Oleh:
NI KADEK ANA SETYA PRATIWI
2014901046
6. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnostic DHF perlu dilakukan berbagai
pemeriksaan penunjang, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi, (Hadinegoro, 2006).
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
a) IgG dengue positif (dengue blood)
b) Trombositipenia
c) Hemoglobin meningkat >20%
d) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
e) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema,
hiponatremia, hipokalemia
f) SGOT dan SGPT mungkin meningkat
g) Ureum dan pH darah mungkin meningkat
h) Waktu perdarahan memanjang
i) Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik
PCO2 <35-40 mmHg, HCO3 rendah.
2) Pemeriksaan urine
Pada pemeriksaan urine dijumpai albumin ringan.
b. Pemeriksaan serologi
Beberapa pemeriksaan serologis yang biasa dilakukan pada klien yang
diduga terkena DHF adalah:
1) Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test)
2) Uji komplemen fiksasi (CF test)
3) Uji neutralisasi (N test)
4) IgM Elisa (Mac. Elisa)
5) IgG Elisa
6) Melakukan pengukuran antibodi pasien dengan cara HI test
(Hemoglobin Inhibiton test) atau dengan uji pengikatan
komplemen
(komplemen fixation test) pada pemeriksaan serologi dibutuhkan
dua bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada masa
penyembuhan. Untuk pemeriksaan serologi diambil darah vena 2-5
ml.
c. Pemeriksaan radiology
1) Foto thorax
Pada foto thorax mungkin dijumpai efusi pleura.
2) Pemeriksaan USG
Pada USG didapatkan hematomegali dan splenomegaly.
Analisa Data
a. Data subyektif
Pada pasien DHF data subyektif yang sering ditemukan adalah :
1) Lemah
2) Panas atau demam
3) Sakit kepala
4) Anoreksia (tidak mafsu makan, mual, sakit saat makan)
5) Nyeri ulu hati
6) Nyeri pada otot dan sendi
7) Pegal-pegal pada seluruh tubuh
8) Konstipasi
b. Data obyektif
Data obyektif yang dijumpai pada penderita Dengue Haemoragic
Fever adalah :
1) Suhu tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan
2) Mukosa kering, perdarahan pada gusi, lidah kotor
3) Tampak bintik merah pada kulit (ptekie) uji tournikuet positif,
epistaksis, (perdarahan pada hidung),ekimosis, hematoma,
hematemesis, melena.
4) Nyeri tekan pada epigastrik
5) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limfa
6) Pada renjatan nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstrimitas dingin,
gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan penyakit
infeksi Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang
ditemukan, diagnosa keperawatan yang muncul antara lain (Hidayat
A. Aziz Alimul, 2009):
1) Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses
infeksi virus dengue
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual
dan nafsu makan yang menurun
3) Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor
pembekuan darah (trombositopeni)
4) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dehidrasi karena
peningkatan suhu tubuh.
5) Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan yang
berlebih
2. Perencanaan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses
infeksi virus dengue
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
mengetahui menarik
tentang pentingnya 4) Memungkinkan makanan
4) Anjurkan pasien tetap yang disukai pasien akan
nutrisi.
memaksimalkan ritual memampukan pasien
2. Klien makan habis makan yang disukai klien untuk mempunyai pilihan
1 porsi, tidak
selama di RS terhadap makanan yang
terjadi mual,
dapat dimakan dengan
muntah, dan
lahap.
anoreksia.
3. Klien mengalami
kenaikan berat 5) Memberikan informasi
7. Hemoglobin dan
hematroktit dalam
batas normal
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dehidrasi karena
peningkatan suhu tubuh.
Kriteria hasil :
2) Pertahankan
1. Pasien mengatakan 2) Evaluator langsung
catatan input dan
mengetahui tentang status cairan. Perubahan
output yang akurat.
dampak yang timbul tiba-tiba pada berat
jika kekurangan badan dicurigai
cairan.
kehilangan/retensi
2. Keluarga 3) Monitor status cairan.
pasien mengatakan dehidrasi
3) Peningkatan
mau mengevaluasi (observasi turgor
suhu/memanjang nya
langsung status kulit, obsevasi
demam meningkatkan
cairan pasien. membran mukosa, laju metabolik dan
dan nadi adekuat) kehilangan cairan
3. Pasien mengatakan
jika di perlukan. melalui evaporasi TD
mampu memantau
ortotastik berubah dan
perubahan tanda
peningkatan takikardia
tanda vital pasien.
menunjukkan
4. Nadi 80-100x/menit, kekurangan cairan
suhu tubuh dalam sistemik.
rentang normal 36,5 - 4) Observasi
4) Memantau perubahan
37°C tanda-tanda
tanda-tanda vital pada
vital
5. Tidak ada tanda klien.
6) Kolaborasi
pemberian cairan
IV
3) Untuk memonitor
tentang adanya
kondisi pasien selama
tanda tanda
perawatan terutama saat
tentang
terjadi perdarahan.perawat
perdarahan.
segera mengetahui tanda-
3) Monitor keadaan
2. Pasien mengatakan tanda presyok/syok
umum pasien
mau memberikan
4) Mengidentifikasi dan
informasi kepada
mengontrol keadaan sirkulasi
tim medis untuk
darah,warna kulit,denyut
memastikan tidak
jantung,ritme nadi serta
terjadi syok.
kapiler refill
3. Keluarga pasien
mengatakan 5) Cairan intravena
mampu diperlukan untuk mengatasi
4) Monitor status
kehilangan cairan tubuh
melaporkan segera sirkulasi darah,warna
secara hebat.
jika pasien terjadi kulit,suhu kulit,denyut
perdarahan. jantung,ritme nadi 6) Untuk mengetahui
perifer,dan kapiler tingkat kebocoran pembuluh
4. Nadi 80-100x/mnt
darah yang dialami pasien
dan RR 20- refill
dan untuk acuan melakukan
30x/mnt dalam 5) Kolaborasi pemberian tindakan lebih lanjut
batas normal intravena.
5. Tidak ada
pernafasan
takipneu.
6. Akral hangat
7. Tidak ada tanda 6) Kolaborasi
tanda perdarahan pemeriksaan
HB,PCV.Trombosit
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melaksanakan order keperawatan yang disusun
sesuai rencana pleh klien, perawat atau orang lain. Implementasi dapat
mencakup dengan tenaga perawatan kesehatan lain dalam menjalankan
tanggung jawab. (Deden Darmawan, 2012)
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa perintah dokter,
tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktik
American Nursing Association (1973), undang–undang praktik perawat
negara bagian dan kebijakan institusi perawat kesehatan. (Nuratif dan
Kusuma, 2015)
Tindakan keperawatan kolaboratif, diimplementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawatan kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah –
masalah klien.
Dokumentasi tindakan keperawatan dan respons klien terhadap
tindakan keperawatan, dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian
atau aktifitas yang otentik dengan mempertahankan catatan – catatan yang
tertulis. Dokumentasi merupakan wahana untuk komunikasi dari salah
satu profesional ke profesional lainnya tentang status klien. Dokumentasi
klien memberikan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaboratif
yang diimplementasikan oleh perawat. (Christiana, 2012)
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai atau tidak. Dalam evaluasi perawat seharusnya memiliki
pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi
keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan
yang ingin dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan
keperawatan pada kriteria hasil.(Christiana, 2012).
Dalam proses keperawatan berdasarkan permasalahan yang muncul
maka hal-hal yang diharapkan pada evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Suhu tubuh menurun (dalam batas normal 36 – 37°C)
b. Kebutuhan pasien akan nutrisi dapat terpenuhi
c. Pasien tidak terjadi pendarahan
d. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi
e. Aliran darah kejaringan tubuh kembali normal
DAFTAR PUSTAKA
Hadinegoro H Sri Rejeki, 2006. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi virus
dengue pada anak. Ikatan dokter anak Indonesia: Makasar
Nurarif & Kusuma, 2015. Buku saku diagnosa keperawatan. Depkes RI. 2009
EGC: Jakarta
Vyas, Jatin M, et al. 2014. Dengue Hemorrhagic Fever. Diakses pada hari Senin,
1 Desember 2020 jam 12.00 WITA dari
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm
WHO. 2015. Dengue and Severe Dengue. Diakses pada hari Senin, 1 Desember
2020 jam 12. 10 WITA dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/