Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN DESA PATEMON

NOMOR 03 TAHUN 2015


TENTANG
TATA KELOLA SUMBER DAYA AIR DESA PATEMON
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA PATEMON

Menimbang : a. bahwa Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon beserta yang
terkandung di dalamnya, sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
kepada Desa Patemon, merupakan kekayaan Desa Patemon yang harus
disyukuri. Oleh karena itu harus dikelola dan dimanfaatkan secara
optimal bagi generasi sekarang dan generasi mendatang dalam
kerangka mewujudkan masyarakat yang adil,makmur dan sejahtera
Desa Patemon;

b. bahwa Pemerintahan Desa Patemon mempunyai tugas konstitusional


untuk menetapkan arah dan dasar pembangunan Desa Patemon yang
dapat menjawab persoalan kemiskinan,ketimpangan dan ketidakadilan
sosial,ekonomi rakyat serta kerusakan Tata Kelola Sumber Daya Air
Desa Patemon;

c. bahwa pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon yang
berlangsung saat ini telah menimbulkan penurunan kualitas
lingkungan, ketimpangan struktural penguasaan Tata Kelola Sumber
Daya Air Desa Patemon, penggunaan dan pemanfaatannya serta
menimbulkan berbagai konflik;

d. bahwa pemanfaatan yang berkaitan dengan pengelolaan Tata Kelola


Sumber Daya Air Desa Patemon yang bersumber dari potensi Desa
Patemon saling tumpang tindih dan bertentangan dengan kepentingan
masyarakat Desa Patemon;

e. bahwa pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon yang
adil, berkelanjutan dan mengutamakan kelestarian lingkungan hidup
harus dilakukan dengan cara terkoordinasi, terpadu dan menampung
dinamika aspirasi dan peran serta masyarakat;

f. bahwa untuk mewujudkan cita-cita luhur Desa Patemon, diperlukan


komitmen bersama yang sungguh-sungguh untuk memberikan arah
dan dasar bagi pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa
Patemon yang adil,berkelanjutan dan mengutamakan kelestarian
lingkungan hidup;

g. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a,b,c,d,e,f perlu adanya Peraturan Desa tentang
pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon.

-1-
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42) ;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-


Daerah Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Jawa Barat ;

3. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-


Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2043);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya


Alam (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran


Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3952) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Pengganti Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4412;

9. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air


(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011.

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);

-2-
13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

14. Undang – Undang Nomor Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan


Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai daerah
otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);

18. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,


Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 .

-3-
Dengan Persetujuan Bersama
KEPALA DESA PATEMON
DAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PATEMON
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA PATEMON TENTANG TATA KELOLA SUMBER


DAYA AIR DESA PATEMON

BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon adalah sistem Tata Kelola Sumber Daya
Air Desa Patemon yang merupakan satu kesatuan wilayah,lingkungan sosial budaya
dilaksanakan dalam rangka tercapainya nilai-nilai kemanfaatan, keadilan dan
kepastian hukum untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Desa Patemon.
2. Kawasan Penghijauan adalah kawasan khusus lindung dan pelestarian untuk
ditetapkan menjadi daerah kawasan fungsi penghijauan dan hasil guna terhadap Tata
Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon yang ada di daerah aliran sungai, sebagai
lahan tangkapan air di Desa Patemon yang selanjutnya dikembangkan diseluruh
kawasan aliran sungai di Desa Patemon.
3. Orang adalah setiap penduduk Desa Patemon dan orang yang mendirikan bangunan di
wilayah Desa Patemon
4. Masyarakat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga Negara Republik Indonesia
yang tinggal di dalam kesatuan wilayah politik Pemerintahan Desa Patemon yang
membentuk komunitas dengan didasarkan pada kesadaran budaya,kesepadanan mata
pencaharian yang berkaitan dengan hutan, ekologi, batasan wilayah administrasi dan
sejarah.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah dan
mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat yang diakui, dihormati dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
wilayah Desa Patemon serta di Kabupaten Semarang.

-4-
6. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
Patemon merupakan organ pemerintahan di desa sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
7. Perusahaan adalah Badan usaha sah dan bergerak di korporasi yang melakukan
aktifitas perekenomian di Desa Patemon.
8. Pengusaha adalah orang yang melakukan kegiatan perekonomian di Desa Patemon.

BAB II
PENGELOLAAN TATA KELOLA SUMBER DAYA AIR DESA PATEMON
Bagian Kesatu
Prinsip dan Tujuan
Pasal 2
Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. prinsip ekologi, yaitu : prinsip yang mendasarkan pada penataan keseimbangan
pengelolaan, penyelamatan dan pelestarian Tata Kelola Sumber Daya Air Desa
Patemon yang ada di kawasan penghijauan sesuai dengan kondisi dan kemampuan
masyarakat Desa Patemon; dan
b. prinsip keadilan sosial, yaitu : prinsip yang mendasarkan pengelolaan Tata Kelola
Sumber Daya Air Desa Patemon untuk mewujudkan rasa keadilan dan kesejahteraan
sosial bagi seluruh masyarakat Desa Patemon.
Pasal 3
Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon didasarkan pada tujuan-tujuan
sebagai berikut :
a. terwujudnya pengelolaan kawasan penghijauan untuk mewujudkan keadilan sosial
dan kesejahteraan masyarakat Desa Patemon; dan
b. terjaganya kawasan penghijauan untuk kelestarian alam dan kawasan seluruh Desa
Patemon beserta potensi Sumber Daya Air Desa Patemon yang ada; dan
c. terwujudnya kawasan penghijauan yang bertujuan untuk mengamankan, melestarikan
dan melindungi Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon serta kekayaan atas
segala sesuatu yang berada di atas tanah Desa Patemon.

-5-
Bagian Kedua
Aspek Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon
Pasal 4
(1) Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon memerlukan pendekatan
yang terpadu,kebersamaan dan menyeluruh yakni hubungan timbal balik antara
konservasi budaya, alam dan ekonomi serta berwawasan lingkungan agar terjaga
kelestariannya.
(2) Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon meliputi :
a. aspek perencanaan tata kelola air di wilayah hulu Gunung Merbabu yang masuk
wilayah Desa Patemon direncanakan menjadi konservasi penghijauan. Selanjutnya
perencanaan di wilayah hilir dengan konservasi buatan
b. aspek pelestarian agar pemanfaatan bisa berkelanjutan perlu adanya pelestarian
Sumber Daya Air baik segi jumlah maupun mutunya. Pelestarian Sumber Daya
Air Desa Patemon melibatkan seluruh masyarakat Desa Patemon beserta
Pemerintahan Desa Patemon; dan
c. aspek pemanfaatan, Sumber Daya Air Desa Patemon dimanfaatkan secara
berkeadilan oleh seluruh masyarakat Desa Patemon dan desa-desa sekitar
penerima manfaat dengan mempertimbangkan kebutuhan, ketersediaan; dan
d. aspek pengendalian Sumber Daya Air Desa Patemon selain bermanfaat juga
memiliki nilai kepedulian dan tanggung jawab lingkungan, oleh karena itu dalam
pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon aspek pengendalian
dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa Patemon beserta Pemerintahan Desa
Patemon sangat penting untuk menghindari kerusakan yang diakibatkan orang
atau kondisi alam.

Pasal 5
Aspek pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 merupakan satu kesatuan utuh.
Bagian Ketiga
Aspek Pengelola
Pasal 6
(1) Prinsip dasar pengelola adalah melibatkan berbagai pihak yang terlibat meliputi
Pemerintahan Desa sebagai penanggung jawab dan/atau sebagai penjaga kedaulatan
wilayah kawasan penghijauan.

-6-
(2) Pemerintah desa menunjuk pada Paguyuban Petani SENDANG MAKMUR untuk
mengelola dan bertanggungjawab melaksanakan gerakan konservasi air dan
lingkungan hidup.
(3)Dalam prinsip pengelolaan posisi orang atau masyarakat sebagai pengelola bersifat
saling menguntungkan dan berkeadilan, dimana posisinya bukan sekedar mengelola,
melainkan mempunyai peran dalam pengelolaan, penjagaan keamanan kawasan
penghijauan untuk kesinambungan dan keberlangsungan Tata Kelola Sumber Daya
Air Desa Patemon.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Pasal 7
(1) Dalam pelaksanaan pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon,
setiap orang berhak untuk :
a. memperoleh informasi yang berkaitan dengan pengelolaan Tata Kelola
Sumber Daya Air Desa Patemon;
b. menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan Tata Kelola Sumber
Daya Air Desa Patemon yang sudah diumumkan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan kondisi setempat;
(2) Dalam pelaksanaan pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon,
Pemerintahan Desa Patemon berhak melakukan pengawasan dan evaluasi atas
pelaksanaan Tata Kelola Sumber Daya Air.
Pasal 8
(1) Pemerintahan Desa wajib melaksanakan program konservasi air untuk mendukung
Tata Kelola Air Desa Patemon dengan kegiatan :
a. penanaman pohon kawasan penghijauan di wilayah Desa Patemon;
b. pengembangan dan pemeliharaan sumur resapan.
(2) Setiap orang yang memiliki dan/atau mendirikan bangunan di wilayah Desa
Patemon wajib meresapkan air hujan selama musim penghujan di lingkungan
bangunan secara swadaya.
(3) Setiap perusahaan di wilayah Desa Patemon wajib membangun sumur resapan
sebanyak 2 unit dengan kapasitas 16 M3 untuk warga Desa Patemon dalam setiap
tahun.
(4) Setiap perusahaan di wilayah Desa Patemon wajib mengolah limbah Industri
sesuai dengan standar baku mutu lingkungan.

-7-
BAB IV
WEWENANG DAN PEMBINAAN
Pasal 9
(1) Desa berwenang menyelenggarakan pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air
Desa Patemon yang berada di wilayah Desa Patemon untuk sebesar-besarnya
kemakmuran dan kesejahteraan seluruh masyarakat Desa Patemon.
(2) Desa bersama Pemerintahan Desa Patemon memberikan sanksi terhadap para
pihak yang mengganggu, merusak, Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon
(3) Pemerintahan Desa Patemon menyelenggarakan pembinaan dengan :
a. memberikan kesadaran akan arti pentingnya keseimbangan dan keadilan
lingkungan hidup, yang melibatkan pertimbangan saling ketersinambungan
antara upaya kelestarian alam dari kawasan atas sampai kawasan bawah
dengan kelestarian Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon yang menjadi
hajat hidup paling mendasar bagi masyarakat umum, khususnya masyarakat
Desa Patemon;
b. menyebarluaskan pentingnya pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa
Patemon yang berkeadilan kepada seluruh masyarakat Desa Patemon;
c. memberikan pendidikan, menumbuhkembangkan dan mengembangkan
kesadaran dan tanggung jawab Desa Patemon melalui
penyuluhan,pelatihan,pembinaan tentang pentingnya menjaga kedaulatan
pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon.
d. Setiap orang wajib memelihara, menjaga dan melestarikan seluruh sumber
mata air yang ada di desa Patemon sesuai dengan kearifan lokal.

BAB V
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 10
(1) Penyelesaian sengketa Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon pada tahap
pertama diupayakan berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat.
(2) Bilamana upaya penyelesaian dengan cara musyawarah mufakat tidak tercapai
sebagaimana tercantum dalam ayat (1) maka akan dilakukan sanksi denda sesuai
dengan nilai kerusakan yang ditimbulkan

-8-
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Dengan berlakunya Peraturan Desa ini, maka segala Peraturan Kepala Desa atau Keputusan
Kepala Desa Patemon yang berkaitan dengan pengelolaan tata kelola air dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Peraturan Desa ini, atau belum
dikeluarkan peraturan pelaksanaan baru berdasarkan Peraturan Desa ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang pelaksanaan dan tehnis
pengaturan pengambilan manfaat secara detail, pengaturannya akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa.
Pasal 13
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada saat tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa dan Berita Desa Patemon.

Ditetapkan di : Patemon
Pada tanggal : 18 Mei 2015

KEPALA DESA PATEMON

( PUJI RAHAYU )

Diundangkan di Patemon
Pada tanggal 18 Mei 2015
Sekretaris Desa Patemon

JONO

LEMBARAN DESA PATEMON TAHUN 2015 NOMOR ....

-9-
-
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DESA PATEMON
NOMOR 03 TAHUN 2015
TENTANG
TATA KELOLA SUMBER DAYA AIR DESA PATEMON

I. UMUM
Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon merupakan suatu proses yang
berkesinambungan berkenaan dengan pemanfaatan, pelestarian dan pengendalian Tata
Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon, dilaksanakan dalam kerangka tercapainya
kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh
masyarakat Desa Patemon.

Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon yang berada di Desa Patemon harus
dipelihara secara berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat yang optimal, baik untuk
generasi sekarang maupun generasi mendatang, dengan tetap memperhatikan daya
tampung dan daya dukung kelestarian lingkungan hidup Desa Patemon.

Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon merupakan suatu tahapan yang
berkelanjutan dengan diperuntukkan untuk seluruh masyarakat Desa Patemon.
Sebagaimana pemanfaatan, pelestarian dan pengendalian untuk fungsi sosial, fungsi
ekologi sesuai dengan kondisi sosial budaya Desa Patemon. Dalam kerangka pengelolaan
Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon harus mengakui, menghormati, melindungi
dan melestarikan hak masyarakat hukum adat dan keragaman budaya Desa Patemon atas
Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon.

Pengelolaan Tata Kelola Sumber Daya Air Desa Patemon merupakan pengejawantahan
atas karunia dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang diterapkan dengan
penerjemahan melalui tugas konstitusional sebagaimana di amanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang mengatur tentang otoritas desa dalam
menjalankan roda pembangunan desa demi kesejahteraan warganya, pengaturan tentang
Tata Kelola Air perlu diterbitkan guna menyelesaikan persoalan air di Desa Patemon
umumnya. Hal ini juga dilakukan dalam kerangka menjaga kelestarian lingkungan untuk

-
generasi mendatang sehingga akhir dari semuanya ini akan terwujudnya masyarakat Desa
Patemon yang utuh dengan PARAS AYUnya.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal
2
Cukup Jelas

Pasal
Cukup Jelas
3

Ayat (1)
Pasal
4 Cukup Jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud wilayah hulu Gunung Merbabu adalah luasan wilayah
hutan Gunung Merbabu yang khusus untuk lahan penghijauan sebagai
wilayah lindung dan penyangga dan/atau tanggapan air.

Yang dimaksud wilayah hilir adalah wilayah Desa Patemon beserta


seluruh warganya membangun sumur resapan sesuai kemampuan dan
daya dukung, guna pengendali dan pengamanan air hujan selama
musim penghujan dan penjaga kestabilan debit air selama musim
kemarau.
Pasal
5
Cukup Jelas

Pasal
Ayat (1)
6
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas

-
Pasal
7
Ayat (1)
Cukup Jelas

Ayat (2)
Yang dimaksud Pemerintah Desa melakukan pengawasan dan evaluasi atas
pelaksanaan Tata Kelola Sumber Daya Air ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Desa Patemon.

Pasal
8
Ayat (1)
Yang dimaksud menanam pohon kawasan penghijauan adalah seluruh warga
Desa Patemon menanam pohon jenis penyangga air, seperti : beringin, duwet,
karetan atau sejenisnya sesuai dengan fungsi tanaman penyangga air.

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan standar baku mutu lingkungan adalah tidak
mencemari lingkungan dan/atau tidak berdampak negatif terhadap kesehatan
lingkungan
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat(4)
Yang dimaksud meresapkan air adalah dengan cara membuat sumur resapan,
biopori, bentuk-bentuk yang lainya

Pasal
9 Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)

-
Cukup Jelas

Pasal 10
Cukup Jelas

Pasal 11
Cukup Jelas

Pasal 12
Cukup Jelas

Pasal 13
Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DESA PATEMON NOMOR 03 tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai