28 Juni 2019
Defiyan Cori, Ekonom dari Konstitusi
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas
Gadjah Mada:
11 Juli 2019
❸ Data Rumah Tangga dan NRT dilakukan melalui sensus dan survei.
❑ Sensus Pertanian (setiap tahun berakhiran 3)
▪ Menghasilkan jumlah rumah tangga peternakan dan populasi ternak yang
digunakan sebagai benchmark survei-survei peternakan berikutnya.
❑ Pendataan Lengkap Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK, tahun 2011)
▪ Menghasilkan jumlah unit pemelihara sapi potong sapi perah, dan kerbau serta
populasi ketiga jenis ternak tersebut beserta rumpun, jenis kelamin, kelompok
umur, dan karakteristik lainnya
❑ Survei yang pernah dilakukan: SPN, EPT, SOUT, SUTAS
Periode Pengumpulan
2 ❑ Rutin: 1. Triwulanan
(RPH/TPH) dan 2. Tahunan Unit Observasi
(Perusahaan Peternakan)
❑ Sensus (setiap tahun yang
3 ❑ Rumah Tangga -> sensus dan survei
❑ Perusahaan -> laporan tahunan
berakhiran 3) ❑ RPH/TPH -> laporan triwulanan
❑ Survei (Insidentil sesuai
kebutuhan dan biaya) Contoh
Survei Struktur Ongkos, Survei
Parameter
Sensus Estimasi
Populasi Populasi akhir
tahun t-1
Ternak Ternak
Unggas
Besar Kecil
Survei SPN + EPT+
Sapi Potong Babi Ayam Ras ST2013-STU/SOUT2017
Pedaging +
Sapi Perah Kambing Ayam Ras
Data Survei
Petelur
Perusahaan Perusahaan
Kerbau Domba Ayam Buras
Kuda Kelinci Itik Populasi
Itik manila
Produksi
Daging Pt x Am x % K
Telur Pt x p x %BP Produksi
Susu Pt x m x %BP
Lainnya Perkiraan
III. PENGUMPULAN DATA
Contoh Penggunaan Rumus Mutasi Untuk Estimasi Populasi
𝑃𝑡 = [𝑃0 1 + 𝐵 + 𝐿 + 𝑇 − 𝐽 − 𝑀 − 𝑃 − 𝐾 ]
Diketahui “parameter” mutasi sapi 𝑃2014 = [𝑃2013 1 + 𝐵 + 𝐿 + 𝑇 − 𝐽 − 𝑀 − 𝑃 − 𝐾 ]
potong hasil SOUT2017 adalah P2013 adalah populasi awal pengamatan pada tahun 2013,
sebagai berikut: berdasarkan dinamika ternak akan diperoleh jumlah ternak
pada akhir tahun pengamatan. Selanjutnya populasi akhir
P0 = Stok Awal = 100%
pengamatan tahun 2013 dianggap sama dengan populasi
B = Pembelian = 10,71%
awal pengamatan tahun 2014, dan seterusnya.
L = Kelahiran = 21,51%
T = Pertambahan Lain = 1,99% P2014 = [12.689.939 (1+10,71%+21,51%+1,99%++23,91%+1,26%+2,74%+1,44%)]
J = Penjualan = 23,91% = 13.306.670
M = Kematian = 1,26%
P2015 = [13.306.670 (1+10,71%+21,51%+1,99%++23,91%+1,26%+2,74%+1,44%)]
P = Pemotongan = 2,74%
= 13.953.374
K = Pengurangan Lain = 1,44%
P2016 = [13.953.374 (1+10,71%+21,51%+1,99%++23,91%+1,26%+2,74%+1,44%)]
3
Hasil ST2013, jumlah populasi sapi
potong adalah 12.689.939 ekor.
Berapa estimasi populasi sapi
= 14.631.508
Dan seterusnya sehingga pada tahun 2020 diperoleh angka 18.549.762
Catatan: Pada tahun 2014, 2015, 2016 belum ada parameter SOUT2017. Parameter
potong pada tahun 2020? yang ada adalah hasil ST2013-STU sehingga pada tahun 2020 tidak sama persis.
III. PENGUMPULAN DATA
Contoh Penggunaan Rumus Mutasi Untuk Estimasi Populasi
𝑃𝑡 = [𝑃0 1 + 𝐵 + 𝐿 + 𝑇 − 𝐽 − 𝑀 − 𝑃 − 𝐾 ]
Setelah diperoleh estimasi populasi pada tahun 2020 (18.549.762 ekor) maka harus
ditambah dengan populasi sapi potong yang berada di perusahaan dan unit lain.
Hasilnya adalah populasi utuh pada tahun 2020 yang mencakup semua unit
pemelihara sapi potong.
1. Pada rumus mutasi di atas, ada ternak (sapi)
Lalu, berapa est prod daging thn 2020? yang dijual dan ada yang dibeli. Ternak yang
telah dewasa, jika dijual tentu akan dipotong.
Produksi Karkas = Pt x Am x %K Jika menjual pada umur masih muda misal
Pt = Populasi total tahun ke-t kurang dari 2 tahun maka akan dipelihara oleh
Am = proporsi pemotongan peternak lain (pembelian).
%K = rata-rata prod daging per ekor (kg)
2. Di ruta ada ternak tua/afhir, jentan dewasa yg
3
Prod Daging = 18.549,762 x 2,74% x 169,11 (Kg)
= 85.952.436 Kg
siap dipotong (selain pemacek), dan jantan
muda yg bisa dipotong (data empiris).
POTENSI PRODUKSI DAGING = Prod Riil +
= 85.952,43 Ton (riil)
No.1 + No.2
III. PENGUMPULAN DATA
Tujuan Kegiatan Pengumpulan Data Peternakan
Perusahaan (LTT, LTS, LTU)
1 ❑ Populasi Ternak
❑ Produksi Hasil Peternakan (telur, susu, daging)
❑ Struktur ongkos usaha perusahaan
Rumah Tangga
3 ❑ Estimasi populasi dan mutasi/dinamika ternak di rumah tangga
❑ Estimasi produksi hasil peternakan
❑ Parameter produktivitas lainnya
III. PENGUMPULAN DATA
Petugas yang Terlibat
Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)
1 ❑ Distribusi kuesioner (jika pihak perusahaan yang mengisi)
❑ Wawancara dan mengisikan pada kuesioner perusahaan/RPH/TPH
❑ Melaporkan kepada BPS Kako (Kasi Statistik Produksi)
Mitra Statistik
3 ❑ Untuk survei rumah tangga seperti SOUT, SUTAS dan Sensus
Pertanian
❑ Mitra melakukan wawancara kepada rsponden rumah tangga
❑ Menyerahkan dokumen hasil pencacahan
III. PENGUMPULAN DATA
Metodologi
Cacah Lengkap (Sensus)
1 ❑ Diberlakukan untuk perusahaan berbadan hukum (PT, CV,
Firma, Koperasi, BUMN/BUMD, Yayasan)
❑ Diberlakukan untuk RPH/TPH
Periode Data
2 ❑ Referensi waktu setahun yang lalu -> untuk perusahaan
❑ Triwulanan -> untuk RPH/TPH
❑ Saat pencacahan dan setahun yang lalu -> untuk survei rumah
tangga
* PERUSAHAAN PETERNAKAN *
Jenis Dokumen
Daftar LTT
1 ❑ Digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan peternakan ternak
besar dan ternak kecil berbadan hukum (1 daftar untuk 1 perusahaan)
❑ Ternak besar meliputi sapi potong dan kerbau sedangkan ternak kecil
meliputi kambing, domba, dan babi
Daftar LTS
2 ❑ Digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan peternakan
sapi perah berbadan hukum (1 daftar untuk 1 perusahaan)
Daftar LTU
3 ❑ Digunakan untuk mengumpulkan data perusahaan peternakan
unggas berbadan hukum (1 daftar untuk 1 perusahaan)
❑ Unggas yang dicatat adalah ayam ras pedaging, ayam ras
petelur, ayam kampung (ayam buras), itik, dan burung puyuh
* PERUSAHAAN PETERNAKAN *
Laporan Tahunan Perusahaan Peternakan
Ternak Besar dan Ternak Kecil (Daftar LTT)
❑ Ternak besar meliputi sapi potong, kerbau dan kuda sedangkan ternak kecil meliputi
kambing, domba dan babi
❑ Unggas meliputi ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam kampung (buras), itik,
dan burung puyuh
❶ METODOLOGI
❑ Periode pengumpulan data pemotongan ternak yang dikumpulkan
dari RPH dan TPH (dahulu keurmaster) adalah triwulanan.
❑ Responden pada RPH/TPH adalah petugas atau pegawai RPH/TPH
❑ Metode pengumpulan data RPH/TPH dilakukan dengan pencacahan
lengkap di seluruh Indonesia
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar RPH/TPH)
❶ METODOLOGI
▪ RPH adalah semua tempat pemotongan hewan/ternak selain unggas yang mempunyai
bangunan permanen/semi permanen yang khusus digunakan untuk tempat pemotongan
hewan/ternak dan telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Rumah Potong Hewan.
Responden pada RPH adalah petugas RPH setempat.
▪ TPH adalah suatu tempat pemotongan hewan/ternak, baik mempunyai bangunan maupun
tidak, dan biasanya terdapat pencatatan pemotongan, termasuk jagal dan pedagang yang
melakukan pemotongan ternak pihak lain secara rutin dan bukan untuk konsumsi sendiri.
▪ Keurmaster adalah tenaga paramedik pemerintah yang telah mengikuti pelatihan tentang uji
daging, dan bertugas di Rumah Potong Hewan (RPH), serta ditunjuk oleh Dinas
Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi peternakan atas nama bupati/walikota yang
selanjutnya memiliki kewenangan untuk melaksanakan uji daging.
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar RPH/TPH)
❶ METODOLOGI
❑ Penjelasan tambahan, tugas keurmaster:
▪ Pemeriksaan dokumen hewan, pengawasan perlakuan hewan saat penerimaan dan
pengistirahatan dan pemeriksaan kesehatan Ante Mortem.
▪ Pengawasan teknis penyembelihan, pengulitan, pengeluaran jeroan dan
pemeriksaan Post Mortem
▪ Pengawasan kebersihan ruang produksi, peralatan, higiene personal, penanganan
karkas dan pelaporan
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar RPH/TPH)
❷ PENGUMPULAN DATA
❑ Satu Daftar RPH/TPH digunakan untuk mencatat satu direktori RPH/TPH
❑ Data yang dikumpulkan dalam Daftar-RPH adalah data pemotongan ternak per
bulan per jenis ternak (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi)
❑ Data yang dicatat mencakup:
• Jumlah ternak yang dipotong,
• Rata-rata berat dan harga ternak hidup serta rata-rata berat dan harga produksi hasil
pemotongan (karkas, daging, jeroan, kulit basah, dan lainnya)
• Alasan pemotongan sapi dan kerbau betina produktif
• Asal ternak yang dipotong, kepemilikan ternak yang dipotong, dan pemotongan di luar
RPH/TPH
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar RPH/TPH)
❸ DAFTAR RPH/TPH
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar RPH/TPH)
❸ DAFTAR RPH/TPH
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar RPH/TPH)
❸ DAFTAR RPH/TPH
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar KPPT)
Pengisian yang
salah:
Harga sudah diisi
selama satu bulan
* PEMOTONGAN TERNAK *
Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak
(Daftar KPPT)
Contoh pengisian
yang salah
IV. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
PENGOLAHAN
1 ❑ Pengolahan dilakukan dengan Aplikasi Pengolah
Data berbasis web yang dibagun oleh Subdit IPD
❑ Data perusahaan diolah di BPS RI dan data
RPH/TPH diolah di BPS Provinsi
❑ Mulai tahun 2020, data KPPT diolah dengan
Aplikasi CAPI dimana sebelumnya tidak diolah
karena hanya sebagai alat bantu mencatat
pemotongan
PUBLIKASI DATA
2 ❑
❑
Buku Statistik Perusahaan Peternakan Ternak Besar dan Kecil
Buku Statistik Perusahaan Peternakan Sapi Perah
❑ Buku Statistik Perusahaan Peternakan Unggas
❑ Buku Statistik Pemotongan Ternak
❑ Buku Direktori Perusahaan Peternakan dan RPH/TPH
❑ Buku Statistik Peternakan Dalam Angka
IV. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
98,73%
Monitoring Pengolahan RPH/TPH Pada Dashboard
IV. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
Pemanfaatan Data:
Internal: Penyusunan PDB/PDRB setiap Triwulan
Eksternal: Data Konversi berat hidup ternak menjadi karkas/daging dalam
penghitungan supply-demand daging sapi dan kerbau .
0.00
2013 2014 2015 2016 2017 2018
PETERNAKAN: 1,49
PERTANIAN: 12,54
NASIONAL
IV. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
CONTOH DATA PETERNAKAN PADA PRODUK BPS
Informasi yang disediakan:
Statistik Perusahaan Unggas,
2018 (terbit April, 2019) STRUKTUR ONGKOS 2018 (%)
Lainnya Upah/Gaji
Obat
3,23 16,95 21,95
Pakan
57,87
PRODUKSI DOC:
ribu ekor
1.204.871
POPULASI 31 Desember 2018
Ayam Bibit Petelur Ayam Bibit Pedaging FS Ayam Petelur
4.969 7.398 8.352
ribu ekor ribu ekor ribu ekor
V. TAHAP KEGIATAN
Persiapan (Oktober 2019 – Januari 2020)
PROSES BISNIS
Menyempurna-
Menyiapkan Menyempurnakan
Mencetak kan program
direktori daftar isian
daftar isian pengolahan
perusahaan (register/ kuesioner)
(aplikasi)
Sapi Potong
Sapi Perah
Kerbau
Kambing
Domba
Babi
Kuda
Ayam Buras
Ayam Petelur
Ayam Pedaging
Itik
VI. INDIKATOR
(2. PARAMETER PRODUKSI)
Hasil : Hasil :
Populasi, Produksi,Tenaga Kerja, Struktur Ongkos, DOC yang Dihasilkan, DOC yang Populasi Ternak (P0), DOC yang Dibeli
Dijual
Perkiraan Populasi
Unggas Pedaging
PENJUALAN
95,46%
RATA-RATA BERAT
AYAM RAS PEDAGING
YANG DIJUAL
1,70
KEMATIAN kg/ekor
4,42%
VI. INDIKATOR
POLA DISTRIBUSI DAGING AYAM RAS
VI. INDIKATOR
POLA DISTRIBUSI DAGING AYAM RAS
Provinsi MPP Total Provinsi MPP Total
Produksi Telur di Perusahaan Produksi Telur di Rumah Tangga dan Non-Rumah Tangga**
* = P0 (1 + %L + %B + %T – %M – %P – %J – %K)
** = Pt x P x LP x %BP
Keterangan :
* = Perkiraan Populasi Unggas Petelur di Rumah Tangga
** = Perkiraan Produksi Telur di Rumah Tangga dan Non Rumah Tangga
Dimana :
%L = Parameter Kelahiran/Penetasan
%B = Parameter Pembelian
%T = Parameter Penambahan Lain
%M = Parameter Kematian
%P = Parameter Pemotongan
%J = Parameter Penjualan
%K = Parameter Pengurangan Lain
P = Produktivitas per 1000 Ekor per Tahun
LP = Lama Produksi dalam satu tahun
%BP = Persentase Betina Produktif Terhadap Populasi
VI. INDIKATOR
HASIL SOUT2017
PENJUALAN
Ayam Ras Petelur
20,41%
PEMBELIAN
KEMATIAN 35,67%
4,24%
PENETASAN
PEMOTONGAN 0,55%
0,34%
+
PENAMBAHAN LAIN
+
0,89%
-
PENGURANGAN LAIN
- 0,62%
814 Butir
per 1000 ekor 266 Hari 71,88%
POLA DISTRIBUSI TELUR AYAM RAS
VI. INDIKATOR
VI. INDIKATOR
Perusahaan Peternakan
adalah unit usaha yang mengusahakan ternaka baik untuk pembibitan
maupun budidaya dengan badan hukum PT, CV, Firma, Koperasi, BUMN,
atau Yayasan
Pembibitan Ternak
adalah kegiatan pemeliharaan ternak dengan tujuan utama pembibitan/
pengembangbiakan ternak
Budidaya Ternak
adalah kegiatan pemeliharaan ternak dengan tujuan utama pembesaran/
penggemukan ternak
VII. KONSEP DEFINISI
Kematian
adalah jumlah ternak yang mati karena sakit atau kecelakaan seperti
tertabarak kendaraan, terbenam, dimakan binatang buas, dan dimusnahkan.
Mati karena dipotong/disembelih tidak termasuk dalam kategori mati,
tetapi termasuk kategori Pemotongan
VII. KONSEP DEFINISI
Pengurangan Lain
adalah pengurangan ternak yang disebabkan oleh:
• Ternak yang diberikan kepada pihak lain sebagai bantuan, hibah atau
bagi hasil
• Penyerahan kembali ternak yang dibagi hasilkan kepada pemilik
• Ternak yang hilang karena dicuri atau sebab lain
Kelahiran/Penetasan
adalah lahir/menetas hidup, yaitu ternak yang dilahirkan/dieteaskan
menunjukkan tanda-tanda kehidupan antara lain: jantung berdenyut,
bernafas dan bergerak. Kelahiran tetap dicatat, walaupun pada saat
pencacahan anak maupun induknya sudah tidak ada lagi (karena dijual,
dipotong, dll)
VII. KONSEP DEFINISI
Penambahan Lain
adalah penambahan ternak selain pembelian dam kelahiran/penetasan,
misalnya:
• ternak yang diterima dari pihak lain sebagai bantuan, hibah, dan bagi hasil
• penerimaan dari pengembalian ternak bagi hasil
Stok Awal
adalah jumlah ternak yang dikuasai oleh rumah tanggapada saat setahun yang
lalu (dihitung satu tahun mundur mulai dari satu hari sebelum pencacahan)
Keurmaster
adalah tenaga paramedik pemerintah yang telah mengikuti pelatihan tentang uji
daging, dan bertugas di Rumah Potong Hewan (RPH), serta ditunjuk oleh Dinas
Peternakan/Dinas yang membidangi fungsi peternakan atas nama bupati/walikota
yang selanjutnya memiliki kewenangan untuk melaksanakan uji daging.
VII. KONSEP DEFINISI
PSKP2011
ST2013 1 14.805.053 ekor
12.686.239 ekor
PSPK2011
597.135 ekor PSPK2011
2 Sapi Perah
1.305.016 ekor Kerbau
3
ST2013
444.266 ekor
ST2013
1.109.636 ekor
VIII. STATISTIK HASIL
(RPH/TPH 2019)
*Data Triwulan I
ACEH
RIAU
18 RPH KEP. RIAU JAMBI
21 RPH 5 RPH
4 TPH 15 TPH
7 Kab. Tanpa 7 Kab. Tanpa
RPH/TPH
RPH/TPH
KEP. BANGKA
SUMATERA BELITUNG
BARAT
6 RPH
25 RPH 14 TPH
BENGKULU LAMPUNG
54 TPH 0 Kab. Tanpa
1 Kab. Tanpa 8 RPH 7 RPH RPH/TPH
RPH/TPH 1 TPH 20 TPH
3 Kab. Tanpa 5 Kab. Tanpa
RPH/TPH RPH/TPH
VIII. STATISTIK HASIL
(RPH/TPH 2019)
*Data Triwulan I
DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR
BANTEN
15 RPH
7 TPH
0 Kab. Tanpa
RPH/TPH
2 RPH
0 TPH
KALIMANTAN
BARAT
3 Kab. Tanpa
RPH/TPH
7 RPH
56 TPH KALIMANTAN
TIMUR
4 Kab. Tanpa
RPH/TPH 9 RPH
KALIMANTAN
0 TPH
TENGAH 2 Kab. Tanpa
RPH/TPH
5 RPH
12 TPH KALIMANTAN
SELATAN
0 Kab. Tanpa
RPH/TPH 9 RPH
1 TPH
3 Kab. Tanpa
RPH/TPH
VIII. STATISTIK HASIL
(RPH/TPH 2019)
*Data Triwulan I
GORONTALO
SULAWESI UTARA
8 RPH
19 TPH 2 RPH
0 Kab. Tanpa 2 TPH
RPH/TPH 12 Kab. Tanpa
RPH/TPH
SULAWESI SULAWESI
BARAT TENGAH
2 RPH 14 RPH
1 TPH 13 TPH
3 Kab. Tanpa 2 Kab. Tanpa
RPH/TPH RPH/TPH
SULAWESI SULAWESI
SELATAN TENGGARA
55 RPH 9 RPH
37 TPH 12 TPH
0 Kab. Tanpa 6 Kab. Tanpa
RPH/TPH RPH/TPH
VIII. STATISTIK HASIL
(RPH/TPH 2019)
*Data Triwulan I
PAPUA BARAT
MALUKU UTARA
1 RPH 3 RPH
12 TPH 4 TPH
5 Kab. Tanpa 9 Kab. Tanpa
RPH/TPH
RPH/TPH
PAPUA
MALUKU
1 RPH
17 TPH
2 RPH 24 Kab.
12 TPH Tanpa
RPH/TPH
6 Kab. Tanpa
RPH/TPH
TANTANGAN
DARI STAKEHOLDER
5 Agustus 2019
I Ketut Diarmita
(Dirjen PKH, Kementan RI):
http://sinarharapan.net/2016/04/7778/
BPS Menjamin Kerahasiaan Data yang Diberikan
(UU No. 16 Tahun 1997 pasal 21)
Terima Kasih
bpshq@bps.go.id
Jl. dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710
peternakan@bps.go.id
(021) 3841195, 3842508, 3810291 Badan Pusat Statistik (Page)