hambatan
pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari
2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4
juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Kedua,
kelancaran arus barang dan jasa. Menurut Global Competitiveness Index (GCI)
Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. .Ketiga, sektor industri yang rapuh
langkah-langkah strategis.
menghadapi persaingan MEA, tidak hanya swasta (pelaku usaha) yang dituntut
harus siap namun juga pemerintah dalam bentuk kebijakan yang pro pengusaha.
momentum MEA ini sudah tiba saatnya pemerintah Indonesia mengubah pola
lebih taktis, efektif dan efisien. Sebagai contohnya adalah kebijakan subsidi
Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 300 triliun (US$ 30 miliar) yang kurang
infrastruktur.
terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena itu meningkatkan standar
masyarakat menghadapinya.
Dalam bidang Perindustrian, Menteri Perindustrian Saleh Husin juga
adalah industri agro seperti kakao, karet, minyak sawit, tekstil dan produk tekstil,
alas kaki kulit, mebel, makanan dan minimum, pupuk dan petrokimia, otomotif,
mesin dan peralatan, serta produk logam, besi, dan baja. Adapun strategi
produk-produk manufaktur.
menetapkan target ekspor sebesar tiga kali lipat selama lima tahun ke depan. Cara
dalam negeri. Adapun target ekspor pada 2015 dibidik sebesar US$192,5 miliar.
meningkatkan ekspor, dan memberi nilai tambah produk dalam negeri. Pada saat
manufaktur. Oleh karena itu, industri manufaktur diharapkan tumbuh dan fokus
ekspor Indonesia.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan memperkuat produk UKM dengan
meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Lalu, mereka juga memfasilitasi
perijinan bagi pelaku usaha yang terlibat dalam kegiatan perdagangan agar
ASEAN baru mencapai 23% dari nilai total ekspor Hal ini antara lain karena
tujuan ekspor Indonesia masih terfokus pada pasar tradisional seperti Amerika
Serikat, Tiongkok dan Jepang. Tingkat utilitisasi preferensi tarif ASEAN yang
pada posisi ke-38 dari 148 negara. Sementara Singapura menempati posisi ke 2,
posisi 59.
transaksi perdagangan Indonesia surplus hingga 673,2 juta dolar AS. Surplus
didapat dari selisih antara nilai ekspor yang mencapai 15,21 miliar dengan impor
14,54 miliar dolar AS. Surplus Maret ini adalah yang kedua setelah bulan Februari
sebesar 843,4 juta dolar AS. Namun demikian, Indonesia perlu memberi perhatian
terlibat dalam MEA 2015. Pada Maret 2014 ini, Indonesia mengalami defisit
Lebih jauh lagi, surplus perdagangan Indonesia pada bulan 2014 ini belum
ekspor masih bergantung pada bahan baku impor. Kondisi ini sangat rentan
karena berarti Indonesia sangat bergantung pada ketersediaan baku dunia. Karena
itu arah kebijakan ekonomi Indonesia mulai tahun 2015 harus lebih jelas seiring
berbagai pekerjaan rumah yang harus ditingkatkan agar tetap mempunyai daya
saing. Untuk pilar sosial budaya, Indonesia masih perlu kerja keras mengingat
Padahal salah satu kunci keberhasilan MEA adalah konektivitas atau kontak
antara satu warga negara dengan warga negara ASEAN lainnya. Pemahaman
warga negara di Asia Tenggara terhadap MEA belum sampai 80 persen. Karena
itu, sosialisasi MEA menjadi sangat penting terhadap seluruh warga negara
muncul adalah, Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi produk sejenis dari
nilai tambah. Oleh karena itu Indonesia perlu kerja keras melakukan hilirisasi
produk. Dari sisi hulu, Indonesia sudah menjadi produsen yang dapat diandalkan
mulai dari pertanian, kelautan dan perkebunan. Tetapi semua produk tersebut
belum sampai ke hilir untuk mengurangi inpor barang jadi, sebab Indonesia telah
Antara tahun 2011- 2013, investasi Indonesia banyak diarahkan pada wilayah-
wilayah di luar pulau Jawa dengan memberikan rangsangan tax holiday. Dengan
Jawa saja tetapi juga di luar Jawa. Usaha lain yang dilakukan pemerintah adalah
dengan membentuk kluster untuk pembinaan UMKM agar memiliki daya saing.
Bukan hanya tantangan yang akan dihadapi tetapi juga peluang. Sektor-
sektor yang akan menjadi unggulan Indonesia dalam MEA 2015 adalah Sumber
Daya Alam (SDA), Informasi Teknologi, dan Ekonomi Kreatif. Ketiga sektor ini
ASEAN yang lain. Selain itu, dampak masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) ke
Indonesia harus dipastikan bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
H. Kesimpulan
kawasan Asia Tenggara. Pertemuan di Bali pada tahun 2003 yang dihadiri oleh
yang memiliki integritas ekonomi kuat mulai dirancang langkah awal dan
diprediksikan akan dimulai pada tahun 2020, namun dengan kesungguhan maka
MEA dimulai pada 2015. MEA selaku wadah bagi negara – negara ASEAN
Tenggara dan juga membangan kawasan pasar bebas di Asia Tenggara. Kegiatan
besar ini memiliki berbagai dampak bagi seluruh yang terlibat mulai dari dampak
postif dan negatif bagi yang tidak mampu mengikuti dan tidak mampu bersaing
dengan negara lain. Indonesia harus memiliki kekuatan tersendiri guna
menjadi pasar bagi produk sejenis dari negara tetangga. Peningkatan daya saing
Indonesia tetapi semata- mata untuk mencari keseimbangan antara ekspor dan
impor.