Anda di halaman 1dari 23

Sosialisasi SE Dirjen P2P No.

936 tahun 2021 tentang


Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis
di Indonesia

Jakarta, 3 Mei 2021


3 komponen utama SE Dirjen P2P No. 936/2021

A B C

Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
A. Diagnosis

1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang


digunakan untuk penegakan diagnosis Tuberkulosis
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru
maupun TBC ekstra paru, baik riwayat pengobatan TBC baru maupun
yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan pada semua
golongan umur termasuk pada ODHA.
3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TBC
paru) dan non dahak (untuk terduga TBC ekstra paru, yaitu dari
cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan).
4. Seluruh terduga TBC harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang saat ini sudah mempunyai alat TCM.
Alur penegakan Diagnosis TBC
Terduga TBC

Pemeriksaan TCM

MTB pos Rif No result, error,


MTB pos Rif resistan* MTB pos Rif sensitif** MTB Negatif
Indeterminate** invalid

Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
Pemeriksaan uji kepekaan pengobatan spektrum luas
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis

Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC
Pengobatan TBC RO TBC Lanjutkan
RO paduan SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu monoresistan OAT lini satu
jangka pendek lini satu
INH

**Inisiasi pengobatan *** Pengulangan hanya 1 kali.


* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari Hasil pengulangan yang menjadi
kriteria terduga TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan. dengan OAT lini satu
acuan
A. Diagnosis
Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak yaitu Sewaktu-
Sewaktu, Sewaktu – Pagi maupun Pagi – Sewaktu, dengan jarak 1 jam dari
pengambilan dahak pertama ke pengambilan dahak kedua.

Standar kualitas dahak yang digunakan adalah dahak dengan volume 3-5 ml
dan mukopurulen.

Hasil pemeriksaan TCM terdiri dari :


- MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif, MTB pos Rif indeterminate,
- MTB negatif
- dan hasil gagal (error, invalid, no result).
Keterangan Sampel Dahak 2 contoh Uji dengan
Pemeriksaan TCM
• Jumlah spesimen dahak yang diperlukan untuk pemeriksaan TCM sebanyak 2
(dua) dahak dengan kualitas yang bagus.

• Kualitas dahak yang baik adalah dahak mukopurulen dengan volume 3-5 ml.

• Dahak dapat berasal dari pengambilan Sewaktu - Pagi, Pagi - Sewaktu


maupun Sewaktu-Sewaktu dengan syarat jarak pengambilan minimal 2 jam

• Satu dahak diperiksa TCM, satu dahak lain akan disimpan sebagai
cadangan jika diperlukan pengulangan TCM yaitu pada hasil indeterminate,
invalid, error, no result, serta pada hasil Rif Resistan pada kelompok risiko
rendah TB RO
9 Kriteria TB RO (kelompok resiko tinggi TB RO)

1. Pasien TB gagal pengobatan dengan OAT kategori 2


2. Pasien TB pengobatan OAT kategori 2 yang tidak konversi
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB tidak standar atau menggunakan
kuinolon dan obat injeksi lini kedua selama minimal 1 bulan
4. Pasien TB gagal pengobatan dengan OAT kategori 1
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi
6. Pasien TB kasus kambuh setelah pengobatan OAT kategori 1 ataupun kategori 2
7. Pasien TB yang kembali setelah putus berobat
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB RO
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak responsif secara klinis maupun bakteriologis
terhadap pemberian OAT (bila penegakan diagnosis TB di awal tidak menggunakan
TCM
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Low Risk TB RO

Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-1 TCM ke-2

Rif Res Rif Res Rif Res TB RO


Rif Sen Rif Sen TB SO
Indet MTB Pos TB SO
Negatif /Invalid MTB Pos TB SO
/no result/error
Invalid/no result Rif Res - Keputusan pengobatan oleh TAK
/error
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet MTB Pos, indet (Rif ?) TB SO
Invalid/no result Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh TAK
/error
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Low Risk TB RO (lanjutan)

Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-2
TCM ke-1

Indeterminate Rif Res Rif Res TB RO

Rif Sen Rif Sen TB SO

Negatif Indet TB SO

Indet Indet TB SO

Invalid / no result Indet TB SO


/error
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
High Risk TB RO
Hasil
Hasil Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan Hasil Akhir Terapi pengobatan
ke-2
TCM ke-1
Invalid / no Rif Res Rif Res TB RO
result / error
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet Indet Keputusan pengobatan oleh
TAK
Invalid/no result/error Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh
TAK
Indeterminate Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Indet Keputusan pengobatan oleh
TAK
Indet Indet Keputusan pengobatan oleh
TAK
Invalid / no result/error Indet Keputusan pengobatan oleh
TAK
PENGOBATAN TB SO
OAT LINI-1 KATEGORI 2
(Kat-1 dan kat-2) - PASIEN KAMBUH
- PASIEN GAGAL PENGOBATAN KAT-1
- PASIEN PUTUS BEROBAT
KATEGORI 1
Untuk Pasien Baru Pasien Kambuh adalah
pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan
- PASIEN BARU (TERKONFIRMASI lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil
BAKTERIOLOGIS) pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik karena benar-
- PASIEN BARU TERDIAGNOSA benar kambuh atau karena reinfeksi).

KLINIS Pasien gagal Kat-1 adalah


- PASIEN TB - EXTRA PARU Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
masa pengobatan; atau kapan saja dalam masa pengobatan
diperoleh hasil laboratorium yang menunjukkan adanya
resistensi OAT

Pasien Putus Berobat adalah (LFU)


Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau yang
pengobatannya terputus terus menerus selama 2 bulan atau
lebih
SEDIAN OAT LINI-1 , terdiri dari :
Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2
dan 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan
pasien. Paduan ini dikemas dalam 1 (satu) paket untuk 1 (satu) pasien untuk
1 (satu) masa pengobatan.

Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E) yang dikemas dalam bentuk
blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk pasien yang tidak bisa
menggunakan paduan OAT KDT.

Paduan OAT kategori anak disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi
dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 3 jenis obat
dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan
ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien untuksatu (1) masa
pengobatan
OAT LINI-1 (TB SO)
Pengobatan TB dengan paduan OAT Lini-1
yang digunakan di Indonesia dapat diberikan :
- dengan dosis harian
- maupun dosis intermiten
(diberikan 3 kali perminggu)
dengan mengacu pada dosis terapi
yang telah direkomendasikan

Penyediaan OAT dengan dosis harian


saat ini sudah dimulai sejak Tahun
2021 berdasarkan surat Dirjen P2P
Kemenkes RI Tangg 11 Jan 2021
Nomor PM 01.04/1/165/2021 tentang
Distribusi AOT Kat-1 Dosis Harian
Kat-1 (Dosis Intermitten)
2 RHZE/4HR3

Kat-1 (Dosis Harian)


2 HRZE/4HR
OAT Lini-1 (kategori-1 – paket KDT)

Dosis Intermitten Dosis Harian


OAT Lini-1 (kategori 2 – Paket KDT)
Pengobatan TB RO
Pengobatan TB RO harus bisa dimulai dalam waktu 7 hari setelah diagnosis
pasien ditegakkan. Pengobatan untuk pasien TB RO diberikan dengan rawat
jalan (ambulatory) sejak awal dan diawasi setiap hari secara langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO).

Sesuai dengan rekomendasi WHO tahun 2020, pengobatan TB RO di


Indonesia saat ini menggunakan paduan tanpa obat injeksi, yang terbagi
menjadi dua, yaitu :
- paduan pengobatan jangka pendek (9–11 bulan)
- dan jangka panjang (18–20 bulan).
Jika tidak memenuhi kriteria diatas, maka diberikan panduan jangka panjang
C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan

1. Pemantauan pengobatan pasien TBC SO menggunakan pemeriksaan


mikroskopis.
2. Pemantauan pengobatan pasien TBC RO* menggunakan pemeriksaan
mikroskopis dan biakan.

*Pada SE Dirjen P2P No. 936/2021 tertulis TBC SO (salah ketik)


DIAGNOSIS sesuai standart,
PENGOBATAN sesuai standart, dan
PEMANTAUAN KEMAJUAN yang tepat
SANGAT MENENTUKAN PENGENDALIAN
KASUS TBC
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai