3
DEXTRA
SOAL DAN PEMBAHASAN
1
Laki laki usia 44 tahun mengalami kecelakaan kendaraan. GCS 356, TD: 100/80,
N: 98x, RR: 18x. Dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan gambaran
bikonveks. Gambaran tersebut disebabkan?
a. Ruptur arteri meningea media
b. Ruptur bridging vein
c. Ruptur arteri cerebri anterior
d. Ruptur arteri cerebri posterior
e. Ruptur arteri basiliar
1
Laki laki usia 44 tahun mengalami kecelakaan kendaraan. GCS 356, TD: 100/80,
N: 98x, RR: 18x. Dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan gambaran
bikonveks. Gambaran tersebut disebabkan?
a. Ruptur arteri meningea media
b. Ruptur bridging vein
c. Ruptur arteri cerebri anterior
d. Ruptur arteri cerebri posterior
e. Ruptur arteri basiliar
PEMBAHASAN
Lapisan Kepala
• Kutis Perdarahan:
• Subkutis – Diatas duramater → Epidural Hematom (EDH)
• Fasia – Antara Duramater – Arachnoid → Subdural hematom (SDH)
• Otot – Antara Arachnoid – Piamater → Subarachnoid (PSA)
• Galea aponeurotika – Jaringan otak → Intraserebral (PIS)
• Basis kranii
• Meningen
• Duramater
• Arachnoid
• Piamater
• Jaringan otak
TRAUMA KEPALA
EPIDURAL HEMATOM
Kelainan yang terjadi karena kerusakan dari bagian otak yang mengurus
bahasa. yaitu kehilangan kemampuan untuk membentuk kata-kata atau
kehilangan kemampuan untuk menangkap arti katakata sehingga pembicaraan
tidak dapat berlangsung dengan baik.
AFASIA TRANSKORTIKAL, disebabkan lesi di sekitar pinggiran area
pengaturan bahasa.
Terdiri dari:
AFASIA TRANSKORTIKAL MOTORIK
AFASIA TRANSKORTIKAL SENSORIK
AFASIA TRANSKORTIKAL CAMPURAN
Ketiga tipe afasia memiliki jenis gangguan sesuai dengan penamaannya namun
penderita mampu mengulangi kata/ kalimat lawan biacaranya.
5
Anak laki-laki, usia 13 tahun, dibawa ke UGD RS karena tidak sadarkan diri. 3
jam yang lalu pasien kejang, 3 kali dalam 30 menit. Setelah kejang pasien
tidak sadar. Pasien memiliki riwayat meminum obat kejang, namun 3 hari yang
lalu berhenti meminum obat tersebut. Saat ini pasien kesadaran koma,
Tekanan Darah 100/80, nadi 80x/menit, nafas 18x/menit, suhu 39.3°C.
Diagnosis pasien ini adalah...
a. Demam tifoid
b. Kejang demam kompleks
c. Epilepsi
d. Status epileptikus
e. Meningoencephalitis
6
Anak laki-laki, usia 13 tahun, dibawa ke UGD RS karena tidak sadarkan diri. 3
jam yang lalu pasien kejang, 3 kali dalam 30 menit. Setelah kejang pasien
tidak sadar. Pasien memiliki riwayat meminum obat kejang, namun 3 hari yang
lalu berhenti meminum obat tersebut. Saat ini pasien kesadaran koma,
Tekanan Darah 100/80, nadi 80x/menit, nafas 18x/menit, suhu 39.3°C.
Diagnosis pasien ini adalah...
a. Demam tifoid
b. Kejang demam kompleks
c. Epilepsi
d. Status epileptikus
e. Meningoencephalitis
7
Berdasarkan Durasi :
• SE Dini (5-30 menit)
• SE menetap/ Established (>30 menit)
• SE Refrakter (bangkitan tetap ada setelah mendapat dua atau tiga
jenis antikonvulsan awal dengan dosis adekuat )
STATUS EPILEPTIKUS
STATUS EPILEPTIKUS
8
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya ke IGD RSUD Petojo
Makmur dengan keluhan kejang seluruh tubuh 30 menit yang lalu selama 1-2
menit. Selama di perjalanan, pasien kejang kembali 1-2 menit. Saat
pemeriksaan, pasien kejang 1-2 menit. Diantara kejang pasien tidak pernah
sadarkan diri hingga saat ini. Tanda vital nadi 94x/ menit, laju napas 22x/
menit, dan suhu 36OC. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah…
A. Grand mall seizure
B. Petit mal seizure
C. Generalized seizure
D. Status epilepticus
E. Tonic clonic seizure
8
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa ibunya ke IGD RSUD Petojo
Makmur dengan keluhan kejang seluruh tubuh 30 menit yang lalu selama 1-2
menit. Selama di perjalanan, pasien kejang kembali 1-2 menit. Saat
pemeriksaan, pasien kejang 1-2 menit. Diantara kejang pasien tidak pernah
sadarkan diri hingga saat ini. Tanda vital nadi 94x/ menit, laju napas 22x/
menit, dan suhu 36OC. Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah…
A. Grand mall seizure
B. Petit mal seizure
C. Generalized seizure
D. Status epilepticus
E. Tonic clonic seizure
PEMBAHASAN
Diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah status epilepticus, karena:
• kejang 3 kali dalam 30 menit dengan durasi 1-2x/ menit, diantara tiap kejang
pasien tidak sadarkan diri.
Definisi status epilepticus itu sendiri adalah keadaan gawat darurat dimana suatu
kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau kejang yang terjadi berdekatan dengan
pasien tidak sadar di antara kejang tersebut.
• Grand mall seizure: Kejang umum tonik klonik→ kaku kemudian kelojotan
• Petit mal seizure: Kejang umum absans, pasien sering terlihat bengong dalam
durasi yang pendek dan langsung sadar dan dapat meneruskan kegiatan
sebelum pasien kejang
• Generalized seizure: kejang umum, ditandai dengan penurunan kesadaran
• Tonic clonic seizure: sama dengan grand mall seizure
9
Anak perempuan, usia 1 tahun, dibawa oleh orang tuanya ke IGD karena tiba-tiba
kejang kelojotan selama 10 menit. Kejang hanya baru satu kali ini saja. Keluhan
seperti ini sebelumnya pernah dikeluhkan bahkan sudah sekitar 5x dalam setahun
ini. Orang tua juga menyebutkan bahwa selama ini tumbuh kembang anaknya tidak
ada masalah. Anak saat ini sedang batuk dan sudah 2 hari ini demam tinggi. Setelah
kejang, pasien tampak kembali sadar. Pada pemeriksaan ditemukan semua dalam
batas normal kecuali suhu badannya demam 38,5C. Berat badan anak saat ini 10
kg. Dokter memutuskan untuk memulangkan pasien. Tatalaksana yang dapat
diberikan yaitu...
a. Diazepam rektal 5 mg untuk berjaga-jaga bila kejang kembali
b. Diazepam oral 3 x 3 mg selama 2 hari
c. Diazepam rektal 3 x 10 mg selama 2 hari
d. Fenobarbital 2 x 15 mg selama 1 tahun
e. Asam valproat 2 x 75 mg selama 1 tahun
9
Anak perempuan, usia 1 tahun, dibawa oleh orang tuanya ke IGD karena tiba-tiba
kejang kelojotan selama 10 menit. Kejang hanya baru satu kali ini saja. Keluhan
seperti ini sebelumnya pernah dikeluhkan bahkan sudah sekitar 5x dalam setahun
ini. Orang tua juga menyebutkan bahwa selama ini tumbuh kembang anaknya tidak
ada masalah. Anak saat ini sedang batuk dan sudah 2 hari ini demam tinggi. Setelah
kejang, pasien tampak kembali sadar. Pada pemeriksaan ditemukan semua dalam
batas normal kecuali suhu badannya demam 38,5C. Berat badan anak saat ini 10
kg. Dokter memutuskan untuk memulangkan pasien. Tatalaksana yang dapat
diberikan yaitu...
a. Diazepam rektal 5 mg untuk berjaga-jaga bila kejang kembali
b. Diazepam oral 3 x 3 mg selama 2 hari
c. Diazepam rektal 3 x 10 mg selama 2 hari
d. Fenobarbital 2 x 15 mg selama 1 tahun
e. Asam valproat 2 x 75 mg selama 1 tahun
KEJANG DEMAM
TIDAK disebabkan infeksi intrakranial atau penyebab lain (gangguan keseimbangan elektrolit, dan
metabolik lainnya)
Tidak termasuk jika: Ada riwayat kejang tanpa demam atau kejang disertai demam pada usia < 1 bulan
IDI. Panduan Praktis Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: ISI.2014.
KEJANG DEMAM
Marcdante, Robert. Nelson: Essentials of Pediatrics Seventh Edition. Singapura. Saunders Elsevier. 2015.
IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2016
KEJANG DEMAM
Kejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi setiap orangtua. Pada saat kejang,
sebagian besar orangtua beranggapan bahwa anaknya akan meninggal. Kecemasan tersebut
harus dikurangi dengan cara diantaranya:
1. Meyakinkan orangtua bahwa kejang demam umumya mempunyai prognosis baik.
2. Memberitahukan cara penanganan kejang.
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali.
4. Pemberian obat proflaksis untuk mencegah berulangnya kejang memang efektif, tetapi
harus diingat adanya efek samping obat.
Profilaksis Kontinu
- Asam valproat: 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
- Fenobarbital: 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Diberikan sampai 1 tahun bebas kejang, dihentikan bertahap.
Marcdante, Robert. Nelson: Essentials of Pediatrics Seventh Edition. Singapura. Saunders Elsevier. 2015.
IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2016
10
Anak laki-laki usia 3 tahun mengalami kejang lebih dari 15 menit badan
kelonjotan melihat ke atas dan keluar busa dari mulut. Di IGD pasien telah
ditangani dan diberikan diazepam intravena. Setelah kejang pasien tidur dan
ngompol. Riwayat kejang sebelumnya tidak ada. Sejak 2 hari yang lalu demam
tinggi. Hasil pemeriksaan suhu aksila 39,8C. Terapi yang tepat untuk mencegah
berulangnya kejang pada anak ini adalah....
a. Diazepam oral 3 x 0.3 mg/kg selama 2 hari jika demam
b. Fenitoin 10-15 mg/kg/hari
c. Asam Valproat 15-40 mg/kg/hari
d. Carbamazepin 200 mg/hari
e. Fenobarbital 3-4mg/kg/hari
10
Anak laki-laki usia 3 tahun mengalami kejang lebih dari 15 menit badan
kelonjotan melihat ke atas dan keluar busa dari mulut. Di IGD pasien telah
ditangani dan diberikan diazepam intravena. Setelah kejang pasien tidur dan
ngompol. Riwayat kejang sebelumnya tidak ada. Sejak 2 hari yang lalu demam
tinggi. Hasil pemeriksaan suhu aksila 39,8C. Terapi yang tepat untuk mencegah
berulangnya kejang pada anak ini adalah....
a. Diazepam oral 3 x 0.3 mg/kg selama 2 hari jika demam
b. Fenitoin 10-15 mg/kg/hari
c. Asam Valproat 15-40 mg/kg/hari
d. Carbamazepin 200 mg/hari
e. Fenobarbital 3-4mg/kg/hari
TATALAKSANA KEJANG DEMAM
Profilaksis Kontinu
- Asam valproat: 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
- Fenobarbital: 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Diberikan sampai 1 tahun bebas kejang, dihentikan bertahap.
Marcdante, Robert. Nelson: Essentials of Pediatrics Seventh Edition. Singapura. Saunders Elsevier. 2015.
IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. 2016
11
Laki-laki, 32 tahun dengan nyeri kepala sejak 2 hari. Nyeri seperti tertusuk
pada mata kiri, dahi hingga pelipis kiri. Keluhan disertai hidung tersumbat,
mata bengkak, dan berair sebelah kiri. Keluhan pernah dirasakan 1 tahun
yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan lakrimasi dan rhinorrhea. Tanda vital
dalam batas normal. Status neurologis dalam batas normal. Diagnosis yang
mungkin adalah...
a. Neuralgia trigeminal
b. Migrain dengan aura
c. Tension type headache
d. Migrain tanpa aura
e. Cluster headache
11
Laki-laki, 32 tahun dengan nyeri kepala sejak 2 hari. Nyeri seperti tertusuk
pada mata kiri, dahi hingga pelipis kiri. Keluhan disertai hidung tersumbat,
mata bengkak, dan berair sebelah kiri. Keluhan pernah dirasakan 1 tahun
yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan lakrimasi dan rhinorrhea. Tanda vital
dalam batas normal. Status neurologis dalam batas normal. Diagnosis
yang mungkin adalah...
a. Neuralgia trigeminal
b. Migrain dengan aura
c. Tension type headache
d. Migrain tanpa aura
e. Cluster headache
Pembahasan
CLUSTER
Nyeri kepala yang bersifat lateral dan sering disertai dengan gejala otonom parasimpatis nervus
kranial
Manifestasi klinis
• Nyeri kepala berat seperti ditusuk
• Lokasi unilateral orbital, supraorbital, atau temporal
• Intensitas berat
• Berlangsung 15-180 menit
• Disertai konjungtiva ipsilateral lakrimasi, kongesti nasal, rhinorea, keringat pada dahi atau
wajah, miosis, ptosis dan/atau edema kelopak mata, agitasi atau gelisah
• Klasifikasi
• KLASTER EPISODIK : • Setidaknya 2 episode klaster yang berlangsung 7 – 365 hari dan
dipisahkan oleh periode remisi > 1 bulanKLASTER KRONIS : • Berulang > 1 tahun tanpa
periode remisi atau dengan periode remisi yang < 1 bulan
NEURALGIA TRIGEMINAL
Terapi abortif
• Oksigen 7-12L/menit ; gejala hilang dalam 15 menit
• Triptan ; sumatriptan
Terapi profilaksis
• CCB Non Dhp ; Verapamil, Diltiazem
• Lithium karbonat
• kortikosteroid
14
Definisi
TTH merupakan nyeri kepala yang disebabkan karena adanya mekanisme spasme otot perikranial
disertai dengan adanya vasokonstriksi ekstrakranium
Manifestasi Klinis
• Nyeri kepala seperti diikat/ditekan/tertimpa beban berat
• Durasi 30 menit – 7 hari
• Bersifat bilateral
• Intensitas ringan s/d sedang
• Mual, muntah, fonofobia, fotofobia
Terapi Abortif/Akut
• Simple Analgesik
• NSAID
• Ibuprofen 200-800 mg
• Naproxen 220/500 mg
• Aspirin 650-1000 mg
• Paracetamol 1000 mg
• Kombinasi simpel analgesik dengan caffeine 65 mg atau sedative (antihistamin : Syndol)
15
Nyeri kepala yang bersifat lateral dan sering disertai dengan gejala otonom parasimpatis nervus
kranial
Manifestasi klinis
• Nyeri kepala berat seperti ditusuk
• Lokasi unilateral orbital, supraorbital, atau temporal
• Intensitas berat
• Berlangsung 15-180 menit
• Disertai konjungtiva ipsilateral lakrimasi, kongesti nasal, rhinorea, keringat pada dahi atau
wajah, miosis, ptosis dan/atau edema kelopak mata, agitasi atau gelisah
• Klasifikasi
• KLASTER EPISODIK : • Setidaknya 2 episode klaster yang berlangsung 7 – 365 hari dan
dipisahkan oleh periode remisi > 1 bulanKLASTER KRONIS : • Berulang > 1 tahun tanpa
periode remisi atau dengan periode remisi yang < 1 bulan
NEURALGIA TRIGEMINAL
Terapi abortif
• Oksigen 7-12L/menit ; gejala hilang dalam 15 menit
• Triptan ; sumatriptan
Terapi profilaksis
• CCB Non Dhp ; Verapamil, Diltiazem
• Lithium karbonat
• kortikosteroid
16
DefInisi
• Atau TIC DOULOUREUX
• Serangan paroksismal berupa nyeri hebat, singkat dan tajam,
melibatkan satu atau lebih cabang nervus tirgeminal
Pemicu ;
Mengunyah, berbicara, mencuci muka, menggosok gigi, udara
dingin, atau menyentuh bagian yang sensitif “trigger spot”
Tatalaksana
• Carbamazepine 200-1200 mg/hari
• Phenytoin 300-00 mg
• Nerve block
• Microvascular decompession
17
Pemeriksaan Penunjang
● Pungsi lumbal : peningkatan protein CSF tanpa disertai peningkatan leukosit
(mononuclear cell <10/mm3) (Disosiasi Sitoalbumin)
● Emg : adanya tanda demyelinisasi
● Pemeriksaan fungsi paru
Tatalaksana
● IVIG 100mg atau 0.4 g/kg (5 hari)
● Plasmapheresis / plasma exchange 40-0 mL/kg (7-10 hari)
● Neuroprotector : piridoxyn, citicholine, vit B complex
Komplikasi
● Depresi pernafasan
● Th/ perawatan intensif (ventilator)
19
Pemeriksaan Penunjang
● Pungsi lumbal : peningkatan protein CSF tanpa disertai peningkatan leukosit
(mononuclear cell <10/mm3) (Disosiasi Sitoalbumin)
● Emg : adanya tanda demyelinisasi
● Pemeriksaan fungsi paru
Tatalaksana
● IVIG 100mg atau 0.4 g/kg (5 hari)
● Plasmapheresis / plasma exchange 40-0 mL/kg (7-10 hari)
● Neuroprotector : piridoxyn, citicholine, vit B complex
Komplikasi
● Depresi pernafasan
● Th/ perawatan intensif (ventilator)
20
Wanita, 34 tahun dibawa ke IGD rumah sakit dengan keluhan kelemahan anggota
gerak atas dan bawah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan
dirasakan mulai dari tungkai bawah dan menyebar ke bagian lengan. Satu minggu
sebelumnya pasien mengalami diare namun tidak diobati. Pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis didapatkan
kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222 dan lengan 3333/3333 hipotonus
dan hiporefleks. Berikut merupakan pernyataan yang benar, kecuali ….
a. Kemungkinan disebabkan oleh infeksi Campylobacter jejuni
b. Patomekanisme yang terjadi akibat gangguan pada neuromuscular junction
c. Pemeriksaan klinis dijumpai glove and stocking phenomenon
d. IVIG merupakan salah satu pilihan tatalaksana
e. Pemeriksaan lumbal pungsi dijumpai disosiasi sitoalbumin
20
Wanita, 34 tahun dibawa ke IGD rumah sakit dengan keluhan kelemahan anggota
gerak atas dan bawah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan
dirasakan mulai dari tungkai bawah dan menyebar ke bagian lengan. Satu minggu
sebelumnya pasien mengalami diare namun tidak diobati. Pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologis didapatkan
kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222 dan lengan 3333/3333 hipotonus
dan hiporefleks. Berikut merupakan pernyataan yang benar, kecuali ….
a. Kemungkinan disebabkan oleh infeksi Campylobacter jejuni
b. Patomekanisme yang terjadi akibat gangguan pada neuromuscular junction
c. Pemeriksaan klinis dijumpai glove and stocking phenomenon
d. IVIG merupakan salah satu pilihan tatalaksana
e. Pemeriksaan lumbal pungsi dijumpai disosiasi sitoalbumin
GBS
Pemeriksaan Penunjang
● Pungsi lumbal : peningkatan protein CSF tanpa disertai peningkatan leukosit
(mononuclear cell <10/mm3) (Disosiasi Sitoalbumin)
● Emg : adanya tanda demyelinisasi
● Pemeriksaan fungsi paru
Tatalaksana
● IVIG 100mg atau 0.4 g/kg (5 hari)
● Plasmapheresis / plasma exchange 40-0 mL/kg (7-10 hari)
● Neuroprotector : piridoxyn, citicholine, vit B complex
Komplikasi
● Depresi pernafasan
● Th/ perawatan intensif (ventilator)
21
Dari keterangan soal dipikirkan pasien mengalami Guillaine Barre Syndrome. Hal tersebut
ditegakan dari
– adanya riwayat nyeri tenggorok 1 minggu yang lalu,
– kelumpuhan keempat ekstrimitas yang berlangsung secara ascendens,
– kelumpuhan yang dialami tipe LMN.
• Komplikasi yang ditakutkan pada kasus ini adalah gagal napas terlebih pada keterangan
soal didapati gangguan menelan dan berbicara
• sehingga jawaban yang tepat pada kasus ini adalah pemberian oksigen 10 lpm via NRM,
karena kemungkinan terdapat kondisi sesak napas atau hipoksia yang mendahului komplikasi
gagal napas
22
Anamnesis
• kelemahan otot mata yang dapat menyebabkan ptosis
dan diplopia
• kesulitan menelan
• bicara pelo.
• kelemahan pada tangan, kaki, dan leher.
Myastenia Gravis
Anamnesis
• ptosis dan diplopia pada pemeriksaan mata
• paresis pada tangan dan kaki
• disartria dan disfagia
• Tensilon’s test (edrophonium chloride test → asetilkolinesterase inhibitor) : Jika
ada perbaikan kekuatan otot menandakan myasthenia gravis, jika tidak ada
perbaikan kekuatan otot menandakan Lambert Eaton syndrome (Antibodi pada
sekresi asetilkolin, sehingga sekresi asetilkolin sedikit)
Tatalaksana
• Immunoglobulin Intravena (IVIg)
• Plasma Exchange (PE)
• Kortikosteroid diberikan bersama IVIg dan PE
• Inhibitor Asetilkolinesterase, khususnya
Pyridostigmine oral, dapat dimulai kembali setelah
ekstubasi
23
Perempuan, 53 tahun mengeluhkan baal pada telapak tangan dan kaki sejak 6
bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat kencing manis sejak 10 tahun dan tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan parestesi stock & gloves.
Diagnosis yang mungkin untuk kasus ini adalah…
a. Polineuropati
b. Mononeuropati
c. Mielinopati
d. Neuritis
e. Radikulopati
23
Perempuan, 53 tahun mengeluhkan baal pada telapak tangan dan kaki sejak 6
bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat kencing manis sejak 10 tahun dan tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan parestesi stock & gloves.
Diagnosis yang mungkin untuk kasus ini adalah…
a. Polineuropati
b. Mononeuropati
c. Mielinopati
d. Neuritis
e. Radikulopati
24
Meningitis Ensefalitis
• Peradangan yang terjadi pada selaput • Peradangan yang terjadi pada parenkim
otak /meningens otak (white dan gray matter)
• Manifestasi Klinis : • Manifestasi Klinis :
• Nyeri kepala • Demam
• Demam • Penurunan Kesadaran
• Rangsangan Meningeal • Kejang
• Refleks Patologis(+)
• Pemeriksaan Penunjang
• Lumbal Puncture (Gold Standard)
• CT scan (bila kontraindikasi)
MENINGITIS
Tatalaksana
• Steroid
• Dexamethasone 0.6 mg/kgBB/hari
• Prednisone 1-2 mg/kg/hari dibagi 3-4 dosis
• Antibiotik (Bakteri)
• <3 bulan : Ampicilin + Cefotaxime
• >3 bulan : Vancomycin + Ceftriaxone/Cefotaxime
• >50 tahun : Ampicilin + Vancomycin + Ceftriaxone/Cefotaxime
25
Laki-laki, 30 tahun datang dengan keluhan sudut mulut kanan tampak turun
sejak 2 hari. Mata kanan tidak bisa tertutup, alis kanan tidak bisa diangkat, dan
kerutan dahi kanan menghilang. Riwayat trauma disangkal. Tanda vital dalam
batas normal. Lagoftalmus (+), hemiparesis (-). Diagnosis pada kasus di atas
adalah?
a. Bell's palsy
b. Tumor intrakranial
c. Stroke infark
d. Stroke perdarahan
e. Meningitis
25
Laki-laki, 30 tahun datang dengan keluhan sudut mulut kanan tampak turun
sejak 2 hari. Mata kanan tidak bisa tertutup, alis kanan tidak bisa diangkat, dan
kerutan dahi kanan menghilang. Riwayat trauma disangkal. Tanda vital dalam
batas normal. Lagoftalmus (+), hemiparesis (-). Diagnosis pada kasus di atas
adalah?
a. Bell's palsy
b. Tumor intrakranial
c. Stroke infark
d. Stroke perdarahan
e. Meningitis
26
Seorang wanita, usia 44 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga, datang ke
puskesmas dengan keluhan sulit menutup mata sejak 2 hari yang lalu dan mata
terasa perih. Pasien juga mengeluhkan sulit menggerakkan mulut dan tidak bisa
mengeryitkan dahi. Kelemahan separuh tubuh disangkal oleh pasien.
Terapi yang tepat pada pasien ini adalah...
a. Prednison 60 mg/hari, tappering off
b. Prednison 5 mg/hari, tappering off
c. Ibuprofen 2x200 mg selama 6 hari
d. Natrium diclofenak 2x50 mg selama 10 hari
e. Amoxicillin 3x500 mg selama 5 hari
26
Seorang wanita, usia 44 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga, datang ke
puskesmas dengan keluhan sulit menutup mata sejak 2 hari yang lalu dan mata
terasa perih. Pasien juga mengeluhkan sulit menggerakkan mulut dan tidak bisa
mengeryitkan dahi. Kelemahan separuh tubuh disangkal oleh pasien.
Terapi yang tepat pada pasien ini adalah...
a. Prednison 60 mg/hari, tappering off
b. Prednison 5 mg/hari, tappering off
c. Ibuprofen 2x200 mg selama 6 hari
d. Natrium diclofenak 2x50 mg selama 10 hari
e. Amoxicillin 3x500 mg selama 5 hari
BELLS PALSY
Pemeriksaan Fisik
• Kelemahan atau paralisis yang melibatkan saraf fasial (N VII) melibatkan
kelemahan wajah satu sisi (atas dan bawah). Inspeksi awal pasien memperlihatkan
lipatan datar pada dahi dan lipatan nasolabial pada
sisi kelumpuhan.
• Saat pasien diminta untuk tersenyum, akan terjadi distorsi dan lateralisasi pada sisi
berlawanan dengan kelumpuhan.
• Pada saat pasien diminta untuk mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar.
• Pasien juga dapat melaporkan peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh.
BELLS PALSY
Pengobatan inisial
• Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk pengobatan Bells’
pals.
• Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial,
jika diberikan pada onset awal.
• Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6 hari, diikuti
penurunan bertahap total selama 10 hari.
• Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 10 hari.
Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari
27
ABCESS CEREBRAL
Abses otak meupakan bentuk fokal di parenkim otak, yang dapat
terjadi karena berbagai komplikasi infeksi, trauma, maupun
pembedahan.
Gambaran CT Scan :
• Ring like enhancement
28
Laki-laki, 27 tahun, dibawa ke IGD RS dengan kelemahan gerak kedua tungkai karena
terjatuh dari pohon 3 jam yang lalu. Keluhan disertai rasa kesemutan dari puting susu
hingga ujung kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/90 mmHg, HR 88
x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36.7C. Pemeriksaan neurologi didapatkan hipoestesi
dari papilla mammae hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222.
Tonus otot meningkat. Refleks fisiologi meningkat. Refleks patologis positif. Manakah
kemungkinan letak kelainan pada kasus diatas …
a. Medulla spinalis C3
b. Medulla spinalis T4
c. Medulla spinalis T10
d. Medulla spinalis L2
e. Medulla spinalis T2
28
Laki-laki, 27 tahun, dibawa ke IGD RS dengan kelemahan gerak kedua tungkai karena
terjatuh dari pohon 3 jam yang lalu. Keluhan disertai rasa kesemutan dari puting susu
hingga ujung kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/90 mmHg, HR 88
x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36.7C. Pemeriksaan neurologi didapatkan hipoestesi
dari papilla mammae hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah 2222/2222.
Tonus otot meningkat. Refleks fisiologi meningkat. Refleks patologis positif. Manakah
kemungkinan letak kelainan pada kasus diatas …
a. Medulla spinalis C3
b. Medulla spinalis T4
c. Medulla spinalis T10
d. Medulla spinalis L2
e. Medulla spinalis T2
Pembahasan
Pembahasan
Pasien dengan trauma medula spinalis dapat mengalami spinal shock, dalam
hitungan jam hingga minggu setelah kejadian.
• Gejala yang mungkin dialami pada spinal shock: paralisis flacid, atonia, flacid
sphincter, dan tidak ada reflex serta gangguan sensorik di bawah lesi.
Seorang wanita usia 32 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan kesemutan
dan nyeri ringan. Pasien adalah seorang dokter gigi, keluhan dirasakan pada jari
telunjuk, tengah, ibu jari dan lateral jari manis, keluhan bertambah berat saat
melakukan aktifitas dan pekerjaan yang terlalu keras, semakin hari pasien mengeluh
sulit untuk menggenggam dan memegang alat, jari telunjuk lebih sulit digerakkan
dibanding sebelumnya, pasien kurang merasakan saat diperiksa pin prick pada jari
telunjuk, jari tengah, ibu jari dan lateral jari manis tapi tidak untuk telapak tangan,
pada penekanan retinakulum fleksor tidak dirasakan. Saraf manakah yang terlibat?
DIAGNOSISNYA CTS
A. N. Ulnaris
B. N. Radialis
C. N. Medianus
D. N. Antebrachii medialis
E. N. Antebrachii lateralis
31
Seorang wanita usia 32 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan kesemutan
dan nyeri ringan. Pasien adalah seorang dokter gigi, keluhan dirasakan pada jari
telunjuk, tengah, ibu jari dan lateral jari manis, keluhan bertambah berat saat
melakukan aktifitas dan pekerjaan yang terlalu keras, semakin hari pasien mengeluh
sulit untuk menggenggam dan memegang alat, jari telunjuk lebih sulit digerakkan
dibanding sebelumnya, pasien kurang merasakan saat diperiksa pin prick pada jari
telunjuk, jari tengah, ibu jari dan lateral jari manis tapi tidak untuk telapak tangan,
pada penekanan retinakulum fleksor tidak dirasakan. Saraf manakah yang terlibat?
A. N. Ulnaris
B. N. Radialis
C. N. Medianus
D. N. Antebrachii medialis
E. N. Antebrachii lateralis
Pembahasan
Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah carpal tunnel syndrome (CTS), karena
terdapat keluhan:
• kesemutan dan nyeri ringan pada jari telunjuk, tengah, ibu jari dan lateral jari
manis
• Tes pin prick pada jari telunjuk, jari tengah, ibu jari dan lateral jari manis tapi tidak
untuk telapak tangan
• pada penekanan retinakulum fleksor tidak dirasakan.
Saraf yang mengalami gangguan pada CTS adalah N. Medianus yang mempersarafi 1/3
lateral palmar.
• N. Ulnaris → mempersarafi 2 ½ medial manus
• N. Radialis → wrist drop
• N. Antebrachii medialis (Medial Antebrachial Cutaneus Nerve) → inervasi sensorik
bagian medial lengan bawah
• N. Antebrachii lateralis (Lateral Antebrachial Cutaneus Nerve) → inervasi sensorik
bagian lateral lengan bawah
32
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa oleh orangtua nya ke IGD karena kejang. Kejang
kurang lebih selama 25 menit dan sampai RS pasien masih kejang. Telah diberikan
diazepan suppositoria namun pasien masih kejang kemudian diberikan diazepam
intravena, pasien masih tetap kejang. Pemeriksaan fisik kaku kuduk positif, nadi 140x/m,
rr 30x/m, suhu 38C. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Fenobarbital 20 mg/KgBB
b. Fenitoin 20 mg/KgBB
c. Diazepam IV 0,2-0,3 mg/KgBB/kali
d. Langsung ke ICU
e. Rujuk ke RS
32
Anak perempuan usia 4 tahun dibawa oleh orangtua nya ke IGD karena kejang. Kejang
kurang lebih selama 25 menit dan sampai RS pasien masih kejang. Telah diberikan
diazepan suppositoria namun pasien masih kejang kemudian diberikan diazepam
intravena, pasien masih tetap kejang. Pemeriksaan fisik kaku kuduk positif, nadi 140x/m,
rr 30x/m, suhu 38C. Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Fenobarbital 20 mg/KgBB
b. Fenitoin 20 mg/KgBB
c. Diazepam IV 0,2-0,3 mg/KgBB/kali
d. Langsung ke ICU
e. Rujuk ke RS
33
Keyword:
• Perempuan berusia 65 tahun,
• tiba-tiba lemah separuh badan sebelah kanan.
• Pasien tidak dapat berbicara dengan lancar.
• Riwayat hipertensi dan diabetes melitus (+).
• PF: kesadaran compos mentis, GCS 456, tekanan darah 160/100 mmHG, nadi
98x/menit, RR 19x/menit, suhu 36,8 C, (tekanan darah tinggi)
• pasien tidak dapat berbicara dengan lancar dan tidak dapat mengulang, tetapi dapat
mengerti pembicaraan.
• Pemeriksaan neurologis: rangsangan meningeal (-), hemiparese dextra, parese N VII
kanan sentral.
Klasifikasi:
• Afasia sensorik → dia bisa bicara dengan lancar tapi tidak dapat mengerti
dan tidak dapat mengulang pembicaraan (motorik saja yang bisa)
• Afasia motorik → dia tidak bisa bicara dengan lancar dan tidak dapat
mengulang, tetapi dapat mengerti (sensorik saja yang bisa)
• Afasia transkortikal → jika diantara keduanya di atas masih bisa
mengulang
Pembahasan
34
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan mulut mencong ke sebelah
kanan. Selain itu, alis dan pipi sebelah kanan turun. Pasien mengatakan bahwa
keluhan tersebut terjadi secara tiba-tiba. Riwayat trauma, DM, dan hipertensi
disangkal. Pasien mengatakan sering tidur dengan kipas angin yang langsung
mengarah ke wajahnya. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit, pemeriksaan kekuatan motorik
ekstremitas dalam batas normal. Tatalakana farmakologi lini utama yang tepat
adalah...
a. Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
b. Prednison 1 mg/kgBB/hari PO, tappering off
c. Fisioterapi
d. Paracetamol 3 x 500 mg
e. Carbamazepine 2 x 200 mg
34
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan mulut mencong ke sebelah
kanan. Selain itu, alis dan pipi sebelah kanan turun. Pasien mengatakan bahwa
keluhan tersebut terjadi secara tiba-tiba. Riwayat trauma, DM, dan hipertensi
disangkal. Pasien mengatakan sering tidur dengan kipas angin yang langsung
mengarah ke wajahnya. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,6 C, RR 20x/menit, pemeriksaan kekuatan motorik
ekstremitas dalam batas normal. Tatalakana farmakologi lini utama yang tepat
adalah...
a. Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
b. Prednison 1 mg/kgBB/hari PO, tappering off
c. Fisioterapi
d. Paracetamol 3 x 500 mg
e. Carbamazepine 2 x 200 mg
BELLS PALSY
Seorang laki-laki berusia 42 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran setelah
jatuh dari sepeda motor. Pasien sempat pingsan, namun segera sadar dan bangun
kembali. Namun, pasien tiba-tiba jatuh pingsan kembali saat beristirahat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36,5 C,
RR 20x/menit. Kaku kuduk (-), ditemukan hematoma pada temporal dextra, krepitasi (+).
Diagnosis dan hasil CTScan pasien tersebut adalah...
a. EDH, lesi hiperdens berbentuk bikonkaf
b. EDH, lesi hiperdens berbentuk lentikular
c. SAH, lesi hiperdens berbentuk bintang
d. SDH, lesih hiperdens berbentuk bulan sabit
e. EDH, lesi lentikular berbentuk cekung
35
Seorang laki-laki berusia 42 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran setelah
jatuh dari sepeda motor. Pasien sempat pingsan, namun segera sadar dan bangun
kembali.Namun, pasien tiba-tiba jatuh pingsan kembali saat beristirahat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36,5 C,
RR 20x/menit. Kaku kuduk (-), ditemukan hematoma pada temporal dextra, krepitasi (+).
Diagnosis dan hasil CTScan pasien tersebut adalah...
a. EDH, lesi hiperdens berbentuk bikonkaf
b. EDH, lesi hiperdens berbentuk lentikular
c. SAH, lesi hiperdens berbentuk bintang
d. SDH, lesih hiperdens berbentuk bulan sabit
e. EDH, lesi lentikular berbentuk cekung
Pembahasan
• Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 42 tahun dibawa ke IGD dengan
penurunan kesadaran setelah jatuh dari sepeda motor.
• Pasien sempat pingsan, namun segera sadar dan bangun kembali.
Namun, pasien tiba-tiba jatuh pingsan kembali saat beristirahat.
• PF: tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36,5
C, RR 20x/menit. Kaku kuduk (-), ditemukan hematoma pada
temporal dextra, krepitasi (+).
A. EDH, lesi hiperdens berbentuk bikonkaf → lucid interval (+), lesi hiperdens
berbentuk bikonveks
C. SAH, lesi hiperdens berbentuk bintang → lucid interval (-), meningeal sign (+)
D. SDH, lesih hiperdens berbentuk bulan sabit → lucid interval (-)
E. EDH, lesi lentikular berbentuk cekung → lucid interval (+),
lesi hiperdens berbentuk bikonvek
36
Seorang anak berusia 6 tahun datang dibawa orang tuanya dengan keluhan
pandangan sering kosong dan bengong sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan tersebut
dapat berulang hingga 10x sehari selama beberapa detik, timbulnya mendadak
kemudian normal kembali. Terkadang keluhan disertai dengan mulut yang tampak
mengecap-ngecap. Hal tersebut menurut gurunya membuat prestasi anak di sekolah
menurun. Riwayat trauma disangkal. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan nadi
92x/menit, RR 19x/menit, suhu 37 C. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.
Diagnosis pada pasien ini adalah...
a. Epilepsi parsial sederhana
b. Epilepsi umum absans
c. Epilepsi parsial kompleks
d. Kejang demam sederhana
e. Epilepsi umum tonik
36
Seorang anak berusia 6 tahun datang dibawa orang tuanya dengan keluhan
pandangan sering kosong dan bengong sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan tersebut
dapat berulang hingga 10x sehari selama beberapa detik, timbulnya mendadak
kemudian normal kembali. Terkadang keluhan disertai dengan mulut yang tampak
mengecap-ngecap. Hal tersebut menurut gurunya membuat prestasi anak di sekolah
menurun. Riwayat trauma disangkal. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan nadi
92x/menit, RR 19x/menit, suhu 37 C. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.
Diagnosis pada pasien ini adalah...
a. Epilepsi parsial sederhana
b. Epilepsi umum absans
c. Epilepsi parsial kompleks
d. Kejang demam sederhana
e. Epilepsi umum tonik
Pembahasan
• Keyword:
• Anak usia 6 tahun
• Pandangan sering kosong dan bengong sejak 1 tahun yang lalu
• Keluhan tersebut dapat berulang hingga 10x sehari selama beberapa
detik, timbulnya mendadak kemudian normal kembali
• Terkadang disertai keluhan mulut tampak mengecap
• Penurunan prestasi di sekolah
• PF: nadi 92x/menit, RR 19x/menit, suhu 37 C (dbn), pemeriksaan
neurologis tidak ada kelainan
Diagnosis pada pasien ini adalah...
Obat Anti Epilepsi
Pembahasan
Keyword:
• Perempuan, 30 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran.
• Terdapat riwayat demam disertai nyeri kepala
• Dari anamnesis, diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat batuk lama, riwayat OAT
(+) namun tidak sampai selesai.
• Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 90x/menit, suhu
38 C, RR 20x/menit, kaku kuduk (+), Laseque sign (+), Kernig sign (+).
• Pemeriksaan penunjang didapatkan cairan serebrospinal berwarna agak kekuningan,
terdapat limfosit, peningkatan protein, dan glukosa yang rendah
Diagnosis pasien adalah...
Pembahasan
Pembahasan
Pembahasan
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala sebelah kiri
sejak 2 bulan sebelum periksa ke Puskesmas. Nyeri kepala dirasakan berdenyut dan
terus menerus. Pasien mengatakan bahwa melihat bintik-bintik hitam sebelum nyeri
kepala. Nyeri kepala disertai dengan mual muntah. Nyeri kepala semakin memberat
saat melakukan aktivitas. Tekanan darah 120/80, denyut nadi 72x/menit, frekuensi
napas 20x/menit, suhu 36,7 derajat celcius, pemeriksaan fisik dan neurologis dalam
batas normal. Terapi abortif spesifik yang tepat pada pasien adalah…
a. Ergotamine
b. Diazepam
c. Fenitoin
d. Betahistine
e. Carbamazepine
38
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala sebelah kiri
sejak 2 bulan sebelum periksa ke Puskesmas. Nyeri kepala dirasakan berdenyut dan
terus menerus. Pasien mengatakan bahwa melihat bintik-bintik hitam sebelum nyeri
kepala. Nyeri kepala disertai dengan mual muntah. Nyeri kepala semakin memberat
saat melakukan aktivitas. Tekanan darah 120/80, denyut nadi 72x/menit, frekuensi
napas 20x/menit, suhu 36,7 derajat celcius, pemeriksaan fisik dan neurologis dalam
batas normal. Terapi abortif spesifik yang tepat pada pasien adalah…
a. Ergotamine
b. Diazepam
c. Fenitoin
d. Betahistine
e. Carbamazepine
Pembahasan
Keyword:
• Perempuan berusia 20 tahun,
• nyeri kepala sebelah kiri sejak 2 bulan sebelum periksa ke Puskesmas.
• Nyeri kepala dirasakan berdenyut dan terus menerus
• Disertai mual muntah
• Melihat bintik-bintik hitam sebelum nyeri kepala.
• Nyeri kepala semakin memberat saat melakukan aktivitas.
• TTV dbn, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis tidak ada kelainan
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 3
hari yang lalu dan semakin memberat. Pasien juga merasakan demam dan pandangannya
ganda. Dua bulan sebelumnya, sering keluar cairan yang kental dan agak berbau dari
telinga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 38 C, nadi
110x/menit, napas 22x/menit. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan paresis nervus VI
kanan, refleks Babinski (+), refleks fisiologis meningkat, kekuatan otot normal. . Pada
pemeriksaan telinga didapatkan perforasi atik dan kolesteatom. Pada pemeriksaan lab
didapatkan leukositosis dan LED meningkat. Pada CT scan kepala didapatkan lesi hipodens
tunggal berbatas tegas, berbentuk bulat dengan ring enhancement. Terapi yang tepat untuk
pasien ini adalah...
a. Eritromisin
b. Ceftriaxone
c. Tetrasiklin
d. Doksisiklin
e. Klindamisin
39
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat sejak 3
hari yang lalu dan semakin memberat. Pasien juga merasakan demam dan pandangannya
ganda. Dua bulan sebelumnya, sering keluar cairan yang kental dan agak berbau dari
telinga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 38 C, nadi
110x/menit, napas 22x/menit. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan paresis nervus VI
kanan, refleks Babinski (+), refleks fisiologis meningkat, kekuatan otot normal. . Pada
pemeriksaan telinga didapatkan perforasi atik dan kolesteatom. Pada pemeriksaan lab
didapatkan leukositosis dan LED meningkat. Pada CT scan kepala didapatkan lesi hipodens
tunggal berbatas tegas, berbentuk bulat dengan ring enhancement. Terapi yang tepat untuk
pasien ini adalah...
a. Eritromisin
b. Ceftriaxone
c. Tetrasiklin
d. Doksisiklin
e. Klindamisin
Pembahasan
Keyword:
• Perempuan berusia 27 tahun,
• nyeri kepala hebat sejak 3 hari yang lalu dan semakin memberat, demam dan
pandangannya ganda.
• Riwayat keluar cairan yang kental dan agak berbau dari telinga.
• PF: tekanan darah 130/80 mmHg, suhu 38 C, nadi 110x/menit, napas 22x/ menit,
• Px Neurologis : paresis nervus VI kanan, , refleks Babinski (+), refleks fisiologis
meningkat, kekuatan otot normal.
• Pemeriksaan telinga: perforasi atik dan kolesteatom.
• Pemeriksaan lab: leukositosis dan LED meningkat.
• CT scan kepala: lesi hipodens tunggal berbatas tegas, berbentuk bulat dengan ring
enhancement.
Terapi yang tepat untuk pasien ini adalah...
ABSES OTAK
Definisi: penumpukan materi piogenik yang ● Kriteria terdapat gejala infeksi seperti
terlokalisir di dalam/di antara parenkim otak, demam; peningkatan tanda TIK (sakit
Etiologi: kepala yang semakin memberat, muntah
● Bakteri (yang sering): Staphylococcus proyektil, penurunan kesadaran), dan tanda
aureus, Streptococcus anaerob, Streptococcus neurologis fokal.
β hemolitikus, ● Ditemukan fokus seperti otitis media,
Streptococcus α hemolitikus, E.coli, sinusitis, endokarditis, pneumonia,
Bacteroides. selulitis.
● Jamur: N.asteroids, Candida, Aspergillus, ● CT Scan kepala dengan kontras: massa
Actinomycetes hipodens dengan penyangatan cincin pada
● Parasit : E.Histolitika, Cystisercosis, tepinya
Schistosomiasis
ABSES OTAK
Terapi kausal:
• Terapi empirik:
• Sefalosporin generasi III intravena (Ceftriaxone 2 g/12 jam iv atau
Cefotaxime 2 g/8 jam iv)
• Metronidazole 500 mg/8 jam IV
• Terapi empirik diberikan hingga didapatkan antibiotik yang sesuai dengan hasil tes
sensitivitas kuman yang diisolasi dari abses atau dari sumber infeksi. Jika hasil
isolasi tidak ditemukan kuman penyebab, maka terapi empirik dapat
dilanjutkan hingga 6-8 minggu.
Operasi bila tindakan konservatif gagal atau abses berdiameter > 2,5 cm
40
A. EDH karena ruptur arteri cerebri posterior → EDH karena ruptur arteri
meningea media
C. SDH karena ruptur arteri meningea media → Gambaran CT Scan pada SDH
adalah crescent
shaped, SDH karena ruptur bridging vein
D. SDH karena perdarahan di bridging vein → Gambaran CT Scan pada SDH
adalah crescent shaped
E. EDH karena aneurisma berry → SAH karena aneurisma berry
42
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang
bawah sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan setelah pasien terjatuh dari pohon
mangga. Nyeri dirasakan seperti tertekan, hilang timbul, dan tidak menjalar. Nyeri
memberat saat membungkuk dan berubah posisi dari berbaring ke duduk atau berdiri.
Nyeri membaik saat istirahat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36C, RR 18x/menit, spasme otot (+), dan ada trigger point
pada otot paravertebral lumbal tanpa defisit neurologis. Etiologi low back pain pada
pasien yang paling mungkin adalah...
a. Tumor
b. Trauma
c. Infeksi/ inflamasi
d. Degeneratif
e. Idiopatik
42
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang
bawah sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan setelah pasien terjatuh dari pohon
mangga. Nyeri dirasakan seperti tertekan, hilang timbul, dan tidak menjalar. Nyeri
memberat saat membungkuk dan berubah posisi dari berbaring ke duduk atau berdiri.
Nyeri membaik saat istirahat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36C, RR 18x/menit, spasme otot (+), dan ada trigger point
pada otot paravertebral lumbal tanpa defisit neurologis. Etiologi low back pain pada
pasien yang paling mungkin adalah... DIAGNOSISNYA LBP
a. Tumor
b. Trauma
c. Infeksi/ inflamasi
d. Degeneratif
e. Idiopatik
Pembahasan
Anamnesis
• kelemahan otot mata yang dapat menyebabkan ptosis
dan diplopia
• kesulitan menelan
• bicara pelo.
• kelemahan pada tangan, kaki, dan leher.
Myastenia Gravis
Anamnesis
• ptosis dan diplopia pada pemeriksaan mata
• paresis pada tangan dan kaki
• disartria dan disfagia
• Tensilon’s test (edrophonium chloride test → asetilkolinesterase inhibitor) : Jika
ada perbaikan kekuatan otot menandakan myasthenia gravis, jika tidak ada
perbaikan kekuatan otot menandakan Lambert Eaton syndrome (Antibodi pada
sekresi asetilkolin, sehingga sekresi asetilkolin sedikit)
Tatalaksana
• Immunoglobulin Intravena (IVIg)
• Plasma Exchange (PE)
• Kortikosteroid diberikan bersama IVIg dan PE
• Inhibitor Asetilkolinesterase, khususnya
Pyridostigmine oral, dapat dimulai kembali setelah
ekstubasi
44
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1
hari yang lalu. Bila muncul, keluhan dirasakan sekitar 2 menit dengan intensitas
berat. Keluhan disertai mual dan muntah sebanyak 3x. Keluhan memberat dengan
pergerakan kepala. Keluhan telinga berdenging disangkal. Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,6 C, RR
20x/menit. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah...
a. Vertigo servikal
b. Vertigo paroksismal laten
c. BPPV
d. Hipotensi ortostatik
e. Meniere’s disease
45
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1
hari yang lalu. Bila muncul, keluhan dirasakan sekitar 2 menit dengan intensitas
berat. Keluhan disertai mual dan muntah sebanyak 3x. Keluhan memberat dengan
pergerakan kepala. Keluhan telinga berdenging disangkal. Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 36,6 C, RR
20x/menit. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah...
a. Vertigo servikal
b. Vertigo paroksismal laten
c. BPPV
d. Hipotensi ortostatik
e. Meniere’s disease
BPPV
• Antihistamin
• Dimenhidrinat: 25-50 mg, 4 kali sehari PO
• Difenhidramin HCL: 25-50 mg, 4 kali sehari PO
• Senyawa betahistn (analog histamin)
✓ Betahistin Mesylate: 12 mg, 3 kali sehari PO
✓ Betahistin HCL: 8-24 mg, 3 kali sehari PO
• Kalsium antagonis
Cinnarizine: 15-30 mg, 3 kali sehari PO atau 1 x 75 mg
sehari PO
48
Anamnesis
• kelemahan otot mata yang dapat menyebabkan ptosis
dan diplopia
• kesulitan menelan
• bicara pelo.
• kelemahan pada tangan, kaki, dan leher.
Myastenia Gravis
Anamnesis
• ptosis dan diplopia pada pemeriksaan mata
• paresis pada tangan dan kaki
• disartria dan disfagia
• Tensilon’s test (edrophonium chloride test → asetilkolinesterase inhibitor) : Jika
ada perbaikan kekuatan otot menandakan myasthenia gravis, jika tidak ada
perbaikan kekuatan otot menandakan Lambert Eaton syndrome (Antibodi pada
sekresi asetilkolin, sehingga sekresi asetilkolin sedikit)
Tatalaksana
• Immunoglobulin Intravena (IVIg)
• Plasma Exchange (PE)
• Kortikosteroid diberikan bersama IVIg dan PE
• Inhibitor Asetilkolinesterase, khususnya
Pyridostigmine oral, dapat dimulai kembali setelah
ekstubasi
50
Keywords:
• Pasien usia 60 tahun
• Nyeri pada dada kiri
• Nyeri dirasakan seperti tersetrum hilang timbul
• Nyeri diperberat saat bergesekan dengan baju
• Riwayat ruam sebelumnya setinggi dermatom T4-T5 sinistra
• TTV : tekanan darah 120/80, nadi 84x/menit, frekuensi napas 21x/menit, suhu
36,8C. (dbn)
Px Fisik dan Neurologis lainnya tidak didapatkan kelainan
Post Herpetic Neuralgia
TERIMA KASIH